T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Melalui Kunjungan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Di SDN Karangrejo 1 Dempet Demak T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN

4.1 Profil Sekolah
Penelitian

ini

dilaksanakan

di

SD

Negeri

Karangrejo 1 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.
Nomor Statistik Sekolah 101032107002, terletak di
desa Karangrejo Kecamatan Dempet. Tepatnya 6 km
sebelah timur dari ibukota kecamatan. memiliki visi

yaitu

terwujudnya

prestasi,

santun

sekolah

dalam

yang

unggul

dalam

perilaku,


mandiri

dalam

berkarya, cinta nusa dan bangsa serta bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan misi sekolah
sebagai berikut: (1) Mewujudkan sekolah yang unggul
dalam prestasi. (2) Membentuk siswa yang berbudi
pekerti luhur. (3) Membentuk siswa yang mandiri
dalam karya, cipta, rasa dan karsa. (4) Menciptakan
siswa yang berjiwa patriotisme serta cinta tanah air.
(5) Menciptakan warga sekolah yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Berdiri sejak tahun 1912 diatas tanah miliki
desa seluas 1964 m2 dengan status bangunan milik
pemerintah daerah. Dipimpin oleh seorang kepala
sekolah yang bernama Haryono S.Ag. Tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di SD Negeri Karangrejo 1
berjumlah 11 orang yang terdiri dari 3 orang guru
45


kelas yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 3
orang guru kelas yang berstatus wiyata bhakti, 1
orang guru penjaskes yang berstatus wiyata PNS, 1
orang guru PAI yang berstatus wiyata bhakti, dan 1
orang

penjaga

sekolah,

dan

seorang

petugas

perspustakaan. Sebagai sekolah yang telah lama
berdiri, SD Negeri Karangrejo 1 memiliki kondisi
bangunan sekolah yang cukup baik, dari 6 (enam)

ruang kelas terdapat 2 (dua) ruang kelas yang rusak
berat. Untuk kondisi ruang guru, ruang pertemuan
dan kamar mandi/WC rusak sedang, dan untuk ruang
perpustakaan dalam kondisi yang baik.
Siswa di SD Negeri Karangrejo 1 berjumlah 130
siswa yang terbagi dalam 6 (enam) rombongan belajar
(rombel) dengan 66 siswa laki-laki dan 64 siswa
perempuan. Sebagian besar siswa SDN Karangrejo 1
berasal

dari

lingkungan

penduduk

yang

bekerja


sebagai buruh tani. Seratus persen beragama Islam.
Ada kurang lebih 40 % siswa tergolong tidak mampu.
Siswa yang lainnya cukup mampu. Guru-gurunya ada
60 % telah bersertifikasi. Berasal dari daerah yang
tidak jauh dari sekolah. Kepala Sekolahnya berasal
desa Mijen Kec. Kebonagung dengan jarak sekitar 12
Km dari tempat tugas.

4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian

ini

dilaksanakan

dengan

menggunakan metode tindakan. Penelitian tindakan

46


ini

dilaksanakan

dengan

langkah-langkah/siklus

sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
Penelitian ini di awali dengan identifikasi masalah
yang ada di lapangan. Dari data dokumentasi di
lapangan diketahui terdapat beberapa orang guru
yang memiliki kinerja mengajar yang masih rendah.
2. Perencanaan Tindakan
Langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan
untuk

melakukan


supervisi

kunjungan

kelas.

pengumpulan data tentang kinerja yang dimiliki
oleh guru.
3. Pelaksanaan Tindakan
Supervisi dilaksanakan di ruang kelas VI pada
tanggal 21, 22, dan 28 November 2014. Supervisor
bersama-samaa guru kelas masuk ke ruangan.
Guru kelas melaksanakaan pembelajaran.
4. Pengamatan
Tahap pengamatan Supervisor mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observer
memantau secara langsung dengan berpedoman
kepada lembar observasi yang disediakan . Evaluasi
dilakakukan setelah prosees pembelajaran selesai

dengan menjumlahkan skor perolehan yang ada
dalam lembar obsevasi yang terdiri dari 30 butir
deskriptor, tiap deskriptor diberi skor/nilai 1 – 4.
5. Refleksi
Data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa
untuk mengetahui kinerja mengajar guru. Data
47

tersebut akan diinterpretasikan dalam bentuk
kalimat. Hasil refleksi akan digunakan untuk
melakukan tindakan berikutnya.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi
dalam

penelitian


ini

di

awali

dengan

kegiatan

perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan

pembuatan

program

yang

berisi


tentang

tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dapat

diketahui

bahwa

program

supervisi

yang

dilakukan di SD Negeri Karangrejo 1 berisi tentang
tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang

lingkup pelaksanaan supervisi akademik. Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan kepala
sekolah SD Negeri Karangrejo 1 tentang persiapan
sebelum kegiatan supervisi (18 November 2014).
“Sebelum
melaksanaan
supervisi
saya
mempersiapkan beberapa hal antara lain program
supervisi, jadwal supervisi dan instrument
supervisi.
Dalam
program
supervisi
saya
merumuskan tentang latar belakang, landasan
hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.”

Setelah program supervisi di buat oleh kepala
sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan
instrumen supervisi. Instrumen supervisi tersebut
48

meliputi

instrumen

Pelaksanaan
untuk

untuk

Pembelajaran

penelahaan

penelaahan
(RPP),

Rencana

dan

pelaksanaan

instrumen

pembelajaran.

Instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui
apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai
dengan

standar

Identitas

penyusunan

mata

pelajaran,

RPP

yang

standar

meliputi

kompetensi,

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu,
metode

pembelajaran,

kegiatan

pembelajaran,

Penilaian hasil belajar, Sumber belajar. Sedangkan
untuk

instrumen

pembelajaran

penelahaan

pelaksanaan

kegiatan

pendahuluan,

meliputi

kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat

diketahui

supervisi

kepala

bahwa

pada

sekolah

saat

perencanaan

membuat

instrument

penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan
wawancara peneliti dengan kepala sekolah SD Negeri
Karangrejo 1 (18 November 2014) tentang penyiapan
instrumen.
“Sebelum dilakukannya supervisi, saya memang
menyiapkan
instrumen
penilaian
supervisi.
Instrumen tersebut meliputi instrumen tentang
penelaahan RPP dan instrumen penilaian proses
pembelajaran.”

Sebelum

dilakukannya

supervisi

akademik,

terlebih dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan
pelaksanannya. Jadwal pelaksanaan di buat untuk
49

memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan
ada perencanaan jadwal pelaksanaan supervisi akan
memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang
di perlukan dalam kegiatan supervisi.
Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan kepala sekolah tentang pembuatan
jadwal supervisi.
“Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami
membuat
jadwal
untuk
pelaksanaannya. Selain memudahkan guru
untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di
perlukan dalam supervisi juga agar tercipta
kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi.
Karena terkadang di hari yang telah
dijadwalkan, guru yang bersangkutan sedang
ada keperluan. Namun selama ini semua
guru masih dapat menerima jadwal yang
telah saya buat.”

Setelah semuanya direncanakan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan
supervisi. Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat sebelumnya. Pada saat
melakukan supervisi, supervisor harus bersikap sopan
dan tidak menganggu pelaksanaan pembelajaran.
Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak
merasa terganggu dengan adanya kepala sekolah yang
sedang melakukan supervisi.

50

Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan
supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan
dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk
mengamati
dilakukan

jalannya
oleh

proses

guru

pembelajaran

dengan

membawa

yang
lembar

instrumen penilaian supervisi.
Instrumen
digunakan

untuk

penilaian

supervisi

mengamati

guru

tersebut

yang

sedang

mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrumen
yang di bawa kepala sekolah adalah instrumen tentang
penelaaan

RPP

dan

Instrumen

penelaahan

pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi
nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,

tujuan

pembelajaran

pembelajaran,

alokasi

materi

waktu,

ajar,

metode

langkah-langkah

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir).

Sedangkan

untuk

instrumen

supervisi

kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada

saat

pelaksanaan

supervisi

akademik

berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru

51

yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bawha guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan

pendidikan,

Kompetensi,

identitas

Kompetensi

Dasar,

sekolah,
alokasi

Standar
waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut
ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru
kelas VI tentang pembuatan RPP (20 November 2014)
“Sebelum pelaksanaan pembelajaran saya
membuat RRP terlebih dahulu. RPP tersebut
berisi beberapa komponen seperti nama
satuan
pendidikan,
identitas
sekolah,
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
alokasi
waktu,
perumusan
indikator,
skenario
pembelajaran.
Skenario
pembelajaran
yang
saya
buat
untuk
memperlancar proses pembelajaran sehingga
skenario tersebut harus di rancang dengan
baik.”

Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan
instrumen penilaian pembelajaran. Pada saat guru
membuat RPP, guru juga harus membuat instrumen
penilaian yang meliputi jenis test yang dibuat oleh
guru yang akan digunakan untuk menilai kemampuan
siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat
pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci
jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
52

baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat

kunci

jawaban

dari

tes

tertulis

yang

dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Berikut ini ada petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas VI tentang pembuatan instrumen
penilaian pembelajaran.
“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian
tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan
di akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk
tesnya ada yang tertulis dan ada juga yang
lisan. Kalau untuk test tertulis saya juga
sudah membuatkan kunci jawabannya.”

Pada
harus

saat

mengacu

pelaksanaan
pada

RPP

pembelajaran,
yang

telah

di

guru
buat

sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru

dalam

melakukan

kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru belum
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu terlihat di awal pembelajaran dimana guru yang
bersangkutan
kegiatan

tidak

melakukan

pendahuluan

guru

apersepsi.

tidak

Pada

memberikan

motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dan giat
dalam

mengikuti

pembelajaran.

Guru

tersebut

langsung memberikan materi kepada siswa, sehingga
siswa

terlihat

kebingungan

tentang

materi

yang

sedang diajarkan oleh guru.

53

Berdasarkan

pada

data

observasi

dapat

diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru tidak
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrumen supervisi
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran
untuk setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
dan

ketiga

guru

sudah

melakukan

kegiatan

pendahuluan dengan baik (data terlampir). Berikut ini
adalah petikan wawancara peneliti dengan guru yang
menjadi pengamat pada saat pelaksanaan supervisi
untuk menggantikan peneliti (28 November 2014).
“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak
Nuryadi
belum
melakukan
kegiatan
pendahuluan dengan baik. Karena pada hari
itu beliau langsung memberikan materi
kepada siswa tanpa melakukan apersepsi.
Seperti
misalnya
memberikan
motivasi
kepada siswa serta menyampaikan tujuan
pembelajaran. jadi pada saat guru sedang
menerangkan materi terlihat banyak siswa
yang masih bingung apa yang akan mereka
pelajari”.

Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti

dari

pembelajaran

pembelajaran.
yang

Pada

disupervisi

kegiatan

meliputi

inti

kegiatan

eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan

data

observasi

dilapangan

dapat

diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan

kegiatan

inti

dengan

baik.

Guru

melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya

adalah

dengan

melibatkan

siswa

dalam

mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
54

dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga

melakukan

kegiatan

elaborasi

salah

satu

contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian

tugas,

diskusi

dan

lain-lain

untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk

lisan,

tulisan,

isyarat,

maupun

hadiah

terhadap keberhasilan siswa.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan guru kelas I yang menjadi pengamat pengganti
tentang

kemampuan

guru

dalam

melaksanakan

kegiatan inti pembelajaran (28 November 2014).
“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan,
beliau sudah melakukan kegiatan inti dengan
baik. Untuk setiap pertemuan terjadi
peningkatan namun pada intinya semuanya
sudah berjalan dengan baik Bu. Beliau sudah
melakukan
eksplorasi,
elaborasi
dan
konfirmasi. Namun guru terlihat mengalami
kendala pada saat menggunakan alat peraga
di ruang laboratorium.” Beliau masih
canggung pada saat menggunakan alat
peraga.”

Kegiatan

terakhir

pada

pelaksanaan

pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan

guru

mampu

membuat

rangkuman,

melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran

yang

sudah

dilakukan.

Guru

juga

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
55

berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara
peneliti dengan guru pengamat tentang kegiatan
penutup.
“Guru melakukan kegiatan penutup dengan
membuat
rangkuman
atau
simpulan
dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan
penilaian
terhadap
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu
memberikan umpan balik terhadap proses hasil
pembelajaran,
dan
menyampaikan
rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dan dari
3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan
penilaian kinerja guru pada setiap pertemuannya
(data terlampir)”

Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalamm bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya

akan

memjadi

landasan

dilakukannya

kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
56

yang dilakukan penelliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan
siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan

pada

data

observasi

dapat

diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Setelah

kegiatan

pembelajaran

selesai

dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir
kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
perjanjian

dengan

membicarakan

guru

hasil

yang

disupervisi

pengamatan

selama

untuk
proses
57

pembelajaran

berlangsung.

Setelah

terdapat

kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan
dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan
kelas.
Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada

guru

pada

kegiatan

pertemuan

balikan.

merupakan

pertemuan

tindak

Pertemuan
yang

lanjut

atau

tindak

lanjut

dilakukan

untuk

membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada guru kelas VI
sudah baik. Dari data dokumentasi nilai kinerja guru
mulai pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah
sebagai berikut:
NO

Pertemuan

Nilai

Kategori

1

I

72

Baik

2

II

78

Baik

3

III

84

Baik

Guru yang bersangkutan sudah memenuhi
standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah

melalui

Dinas

Pendidikan.

Hal

itu

dikarenakan kemampuan guru dalam pembelajaran
sudah memenuhi komponen yang ada dalam standar
proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan
penguatan

untuk

terus

mempertahankan

dan

meningkatkan kemampuan mengajarnya.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan kepala sekolah tentang penguatan yang di
berikan kepada guru setelah disupervisi.
58

“Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?
Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri
motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya
baik
melalui
studi
lanjut
melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.walau
demikian pada aspek yang belum terpenuhi juga
saya lakukan pembinaan”

Namun
mengalami

terkadang
banyak

pembelajaran.
mengalami

ada

guru

kekurangan

Misalnya

kesulitan

guru

dalam

yang
dalam

yang

masih
proses

bersangkutan

menggunakan

media

dalam pembelajar. Berdasarkan data dokumetasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila
terdapat guru yang masih mengalami permasalahan
pada

saat

di

supervisi

maka

kepala

sekolah

melakukan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan

oleh

kepala

sekolah

dilakukan

dalam

bentuk diskusi dan konsultasi.
Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti
dengan Kepala Sekolah tentang kegiatan pembinaan
kepada guru yang belum memenuhi standar.
“Saya juga memberikan pembinaan kepada
mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak
mereka
untuk
berdiskusi
mencari
solusi
permasalahan yang mereka hadapi disamping itu
juga
saya
beri
kesempatan
untuk
bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain
dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan
terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi
di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan pembinaan kepada guru kelas VI
khusus pada aspek

yang belum memenuhi standar,

59

yaitu

penggunaan

media

laboratorium.

Kegiatan

pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah
kegiatan

diskusi

memberikan

dan

konsutasi.

kesempatan

Kepala

sekolah

guru

untuk

kepada

bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain dapat
membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi
hubungan yang harmonis antar teman.

4.4 Pembahasan
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah

dalam

mencapai

membantu guru

dalam

tujuannya,

memahami

tapi

juga

keadaan

dan

kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun

rencana

pembelajaran

secara

tepat

(Arikunto, 2009: 12).
Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian
dilakukan dengan teknik supervisi kunjungan kelas
untuk meningkatkan kinerja guru. Menurut Arikunto
(2009: 54) yang dimaksud dengan kunjungan kelas
atau classroom visitation adalah kunjungan yang
dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke
sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung
untuk melihat atau mengamati guru yang sedang
mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau
sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
Melalui
mengamati

teknik

secara

ini,

kepala

langsung

sekolah

kegitan

guru

dapat
dalam

melakukan tugas utamanya, menagajar, penggunaan
60

alat, metode, dan teknik mengajar secara keseluruhan
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hasil
observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor
bersama guru untuk menentukan cara-cara yang
paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi

belajar

mengajar.

Agar

kunjungan

kelas

berlangsung efektif, hendaknya dipersiapkan dengan
teliti

dan

dilaksanakan

secara

hati-hati

dengan

penampilan yang baik pula.
Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali
dengan kegiatan perencanaan. Purwanto (2009: 15)
menyatakan

perencanaan

adalah

suatu

cara

menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran
masalah itu si perencana berbuat merumuskan apa
saja

yang

akan

dikerjakan

dan

bagaimana

mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan diawali
dengan

pembuatan

program

yang

berisi

tentang

tujuan dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi
akademik.

Berdasarkan

data

dokumentasi

dan

observasi dapat diketahui bahwa program supervisi
yang dilakukan di SD Negeri Karangrejo 1 berisi
tentang tujuan dilakukannya supervisi akademik serta
ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.
Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara
lain

program

supervisi,

jadwal

supervisi

dan

instrument supervisi. Dalam program supervisi saya
merumuskan

tentang

hukum,

tujuan

dan

program

supervisi

di

latar
ruang
buat

belakang,
lingkupnya.
oleh

kepala

landasan
Setelah
sekolah,
61

kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument
supervisi.

Instrumen

supervisi

tersebut

meliputi

instrumen untuk penelaahan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan instrument untuk penelahaan
pelaksanaan

pembelajaran.

Instrumen

tersebut

digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah
dibuat

oleh

penyusunan

guru

sudah

RPP

yang

sesuai
meliputi

dengan

standar

Identitas

mata

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator

pencapaian

kompetensi,

tujuan

pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil
belajar, Sumber belajar. Sedangkan untuk instrumen
penelahaan

pelaksanaan

pembelajaran

meliputi

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
dapat

diketahui

supervisi

bahwa

kepala

pada

sekolah

saat

perencanaan

membuat

instrumen

penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan
Pelaksanaan pembelajaran.

Sebelum

dilakukannya

supervisi akademik, terlebih dahulu dibuat jadwal
untuk

memudahkan

pelaksanannya.

Jadwal

pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan
supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal
pelaksanaan supervisi akan memudahkan guru untuk
mempersiapkan

aspek

kegiatan supervisi.

62

yang

di

perlukan

dalam

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi
dilapangan dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan
supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu
orang guru, satu mata pelajaran dengan waktu 2 jam
pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi,
kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain
memudahkan

guru

untuk

mempersiapkan

segala

sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga agar
tercipta kesepakatan antara guru dan kepala sekolah
tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena
terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru yang
bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama
ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang
telah di buat sebelumnya.
Setelah semuanya direncanakan dengan baik
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan
supervisi. Supervisi harus dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat sebelumnya. Pada saat
melakukan supervisi, supervisor bersikap sopan dan
tidak menganggu pelaksanaan supervisi. Tujuannya
adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa
terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang
melakukan supervisi.
Berdasarkan data observasi yang dilakukan
peneliti dapat diketahui bahwa pada saat melakukan
supervisi akademik, kepala sekolah bersikap sopan
dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk
mengamati

jalannya

proses

pembelajaran

yang
63

dilakukan

oleh

guru

dengan

membawa

lembar

instrument penilaian supervisi.
Instrumen
digunakan

untuk

penilaian

supervisi

mengamati

guru

tersebut

yang

sedang

mengajar. Berdasarkan data dokumentasi, instrumen
yang di bawa kepala sekolah adalah instrumen tentang
penelaaan

RPP

pelaksanaan

dan

Instrumen

pembelajaran.

penelaahan

Instrumen

RPP

berisi

nama mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi
dasar,

tujuan

pembelajaran

pembelajaran,

alokasi

materi

waktu,

ajar,

metode

langkah-langkah

pembelajaran, sumber belajar dan penilaian (data
terlampir).

Sedangkan

untuk

instrumen

supervisi

kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup (data terlampir).
Pada

saat

pelaksanaan

supervisi

akademik

berlangsung, kepala sekolah sebagai supervisor akan
mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Persiapan pembelajaran tersebut meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat
oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru
yang disupervisi membuat RPP sebelum melakukan
pembelajaran.
Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui
bahwa guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum
pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama
satuan

pendidikan,

Kompetensi,
64

identitas

Kompetensi

Dasar,

sekolah,
alokasi

Standar
waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain
RPP, guru juga harus mempersiapkan instrumen
penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP,
guru juga harus membuat instrument penilaian yang
meliputi jenis test yang dibuat oleh guru yang akan
digunakan untuk menilai kemampuan siswa diakhir
pembelajaran. guru juga membuat pedoman penilaian
(scoring) serta membuat kunci jawabannya.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi
yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru
kelas VI membuat RPP mata pelajaran IPA dengan
baik. Hal itu dikarenakan guru sudah mencantumkan
semua komponen RPP. Guru juga membuat tes
penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru juga
membuat

kunci

jawaban

dari

tes

tertulis

yang

pembelajaran,

guru

dilaksanakan di akhir pembelajaran.
Pada
harus

saat

mengacu

pelaksanaan
pada

RPP

yang

telah

di

buat

sebelumnya. Supervisor akan mengamati kemampuan
guru

dalam

melakukan

kegiatan

pendahuluan.

Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa
pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat
melaksanakan kegiatan pendahuluan dengan baik.
Hal

itu

terlihat

dari

kemampuan

guru

dalam

melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada
siswa, menjelaskan KD dan tujuan pembelajaran,
serta menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuia dengan silabus.

65

Berdasarkan

pada

data

observasi

dapat

diketahui bahwa pada pertemuan pertama guru tidak
melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat pada data instrumen supervisi
pembelajaran. Pelaksanaan supervisi ini dilakukan
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 2 jam pelajaran
untuk setiap pertemuannya. Pada pertemuan kedua
dan

ketiga

guru

sudah

melakukan

kegiatan

pendahuluan dengan baik.
Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan
inti

dari

pembelajaran.

pembelajaran

yang

Pada

disupervisi

kegiatan

meliputi

inti

kegiatan

eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi.
Berdasarkan

data

observasi

dilapangan

dapat

diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah
melakukan

kegiatan

inti

dengan

baik.

Guru

melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah
satunya

adalah

dengan

melibatkan

siswa

dalam

mencari informasi dan belajar dari aneka sumber
dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun,
dalam penggunaaan alat peraga pembelajaran guru
masih mengalami kesulitan. Misalnya pada saat guru
menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru
juga

melakukan

kegiatan

elaborasi

salah

satu

contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui
pemberian

tugas,

diskusi

dan

lain-lain

untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun
tertulis. Sedangkan untuk kegiatan konfirmasi guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
66

bentuk

lisan,

tulisan,

isyarat,

maupun

hadiah

terhadap keberhasilan siswa.
Kegiatan

terakhir

pada

pelaksanaan

pembelajaran adalah penutup. Pada kegiatan penutup
diharapkan

guru

mampu

membuat

rangkuman,

melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran

yang

sudah

dilakukan.

Guru

juga

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Guru
membuat

melakukan

kegiatan

rangkuman

atau

penutup

dengan

simpulan

dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan. Guru mampu memberikan
umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Dan dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi
peningkatan

penilaian

pertemuannya.

Guru

kinerja
tersebut

guru

pada

telah

setiap

memenuhi

standart yang ditetapkan oleh pemerintah. Standart
yang

ditetapkan

pemerintah

adalah

minimal

memperoleh nilai 70.
Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran
yang di supervisi adalah kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi. Berdasarkan data dokumentasi
dan observasi dapat diketahui bahwa guru melakukan
evaluasi dalamm bentuk tes tertulis dan tes lisan. Tes
tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap
67

materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan
pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai
menerangkan materi pelajaran.
Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria
penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat
penyusunan RPP (data terlampir). Soal yang dibuat
oleh guru sudah mencakup semua materi yang telah
diajarkan yang dilengkapi dengan kunci jawaban.
Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di
ketahui hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut
nantinya

akan

menjadi

landasan

dilakukannya

kegiatan tindak lanjut. Berdasarkan data observasi
yang dilakukan peneliti di lapangan dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang
nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil
belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan
tindak lanjut yang dilakukan oleh guru adalah dengan
memberikan tugas atau PR yang harus dikerjakan
siswa di rumah. Selain itu, guru membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai siswa serta
memberikan tugas kegiatan eksplorasi.
Berdasarkan

pada

data

observasi

dapat

diketahui bahwa pada saat pelaksanaan supervisi,
supervisor ikut serta dalam kegiatan pembelajaran.
Supervisor duduk di barisan belakang ruang kelas dan
bersikap seolah-olah siswa yang sedang mengikuti
pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan
68

materi dari guru sambil melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Namun
pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa,
supervisor tidak ikut serta memberikan pertanyaan
kepada guru yang disupervisi.
Setelah

kegiatan

pembelajaran

selesai

dilakukan, maka selesai juga kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang
diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa, di akhir
kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat
perjanjian

dengan

guru

yang

membicarakan

hasil

pembelajaran

berlangsung.

disupervisi

pengamatan

untuk

selama

Setelah

proses
terdapat

kesepakatan antara guru dan supervisor kapan akan
dilakukan pertemuan maka supervisor meninggalkan
kelas.
Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas
adalah evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini
kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi
selama observasi terhadap guru selama melaksanakan
proses
diskusi
sekolah)

pembelajaran.
umpan

Tahap

balik

antara

dan

guru.

Suasana

persahabatan,

bebas

dari

bersifat
secara

mengadili.
objektif

kekurangan

guru

kelebihan

merupakan

supervisor

(kepala

pertemuan

penuh

prasangka,

Supervisor

sehingga
dan

evaluasi

dan

memaparkan
dapat

tidak
data

mengetahui

selama

proses

pembelajaran berlangsung (Wahjanta, 2007: 43).

69

Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan
kepada

guru

pada

kegiatan

pertemuan

balikan.

merupakan

pertemuan

tindak

Pertemuan
yang

lanjut

atau

tindak

lanjut

dilakukan

untuk

membahas kekurangan dan kelebihan guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data
dokumentasi data hasil supervisi kepada guru kelas VI
dalam pembelajaran IPA sudah baik. Guru yang
bersangkutan sudah memenuhi standar penilaian
supervisi
melalui

yang
Dinas

kemampuan

telah

ditetapkan

Pendidikan.
guru

dalam

Hal

oleh
itu

pemerintah
dikarenakan

pembelajaran

sudah

memenuhi komponen yang ada dalam standar proses.
Sehingga

guru

penguatan

yang

untuk

bersangkutan

terus

di

berikan

mempertahankan

dan

meningkatkan kemampuan mengajarnya. Guru yang
telah memenuhi standar kita beri motivasi agar selalu
meningkatkan kompetensinya baik mealui studi lanjut
melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Namun pada aspek yang masih kurang tetap diberikan
pembinaan agar terjadi perubahan pada pembelajaran
berikutnya.
Berdasarkan data dokumetasi yang diperoleh
peneliti dapat diketahui bahwa apabila terdapat guru
yang masih mengalami permasalahan pada saat di
supervisi maka kepala sekolah melakukan pembinaan.
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala
sekolah

dilakukan

dalam

bentuk

diskusi

dan

konsultasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan
70

kepada guru untuk bertanya/konsultasi pada teman
sejawat, selain dapat membantu mengatasi kesulitan
juga akan terjadi hubungan yang harmonis antar
teman.
Berdasarkan data dan fakta di lapangan terbukti
terjadi

peningkatan

kinerja

guru

dalam

proses

pembelajaran setelah dilakukan supervisi akademik
melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah.

71

72

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

THE EFFECT OF USING ENGLISH SONGS ON THE FIFTH YEAR STUDENT’S VOCABULARY ACHIEVEMENT OF SDN KASIYAN TIMUR 03 PUGER, JEMBER

4 68 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3