Komponen Komponen dan Model Model serta
“Komponen-Komponen dan Model-Model serta Langkah-Langkah
Pembelajaran”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah:
Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab
Disusun oleh :
Kelompok 10
Siti Rosyidah
(11140120000023)
Mun’Imatun Rahma Dina
(11140120000029)
Aris Abdul Aziz
(1112012000045)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugerah-Nya,
sehingga kita masih bisa dan mampu untuk menimba ilmu dunia maupun akhirat.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda kita, nabi akhir
zaman, suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga serta sahabatnya.
Yang telah membawa cahaya kebenaran Islam dari kegelapan. Dan semoga sampai kepada
kita yang senantiasa mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.
Tak terlupakan ucapan terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab yang tak
henti-hentinya memberikan ilmu kepada kami dan semoga di masa yang akan datang bisa
menjadi bekal bagi kita. Aamiin.
Alhamdulillah, dengan ini kami telah menyelesaikan makalah dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini bertujuan untuk membuka cakrawala dan menambah wawasan tentang mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab. Sehingga mahasiswa mampu untuk
mempelajari dan memahami serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita dan dapat menjadi
amal ibadah bagi kita. Aamiin.
Ciputat, 28 Desember 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………..............
i
Pendahuluan ………………………………………………….
1
Pembahasan …………………………………………………..
2
Penutup ………………………………………………………..
11
Daftar Pustaka
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan
perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan
kegiatan mengajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:
kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran
adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan
pengajaran/pembelajaran yang sudah dibuat.
Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama didunia pendidikan,
segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan dengan
segala cara membentuk suatu sistem, strategi, serta proses pendidikan yang begitu beragam.
Segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan baik itu sistem, strategi, serta
proses didalamnya tiada lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai
dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan
berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai objek dimana proses
belajar mengajar berlangsung.
Dalam melakukan aktivitas belajar-mengajar perlu adanya langkah-langkah
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran tersebut dapat berjalan efektif dan sesuai dengan
apa yang guru ingin capai dan ingin pelajari.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja komponen-komponen dalam pembelajaran?
2. Apa saja model-model dalam pembelajaran?
3. Apa saja langkah-langkah dalam pembelajaran?
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu
sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain guru, peserta didik, bahan
pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi dan
lingkungan atau situasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja sama. Oleh karena itu, guru
tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode,
bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Adapun komponen-komponen sistem pembelajaran yang digambarkan oleh Brown (1983),
adalah:
1.
Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru
tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu
memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen
lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru
adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang
diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh
suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa
pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.1
2.Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar.
Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru. Dengan demikian, peserta didik harus
dijadikan pusat dari segala kegiatan dalam proses perencanaan pembelajaran dan keputusan1
Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011)
5
keputusan yang diambil harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik, baik sesuai dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar peserta didik itu
sendiri.2
3.Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi,
media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan
merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan
pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sumber belajar berkaitan dengan
segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Sehingga
sumber belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya,
manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
5. Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
6. Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat
memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah,
larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulisslide
dan lain-lain.
7. Evaluasi
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta:Kencana, 2011), hlm.9
6
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai
umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut
merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
8. Situasi atau Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran.
Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan teman, dan
peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut isi materinya
seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk pembelajaran, karena
kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan menggunakan metode lain, misalnya
membuat kliping.
B. Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Adapun macam-macam
model pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran
kontekstual dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya
jawab, dan lain sebagainya.
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model,
bahkan media yang sebenarnya.
6) Membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
7) Melakukan penilaia secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.
7
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bakerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, pada
hakikatnya pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berkelompok.
Karakteristik atau ciri- ciri pembelajaran kooperatif adalah adanya pembelajaran
secara tim, didasarkan pada managemen kooperatif, kemajuan untuk bekerjasama,dan
keterampilan bekerja sama. Adapun tahap-tahap pembelajaran kooperatif adalah: (1)
Menyampaikan tujuan dan motivasi belajar siswa, (2) Menyajikan informasi atau materi
dengan cara demonstrasi atau melalui bahan bacaan, (3) Mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar,
(5)Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
Ada beberapa jenis variasi dalam pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut:
1. Model STAD
2. Model Jigsaw
3. Model Membuat Pasangan
4. Investigasi Grup
5. Model Teams Game Tournaments
6. Model Struktural
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan
dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang
memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Atau
menurut pendapat lain Pembelajaran Berbasis Masalah adalah penggunaan berbagai
macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada didunia nyata yang tidak
tersrtuktur
c) Belajar mengarahkan diri menjadi hal utama
d) Pemanfaatan menjadi sumber pengetahuan yang beragam, penggunaan dan
evaluasinya merupakan proses yang esensial dalam pembelajaran.
e) Pengembangan enquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan
isi pengetahuan untuk mencari sebuah permasalahan dan solusinya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah adalah:
1) Orientasi siswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang diperlukan dan memotivasi siswa.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar siswa.
8
3) Membimbing pengalaman individual/kelompok.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan autentik. Dan pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) berpuasat pada siswa, (2) memberikan
pengalaman langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
5. Model Pembelajaran Komputer
Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk
menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan proses
belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip diktatik-metodik tersebut.
Pembelajaran berbasis komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model
pemrosesan informasi. Model ini menampilkan konseptualisasi dari sistem memori pada
manusia yang mirip dengan sistem memori pada komputer.
Adapun macam-macam model pembelajaran berbasisi komputer, yaitu:
1) Model Drill, adalah suatu model pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap
bahan pelajaran yang sudah diberikan menggunakan komputer.
2) Model Tutorial, adalah model pembelajaran khusus dengan pembimbing yang
terkualifikasi, penggunaan mikro komputer untuk tutorial pembelajaran.
3) Model Simulasi. Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit
melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana
sebenarnya dan berlangsung dalam suasana tanpa resiko.
9
4) Model Instrucsional Games, merupakan salah satu bentuk metode dalam pembelajaran
berbasis komputer memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan siswa
melalui bentuk permainan yang mendidik.
6. Model
Pembelajaran
PAKEM
(Partisipatif,
Aktif,
Kreatif,
Efektif
dan
Menyenangkan)
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan berkembangnya berbagai
macam inovasi kegiatan untuk pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Terdapat 3 model pembelajaran yang
telah biasa digunakan oleh para pengajar yang pada dasarnya mendukung PAKEM, yaitu:
1) Pembelajaran Kuantum.
2) Pembelajaran Berbasis Kompetensi
3) Pembelajaran Kontekstual
7. Model Pembelajaran Berbasisis Web (E-Learning)
E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan
rangkaian
elektronik
(LAN,WAN, atau internet) untuk menyapaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan. Ada juga yang menafsirkan E-Learningsebagai bentuk pendidikan jarak jauh
yang dilakukan melalui internet. Perbedaan pembelajaran Tradisional dan E-Learningyaitu
kelas tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan didalam pembelajaran ELearning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan
bertanggungjawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran E-Learning akan
memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar
membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri.
Adapun kelebihan dan kekurangan E-Learning, kelebihannya adalah:
a) Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja
kegiatan berkomuniksi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan
waktu.
b) Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
c) Bila peserta didik membutuhkan memerlukan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah
10
Dan kekurangannya adalah:
a) Kurangnya interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik.
b) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial.
c) Peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi akan cenderung gagal
d) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.\
e) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan
internet.
8. Model Pembelajaran Mandiri
Model pembelajaran mandiri yang diterapkan secara penuh memberi kesempatan
pada peserta didik untuk ikut berperan dalam menentukan tujuan, memilih isi pelajaran,
dan cara mempelajarinya. Bahkan peserta didik juga diberi kesempatan untuk ikut
menentukan cara dan kriteria evaluasinya. Dalam belajar mandiri, siswa harus berusaha
untuk memahami isi pelajaran sendiri, mencari sumber informasi sendiri, serta
memecahkan kesulitan sendiri. Dalam belajar, siswa harus lebih banyak berinisiatif untuk
melakukan kegiatan belajar sendiri. Namun, siswa boleh belajar bersama teman,
berdiskusi dengan teman, guru, atau sumber belajar yang lain dalam memecahkan
kesulitan yang dihadapinya.
9. Snowball Throwing3
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan ketua kelompok.
e. Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bole dan dilempar dari satu peserta didik
f.
ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit.
Setelah peserta didik dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi
h. Penutup
C. Langkah – Langkah Pengembangan Pembelajaran
3
Hanafiah, dan Suhana Cucu,Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung:Refika Aditama, 2009), hlm.49
11
Sebagaimana telah diketahui bersama dalam dunia pendidikan bahwasannya kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a.
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c.
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan
materi.
Adapun, langkah-langkah pembelajaran secara umum adalah:
1. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
2. Menentukan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
12
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, di antaranya :
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
3. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
13
4. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
1). Mengucapkan salam
2). Apersepsi, yaitu Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah
dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan
dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel Bahasa Arab, guru menanyakan
tentang kaidah Mubtada’ sebelum menjelaskan tentang Khobar.
b. Kegiatan inti
1)
Mengamati
Dalam Bahasa Arab, guru meminta siswa untuk mengamati suatu bacaan yang
di dalamnya terdapat jumlah-jumlah ismiyyah.
2)
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan tentang bacaan tersebut. Contoh : “Apa
kedudukan kata pertama dalam susunan kalimat tersebut?”
3)
Menalar untuk mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan pendapat bahwa dalam jumlah ismiyah terdapat dua unsure
penting yaitu mubtada’ dan khobar.
4)
Mengumpulkan data
Siswa mengumpulkan data-data tentang kedudukan-kedudukan kata bahasa
arab dalam sebuah susunan kalimat.
5)
Menganalisis data
Siswa bersama guru menganalisis data-data tentang tentang kedudukankedudukan kata bahasa arab dalam sebuah susunan kalimat.
6)
Menarik kesimpulan
14
Siswa menyimpulkan berdasarkan hasil analisis yang mereka lakukan. Mereka
menyimpulkan bahwa kedudukan kata pertama dalam jumlah ismiyyah
menjadi mubtada.
7)
Mengkomunikasikan
Siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa diminta guru untuk menjelaskan kembali pelajaran yang sudah
diberikan serta memberikan contoh.
2) Guru meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang pelajaran
yang sudah dipelajari. Misalkan guru meminta siswa untuk mengembangkan
contoh-contoh mubtada
3) Guru bisa merekomendasikan siswa tentang buku-buku atau situs internet yang
berkaitan dengan kaidah-kaidah mubtada.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling
berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses
pembelajaran, diantaranya : Guru, pesertadidik, tujuan, sumberpembelajaran,
metode, alat, evaluasi, dansituasiataulingkungan.
Model-model Pembelajaran diantaranya:
1. Model Pembelajaran Kontekstual
2. Model Pembelajaran Kooperatif
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
4. Model Pembelajaran Tematik
5. Model Pembelajaran Komputer
6. Model Pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan)
7. Model Pembelajaran Berbasisis Web (E-Learning)
8. Model Pembelajaran Mandiri
9. Snowball Throwing
Langkah pertama mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi
urutan pengajaran dan mengelola kelompok konten/materi dengan menggunakan
analisis pembelajaran, mulai dari kemampuan tingkat rendah dan berlanjut secara
hirarkhis.
DAFTAR PUSTAKA
16
Majid, Abdul. 2011.Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.2011.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana.
Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :Ghalia
Indonesia.
Hanafiah, dan Suhana Cucu.2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Rusman.2013.Model-Model Pembelajaran. Depok: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.
17
Pembelajaran”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah:
Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab
Disusun oleh :
Kelompok 10
Siti Rosyidah
(11140120000023)
Mun’Imatun Rahma Dina
(11140120000029)
Aris Abdul Aziz
(1112012000045)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugerah-Nya,
sehingga kita masih bisa dan mampu untuk menimba ilmu dunia maupun akhirat.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda kita, nabi akhir
zaman, suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga serta sahabatnya.
Yang telah membawa cahaya kebenaran Islam dari kegelapan. Dan semoga sampai kepada
kita yang senantiasa mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.
Tak terlupakan ucapan terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat dosen pembimbing mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab yang tak
henti-hentinya memberikan ilmu kepada kami dan semoga di masa yang akan datang bisa
menjadi bekal bagi kita. Aamiin.
Alhamdulillah, dengan ini kami telah menyelesaikan makalah dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini bertujuan untuk membuka cakrawala dan menambah wawasan tentang mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab. Sehingga mahasiswa mampu untuk
mempelajari dan memahami serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita dan dapat menjadi
amal ibadah bagi kita. Aamiin.
Ciputat, 28 Desember 2016
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………..............
i
Pendahuluan ………………………………………………….
1
Pembahasan …………………………………………………..
2
Penutup ………………………………………………………..
11
Daftar Pustaka
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan
perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan
kegiatan mengajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi:
kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran
adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan
pengajaran/pembelajaran yang sudah dibuat.
Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, terutama didunia pendidikan,
segala kebutuhan masyarakat pendidik yang semakin kompleks maka pendidikan dengan
segala cara membentuk suatu sistem, strategi, serta proses pendidikan yang begitu beragam.
Segala sesuatu yang menyangkut tentang pendidikan baik itu sistem, strategi, serta
proses didalamnya tiada lain hanya untuk mencapai salah satu tujuan belajar yang sesuai
dengan kaidah-kaidah pembelajarannya, serta demi tercapainya pendidikan yang bermutu dan
berkualitas bagi calon guru sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai objek dimana proses
belajar mengajar berlangsung.
Dalam melakukan aktivitas belajar-mengajar perlu adanya langkah-langkah
pembelajaran yang tepat agar pembelajaran tersebut dapat berjalan efektif dan sesuai dengan
apa yang guru ingin capai dan ingin pelajari.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja komponen-komponen dalam pembelajaran?
2. Apa saja model-model dalam pembelajaran?
3. Apa saja langkah-langkah dalam pembelajaran?
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Komponen-Komponen Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu
sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, antara lain guru, peserta didik, bahan
pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi dan
lingkungan atau situasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antarsesama komponen terjadi kerja sama. Oleh karena itu, guru
tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode,
bahan, dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Adapun komponen-komponen sistem pembelajaran yang digambarkan oleh Brown (1983),
adalah:
1.
Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen guru
tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu
memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan komponen
lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru
adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang
diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada akhirnya peserta didik memperoleh
suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, dalam merekayasa
pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.1
2.Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar.
Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru. Dengan demikian, peserta didik harus
dijadikan pusat dari segala kegiatan dalam proses perencanaan pembelajaran dan keputusan1
Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011)
5
keputusan yang diambil harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik, baik sesuai dengan
kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar peserta didik itu
sendiri.2
3.Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi,
media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan tujuan
merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena tujuan
pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
4. Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sumber belajar berkaitan dengan
segala sesuatu yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Sehingga
sumber belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya,
manusia, buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
5. Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
6. Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat
memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, perintah,
larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa globe, peta, papan tulisslide
dan lain-lain.
7. Evaluasi
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta:Kencana, 2011), hlm.9
6
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai sebagai
umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi evaluasi tersebut
merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
8. Situasi atau Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran.
Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah, letak
madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan teman, dan
peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut isi materinya
seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk pembelajaran, karena
kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan menggunakan metode lain, misalnya
membuat kliping.
B. Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Adapun macam-macam
model pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran
kontekstual dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya
jawab, dan lain sebagainya.
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model,
bahkan media yang sebenarnya.
6) Membiasakan siswa untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
7) Melakukan penilaia secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.
7
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar
dan bakerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, pada
hakikatnya pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berkelompok.
Karakteristik atau ciri- ciri pembelajaran kooperatif adalah adanya pembelajaran
secara tim, didasarkan pada managemen kooperatif, kemajuan untuk bekerjasama,dan
keterampilan bekerja sama. Adapun tahap-tahap pembelajaran kooperatif adalah: (1)
Menyampaikan tujuan dan motivasi belajar siswa, (2) Menyajikan informasi atau materi
dengan cara demonstrasi atau melalui bahan bacaan, (3) Mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok-kelompok belajar, (4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar,
(5)Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari.
Ada beberapa jenis variasi dalam pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut:
1. Model STAD
2. Model Jigsaw
3. Model Membuat Pasangan
4. Investigasi Grup
5. Model Teams Game Tournaments
6. Model Struktural
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan
dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang
memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Atau
menurut pendapat lain Pembelajaran Berbasis Masalah adalah penggunaan berbagai
macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap dunia nyata,
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
b) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada didunia nyata yang tidak
tersrtuktur
c) Belajar mengarahkan diri menjadi hal utama
d) Pemanfaatan menjadi sumber pengetahuan yang beragam, penggunaan dan
evaluasinya merupakan proses yang esensial dalam pembelajaran.
e) Pengembangan enquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan
isi pengetahuan untuk mencari sebuah permasalahan dan solusinya.
Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah adalah:
1) Orientasi siswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
yang diperlukan dan memotivasi siswa.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar siswa.
8
3) Membimbing pengalaman individual/kelompok.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan autentik. Dan pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) berpuasat pada siswa, (2) memberikan
pengalaman langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
5. Model Pembelajaran Komputer
Sejarah pembelajaran berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk
menciptakan perangkat teknologi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan proses
belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip diktatik-metodik tersebut.
Pembelajaran berbasis komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model
pemrosesan informasi. Model ini menampilkan konseptualisasi dari sistem memori pada
manusia yang mirip dengan sistem memori pada komputer.
Adapun macam-macam model pembelajaran berbasisi komputer, yaitu:
1) Model Drill, adalah suatu model pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap
bahan pelajaran yang sudah diberikan menggunakan komputer.
2) Model Tutorial, adalah model pembelajaran khusus dengan pembimbing yang
terkualifikasi, penggunaan mikro komputer untuk tutorial pembelajaran.
3) Model Simulasi. Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkrit
melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana
sebenarnya dan berlangsung dalam suasana tanpa resiko.
9
4) Model Instrucsional Games, merupakan salah satu bentuk metode dalam pembelajaran
berbasis komputer memberikan fasilitas belajar untuk menambah kemampuan siswa
melalui bentuk permainan yang mendidik.
6. Model
Pembelajaran
PAKEM
(Partisipatif,
Aktif,
Kreatif,
Efektif
dan
Menyenangkan)
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan berkembangnya berbagai
macam inovasi kegiatan untuk pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Terdapat 3 model pembelajaran yang
telah biasa digunakan oleh para pengajar yang pada dasarnya mendukung PAKEM, yaitu:
1) Pembelajaran Kuantum.
2) Pembelajaran Berbasis Kompetensi
3) Pembelajaran Kontekstual
7. Model Pembelajaran Berbasisis Web (E-Learning)
E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan
rangkaian
elektronik
(LAN,WAN, atau internet) untuk menyapaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan. Ada juga yang menafsirkan E-Learningsebagai bentuk pendidikan jarak jauh
yang dilakukan melalui internet. Perbedaan pembelajaran Tradisional dan E-Learningyaitu
kelas tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk
menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan didalam pembelajaran ELearning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan
bertanggungjawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran E-Learning akan
memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar
membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan inisiatif sendiri.
Adapun kelebihan dan kekurangan E-Learning, kelebihannya adalah:
a) Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja
kegiatan berkomuniksi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan
waktu.
b) Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
c) Bila peserta didik membutuhkan memerlukan tambahan informasi yang berkaitan
dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah
10
Dan kekurangannya adalah:
a) Kurangnya interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik.
b) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial.
c) Peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi akan cenderung gagal
d) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.\
e) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan
internet.
8. Model Pembelajaran Mandiri
Model pembelajaran mandiri yang diterapkan secara penuh memberi kesempatan
pada peserta didik untuk ikut berperan dalam menentukan tujuan, memilih isi pelajaran,
dan cara mempelajarinya. Bahkan peserta didik juga diberi kesempatan untuk ikut
menentukan cara dan kriteria evaluasinya. Dalam belajar mandiri, siswa harus berusaha
untuk memahami isi pelajaran sendiri, mencari sumber informasi sendiri, serta
memecahkan kesulitan sendiri. Dalam belajar, siswa harus lebih banyak berinisiatif untuk
melakukan kegiatan belajar sendiri. Namun, siswa boleh belajar bersama teman,
berdiskusi dengan teman, guru, atau sumber belajar yang lain dalam memecahkan
kesulitan yang dihadapinya.
9. Snowball Throwing3
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan materi.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan ketua kelompok.
e. Kemudian, kertas tersebut dibuat seperti bole dan dilempar dari satu peserta didik
f.
ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit.
Setelah peserta didik dapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi
h. Penutup
C. Langkah – Langkah Pengembangan Pembelajaran
3
Hanafiah, dan Suhana Cucu,Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung:Refika Aditama, 2009), hlm.49
11
Sebagaimana telah diketahui bersama dalam dunia pendidikan bahwasannya kegiatan
pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses
mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a.
Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c.
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d.
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan
materi.
Adapun, langkah-langkah pembelajaran secara umum adalah:
1. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
2. Menentukan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
12
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, di antaranya :
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
3. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
13
4. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
1). Mengucapkan salam
2). Apersepsi, yaitu Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah
dipelajari oleh siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan
dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel Bahasa Arab, guru menanyakan
tentang kaidah Mubtada’ sebelum menjelaskan tentang Khobar.
b. Kegiatan inti
1)
Mengamati
Dalam Bahasa Arab, guru meminta siswa untuk mengamati suatu bacaan yang
di dalamnya terdapat jumlah-jumlah ismiyyah.
2)
Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan tentang bacaan tersebut. Contoh : “Apa
kedudukan kata pertama dalam susunan kalimat tersebut?”
3)
Menalar untuk mengajukan hipotesis
Siswa mengajukan pendapat bahwa dalam jumlah ismiyah terdapat dua unsure
penting yaitu mubtada’ dan khobar.
4)
Mengumpulkan data
Siswa mengumpulkan data-data tentang kedudukan-kedudukan kata bahasa
arab dalam sebuah susunan kalimat.
5)
Menganalisis data
Siswa bersama guru menganalisis data-data tentang tentang kedudukankedudukan kata bahasa arab dalam sebuah susunan kalimat.
6)
Menarik kesimpulan
14
Siswa menyimpulkan berdasarkan hasil analisis yang mereka lakukan. Mereka
menyimpulkan bahwa kedudukan kata pertama dalam jumlah ismiyyah
menjadi mubtada.
7)
Mengkomunikasikan
Siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
c. Kegiatan Penutup
1) Siswa diminta guru untuk menjelaskan kembali pelajaran yang sudah
diberikan serta memberikan contoh.
2) Guru meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang pelajaran
yang sudah dipelajari. Misalkan guru meminta siswa untuk mengembangkan
contoh-contoh mubtada
3) Guru bisa merekomendasikan siswa tentang buku-buku atau situs internet yang
berkaitan dengan kaidah-kaidah mubtada.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling
berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses
pembelajaran, diantaranya : Guru, pesertadidik, tujuan, sumberpembelajaran,
metode, alat, evaluasi, dansituasiataulingkungan.
Model-model Pembelajaran diantaranya:
1. Model Pembelajaran Kontekstual
2. Model Pembelajaran Kooperatif
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
4. Model Pembelajaran Tematik
5. Model Pembelajaran Komputer
6. Model Pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan)
7. Model Pembelajaran Berbasisis Web (E-Learning)
8. Model Pembelajaran Mandiri
9. Snowball Throwing
Langkah pertama mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi
urutan pengajaran dan mengelola kelompok konten/materi dengan menggunakan
analisis pembelajaran, mulai dari kemampuan tingkat rendah dan berlanjut secara
hirarkhis.
DAFTAR PUSTAKA
16
Majid, Abdul. 2011.Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.2011.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana.
Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :Ghalia
Indonesia.
Hanafiah, dan Suhana Cucu.2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Rusman.2013.Model-Model Pembelajaran. Depok: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA.
17