Lingkungan Eksternal and Hubungan Antar (1)

“External Environment & Inter Orgnizational Relationship”
(Lingkungan Eksternal & Hubungan Antar Organisasi)
TUGAS ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk tugas
Magister Management Universitas Mercu Buana
Dosen

: Tajuddin Pogo

Anggota

: 1. Hadian Firdaus
2. Muyi Ayoe
3. Melly Nursyifa
4. Tommy Yulianto

DEPOK
2015

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, Kami dapat menyelesaikan tugas
Organization Theory and Design yang berjudul ‘External Environment & Inter
Organizational Relationship’.
Dalam penyusunan tugas ini, Kami mendapat bantuan dan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa Kami mengucapkan terimakasih.
Disamping itu Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, Kami masih memerlukan bimbingan dari semua pihak yang dapat
membangun motivasi Kami.

Jakarta, 18 Oktober 2015

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul……………………………………………………..…

i

Kata Pengantar……………………………………………………….


ii

Daftar Isi……………………………………………………………....

iii

1. A. Lingkungan Manajemen.........................................................
1. Lingkungan Eksternal Manajemen..................................
a. Lingkungan Eksternal Mikro....................................
b. Lingkungan Eksternal Makro...................................
2. Lingkungan Internal Manajemen....................................
a. Lingkungan Eksternal Makro...................................
b. Lingkungan Eksternal Mikro....................................
c. Lingkungan Internal.................................................
3. Tanggung Jawab Sosial Manajemen...............................
a. Macam-macam Tanggung Jawab Sosial Manajer....
 Societal Ethics....................................................
 Occupational Ethics...........................................
 Individual Ethics...............................................
 Organizational Ethics........................................

b. Mengapa Harus Memiliki Tanggung Jawab
Sosial.......................................................................
c. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan..........
B. Interorganizational Relationship.........................................
1. Fundamental Bisnis.......................................................
a. Model Bisnis...........................................................
b. Performansi Perusahaan...........................................
c. Maksud Strategi Perusahaan....................................
d. Usaha-usaha Strategis Perusahaan...........................
2. Budaya Perusahaan........................................................
3. Basic Bisnis Outlook......................................................
4. Trend Yang Berdampak Terhadap Perusahaan.............
5. Lingkungan Ekonomi dan Lini Bisnis...........................
6. Teknologi.......................................................................
7. Kompetisi.......................................................................
8. Enterprise......................................................................

1
1
2

3
4
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
8
8
13
13
13
14
14
14

14
14
14
15
15
16

C.
D.
E.
F.

9. Kultur............................................................................
10. Politik............................................................................
Mengelola Hubungan di Era Baru........................................
Ekologi Populasi...................................................................
Bentuk Organisasi dan Niche...............................................
Kelembagaan........................................................................

16

16
17
18
19
20

Ringkasan dan Interpretasi................................................................

25

Key Concepts.......................................................................................

26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

28

A. Lingkungan Manajemen
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan

yang dihadapi oleh seorang manajer. Lingkungan disini diartikan sebagai
segala sesuatu yang ada didalam maupun diluar perusahaan, sedangkan
menejemen adalah proses membuat perencanaan, pengorganisasian,
memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.
Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep
dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak
harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga
harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau extern.
Menurut Robert W. Duncan, menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-

faktor lingkungan eksternal didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan
sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan
dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis
lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Fred David, analisis SWOT adalah metode perencanaan
strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan

eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Berikut ini akan kita bahas mengenai lingkungan internal dan
eksternal menejemen.
1. Lingkungan Eksternal Manajemen
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang
berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan
dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan
mempengaruhi manajer didalam pengambilan keputusan yang akan
dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu
perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau
masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan
lingkungan makro.
a. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai
pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan
eksternal mikro diartikan sebagai faktor-faktor di luar rumah tangga
produksi atau dunia usaha yang berpengaruh langsung terhadap
kegiatan dunia usaha.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan ekasternak mikro adalah :
 Penyedia/pemasok (supplier) dengan adanya pemasok faktorfaktor produksi, muncul kegiatan produksi, disamping itu

pemasok juga menunjang kelangsungan hidup dunia usaha



Perantara adalah pihak-pihak yang berperan dalam penyebaran
hasil-hasil produksi dari produsen ke tangan konsumen hingga
siap



dikonsumsi,

misalnya

distributor,

pengecer

dan


sebagainya.
Teknologi berkaitan secara langsung dengan perkembangan
proses pengolahan yang berupa penemuan baru baik peralatan
maupun metode kerjanya. Lembaga yang berkecimpung dalam



bidang ini misalnya lembaga Ristek, Litbang dan sebagainya.
Pasar dalam arti luas. Meskipun letaknya berada di luar
kegiatan produksi, tetapi karena seluruh hasil produksi adalah
untuk melayani (dijual ke) pasar, maka semua pihak yang
terlibat dan berada di dalam pasar termasuk unsur lingkungan

eksternal mikro.
b. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai
pengaruh tidak langsung. Masing-masing anggota dunia usaha
memiliki perbedaan dalam memberikan faktor-faktor yang secara
kongkret dapat dimasukkan ke dalam lingkungan eksternal makro atau
mikro. Hal ini disebabkan oleh sifat majemuk kegiatan dunia usaha.
Oleh karena itu pertimbangan pemilihan factor eksternal makro dan

mikro dilakukan secara umum.
Secara umum unsure-unsur lingkungan eksternal makro dunia usaha
adalah sebagai berikut :
 Keadaan alam.
 Politik dan hankam, keadaan politik dan pertahanan keamanan


secara umum menciptakan iklim ketenangan usaha.
Hukum peraturan perundangan-undanagan yang berlaku
misalnya



undang-undang

perpajakan,

perburuhan

dan

sebagainya.
Perekonomian, tingkat pendapatan, pola-pola pemenuhan
kebutuhan masyarakat, tingkat investasi dan sebagainya.



Pendidikan dan teknologi tingkat kecerdasan kehidupan
masyarakat

yang

berkaitan

dengan

penguasaan

dan

pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi pada


umumnya.
Sosial dan kebudayaan: pandangan dan nilai-nilai yang dianut
masyarakat seperti terwujud dalam norma-norma etika dan
sosial, kepercayaan, agama, kesenian, pola hubungan antar



individu dan sitem kerja samanya, serta strata sosial.
Kependudukan jumlah tingkat kelahiran-kematian, penyebaran
penduduk (misalnya urbanisasi dan transmigrasi), umur dan



jenis kelamin.
Hubungan internasional: mencakup banyak hal seperti proteksi
bahan barang dan jasa, nialai tukar mata uang teknologi,
kebudayaan, polkam dan sebagainya.

2. Lingkungan Internal Manajemen
Lingkungan internal dunia usaha adalah faktor-faktor yang berada di
dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi.
Faktor-faktor tersebut masih berada dalam jangkauan keputusan yang
diambil oleh pihak pelaksana dunia usaha, sehingga dapat dikuasai
langsung (controllable). Faktor-faktor yang termasuk lingkungan internal
dunia usaha adalah :
a. Tenaga kerja dalam arti pekerja atau karyawan: meliputi
lingkungan kerja fisik dan nonfisik, upah dan gaji jaminan hari tua,
pengembangannya dan sebagainya.
b. Peralatan dan mesin-mesin: tata letak, pemeliharaan/perawatan,
pembebanan, penerapan teknologi baru dan sebagainya.
c. Modal: para pemilik/penyetor modal, pengelolaan dana.
d. Bahan mentah, penolong, barang setengah jadi dan barang jadi:
pergudangan, arus aliran fisiknya dan sebagainya.

e. Sistem

informasi

dan

administrasi

untuk

kepentingan

pengambilan keputusan bagi manajemen, misalnya buku-buku
anggaran pembelian bahan, rencana penjualan, laporan penggunaan/
realisasi dana dan sebagainya.
Unsur-unsur lingkungan baik eksternal maupun internal secara
simulate berpengaruh timbal balik terhadap dunia usaha. Hal ini berarti
kehidupan dunia usaha juga mempengaruhi lingkungan. Dengan
demikian, dunia usaha dituntut pula tanggung jawabnya terhadap
kehidupan masyarakat luas. Contoh pengaruh timbal balik antara
lingkungan dan dunia usaha :
a. Lingkungan eksternal makro: dunia usaha turut serta meningkatkan
perekonomian masyarakat (tingkat pendapatan mereka bertambah)
sebab faktor-faktor produksi yang mereka serahkan dibayar oleh dunia
usaha. Adanya peningkatan taraf kehidupan menyebabkan permintaan
akan hasil-hasil produksi dari dunia usaha juga meningkat. Hal ini
berarti pula bahwa kegiatan dunia usaha tetap berlangsung bahkan
semakin berkembang.
b. Lingkungan eksternal mikro: kelangsungan hidup dari penyedia
bahan mentah sangat tergantung pada kegiatan dunia usaha, sebab
dunia usaha membutuhkan bahan mentah untuk menghasilkan alat
pemuas. Dengan kelancaran kegiatan dunia usaha berarti pula
dibutuhkan bahan mentah yang lebih banyak.
c. Lingkungan internal: apalagi lingkungan kerja menyenangkan dan
kesejahteraan serta pengembangan karyawan/pekerja diperhatikan,
maka semangat kerja akan semakin tinggi. Prestasi kerja yang tinggi
akan menguntungkan dunia usaha.
3. Tanggung Jawab Sosial Manejemen

Tanggung jawab Sosial Manajer / Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan.
Seorang manajer mempunyai tanggung jawab sosial atas keputusankeputusan

yang

diambil,

mengapa

dikatakan

demikian

karena

mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut
hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya
kepada organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang
bekerja).
Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat
mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima
faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha
ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya
undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan
perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan
kebutuhan organisasi.
a. Macam-macam Tanggung jawab Sosial Manajer
 Societal Ethics adalah standar-standar yang mengatur tentang
bagaimana anggota masyarakat harus berhubungan dengan
yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah tentang
keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu.
Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan

kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
Occupational Ethics atau Etika Profesi adalah standar-standar
yang mengatur tentang bagaimana anggota suatu profesi,

perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah
laku ketika melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical
ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus
menangani pasiennya. Contoh lainnya adalah etika untuk
pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar


dapat menjatuhkan hukuman untuk pelanggaran kode etik.
Individual Ethics adalah standar-standar yang mengatur
tentang bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap
orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam
situasi

dimana

kepentingan

pribadinya

dipertaruhkan.

Individual ethics dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan
didikan

secara

umum.

Pengalaman-pengalaman

yang

diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga
memberi kontribusi dalam pembentukan standar nilai yang
digunakan untuk mengevaluasi dan memutuskan apa yang


benar dan salah.
Organizational Ethics

adalah

petunjuk

praktis

untuk

perusahaan dan manajernya tentang bagaimana mereka harus
bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu
dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting
dalam pembentukan kode etik organisasi. Top manajer
memainkan

peranan

penting

dalam

menetapkan

etika

perusahaan.
Kadang-kadang bawahannya melakukan tindakan yang tidak
etis karena mereka mendapatkan tekanan dari atasannya, atau
mereka melakukan itu karena melihat atasannya juga
melakukan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
b. Mengapa harus memiliki Tanggung Jawab Sosial



Dengan menunjukkan tanggung jawab sosial, membantu
perusahaan untuk memiliki reputasi yang baik. Dengan
reputasi

yang

baik

dapat

meningkatkan

bisnis

dan

meningkatkan kemampuan untuk memperoleh sumber daya
dari stakeholder, meningkatkan keuntungan dan kemakmuran


pemegang saham.
Jika semua perusahaan melakukan tanggung jawab sosial
seperti

menyediakan

pengobatan,

dana

pensiun,

dan

sebagainya, maka kualitas kehidupan akan meningkat,
mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat penganguran
akan relatif rendah.
c. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
 Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat & pemerintah
 Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan
masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi



win-win solution.
Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dlm menjalankan misi sosial & pemerintah
dlm hal tanggung jawab sosial.

B. Interorganizational Relationships
Ekosistem Organisasi, hubungan interorganisasi adalah sistem yang
terbentuk dari interaksi komunitas organisasim dan lingkungannya.
Ekosistem ini memotong jalur industri tradisional. Sebuah perusahaan dapat
membentuk ekosistemnya sendiri.
Sebagai contohnya, Microsoft telah menjelajahi empat industri utama:
consumer electronic, informasi, komunikasi, dan PC.

Di dalam ekosistem juga meliputi ratusan supplier, termasuk juga HewlettPackard dan Intel, serta jutaan pelanggan.
Apakah sudah tidak ada lagi kompetisi? Tidak ada perusahaan
yang dapat berdiri sendiri. Organisasi di seluruh dunia terikat dalam jaringan
komplek yang hubungannya terkadang membingungkan-berkolaborasi di satu
sisi dan berkompetisi di sisi yang lain. Riset telah menunjukkan bahwa aliansi
besar terjadi diantara organisasi yang saling menjadi kompetitor.
Persaingan tradisional dengan asumsi bahwa sebuah perusahaan yang berbeda
yang berkompetisi untuk kelangsungan usaha dan supremasi dengan bisnis
yang berdiri sendiri sudah tidak lagi karena setiap usaha saling membantu dan
tergantung untuk kesuksesan dan kelangsungan usahanya.
Amazon.com adalah perusahaan yang pertama kali memasuki usaha retail on
line. Amazon memiliki partnership dengan ratusan retailer besar dan kecil,
termasuk Target, Land End, dan Goldsmith Internasional. Amazon dan
mitranya menggambarkan suatu ekosistem dimana setiap perusahaan saling
tergantung dan memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Perubahan Peran dari managemen. Dalam ekosistem bisnis, para
manajer belajar untuk bergerak melebihi dari strategi koroporat tradisional,
mendisain hirarki dan mengontrol ekosistem. Jika top manager hanya melihat
kebawah untuk menekankan order dan keseragaman, maka perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan ekternal.
Dalam dunia yang terus berubah , para manajer harus lebih memikirkan lebih
banyak hubungan horizontal dibandingkan hubungan struktur vetikal.
Inisiatif penting tidak hanya dari atas ke bawah, tetapi harus lintas organisasi.
Hubungan horizontal sekarang ini sudah melibatkan pemasok dan pelanggan
dimana mereka sudah menjadi bagian dari team. Para manajer harus mulai
belajar melihat banyak sekali kesempatan untuk tumbuh bersama dalam
ekosistem melalui kerjasama bisnis yang saling menguntungkan.
Kerangka Hubungan Interorganisasional
 Ketergantungan sumberdaya. Tingkat ketergantungan sumber
daya didasarkan pada dua faktor. Yang pertama adalah tingkat

kepentingan sumberdaya bagi perusahaan. Dan yang kedua
adalah seberapa kekuatan deskresi dan monopoly yang mampu
mengatur aloksasi distribusi sumber daya tersebut. Banyak
organisasi

yang

sangat

peduli

dengan

ketergantungan

sumberdaya mengembangkan strategy untuk mengurangi
tingkat


ketergantungan

tersebut

dan

belajar

untuk

menggunakan power berdasarkan kunggulan kompetitifnya.
Sumberdaya strategi. Organisasi dapat bergabung dengan
asosiasi perdagangan untuk mengakomodasi kepetingannya
terkait dengan pengadaan sumber daya, penandatanganan
kontrak kerjasasma, merger dengan organisasi yang lain untuk



menjamin suplai material yang dibutuhkan.
Kekuasaan strtaegis. Perusahaan yang besar, mapan dan



mandiri biasanya menguasai supplier-suplier kecil.
Jaringan Kolaborasi. Perspektif jaringan kolaborasi menjadi
alternatif yang menarik. Bebrapa perusahaan bergabung untuk
meningkatkan posisinya dalam upaya untuk mendapatkan
sumberdaya. Mengapa Kolaborasi? Mengapa kolaborasi
interorganizational banyak diminati? Alasan utama adalah
berbagi risiko ketika memasuki pasar baru, pemasangan
program baru yang mahal dan mengurangi biaya, dan
meningkatkan profil organisasi dalam industri atau teknologi
yang dipilih. Kerjasama adalah prasyarat untuk inovasi yang
lebih besar, pemecahan masalah, dan performance. Selain itu,
kemitraan merupakan jalan utama untuk memasuki pasar
global.

Amerika Utara telah belajar dari pengalaman internasional mereka
hanya bagaimana hubungan yang efektif dapat inter-organizational. Baik
Jepang dan Korea memiliki tradisi panjang perusahaan klan atau kelompok
industri yang berkolaborasi dan membantu satu sama lain. Amerika Utara
biasanya memiliki saling ketergantungan yang dianggap 'buruk, percaya
bahwa hal itu akan mengurangi kompetisi.’
Namun, pengalaman kolaborasi di

negara-negara

lain

telah

menunjukkan bahwa persaingan di antara perusahaan-perusahaan dapat sengit
di beberapa daerah, bahkan saat mereka berkolaborasi dalam diri orang lain.
Seolah-olah saudara-saudara dari satu keluarga masuk ke bisnis yang terpisah
dan ingin mengalahkan satu sama lain, namun mereka masih mencintai satu
sama lain dan akan membantu satu sama lain ketika diperlukan.
Interorganizationallinkages menyediakan semacam jaring pengaman
yang mendorong investasi jangka panjang dan pengambilan risiko.
Perusahaan dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam hal inovasi dan
kinerja ketika mereka belajar bergeser dari berlawanan kepada kemitraan.
Dalam banyak kasus perusahaan sedang belajar untuk bekerja sama.
Perhatikan contoh berikut:
a. Chrysler Crossfire mobil sport baru dirancang bekerja sama dengan
mitranya Mercedes dan Mitsubishi dan pemasok. Pembuat mobil
membangun pabrik baru di Kanada di mana 'karyawan pemasok akan
melebihi jumlah pekerja Chrysler. Pemasok akan melakukan segalanya
dari pelengkungan baja sampai pengecatan body, sedangkan karyawan
Chrysler hanya menangani assembling akhir.
b. Raksasa farmasi Pfizer yang bekerja sama dengan lebih dari 400
perusahaan di bidang penelitian dan proyek-proyek pembangunan dan
kampanye pemasaran. Sebagai contoh, Pfizer telah menerima miliaran
dolar dari promosi dari Warner-Lambert Lipitor, obat untuk mengobati
kolesterol tinggi.

c. The Chicago Mercantile Exchange dan Chicago Board of Trade adalah

pesaing Crosstown, tetapi mereka bekerja sama untuk membangun “Webenabled sistem kliring“ yang memungkinkan lembaga-lembaga keuangan
melakukan transaksi uang untuk menjamin perdagangan.
d. Perusahaan-perusahaan kecil bersatu untuk bersaing dengan perusahaan
yang jauh lebih besar. Empat puluh microbreweries lokal membentuk
Oregon Brewers Guild untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan
untuk bersaing dengan kerajinan brews dari Miller dan AnheuserBusch.
Dari perlawan menjadi kemitraan. Di Amerika Utara, kolaborasi
antara organisasi awalnya terjadi diorganisasi not-for-profit pelayanan sosial
dan kesehatan mental, di mana kepentingan publik terlibat. Organisasi
masyarakat bekerja sama untuk mencapai efektivitas yang lebih besar dan
lebih baik. Dengan dorongan dari pesaing bisnis di Amerika mulai beralih ke
paradigma kemitraan baru yang akan menjadi dasar hubungan mereka.
Banyak perusahaan berubah dari pola pikir yang berlawanan
tradisional ke orientasi kemitraan. Bukti dari penelitian terhadap perusahaanperusahaan seperti General Electric, Toyota, Whirlpool, Harley-Davidson,
dan Microsoft menunjukkan bahwa kemitraan memungkinkan mengurangi
biaya dan meningkatkan nilai bagi kedua belah pihak.
Ukuran kinerja untuk kemitraan secara longgar didefinisikan, dan
masalah diselesaikan melalui diskusi dan dialog. Mengelola hubungan
strategis dengan perusahaan lain telah menjadi keahlian manajemen yang
kritis.
Perusahaan bekerja menuju keuntungan yang adil untuk kedua belah
pihak, bukan hanya untuk keuntungan mereka sendiri. Model baru ini
ditandai dengan oleh banyaknya berbagi informasi, termasuk keterkaitan
elektronik untuk tatap muka, diskusi untuk memberikan umpan balik yang

korektif dan memecahkan masalah. Kadang-kadang orang-orang dari
perusahaan lain di lokasi yang memungkinkan koordinasi yang sangat dekat,
seperti yang kita lihat dalam bab-pembukaan
Pola pikir kemitraan baru ini dapat dilihat dalam sejumlah industri.
Produsen kontrak Microsoft mempekerjakan Elextronics untuk tidak hanya
membangun

namun

juga

membantu

merancang

Xbox,

permainan

elektroniknya console.
Lingkungan kompetisi dan bidang industri. Setiap industri mempunyai
ritme dan tempo sendiri-sendiri. Meskipun mungkin ada variasi individu atau
bahakan unit, perusahaan tetap mempunyai siklus tertentu di keseluruhan lini
bisnis.
1. Fundamental bisnis
Untuk mengetahui fundamental bisnis perusahaan, maka kita dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Model Bisnis
Model bisnis adalah gambaran singkat dari suatu perusahan tentang
cara menghasilkan uang. Menggambarkan tentang barang yang dijual,
siapa pembelinya, delivery produk atau layanan, cara mendapat
pelanggan dan menjaganya, cara perusahaan ( atau setiap bisnis unit )
mengatur agar pendapatannya lebih besar dari pembelanjaannya.
b. Performansi Perusahaan
Pengetahuan tentang metrik yang menunjukkan performansi bisnis
seperti revenue, revenue growth, earning, Return On Asset, kontribusi
keuntungan dll. Jika suatu perusahaan mempunyai beberapa bisnis
unit, setiap bisnis unit mempunyai key financial performance
indikator. Jika suatu perusahaan mempunyai Balance Scorecard, maka
akan mudah untuk mengetahui metrik finaksial dan non-finansial.
c. Maksud Strategi Perusahaan

Maksud Strategi perusahaan menunjukkan visi jangka panjang, target
perusahaan secara keseluruhan. Jika pernyataannya tidak secara jelas
menunjukkan keunggulan kompetitif maka perlu digali lebih dalam.
Hal ini penting karena organisasi TI harus selaras dengan maksud
strategi perusahaan. Pendekatan untuk mengetahui keunggulan
kompetitif menurut Michael Tracy and Fred Wiersma dalam bukunya
yang berjudul The Discipline of Market Leader terdiri dari :
 Operational Excellence
 Customer Intimacy
 Product/Service Leadership and Innovation
d. Usaha-usaha strategis perusahaan
Usaha-usaha ini pada umumnya membutuhkan waktu 1-3 tahun secara
horisontal berhubungan dengan perubahan fundamental model bisnis
dan struktur industri, dengan suplier atau kustomer atau keduanya.
Hal ini akan memberikan dampak terhadap organisai TI yang akan
dibentuk.
2. Budaya Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai budaya sendiri-sendiri. Budaya organisasi
ini pada umumnya berasal dari masa lalu. Penerapan Organisasi TI harus
memperhatikan budaya perusahaan agar berhasil.
3. Basic Bisnis Outlook

Basic bisnis outlook menggambarkan kondisi perusahaan saat ini. Hal ini
penting untuk membuat organisasi TI yang sesuai dengan kondisi
perusahaan. Survey terhadap 3.000 perusahaan menunjukkan adanya 3
basic bisnis outlook:
a. Fighthing for survival
Karakteristik dari tipe ini adalah pemotongan besar-besaran untuk
budget bisnis dan TI, dihapusnya inisiatif TI dan terus-menerus
mencari cara untuk mengurangi biaya bisnis dan TI.
b. Maintaining competitiveness

Karakteristik dari tipe ini adalah budget yang relatif datar atau sama
dari tahun ke tahun dan komplitnya sistem dan program yang ada,
tetapi masih mempunyai perhatian terhadap inisiatif bisnis baru.
Ketika kondisi ekonomi membaik, maka perusahaan akan melakukan
investasi proyek baru dan besar.
c. Breaking away
Menunjukkan kenaikan yang signifikan untuk bisnis dan TI dan
melakukan langkah-langkah agresif terhadap pesaing.
4. Trend yang berdampak terhadap perusahaan
5. Lingkungan ekonomi dan lini bisnis
Iklim investasi berubah dan bergeser, tetapi pada umumnya pasti ada
tanda-tanda yang samar-samar.
6. Teknologi
Teknologi selalu berkembang, sehingga perlu diketahui ke arah mana
teknologi yang berkembang tersebut. Apakah akan mempengaruhi
perusahaan, pekerjaan, dan layanan, dan teknologi apa yang sedang
dilihat pesaing atau sedang di test.
7. Kompetisi
Kejutan bisa datang dari kompetitor atau pemain baru. Tetapi biasanya
kompetisi datang dari jalur industri dan lingkungan ekonomi yang lama.
8. Enterprise
Dengan diketahui track perusahaan melalui Key Perfomance Indicator,
maka akan segera diketahui arahnya sehingga organisasi TI dapat
menyediakan arah yang sesuai.
9. Kultur

Perubahan kultur pada umumnya berjalan lambat, tetapi sebaiknya
organisasi TI dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kultur yang
berjalan secara diam-diam.
10. Politik
Harus mengetahui pengaruh key people sehingga organisasi TI dapat
menyesuaikan diri dengan agenda perusahaan. Key people tersebut
adalah:
a. Stakeholder
Stakeholder pada umumnya berasal dari core business. Stakeholder
adalah grup atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh keputusan dan operasi Teknologi Informasi. Stakeholder itu saat
ini adalah unit korporasi, bisnis unit, Board of Director, business
partner, TI Staff, service provider, pelanggan external, dan agent
eksternal. Tanpa manajemen yang tepat, stakeholder dapat melakukan
blocking terhadap inisiatif atau menjadi partisipan pasif yang tidak
memberikan dukungan terhadap inisiatif sukses. Hasil segmentasi
stakeholder terdiri dari 4 kelompok :
 Strong opponent
Stakeholder berbahaya dan dapat menggagalkan pencapaian.
 Strong supporter
Merupakan pendukung utama



Weak supporter
Merupakan pendukung, tetapi kekuatannya lemah
Weak opponent
Dapat menggagalkan pencapaian, tetapi kekuatannya lemah
untuk saat ini.

C. Mengelola Hubungan Di Era Baru
Greenhalgh mengatakan manajer perlu cara berpikir baru agar sesuai
dengan realitas era baru. Berikut adalah beberapa panduan:



Sadarilah bahwa kontrak hukum yang rinci dapat merusak
kepercayaan dan niat baik. Greenhalgh menekankan kebutuhan
untuk membangun hubungan yang didasarkan pada kejujuran,
kepercayaan, pengertian, dan tujuan bersama, bukannya di
hukum sempit kontrak yang berkonsentrasi pada bisnis apa



yang bisa diberikan kepada yang lain.
Perlakukan mitra, seperti anggota organisasi Anda sendiri.
Anggota organisasi-organisasi mitra harus aktif participants
dalam pengalaman belajar dengan menjadi terlibat dalam
pelatihan; pertemuan tim, dan kegiatan lainnya.
Memberikan organisasi mitra karyawan kesempatan untuk
membuat kontribusi yang asli lebih mempromosikan obligasi



dan rasa persatuan.
Top manajer harus menjadi juara untuk aliansi. Manajer dari
kedua organisasi. harus bertindak dengan cara yang sinyal
untuk semua orang di dalam dan di luar organisasi penekanan
baru pada kemitraan dan kolaborasi. Menggunakan upacara
dan simbol-simbol dapat membantu menanamkan komitmen
untuk kemitraan dalam budaya perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa untuk berhasil dalam lingkungan hari ini,
tua-paradigma praktek manajemen berdasarkan kekuasaan, hirarki, dan
hubungan berlawanan harus diperdagangkan untuk persemakmuran era baru
praktek-praktek yang menekankan kerjasama dan bentuk-bentuk organisasi
komunal.
Perusahaan yang akan berkembang, Greenhalgh percaya, Uare orangorang yang benar-benar memiliki togetherthose tindakan mereka yang dapat
berhasil mengintegrasikan strategi, proses, pengaturan bisnis, sumber daya,
sistem, dan memberdayakan tenaga kerja. Itu dapat dicapai, ia berpendapat,

hanya dengan secara efektif menciptakan, membentuk, dan mempertahankan
hubungan strategis.
D. Ekologi populasi
Suatu populasi adalah seperangkat organisasi yang terlibat dalam
kegiatan serupa dengan pola yang sama dan hasil pemanfaatan sumber daya.
Adaptasi organisasi individu sangat terbatas dibandingkan dengan
perubahan yang diminta oleh lingkungan. Bentuk-bentuk organisasi yang
dianggap relatif stabil dilayani oleh perkembangan bentuk-bentuk baru
organisasi melalui inisiatif kewirausahaan.. Sebagaimana dibahas dalam bab
sebelumnya, maskapai penerbangan besar yang bergantung pada sebuah hubdan-sistem berbicara memiliki sangat kesulitan menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, bentuk-bentuk
organisasi baru seperti JetBlue muncul yang sesuai dengan kondisi saat itu,
mengisi ceruk baru, dan, seiring waktu, mengambil bisnis dari perusahaanperusahaan mapan.
Michael Hannan dan John Freeman, originators dari model ekologi
populasi organisasi, berpendapat bahwa ada banyak keterbatasan pada
kemampuan organisasi untuk berubah. Keterbatasan berasal dari investasi
berat pada tanaman, peralatan, dan personel khusus, informasi terbatas. Dari
sudut pandang para pengambil keputusan, organisasi yang sukses
membenarkan prosedur saat ini, dan kesulitan untuk mengubah budaya
perusahaan.
Menurut pandangan ekologi, ketika melihat suatu populasi organisasi
secara keseluruhan, perubahan lingkungan organisasi menentukan bertahan
atau gagal. Asumsinya adalah bahwa organisasi individu menderita
kelembaman struktural dan sulit untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Jadi, ketika terjadi perubahan yang cepat, organisasi tua

cenderung menurun atau gagal, dan muncul organisasi baru yang lebih sesuai
dengan kebutuhan lingkungan.
Populasi-ekologi Model ini dikembangkan dari teori seleksi alam
dalam biologi, dan evolusi dan seleksi istilah digunakan untuk merujuk pada
perilaku yang mendasari proses. Teori evolusi biologi mencoba menjelaskan
mengapa bentuk-bentuk kehidupan tertentu muncul dan bertahan hidup
sementara yang lain binasa. Beberapa teori menyarankan formulir yang
bertahan hidup biasanya paling sesuai untuk lingkungan terdekat.
E. Bentuk Organisasi dan Niche

Model Populasi-ekologi berkaitan dengan bentuk-bentuk organisasi.
Bentuk organisasi meliputi teknologi spesifik organisasi, struktur, produk,
tujuan, dan tenaga, yang dapat dipilih atau ditolak oleh lingkungan. Setiap
organisasi baru mencoba untuk menemukan ceruk (sebuah domain yang unik
sumber daya lingkungan dan kebutuhan) untuk mendukungnya. Ceruk
biasanya kecil pada tahap awal tetapi mungkin ada peningkatan ukuran dari
waktu ke waktu jika organisasi berhasil. Jika sebuah ceruk tidak tersedia,
organisasi akan menurun dan dapat binasa.
Dari sudut pandang satu perusahaan, keberuntungan, kesempatan, dan
keacakan memainkan bagian penting dalam kelangsungan hidup. Produk baru
dan ide-ide yang terus-menerus diajukan oleh pengusaha dan organisasi besar.
Keberhasilan atau kegagalan perusahaan diprediksi oleh karakteristik
lingkungan seperti oleh keahlian atau strategi yang digunakan oleh
organisasi.
F. Kelembagaan
Perspektif kelembagaan memberikan pandangan bahwa organisasi
memerlukan legitimasi dari para stakeholder. Dengan demikian, perspektif
kelembagaan menggambarkan 'bagaimana organisasi bertahan dan berhasil

melalui kesesuaian antara sebuah organisasi dan harapan dari lingkungannya.
Lingkungan kelembagaan terdiri dari norma-norma dan nilai-nilai dari
stakeholder (pelanggan, investor, asosiasi, papan, pemerintah, organisasi
berkolaborasi).
Legitimasi didefinisikan sebagai perspektif umum bahwa tindakan
organisasi yang diinginkan, tepat, dan tepat di dalam lingkungan sistem
norma, nilai, dan dengan demikian teori Kelembagaan berkaitan dengan
himpunan tak berwujud norma-norma dan nilai-nilai yang membentuk
perilaku. Organisasi harus sesuai dalam kognitif dan ekspektasi emosional
audiens mereka. Pertimbangkan juga pemerintah setempat.
Melihat kelembagaan juga melihat organisasi yang memiliki dua
dimensionstechnical esensial dan institusional. Dimensi teknis adalah harihari kerja, teknologi, dan kebutuhan operasi. Struktur kelembagaan adalah
bagian dari organisasi yang paling terlihat ke luar publik. Selain itu, dimensi
teknis diatur oleh norma-norma rasionalitas dan efisiensi, tetapi dimensi
kelembagaan diatur oleh harapan dari lingkungan eksternal.
Sebagai hasil dari tekanan untuk melakukan hal-hal yang layak dan
cara yang benar, struktur formal organisasi lebih mencerminkan harapan dan
nilai-nilai lingkungan daripada tuntutan aktivitas kerja. Ini berarti bahwa
suatu organisasi dapat menyertakan posisi atau kegiatan (kerja sama petugas,
e-commerce divisi, kepala petugas etika) yang dianggap penting oleh
masyarakat untuk meningkatkan prospek legitimasi dan kelangsungan hidup,
meskipun unsur-unsur ini dapat menurunkan efisiensi.
Sebagai contoh, banyak perusahaan-perusahaan kecil menyiapkan
situs Web, meskipun manfaat yang diperoleh dari situs yang kadang-kadang
sebanding dengan biaya pengurusan ini. Memiliki situs Web dianggap penting
oleh masyarakat yang lebih besar. Struktur formal dan desain dari suatu
organisasi mungkin tidak rasional terhadap alur kerja dan produk atau jasa,

tetapi akan menjamin kelangsungan hidup dalam lingkungan yang lebih
besar.
Organisasi beradaptasi dengan lingkungan dengan tanda kesesuaian
mereka dengan tuntutan dan harapan yang berasal dari norma-norma budaya,
standar yang ditetapkan oleh badan-badan profesional, lembaga donor, dan
pelanggan. Struktur adalah sesuatu suatu fase terputus dari pekerjaan teknis
melalui persetujuan, legitimasi, dan dukungan .Organisasi memiliki
kebutuhan yang kuat untuk muncul sah. Dengan demikian, banyak aspek dari
struktur dan perilaku dapat menjadi target terhadap penerimaan lingkungan,
bukan untuk efisiensi teknis internal.
Hubungan Interorganizational demikian adalah kekuatan-kekuatan
yang menyebabkan organisasi dalam populasi yang sama agar terlihat seperti
satu sama lain. Kelembagaan kesamaan, yang disebut isomorphism
kelembagaan dalam literatur akademis, adalah munculnya suatu struktur
dan pendekatan umum di antara organisasi di bidang yang sama.
Isomorphism adalah proses yang menyebabkan satu unit dalam populasi
untuk unit lain yang menyerupai wajah yang sama yang conditions
lingkungan.
Persis bagaimana meningkatkan kesamaan terjadi? Bagaimana
kekuatan ini sadar? Sebuah ringkasan dari tiga mekanisme untuk adaptasi
kelembagaan muncul dalam Bagan 3.5. Ketiga mimetis mekanisme inti
kekuatan, yang hasil dari respon untuk ketidakpastian; memaksa kekuatan,
yang berasal dari pengaruh politik dan kekuatan normatif, yang hasil dari
pelatihan umum dan profesionalisme.
Briefcase. Sebagai sebuah organisasi manajer, menjaga panduan
berikut ini:
Mengejar legitimasi dengan organisasi pemangku kepentingan utama dalam
lingkungan eksternal Mengadopsi strategi, struktur, dan teknik-teknik
manajemen baru yang memenuhi harapan pihak-pihak yang signifikan,
sehingga memastikan kerjasama dan akses mereka terhadap sumber daya.

Mimesis Forces. Kebanyakan organisasi, terutama organisasi bisnis,
menghadapi ketidakpastian yang besar.Eksekutif mengamati sebuah inovasi
dalam suatu perusahaan umumnya dianggap berhasil, sehingga praktik
manajemen dengan cepat ditiru. Contohnya adalah proliferasi hotspot WiFi di
kafe-kafe, hotel, dan bandar udara. Starbucks adalah salah satu perusahaan
pertama

yang

mengadopsi

Wi-Fi,

memungkinkan

pelanggan

untuk

menggunakan laptop dan komputer genggam di Starbucks toko. Praktek ini
dengan cepat telah ditiru oleh kedua perusahaan besar dan kecil, dari Holiday
Inn ke toko lokal. Fenomena ini dilakukan tanpa ada bukti jelas bahwa kinerja
akan ditingkatkan.
Proses mimesis menjelaskan mengapa fenomena itue terjadi di dunia
bisnis. Sekali ide baru dimulai, banyak organisasi berpegangan itu, hanya
untuk mengetahui bahwa aplikasi sulit dan dapat menyebabkan lebih banyak
masalah daripada memecahkannya
Gelombang merger baru-baru ini melanda banyak industri. Dua
dekade terakhir telah melihat merger dan akuisisi terbesar dalam sejarah ,
tetapi bukti-bukti menunjukkan bahwa banyak merger ini tidak menghasilkan
keuntungan keuangan yang diharapkan dan manfaat lainnya. Momentum itu
begitu kuat sehingga banyak perusahaan memilih untuk bergabung bukan
karena potensi peningkatan efisiensi atau keuntungan tetapi hanya karena
rasanya yang tepat untuk dilakukan.
Perampingan tenaga kerja adalah tren yang lain. Dapat disebabkan
sebagian untuk kekuatan mimesis. Meskipun beberapa bukti menunjukkan
bahwa perampingan itu menyakitkan bagi organisasi, namun manajer
menganggap itu sebagai yang sah dan efektif untuk meningkatkan kinerja.
Teknik seperti outsourcing, rekayasa ulang, program kualitas Six
Sigma, dan Balanced Scorecard telah banyak diadopsi tanpa bukti jelas
bahwa metode itu akan meningkatkan efisiensi atau efektivitas. Satu manfaat
tertentu adalah perasaan penuh ketidakpastian akan berkurang, dan citra

perusahaan

akan

meningkat

karena

perusahaan

dipandang

sebagai

menggunakan teknik-teknik manajemen terbaru.
Sebuah penelitian terbaru dari 100 organisasi menegaskan bahwa
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan penggunaan teknik-teknik
manajemen populer lebih dikagumi dan diberi nilai kualitas lebih tinggi
dalam manajemen, meskipun organisasi-organisasi ini sering kali tidak
mencerminkan kinerja ekonomi yang lebih tinggi.
Mimesis proses bekerja karena organisasi terus-menerus menghadapi
ketidakpastian yang tinggi. Ini adalah mekanisme yang kuat dimana group
bank, atau sekolah tinggi, atau perusahaan manufaktur mulai terlihat dan
bertindak seperti satu sama lain.
Coercive (Memaksa) Forces. Semua organisasi tunduk pada tekanan,
baik formal maupun informal, dari pemerintah, lembaga regulator, dan
organisasi-organisasi penting lainnya di lingkungan, khususnya perusahaan
yang bergantung. Kekuatan yang memaksa adalah tekanan-tekanan eksternal
yang diberikan pada suatu organisasi untuk mengadopsi struktur, teknik, atau
perilaku yang mirip dengan organisasi lain. Seperti halnya dengan perubahan
lain yang ditimbulkan karena kekuatan koersif tidak membuat organisasi
lebih efektif, tetapi akan terlihat lebih efektif dan akan diterima sebagai
sesuatu yang sah dalam lingkungan.
Beberapa tekanan mungkin memiliki kekuatan hukum, seperti mandat
pemerintah untuk mengadopsi peralatan pengendalian polusi baru. Peraturan
kesehatan dan keselamatan mungkin menuntut bahwa seorang petugas
keamanan ditunjuk. Peraturan baru dan dewan pengawasan pemerintah telah
diatur untuk industri akuntansi skandal akuntansi luas berikut.
Memaksa tekanan juga dapat terjadi antara organisasi-organisasi di
mana ada perbedaan kekuatan, seperti yang dijelaskan dalam bagian
ketergantungan sumber daya sebelumnya dalam bab ini. Pengecer dan pabrik
besar sering menegaskan bahwa kebijakan tertentu, prosedur, dan teknik yang
digunakan oleh pemasok mereka. Ketika Honda mengambil Donnelly

Corporation untuk membuat semua mirror untuk mobil-mobil buatan AS,
Honda bersikeras bahwa Donnelly melaksanakan program pemberdayaan
karyawan. Manajemen Honda percaya bahwa kemitraan bisa bekerja hanya
jika Donnelly belajar bagaimana membina hubungan internal kolaboratif.
Perubahan organisasi yang dihasilkan dari kekuatan-kekuatan koersif
terjadi ketika sebuah organisasi tergantung pada yang lain, bila ada faktorfaktor politik seperti peraturan, hukum, dan sanksi yang terlibat, atau ketika
kontrak lain atau dasar hukum mendefinisikan hubungan. Organisasi yang
beroperasi di bawah kendala tersebut akan mengadopsi perubahan dan
berhubungan satu sama lain dengan cara yang meningkatkan batas
homogenitas dan keragaman.
Normatif Forces. Alasan ketiga perubahan organisasi menurut
pandangan kelembagaan adalah kekuatan normatif. Tekanan untuk berubah
untuk mencapai standar profesionalisme, dan mengadopsi teknik yang
dianggap oleh komunitas profesional untuk menjadi up to date dan efektif.
Perubahan mungkin dalam suatu bidang, seperti teknologi informasi,
persyaratan akuntansi, teknik pemasaran, atau hubungan kolaboratif dengan
organisasi lain.
Teanan normative yang diterima perusahaan mirip dengan tekanan
yang diterima karyawan, ada kewajiban atau tugas untuk standar kinerja yang
tinggi yang didasarkan pada norma-norma profesional bersama oleh para
manajer dan spesialis di organisasi masing-masing. Norma-norma ini
disampaikan melalui pendidikan dan sertifikasi profesional dan memiliki
hampir satu moral atau etis berdasarkan persyaratan standar tertinggi yang
diterima oleh professional.
Suatu organisasi dapat menggunakan salah satu atau semua
mekanisme mimetis, koersif, atau kekuatan normatif untuk perubahan itu
sendiri untuk legitimasi yang lebih besar dalam lingkungan kelembagaan.
Perusahaan cenderung menggunakan mekanisme ini ketika mereka bertindak

dalam

kondisi

ketergantungan,

ketidakpastian,

ambigu

tujuan,

dan

ketergantungan pada kredensial profesional. Hasil dari proses ini adalah
bahwa organisasi menjadi jauh lebih homogen daripada yang diharapkan dari
keanekaragaman alam di antara manajer dan lingkungan.
Ringkasan dan Interpretasi
Evolusi penting dalam hubungan interorganizational. Pada suatu
waktu organisasi menganggap diri otonom dan terpisah, mencoba untuk
mengalahkan perusahaan lain. Dalam ekosistem, kolaborasi adalah sama
pentingnya dengan kompetisi. Memang, organisasi dapat bersaing dan
berkolaborasi pada saat yang sama, tergantung pada lokasi dan isu. Dalam
bisnis

ini

ekosistem,

peran

manajemen

berubah

untuk

mencakup

pengembangan hubungan horisontal dengan organisasi lain.
Empat perspektif telah dikembangkan untuk menjelaskan hubungan di
antara organisasi. Sumber perspektif ketergantungan yang paling tradisional,
dengan alasan bahwa organisasi berusaha untuk menghindari ketergantungan
yang berlebihan pada organisasi-organisasi lain. Dalam pandangan ini,
organisasi mencurahkan banyak upaya untuk mengendalikan lingkungan
untuk memastikan sumber daya yang cukup sambil mempertahankan
kemerdekaan: Selain itu, organisasi yang kuat akan memanfaatkan
ketergantungan perusahaan kecil.
Jaringan kolaborasi perspektif adalah sebuah alternatif yang bisa
muncul. Menyambut kerjasama dan saling ketergantungan dengan organisasiorganisasi lain untuk meningkatkan nilai bagi keduanya, banyak eksekutif
mengubah pola pikir dari otonomi ke arah kolaborasi. Pola pikir yang baru
menekankan kepercayaan, adil, dan mencapai keuntungan bagi semua pihak
dalam suatu hubungan.

Key Concepts
Populasi-ekologi

menjelaskan

mengapa

keragaman

perspektif

organisasi terus meningkat dengan munculnya organisasi baru mengisi relung
dibiarkan terbuka oleh perusahaan-perusahaan mapan. Perspektif ini
mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar biasanya tidak dapat
beradaptasi dengan perubahan lingkungan memenuhi; karena itu, perusahaanperusahaan baru muncul dengan bentuk yang sesuai dan keterampilan untuk
melayani kebutuhan-kebutuhan baru. Melalui proses variasi, seleksi, dan
retensi, beberapa organisasi akan bertahan dan berkembang sementara yang
lain binasa.
Perusahaan dapat mengadopsi generalis atau spesialis strategi untuk
bertahan

hidup

dalam

populasi

organisasi.

Perspektif

kelembagaan

berpendapat bahwa hubungan interorganizational dibentuk sebagai banyak
dengan kebutuhan perusahaan untuk legitimasi sebagai oleh kebutuhan untuk
menyediakan produk dan jasa. Kebutuhan untuk legitimasi berarti bahwa
organisasi akan mengadopsi struktur dan kegiatan yang dianggap sah, tepat,
dan up to date oleh pemangku kepentingan eksternal. Dengan cara ini,
organisasi yang didirikan teknik salinan dari satu sama lain dan mulai terlihat
sangat mirip.
Munculnya struktur dan pendekatan umum dalam bidang yang sama
disebut kelembagaan isomorphism kesamaan atau kelembagaan. Ada tiga
mekanisme yang menjelaskan inti organisasi meningkatkan homogenitas:
mimetis pasukan, 'yang hasil dari respon untuk ketidakpastian; memaksa
kekuatan, yang berasal dari perbedaan-perbedaan kekuatan dan pengaruh
politik dan kekuatan normatif, yang hasil dari pelatihan umum dan
profesionalisme.
Masing-masing dari empat perspektif valid. Mereka mewakili lensa
yang berbeda melalui mana dunia hubungan interorganizational dapat dilihat:

pengalaman organisasi perjuangan yang kompetitif untuk otonomi; mereka
dapat berkembang melalui hubungan kolaboratif dengan orang lain;
lambatnya untuk beradaptasi menyediakan bukaan untuk organisasi baru
untuk berkembang dan mencari legitimasi organisasi serta sebagai
keuntungan dari lingkungan eksternal. Yang penting adalah bagi para manajer
untuk menyadari interorganizational hubungan dan secara sadar mengelola
mereka.

DAFTAR PUSTAKA

W.Richard Scott, 1981,Organization, Rational,,Natural and Open systems,

Prentice Hall, New Jersey
Eugene Haas and Thomas E. Drabek, 1973, Complex Organizations, a
Sosiological Perspektif, The Macmillan Co., New Yok
Miftah Thoha, 1992, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi
Negra, RadjawaliJakarta
Miftah Thhoha, 2008, Ilmu Administrasi Publik Kontemporer, Kebcana Prenada, J

.