anjak piutang dan kartu kredit

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pengelolaan suatu perusahaan terdapat beragam kegiatan usaha, mulai
dari kegiatan pokok (utama) sampai dengan kegiatan tambahan. Yang menjadi
masalah adalah jika kegiatan pokok mengalami hambatan, maka hal ini akan
menyebabkan kehidupan terancam. Untuk menghadapi hambatan tersebut pihak
manajemen perlu melakukan berbagai tindakan penyelamatan, sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih besar.
Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan administrasi kredit yang
semrawut

dapat

diserahkan

kepada

perusahaan

yang


sanggup

untuk

melakukannya yaitu perusahaan anjak piutang, yang memang kegiatan utamanya
adalah bergerak di bidang penagihan piutang. Perusahaan anjak piutang dapat
mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan cara dikelola atau dengan cara
dibeli serta dapat pula melakukan pengelolaan administrasi piutang suatu
perusahaan.
Dewasa ini untuk melakukan transaksi dapat digunakan berbagai sarana
pembayaran, mulai dari cara yang paling tradisional sampai dengan yang paling
modern. Bentuk transaksi yang paling tua adalah sistem barter (tukar menukar),
karena model ini sangatlah simpel untuk dilakukan. Kemudian ketika manusia
mengenal alat bayar dalam bentuk uang, maka mulailah berkembang transaksi jual
beli. Akan tetapi, uang sebagai alat bayar tidak cukup aman bagi pemegangnya.
Dikarenakan tidak praktis dan sering terjadi perampokan atau kehilangan. Maka
kemudian berkembanglah bentuk-bentuk alat bayar lainnya dengan menggunakan
cek. Karena itu, kemudian berkembanglah alat bayar lain yang berbentuk kartu
plastik, yang secara populer disebut kartu kredit.


1

BAB II
PEMBAHASAN
1. Anjak Piutang (factoring)
A. Pengertian Anjak Piutang (factoring)
Anjak piutang atau yang dikenal dengan nama factoring adalah
perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembeliaan, atau
pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan
imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan. Kemudian pengertian anjak
piutang menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988
Tanggal 20 Desember 1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembeliaan dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri. Kemudian dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan
anjak piutang terdiri beberapa jenis. Jenis-jenis ini dilihat dari kemampuan dan
keragaman dari produk yang ditawarkannya kepada masyarakat.
Anjak piutang syariah adalah kegiatan pengalihan piutang dagang jangka
pendek perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan prinsip

syariah. Anjak piutang (factoring) dilakukan berdasarkan akad wakalah bil ujrah.
wakalah bil ujrah adalah pelimpahan kuasa oleh satu pihak (al muwakkil) kepada
pihak lain (al wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan dengan pemberian
keuntungan (ujrah). Bahwa secara umum, pengurusan piutang tersebut harus tidak
dilakukan dengan cara-cara yang dilarang oleh syariah.1
B. Kegiatan Anjak Piutang
Perusahaan anjak piutang (factoring) merupakan jenis perusahaan yang
relative baru dikenal di Indonesia. Secara resmi adalah dengan dikeluarkannya
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1998 Tanggal 20
Desember 1998, padahal dibanyak Negara sudah dimulai sejak puluhan tahun
yang lalu. Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih
pengurusan piutang suatu perusahaan denga suatu tanggung jawab tertentu,
tergantung kesepakatan dengan pihak kreditor (pihak yang punnya piutang).
Usaha-usaha yang dijalankan oleh perusahaan anjak piutang berkaitan dengan
1

NurRianto Al-Arif,M. Lembaga Keuangan Syariah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012) hal 259.

2


pengambilalihan

dan pengelolaan

piutang

suatu

perusahaan,

tergantung

permintaan pihak kreditor. Bagi perusahaan kreditor dengan adanya perusahaan
anjak piutang sangat membantu mereka dalam hal mengurangi risiko yang
dihadapi terhadap macetnya tagihan perusahaan. Di samping itu, mereka juga
dapat lebih berkosentrasi terhadap kegiatan lain yang lebih strategis di
perusahaannya.
Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember
1988.2 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi kegiatan antara lain:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu;
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga
yang sesuai dengan kesepakatan
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak
Piutang dapat mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai
Kesepakatan.
Dalam praktiknya keuntungan yang diperoleh dari biaya-biaya yang
dibebankan kepada para nasabahnya terdiri dari:
1. Jasa penagihan (service charge)
Yaitu biaya yang dibebankan oleh perusahaan anjak piutang kepada kliennya,
yang dikenal dengan istilah fee dan besarnya dihitung berdasarkan persentase
tertentu. Kemudian besarnya fee yang diberikan tergantung dari kesepakatan
kedua belah pihak dengan berbagai pertimbangan seperti misalnya tingkat
kesulitan atau jumlah piutang yang ditagihkan.
2. Biaya administrasi
Yaitu biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah melakukan
Pengelolaan perusahaan kreditor oleh klien dan besarnya pun terganttung dari
kesepakatan yang diuat bersama.


2

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014) hal 269.

3

C. Pihak yang Terlibat dan Fasilitas yang Diberikan3
1. Kreditor atau klien yang menyerahkan tagihannya kepada pihak anjak piutang
untuk ditagih atau dikelola atau diambil alih dengan dikelola atau dibeli sesuai
perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat.
2. Perusahaan anjak piutang (factoring) yaitu perusahaan yang akan mengambil
alih atau mengelola piutang atau penjualan kredit debiturnya.
3. Debitur, yaitu nasabah yang mempunyai masalah (utang) kepada kreditor
(klien).
Kemudian fasilitas yang dapat diberikan perusahaan anjak piutang dalam
penagihan atau pengelolaan penjualan kreditnya kepada kreditor (kliennya),
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed
yaitu fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang dalam penagihan

piutang dengan sepengetahuan debitur.
b. Undiclosed
Merupakan fasilitas yang diberikan kepada perusahaan anjak piutang tanpa
sepengetahuan debitur kecualli jika ada pelanggaran terhadap kesepakatan yang
telah dibuat oleh perusahaan anjak piutang megandung suatu risiko.
2. Berdasarkan Tanggung Jawab
a. Withrecourse
Dalam hal ini apabila debitur tidak mampu untuk melunasi segala
kewajibannya, maka risiko kredit tersebut mennjadi tanggung jawab pihak
kreditor dan pihak anjak putang mengembalikan tanggung jawab penagihannya.
b. Without recourse
Dalam fasilitas ini apabila semua risiko yang tidak terbayar dalam suatu
penagihan piutang menjadi tanggung jawab pihak anjak piutang sepenuhnya dan
bukan tanggung jawab kreditor.
3. Berdasarkan Pelanggan
a. Full service factoring

3

Kasmir. Ibid, hal 271-273.


4

Merupakan perusahaan anjak piutang yang memberikan semua jenis fasilitas
jasa anjak piutang baik dalam jasa pembiayaan maupun jasa nonpembiayaan,
termasuk fasilitas untuk menanggung risiko terhadap kredit yang macet.
b. Resource factoring4
Jasa yang diberkan oleh perusahaan anjak piutang meliputi hampir fasilitas
semua jasa anjak piutang kecuali proteksi terhadap risiko tidak terbayar
tagihannya. Dalam hal ini risiko kredit tetap berada pada kreditor.
c. Bulk factoring
Jasa yan diberikan terhadap kreditor hanyalah fasilitas jasa pembiyaan dan
pemberitahuaan jatuh tempo pada debitur.
d. Maturity factoring
Dalam perusahaan jenis ini fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditor adalah
perlindungan kredit yang meliputi pengurusan atau penjualan, penagihan dari
debitur dan perlindungan atas piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan
adalah tanpa pembiayaan.
e. Invoice discounting
Pemberian fasilitas jasa hanyalah untuk berbentuk pembiayaan anjak piutang.

f. Undisclosed factoring
Dalam fasilitas ini perusahaan anjak piutang memberikan proteksi terhadap
kemacetan pelunasan piutang sampai dengan presentase tertentu dari jumlah
faktur yang disetujui.
g. Advanced payment
Yaitu transaksi pengalihan piutang di mana pembayarannya dilakukan pada saat
jatuh tempo dan besarnya sekitar 80% dari nilai faktur.
Berdasarkan Wilayah
a. Domestic factoring
Merupakan perusahaan anjak piutang yang hanya beroperasi di wilayah
Indonesia
b. International factoring
Merupakan kegiatan anjak piutang yang dilakuukan antarnegara seperti
pembiayaan fasilitas ekspor impor.
4

Kasmir. Ibid, hal 273-274.

5


D. Jasa-jasa dan Biaya yang diberikan
1. Jasa Pembiayaan (financing service)
Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang melakukan pembayaran
di muka (prefinancing) kepada kreditor yang besarnya tergantung dari
kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal ini besarnya pembiayaan yang
dilakukan sekitar 60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak dan
penyerahan bukti-bukti penjualan.
2. Jasa Non Pembiayaan (non financing service)
Analisis kelayakan suatu kredit, melakukan administrasi kredit, pengawasan
terhadap kredit termasuk pengendaliaanya, perlindungan terhadap suatu risiko
kredit.
E. Keuntungan dan Kelemahan Anjak piutang5
Beberapa Keuntungan atau manfaat dari factoring adalah:
Dapat menurunkan biaya produksi. Membantu peningkatan sumber kredit.
Meningkatkan daya saing dari dunia usaha. Memperbaiki sistem
administrasi yang semrawut. Pengambilalihan risiko kerugian dunia usaha
jika ternyata tagihan tidak bisa dicairkan. Memperlancar kegiatan usaha.
Terdapat pula kelemahan-kelemahan dari factoring ini, yaitu:
Pemborosan biaya, banyak terlibatnya pihak lain. Menurunkan reputasi,
bisnis rentan risiko, kurang profesional.

2. Kartu Kredit
A. Pengertian kartu kredit
Penggunaan kartu kredit di Indonesia masih relatif baru, yaitu sekitar
tahun delapan puluhan. Keluarmya keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember telah mengubah peta penyebaran
kartu kredit semakin luas. Kartu kredit merupakan suatu kartu yang umumnya
dibuat dari bahan plastik dengan dibubuhkan identitas dari pemegang dan
penerbitnya, yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk
menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari jasa atau barang yang
dibeli ditempat-tempat tertentu. Atau “badan usaha yang melakukan usaha
5

https://poejaa.wordpress.com/2011/10/14/tentang-lising-anjak-piutang-modal-ventura-pembiayaan-konsumen-kartu.

Diakses pada tanggal 12 September 2015. Pukul 10.30 WIB.

6

pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Di
samping itu, kartu kredit juga dapat diuangkan diberbagai tempat seperti di ATM
(Automated Teller Machine). ATM biasanya tersebar di berbagai tempat yang
strategis seperti di pusat perbelanjaan, hiburan dan perkantoran. Pengertian ATM
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Anjungan Tunai
Mandiri.
B. Pihak-pihak yang Terlibat
1. Bank atau perusahaan pembiayaan baik sebagai penerbit dan pembayar.
2. Pedagang (merchant), sebagai tempat belanja seperti supermarket, pasar
awalayan, hotel, tempat-tempat hiburan, restoran, dan tempat-tempat lainnya di
mana bank mengikat perjanjian.
3. Pemegang kartu (card holder), adalah nasabah yang namanya tertera dalam
kartu tersebut dan yang berhak menggunakannya untuk berbagai keperluan
transaksi.
C. Sistem kerja Kartu Kredit6
Sistem kerja Kartu Kredit adalah dengan melibatkan pihak-pihak yang
saling berkepentingan. Sistem kerja ini melibatkan pemegang kartu, perusahaan
yang mengeluarkan kartu dan pihak pedagang (mechant), sebagai berikut:
1. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi
segala peraturan yang telah dibuat.
2. Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila ‘’disetujui’’
setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas dan kapabilitas calon nasabah,
kemudian diserahkan ke nasabah.
3. Dengan kartu yang sudah disetujui pemegang kartu berbelanja di suatu tempat
dengan bukti peembayarannya.
Apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi, maka system kerja
penagihannya adalah sebagai berikut:
1. Pemegang kartu melakukan transaksi dengan menunjukkan kartu dan
menandatangani bukti transaksinya.

6

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014) hal 300-301.

7

2. Pihak pedagang akan menagihkan ke bank atau lembaga pembiayaan
berdasarkan bukti transaksinya dengan nasabah.
3. Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada merchant
sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati.
Hak dan kewajiban para pihak7
a). Pihak penerbit
Memberikan

kartu

kredit

kepada

pemegangnya,

melakukan

pelunasan

pembayaran atas bills yang disodorkan, memberitahukan kepada pemegang kartu
kredit terhadap setiap tagihannya dalam suatu periode tertentu, memberitahukan
kepada pemegang kartu kredit berita-berita yang menyangkut dengan hak dan
kewajiban.
Hak-haknya yaitu: Menagih dan menerima pembayaran kembali uang harga
pembelian barang atau jasa, menagih dan menerima dari pemegang kartu kredit
pembayaran lainnya : bunga, uang pangkal, uang tahunan dan denda, menerima
komisi dari pembayaran tagihan.
b) Pihak pemegang kartu kredit
Kewajibannya: Tidak melakukan pembelian dengan kartu kredit yang melebihi
batas maksimum, menandatangani slip pembelian yang disodorkan pihak penjual,
melakukan pembayaran kembali harga pembelian sesuai dengan tagihan oleh
pihak penerbit kartu kredit dan pembayaran-pembayaran lainnya : denda, uang
tahunan dan lain-lain.
Hak-haknya yaitu: Hak untuk membeli barang atau jasa dengan memakai kartu
kredit, kebanyakan kartu kredit juga memberi hak kepada pemegangnya untuk
mengambil uang cash, hak untuk mendapatkan informasi dari penerbit tentang
perkembangan kreditnya.
c) Pihak penjual barang atau jasa
Kewajibannya yaitu: Memperkenankan pihak pemegang karti kredit untuk
membeli barang atau jasa, melakukan pengecekan atau otorisasi tentang
penggunaan kartu kredit yang bersangkutan, menginformasikan kepada pemegang
7

https://poejaa.wordpress.com/2011/10/14/tentang-lising-anjak-piutang-modal-ventura-pembiayaan-konsumen-kartu.

Diakses pada tanggal 12 September 2015. Pukul 10.30 WIB.

8

atau pembeli barang / jasa tentang charge tambahan, menyodorkan slip pembelian
untuk ditandatangani oleh pihak pembeli atau pemegang kartu kredit, membayar
komisi ketika melakukan penagihan kepada perantara.
Hak-haknya yaitu: Meminta pelunasan harga barang / jasa yang dibeli oleh
pembelinya dengan memakai kartu kredit, meminta pembeli / pemegang kartu
kredit untuk menandatangi slip pembelian, menolak untuk menjual barang / jasa
jika tidak terdapat otorisasi dari penerbit kartu kredit.
D. Jenis-jenis Kartu Kredit
1. Dilihat dari segi fungsi
Charge card, Credit card, Debit card, Cash card, Check guarantee
2. Berdasarkan wilayah
Kartu kredit internasional, contoh jenis kartu ini adalah Visa Card, Master Card.
Kartu kredit lokal, contoh jenis kartu ini adalah BCA Card.
E. Keuntungan dan Kerugian Kartu Kredit
Keuntungan:
Untuk kenyamanan dalam berbelanja (tinggal gesek aja). Juga sebagai alat
keamanan keuangan dalam keadaan darurat. Meringankan karena kita tak perlu
membawa segepok uang atau cek bila mau berbelanja dalam jumlah besar. Untuk
mendapatkan diskon saat makan di restoran tertentu atau saat berbelanja di tempat
tertentu.
Kerugian antara lain:
Karena tidak menggunakan uang tunai, biasanya nasabah agak boros, total
belanjaan tidak terasa besar dibandingkan berbelanja dengan uang tunai. Apabila
Anda tidak membayar secara penuh total tagihan maka bahaya siap menanti Anda.
Anda memang dapat membayar jumlah minimum saja yang biasanya sebesar 10%
dari total tagihan. Tetapi, kekurangannya akan dihitung sebagai hutang yang harus
dibayar beserta bunganya yang sangat besar. Akibatnya, total yang harus
dibayarkan akan sangat besar dan akan terus berbunga sehingga jumlah yang
harus dibayar akan semakin membengkak. Suku bunga kartu kredit paling besar
dibandingkan jenis kredit lainnya.

9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan administrasi kredit yang
semrawut

dapat

diserahkan

kepada

perusahaan

yang

sanggup

untuk

melakukannya yaitu perusahaan anjak piutang, yang memang kegiatan utamanya
adalah bergerak di bidang penagihan piutang. Perusahaan anjak piutang dapat
mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan cara dikelola atau dengan cara
dibeli serta dapat pula melakukan pengelolaan administrasi piutang suatu
perusahaan. Perjanjian anjak piutang (factoring agreement) sendiri merupakan
dokumen hukum utama (main legal document) dibuat secara sah memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Tidak dapat dibatalkan secara
sepihak (unilateral unvoidable). Perjanjian anjak piutang berfungsi sebagai dokumen
bukti yang sah. Disamping itu, perjanjian anjak piutang juga berfungsi melengkapi
dan memperkaya hukum perdata tertulis.

Kartu kredit merupakan suatu kartu yang umumnya dibuat dari bahan plastik
dengan dibubuhkan identitas dari pemegang dan penerbitnya, yang memberikan
hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan
pembayaran harga dari jasa atau barang yang dibeli ditempat-tempat tertentu. Di
samping itu, kartu kredit juga dapat diuangkan diberbagai tempat seperti di ATM
(Automated Teller Machine). Penggunaan kartu kredit dirasakan lebih aman dan
praktis untuk bepergian, apalagi kartu kredit dewasa ini sudah dapa dipergunakan
untuk segala kegiatan secara internasional seperti visa card dan master card.

10

DAFTAR PUSTAKA
NurRianto Al Arif M. 2012. Lembaga Keuangan Syariah, Bandung: CV Pustaka
Setia.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
https://poejaa.wordpress.com/2011/10/14/tentang-lising-anjak-piutang-modalventura-pembiayaan-konsumen-kartu. Diakses pada tanggal 12 September 2015.
Pukul 10.30 WIB.

11