Ketimpangan Di Provinsi Bali Sebelum dan

BAB 1
Pendahuluan


Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah kepulauan yang mempunyai ribuan kepulauan
dan mempunyai 34 provinsi. Masing-masing daerah mempunyai perbedaan ciri khas
tersendiri meliputi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya, adat-istiadat, jumlah
dan kepadatan penduduk, mutu sumberdaya manusia, letak geografis, serta sarana
dan prasarana yang tersedia di setiap daerah (BPS, 1996). Perbedaan karakteristik
tersebut berpengaruh pada kemampuan tumbuh masing-masing daerah, sehingga
membuat pembangunan di sebagian daerah tumbuh lebih cepat dari pada
pembangunan daerah lainnya. Kemampuan tumbuh yang berbeda ini juga diikuti
oleh perbedaan pola pembangunan ekonomi yang kemudian menyebabkan
terjadinya ketimpangan pendapatan antar wilayah.
Ketimpangan tidak dapat dimusnahkan, melainkan hanya bisa dikurangi
sampai pada tingkat yang dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu agar
keselarasan dalam sistem tersebut terpelihara dalam proses pertumbuhannya
(Supriyantoro, 2005). Oleh karena itu, ketimpangan pasti akan selalu ada baik di
negara miskin, negara sedang berkembang maupun negara maju. Setiap negara
hanya bisa menekan nilai ketimpangan serendah mungkin.

Ketimpangan yang semakin melebar lama-kelamaan akan menimbulkan
ketidakpuasan yang berujung pada timbulnya konflik. Akumulasi dari ketidakpuasan
tersebut dapat

membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena

diwujudkan dalam gerakan pemisahan wilayah atau separatisme. Pembangunan
pada masa orde baru yang dimulai dari tahun 1969 merupakan masa dimana
perekonomian Indonesia memperlihatkan angka pertumbuhan yang sangat baik.
Bahkan pada tahun 1993, Bank Dunia mengkategorikan Indonesia sebagai Newly
Industrializing Economies (NIEs), bersama dengan Malaysia, Meksiko, Brazil,
Taiwan, Hongkong, Singapura, Korea Selatan dan Thailand. Pada saat itu sektor
tradisional (sektor pertanian) seakan-akan termarginalkan, digantikan oleh sektor
modern (sektor industri). Seperti halnya negara yang sedang berkembang lainnya,

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

pertumbuhan ekonomi selalu dipusatkan pada peningkatan sektor modern yang

cenderung lebih sedikit dalam penyerapan tenaga kerja.
Sektor tradisional yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar
selama ini tersisihkan, sehingga sektor modern lebih cepat berkembang.
Peningkatan yang cepat pada sektor modern menyebabkan kesenjangan antara
sektor modern dan sektor tradisional. Untuk menanggulangi hal diatas perlu adanya
strategi baru bagi pemerintah agar berorientasi pada pertumbuhan ekonomi
sekaligus pemerataan.



Rumusan Masalah
Sebagai provinsi yang berbentuk sebuah pulau,Bali menyimpan banyak
sekali sumber daya didalamnya. Oleh karena banyaknya sumber daya alam maka
akan berpengaruh kedalam Pendapatan Domestik Regional BrutoProvinsi Bali juga
merupakan provinsi yang mempunyai angka kemiskinan terkecil kedua setelah
Jakarta. Oleh karena itu provinsi Bali dipilih sebagai acuan provinsi-provinsi lainnya
dalam menerapkan kebijakan yang berpengaruh terhadap pemerataan pendapatan.
Dalam kaitannya dengan angka kemiskinan yang kecil pasti ada salah satu sector
didalam PDRB yang membantu membuat angka kemiskinan dan disparitas
pendapatan itu kecil.Untuk itu makalah ini akan membahas apakah peran sector

pertanian dalam membantu mengurangi kemiskinan dan disparitas adalah besar dan
apakah sector penggalian berperan besar didalam mengurangi angka disparitas di
Provinsi Bali.
Tabel 1Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut
Provinsi, September 2012
Propinsi

Persentase Penduduk Miskin
(%)
Kota
Desa
Kota+Desa

Bali

12.47

20.97


18.58

Sumatera Utara

10.28
6.45
6.68
10.53

10.53
8.99
8.94
7.29

10.41
8.00
8.05
8.28

13.29

16.89

13.58
17.80

13.48
17.51

Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera
Selatan
Bengkulu

Propinsi

Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara
Timur

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara

Persentase Penduduk Miskin
(%)
Kota
Desa
Kota+Desa

21.65

15.41

18.02

12.21
5.49

4.21
3.56

22.41
9.04
7.19
6.07

20.41
7.96
6.19
5.01

3.82
6.36

10.56
8.69

6.38

7.64

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali

11.88
3.73
6.77

3.70
8.71
13.11
13.10
8.90
4.41
3.81

16.96
6.96
7.08
0.00
12.13
16.55
21.29
16.88
8.31
4.17

15.65

5.37
6.83
3.70
9.89
14.98
15.88
13.08
5.71
3.95

Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia


9.02
4.44
4.62
4.80
10.03
8.39
2.92
5.36
5.81
8.60

16.85
12.93
16.24
23.63
13.92
28.12
9.98
36.33
39.39
14.70

Sumber: Diolah dari Susenas Maret 2012



Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mengidentifikasi kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, penyerapan
tenaga kerja, dan laju pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Bali.
2. Menghitung besarnya ketimpangan pendapatan yang terjadi di Pemerintah
Bali dan melihat dinamikanya.
3. Mengidentifikasi peranan sektor pertanian terhadap pemerataan pendapatan
daerah dan pertumbuhan ekonomi di Pemerintah Bali.

BAB 2

Kajian Pustaka

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

14.94
9.82
13.06
17.22
13.01
20.76
8.06
27.04
30.66
11.66

Pengukuran ketimpangan pendapatan antar daerah di Provinsi Bali dapat
dilakukan dengan metode Indeks Williamsons (CV w) dengan rumus (Tambunan,
2003):

Dimana: CVw = Indeks ketimpangan daerah Williamson
fi = Jumlah penduduk di daerah ke-i (jiwa)
n = Penduduk total (jiwa)
= PDRB perkapita atas dasar harga konstan di daerah ke-i (rupiah)
= PDRB perkapita atas dasar harga konstan untuk propinsi (rupiah)

Untuk melihat peranan sektor pertanian terhadap ketimpangan pendapatan
daerah dilakukan dengan cara menghitung ketimpangan pendapatan daerah tanpa
memasukkan nilai PDRB sektor pertanian dalam perhitungan tersebut. Kemudian
dibandingkan dengan besarnya tingkat ketimpangan dengan memasukkan PDRB
sektor pertanian. Apabila setelah PDRB sektor pertanian dikeluarkan dari
perhitungan ketimpangan semakin besar, maka artinya sektor pertanian berperan
dalam mengurangi tingkat ketimpangan yang terjadi.
Secara umum kegiatan ekonomi Pemerintah pusat maupun daerah yang
dihitung dalam PDRB dibagi menjadi Sembilan sektor, yaitu:
1.

Sektor Pertanian, yang terdiri dari:
a) Subsektor tanaman pangan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan
pada peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka
mempertahankan swasembada pangan.
b) Subsektor tanaman perkebunan; pengembangan pada subsektor ini
diarahkan untuk menunjang peningkatan produksi tanaman perkebunan
terutama yang mudah dipasarkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan petani dan devisa negara dari hasil ekspor.
c) Subsektor peternakan dan hasilnya; pembangunan pada subsektor ini
diarahkan pada peningkatan produksi daging, telur, dan susu untuk

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

memenuhi gizi masyarakat.Subsektor kehutanan; kegiatan yang dilakukan
meliputi pembangunan kayu, pengambilan hasil-hasil hutan dan perburuan
binatang liar.
d) Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk
peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat
e) Subsektor perikanan; pembangunan pada subsektor ini diarahkan untuk
peningkatan produksi dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat
2. Sektor Pertambangan dan Galian
a) Subsektor tanpa migas, meliputi pengambilan dan persiapan pengolahan
lanjutan benda padat, baik dibawah maupun pada permukaan bumi serta
seluruh kegiatan lainnya yang bertujuan memanfaatkan biji logam dan
hasil tambang lainnya.
b) Subsektor penggalian, mencakup penggalian dan pengambilan segala
jenis barang galian batu-batuan, pasir besi, biji besi, biji perak serta
komoditas barang tambang lainnya selain kegiatan yang tercakup yaitu
penggalian batu-batuan, pasir, tanah, batu gunung, batu kali, batu kapur,
batu koral, kerikil, dan batu marmer.
3. Sektor Industri Pengolahan Pembangunan pada bidang ini terutama
diarahkan untuk industri pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan limbah
pertanian, industri rumah tangga, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
penekanan pembangunan pada industri selain untuk meningkatkan produksi
tapi juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat
menyerap tenaga kerja lebih banyak
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air minum, terdiri dari:
a) Subsektor listrik; meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik
yang diselenggarakan oleh PLN maupun non PLN. Yang dimaksud non
PLN adalah perusahaan listrik yang dilakukan oleh perusahaan swasta
atau perorangan.
b) Subsektor air minum; kegiatan ini meliputi proses pembersihan,
pemurnian, dan proses kimia lain untuk menghasilkan air minum termasuk
penyaluran melalui pipa baik pada rumah tangga, instansi pemerintah
maupun swasta.
5. Sektor Bangunan
pembuatan,

Kegiatan

perluasan,

ini

meliputi

pemasangan,

usaha

perbaikan

pembangunan
berat

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

dan

atau

ringan,

Halaman 18

perombakan bangunan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendugan, jaringan
listrik, telekomunikasi, dan konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, yang terdiri dari:
a) Subsektor perdagangan besar dan eceran; subsektor perdagangan
memainkan peranan penting dalam perekonomian Pemerintah Bali,
karena

mendorong

pertumbuhan

dan

perkembangan

produksi.

Perdagangan mampu menjamin kelancaran pemasaran dan pembelian
jasa dari konsumen ke produsen.
b) Subsektor perhotelan, kegiatan ini meliputi penyediaan akomodasi yang
menggunakan sebahagian atau keseluruhan bangunan berupa tempat
penginapan, baik yang terbuka untuk umum atau hanya sebahagian
anggota kelompok organisasi tertentu. Termasuk pula aktivitas penyediaan
makanan dan minuman serta penyediaan fasilitas lainnya bagi para tamu
penginapan, yang seluruh kegiatan tersebut berada dalam suatu kesatuan
manajemen penginapan.
c) Subsektor restoran; kegiatan ini mencakup usaha penjualan untuk
penyediaan makanan atau minuman, yang pada umumnya dikonsumsi di
tempat penjualan, disuatau tempat tersendiri ataupun dijajakan.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yang terdiri dari;
a) Subsektor angkutan darat, meliputi angkutan jalan raya jasa penunjang
angkatan darat seperti parkir dan terminal. Akan tetapi yang termasuk
dalam hitungan hanya terbatas pada segala jenis angkutan jalan raya
seperti angkutan bus, truk, becak dan angkot.
b) Subsektor angkutan laut, meliputi kegiatan

pelayanan

angkutan,

pelayanan samudera, perairan pantai, sungai, dan jasa penumpang
angkutan laut. Namun, yang termasuk dalam hitungan hanya terbatas
angkutan perairan pantai saja.
c) Subsektor komunikasi, meliputi kegiatan jasa komunikasi untuk umum
seperti pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh Perum
Pos dan Giro, pengiriman berita dengan menggunakan telepon, telex, dan
telegram yang diusahakan oleh Perum Telekomunikasi.
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, yang terdiri dari:
a) Subsektor keuangan (bank), kegiatan ini meliputi jasa pelayanan dibidang
keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk
giro dan tabungan, member pinjaman, mengirim uang, memindahkan

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

rekening koran, membeli atau menjual surat-surat berharga, dan member
jaminan bank.
b) Subsektor keuangan non bank, meliputi pelayanan asurnsi baik jiwa
ataupun bukan jiwa seperti asuransi kebakaran, kecelakaan kerusakan
dan sebagainya. Termasuk juga agen per asuransian, unit penyaluran
dana pensiun dan sebagainya.
c) Subsektor persewaan dan jasa perusahaan, meliputi kegiatan pemberian
jasa kepada pihak lain seperti jasa hukum, jasa angkutan, jasa periklanan,
jasa penyewaan mesin dan peralatan, jasa bangunan dan jasa arsitek.
Tetapi yang termasuk dalam perhitungan terbatas pada jasa hukum
(advokat/pengacara), notaris dan jasa konsultan.
9. Sektor Jasa, terdiri dari:
a) Pemerintah umum, meliputi jasa pelayanan sosial seperti rumah sakit
umum dan panti asuhan.
b) Swasta, meliputi:
1) Subsektor jasa sosial kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan dan
pendidikan swasta mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi, termasuk guru per orangan yang berusaha sendiri dan
kursus-kursus.

Jasa

kesehatan

mencakup

segala

lembaga

kesehatan swasta yang berbentuk rumah sakit maupun poliklinik,
jasa sosial lainnya yang mencakup panti asuhan, rumah ibadah dan
sebagainya.
2) Subsektor kebudayaan dan hiburan, meliputi segala macam
perusahaan dan lembaga swasta yang bergerak pada jasa hiburan,
rekreasi serta kebudayaan seperti pembuatan dan disribusi film,
usaha penyiaran film dan penyiaran radio swasta. Dari jenis
kegiatan tersebut diatas, yang termasuk dalam perhitungan terbatas
pada kegiatan pemutaran film dan penyiaran radio swasta niaga.
3) Subsektor perorangan dan rumah tangga, meliputi jasa yang
diberikan untuk perorangan dan rumah tangga seperti jasa reparasi,
jasa binatu, tukang cukur, tukang jahit, tukang las dan jasa
perorangan lainnya.

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

BAB 3

Pembahasan


Analisis Besaran PDRB Bali Berdasarkan Harga Konstan
Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki pengaruh cukup besar bagi
perekonomian di Indonesia. Perekonomian di Bali dikuasai oleh 3 sektor yang
sangat mencolok yaitu perdagangan, pertanian dan jasa-jasa. Sektor perdagangan
di Bali bukan hanya dikuasai oleh perdagangan domestic, namun juga banyak
dipengaruhi oleh perdagangan mancanegara. Perdagangan hasil kerajinan bali
keluar negeri juga mempunyai banyak pengaruh terhadap pendapatan domestic
regional bruto di Provinsi Bali. Akan tetapi sebagai ikon wisata indonesia, Bali yang
mempunyai

wisata

alam

yang

banyak

menarik

wisatawan

domestic

dan

mancanegara memberikan pengaruh besar terhadap PDRB dalam sector hotel.
Tabel 2 PDRB berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000, tahun
2007-2011

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

Lapangan Usaha
Pertanian

2007
5219408.22

2008
5342525.44

2009
2010
5645784.85 5745218.98

2011
5873306.31

Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel, dan
restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-Jasa
Total

140401.86
2451642.6
368482.37
946314.71
7533181.32

150065.76
2625515.32
391914.95
1057821.07
8148209.54

157971.73
188664.53
2768110.35 2936448.09
410371.98
438590.34
1067443.02 1146121.48
8656017.41 9209066.19

208488.02
3027992.41
470830.61
1263386.67
10005651.57

2652613.84
1792600.34

2870113.59
1850585.81

3016617.21 3190556.74
1899187.64
2041019.6

3380964.69
2167882.16

3345240.44
3473574.06
24449885.7 25910325.54

3669441.42 3985000.25
27290945.61 28880686.2

4382171.61
30780674.05

Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011

Dari table diatas dapat diketahui bahwa pendapatan terbesar pulau bali dari
tahun 2007-2011 ada di sector perdagangan,hotel dan restoran. Ini dikarenakan
provinsi bali sendiri terkenal sebagai salah satu kawasan wisata terkenal didunia.
Penyumbang terbesar kedua bagi pendapatan regional bruto daerah Bali adalah
sector pertanian. Sebagai penarik sector pariwisata Di bali yaitu sector pertanian
dan alam yang masih asri. Sebagai bagian dari Negara berkembang, pertanian juga
diangggap sebagai sektor penunjang yang positif dalam pembangunan ekonomi

pada Negara berkembang seperti Indonesia dan daerah didalamnya.
Sektor yang memberikan sumbangan terkecil ke PDRB Provinsi Bali yaitu
sector pertambangan dan penggalian.Sebagai daerah yang terdiri dari sedikit
sumber daya alam berupa daerah galian,otomatis akan berdampak ke PDRB sector
ini.Malahan di Bali tidak mempunyai daerah pertambangan minyak dan gas.Sektor
terkecil kedua adalah sector listrik gas dan air bersih yang pendapatannya masih
sangat kecil yang disebabkan persentase kepadatan penduduk di Provinsi Bali
masih kecil.
Total PDRB provinsi bali dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan.Ini
ditunjukkan dari total PDRB provinsi Bali tahun 2007 ada di angka Rp.
24.449.885.700,-

sedangkan

pada

tahun

2011

ada

di

angka

Rp.30.780.674.050.Untuk itu dapat dikatakan total PDRB provinsi Bali akan terus
tumbuh.

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18



Analisis Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali
Dari grafik di bawahdiketahui bahwa angka pertumbuhan PDRB provinsi Bali
mengalami pertumbuhan yang tidak stabil. Angka pertumbuhan terbesar PDRB
provinsi Bali ada antara tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 7,75% dari total PDRB
tahun 2009. Sedangkan pertumbuhan PDRB provinsi Bali yang paling kecil adalah
ditahun 2009.Dimana pertumbuhannya hanya sebesar 4,62% dari total PDRB tahun
2008.

Gambar 1 Grafik Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 2007-2011

Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011

Penurunan drastis PDRB provinsi Bali pada tahun 2009 adalah dampak dari
adanya krisis ekonomi yang menimpa dunia tahun 2008.Rata-rata dari pertumbuhan

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

PDRB provinsi Bali adalah 6,37%.Angka ini merupakan angka pertumbuhan PDRB
yang cukup besar bila dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia.
Tabel 3 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan 200 menurut lapangan usaha tahun
2007-2011

Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik,Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan,Hotel, dan restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-Jasa
Total

2007
2.21
3.89
8.46
7.3
6.09
8.15
10.86
3.76
2.6
5.92

2008 2009 2010
2.36 5.68
1.76
6.88 5.27 19.43
7.09 5.43
6.08
6.36 4.71
6.88
11.78 0.91
7.37
8.16 6.23
6.39
8.2
5.1
5.77
3.23 2.63
7.47
3.84
6.43

5.64
4.62

8.6
7.75

2011 Rata-rata
2.23
2.85
10.51
11.73
3.12
4.88
7.35
6.31
7.88
5.39
8.65
7.09
5.97
5.61
6.22
5.44
9.97
6.88

Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011

Dari Tabel diatas dapat diketahui sector yang angka pertumbuhan jumlah
pendapatnnya adalah sector pertambangan dan penggalian di tahun 2010 dengan
pertumbuhan sebesar 19,43%.Akan tetapi angka pertumbuhan sector ini menurun
drastic di tahun berikutnya. Untuk itu seharusnya pemerintah menjaga pertumbuhan
pendapatan pada sector ini pada angka yang moderat. Pertumbuhan sektor yang
terus mengalami kenaikan adalah sector jasa yang mengalami pertumbuhan
sebesar 2,6% pada tahun 2007 dan terus merangkak naik hingga mencapai angka
9,97% pada tahun 2011. Ini adalah tren positif yang disebabkan oleh pemerintah
yang memberlakukan suatu kebijakan yang mendukung terhadap pertumbuhan
positif sektor ini seperti memberikan pelayanan jasa secara optimal oleh pemerintah
kepada masyarakat.
Pertumbuhan pendapatan pada tingkat yang moderat adalah sector
perdagangan jasa dan hotel.Pertumbuhan sector ini berkutat di angka 68%.Pertumbuhan paling kecil diantara sector diatas adalah sector bangunan pada
tahun 2009 yaitu sebesar 0,91%. Ini berarti tidak pembangunan di provinsi Bali pada
tahun ini tidak dlam kondisi yang baik setelah diterpa dampak krisis ekonomi pada
2008. Pada tahun 2009 hampir semua sector mengalami penurunan angka PDRB

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

8.07
6.37

yang disebabkan adanya krisis ekonomi pada tahun 2008. Akan tetapi sector yang
tidak terkena dampak dari krisis ekonomi tahun 2008 adalah sector pertanian dan
jasa. Banyak pakar ekonom berpendapat bahwa sektor adalah sector yang
sebenarnya memberikan tren positif terhadap suatu negara dan sedikit kemungkinan
akan menyebabkan guncangan ekonomi dan ketimpangan pendapatan pada suatu
negara dan daerah.



Analisis Ketimpangan antar Kabupaten di Provinsi Bali
Perhitungan ketimpangan pendapatan dalam penelitian ini menggunakan
rumus atau formula yang diperkenalkan oleh Williamson (1965) yang sering disebut
CV Williamson (CVw). Semakin besar nilainya, semakin besar tingkat ketimpangan
pendapatan yang terjadi, begitu pula sebaliknya.Pada analisis kali ini menggunakan
semua sector dan kemudian akan dibandingkan dengan sector lain seperti sector
pertanian dan penggalian.

Tabel 4 Angka Ketimpangan Provinsi Bali berdasarkan Indeks Williamson

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

CVw
0.296261227
0.289957418
0.280051887
0.272229906
0.276196518

Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011

Dari table diatas dapat diketahui bahwa angka ketimpangan di Provinsi Bali
berada pada angka yang moderat dan ketimpangan antar daerah di provinsi Bali dari
tahun ke tahun mengalami penurunan dan semakin menuju kepada pemerataan
pendapatan antar daerah di Provinsi Bali. Penurunan angka ketimpangan ini
dibuktikan dengan semakin menjauhnya angka CVw dari angka 1.Angka CVw
provinsi Bali pada tahun 2007 ada di angka 0,296261227 akan tetapi pada tahun
2010 terus menjauhi angka 1 yaitu berada pada angka 0.272229906. Akan tetapi
pada tahun 2011 angka ketimpangan di provinsi Bali kembali meningkat dan
menunjukkan tren negatif atas kebijakan yang dilakukan pemerintah. Seharusnya

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

pemerintah dapat mempertahankan penurunan angka ketimpangan ini dan
diharapkan pemerintah menerapkan kebijakan yang dapat membuat angka CVw
turun.



Analisis Sektor yang Berperan Terhadap Pengurangan Angka
Ketimpangan di Provinsi Bali
Dalam menganalisis peranan sektor pertanian terhadap ketimpangan
pendapatan daerah, dapat dilakukan dengan membandingkan besarnya Indeks
Williamson yang memasukkan PDRB dari sektor pertanian (seluruh sektor) dalam
perhitungan dengan besarnya Indeks Williamson tanpa memasukkan PDRB dari
sektor pertanian. Selisih antara dua Indeks tersebut akan mencerminkan peranan
sektor pertanian dalam mengurangi ketimpangan pendapatan di Provinsi Bali.

Tabel 5 Peranan sektor pertanian dalam mengurangi Ketimpangan Pendapatan di
Provinsi Bali Tahun 2000-2007

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

CVw Tanpa
Sektor
Pertanian
0.446329909
0.435108659
0.42467209
0.408919037
0.407158808

CVw dengan
Sektor Pertanian

Besar PDRB Sektor
Pertanian(dalam juta)

0.296261227
0.289957418
0.280051887
0.272229906
0.276196518

4575025.01
4659064.01
4853293.54
4965039.46
5077697.77

Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011

Dari table diatas terlihat bahwa angka ketimpangan antar daerah setelah
pendapatan sector pertanian dikeluarkan dari perhitungan menunjukkan peningkatan
ketimpangan yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa sector pertanian berperan
besar dalam mengurangi ketimpangan di provinsi Bali. Ini ditunjukkan dari angka
CVw dengan sector pertanian pada tahun 2007(0.296261227) lebih kecil dari angka
CVw tanpa sector pertanian tahun 2007(0.446329909). Pada tahun berikutnya juga
menunjukkan trend yang demikian. Dengan demikian jika di provinsi Bali tidak

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

terdapat pendapatan dari sector pertanian akan menyebabkan ketimpangan antar
daerah di provinsi Bali akan semakin membesar.
Tabel 6 Peranan sektor pertanian dalam mengurangi Ketimpangan Pendapatan di
Provinsi Bali Tahun 2000-2007

Tahun
2007
2008
2009
2010
2011

CVw Tanpa
Sektor
Penggalian
0.300149487
0.293803478
0.283834168
0.276024974
0.280229193

CVw dengan
Sektor
Penggalian
0.296261227
0.289957418
0.280051887
0.272229906
0.276196518

Besar PDRB Sektor
Penggalian(dalam
juta)
123502.31
128872.92
133150.94
139770.04
150046.69

Sumber : Diolah dari data BPS Bali, 2011

Dari data diatas menunjukkan bahwa angka ketimpangan antar daerah setelah
sector penggalian dikeluarkan dari perhitungan tidak berpengaruh signifikan dalam
mengatasi ketimpangan pendapatan antar daerah. Kenaikan angka CVw setelah
mengeluarkan sector penggalian dari perhitungan tidak sampai 0.005. Ini terlihat dari
perbedaan setiap tahunnya yaitu antara 0.300149487(tanpa sektor penggalian)
dengan 0.296261227(dengan sektor penggalian) pada tahun 2007 ataupun antara
0.280229193(tanpa

sektor

penggalian)

dengan

0.276196518(dengan

sektor

penggalian) pada tahun 2011. Ini menunjukkan bahwa sector penggalian tidak
berpengaruh besar terhadap pemerataan pendapatan yang ada di suatu
daerah.Pengaruh sector penggalian terhadap pengurangan angka ketimpangan
tetap ada(namun kecil) dan pengaruhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan
pendapatan pada sector pertanian.

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

BAB 4
Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Angka pertumbuhan PDRB provinsi Bali mengalami pertumbuhan yang tidak
stabil.Angka pertumbuhan terbesar PDRB provinsi Bali ada antara tahun
2009 ke 2010 yaitu sebesar 7,75% dari total PDRB tahun 2009.Sedangkan
pertumbuhan PDRB provinsi Bali yang paling kecil adalah ditahun
2009.Dimana pertumbuhannya hanya sebesar 4,62% dari total PDRB tahun
2008. Penurunan drastis PDRB provinsi Bali pada tahun 2009 adalah
dampak dari adanya krisis ekonomi yang menimpa dunia tahun 2008.
2. Pendapatan terbesar pulau bali dari tahun 2007-2011 ada di sector
perdagangan,hotel dan restoran.Ini dikarenakan provinsi bali sendiri terkenal
sebagai salah satu kawasan wisata terkenal didunia.Penyumbang terbesar
kedua bagi pendapatan regional bruto daerah Bali adalah sector pertanian.

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

Sedangkan sektor yang memberikan sumbangan terkecil ke PDRB Provinsi
Bali yaitu sector pertambangan dan penggalian.
3. Angka pertumbuhan rata-rata terbesar terdapat pada sector Penggalian
dengan pertumbuhan rata-rata 11,73% dan pertambangan sedangkan angka
pertumbuhan rata-rata terkecil terdapat pada sector pertanian dengan
pertumbuhan rata-rata 2,85%.
4. Sector pertanian berperan besar dalam mengurangi ketimpangan di provinsi
Bali. Ini ditunjukkan dari angka CVw dengan sector pertanian pada tahun
2007(0.296261227) lebih kecil dari angka CVw tanpa sector pertanian tahun
2007(0.446329909).
5. .Pengaruh sector penggalian terhadap pengurangan angka ketimpangan
tetap ada(namun kecil) dan pengaruhnya lebih kecil bila dibandingkan
dengan pendapatan pada sector pertanian. Ini terlihat dari perbedaan setiap
tahunnya yaitu antara 0.300149487(tanpa sektor penggalian) dengan
0.296261227(dengan sektor penggalian) pada tahun 2007 ataupun antara
0.280229193(tanpa sektor penggalian) dengan 0.276196518(dengan sektor
penggalian) pada tahun 2011.



Saran
Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:
1. Sektor pertanian yang pertumbuhannya relatif kecil tapi mempunyai peran
yang cukup besar dalam PDRB, dan penyerapan tenaga kerja diharapkan
dapat lebih diperhatikan dalam peningkatannya, dan menjadi prioritas dalam
pembangunan, agar dapat tetap menjadi leading sector di dalam
pemerintahan provinsi Bali.
2. Dinamika ketimpangan yang semakin menurun di provinsi Bali diharapkan
dapat dipertahankan.Dan sebaiknya pemerintah daerah membuat suatu
kebijakan yang dapat mengurangi angka ketimpangan di provinsi Bali.
Dengan dinamika ketimpangan yang semakin menurun ditambah dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi kemakmuran di provinsi Bali akan
tercapai.
3. Sektor pertanian masih memerlukan dukungan sektor lain (agroindustri)
khususnya di daerah pertanian, peningkatan pada sub sektor agroindustri
dapat memperlancar aliran barang hulu-hilirnya yang akan meningkatkan

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

nilai tambah. Dengan begitu, peningkatan pertumbuhan ekonomi secara
merata dapat berjalan sebagaimana mestinya di provinsi Bali.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik.2011. PDRB Kabupaten dan Kota Provinsi Bali 20072011.BPS Bali.Denpasar.
Naufal, Agus. 2010. Peranan Sektor Pertanian dalam Pertumbuhan Ekonomi dan
Mengurangi Ketimpangan Pendapatan di Pemerintah Aceh.Skrpsi S1
Program Sarjana Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Rambe , Raja I. M.2010. Disparitas produk domestik regional bruto (PDRB) antar
Kabupaten / Kota di Propinsi Sumatera Utara. Tesis S2 Program Pasca
Sarjana Perencanaan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Univesitas
Indonesia,Depok.

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

K E T I M PA N G A N D I P ROV I N S I BA L I

Halaman 18

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65