Takhalli Tahalli Tajalli dan Alam Malaku (1)

TAKHALLI, TAHALLI, TAJALLI, dan ALAM MALAKUT
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Akhlaq Tasawuf
Dosen Pengampu : Soeparyo

Disusun Oleh :
1. Aning Septiyana

(133511085)

2. Sofi Ulfa mayanti

(133511103)

3. Dewi Fatimatuzzahro’

(133811056)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA

2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf adalah suatu

bidang ilmu keislaman untuk memasuki atau

menghiasi diri dengan akhlak yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah.
Tasawuf juga dapat diartikan sebagai kebebasan, kemuliaan, meninggalkan
perasaan terbebani alam setiap melaksanakan perbuatan syara’, dermawan, dan
murah hati. Secara garis besar tasawuf terbagi menjadi tasawuf sunni dan
tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun
secara kompleks dan mendalam dengan bahasa-bahasa simbolik filosofis.
Sementara, tasawuf sunni adalah tasawuf yang didasarkan pada Al-Qur’an dan
sunnah. Tasawuf sunni dibagi dalam dua tipe, yaitu tasawuf akhlaqi, dan tasawuf
amali.
Di dalam tasawuf akhlaqi, para sufi memandang manusia cenderung
mengikuti hawa nafsu. Manusia dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu

pribadi, bukan manusia yang mengendalikan nafsu. Manusia yang sudah
dikendalikan oleh nafsu cenderung untuk memiliki rasa keinginan untuk
menguasai dunia atau agar berkuasa dunia. Seseorang yang sudah dikendalikan
oleh nafsu memiliki kecenderungan memiliki mental yang kurang baik,
hubungan dengan Tuhan sebagai hamba Allah kurang harmonis karena waktu
yang imili habis untuk mengurus kepentingan duniawi.
Untuk mengembalikan manusia kekondisi yang baik tidak hanya dari aspek
lahiriah semata melainkan juga melalui aspek batiniah. Didalam tasawuf proses
batiniah itu meliputi tahapan-tahapan. Tujuannya adalah untuk menguasai hawa
nafsu dalam rangka pembersihan jiwa agar bisa lebih dekat dengan Allah.
Tahapan-tahapan itu adalah takhalli, tahalli, dan tajalli.

1

B. Rumusan Masalah
Dari permasalahn tersebut di atas kami mengambil rumusan masalah yaitu:
1. Apakah pengertian takhalli, tahalli, dan tajalli?
2. Apa yang dimaksud dengan alam malakut?
C. Tujuan
Tujuan penulis mengangkat tema ini yaitu agar penulis dan pembaca pada

umumnya dapat memahami fase-fase dalam bertasawuf agar pembaca tidak salah
langkah dalam memilih apa yang harusnya dilakukan saat ingin melakukan
pendekatan dengan Allah dengan melakukan fase-fase yang benar . Penulis
dalam makalah ini juga ingin memperkenalkan jenis-jenis alam dimana masih
banyak yang belum mengerti tentangnya.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Takhalli, Tahalli, Tajalli dan Alam malakut
1. Pengertian Takhalli
Takhalli yakni penyucian diri dari sifat-sifat tercela 1, dari maksiat lahir
maupun batin. Diantaranya ialah hasad (dengki), hiqd (rasa mendongkol),
su’uzhan (buruk sangka), riya’ (pamer), bukhl (kikir), dan ghadab
(pemarah). Dalam hal ini Allah berfirman: “Berbahagialah orang yang
mensucikan jiwanya dan rugilah orang yang mengotorinya” (Q.S. AsySyams [91]: 9-10).
Takhalli juga berarti menghindarkan diri dari ketergantungan terhadap
kelezatan hidup duniawi. Kelompok sufi yang ekstrim berkeyakinan bahwa
kehidupan duniawi benar-benar sebagai “racun pembunuh” kelangsungan

cita-cita sufi. Oleh karena itu, nafsu duniawi harus dimatikan dari diri
manusia agar ia bebas berjalan mencapai kenikmatan yang hakiki. Bagi
mereka, mencapai keridhaan Tuhan lebih uatam daripada kenikmatankenikmatan materiil. Pengingkaran pada ego dengan meresapkan diri pada
kemauan Tuhan adalah perbuatan utama. Dengan demikian nilai moral
betul-betul agamis karena setiap tindakan disejajarkan dengan ibadat yang
lahir dari motivasi eskatologis.2
2. Pengertian Tahalli
Tahalli yakni menghiasi dan membiasakan diri engan sikap perbuatan
terpuji.3 Dalam hal ini Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, member kepada kaum kerabat,
dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
1

M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual, 2012, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 2
Sokhi Huda, Tasawuf Kultural, 2008, (Yogyakarta: LKiS), hlm. 53-54
3
M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual, 2012, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 2
2

3


member pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pengajaran.”
(Q.S. Al-Balad [16]: 90). Tahalli ini merupakan tahap pengisian jiwa yang
telah dikosongkan. Apabila manusia mampu mengisi hatinya dengan sifatsifat terpuji maka ia akan menjadi cerah dan terang sehingga dapat menerima
cahaya ilahi sebab hati yang kotor tidak dapat menerima cahaya tersebut.
Setelah hatinya terang, maka segala perbuatan dan tindakannya akan
dijalankan dengan niat yang ikhlas: ikhlas melakukan ibadah kepada Allah,
mengabdi kepada kepentingan agamanya, serta ikhlas bekerja untuk
melayani kepentingan keluarga, masyarakat dan negaranya tanpa mengharap
balasan apapun kecuali dari Allah.
Tahalli juga dapat diartikan sebagai usaha menghiasi diri dengan jalan
membiasakan diri bersikap dan berbuat baik. Berusaha agar dalam setiap
perilakunya selalu berjalan diatas ketentuan agama baik kewajiban yang
bersifat luar atau ketaatan lahir seperti shalat, puasa, zakat dan haji maupun
ketaatan yang bersifat dalam atau ketaatan batin seperti iman, bersikap ikhlas
dan juga ridha terhadap seluruh ketentuan Allah.4
3. Pengertian Tajalli
Tajalli yaitu terungkapnya nur ghaib untuk hati. Dalam hal ini kaum
sufi mendasarkan pendapatnya pada firman Allah: “Allah adalah nur
(cahaya) langit dan bumi” (Q.S. An-Nur [24]: 35). Menurut Mustofa Zahri,

tajalli diartika sebagai lenyapnya hijab dari sifat-sifat kemanusiaan,
tersingkapnya nur yang selama itu ghaib, dan lenyapnya segala sesuatu ketika
muncul wajah Allah. Sedangkan menurut Al-Ghazali dalam kitab al-Munqizh
min adh-Dhalal, tajalli adalah tersingkapnya hal-hal ghaib yang menjadi
pengetahuan kita yang hakiki disebabkan oleh nur yang dipancarkan Allah
kedalam hati seseorang. Pengetahuan hakiki tersebut tidak didapat dengan
menyusun dalil dan menata argumentasi, tetapi karena nur yang dipancarkan
4

Sokhi Huda, Tasawuf Kultural, 2008, (Yogyakarta: LKiS), hlm. 54-55

4

Allah kedalam hati, dan Nur ini merupakan kunci untuk sekian banyak
pengetahuan. 5
Tajalli merupakan tanda-tanda yang Allah tanamkan didalam diri
manusia supaya Ia dapat disaksiakan. Setiap tajalli melimpahkan cahaya demi
cahaya sehingga seorang yang menerimanya akan tenggelam dalam kebaikan.
Jika terjadi perbedaan yang dijumpai dalam berbagai penyingkapan itu tidak
menandakan adanya perselisihan diantara guru sufi. Masing-masing manusia

unik, oleh karena itu masing-masing tajalli juga unik. Sehingga tidak ada dua
orang yang meraskan pengalaman tajalli yang sama. Tajalli melampaui katakata. Tajalli adalah ketakjuban.
Al-Jilli membagi tajalli menjadi empat tingkatan, yaitu:
a. Tajalli Af`al, yaitu tajalli Allah pada perbuatan seseorang, artinya segala
aktivitasnya itu disertai qudrat-Nya, dan ketika itu dia melihat-Nya.
b. Tajalli Asma`, yaitu lenyapanya seseorang dari dirinya dan bebasnya dari
genggaman sifat-sifat kebaruan dan lepasnya dari ikatan tubuh kasarnya.
Dalam tingkatan ini tidak ada yang dilihat kecuali hannya dzat Ash
Shirfah (hakikat gerakan), bukan melihat asma`.
c. Tajalli sifat, yaitu menerimanya seorang hamba atas sifat-siafat ketuhanan,
artinya Tuhan mengambil tempat padanya tanpa hullul dzat-Nya.
d. Tajalli Zat, yaitu apabila Allah menghendaki adanya tajalli atas hambaNya yang mem-fana` kan dirinya maka bertempat padanya karunia
ketuhanan yang bisa berupa sifat dan bisa pula berupa zat, disitulah terjadi
ketunggalan yang sempurna. Dengan fana`nya hamba maka yang baqa`
hanyalah Allah.6

B. Alam Malakut
5

Sokhi Huda, Tasawuf Kultural, 2008, (Yogyakarta: LKiS), hlm. 55-56

Herbal beauty store, http://tarekataulia.blogspot.com/2013/12/kesempurnaan-konseptakhalli-tahalli.html , tanggal 09 maret 2015 pukul 15:01.
6

5

Ada berbagai istilah dalam memahami berbagai jenis alam. Di antaranya 3
buah alam yang diberi istilah Alam Jabarut, Alam Malakut, dan Alam Mulk.
1. Alam Jabarut, adalah alam yang “paling dekat” dengan aspek-aspek
Ketuhanan. Penghuni alam Jabarut adalah ‘sesuatu yang bukan Allah dalam
aspek Ahadiyyah’, melainkan derivasi dari aspek Ahadiyyah yang tertinggi
selain apa pun yang ada. Misal penghuni alam ini adalah Nafakh Ruh (Tiupan
Ruh Allah) yang mampu manghidupkan jasad, Ruh Al-Quds.
2. Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek
Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari
Alam Mulk. Baik Alam Jabarut maupun Alam Malakut, keduanya adalah
realitas/wujud yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita. Indera
jasad biasanya hanya bisa menangkap sesuatu yang terukur secara jasad,
sedang Alam Jabarut dan Alam Malakut memiliki ukuran melampui ukuran
jasad. Misal penghuni Alam Malakut adalah malaikat, An-nafs(jiwa).
3. Alam Mulk adalah alam yang tingkat kedekatannya dengan aspek Allah

adalah yang paling rendah. Dalam wujudnya terbagi menjadi 2, yang
tertangkap oleh indera jasad dan yang gaib (dalam arti tidak tertangkap atau
terukur) bagi indera jasad. Jadi karena keterbatasan indera jasad kita, ada
wujud yang sebetulnya bukan penghuni alam-alam yang lebih tinggi dari
alam Mulk, tetapi juga tidak tertangkap kemampuan indera jasad. Yang
terukur oleh indera jasad contohnya tubuh/jasad manusia, jasad hewan, jasad
tumbuhan. Penghuni alam Mulk yang tidak terukur oleh indera jasad
contohnya adalah jin dengan segala kehidupannya. Jin dengan segala
kehidupannya bisa dimengerti oleh indera-indera malakuti (indera-indera annafs/jiwa).7

7

Wawan TBH, https://serambitashawuf.wordpress.com/2010/12/05/alamjabarut-alam-malakut-dan-alam-mulk/, diakses pada tanggal 09 Maret 2015 pukul
14:28 WIB.

6

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Takhalli yakni penyucian diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir
maupun batin. Takhalli juga berarti menghindarkan diri dari ketergantungan
terhadap kelezatan hidup duniawi.
Tahalli yakni menghiasi dan membiasakan diri engan sikap perbuatan
terpuji.

Tahalli

ini

merupakan

tahap

pengisian

jiwa

yang


telah

dikosongkan.apabila manusia mampu mengisi hatinya dengan sifat-sifat
terpuji maka ia akan menjadi cerah dan terang sehingga dapat menerima
cahaya ilahi sebab hati yang kotor tidak dapat menerima cahaya tersebut.
Tajalli adalah tersingkapnya hal-hal ghaib yang menjadi pengetahuan
kita yang hakiki disebabkan oleh nur yang dipancarkan Allah kedalam hati
seseorang. Ada empat macam tajalli yaitu tajalli Af`al, tajalli Asma’, tajalli
sifat, dan tajalli Zat.
Alam Malakut adalah suatu alam yang tingkat kedekatan dengan aspek
Allahnya lebih rendah dari Alam Jabarut, namun masih lebih tinggi dari Alam
Mulk yang tidak dapat ditangkap oleh indera jasadiah kita.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada khususnya serta khalayak
ramai pada umumnya. Kritik dan saran penulis harapkan demi terwujudnya
makalah yang lebih baik.

7

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Sokhi. Tasawuf Kultural. 2008. Yogyakarta: LKiS
Syukur, M. Amin. Tasawuf Kontekstual. 2012. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Herbal beauty store. http://tarekataulia.blogspot.com/2013/12/kesempurnaan-konseptakhalli-tahalli.html. diakses pada tanggal 09 Maret 2015 pukul 15:01 WIB.
Wawan TBH, https://serambitashawuf.wordpress.com/2010/12/05/alam-jabarut-alammalakut-dan-alam-mulk/, diakses pada tanggal 09 Maret 2015 pukul 14:28
WIB.

8