Tugas giring dan kawan kawan. sukses sel

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bidan komunitas adalah bidan yang bekrja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan ketrampilan
untuk memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu dan anakyang berada di wilayah masyarakat
tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anaka balita yang bedada di keluarga dana
masayarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk social yang memiliki budaya tertentu
dan dipengruhi oleh kondisi ekonomi, politik, social, budya dan lingkungan sekitarnya.
Setiap petugas kesehatan yang bekerja di masyarakat perlu memamahami masyarakat yang
dilayaninya, baik keadaan budaya maupun tradisi setempat sangat menentukan pendekatan yang
ditempuh. Pendekatan yang akan digunakan oleh bidan harus memperhatikan strategi pelayanan
kebidanan dan tugas setra tanggung jawab bidan agar masyarakat mau membuka hatinya untuk
bekerja sama dengan dan sehingga tercipta pelayanan kesehatan yang bermutu di masyarakat.

1.2 Tujuan
1.2.1

untuk mengetahui strategi pelayanan komunitas


1.2.2

untuk mengertahui tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas

1.3 Manfaat
1.3.1 sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khusussnya ilmu kebidanan.
1.3.2 diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan strategi pelayanan
kebidanan dan tugas serta tanggung jawab bidan

BAB II
TINJAUAN TEORI

1.
1.

Strategi pelayanan kebidanan di comunitas
Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.

Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawaldari pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari
faktor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, sosial budaya dll. Sebagian masalah komunitas merupakan

hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara aktif. Keberadaan kader
kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap
kemampuan yang mereka miliki.
1.1 definisi
1.1.1 secara umum
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi aktif
individu, kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dirasakan
masyarakat dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.
1.1.2 secara khusus
Merupakan model dari pelaksanaan organisasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat
dengan pendekatan pokok yaitu pemecahan masalah dan proses pemecahan masalah tersebut.
1.2 tujuan pendekatan edukatif
1. Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang merupakan masalah kebidanan komunitas.

2. Kembangkan kemampuan masyarakat, hal ini berbeda dengan memecahkan masalah yang dihadapi
atas dasar swadaya sebatas kemampuan.
1.3 strategi dasar pendekatan edukatif
1.3.1 mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif terhadap pendekatan yang ditempuh serta
sepakat untuk mensukseskan.

Langkah-langkah pengembangan provider
1. Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat masyarakat.
Bertujuan untuk mendapat dukungan, sehingga dapat menentukan kebijakan nasional atau regional.
Bentuknya pertemuan perorangan, dalam kelompok kecil, pernyataan beberapa pejabat yang berpengaruh.
2. Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai tingkat administrasi sampai dengan tingkat
desa.
Tujuan yang akan dicapai adalah adanya kesepahaman, memberi dukungan dan merumuskan kebijakan
serta pola pelaksanaan secara makro. Berbentuk lokakarya, seminar, raker, musyawarah.
3. Pengumpulan data oleh sektor kecamatan/desa
Merupakan pengenalan situasi dan masalah menurut pandangan petugas/provider. Macam data yang
dikumpulkan meliputi data umum , data khusus dan data perilaku.
1.3.2 pengembangan masyarakat

Pengembangan masyarakat adalah menghimpun tenaga masyarakat untuk mampu dan mau mengatasi
masalahnya sendiri secara swadaya sebatas kemampuan. Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat
untuk menentukan masalah, merecanakan alternatif, melaksanakan dan menilai usaha pemecahan masalah
yang dilaksanakan. Langkah– langkahnya meliputi pendekatan tingkat desa, survei mawas diri,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta pemantapan dan pembinaan.
B.


Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan
tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala
prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari luar
secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan memfungsikan
masyarakat.
2.1 jenis-jenis pendekatan
1.

Specifict content approach

Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal program kepada
instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus dbd
2.

General content objektive approach

Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam wadah

tertentu.
Contoh : posyandu meliputi kia, imunisasi, gizi, kie dsb.

3.

Proses objective approach

Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai pengambil
prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader
2.2 bidan komunitas dalam masyarakat
2.2.1 pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan kepada anggota masyarakat tentang kesehatan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang harus meningkat terhadap kesehatan untuk kepentingan
diri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan mencangkup pendidikan formal, pelatihan dan penyuluhan.
2.2.2 pelatihan
Pelatihan adalah pendidikan singkat yang dilakukan kepada seseorang atau lebih guna meningkatkan
ketrampilan tertentu. Tujuan pelatihan adalah dihasilkannya seseorang atau sejumlah orang yang
mempunyai ketrampilan tertentu.
Untuk mendukung penerapan kurikulum tersebut, didalam rencana pelatihan ditentukan tenaga pelatih,

sarana dan fasilitas serta pembiayaan pelatihan.
·

perlatihan dukun

Tujuan pelatihan dukun adalah untuk meningkatkan keterampilan dukun dalam melayani ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi yang dilahirkan sesuai dengan persyaratan kesehatan. Kurikulum dukun
mencangkup sebagai berikut :
A)

struktur dan fisiologis sistem reproduksi secara umum

B)

pemeliharaan kesehatan ibu hamil

C)

pertolongan persalinan


D)

asuhan ibu nifas

E)

asuhan pada bayi baru lahir

F)

bekerja secara aseptic

G)

penyuluhan

H)

penyakit yang pada umumnya menggangu kesehatan ibu dan bayi


I)

cara merujuk pasien dan

J)

peralatan dukun

·

pelatihan kader kesehatan desa

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang melakukan kegiatan progam kesehatan desa.
A)

tujuan pelatihan : tujuan pelatihan kader adalah agar kader mampu memahami dan mampu berperan

dalam pelaksanaan progam-progam kesehatan terutama progam kb kesehatan.
B) kriteria : kriteria kader adalah diterima dan dipilih oleh masyarakat serta bersedia dan sanggup
menjadi kader kesehatan.

C)

penyelenggara pelatihan : penyelenggara pelatihan adalah puskesmas dengan tim pelatih yang terdiri

dari :
Ü pimpinan puskesmas
Ü staf puskesmas (antara lain bidan)
Ü petugas sector-sektor lain tingkat kecamatan yang berkaitan (bkkbn, bangdes, pertanian, agama).
·

kursus ibu

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan terutama berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan, dilakukan melalui kursus ibu.
Tujuan untuk memberikan kursus ibu adalah untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang masalah
kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Secara khusus tujuan kursus ibu adalah
memberi pengetahuan ibu tentang:
§ hygiene progam menuju hidup sehat
§ kesehatan ibu untuk kepentingan janin
§ jalannya persalinan

§ persiapan menyusui bayi kelak
§ keluarga berencana
2.2.3

penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan prinsip belajar, pemberianinformasi atau
nasehat yang ditujukan kepada individu, kelompok atau masyarakat tentang bagaimana hidup sehat.
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina, memelihara perilaku dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Metode dalam penyuluhan :
1.

Ceramah

2.

Dialog


Alat bantu penyuluhan:
1.

Kartu (“flash cart”)

2.
C.

“flipchart”
Menggunakan atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat.

Masalah kesehatan pada umumnya disebabkan rendahnya status sosial – ekonomi yang akibatkan
ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara diri sendiri (self care) sehingga apabila berlangsung
terus akan berdampak pada status kesehatan keluarga dan masyarakat juga produktivitasnya. Hasil
pengamatan, pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan program yang di kaji secara sistematik,
semuanya membuktikan bahwa peran serta masyarakat amat menentukan terhadap keberhasilan,
kemandirian dan keseimbangan pembangunan kesehatan. Besar dan beragamnya peran serta masyarakat
dapat dilihat pada beberapa fakta berikut.
Dari kajian kunjungan lapangan di berbagai daerah, terungkapnya bahwa peran serta masyarakat di
wujudkan dalam bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (ukbm) yang jenisnya sangat
banyak diantaranya:
Posyandu,dana

sehat,

pos

UKK

(pos

upaya

kesehatan

kerja),

SBH(satuan

karya

bakti

husada),polindes(pondok bersalin desa), poskestren(pos kesahatan pesantren), lsm(lembaga swadaya
masayarakat).
Penggunaan potensi yang ada di lingkungan masyarakat ; kader desa kader desa adalah : tenaga
sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu, yang tumbuh ditengah - tengah masyarakat dan
merasa berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat
dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas - tugas kemanusiaan.
Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat yang akan merumuskan
segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan melakukan usaha - usaha untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Kader desa akan menjadi “agent of change” yang akan membawa norma - norma baru
yang sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi - segi positif yang ada pada

norma - norma tradisional masyarakat mereka. Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma
pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia
dilingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual (sumber daya manusia), yakni aspek material dan
fisik, sampai kepada aspek manajerial. Pemberdayaan masyarakat terkait dengan pemberian akses bagi
masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dalam memperoleh dan memanfaatkan hak masyarakat
bagi peningkatan hidup social, ekonomi, politik dan kesehatan. Oleh sebab itu, pemberdayaan masyarakat
amat penting untuk mengatasi ketidakmampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses,
kurangnya pengetahuan, dan keterampilan, adanya kondisi kemiskinan yg dialami sebagian masyarakat,
dan adanya keengganan untuk membagi wewenang dan sumber daya yang berada pada pemerintah
kepada masyarakat. Potensi masyarakat untuk mengembangkan kelembagaan keswadayaan ternyata telah
meningkat akibat kemajuan sosila ekonomi masyarakat. Pada masa depan perlu dikembangkan lebih
lanjut potensi keswadayaan masyrakat,terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang
dapat meningkatkan ketahanan social dan kepedulian masyarakat luas dalam memecahkan masalah
kemasyrakatan.
3.1 definisi
A.

Usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan

kemampuan orang, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
B.

Pengembangna manusia yang tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan

manusia mengontrol lingkungannya.
3.2 langkah - langkah
A.

Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan

B.

Tingkatkan mutu potensi yang ada

C.

Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.

D. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
3.3 prinsip - prinsip dalam mengembangkan masyarakat
A.

Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat.

B.

Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

C. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar dari satu kegiatan
dapat dihasilkan kegiatan lainnya.
D. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk
mempercepat proses.
3.4 bentuk - bentuk program masyarakat
A.

Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan dinas terkait/kerjasama

lintas sektoral.
B.

Program

adaptif

instansi/departemen

yaitu

yang

pengembangan

bersangkutan

saja

masyarakat
secara

hanya
khusus

ditugaskan
untuk

pada

salah

melaksanakan

satu

kegiatan

tersebut/kerjasama lintas program
C. Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah
tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah tersebut.
Fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat, yaitu sumberdaya alam atau potensi desa, dan sumber daya
manusia/kader kesehatan. Bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan anak di komunitas perlu
memberikan pelayanan kepada ibu dan anak di komunitas dan memperhatikan factor lingkungan berikut.
1.

Lingkungan sosial.

Masyarakat yang berada di dalam komunitas memiliki ikatan sosial dan budaya. Dukun penolong
persalinan sangat dekat dengan masyarakat, terutama di kalangan keluarga di desa karena mereka
menggunakan pendekatan sosial-budaya sewaktu memberi pelayanan. Bidan dalam memberi pelayanan
kepada ibu hamil dan bersalin diupayakan tidak bertentangan dengan kebiasaan, adat istiadat,

kepercayaan dan agama di masyarakat. Oleh karena itu peran masyarakat penting dalam upaya
peningkatan kesehatan ibu, anak, balita, keluarga, keluarga berencana. Peran serta masyarakat ini selalu
digerakkan dan ditingkatkan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan.
Kondisi tingkat pendidikan dan ekonomi menentukan tingkat partisipasinya dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin meningkat perhatian
tersebut, menimbulkan peningkatan tuntutan masyarakat. Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
bersama masyaraka menentukan arah upaya kesehatan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas perlu
mendapat dukungan politik dari organisasi swasta atau pemerintah terutama mendukung adanya undangundang dan pelaksanaannya.
2.

Lingkungan flora dan fauna.

Kebutuhan gizi manusia bergantung pada keberadaan flora dan fauna. Masyarakat dianjurkan melakukan
penghijauan. Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman bergizi dan berkhasiat akan mendukung
terwujudnya kesehatan keluarga. Peternakan juga mendukung gizi manusia. Bidan yang bekerja di
komunitas memerhatikan pengaruh flora dan fauna ini. Pemanfaatan hewan dan tumbuh-tumbuuhan
disampaikan melalui penyuluhan kesehaatan merupakan bantuan bidan kepada masyarakat terutama pada
kaum ibu. Kerja sama dengan petugas gizi dan pertanian diperlukan di dalam peningkatan gizi
masyarakat.

2. Tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas
a. Tugas utama bidan di komunitas
1. Pelaksana asuhan atau pelayanan kebidanan.
A. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar profesional.
B. Melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi
dengan melibatkan klien/keluarga.
C. Melaksanakan asuhan ibu bersalin normal dengan komplikasi, patologis dan resiko tinggi dengan
melibatkan klien/keluarga.
D. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal dengan komplikasi, patologis dan resiko
tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
E. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal dengan komplikasi, patologis
dan resiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga.
F. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan klien/keluarga.
G. Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem reproduksi dengan
melibatkan klien/keluarga.
H. Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas melibatkan klien/keluarga.
I. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana melibatkan klien/keluarga.
J. Melaksanakan pendidikan kesehatan di dalam pelayanan kebidanan.
2. Pengelola pelayanan kia/kb.
A. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kebidanan untuk individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerjanya dengan melibatkan keluarga dan
masyarakat.
B. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program sektor lain diwilayah
kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang
berada diwilayah kerjanya.

3. Pendidikan klien, keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan.
Melaksanakan bimbingan/penyuluhan, pendidikan pada klien, masyarakat dan tenaga kesehatan termasuk
siswa bidan/keperawatan, kader, dan dukun bayi yang berhubungan dengan kia/kb.
4. Penelitian dalam asuhan kebidanan.
Melaksanakan penelitian secara mandiri atau bekerjasama secara kolaboratif dalam tim penelitian tentang
askeb.

B. Tugas tambahan bidan di komunitas
1. Upaya perbaikan kesehatan lingkungan.
2. Mengelola dan memberikan obat - obatan sederhana sesuai dengan kewenangannya.
3. Survailance penyakit yang timbul di masyarakat.
4. Menggunakan tehnologi tepat guna kebidanan.

C. Bidan praktek swasta
praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu
dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum
bidan melaksanakan pelayanan praktek, seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan
kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai dengan standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan
bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak pemerintah dalam hal
ini dinas kesehatan kabupaten/kota dan organisasi ikatan bidan memiliki kewenangan untuk pengawasan
dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar terdapat
pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari

pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan yang jelas dan trasparan, sehingga
masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa
pelayanan bidan untuk masyarakat perlu pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi
yang jelas, sehingga konsumen bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang
diterimanya.
Kompetensi minimal bidan praktek swasta meliputi :
1. Ruang lingkup profesi
a. Diagnostik (klinik, laboratorik)
b. Terapy (promotif, preventif)
c. Merujuk
d. Kemampuan komunikasi interpersonal
2. Mutu pelayanan
a. Pemeriksaan seefisien mungkin
b. Internal review
c. Pelayanan sesuai standar pelayanan kebidanan dan etika profesi
d. Humanis (tidak diskriminatif)
3. Kemitraan
a. Sejawat/kolaborasi
b. Dokter, perawat, petugas kesehatan yang lain, psikolog, sosiolog
c. Pasien, komunitas
4. Manajemen
a. Waktu
b. Alat
c. Informasi/mr
d. Obat
e. Jasa

f. Administrasi/regulasi/undang-undang
5. Pengembangan diri
a. Cme (continue midwifery education)
b. Information search

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan


Strategi pelayanan kebidanan di komunitas ada 3 yaitu : Pendekatan edukatif dalam peran serta
masyarakat, Pelayanan yang berorentasi pada kebutuhan masyarakat dan menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat.



Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan berawal dari pola hidup masyarakat yang tidak
lepas dari factor lingkungan, adat istiadat, ekonomi, social budaya dll. Sebagian masalah
komuitas meruoakan hasil perilaku masyarakat sehingga perlu melibatkan masyarakat secara
aktif. Keberadaan kader kesehatan dari masyarakat sangat penting untuk meningkatkan rasa
percaya diri masyarakat terhadap kemampuan yang mereka miiki.



Pelayanan yang berorentasi pada kebutuhan masyarakat adalah proses dimana masyarakat dapat
mengidentinfikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta
mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai skala
prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun berasal dari
luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses, masyarakat dan
memfungsikan masyarakat.

3.2 Saran
Bagi teman-teman agar lebih aktif dalam mengerjakan tugas perkuliahan.
Semoga kami sebagai calon bidan, bisa melaksanakan semua strategi pelayanan kebidanan di
Komunitas dan berhasil kelak.

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

NAMA KELOMPOK V
TIA WULANDARI
TIARA NURJANNAH
VINDYA REZKI FEBIOLA
VIVIE YOHANI
WIDYA YOLANDA
WIKA AYU FATMASARI
WIWIK NOVRIYANTI
YUNI PARBUNGA

DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RIAU
2016/2017

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................
1.3 Manfaat.....................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI...........................................................................................................
2.1 Strategi Pelayanan Kebidanan Komunitas.............................................................................
2.2 Pelayanan Yang Berorientasi Pada Kebutuhan Masyarakat.................................................
2.3 Menggunakan Fasilitas Yang Ada Di Masyarakat.................................................................
2.4 Tugas Dan Tanggung Jawab Bidan Komunitas......................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA