MANAJEMEN INVESTASI ASING perusahaan MULTINASIONAL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat-Nya dan kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini kami membahas tentang “MANAJEMEN
INVESTASI ASING”. Judul ini diambil dari salah satu tema yang diajukan oleh
dosen pembimbing.
Makalah ini dibuat dalam

rangka memperdalam pemahaman

materi

Investasi Asing (Internasional), yang sangat diperlukan dalam suatu harapan untuk
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, dan juga sekaligus melakukan apa
yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Manajemen Teori
Portfolio dan Analisis Investasi”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat. Sekian yang

penulis dapat sampaikan pada prakata ini, dan penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, November 2014

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia.............5
1. Investasi Portofolio....................................................................................6

2. Investasi Langsung....................................................................................7
a. Joint Venture..............................................................................................8
b. Joint Enterprise........................................................................................10
c. Kontrak Karya..........................................................................................10
d. Kontrak Penanaman Modal Asing...........................................................12
e. Teori Penanaman Modal Asing................................................................12
2.2 Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia
.........................................................................................................................14
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri...16
b. Syarat-Syarat Melakukan Penanaman Modal Dalam Negeri..................16
c. Tata Cara Penanamam Modal Dalam Negeri...........................................17
2.3 Pengaruh dan Pertumbuhan Investasi di Indonesia........................................17
a. Investasi Asing di Indonesia....................................................................18
2

b. Investasi asing sebagai Indikator ekonomi..............................................20
c. Peranan Investasi Asing dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia..........21
d. Peranan Penanaman Modal Asing Bagi Negara Sedang Berkembang....23
2.4 Pengertian Foreign Direct Investment (FDI)..................................................24
a. Apakah FDI itu?.......................................................................................24

b. FDI di Indonesia......................................................................................25
c. FDI sebagai indikator ekonomi................................................................27
d. FDI dan advokasi.....................................................................................28
e. Liberalisasi dan FDI di Indonesia............................................................30
2.5 Metode/Tata Cara dalam Melakukan PMA....................................................31
a. Bentuk Hukum, Kedudukan dan Daerah Berusaha.................................32
b. Badan Usaha Modal Asing......................................................................32
c. Tenaga Kerja............................................................................................33
d. Hak Atas Tanah Penanaman Modal Asing (PMA)..................................34
e. Jangka Waktu Penanaman Modal Asing, Hak Transfer dan Repatriasi...35
f. Nasionalisasi dan Kompensasi.................................................................36
g. Kerjasama Modal Asing dan Modal Nasional.........................................37
2.6 KASUS PT.INDOSAT....................................................................................38
BAB III KESIMPULAN........................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................46

3

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi bagi kita.
Dunia globalisasi telah masuk ke semua Negara, tak heran globalisasi
membawa hal baik dan buruk. Globalisasi juga telah berkembang merambat
ke dunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor
industri.
Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan
investasi setiap individu dapat mempertahankan dan memperluas basis
kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan investasi,
misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan
investasi ke dalam portofolio ‘yang salah’, atau bahkan ditipu oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, kita harus
mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi
dalam berinvestasi.
Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut, maka jangan sampai
kekayaan yang kita miliki terbuang dengan percuma. Invejstasi pun banyak
jenis dan macamnya sehingga harus pandai melihat ke sektor mana kita akan
menanamkan saham kita. Pemerintah pun memiliki peran yang sangat penting
apabila kita melakukan investasi, baik dalam Penanaman Modal Asing

(PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan
penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah
pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal
karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin
membuka usaha di daerah-daerah tertentu, khususnya yang berkaitan dengan
proses pengurusan izin usaha. Investor. Hal ini seringkali dibebani oleh

1

urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama dan disertai dengan biaya tambahan yang cukup besar.
Investasi asing/luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem
ekonomi yang kian mengglobal. Bermula saat sebuah perusahaan dari satu
negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan
di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara
tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya.
Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang
sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di

sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Investasi luar negeri terkait dengan investasi aset-aset produktif,
misalnya pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah,
peralatan atau bangunan, atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru
yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal
(reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka
pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau
afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul
corak-corak baru dalam Investasi asing seperti pemberian lisensi atas
penggunaan teknologi tinggi.
Sebagian besar Investasi asing merupakan kepemilikan penuh atau
hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan
yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan
perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau
lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya dibentuk
untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan
umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan
sumberdaya.
Investasi luar negeri kini memainkan peran penting dalam proses
internasionalisasi bisnis. Perubahan yang sangat besar telah terjadi baik dari

segi ukuran, cakupan, dan metode Investasi asing dalam dekade terakhir.

2

Perubahan-perubahan

ini

terjadi

karena

perkembangan

teknologi,

pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara,
serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem
teknologi


informasi

serta

komunikasi

global

yang

makin

murah

memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih
mudah.
Pemerintah sendiri sangat memberi perhatiaan pada investasi luar negeri
karena aliran investasi yang masuk dan keluar dari negara mereka bisa
mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap investasi asing
sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi

kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik
Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total investasi
dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran.
Pemerintah juga berpendapat bahwa investasi asing mendorong
pembangunan karena bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang
menerima investasi itu akan menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses,
produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih
lanjut, investasi asing juga akan membuka pasar dan jalur pemasaran yang
baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada
teknologi, produk, keterampilan, dan pendanaan yang baru.

1.2 Identifikasi Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing (PMA)?

Apa yang dimaksud dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)?
Bagaimana pengaruh dan pertumbuhan investasi yang ada di Indonesia?
Apa yang dimaksud dengan Foreign Direct Investment (FDI)?
Bagaimana metode/tata cara dalam melakukan PMA?
Contoh kasus PT. Indosat

1.3 Rumusan Masalah
1.
2.

Untuk mengetahui pengertian dari PMA.
Untuk mengetahui pengertian dari PMDN.

3

3.

Untuk mengetahui pengaruh dan pertumbuhan investasi asing yang ada

4.

5.

di Indonesia.
Untuk mengetahui pengertian dari FDI.
Untuk menjelaskan metode dalam PMA.

1.4 Tujuan Penulisan
1.

Memberikan gambaran serta menjelaskan kepada pembaca mengenai

2.

pengaruh dan pertumbuhan investasi luar negeri yang ada di Indonesia.
Menginformasikan kepada pembaca mengenai keuntungan yang

3.

diperoleh Negara berkembang terhadap penanaman modal asing.
Menjelaskan ada tidaknya syarat yang harus dipenuhi dalam penanaman
investasi asing di dalam negeri.

4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia
Pengertian penanaman modal asing meliputi penanaman modal asing
secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuanketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan
perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung
menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. perusahaan yang
dimaksud dalam pasal 1 yang dijalankan untuk seluruhnya atau bagian
terbesar di Indonesia sebagai kesatuan perusahaan tersendiri harus berbentuk
Badan Hukum menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian
penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi
penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan
untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal
secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.
Pengertian modal asing dalam Undang-undang ini ialah :
a.

Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan
devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk

b.

pembiayaan perusahaan di Indonesia.
Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik
orang asing dan bahan-bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam
wilayah Indonesia, selama alat-alat terse-but tidak dibiayai dari kekayaan

c.

devisa Indonesia.
Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini
diperkenankan

ditransfer,

tetapi

dipergunakan

untuk

membiayai

perusahaan di Indonesia.
Adapun modal asing dalam Undang-undang ini tidak hanya berbentuk
valuta asing, tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan
5

untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik
orang/badan asing yang dipergunakan dalam perusahaan di Indonesia dan
keuntungan yang boleh ditransfer ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali
di Indonesia.
Aliran modal dari suatu negara ke negara lainnya bertujuan untuk
memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, yang lebih produktif dan juga
sebagai diversifikasi usaha. Hasil yang diharapkan dari aliran modal
internasional adalah meningkatnya output dan kesejahteraan dunia.
Disamping peningkatan income dan output, keuntungan bagi negara
tujuan dari aliran modal asing adalah :
a.

Investasi asing membawa teknologi yang lebih mutakhir. Besar kecilnya
keuntungan bagi negara tujuan tergantung pada kemungkinan penyebaran

b.

teknologi yang bebas bagi perusahaan.
Investasi asing meningkatkan kompetisi

di

negara

tujuan.

Masuknya perusahaan baru dalam sektor yang tidak diperdagangkan
(non-tradable sector) meningkatkan output industri dan menurunkan
harga
c.

domestik,

sehingga

pada

akhirnya

akan

meningkatkan

kesejahteraan.
Investasi asing dapat berperan dalam mengatasi kesenjangan nilai
tukar dengan negara tujuan (investment gap).
Investasi asing di Indonesia dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi,

yaitu (Pandji Anoraga, 1995: 46):
1.

Investasi Portofolio
Investasi portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen
surat berharga seperti saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio,
dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga
(emiten), belum tentu membuka lapangan kerja baru. Sekalipun ada
emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas
usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula membuka
lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya
untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar

6

hutang bank. Selain itu, dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau
alih keterampilan manajemen.
2.

Investasi Langsung
Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing
(PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli
total atau mengakuisisi perusahaan. Penanaman modal asing (PMA) atau
Foreign direct investment (FDI) lebih banyak mempunyai kelebihan.
Selain sifatnya yang permanen/ jangka panjang, penanaman modal asing
memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan
membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini penting diperhatikan,
mengingat bahwa masalah menyediakan lapangan kerja merupakan
masalah yang cukup memusingkan pemerintah.
Penanaman Modal Asing hanya meliputi PMA secara langsung
(foreign direct investment/FDI) berdasarkan Undang-Undang Nomor 11
tahun 1970 maka pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari
investasi tersebut.
Dikalangan masyarakat, kata investasi memiliki pengertian yang lebih

luas karena dapat mencakup baik investasi langsung (direct investment)
maupun investasi tidak langsung (portfolio investment), sedangkan kata
penanaman modal lebih mempunyai konotasi kepada investasi langsung.
Penanaman modal baik langsung atau tidak langsung memiliki unsur-unsur,
adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan
nilai modalnya.
Dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal telah ditentukan secara jelas tentang bentuk hukum
perusahaan penanaman modal asing. Penanaman modal asing wajib dalam
bentuk perseroan terbatas. Secara lengkap, bunyi Pasal 5 ayat (2) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman modal :
“penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Negara Republik
Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.”

7

Unsur yang melekat dalam ketentuan ini meliputi :
1.

Bentuk hukum dari perusahaan penanaman modal asing adalah perseroan

2.
3.

terbatas (PT);
Didasarkan pada hukum Indonesia;
Berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia.
Penanaman modal asing di Indonesia dapat dilakukan oleh pihak

asing/perorangan atau badan hukum ke dalam suatu perusahaan yang seratus
persen diusahakan oleh pihak asing atau dengan menggabungkan modal asing
itu dengan modal nasional.
Menurut Ismail Suny ada 3 (tiga) macam kerjasama antara modal asing
dengan modal nasional berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
No. 1 Tahun 1967 yaitu joint venture, joint enterprise dan kontrak karya.
a.

Joint Venture

Joint venture merupakan kerjasama antara pemilik modal asing dengan
pemilik modal nasional semata-mata berdasarkan suatu perjanjian belaka
(contractual). Misalnya bentuk kerjasama antara Van Sickle Associates Inc.,
(suatu badan hukum yang berkedudukan di Delaware, Amerika Serikat)
dengan PT Kalimantan Plywood Factory (suatu badan hukum Indonesia)
untuk bersama-sama mengolah kayu di Kalimantan Selatan. Kerjasama ini
juga biasa disebut dengan “Contract of Cooperation” yang tidak
membentuk suatu badan hukum Indonesia seperti yang dipersyaratkan dalam
Pasal 3 UU PMA.
Berbagai macam corak atau variasi dari joint venture yang
ditemukan dalam praktik aplikasi penanaman modal asing dikemukakan
sebagai berikut:
1) Technical Assistance (service) Contract : suatu bentuk kerjasama
yang dilakukan antara pihak modal asing dengan modal nasional
sepanjang yang bersangkut paut dengan skill atau cara kerja
(method) misalnya; suatu perusahaan modal nasional yang ingin
memajukan atau meningkatkan produksinya. Membutuhkan suatu
peralatan baru disertai cara kerja atau metode kerja. Dalam hal
8

demikian, maka dibutuhkan (diperlukan) technical assistance dari
perusahaan modal asing di luar negeri dengan cara pembayaran
sejumlah uang tertentu yang dapat diambilkan dari penjualan
produksi perusahaan yang bersangkutan.
2) Franchise and brand-use Agreement: suatu bentuk usaha kerjasama
yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam
negeri hendak memproduksi suatu barang yang telah mempunyai
merek terkenal seperti: Coca-Cola, Pepsi-Cola, Van Houten, Mc’
Donalds, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya.
3) Management Contract: suatu bentuk usaha kerjasama antara pihak
modal asing dengan modal nasional menyangkut pengelolaan suatu
perusahaan khusunya dalam hal pengelolaan manajemen oleh pihak
modal asing terhadap suatu perusahaan nasional. Misalnya yang
lazim dipergunakan dalam pembuatan maupun pengelolaan hotel
yang bertaraf internasional oleh pihak Indonesia diserahkan kepada
swasta luar negeri seperti: Hilton International Hotel, Mandarin
International Hotel, dan sebagainya.
4) Build, Operation, and Transfer (B.O.T) : suatu bentuk kerjasama
yang relatif baru dikenal yang pada pokoknya merupakan suatu
kerjasama antara para pihak, dimana suatu objek dibangun, dikelola,
atau dioperasikan selama jangka waktu tertentu diserahkan kepada
pemilik asli.
b.

Joint Enterprise
Joint enterprise merupakan suatu kerjasama antara penanaman modal
asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk suatu
perusahaan atau badan hukum baru sesuai dengan yang diisyaratkan
dalam Pasal 3 UU PMA. Joint Enterprise merupakan suatu perusahaan
terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun
dengan modal yang dinyatakan dalam valuta asing.

9

c.

Kontrak Karya
Pengertian kontrak karya (contract of work) sebagai suatu bentuk
usaha kerjasama antara penanaman modal asing dengan modal nasional
terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan hukum
Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama
dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional.
Bentuk kerjasama kontrak karya ini hanya terdapat dalam perjanjian
kerja sama antara badan hukum milik negara (BUMN) seperti: Kontrak
karya antara PN. Pertamina dengan PT. Caltex International Petroleum
yang berkedudukan di Amerika Serikat.
Disamping ketiga bentuk kerjasama di atas masih terdapat bentuk
kerjasama yang lain seperti production sharing, management contract,
penanaman modal asing dengan disc-rupiah dan kredit untuk proyek
(barang modal).
Keberadaan penanaman modal asing secara langsung (foreign direct
investment) tidak dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi
negara penerima modal (host country), begitu pula bagi investor maupun
bagi negara asal (home country).
Bagi negara penerima modal (host country) keberadaaan investasi
yang ditanamkan oleh investor, khususnya penanaman modal asing
secara langsung (foreign direct investment), ternyata telah memberikan
dampak positif atau manfaat di dalam pembangunan.
Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi
asing, namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa
kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup
luas (multiplier effect). Manfaat yang dimaksud, yakni kehadiran
investor asing dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal,
dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan
baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor,
dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih
teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of

10

know how). Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran
investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara,
khususnya pembangunan ekonomi di daerah dimana FDI menjalankan
aktifitasnya.
Arti pentingya kehadiran investor asing dikemukakan Gunarto
Suhardi:
“investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi
portofolio, karena langsung lebih permanen. Selain itu

investasi

langsung:
1)
2)
3)
4)

memberikan kesempatan kerja bagi penduduk;
mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;
memberikan residu baik berupa peralatan maupun alih teknologi;
apabila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran
yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika

memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara;
5) lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing;
6) memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena
bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan
juga akan diberikan.”
d.

Kontrak Penanaman Modal Asing
Sebagaimana diketahui, penanaman modal asing di Indonesia dapat
dilakukan :
1) Oleh pihak asing (perorangan atau badan hukum), ke dalam suatu
perusahaan yang seratus persen diusahakan oleh pihak asing.
2) Dengan menggabungkan modal asing itu dengan modal nasional.
Secara yuridis hal yang pertama itu tidak menimbulkan persoalan
yang terlalu rumit, karena sudah jelas bahwa bukan hanya modal akan
tetapi kekuasaan dan pengambilan keputusan (decision making)
dilakukan oleh pihak asing, sepanjang segala sesuatu itu memperoleh
persetujuan

dari

pemerintah

Indonesia

atau

selama

kebijakan-

kebijakannya tidak melanggar hukum dan ketertiban umum yang berlaku
di Indonesia. Yang lebih sulit diatur adalah berbagai bentuk kerjasama

11

antara modal asing dan modal nasional. Sebab disini kita benar-benar
harus menghadapi berbagai variasi antara perimbangan modal dan
kekuasaan (management) yang sesungguhnya. Sehingga disini kita harus
lebih memperhatikan keadaan perusahaan yang sebenar-benarnya
daripada dalam hal perusahaan yang semata-mata bekerja dengan modal
asing saja.
e.

Teori Penanaman Modal Asing
1) Teori R. Vernon
Vernon (1966) menjelaskan penanaman modal asing dengan model
yang disebut Model Siklus Produk (Pandji Anoraga, 1995:53).
Dalam model ini, introduksi dan pengembangan produk baru dipasar
mengikuti tiga tahap. Pendorong untuk mengembangkan produk
baru diberikan oleh kebutuhan dan peluang pasar. Dalam tahap satu,
pada waktu produk pertama kali dikembangkan dan dipasarkan,
diperlukan suatu hubungan yang erat antara kelompok desain,
produksi dan pemasaran dari perusahaan dan pasar yang akan
dilayani oleh produk itu.
Untuk itu produksi dan penjualan perlu dilakukan di dalam negeri.
Tahap kedua yakni perusahaan mulai memikirkan kemungkinan
mencari pasar–pasar baru di negara–negara yang relatif maju dan
ekspor pun mulai dilakukan dengan tujuan negara dunia ketiga.
Keuntungan perusahaan terletak pada skala ekonomi dalam
produksi, pengangkutan dan pemasaran. Strategi–strategi penentuan
harga dan lokasi didasarkan atas aksi dan reaksi multinational
corporation

yang

lain

dan

bukan

pada

biaya

komperatif.

Tahap ketiga atau tahap terakhir yakni dimana produk telah terbuat
dengan baik dengan desain yang distandarisasi, sehingga risetan
keterampilan manajemen tidak lagi penting. Tenaga kerja yang tidak
terampil dan setengah terampil mulai mendapat tempat dan
konsekuensinya, produk bergerak ke negara-negara yang sedang
berkembang, dimana ongkos tenaga kerjanya masih lebih rendah.

12

Produk–produk yang dihasilkan di negara berkembang tersebut akan
diimpor kembali ke negara asal dan juga ke pasar negara yang lebih
maju.Oleh karena itu, lokasi produksi akan lebih ditentukan oleh
perbedaan biaya dari jarak pasar. Investasi luar negeri akan dilihat
sebagai suatu cara untuk dapat mempertahankan daya saing
perusahaan dalam produk-produk inovatifnya.
2) Teori J.H Dunning
John Dunning (1977) dalam menjelaskan faktor–faktor yang
mempengaruhi penanaman modal asing melalui teori ancangan
eklektis (Pandji Anoraga, 1995: 57). Teori eklektis menetapkan suatu
set yang terdiri dari tiga persyaratan yang diperlukan bila sebuah
perusahaan akan berkecimpung dalam penanaman modal asing. Yang
pertama adalah adanya keunggulan spesifik perusahaan. Rentang
keunggulan yang dapat menumbuhkan FDI adalah:
 Teknologi pemilikan disebabkan karena kegiatan penelitian dan


pengembangan.
Keterampilan manajerial, pemasaran, atau lainnya yang spesifik



untuk fungsi organisasi perusahaan.
Deferensiasi produk, merk dagang atau nama cap. d. Ukuran



besar, yang mencerminkan skala ekonomi.
Keperluan modal yang besar untuk pabrik dengan ukuran efisien
minimum.

Yang kedua adalah keunggulan internalisasi. Kondisi yang
menyokong internalisasi meliputi:




Biaya tinggi dalam membuat dan melaksanakan kontrak.
Ketidakpastian pembeli tentang nilai teknologi yang dijual.
Kebutuhan untuk mengendalikan penggunaan atau penjualan



kembali produk.
Keunggulan untuk menggunakan diskriminasi harga atau subsidi
ulang (cross-subsidization).

Yang ketiga adalah keunggulan spesifik negara. Keunggulan
spesifik lokasi dari negara tuan rumah dapat meliputi :



Sumber daya alami.
Kekuatan tenaga kerja biaya rendah yang efisien dan terampil.
13



Rintangan perdagangan membatasi impor.

2.2 Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Dalam Negeri di
Indonesia
Dalam Undang-Undang no 6 tahun 1968 dan Undang-Undang nomor 12
tahun

1970

tentang

Penanaman

Modal

Dalam

Negeri

(PMDN),

disebutkan terlebih dulu definisi modal dalam negeri pada pasal 1, yaitu
sebagai berikut :
a.

Undang-undang ini dengan “modal dalam negeri” adalah : bagian dari
kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda,
baik yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang berdomosili di
Indonesia yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu
usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan

b.

pasal 2 UU No. 12 tahun 1970 tentang penanaman modal asing.
Pihak swasta yang memiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1
pasal ini dapat terdiri atas perorangan dan/ atau badan hukum yang
didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian
dalam Pasal 2 disebutkan bahwa, Yang dimaksud dalam UndangUndang ini dengan “Penanaman

Modal Dalam Negeri” ialah

penggunaan daripada kekayaan seperti tersebut dalam pasal 1, baik
secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan usaha menurut
atau berdasarkan ketentuanketentuan Undang-Undang ini.
Penyelenggaraan pembangunan ekonomi nasional adalah

untuk

mempertinggi kemakmuran rakyat, modal merupakan faktor yang sangat
penting dan menentukan Perlu diselenggarakan pemupukan dan pemanfaatan
modal dalam negeri dengan cara rehabilitasi pembaharuan, perluasan,
pemnbangunan dalam bidang produksi barang dan jasa. Perlu diciptakan
iklim yang baik, dan ditetapkan ketentuan-ketentuan yang mendorong
investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dibukanya bidang-bidang usaha yang diperuntukan bagi sektor swasta.
Pembangunan ekonomi selayaknya disandarkan pada kemampuan rakyat

14

Indonesia sendiri. Untuk memanfaatkan modal dalam negeri yang dimiliki
oleh orang asing.
Penanaman modal (investment), merupakan penanaman uang atau modal
dalam suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dari usaha tsb.
Investasi sebagai wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan untuk
dapat memelihara atau menaikkan nilai atau memberikan hasil yang positif.
Pasal 1 angka 2 UUPM meneyebutkan bahwa PMDN adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan
menggunakan modal dalam negeri Sedangkan yang dimaksud dengan
penanam modal dalam negeri adalah perseorangan WNI, badan usaha
Indonesia, Negara RI, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara RI (Pasal 1 angka 5 UUPM).
a.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Dalam Negeri
adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)

Potensi dan karakteristik suatu daerah
Budaya masyarakat
Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional
Peta politik daerah dan nasional
Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan local
dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi
dunia bisnis dan investasi

b.

Syarat-Syarat Melakukan Penanaman Modal Dalam Negeri
1) Permodalan: menggunakan modal yang merupakan kekayaan
masyarakat Indonesia baik langsung maupun tidak langsung
2) Pelaku Investasi : Negara dan swasta Pihak swasta dapat terdiri dari
orang dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum di
Indonesia
3) Bidang usaha : semua bidang yang terbuka bagi swasta, yang dibina,
dipelopori atau dirintis oleh pemerintah.

15

4) Perizinan dan perpajakan : memenuhi perizinan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah. Antara lain : izin usaha, lokasi, pertanahan,
perairan, eksplorasi, hak-hak khusus, dll.
5) Batas waktu berusaha : merujuk kepada peraturan dan kebijakan
masing-masing daerah
6) Tenaga kerja: wajib menggunakan tenaga ahli bangsa Indonesia,
kecuali apabila jabatan-jabatan tertentu belum dapat diisi dengan
tenaga bangsa Indonesia. Mematuhi ketentuan UU ketenagakerjaan
(merupakan hak dari karyawan)
c.

Tata Cara Penanamam Modal Dalam Negeri
Keppres No. 29/2004 ttg penyelenggaraan penanam modal dalam
rangka PMA dan PMDN melalui system pelayanan satu atap.
Meningkatkan

efektivitas

dalam

menarik

investor,

maka

perlu

menyederhanakan system pelayanan penyelenggaraan penanaman modal
dengan metode pelayanan satu atap. Diundangkan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan otonomi daerah, maka perlu ada
kejelasan prosedur pelayanan PMA dan PMDN.
Instansi pemerintah yang menangani kegiatan penanaman modal
dalam rangka PMA dan PMDN Pelayanan persetujuan, perizinan,
fasilitas penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN dilaksanakan
oleh BKPM berdasarkan pelimpahan kewenagan dari Menteri/Kepala
Lembaga Pemerintah Non Dept yang membina bidang-bidang usaha
investasi yang bersangkutan melalui pelayanan satu atap.
2.3 Pengaruh dan Pertumbuhan Investasi di Indonesia
Investasi asing/luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem
ekonomi yang kian mengglobal. Bermula saat sebuah perusahaan dari satu
negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan
di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara
tujuan investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya.
Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang
16

sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di
sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Investasi luar negeri terkait dengan investasi aset-aset produktif,
misalnya pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah,
peralatan atau bangunan, atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru
yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal
(reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka
pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau
afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul
corak-corak baru dalam Investasi asing seperti pemberian lisensi atas
penggunaan teknologi tinggi.
Sebagian besar Investasi asing merupakan kepemilikan penuh atau
hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan
yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan
perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau
lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya dibentuk
untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan
umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan
sumberdaya.
a.

Investasi Asing di Indonesia
Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan menanamkan
modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi ekonomi dan
politik. Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini berubah: ada sekitar
70% kenaikan Investasi asing di paruh pertama tahun 2005, bersamaan
dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6% sejak akhir 2004. Pada awal
2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan
Malaysia adalah sumber-sumber Investasi asing yang dianggap penting.
Menurut data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk Investasi
asing di Indonesia adalah US$1.023 milyar pada tahun 2004 (data

17

terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar pada tahun 2002,
$4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996.
Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber
daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan
maupun yang baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan
mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah
para penanam modal asing ini. Contoh 'klasik' Investasi asing semacam
ini misalnya adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang
membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia
yang mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill,
Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport
McMoRan, dan INCO semuanya memiliki investasi langsung di
Indonesia. Namun demikian, kebanyakan Investasi asing di Indonesia
ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber daya alam di daerahdaerah.
Salah satu aspek penting yang mengakibatkan keberadaan Investasi
luar negeri di Indonesia adalah bahwa pemodal bisa mengontrol atau
setidaknya punya pengaruh penting terhadap manajemen dan produksi
dari perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio dimana
pemodal

asing

membeli

saham

perusahaan

lokal

tetapi

tidak

mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga investasi luar negeri
memberikan komitmen jangka-panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih
bernilai bagi sebuah negara dibandingkan investasi jenis lain yang bisa
ditarik begitu saja ketika ada muncul tanda adanya persoalan.
Unsur atau syarat dalam penanaman investasi asing di Indonesia
diatur dalam Undang-Undang Penanaman Modal / Investasi No. 25
Tahun 2007 pasal 1 ayat 3 yaitu:
1)
2)
3)
4)

Merupakan kegiatan menanam modal/Investasi
Untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia
Dilakukan oleh penanam modal asing,
Menggunakan modal/Investasi asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

18

Salah satu kemungkinan yang mempengaruhi investasi asing adalah
dengan mendorong investasi etis atau investasi yang bertanggungjawab
secara sosial, yang biasa disebut SRI (Socially Responsible Investment).
Walaupun belum menjadi arus utama, pasar SRI telah meningkat secara
berarti. Di Inggris, SRI telah mencapai £7,1 milyar. Di AS, skema
investasi etis telah mencapai US$153 milyar menjelang tahun 2000,
sebuah peningkatan pesat dari US$12 milyar pada tahun 1995. Menurut
laporan, sekitar 12% dari investasi total yang dikelola di AS adalah
bagian dari skema SRI.
b.

Investasi asing sebagai Indikator ekonomi
Pengaruh terbesar Investasi asing ini ada di negara-negara
berkembang, dimana alirannya telah meningkat pesat dari rata-rata di
bawah $10 milyar pada tahun 1970an menjadi lebih dari $200 milyar
pada tahun 1999. Jumlah investasi asing kini mencapai hampir
seperempat Investasi global. Di antara negara-negara lainnya, Cina
adalah negara tuan rumah terbesar bagi investasi asing. Perusahaanperusahaan multinasional besar dan konglomerat-konglomerat masih
menjadi bagian terbesar dari investasi (sumber: UNCTAD). Negaranegara ASEAN dengan penghasilan menengah seperti Malaysia,
Thailand, Indonesia, dan Filipina kini tengah menghadapi tantangan
utama untuk meningkatkan daya saing.
Patut dicatat pula bahwa dana Bantuan Pembangunan Luar Negeri
atau ODA (Overseas Development Assistance) dulunya adalah sumber
utama dana pembangunan di banyak negara berkembang. Namun, pada
tahun 2000 total ODA hanya tinggal setengah dari jumlahnya sebelum
tahun 1990an. Pembiayaan swasta (privat), melalui investasi asing ini
telah menjadi sumber terbesar dari dana pembangunan.
Peningkatan luarbiasa investasi adalah akibat dari pertumbuhan pesat
perusahaan-perusahaan internasional dalam ekonomi global. Dari hanya
sekitar 7.000 perusahaan multinasional di tahun 1960, angka itu melejit

19

melampaui 63.000 dengan sekitar 690.000 afiliasi atau cabang menjelang
akhir tahun 1990an. Lebih dari 75% dari perusahaan-perusahaan ini
berasal dari negara maju di Eropa Barat dan Amerika Utara, sementara
perusahaan-perusahaan subsider(cabang)nya beroperasi di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Inilah gambaran sektor privat yang
diperkirakan menguasai lebih dari duapertiga perdagangan internasional.
c.

Peranan Investasi Asing dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Begitu pentingnya peran dan dukungan dari investasi terhadap
kelanjutan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sejumlah proyek infrastruktur membutuhkan dukungan dana yang besar,
bukan hanya infrastruktur ekonomi tetapi juga infrastruktur bidang sosial
dan kehidupan masyarakat. Peran serta dan dukungan non materiil pun
dibutuhkan, di semua level pemerintahan pusat dan daerah, serta di
semua level masyarakat kota dan pedesaan.
Permasalahan yang muncul kemudian adalah perubahan dan
perbaikan tidak hanya bisa digantungkan pada besarnya dana yang masuk
tetapi juga kesiapan/kualitas internal. Peran pemerintah baik pusat
maupun daerah sangat penting, ‘nilai jual’ daerah terhadap investor
sangat ditentukan oleh kondisi daerah dan nasional. Kondisi yang
dimaksud adalah kualitas SDM pemerintah, manajemen pelayanan,
kualitas masyarakat, fasilitas dan kemudahan yang diberikan, serta
stabilitas politik dan penegakan hukum.
Sinkronisasi arah dan kehendak dari pemerintah pusat dan daerah
pun mutlak diperlukan. Daerah dengan wewenang dan keinginannya pun
tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebaliknya peran pemerintah
pusat pun sebagai koordinasi sentral pun perlu ditegaskan kembali.
Berdasarkan hal-hal diatas perlu kiranya untuk menyimak kembali
kondisi kebijakan investasi yang dijalankan oleh pemerintah selama ini,
berkaitan dengan tujuan perbaikan dan perubahan perekonomian
Indonesia beserta sejumlah permasalahan yang mengikutinya.

20

Peran modal asing dalam perekonomian atau pertumbuhan ekonomi
sampai saat ini masih diperdebatkan, baik mengenai intensitas maupun
arahnya. Menurut Michael F. Todaro (1994) terdapat dua kelompok
pandangan mengenai modal asing. Pertama, kelompok yang mendukung
modal asing, mereka memandang modal asing sebagai pengisi
kesenjangan antara persediaan tabungan, devisa, penerimaan pemerintah,
keterampilan manajerial, serta untuk mencapai tingkat pertumbuhan.
Kedua, kelompok yang menentang modal asing dengan perusahaan multi
nasionalnya, berpendapat bahwa modal asing cenderung menurunkan
tingkat tabungan dan investasi domestik.
Selama Pembangunan Jangka Panjang I (PJPT I), utang luar negeri
berperan sebagai dana tambahan untuk mempercepat laju pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi Indonesia. Selama periode tersebut,
pembayaran kembali kewajiban yang terkait dengan utang luar negeri
belum diaggap beban bagi perekonomian nasional karena sebagian besar
kewajiban pembayaran utang masih terdiri dari pembayaran bunga
pinjaman saja.
Sejak 1990, cicilan pokok pinjaman sudah mulai harus dibayar, tapi
tabungan domestik masih belum memadai, akibatnya total kewajiban
menjadi lebih besar dari pinjaman baru. Dengan kata lain, sejak saat itu
sudah terjadi transfer negatif modal neto (net negatif resources transfer).
Transfer negatif modal neto tersebut dibiayai dari hasil pengetatan
konsumsi dalam negeri dan pengetatan pengeluaran pemerintah sehingga
kemampuan keuangan pemerintah untuk membiayai pembangunan
prasarana dan investasi sosial menjadi semakin terbatas (Arryman, 1999).
Sebagaimana halnya dengan utang luar negeri, penanaman modal
asing (PMA) dan investasi portofolio merupakan salah satu sumber
pembiayaan

pembangunan

dan

pertumbuhan

ekonomi

nasional.

Penanaman modal asing, baik penanaman modal langsung maupun
investasi portofolio diarahkan untuk menggantikan peranan dari utang
luar negeri sebagai sumber pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan

21

perekonomian nasional. Peran penanaman modal asing dirasa semakin
penting melihat kenyataan bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia
mengalami peningkatan yang signifikan.
Penanaman modal asing secara teori berpengaruh positif terhadap
pembangunan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi pada khususnya di
negara tuan rumah lewat beberapa jalur. Pertama, lewat pembangunan
pabrik-pabrik baru yang berarti juga penambahan output atau produk
domestic bruto total ekspor dan kesempatan kerja. Ini adalah suatu
dampak langsung. Pertumbuhan berarti penambahan cadangan devisa
yang selanjutnya peningkatan kemampuan dari negara penerima untuk
membayar utang luar negeri dan impor. Kedua, masih dari sisi suplai,
adanya produk baru berarti ada penambahan permintaan di dalam negeri
terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, bahan baku
dan input-input lainnya.
Adapun bentuk penanaman lnvestasi asing ini dapat dilakukan
melalui beberapa cara, diantaranya:
1) Mengambil bagian saham pada saat pendirian Perseroan Terbatas
2) Membeli saham
3) Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
d.

Peranan Penanaman Modal Asing Bagi Negara Sedang Berkembang
Secara garis besar, penanaman modal asing terhadap pembangunan
bagi negara sedang berkembang dapat diperinci menjadi 5. Pertama,
sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara
sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat
perlu diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan perdagangan.
Ketiga, modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana
maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing
menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi
meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif. Kelima, bagi
negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai
22

membangun industri-industri berat dan industri strategis, adanya modal
asing akan sangat membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja,
alat-alat mesin, pabrik elektronik, industri kimia dasar dan sebagainya.
Selama ini investor domestik di negara sedang berkembang enggan
melakukan usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber
daya alam yang belum dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru,
maka hadirnya investor asing akan sangat mendukung merintis usaha.
Hal ini menunjukkan bahwa modal asing cenderung menaikkan tingkat
produktifitas, kinerja dan pendapatan nasional.
Infrastruktur yang buruk (dalam arti kuantitas terbatas dan kualitas
buruk) tetap pada peringkat pertama, dan birokrasi pemerintah yang tidak
efisien pada peringkat kedua. opini pribadi dari para pengusaha Indonesia
yang masuk di dalam sampel survey mengenai buruknya infrastruktur di
dalam negeri selama ini sejalan dengan kenyataan bahwa Indonesia
selalu berada di peringkat rendah, bahkan terendah di dalam kelompok
ASEAN. Indonesia berada di posisi 102, satu poin lebih rendah daripada
Filipina.
Jika dalam survei WEF selama beberapa tahun berturut-turut
belakangan ini menempatkan Indonesia pada posisi sangat buruk untuk
infrastruktur, ini berarti memang kondisi infrastruktur di dalam negeri
sangat memprihatinkan. Padahal, salah satu penentu utama keberhasilan
suatu negara untuk dapat bersaing di dalam era globalisasi dan
perdagangan bebas saat ini dan di masa depan adalah jumlah dan kualitas
infrastruktur yang mencukupi.
Buruknya infrastruktur dengan sendirinya meningkatkan biaya
produksi yang pada akhirnya menurunkan daya saing harga dengan
konsukwensi ekspor menurun. Konsukwensi lainnya adalah menurunnya
niat investor asing (atau PMA) untuk membuka usaha di dalam negeri,
dan ini pasti akan berdampak negatif terhadap produksi dan ekspor di
dalam negeri.

23

2.4 Pengertian Foreign Direct Investment (FDI)
a.

Apakah FDI itu?
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri
adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal.
Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan
modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain.
Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home
country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya.
Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri
yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan
baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya
pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau
bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang
dilakukan

oleh

perusahaan

asing.

Penanaman

kembali

modal

(reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman
jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak
atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai
muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas
penggunaan teknologi tinggi.
Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir
penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan
yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan
perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak
atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya
dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek
pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis
keahlian dan sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak mencakup investasi
asing di bursa saham.

24

b.

FDI di Indonesia
UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk
menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di
Indonesia adalah wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung
luar negeri. Dalam dekade terakhir ini pemodal asing enggan
menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak stabilnya kondisi
ekonomi dan politik. Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini berubah:
ada sekitar 70% kenaikan FDI di paruh pertama tahun 2005, bersamaan
dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6% sejak akhir 2004. Pada awal
2005, Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan
Malaysia adalah sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut
data statistik UNCTAD, jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah
US$1.023 milyar pada tahun 2004 (data terakhir yang tersedia);
sebelumnya US$0.145 milyar pada tahun 2002, $4.678 milyar pada tahun
1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996 [tahun puncak].
Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber
daya alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan
maupun yang baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan
mempekerjakan buruh murah di negara berkembang, biasanya adalah
para penanam modal asing ini. Contoh 'klasik' FDI semacam ini misalnya
adalah perusahaan-perusahaan pertambangan Kanada yang membuka
tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit Malaysia yang
mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill,
Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport
McMoRan, dan INCO semuanya memiliki investasi l

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PROFITABILITAS BERDASARKAN KINERJA KOMITMEN DAN KONTIJENSI PADA BANK CAMPURAN DAN BANK ASING DI INDONESIA

17 269 16

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP DIVIDEN KAS (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 43 21

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MANAJEMEN BERITA TELEVISI PADA MEDIA NUSANTARA CITRA (MNC) NEWS CENTER BIRO SURABAYA (Studi Pada Pengelola Berita Lokal di RCTI, TPI, dan Global TV

2 40 2

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU PARUH BAYA

2 20 56

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89