Perawatan dan Pemeliharaan Mesin Mainten

BAB I
PENDAHULUAN

Dari segi bahasa, Mesin (Machine) adalah suatu alat yang dikonstruksikan sedemikian rupa, agar
dapat mengubah / meneruskan bentuk tenaga, guna meringankan pekerjaan manusia. Mesin dan
perangkatnya ternyata sangat dekat dan banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Contohnya yang sederhana adalah engkol / pengunci jendela, sepeda motor dan mobil yang kita miliki,
dan lain sebagainya.
Suatu mesin tersebut tersusun atau dibentuk oleh beberapa elemen mesin yang direncanakan dan
diatur dengan tepat, sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan, sesuai keinginan perancangnya.
Keberhasilan dalam membuat mesin-mesin baru, sangat tergantung dari kemampuan kinerjanya
dan tentu saja harus melebihi dari yang sudah ada sebelumnya. Pelaksanaannya dilakukan melalui
teknik modifikasi, berupa perbaikan dari segi bahan yang digunakan, konstruksi, sistematika kerja dan
lain-lain.
Selain itu, mesin yang digunakan baik berupa alat yang dapat mempermudah aktivitas kita seharihari ataupun mesin yang digunakan untuk proses produksi dalam dunia Industri, dapat berjalan atau
berfungsi seterusnya. Adakalanya mesin tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya dikarenakan
ada salahsatu atau beberapa dari elemen mesinnya rusak atau bahkan harus diganti. Hal ini bisa saja
terjadi karena kurangnya perawatan ataupun mesin tersebut sudah melebihi batas wajar pemakaiannya.
Tentunya kondisi seperti ini dapat merugikan si pengguna terutama dalam segi kenyamanan, waktu dan
biaya yang harus dikorbankan hingga mesin tersebut benar-benar dapat berfungsi kembali.
Oleh karena itu, harus adanya suatu sistem perawatan (maintenance) yang teratur guna mencegah

ataupun meminimalisir kerusakan yang dapat terjadi pada elemen-elemen mesin dalam sebuah Mesin.
Pengertian perawatan (maintenance) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian,
maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang
diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.
Adapun tujuan utama dari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien,
2. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam perusahaan tersebut akan
dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama,
4. Mengontrol setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya dari kerusakan,
5. Menjamin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat tersebut,
6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan keselamatan pekerja,
7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
produk itu sehingga kegiatan produksi tidak terganggu.
Sebenarnya sistem perawatan yang paling efektif adalah sistem Preventive Maintenance yaitu
Perawatan Pencegahan yang bertujuan untuk Mencegah terjadinya kerusakan mesin / peralatan saat unit

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin


1

produksi beroperasi (cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan). Ruang lingkup
pemeliharaan preventif diantaranya termasuk inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan,
sehingga peralatan atau mesin-mesin terhindar dari kerusakan selama beroperasi. Jadwal preventif ini
disusun berdasarkan data dari pihak pabrik pembuat mesin yang dapat disusun berdasarkan waktu, yaitu
harian, mingguan, bulanan, tahunan, atau disesuaikan dengan lamanya waktu pengoperasian mesin.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

2

BAB II
PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa Elemen Transmisi, Elemen Pengikat,
Poros dan Motor mencakup Definisi, Fungsi, Prinsip Kerja, Klasifikasi, masalah yang sering
terjadi, kemudian cara perbaikan dan Perawatannya.


I.

1.1

RODA GIGI

Definisi dan Fungsi
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu pemindahan
gerak (terutama putaran) daya atau tenaga pada suatu sistem transmisi antara penggerak dengan
yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan roda gigi digunakan pula untuk sistem pengatur pada
pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.
Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi
kedua roda yang saling berkait. Roda gigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran
dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang
lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat
transmisi lainnya, yaitu:
 Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
 Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
 Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
 Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.

 Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di
samping itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada
pula roda gigi dengan putaran yang terputus-putus. Dalam teori, roda gigi pada umumnya
dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka
waktu lama.
Ilmuwan Yunani Kuno, Archimedes merupakan yang pertama kali mengembangkan roda
gigi dalam ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga sebelum masehi. Mekanisme
Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi yang rumit yang pertama, yang didesain untuk
menghitung posisi astronomi. Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan 100
SM.

1.2

Prinsip Kerja
Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan roda gerak. Bentuk
gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, sehingga transmisi putar dan daya dapat
berlangsung dengan baik.


Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

3

Prinsip kerja pasangan roda gigi tersebut dapat dilihat pada gambar ilustrasi sebagai berikut:
Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang
sama pada lingkaran singgung sepasang roda gigi. Lingkaran
singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang
merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi
berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi.
Pada sepasang roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi
yang berdekatan (disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi
dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat
semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak
gigi dengan baik.
1.3.

Profil Roda Gigi
Profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar perbandingan kecepatan sudut
antara pasangan roda gigi selalu sama. Agar memenuhi hal tersebut dikenal 3 jenis konstruksi

profil gigi, yaitu :
1. Konstruksi kurva evolvent
Adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang
terletak pada sebuah garis lurus yang bergulir pada suatu
silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik pada sebuah
tali yang direntangkan dari suatu gulungan pada silinder.
Keuntungan menggunakan kurva ini diantaranya:

2.

 Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau potong)
yang lurus.
 Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.
 Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian
perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).
 Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan dapat
ditukarkan.
Konstruksi kurva sikloida
Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama seperti dua
lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu dengan – pasangannya. Dari

keadaan konstruksi pasangan roda gigi, maka kurva sikloida dapat berupa:
a. Orthosikloida, lingkaran mengge- linding pada jalur
gelinding berupa garis lurus.
b. Episikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding
berupa sisi luar lingkaran.
c. Hiposikloida, lingkaran menggelinding pada jalur gelinding
berupa sisi dalam lingkaran.
Profil sikloida bekerja berpasangan dan dengan jarak
sumbu yang presisi, sehingga tidak dapat dipertukarkan
dengan mudah, kecuali yang dibuat berpasangan yang sama.
Keuntungan penggunaan profil sikloida, diantaranya:

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

4

3.

 Mampu menerima beban yang lebih besar.
 Keausan dan tekan yang terjadi lebih kecil.

 Cocok digunakan untuk penggunaan presisi.
 Jumlah gigi dapat dibuat lebih sedikit ( )
Profil equidistanta
Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding 2
terhadap jalur gelinding pasangannya
Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara roda
gigi profil dengan roda pena (pasangannya bukan berupa
gigi, tapi berupa yang berjarak teratur melingkar pada
suatu roda). Dan lebih umum lagi digunakan pada
hubungan gigi dan rantai.
Profil gigi ini digunakan pada suatu hubungan
transmisi dengan rasio yang besar misalnya ; untuk
pemutar derek dan pasangan konstruksi bukan berupa
dua roda gigi, tapi satu roda gigi dengan satu roda pena
atau rantai.

1.4.

Klasifikasi Roda Gigi
Rodagigi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Menurut letak poros.
 Menurut bentuk jalur gigi
 Menurut arah putaran.
1.4.1. Menurut Letak Poros
Menurut letak poros maka rodagigi diklasifikasikan seperti pada tabel berikut :

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

5

1.4.2.

1.4.3.

Menurut arah putaran
Menurut arah putarannya, rodagigi dapat dibedakan atas :
o Rodagigi luar, dimana arah putarannya berlawanan,
o Rodagigi dalam dan pinion, dimana arah putarannya sama
Menurut Bentuk Jalur Gigi
Berdasarkan bentuk jalur giginya, rodagigi dapat dibedakan atas :

a. Roda Gigi Lurus
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau
paralel. Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain
rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses
pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih
murah. Rodagigi lurus ini cocok digunakan pada sistim
transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak
menimbulkan gaya aksial.
Jenis-jenis roda gigi lurus antara lain;
 Rodagigi lurus luar (external gearing)

Pasangan rodagigi lurus ini digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan putaran
dalam arah yang berlawanan.

 Rodagigi dalam (internal gearing)
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil
dengan perbandingan reduksi besar.
 Rodagigi Rack dan Pinion
Berupa pasangan antara batang gigi dan

pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk
merubah gerakan putar menjadi lurus atau
sebaliknya.
 Roda Gigi Permukaan
Roda gigi ini memiliki dua sumbu saling
berpotongan dengan sudut sebesar 90°.

b. Roda Gigi Miring
Rodagigi miring kriterianya hampir sama dengan rodagigi
lurus, tetapi dalam pengoperasiannya rodagigi miring lebih
lembut dan tingkat kebisingannya rendah dengan
perkontakan antara gigi lebih dari 1.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

6

Ciri-ciri rodagigi miring adalah :
-

Arah gigi membentuk sudut terhadap sumbu poros.

-

Distribusi beban sepanjang garis kontak tidak uniform.

-

Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada rodagigi lurus.

-

Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan rodagigi
yang kokoh.
Jenis-jenis roda gigi miring antara lain:

c. Roda Gigi Kerucut
Rodagigi kerucut (gambar 2.10) digunakan untuk
mentransmisikan 2 buah porosyang saling berpotongan.
Jenis roda gigi kerucut antara lain:
- Rodagigi kerucut lurus
- Rodagigi kerucut miring
- Rodagigi kerucut spiral
- Rodagigi kerucut hypoid
d. Roda gigi cacing
Ciri-ciri rodagigi cacing adalah:
Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar
a, biasanya sudut yang dibentuk kedua sumbu
sebesar 90°.
Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.
Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk
menaikkan putaran dari roda cacing ke cacing
(mengunci sendiri).
Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena
kontak beberapa gigi (biasanya 2 sampai 4).

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

7

1.5.

Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah,
terutama jika sudut kisarnya kecil.

Nama-nama Bagian pada Roda Gigi

Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan rodagigi
yang perlu diketahui yaitu:
1. Lingkaran pitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini merupakan dasar
untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.
2. Pinio
Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
3. Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter)
Merupakan diameter dari lingkaran pitch.
4. Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan pitch diameter
5. Jarak bagi lingkar (circular pitch)
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau keliling
lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi.
6. Modul (module)
Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch diukur dalam
arah radial.
8. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.
9. Working Dept
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi dengan
jarak poros.
10. Pitch poin
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang juga
merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
11. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

8

12. Lebar gigi (face width)
Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
1.6.

Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi
Kerusakan-kerusakan yang biasanya terjadi pada roda gigi diantaranya sebagai berikut:
- Pena yang tumpul akibat sewaktu otomatis berfungsi atau digunakan diputar secara manual
dengan menggunakan engkol pemutar.
- Roda pal yang patah dan haus.
- Pegas yang tidak berfungsi dangan baik.
- Keausan pada Roda Gigi
- Terjadi goresan (scratching) yang sering kali ditemukan pada roda-gigi yang menahan
beban berat pada kecepatan rendah.
Biasanya disebabkan oleh partikel-partikel dari pecahan logam yang menggores roda-gigi
lebih besar dari partikel-partikel abrasif pada umumnya, hal ini menunjukkan design rodagigi yang salah untuk beban tertentu atau tidak sama dengan takikan (scoring)
- Rolling dan Peening
Rolling adalah akibat dari kelebihan beban (overload) dan pergeseran (sliding) yang
meninggalkan bidang kasar (burr) pada sisi gigi. Poros pendukung bearing yang terlalu
kecil atau logam yang terlalu lunak menyebabkan aliran logam plastis karena tekanan
geser. Peening adalah akibat dari selip-balik dan tekanan yang menyebabkan saling
memukul diantara gigi-gigi dengan beban kejut. Dalam hal ini, bahan pelumas ditekan
keluar dan logam merekat langsung pada metal.
- Takikan (Scoring)
Takikan (scoring) disebabkan oleh kenaikan temperatur dan penipisan (thinning) atau
peretakan (rupture) pada film bahan-pelumasan karena beban yang terlalu berat
- Pitting
Jenis kondisi ini kadang-kadang berkaitan dengan lapisan film oli yang tipis, kemungkinan
karena temperatur oli yang tinggi.
- Korosi (Corrosion)
- Keausan korosif yang mengakibatkan erosi pada permukaan gigi disebabkan karena asam
(acid).
- Alur beberapa gigi patah
- Alur pasak pada lubang aus/rompal

1.7.

Perawatan yang dapat dilakukan
a) Lakukanlah balancing pada roda gigi.
b) Lakukan leveling pada roda gigi
c) Dicoating dengan bahan yang sesuai
d) Periksa ketegaklurusan dan silindritas roda gigi
e) Periksa keadaan poros dan bantalan.
f) Bersihkan roda gigi dari kotoran dan debu secara berkelanjutan.
.



Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

9

II.

COUPLING dan CLUTCH

2.1.

Pengertian dan Fungsi
Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros
penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana putaran inputnya akan
sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk menggerakkan elemen mesin sebaikbaiknya. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien
mungkin.
Berikut adalah gambar assymbling sebuah kopling:

2.2.

Prinsip Kerja

Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan,
maka drive disc memutar driven disc yang berhubungan
dengan input transmisi. Sebagai hasilnya torsi/gaya putar
dari mesin ditransfer melalui kopling ke komponen
pemindah daya yang lainnya hingga ke roda penggerak.

a. Kopling posisi terhubung

- Pegas penekan diafragma menekan plat
penekan sehingga plat penekan terhubung/
tertekan.
Kanvas kopling terjepit diantara
fly wheel dan plat penekan , putaran mesin
dapat diteruskan ke poros input transmisi.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

10

b. Kopling posisi terlepas

- plat penekan diafragma mengungkit plat
penekan sehingga plat kopling bebas dari
penekanan.

- kanvas

kopling
bebas
dari
penekanan/jepitan sehingga putaran mesin
tidak dapat diteruskan ke poros input
transmisi, hanya sampai pada kanvas
kopling.
Pabrik pembuat kopling biasanya
menyediakan tabel yang digunakan untuk memilih kopling. Data yang diperlukan oleh teknisi
perancang atau teknisi perawatan adalah:
 Diameter poros
 Kecepatan
 Torsi maksimum
 Momen inersia massa
 Ukuran maksimum dalam kaitannya dengan dimensi setelah dirakit.
2.3.

Pembagian Elemen Penerus Putaran
Secara umum, elemen penerus putaran dibagi ke dalam dua kelompok, diantaranya: Kopling
tetap (Coupling) dan Kopling tidak tetap (Clutch), yang tentunya masing-masing mempunyai
karakteristik yang berbeda terutama dalam hal fungsi kerja dan Juga konstruksinya.
2.3.1. Kopling Tetap (coupling)
Sesuai dengan namanya kopling tetap, karena elemen penerus putaran ini
dipasang permanen, tidak untuk dilepas pasang pada sambungannya, kecuali
reparasi atau penggantian.
Kopling tetap dibagi ke dalam 3 kelompok besar diantaranya:
- Kopling Kaku (Solid Coupling)
- Kopling Tetap Flexibel (Flexible Coupling)
- Kopling Tetap Universal (U-Joint Coupling)
2.3.2. Kopling Tidak Tetap (Clutch)
Yaitu clutch yang dalam penyambungan dan pemutusan putarannya menggunakan
sepasang elemen saling berkait.
Proses penyambungan dan pemutusan hubungan ini dilakukan dalam keadaan tanpa
putaran dengan sistem gerak mekanik yaitu menggunakan tuas. Konstruksi dasarnya
berupa flens.
Ada tiga bentuk clutch Kontak Positif:
1) Rahang Persegi, bentuk rahang pada flens berupa celah bidang busur flens
yang dibagi sama besar dan saling berpasangan.
2) Rahang spiral, bentuk rahangnya berupa bentuk spiral pada satu arah putar dan
berpasangan sehingga pada fungsinya hanya meneruskan putaran pada satu
arah saja.
3) Rahang gigi, Bentuk rahang pada flens berupa gigi.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

11

2.4.

Masalah atau Kerusakan yang sering Terjadi
Kerusakan dari permukaan kopling atau pelat kopling.
Kopling tidak sejajar dan sesumbu
Gaya gesek berkurang
Keausan pada silinder pelepas atau bantalan pelepas kopling.
Pada kopling dengan perantara tekanan hidrolik, bisa saja terjadi kerusakan pada torak
silinder utama atau silinder pelepas kopling.

2.5.

Perawatan dan Perbaikan

- Periksalah secara berkala keadaan bantalan ataupun poros
- Lakukan pemeriksaan mengenai ketegaklurusan dan kesejajaran kopling.
- Digerinda untuk menghilangkan bagian yang sudah kurang dalam kemampuan gesek
nya.
Gejala-gejala berikut ini menandakan bahwa terjadi kesalahan pada
rangkaian kopling/kopling set (clutch assembly) :
Gejala-gejala

1. Kopling
Slip

2. Kopling
Bergetar

Penyebab
Gerak bebas pedal
kopling
berlebihan
Terdapat oli pada
permukaandisc
Permukaan disc
bergelombang
Pegas kopling lemah
Kabel kopling berkarat
Kanvas kopling habis
Permukaan disc
mengkilat
Terdapat oli pada plat
kopling
Dreg lager menggeser
Pegas kopling lemah
Kelingan kanvas lepas
Kontak permukaan disc
rusak
Dudukan mesin atau
transmisi rusak

Perawatan

Perbaikan

Stel kebebasan
pedal kopling
Bongkar & bersihkan

Lepas beri oli

Bongkar & bersihkan
/ ganti
Bongkar & ganti
Lepas & ganti
Perbaiki/ganti
Bongkar & bersihkan
/ ganti
Bongkar & bersihkan
/ ganti
Bongkar & ganti
Bongkar & ganti
Bongkar & ganti
Bongkar & ganti
Periksa atau ganti



Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

12

III. SABUK

3.1.

Definisi
Sabuk penggerak (belt) adalah sistem transmisi tenaga, daya atau momen puntir dari poros
yang satu ke poros yang lain melalui sabuk (belt) yang melingkar/melilit pada puli yang terpasang
pada poros-poros tersebut.
Berikut adalah bagian-bagian pada Belt:

Berikut adalah cara pemasangan belt:
 Tipe Terbuka

 Tipe Menyilang

3.2.

Fungsi
Sabuk merupakan peralatan dari mesin yang bekerjanya berdasarkan dari gesekan. Melalui
gesekan antara puli dan sabuk penggerak gaya melingkar dapat dipindahkan dari puli penggerak
ke puli yang digerakan. Perpindahan gaya ini tergantung dari tekanan sabuk penggerak ke

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

13

permukaan puli, maka ketegangan dari sabuk penggerak sangatlah penting dan bila terjadi slip
kekuatan geraknya akan berkurang.
Belt digunakan jarak antara proses dengan motor penggerak yang relatif jauh, sehingga jika
menggunakan sistem roda gigi cukup menjadi masalah baik dalam pembuatan maupun dalam
biaya, sebab biaya pembuatan roda gigi relatif mahal jika dibandingkan dengan biaya pembuatan
puli, lagi pula bermacam-macam ukuran puli banyak tersedia di pasaran. Dalam perencanaan ini
digunakan transmisi V-belt.
3.3.

Jenis Belt
Untuk belt terdapat beberapa jenis, diantaranya :
a) Belt Konvesional (Belt datar, bulat
dan perigi)
b) Belt Beralur/berurat

c)
d)

Belt Ve
Belt Konveyor

Macam-macam Belt:
a. Flat Belt
Flat belt umumnya dipakai pada crowned pulleys, sabuk ini lebih tenang
dan efisien pada kecepatan tinggi dan juga mampu mentransmisikan
sejumlah daya yang besar pada jarak pusat pulley yang panjang. Contoh
penggunaan belt jenis ini ialah pada generator listrik

b. Round belt
Round belt dirancang untuk berjalan di pulley dengan sudut 60 derajat.
Sabuk jenis ini digunakan pada mesin bor listrik, mesin milling, dan
mesin bubut.

c. V- Belt
"V" bentuk sabuk trek dalam pulley , dengan V-belt, sabuk tidak bisa
meleset. V-belt digunakan pada berbagai macam jenis mesin, contohnya
adalah mesin mobil

d. Multi-Groove Belts
Sebuah sabuk multi-alur atau polygroove terdiri dari 5 atau 6 bentuk
"V" di samping satu sama lain. Hal ini memberikan sabuk tipis untuk
permukaan drive yang sama, sehingga lebih fleksibel. Contoh
penggunaan sabuk jenis ini ialah pada mesin kompresor

e.
Timing Belt
Timing belt, juga dikenal sebagai bergigi, takik, gigi, atau sabuk
sinkron, adalah sabuk transfer positif dan dapat melacak gerakan
relatif. sabuk ini memiliki gigi yang masuk ke dalam pulley bergigi
pencocokan. Belt jenis ini biasa digunakan dalam mesin-mesin mobil
3.4. Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi
-

Terjadi slip pada belt,
Belt putus, karena belt yang terpasang terlalu tegang

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

14

3.5.

3.6.

Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi
- Belt putus
- Terjadi aus pada belt
Cara Perawatan dan Perbaikan
- Hindari suhu kerja yang berlebihan, karena pada elemen transmisi Puli-belt suhu kerjanya
terbatas hanya sampai 80° C.
- Pengaturan Rotating per minutes (RPM) diharapkan sesuai. Karena pada elemen transmisi
Puli-belt tidak akan efektif jika RPM terlalu besar ataupun terlalu kecil.
- Tidak digunakan untuk beban yang berat
- Periksa defleksi maksimum pada belt.
- Gunakanlah cairan pembersih belt, jika terjadi getaran dan suara pada System puli-belt.



IV. PULI

4.1. Pengertian
Puli adalah sebuah sistem elemen transmisi yang berupa cakra (disc) yang dilengkapi
dengan tali (rope), terbuat dari logam atau non logam, misalnya besi tuang, kayu, atau
plastik. Puli terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara
dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada
alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang
digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Berikut
adalah gambar Cakra Puli (Rope Sheave):

Biasanya puli berpasangan dengan sabuk (belt)

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

15

Selain menggunakan sabuk puli juga dapat
dihubungkan dengan menggunakan tali atau kabel.
Sistem ini terdiri dari sebuah tali atau kabel yang
memindahkan gaya linier pada suatu beban melalui
sebuah puli atau lebih yang bertujuan untuk menarik
beban (melawan gravitasi). Sistem ini sering
digolongkan pada mesin sederhana.

4.2. Prinsip Kerja
Puli sering digunakan untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan, mengirimkan
gerak rotasi, memberikan keuntungan mekanis apabila digunakan pada kendaraan.
Fungsi dari Puli ini sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis ke AC, Power
Steering dll.
4.3. Macam - macam Puli
a. V-belt Pulley
Pulley jenis ini digerakkan oleh V-belt. V-belt pulley adalah
pulley yang banyak digunakan dalam sistem transmisi karena
kemudahan dan keandalannya. Contoh aplikasi pulley jenis ini
ialah pada mesin kompresor.

b. Variable Speed Pulley
Pulley jenis ini dapat beroperasi pada kecepatan yang
berbeda-beda. Pulley jenis ini biasa digunakan pada mesinmesin industri.

c. Timing Pulley
Pulley ini menggerakkan timing belt yang digunakan untuk
menyelaraskan putaran 2 poros yang berbeda. Contoh
penggunaan pulley jenis ini ialah pada mesin mobil .

d. Round Belt Pulley
Pulley jenis ini menggerakkan round belt yang digunakan pada
aplikasi torsi rendah. Pulley jenis ini digunakan pada mesin bor
listrik, mesin milling, dan mesin bubut.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

16

4.4. Masalah atau Kerusakan yang sering terjadi
- Putaran tidak sesumbu dengan porosnya.
- Bagian puli bagian dalam aus
- Terjadinya keausan pada puli
- Silindritas kurang baik.
- Adanya bunyi atau gesekan dengan bantalan dan poros.
4.5. Perawatan dan Perbaikan
- Hindari suhu kerja yang berlebihan, karena pada elemen transmisi Puli-belt suhu kerjanya
-

terbatas hanya sampai 80° C.
Lakukan balancing pada puli
Pengaturan Rotating per minutes (rpm) diharapkan sesuai. Karena pada elemen transmisi
Puli-belt tidak akan efektif jika rpm terlalu besar ataupun terlalu kecil.
Tidak digunakan untuk beban yang berat



V.

PASAK

5.1.

Pengertian
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi sebagai pengunci yang
disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda gigi agar keduanya
tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi.
Dengan demikian pasak dapat disebut sebagai sambungan tidak tetap seperti halnya baut
dan sekrup, yang dapat dilepas kembali.
Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan membenamkan pasak pada alur
yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang
sejajar sumbu poros.

5.2.

Fungsi
Pasak merupakan salahsatu elemen mesin yang cukup penting, yang memiliki fungsi
diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk menjaga supaya terjadi pengikatan pada alat bagian yang satu dengan yang lain
sehingga tidak bergeser dalam arah tertentu
2. Untuk menyambung peralatan yang satu dengan yang lainnya
3. Untuk memindahkan sebuah alat bagian pada arah tertentu
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set
screw).

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

17

5.3.

Macam-macam Pasak
Beberapa tipe yang digunakan pada sambungan elemen mesin, adalah :
1. Pasak Benam (PASAK BENAM)
Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan setengah pada bagian
hub.
Terdiri atas beberapa jenis :
a. Pasak Benam Persegi Panjang (penampang memanjang tirus perbandingan 1 : 1000)

Dengan :
- Lebar pasak : w =

- Tebal pasak : t =
dimana :

d
4
2
.w
3

d = diameter poros atau lubang lubang Hub.

b. Pasak Benam Sama sisi/persegi
Disini lebar pasak sama dengan tebalnya. (w = t =

d
). Alur pasak dibuat sejajar
4

dengan kelonggaran 0,2 - 0,4 mm:

c. Pasak Benam Sejajar (sama dengan Pasak Benam Persegi Panjang tetapi penampang
memanjang tidak tirus)
Bentuk seperti ini dimaksudkan agar hub atau sebaliknya poros dapat digeser satu
sama lain di sepanjang sumbu poros.
d. Pasak Benam Kepala
Memiliki bentuk yang sama dengan Pasak Benam Persegi Panjang tetapi dilengkapi
kepala pada salah satu bagian ujungnya. Berfungsi untuk memudahkan proses bongkar
pasang.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

18

e. Pasak Benam Ikat
Pasak diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar bagian yang bebas bisa
digerakkan aksial (searah poros).
Merupakan pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen putar sekaligus
diizinkan adanya pergerakan aksial disepanjang sumbu poros.
f. Pasak Benam Segmen
Merupakan jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah, karena pasak dibenam pada
alur yang berbentuk setengah lingkaran pada poros.
Jenis ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan dan perkakas.
Kelebihan dari jenis pasak ini adalah :
- dapat menyesuaikan sendiri dengan kemiringan (ketirusan) bentuk celah yang
terdapat pada hub.
- Sesuai untuk poros dengan konstruksi tirus pada bagian ujungnya, karena
mencegah kemungkinan lepasnya pasak.
Kekurangannya :
- Alur yang terlalu dalam pada poros akan melemahkan poros
- Tidak dapat difungsikan sebagai Pasak Benam Ikat.

2. Pasak Pelana
Terdiri dari dua tipe, yakni :
-

Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada lengkung poros,
jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga hanya
mampu digunakan untuk poros-poros beban ringan sebagai penyortir beban.

-

Pasak Pelana Lengkung
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan bagian sudut bawahnya
dipasang pas pada bagian lengkung poros.
Tebalnya :
t=

d
w
=
12
3

3. Pasak Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas
dalam lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah
pembuatan alur dapat dilakukan dengan mudah setelah hub
terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga putar kecil.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

19

Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan hub, yakni :
a. dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
b. dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)

4. Pasak Bintang (Spline)
Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe lainnya.
Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros dan hub yang saling terkait.
Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga putar
besar, seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan.
Bahan pasak dan poros yang digunakan biasanya sama. Pasaknya yang berjumlah
banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16 buah . Karena hampir menyerupai sehingga sering disebut
sebagai pasak bintang (Spline).
Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang, terutama bagi hub yang dapat digesergeser secara aksial.
Dengan : D = 1,25.d

dan

b1 = 0,25.D

5.4.

Kerusakan yang sering terjadi
Pasak patah karena pasak memiliki kekerasan yang kecil sehingga pada saat berputar tidak
kuat untuk mengunci poros dengan hub.
Pasak patah
Pasak rompak atau retak

5.5.

Perawatan dan Pemeliharaan
Bila pasak patah, maka tidak bisa lagi dilakukan perbaikan atau dengan kata lain berarti kita
harus membuat pasak yang baru yang sesuai dan memiliki kekerasan yang baik sehingga
tidak mudah patah



Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

20

VI.

6.1.

Motor Listrik

Pengertian dan Fungsi
Electrical Listrik atau Motor listrik ialah alat berupa
mesin yang bergerak menggunakan energi listrik. Motor listrik
merupakan seperangkat elektromekanis yang mengubah energi
listrik menjadi energi putar. Motor listrik digunakan sebagai
sumber penggerak berbagai macam alat yang digunakan dalam
kehidupan manusia. Desain motor listrik berupa lingkaran atau
silinder dari logam campuran aluminium sebagai bodi motor.
Bagian dalamnya berupa gulungan kawat yang terikat pada poros
utama. Gulungan kawat ini diletakkan di dalam medan magnet.
Gulungan kawat yang dialiri arus di dalam medan magnet inilah
yang menyebabkan terjadinya putaran pada poros utama.

6.2.

Prinsip Kerja
Ketika tegangan di berikan ke terminal-terminal rangkaian motor, arus mengalir melewati
sikat bagian atas ke komoutator, melewati kumparan menuju ke lempeng setengah-cincin
komutator lainnya dan akhirnya kembali ke sikat bagian bawah. Arus mengalir menjauhi
komutator pada bagian atas kumparan. Merujuk ke aturan Tangan-kiri Fleming, bagian atas
kumparan akan terdorong oleh gaya yang kemudian menggerakkannya ke arah kanan.
Menerapakn aturan yang sama terhadap bagian bawah kumparan, dimana arus mengalir menuju
komutator, bagian bawah kumparan terdorong ke arah kiri. Kedua gaya ini menyebabkan
kumparan berputar pada arah yang sama dengan arah jarum jam.
Secara sederhana dapat kita katakan motor
listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet
untuk menghasilkan energi mekanis. Motor listrik
bekerja dengan prinsip bahwa dua kutub magnet
dapat dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gaya
yang menggerakkan (torsi).

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 2.8) dapat
kita nyatakan dalam bentuk sistematisnya :
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

21

6.3.

Klasifikasi
Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Berdasarkan sumber arus yang
digunakan motor dibagi menjadi dua jenis
yaitu motorlistrik arus searah (DC) dan
motorlistrik arus bolak balik (AC). Baik
motor AC maupun DC mempunyai
karakteristik tersendiri yang menjadi
pedoman kita dalam menggunakannya.

6.4.

Komponen-Komponen Motor Listrik
Motor listrik merupakan seperangkat kombinasi yang terdiri dari berbagai jenis komponen,
sehingga membentuk sistem kerja yang teratur. Semua komponen diatur sedemikian rupa
sehingga bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing. Jika salah satu komponen terganggu atau
tidak berfungsi maka seluruh komponen lain ikut terganggu sehingga motor tidak bekerja secara
normal.
Zuhal (1991:64/91) menyebutkan, bahwa komponen-komponen motor listrik secara umum
terdiri dari
1) Poros utama yang dilengkapi lubang motor, komutator dan air ban.
2) Jangkar
3) Holder sikat, pegas dan sikat karbon.
4) Koil medan dan koil stator
5) Frame motor
Komponen-komponen motor listrik ini tidak mutlak seperti tersebut di atas, melainkan dapat
berubah sesuai jenis motor listrk, kecuali perangkat utamanya. Lebih jelasnya kita dapat melihat
komponen- komponen utama tersebut berdasarkan gambar berikut:

6.5.

Masalah atau Kerusakan yang sering Terjadi
Kerusakan pada motor dapat disebabkan oleh
1) Jaringan suplly dapat menimbulkan kerusakan pada motor karena:
Tegangan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi
Tegangan fasa yang tidak sama (untuk motor fasa-tiga)
Putusnya salah satu fasa (untuk motor fasa-tiga)

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

22

2)

6.6.

Alat yang digerakkan dapat menimbulkan kerusakan pada motor karena:
Kopel yang terlalu besar
Kopel yang naik turun
Pengasutan dan pengereman yang terlalu sering dan terlalu lama

Cara Perawatan dan Perbaikan
 Pembersihan pada elemen-elemen yang terdapat pada motor listrik
 Pengukuran temperatur
 Pengukuran putaran rotor
 Pengecekan rangkaian/instalasi yang hendak dipakai
 Pengukuran arus beban penuh
 Centering poros
 Pengukuran tahanan isolasi
 Penggantian Komponen yang habis pakai



VII. PENA

7.1. Pengertian dan Fungsi Pena
Pena berfungsi sebagai elemen penghubung yang sifatnya semi permanen. Pena juga
merupakan bagian dari konstruksi mesin yang paling tua dan paling sederhana. Pena juga dapat
berfungsi sebagai penepat.

7.2. Klasifikasi Pena
Pena dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori, bisa dilihat seperti pada tabel berikut ini:

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

23

a.

b.

c.

Pena Silinder
Biasa digunakan untuk suatu hubungan yang menghendaki suaian sesak, transisi
(pas) ataupun longgar.Permukaan pena umumnya mengkilat, halus hasil dari proses
gerinda atupun bubut.
Pena Tirus
Pena tirus sangat sesuai untuk pengikatan kontruksi yang menerima tegangan
geser kecil.
Keuntungan penggunaan pena tirus adalah efek “pemusatan”, namun
menyebabkan keausan lubang pena. Penggunaan pena jenis ini tidak cocok untuk
kontruksi yang memiliki getaran yang intensif, akan mudah terlepas.
Pena Pegas
Dari bentuknya pena pegas sangat mudah dikenali, Dengan bentuk dasar mirip
lembaran plat baja pegas dilingkarkan menjadi poros berongga.
Cara pemasangan sama dengan pena silinder namun pada saat bekerja pena jenis ini
memberikan tekanan pada permukaan lubang.

d.

e.

Pena Belah
Dapat dipakai sebagai pengaman ikatan mur dan baut. Baut yang digunakan dalam
hal ini adalah jenis mur mahkota dengan beberapa alur dan ujung Baut pun
dilengkapi dengan lubang melintang. Pena belah disisipkan pada alur dan lubang
tembus melintang baut, kemudian ujung pena dibuka dan dibengkokkan mengunci.
Pena Tirus Berulir
Pena tirus ini dilengkapi dengan bagian yang berulir, baik ulir dalam mupun ulir luar.
Fungsi ulir ini adalah semata-mata untuk memudahkan proses pelepasan pena tirus
dari dalam lubang apabila penggunaan “Drift Punch” tidak memungkinkan.

7.3. Kerusakan yang sering terjadi
- Pena patah sehingga tentunya tidak dapat digunakan lagi. Pada umumnya lebih
memilih untuk menggantinya dengan pena yang baru.
- Terjadi aus pada pena
7.4. Perawatan dan Perbaikan
-

Diganti dengan yang baru



Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

24

VIII.POROS

8.1.

Definisi Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen
pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban
puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983)

8.2.

Fungsi Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir setiap mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan (Elemen) utama dalam tranmisi
seperti itu dipegang oleh poros.
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol
kabel, roda jalan, dan roda gigi,dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar,
yaitu poros roda kereta api, as gardan, dan lain-lain.

8.3.

Macam-macam poros
8.3.1. Berdasarkan Jenis Pembebanannya
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi puli sabuk atau sprocket
rantai, dan lain-lain.

Gambar Konstruksi Poros Transmisi

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

25

2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban
utamanya berupa puntiran, disebut sepindel. Syarat yang harus di penuhi poros ini
adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang di pasng di antara roda – roda kereta barang, dimana tidak mendapat
beban puntir, bahkan kadang – kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini
hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban puntir juga.
8.3.2. Berdasarkan Bentuknya
Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros engkol sebagai
poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros luwes untuk tranmisi daya kecil agar
terdapat kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain. Contoh gambar poros (adalah)
sebagai berikut:

Gambar Poros.

8.4.

Hal-hal penting dalam Perencanaan poros
Hal-hal penting dalam merencanakan sebuah poros adalah sebagai berikut: (Sularso, 1994)
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau lentur atau gabungan
antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga ada poros yang mendapat
beban tarik atau tekan seperti poros baling- baling kapal atau turbin.
Kelelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga ) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.
Sebuah poros harus di rencanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban- beban di
atas.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau
defleksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan
suara. Disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

26

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka suatu harga putaran tertentu dapat terjadi
getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi
pada turbin, motor torak, motor listrik , dan lain-lain. Juga dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian bagian lainya. Jika mungkin, poros harus direncanakan
sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeller dan
pompa bila terjadi dengan kontak dengan fluida yang korosif. Demikian juga yang
terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama. Sampai dengan
batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlidungan terhadap korosi.
8.5.

Kerusakan yang sering terjadi
- Terjadi keausan
- Bengkoknya poros (bending)
- Terdapat karat pada poros

8.6.

Perawatan dan Perbaikan yang bisa dilakukan
- Poros digerinda lagi
- Di-press dalam keadaan poros dipanaskan
- Di-coating



IX. Baut-Mur

9.1. Definisi Fungsi Baut-Mur
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada permukaannya,
juga didefinisikan sebagai bidang miring yang membungkus suatu batang.
Mur adalah elemen mesin sebagai pasangan ulir luar yang umumnya sudah
dinormalisasikan. Seringkali mur dibuat langsung pada salah satu dari kedua bagian pelat yang
akan disambung.

9.2. Fungsi Baut-Mur
Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam suatu rangkaian mesin.
Proses penyambungan ini dapat dilakukan dengan mengebor bagian plat yang akan disambung
sesuai dengan diameter baut dan mur yang akan digunakan.
Sambungan baut, mur ini merupakan sambungan yang tidak tetap artinya sewaktu-waktu
sambungan ini dapat dibuka.

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

27

Untuk mencegah kecelakaan dan kerusakan pada mesin, pemilihan mur dan baut sebagai
pengikat harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan beban
yang diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut digunakan untuk mengikat beberapa
komponen, antara lain :
1. Pengikat pada bantalan,
2. Pengikat pada dudukan motor listrik, dan
3. Pengikat pada puli

9.3. Bagian dan Simbol pada Baut-Mur
9.3.1. Simbol pada Mur dan Baut

9.3.2. Bagian pada Mur dan Baut
Bagian–bagian terpenting dari mur dan baut
adalah ulir. Ulir adalah suatu yang diputar di
sekeliling silinder dengan sudut kemiringan tertentu.
Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran
berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder.
Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam
pasangan antara ulir luar dan ulir dalam. Ulir
pengikat pada umumnya mempunyai profil
penampang berbentuk segitiga samakaki .

9.4. Klasifikasi
Bila dilihat kepala baut sesuai dengan alat pemutarnya (pengunci) maka bentuknya terdiri dari:
a. Kepala segi enam.
d. Kepala datar(Flat head)
b. Fillister head
e. Hexagonal Socket
c. Kepala bulat(Round head)
f. Socket beralur(Fluted Socket)

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

28

9.5. Kerusakan dan Perbaikan
-

-

-

Baut Patah
Umumnya disebabkan oleh fluktasi tekanan yang terkadang melebihi ketahanan material
pembentuk baut.
Baut yang patah tentu harus segera diganti, namun sebelum melakukan pergantian baut, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, misalnya, kekuatan baut. Kekuatan baut pengganti
harus sesuai dengan baut lama, jangan berada di atas atau di bawah standar mesin.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah faktor penyebab baut patah, karena terkadang baut
patah disebabkan oleh pengencangan baut yang melebihi batas torsi.
Baut Longgar
Baut yang longgar pada mesin lebih sering disebabkan oleh adanya guncangan pada mesin
dan pengencangan baut yang kurang. Baut longgar bisa dicegah dengan menambahkan cincin
pegas, mur didalamnya Nilon, mur dipasang dobel, resin plastik cair, atau plat gerigi.
Ulir Baut Rusak
Kerusakan ulir baut terjadi karena umur baut yang sudah terlalu lama digunakan sehingga
menimbulkan karat yang menyebabkan ulir baut rusak.
Sedangkan pada lingkungan kerja yang memicu timbulnya karat, bisa digunakan baut yang
menggunakan lapisan anti karat atau baut yang terbuat dari stainless steel untuk
memperpanjang usia baut.

9.6. Perawatan pada Mur-Baut
 Untuk menghindari karat permanen, bersihkan mur dan baut secara berkala dengan
cara merendam mur dan baut pada minyak tanah atau bensin, agar kotoran atau
karat pada ulir baut dan mur hilang. Setelah kering gunakan pelumas oli untuk
mencegah timbulnya karat.
 Bila mur dan baut sulit dibuka karena karat, bersihkan mur dan baut dari kotoran
atau korosi yang menggumpal dengan minyak tanah atau cairan penghilang karat,
sambil memukul perlahan-lahan kepala serta as baut dengan kunci atau obeng.
Cara demikian membuat cairan meresap ke sela ulir sehingga karat yang menempel
rontok, sehingga mur dan baut mudah dibuka.
 Pergunakan kunci ring atau kunci pas dan obeng yang sesuai, guna menghindari
gundul pada kepala baut dan mur, seperti penggunaan obeng berujung negatif saat
membuka baut berkepala positif.
 Gunakan kunci momen agar mendapat tingkat pengencangan mur yang sesuai
dengan momen yang diterima mur dan baut. Hindari pengencangan yang terlalu
keras untuk menghindari mur dan baut aus pada ulirnya.



Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

29

X.

SEAL

10.1.

Definisi
Mechanical seal adalah suatu alat mekanis yang berfungsi untuk mencegah kebocoran
fluida dari ruang/wadah yang memiliki poros berputar. Pengesilan terjadi karena alat mekanis
tersebut memiliki 2 buah komponen muka akhir (end faces) pada posisi 90° terhadap sumbu
poros yang senantiasa kontak satu dengan lainnya karena adanya gaya axial dari pegas/spring.
Mechanical seal umumnya terpasang pada bermacam jenis pompa seperti centrifugal
pump, gear pump, screw pump. Juga bisa dipasang pada peralatan mixer/agitator serta
centrifugal/screw compressor.
Mechanical seal yang baik akan memiliki umur pakai (life time) sekurangnya 10.000
jam kerja atau sekitar 3 tahun masa operasi. Tentunya hal ini akan sangat dipengaruhi oleh
kondisi dari pompa/peralatan yang menggunakan mechanical seal tersebut serta cara
pengoperasiannya.

10.2.

Fungsi dan Cara Kerja
Fungsi utama mechanical seal dalam suatu pompa adalah untuk mencegah kebocoran
cairan dari dalam pompa ke luar (atmospheric side), terutama adalah cairan dari celah antara
poros dengan komponen Statoil rumah pompa.
Fungsi dari seal antara lain:
 Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi)
 Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
 Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
 Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
 Melapisi permukaan yang tidak rata.
 Komponen tidak cepat rusak.

10.3.

Komponen dan material Mechanical Seal
Mechanical Seal terdiri dari 3 kelompok komponen yaitu :
 Rotating Unit (bagian yang berputar)
 Stationary Unit (bagian yang diam)
 Metal Hardware (komponen logam) seperti Sleeve, Glandplate, Collar.

Gambar Komponen Mechanical Seal

Selain tersusun oleh 3 kelompok besar tersebut di atas mechanical seal memiliki
komponen – komponen yang secara umum disebut :
1. Mating Ring (Stationary Face)

3. Primary Ring (Rotary Face)

2. O-Ring/Gasket Mating Ring

4. O-Ring/Gasket Primary Ring

Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin

30

5. Spring

11.Shaft Sleeve

6. Retainer

12.O-Ring/Gasket Shaft Sleeve

7. Disc

13.Gland Plate

8. Snap Ring

14.O-Ring/Gasket Gland Plate

9. Set Screw

15.Collar

10.Cap Screw

16.Spacer

10.4. Klasifikasi Seal
Seal diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu: Static Seal dan Dynamic Seal.
 Static Seal
Static Seal digunakan pada permukaan yang tidak ada gerakan pada dua permukaan
yang dilapisi. Yang termasuk Static seal adalah: O-ring seal, gasket dan liquid gasket.
 Dynamic Seal
Dynamic seal dipakai pada komponen yang bergerak antara permukaan satu
dengan yang lainya. Sedangkan yang termasuk Dynamic seal adalah: O-ring seals, Lip
seals, Duo Cone seals dan packing rings.

Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis seal:
a. Gaskets
Gasket adalah salah satu jenis seal yang banyak digunakan pada celah yang kecil pada
komponen yang diam. Beberapa tempat yang menggunakan gasket misalnya antara cylinder
head dan block , antara block dan oil pan.
Permukaan yang memakai gasket harus rata, bersih, kering dan tidak ada goresan.

Gambar Gasket

Kekencangan pengikat dua permukaan yang menggunakan gaske