T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Kunjungan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Di SDN Karangrejo 1 Dempet Demak T2 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Profil Sekolah
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
SD
Negeri
Karangrejo 1 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.
Nomor Statistik Sekolah 101032107002, terletak di
desa Karangrejo Kecamatan Dempet. Tepatnya 6 km
sebelah timur dari ibukota kecamatan. memiliki visi
yaitu
terwujudnya
prestasi,
santun
sekolah
dalam
yang
unggul
dalam
perilaku,
mandiri
dalam
berkarya, cinta nusa dan bangsa serta bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan misi sekolah
sebagai berikut: (1) Mewujudkan sekolah yang unggul
dalam prestasi. (2) Membentuk siswa yang berbudi
pekerti luhur. (3) Membentuk siswa yang mandiri
dalam karya, cipta, rasa dan karsa. (4) Menciptakan
siswa yang berjiwa patriotisme serta cinta tanah air.
(5) Menciptakan warga sekolah yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdiri sejak tahun 1912 diatas tanah miliki
desa seluas 1964 m2 dengan status bangunan milik
pemerintah daerah. Dipimpin oleh seorang kepala
sekolah yang bernama Haryono S.Ag. Tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di SD Negeri Karangrejo 1
berjumlah 11 orang yang terdiri dari 3 orang guru
45
kelas yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3
orang guru kelas yang berstatus wiyata bhakti, 1
orang guru penjaskes yang berstatus wiyata PNS, 1
orang guru PAI yang berstatus wiyata bhakti, dan 1
orang
penjaga
sekolah,
dan
seorang
petugas
perspustakaan. Sebagai sekolah yang telah lama
berdiri, SD Negeri Karangrejo 1 memiliki kondisi
bangunan sekolah yang cukup baik, dari 6 (enam)
ruang kelas terdapat 2 (dua) ruang kelas yang rusak
berat. Untuk kondisi ruang guru, ruang pertemuan
dan kamar mandi/WC rusak sedang, dan untuk ruang
perpustakaan dalam kondisi yang baik.
Siswa di SD Negeri Karangrejo 1 berjumlah 130
siswa yang terbagi dalam 6 (enam) rombongan belajar
(rombel) dengan 66 siswa laki-laki dan 64 siswa
perempuan. Sebagian besar siswa SDN Karangrejo 1
berasal
dari
lingkungan
penduduk
yang
bekerja
sebagai buruh tani. Seratus persen beragama Islam.
Ada kurang lebih 40 % siswa tergolong tidak mampu.
Siswa yang lainnya cukup mampu. Guru-gurunya ada
60 % telah bersertifikasi. Berasal dari daerah yang
tidak jauh dari sekolah. Kepala Sekolahnya berasal
desa Mijen Kec. Kebonagung dengan jarak sekitar 12
Km dari tempat tugas.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan metode tindakan. Penelitian tindakan
46
ini
dilaksanakan
dengan
langkah-langkah/siklus
sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Penelitian ini di awali dengan identifikasi masalah
yang ada di lapangan. Dari data dokumentasi di
lapangan diketahui terdapat beberapa orang guru
yang memiliki kinerja mengajar yang masih rendah.
2. Perencanaan Tindakan
Langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan
untuk
melakukan
supervisi
kunjungan
kelas.
pengumpulan data tentang kinerja yang dimiliki
oleh guru.
3. Pelaksanaan Tindakan
Supervisi dilaksanakan di ruang kelas VI pada
tanggal 21, 22, dan 28 November 2014. Supervisor
bersama-samaa guru kelas masuk ke ruangan.
Guru kelas melaksanakaan pembelajaran.
4. Pengamatan
Tahap pengamatan Supervisor mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observer
memantau secara langsung dengan berpedoman
kepada lembar observasi yang disediakan . Evaluasi
dilakakukan setelah prosees pembelajaran selesai
dengan menjumlahkan skor perolehan yang ada
dalam lembar obsevasi yang terdiri dari 30 butir
deskriptor, tiap deskriptor diberi skor/nilai 1 – 4.
5. Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa
untuk mengetahui kinerja mengajar guru. Data
47
tersebut akan diinterpretasikan dalam bentuk
kalimat. Hasil refleksi akan digunakan untuk
melakukan tindakan berikutnya.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi
dalam
penelitian
ini
di
awali
dengan
kegiatan
perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dapat
diketahui
bahwa
program
supervisi
yang
dilakukan di SD Negeri Karangrejo 1 berisi tentang
tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang
lingkup pelaksanaan supervisi akademik. Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan kepala
sekolah SD Negeri Karangrejo 1 tentang persiapan
sebelum kegiatan supervisi (18 November 2014).
“Sebelum
melaksanaan
supervisi
saya
mempersiapkan beberapa hal antara lain program
supervisi, jadwal supervisi dan instrument
supervisi.
Dalam
program
supervisi
saya
merumuskan tentang latar belakang, landasan
hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.”
Setelah program supervisi di buat oleh kepala
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan
instrumen supervisi. Instrumen supervisi tersebut
48
meliputi
instrumen
Pelaksanaan
untuk
untuk
Pembelajaran
penelahaan
penelaahan
(RPP),
Rencana
dan
pelaksanaan
instrumen
pembelajaran.
Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan
standar
Identitas
penyusunan
mata
pelajaran,
RPP
yang
standar
meliputi
kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan
untuk
instrumen
pembelajaran
penelahaan
pelaksanaan
kegiatan
pendahuluan,
meliputi
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
kepala
bahwa
pada
sekolah
saat
perencanaan
membuat
instrument
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan kepala sekolah SD Negeri
Karangrejo 1 (18 November 2014) tentang penyiapan
instrumen.
“Sebelum dilakukannya supervisi, saya memang
menyiapkan
instrumen
penilaian
supervisi.
Instrumen tersebut meliputi instrumen tentang
penelaahan RPP dan instrumen penilaian proses
pembelajaran.”
Sebelum
dilakukannya
supervisi
akademik,
terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan
pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk
49
memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan
ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan
memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang
di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan kepala sekolah tentang pembuatan
jadwal supervisi.
“Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami
membuat
jadwal
untuk
pelaksanaannya. Selain memudahkan guru
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di
perlukan dalam supervisi juga agar tercipta
kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah
dijadwalkan, guru yang bersangkutan sedang
ada keperluan. Namun selama ini semua
guru masih dapat menerima jadwal yang
telah saya buat.”
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan
supervisi. Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat sebelumnya. Pada saat
melakukan supervisi, supervisor harus bersikap sopan
dan tidak menganggu pelaksanaan pembelajaran.
Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak
merasa terganggu dengan adanya kepala sekolah yang
sedang melakukan supervisi.
50
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan
supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan
dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk
mengamati
dilakukan
jalannya
oleh
proses
guru
pembelajaran
dengan
membawa
yang
lembar
instrumen penilaian supervisi.
Instrumen
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrumen
yang di bawa kepala sekolah adalah instrumen tentang
penelaaan
RPP
dan
Instrumen
penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
alokasi
materi
waktu,
ajar,
metode
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir).
Sedangkan
untuk
instrumen
supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
51
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bawha guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
identitas
Kompetensi
Dasar,
sekolah,
alokasi
Standar
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut
ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru
kelas VI tentang pembuatan RPP (20 November 2014)
“Sebelum pelaksanaan pembelajaran saya
membuat RRP terlebih dahulu. RPP tersebut
berisi beberapa komponen seperti nama
satuan
pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
alokasi
waktu,
perumusan
indikator,
skenario
pembelajaran.
Skenario
pembelajaran
yang
saya
buat
untuk
memperlancar proses pembelajaran sehingga
skenario tersebut harus di rancang dengan
baik.”
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan
instrumen penilaian pembelajaran. Pada saat guru
membuat RPP, guru juga harus membuat instrumen
penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh
guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan
siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci
jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
52
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas VI tentang pembuatan instrumen
penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan
di akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk
tesnya ada yang tertulis dan ada juga yang
lisan. Kalau untuk test tertulis saya juga
sudah membuatkan kunci jawabannya.”
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
pembelajaran,
yang
telah
di
guru
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru
dalam
melakukan
kegiatan
pendahuluan.
Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru belum
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu terlihat di awal pembelajaran dimana guru yang
bersangkutan
kegiatan
tidak
melakukan
pendahuluan
guru
apersepsi.
tidak
Pada
memberikan
motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dan giat
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Guru
tersebut
langsung memberikan materi kepada siswa, sehingga
siswa
terlihat
kebingungan
tentang
materi
yang
sedang diajarkan oleh guru.
53
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru tidak
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrumen supervisi
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran
untuk setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
dan
ketiga
guru
sudah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik (data terlampir). Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan guru yang
menjadi pengamat pada saat pelaksanaan supervisi
untuk menggantikan peneliti (28 November 2014).
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Nuryadi
belum
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik. Karena pada hari
itu beliau langsung memberikan materi
kepada siswa tanpa melakukan apersepsi.
Seperti
misalnya
memberikan
motivasi
kepada siswa serta menyampaikan tujuan
pembelajaran. jadi pada saat guru sedang
menerangkan materi terlihat banyak siswa
yang masih bingung apa yang akan mereka
pelajari”.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran
pembelajaran.
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
54
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk
lisan,
tulisan,
isyarat,
maupun
hadiah
terhadap keberhasilan siswa.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas I yang menjadi pengamat pengganti
tentang
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan inti pembelajaran (28 November 2014).
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan,
beliau sudah melakukan kegiatan inti dengan
baik. Untuk setiap pertemuan terjadi
peningkatan namun pada intinya semuanya
sudah berjalan dengan baik Bu. Beliau sudah
melakukan
eksplorasi,
elaborasi
dan
konfirmasi. Namun guru terlihat mengalami
kendala pada saat menggunakan alat peraga
di ruang laboratorium.” Beliau masih
canggung pada saat menggunakan alat
peraga.”
Kegiatan
terakhir
pada
pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
55
berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan guru pengamat tentang kegiatan
penutup.
“Guru melakukan kegiatan penutup dengan
membuat
rangkuman
atau
simpulan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dan dari
3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan
penilaian kinerja guru pada setiap pertemuannya
(data terlampir)”
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalamm bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya
akan
memjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
56
yang dilakukan penelliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan
siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Setelah
kegiatan
pembelajaran
selesai
dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir
kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
perjanjian
dengan
membicarakan
guru
hasil
yang
disupervisi
pengamatan
selama
untuk
proses
57
pembelajaran
berlangsung.
Setelah
terdapat
kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan
dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan
kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada
guru
pada
kegiatan
pertemuan
balikan.
merupakan
pertemuan
tindak
Pertemuan
yang
lanjut
atau
tindak
lanjut
dilakukan
untuk
membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada guru kelas VI
sudah baik. Dari data dokumentasi nilai kinerja guru
mulai pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah
sebagai berikut:
NO
Pertemuan
Nilai
Kategori
1
I
72
Baik
2
II
78
Baik
3
III
84
Baik
Guru yang bersangkutan sudah memenuhi
standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
melalui
Dinas
Pendidikan.
Hal
itu
dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran
sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar
proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan
penguatan
untuk
terus
mempertahankan
dan
meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan kepala sekolah tentang penguatan yang di
berikan kepada guru setelah disupervisi.
58
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.walau
demikian pada aspek yang belum terpenuhi juga
saya lakukan pembinaan”
Namun
mengalami
terkadang
banyak
pembelajaran.
mengalami
ada
guru
kekurangan
Misalnya
kesulitan
guru
dalam
yang
dalam
yang
masih
proses
bersangkutan
menggunakan
media
dalam pembelajar. Berdasarkan data dokumetasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila
terdapat guru yang masih mengalami permasalahan
pada
saat
di
supervisi
maka
kepala
sekolah
melakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
dilakukan
dalam
bentuk diskusi dan konsultasi.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan Kepala Sekolah tentang kegiatan pembinaan
kepada guru yang belum memenuhi standar.
“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain
dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi
di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan pembinaan kepada guru kelas VI
khusus pada aspek
yang belum memenuhi standar,
59
yaitu
penggunaan
media
laboratorium.
Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah
kegiatan
diskusi
memberikan
dan
konsutasi.
kesempatan
Kepala
sekolah
guru
untuk
kepada
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain dapat
membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis antar teman.
4.4 Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah
dalam
mencapai
membantu guru
dalam
tujuannya,
memahami
tapi
juga
keadaan
dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun
rencana
pembelajaran
secara
tepat
(Arikunto, 2009: 12).
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Menurut Arikunto
(2009: 54) yang dimaksud dengan kunjungan kelas
atau classroom visitation adalah kunjungan yang
dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau
sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui
mengamati
teknik
secara
ini,
kepala
langsung
sekolah
kegitan
guru
dapat
dalam
melakukan tugas utamanya, menagajar, penggunaan
60
alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil
observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang
paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi
belajar
mengajar.
Agar
kunjungan
kelas
berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan
teliti
dan
dilaksanakan
secara
hati-hati
dengan
penampilan yang baik pula.
Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Purwanto (2009: 15)
menyatakan
perencanaan
adalah
suatu
cara
menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran
masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa
saja
yang
akan
dikerjakan
dan
bagaimana
mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan
data
dokumentasi
dan
observasi dapat diketahui bahwa program supervisi
yang dilakukan di SD Negeri Karangrejo 1 berisi
tentang tujuan dilakukannya supervisi akademik serta
ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara
lain
program
supervisi,
jadwal
supervisi
dan
instrument supervisi. Dalam program supervisi saya
merumuskan
tentang
hukum,
tujuan
dan
program
supervisi
di
latar
ruang
buat
belakang,
lingkupnya.
oleh
kepala
landasan
Setelah
sekolah,
61
kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument
supervisi.
Instrumen
supervisi
tersebut
meliputi
instrumen untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran.
Instrumen
tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah
dibuat
oleh
penyusunan
guru
sudah
RPP
yang
sesuai
meliputi
dengan
standar
Identitas
mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator
pencapaian
kompetensi,
tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil
belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrumen
penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran
meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
bahwa
kepala
pada
sekolah
saat
perencanaan
membuat
instrumen
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran.
Sebelum
dilakukannya
supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal
untuk
memudahkan
pelaksanannya.
Jadwal
pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal
pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk
mempersiapkan
aspek
kegiatan supervisi.
62
yang
di
perlukan
dalam
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan
guru
untuk
mempersiapkan
segala
sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga agar
tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena
terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang
bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama
ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang
telah di buat sebelumnya.
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan
supervisi. Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat sebelumnya. Pada saat
melakukan supervisi, supervisor bersikap sopan dan
tidak menganggu pelaksanaan supervisi. Tujuannya
adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa
terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang
melakukan supervisi.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan
supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan
dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk
mengamati
jalannya
proses
pembelajaran
yang
63
dilakukan
oleh
guru
dengan
membawa
lembar
instrument penilaian supervisi.
Instrumen
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrumen
yang di bawa kepala sekolah adalah instrumen tentang
penelaaan
RPP
pelaksanaan
dan
Instrumen
pembelajaran.
penelaahan
Instrumen
RPP
berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
alokasi
materi
waktu,
ajar,
metode
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir).
Sedangkan
untuk
instrumen
supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
64
identitas
Kompetensi
Dasar,
sekolah,
alokasi
Standar
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain
RPP, guru juga harus mempersiapkan instrumen
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP,
guru juga harus membuat instrument penilaian yang
meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan
digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir
pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
pembelajaran,
guru
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
yang
telah
di
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru
dalam
melakukan
kegiatan
pendahuluan.
Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Hal
itu
terlihat
dari
kemampuan
guru
dalam
melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada
siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran,
serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
65
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru tidak
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrumen supervisi
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran
untuk setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
dan
ketiga
guru
sudah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran.
pembelajaran
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
66
bentuk
lisan,
tulisan,
isyarat,
maupun
hadiah
terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan
terakhir
pada
pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Guru
membuat
melakukan
kegiatan
rangkuman
atau
penutup
dengan
simpulan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan
umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dan dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi
peningkatan
penilaian
pertemuannya.
Guru
kinerja
tersebut
guru
pada
telah
setiap
memenuhi
standart yang ditetapkan oleh pemerintah. Standart
yang
ditetapkan
pemerintah
adalah
minimal
memperoleh nilai 70.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalamm bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
67
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya
akan
menjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan
siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
68
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Setelah
kegiatan
pembelajaran
selesai
dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir
kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
perjanjian
dengan
guru
yang
membicarakan
hasil
pembelajaran
berlangsung.
disupervisi
pengamatan
untuk
selama
Setelah
proses
terdapat
kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan
dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan
kelas.
Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas
adalah evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini
kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi
selama observasi terhadap guru selama melaksanakan
proses
diskusi
sekolah)
pembelajaran.
umpan
Tahap
balik
antara
dan
guru.
Suasana
persahabatan,
bebas
dari
bersifat
secara
mengadili.
objektif
kekurangan
guru
kelebihan
merupakan
supervisor
(kepala
pertemuan
penuh
prasangka,
Supervisor
sehingga
dan
evaluasi
dan
memaparkan
dapat
tidak
data
mengetahui
selama
proses
pembelajaran berlangsung (Wahjanta, 2007: 43).
69
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada
guru
pada
kegiatan
pertemuan
balikan.
merupakan
pertemuan
tindak
Pertemuan
yang
lanjut
atau
tindak
lanjut
dilakukan
untuk
membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada guru kelas VI
dalam pembelajaran IPA sudah baik. Guru yang
bersangkutan sudah memenuhi standar penilaian
supervisi
melalui
yang
Dinas
kemampuan
telah
ditetapkan
Pendidikan.
guru
dalam
Hal
oleh
itu
pemerintah
dikarenakan
pembelajaran
sudah
memenuhi komponen yang ada dalam standar proses.
Sehingga
guru
penguatan
yang
untuk
bersangkutan
terus
di
berikan
mempertahankan
dan
meningkatkan kemampuan mengajarnya. Guru yang
telah memenuhi standar kita beri motivasi agar selalu
meningkatkan kompetensinya baik mealui studi lanjut
melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Namun pada aspek yang masih kurang tetap diberikan
pembinaan agar terjadi perubahan pada pembelajaran
berikutnya.
Berdasarkan data dokumetasi yang diperoleh
peneliti dapat diketahui bahwa apabila terdapat guru
yang masih mengalami permasalahan pada saat di
supervisi maka kepala sekolah melakukan pembinaan.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala
sekolah
dilakukan
dalam
bentuk
diskusi
dan
konsultasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan
70
kepada guru untuk bertanya/konsultasi pada teman
sejawat, selain dapat membantu mengatasi kesulitan
juga akan terjadi hubungan yang harmonis antar
teman.
Berdasarkan data dan fakta di lapangan terbukti
terjadi
peningkatan
kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran setelah dilakukan supervisi akademik
melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah.
71
72
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
4.1 Profil Sekolah
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
SD
Negeri
Karangrejo 1 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.
Nomor Statistik Sekolah 101032107002, terletak di
desa Karangrejo Kecamatan Dempet. Tepatnya 6 km
sebelah timur dari ibukota kecamatan. memiliki visi
yaitu
terwujudnya
prestasi,
santun
sekolah
dalam
yang
unggul
dalam
perilaku,
mandiri
dalam
berkarya, cinta nusa dan bangsa serta bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan misi sekolah
sebagai berikut: (1) Mewujudkan sekolah yang unggul
dalam prestasi. (2) Membentuk siswa yang berbudi
pekerti luhur. (3) Membentuk siswa yang mandiri
dalam karya, cipta, rasa dan karsa. (4) Menciptakan
siswa yang berjiwa patriotisme serta cinta tanah air.
(5) Menciptakan warga sekolah yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdiri sejak tahun 1912 diatas tanah miliki
desa seluas 1964 m2 dengan status bangunan milik
pemerintah daerah. Dipimpin oleh seorang kepala
sekolah yang bernama Haryono S.Ag. Tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di SD Negeri Karangrejo 1
berjumlah 11 orang yang terdiri dari 3 orang guru
45
kelas yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3
orang guru kelas yang berstatus wiyata bhakti, 1
orang guru penjaskes yang berstatus wiyata PNS, 1
orang guru PAI yang berstatus wiyata bhakti, dan 1
orang
penjaga
sekolah,
dan
seorang
petugas
perspustakaan. Sebagai sekolah yang telah lama
berdiri, SD Negeri Karangrejo 1 memiliki kondisi
bangunan sekolah yang cukup baik, dari 6 (enam)
ruang kelas terdapat 2 (dua) ruang kelas yang rusak
berat. Untuk kondisi ruang guru, ruang pertemuan
dan kamar mandi/WC rusak sedang, dan untuk ruang
perpustakaan dalam kondisi yang baik.
Siswa di SD Negeri Karangrejo 1 berjumlah 130
siswa yang terbagi dalam 6 (enam) rombongan belajar
(rombel) dengan 66 siswa laki-laki dan 64 siswa
perempuan. Sebagian besar siswa SDN Karangrejo 1
berasal
dari
lingkungan
penduduk
yang
bekerja
sebagai buruh tani. Seratus persen beragama Islam.
Ada kurang lebih 40 % siswa tergolong tidak mampu.
Siswa yang lainnya cukup mampu. Guru-gurunya ada
60 % telah bersertifikasi. Berasal dari daerah yang
tidak jauh dari sekolah. Kepala Sekolahnya berasal
desa Mijen Kec. Kebonagung dengan jarak sekitar 12
Km dari tempat tugas.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
dengan
menggunakan metode tindakan. Penelitian tindakan
46
ini
dilaksanakan
dengan
langkah-langkah/siklus
sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Penelitian ini di awali dengan identifikasi masalah
yang ada di lapangan. Dari data dokumentasi di
lapangan diketahui terdapat beberapa orang guru
yang memiliki kinerja mengajar yang masih rendah.
2. Perencanaan Tindakan
Langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan
untuk
melakukan
supervisi
kunjungan
kelas.
pengumpulan data tentang kinerja yang dimiliki
oleh guru.
3. Pelaksanaan Tindakan
Supervisi dilaksanakan di ruang kelas VI pada
tanggal 21, 22, dan 28 November 2014. Supervisor
bersama-samaa guru kelas masuk ke ruangan.
Guru kelas melaksanakaan pembelajaran.
4. Pengamatan
Tahap pengamatan Supervisor mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observer
memantau secara langsung dengan berpedoman
kepada lembar observasi yang disediakan . Evaluasi
dilakakukan setelah prosees pembelajaran selesai
dengan menjumlahkan skor perolehan yang ada
dalam lembar obsevasi yang terdiri dari 30 butir
deskriptor, tiap deskriptor diberi skor/nilai 1 – 4.
5. Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa
untuk mengetahui kinerja mengajar guru. Data
47
tersebut akan diinterpretasikan dalam bentuk
kalimat. Hasil refleksi akan digunakan untuk
melakukan tindakan berikutnya.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi
dalam
penelitian
ini
di
awali
dengan
kegiatan
perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dapat
diketahui
bahwa
program
supervisi
yang
dilakukan di SD Negeri Karangrejo 1 berisi tentang
tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang
lingkup pelaksanaan supervisi akademik. Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan kepala
sekolah SD Negeri Karangrejo 1 tentang persiapan
sebelum kegiatan supervisi (18 November 2014).
“Sebelum
melaksanaan
supervisi
saya
mempersiapkan beberapa hal antara lain program
supervisi, jadwal supervisi dan instrument
supervisi.
Dalam
program
supervisi
saya
merumuskan tentang latar belakang, landasan
hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.”
Setelah program supervisi di buat oleh kepala
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan
instrumen supervisi. Instrumen supervisi tersebut
48
meliputi
instrumen
Pelaksanaan
untuk
untuk
Pembelajaran
penelahaan
penelaahan
(RPP),
Rencana
dan
pelaksanaan
instrumen
pembelajaran.
Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan
standar
Identitas
penyusunan
mata
pelajaran,
RPP
yang
standar
meliputi
kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan
untuk
instrumen
pembelajaran
penelahaan
pelaksanaan
kegiatan
pendahuluan,
meliputi
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
kepala
bahwa
pada
sekolah
saat
perencanaan
membuat
instrument
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan kepala sekolah SD Negeri
Karangrejo 1 (18 November 2014) tentang penyiapan
instrumen.
“Sebelum dilakukannya supervisi, saya memang
menyiapkan
instrumen
penilaian
supervisi.
Instrumen tersebut meliputi instrumen tentang
penelaahan RPP dan instrumen penilaian proses
pembelajaran.”
Sebelum
dilakukannya
supervisi
akademik,
terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan
pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk
49
memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan
ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan
memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang
di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan kepala sekolah tentang pembuatan
jadwal supervisi.
“Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami
membuat
jadwal
untuk
pelaksanaannya. Selain memudahkan guru
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di
perlukan dalam supervisi juga agar tercipta
kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah
dijadwalkan, guru yang bersangkutan sedang
ada keperluan. Namun selama ini semua
guru masih dapat menerima jadwal yang
telah saya buat.”
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan
supervisi. Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat sebelumnya. Pada saat
melakukan supervisi, supervisor harus bersikap sopan
dan tidak menganggu pelaksanaan pembelajaran.
Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak
merasa terganggu dengan adanya kepala sekolah yang
sedang melakukan supervisi.
50
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan
supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan
dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk
mengamati
dilakukan
jalannya
oleh
proses
guru
pembelajaran
dengan
membawa
yang
lembar
instrumen penilaian supervisi.
Instrumen
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrumen
yang di bawa kepala sekolah adalah instrumen tentang
penelaaan
RPP
dan
Instrumen
penelaahan
pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
alokasi
materi
waktu,
ajar,
metode
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir).
Sedangkan
untuk
instrumen
supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
51
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bawha guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
identitas
Kompetensi
Dasar,
sekolah,
alokasi
Standar
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut
ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru
kelas VI tentang pembuatan RPP (20 November 2014)
“Sebelum pelaksanaan pembelajaran saya
membuat RRP terlebih dahulu. RPP tersebut
berisi beberapa komponen seperti nama
satuan
pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
alokasi
waktu,
perumusan
indikator,
skenario
pembelajaran.
Skenario
pembelajaran
yang
saya
buat
untuk
memperlancar proses pembelajaran sehingga
skenario tersebut harus di rancang dengan
baik.”
Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan
instrumen penilaian pembelajaran. Pada saat guru
membuat RPP, guru juga harus membuat instrumen
penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh
guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan
siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci
jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
52
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas VI tentang pembuatan instrumen
penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan
di akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk
tesnya ada yang tertulis dan ada juga yang
lisan. Kalau untuk test tertulis saya juga
sudah membuatkan kunci jawabannya.”
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
pembelajaran,
yang
telah
di
guru
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru
dalam
melakukan
kegiatan
pendahuluan.
Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru belum
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu terlihat di awal pembelajaran dimana guru yang
bersangkutan
kegiatan
tidak
melakukan
pendahuluan
guru
apersepsi.
tidak
Pada
memberikan
motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dan giat
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Guru
tersebut
langsung memberikan materi kepada siswa, sehingga
siswa
terlihat
kebingungan
tentang
materi
yang
sedang diajarkan oleh guru.
53
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru tidak
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrumen supervisi
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran
untuk setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
dan
ketiga
guru
sudah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik (data terlampir). Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan guru yang
menjadi pengamat pada saat pelaksanaan supervisi
untuk menggantikan peneliti (28 November 2014).
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Nuryadi
belum
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik. Karena pada hari
itu beliau langsung memberikan materi
kepada siswa tanpa melakukan apersepsi.
Seperti
misalnya
memberikan
motivasi
kepada siswa serta menyampaikan tujuan
pembelajaran. jadi pada saat guru sedang
menerangkan materi terlihat banyak siswa
yang masih bingung apa yang akan mereka
pelajari”.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran
pembelajaran.
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
54
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk
lisan,
tulisan,
isyarat,
maupun
hadiah
terhadap keberhasilan siswa.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas I yang menjadi pengamat pengganti
tentang
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan inti pembelajaran (28 November 2014).
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan,
beliau sudah melakukan kegiatan inti dengan
baik. Untuk setiap pertemuan terjadi
peningkatan namun pada intinya semuanya
sudah berjalan dengan baik Bu. Beliau sudah
melakukan
eksplorasi,
elaborasi
dan
konfirmasi. Namun guru terlihat mengalami
kendala pada saat menggunakan alat peraga
di ruang laboratorium.” Beliau masih
canggung pada saat menggunakan alat
peraga.”
Kegiatan
terakhir
pada
pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
55
berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan guru pengamat tentang kegiatan
penutup.
“Guru melakukan kegiatan penutup dengan
membuat
rangkuman
atau
simpulan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dan dari
3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan
penilaian kinerja guru pada setiap pertemuannya
(data terlampir)”
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalamm bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya
akan
memjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
56
yang dilakukan penelliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan
siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Setelah
kegiatan
pembelajaran
selesai
dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir
kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
perjanjian
dengan
membicarakan
guru
hasil
yang
disupervisi
pengamatan
selama
untuk
proses
57
pembelajaran
berlangsung.
Setelah
terdapat
kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan
dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan
kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada
guru
pada
kegiatan
pertemuan
balikan.
merupakan
pertemuan
tindak
Pertemuan
yang
lanjut
atau
tindak
lanjut
dilakukan
untuk
membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada guru kelas VI
sudah baik. Dari data dokumentasi nilai kinerja guru
mulai pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah
sebagai berikut:
NO
Pertemuan
Nilai
Kategori
1
I
72
Baik
2
II
78
Baik
3
III
84
Baik
Guru yang bersangkutan sudah memenuhi
standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
melalui
Dinas
Pendidikan.
Hal
itu
dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran
sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar
proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan
penguatan
untuk
terus
mempertahankan
dan
meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan kepala sekolah tentang penguatan yang di
berikan kepada guru setelah disupervisi.
58
“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.walau
demikian pada aspek yang belum terpenuhi juga
saya lakukan pembinaan”
Namun
mengalami
terkadang
banyak
pembelajaran.
mengalami
ada
guru
kekurangan
Misalnya
kesulitan
guru
dalam
yang
dalam
yang
masih
proses
bersangkutan
menggunakan
media
dalam pembelajar. Berdasarkan data dokumetasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila
terdapat guru yang masih mengalami permasalahan
pada
saat
di
supervisi
maka
kepala
sekolah
melakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
dilakukan
dalam
bentuk diskusi dan konsultasi.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan Kepala Sekolah tentang kegiatan pembinaan
kepada guru yang belum memenuhi standar.
“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain
dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi
di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan pembinaan kepada guru kelas VI
khusus pada aspek
yang belum memenuhi standar,
59
yaitu
penggunaan
media
laboratorium.
Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah
kegiatan
diskusi
memberikan
dan
konsutasi.
kesempatan
Kepala
sekolah
guru
untuk
kepada
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain dapat
membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis antar teman.
4.4 Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah
dalam
mencapai
membantu guru
dalam
tujuannya,
memahami
tapi
juga
keadaan
dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun
rencana
pembelajaran
secara
tepat
(Arikunto, 2009: 12).
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Menurut Arikunto
(2009: 54) yang dimaksud dengan kunjungan kelas
atau classroom visitation adalah kunjungan yang
dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau
sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui
mengamati
teknik
secara
ini,
kepala
langsung
sekolah
kegitan
guru
dapat
dalam
melakukan tugas utamanya, menagajar, penggunaan
60
alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil
observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang
paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi
belajar
mengajar.
Agar
kunjungan
kelas
berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan
teliti
dan
dilaksanakan
secara
hati-hati
dengan
penampilan yang baik pula.
Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Purwanto (2009: 15)
menyatakan
perencanaan
adalah
suatu
cara
menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran
masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa
saja
yang
akan
dikerjakan
dan
bagaimana
mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan
pembuatan
program
yang
berisi
tentang
tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan
data
dokumentasi
dan
observasi dapat diketahui bahwa program supervisi
yang dilakukan di SD Negeri Karangrejo 1 berisi
tentang tujuan dilakukannya supervisi akademik serta
ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara
lain
program
supervisi,
jadwal
supervisi
dan
instrument supervisi. Dalam program supervisi saya
merumuskan
tentang
hukum,
tujuan
dan
program
supervisi
di
latar
ruang
buat
belakang,
lingkupnya.
oleh
kepala
landasan
Setelah
sekolah,
61
kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument
supervisi.
Instrumen
supervisi
tersebut
meliputi
instrumen untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran.
Instrumen
tersebut
digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah
dibuat
oleh
penyusunan
guru
sudah
RPP
yang
sesuai
meliputi
dengan
standar
Identitas
mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator
pencapaian
kompetensi,
tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil
belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrumen
penelahaan
pelaksanaan
pembelajaran
meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat
diketahui
supervisi
bahwa
kepala
pada
sekolah
saat
perencanaan
membuat
instrumen
penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran.
Sebelum
dilakukannya
supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal
untuk
memudahkan
pelaksanannya.
Jadwal
pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal
pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk
mempersiapkan
aspek
kegiatan supervisi.
62
yang
di
perlukan
dalam
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan
guru
untuk
mempersiapkan
segala
sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga agar
tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena
terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang
bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama
ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang
telah di buat sebelumnya.
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan
supervisi. Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat sebelumnya. Pada saat
melakukan supervisi, supervisor bersikap sopan dan
tidak menganggu pelaksanaan supervisi. Tujuannya
adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa
terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang
melakukan supervisi.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan
supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan
dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk
mengamati
jalannya
proses
pembelajaran
yang
63
dilakukan
oleh
guru
dengan
membawa
lembar
instrument penilaian supervisi.
Instrumen
digunakan
untuk
penilaian
supervisi
mengamati
guru
tersebut
yang
sedang
mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrumen
yang di bawa kepala sekolah adalah instrumen tentang
penelaaan
RPP
pelaksanaan
dan
Instrumen
pembelajaran.
penelaahan
Instrumen
RPP
berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran
pembelajaran,
alokasi
materi
waktu,
ajar,
metode
langkah-langkah
pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir).
Sedangkan
untuk
instrumen
supervisi
kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada
saat
pelaksanaan
supervisi
akademik
berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan
pendidikan,
Kompetensi,
64
identitas
Kompetensi
Dasar,
sekolah,
alokasi
Standar
waktu,
perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain
RPP, guru juga harus mempersiapkan instrumen
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP,
guru juga harus membuat instrument penilaian yang
meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan
digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir
pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat
kunci
jawaban
dari
tes
tertulis
yang
pembelajaran,
guru
dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Pada
harus
saat
mengacu
pelaksanaan
pada
RPP
yang
telah
di
buat
sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru
dalam
melakukan
kegiatan
pendahuluan.
Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Hal
itu
terlihat
dari
kemampuan
guru
dalam
melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada
siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran,
serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuia dengan silabus.
65
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru tidak
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrumen supervisi
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran
untuk setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
dan
ketiga
guru
sudah
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti
dari
pembelajaran.
pembelajaran
yang
Pada
disupervisi
kegiatan
meliputi
inti
kegiatan
eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan
data
observasi
dilapangan
dapat
diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan
kegiatan
inti
dengan
baik.
Guru
melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya
adalah
dengan
melibatkan
siswa
dalam
mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga
melakukan
kegiatan
elaborasi
salah
satu
contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian
tugas,
diskusi
dan
lain-lain
untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
66
bentuk
lisan,
tulisan,
isyarat,
maupun
hadiah
terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan
terakhir
pada
pelaksanaan
pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan
guru
mampu
membuat
rangkuman,
melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran
yang
sudah
dilakukan.
Guru
juga
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Guru
membuat
melakukan
kegiatan
rangkuman
atau
penutup
dengan
simpulan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan
umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dan dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi
peningkatan
penilaian
pertemuannya.
Guru
kinerja
tersebut
guru
pada
telah
setiap
memenuhi
standart yang ditetapkan oleh pemerintah. Standart
yang
ditetapkan
pemerintah
adalah
minimal
memperoleh nilai 70.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalamm bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
67
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya
akan
menjadi
landasan
dilakukannya
kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan
siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan
pada
data
observasi
dapat
diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
68
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Setelah
kegiatan
pembelajaran
selesai
dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir
kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
perjanjian
dengan
guru
yang
membicarakan
hasil
pembelajaran
berlangsung.
disupervisi
pengamatan
untuk
selama
Setelah
proses
terdapat
kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan
dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan
kelas.
Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas
adalah evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini
kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi
selama observasi terhadap guru selama melaksanakan
proses
diskusi
sekolah)
pembelajaran.
umpan
Tahap
balik
antara
dan
guru.
Suasana
persahabatan,
bebas
dari
bersifat
secara
mengadili.
objektif
kekurangan
guru
kelebihan
merupakan
supervisor
(kepala
pertemuan
penuh
prasangka,
Supervisor
sehingga
dan
evaluasi
dan
memaparkan
dapat
tidak
data
mengetahui
selama
proses
pembelajaran berlangsung (Wahjanta, 2007: 43).
69
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada
guru
pada
kegiatan
pertemuan
balikan.
merupakan
pertemuan
tindak
Pertemuan
yang
lanjut
atau
tindak
lanjut
dilakukan
untuk
membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada guru kelas VI
dalam pembelajaran IPA sudah baik. Guru yang
bersangkutan sudah memenuhi standar penilaian
supervisi
melalui
yang
Dinas
kemampuan
telah
ditetapkan
Pendidikan.
guru
dalam
Hal
oleh
itu
pemerintah
dikarenakan
pembelajaran
sudah
memenuhi komponen yang ada dalam standar proses.
Sehingga
guru
penguatan
yang
untuk
bersangkutan
terus
di
berikan
mempertahankan
dan
meningkatkan kemampuan mengajarnya. Guru yang
telah memenuhi standar kita beri motivasi agar selalu
meningkatkan kompetensinya baik mealui studi lanjut
melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Namun pada aspek yang masih kurang tetap diberikan
pembinaan agar terjadi perubahan pada pembelajaran
berikutnya.
Berdasarkan data dokumetasi yang diperoleh
peneliti dapat diketahui bahwa apabila terdapat guru
yang masih mengalami permasalahan pada saat di
supervisi maka kepala sekolah melakukan pembinaan.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala
sekolah
dilakukan
dalam
bentuk
diskusi
dan
konsultasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan
70
kepada guru untuk bertanya/konsultasi pada teman
sejawat, selain dapat membantu mengatasi kesulitan
juga akan terjadi hubungan yang harmonis antar
teman.
Berdasarkan data dan fakta di lapangan terbukti
terjadi
peningkatan
kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran setelah dilakukan supervisi akademik
melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah.
71
72