UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA – JURNAL JP3

  

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MELALUI PENDEKATAN

BELAJAR KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

  Oleh : Priyatmodjo

  Guru Pembimbing SMP Negeri 2 Jember

  

Abstract . Based on the findings of the research problem formulation is determined as

follows Is a group learning approach can improve discipline class VIIE of SMP Negeri

  

1 Jember. The purpose of action research is that we performed to increase disciplinary

class VIIE students of SMP Negeri 1 Jember so that the change of attitude and

behavior on the student, not the discipline of becoming more disciplined after an

approach to group learning in mathematics. The benefits derived from the results of

action research are : 1) The results of this study are expected to be useful in tackling

the problem of indiscipline student effort, 2) The results of this study are expected to

be a reference for educators / counselors in schools in dealing with students who do

not behave discipline, 3) Can raise awareness in the student that required disciplinary

problems at school dross. With growing discipline of students expected facilitate the

learning process. Based on the results obtained from the monitoring observations and

the observations we can conclude that : The implementation is done on a group

approach to two- cycle class VIIE students of SMP Negeri 1 Jember undisciplined

behavior showed a decrease . This can be seen from at least the violations committed

by the student . Judging from the results of the analysis of the first cycle with both

obtain an average yield percentage of 10.9 % . So it can be concluded that the group

learning approach can improve the behavior of discipline for students of classes VIIE

SMP Negeri 1 Jember. Keywords : Improved Disciplines , Learning Group Approach

  PENDAHULUAN

  Pada saat ini SMP Negeri 1 Jember sebagai sekolah standar nasional secara umum prestasi siswa cukup baik, namun ada beberapa siswa yang cenderung melakukan pelanggaran disiplin di sekolah. Munculnya permasalahan seperti di atas sebagai akibat dari kurang siapnya para siswa baik mental maupun fisiknya di dalam mengantisipasi berbagai pengaruh yang terjadi dan kadang-kadang tidak disadari menyeret kehidupan siswa sehingga melakukan pelanggaran-pelanggaran yang bisa merugikan diri sendiri.

  Upaya yang dilakukan oleh setiap guru ternyata belum membuahkan hasil yang memuaskan. Menurut hasil pengamatan peneliti, ternyata nilai mata pelajaran matematika kurang memuaskan dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Ini membuktikan bahwa siswa ada masalah dengan belajar matematika. Dan hasil pengamatan sementara, ternyata saat kegiatan belajar pada mata pelajaran matematika, siswa banyak yang kurang disiplin.

  Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru kurang memberikan layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok. Guru cenderung menyampaikan meteri sesuai target kurikulum, tanpa melihat kondisi dan situasi siswa, sehingga kemampuan siswa tidak dapat berkembang secara optimal.

  Berdasarkan kondisi tersebut di atas penelitian ingin mengantisipasi permasalahan serta pelanggaran khususnya yang dilakukan oleh siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember dengan meningkatkan disiplin siswa melalui pendekatan belajar kelompok pada mata pelajaran matematika.

  Berpijak dari uraian di atas, ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : “Apakah pendekatan belajar kelompok dapat meningkatkan disiplin siswa kelas

  VIIE SMP Negeri 1 Jember pada mata pelajaran matematika”?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan disiplin siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember sehingga terjadi perubahan sikap dan prilaku pada diri siswa, dari tidak disiplin menjadi lebih disiplin setelah dilakukan pendekatan belajar kelompok pada mata pelajaran matematika

  Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas adalah :

  1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam usaha menanggulangi masalah ketidakdisiplinan siswa.

  2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para pendidik/konselor di sekolah dalam menangani siswa yang berprilaku tidak disiplin.

  3. Dapat menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa masalah disiplin sanga diperlukan di sekolah.

  4. Dengan semakin meningkatnya disiplin siswa diharapkan memperlancar proses belajar mengajar.

  Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Adanya peningkatan disiplin siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2010/2011, setelah dilaksanakan pendekatan belajar kelompok pada mata pelajaran matematika.

  KAJIAN PUSTAKA Disiplin

  Menurut W.J.S. Poerwodarwinto, disiplin berarti “Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”. (1976). Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, disiplin berarti “Ketaatan atau kepatuhan seseorang terhadap tata tertib atau kaidah-kaidah hidup lainnya”. (1995). Berdasarkan atas pandangan-pandangan di atas dapat kami simpulkan bahwa disiplin itu berupa suatu ketaatan atau kepatuhan terhadap segala bentuk peraturan yang secara terus menerus diusahakan oleh seseorang sehingga betul-betul mendasari segala tingkah lakunya.

  Sejalan dengan misi yang diemban itu maka diharapkan semua pihak yang terlibat di dalam mekanisme kerja operasional sekolah sangat diperlukan suatu wawasan yang merangsang tumbuhnya disiplin dalam diri pribadi. Kendati demikian dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sasaran pembentukan dan pengembangan kepribadian terutama ditujukan kepada anak didik yang mempunyai karakter kepribadian yang bermacam-macam dan sekaligus memberi pengaruh terhadap kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Hal ini tercermin dari perilaku dalam bentuk positif maupun perilaku dalam bentuk negatif. Perilaku yang dipandang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar dan menimbulkan permasalahan adalah perilaku yang tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar atau dapat dikatakan siswa tersebut perbuatannya selalu tidak mentaati segala bentuk peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin

  Faktor penyebab siswa kurang disiplin di sekolah dikatagorikan menjadi 2 faktor, antara lain : a. Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi beberapa hal meliputi : 1) Kurangnya kesadaran pada diri siswa tentang pentingnya bersekolah.

  2) Kurangnya minat siswa untuk belajar di sekolah. 3) Siswa kurang mampu menyesuaikan diri terhadap kehidupan di sekolah.

  (Singgih D. Gunarsa, 2001)

  b. Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi :

  1) Kurang siapnya mental siswa dalam menerima bahan tugas yang diberikan oleh sekolah. 2) Siswa memiliki prasangka atau anggapan yang tidak baik terhadap sekolah mengenai prestasi yang akan dicapai. (Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

  Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum, 1995),

  Belajar Kelompok

  Menurut Dewa Ketut Sukardi (1997), belajar kelompok adalah suatu proses interpersonal yang dinamis yang memusatkan pada kesadaran berpikir dan bertingkah laku, serta melibatkan pada fungsi-fungsi terapi yang dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan, membersihkan jiwa, saling percaya mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan rasa aman.

  Sedangkan menurut W.S. Winkel, belajar kelompok berarti “Beberapa siswa membentuk diskusi untuk bersama membicarakan suatu masalah pribadi yang dialami oleh semua anggota kelompok itu”. (1984).

  Berdasarkan atas pandangan di atas dapat kami simpulkan bahwa belajar kelompok adalah suatu proses hubungan interpersonal yang dinamis diantara anggota kelompok untuk bersama-sama memusatkan pikiran dan bertingkah laku dalam usaha membicarakan masalah pribadi yang dialami oleh semua anggota kelompok dengan saling percaya mempercayai, pemeliharaan, pengertian, penerimaan dan rasa aman.

  Belajar kelompok merupakan suatu konsep pendekatan yang sangat dinamis dan manusiawi di dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh beberapa siswa dan ditampakkan dalam bentuk perilaku yang tidak disiplin. Berpegang pada konsep hidup manusia bahwa semua manusia adalah baik, sehingga sanat menungkinkan untuk melakukan suatu tindakan perbaikan/perubahan pada perilaku individu/siswa yang melakukan tindakan yang tidak disiplin. Mengingat siswa yang bermasalah itu adalah mahluk individu dan sekaligus mahluk sosial yang berarti keberhasilan dan kegagalannya tergantung dari faktor pribadinya, sekaligus faktor kehidupan sosialnya maka hubungan interpersonal dengan orang di sekitarnya ikut memberi andil di dalam kelangsungan hidupnya.

  Pada umumnya dikalangan remaja/siswa tingkat menengah dalam segi pergaulan ada suatu kecenderungan adanya kelompok-kelompok, dimana masing-masing kelompok itu terdiri dari beberapa orang yang mempenyai konsep hidup yang hampir sama. Bahkan tidak jarang terjadi segala sesuatu yang mengganjal kehidupannya justru secara leih terbuka disampaikan kepada kelompoknya, dibandingkan kepada keluarganya. Mengingat kondisi seperti itu kemudian terkait dengan adanya beberapa siswa yang berperilaku tidak disiplin di sekolah maka coba diambil salah satu langkah pendekatan dalam bentuk belajar kolompok kepada siswa yang sering menampakkan tingkah laku yang tidak disiplin.

  Lebih lanjut dikemukakan yang dimaksud dengan belajar kelompok adalah suatu proses hubunan interpersonal yang penuh perasaan, penerimaan, kepercayaan dan rasa aman. Dalam hal ini semua yang terlibat dalam kegiatan belajar kelompok menyadari dan merasa saling membutuhkan, tidak ada unsur kecurigaan sehingga akan sepenuh hati saling mengungkapkan segala bentuk perasaannya dengan aman dan penuh dengan kepercayaan diri. Disini pula dituntut adanya tanggung jawab yang penuh serta dengan solidaritas tinggi dalam mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi, termasuk menepis segala kemungkinan yang dapat mengganggu proses pemecahan masalah dan mengganggu pembentukan perilaku yang disiplin.

  Hal-hal yang terkait dalam belajar kelompok

  Dalam pelaksanaan belajar kelompok ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

  • – Adanya hubungan yang baik antara pembimbing dengan siswa, antara siswa dengan siswa.
  • – Pembimbing dapat membantu memecahkan masalah-masalah siswa.
  • – Siswa memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk mengungkapkan yang diinginkannya.
  • – Adanya suasana saling percaya-mempercayai atas keberadaannya.
  • – Siswa secara aktif melaksanakan fungsinya dan memainkan peranannya dalam kelompok.
  • – Klien (siswa) memahami dirinya sendiri.
  • – Pembimbing menerima kebebasan klien (siswa) untuk menetapkan pilihannya yang tepat dan wajar.
  • – Semua yang terlibat dalam belajar kelompok menerima secara keseluruhan sikap perasaan masing-masing siswa.

  METODE PENELITIAN Setting Penelitian

  Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil sampel pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2010/2011, khususnya pada siswa-siswa yang melakukan tindakan indisipliner di sekolah.

  Persiapan Penelitian

  Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas dengan pola kerja kolaborasi antar pembimbing di SMP Negeri. 1 Jember, perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

  1) Membuat skenario pendekatan belajar kelompok 2) Merancang lembar observasi 3) Menyiapkan lembar penilaian untuk aspek kegiatan pelanggaran disiplin siswa yang meliputi: sikap siswa dalam memperhatikan pembimbing, tanggapan siswa dengan apa yang diterangkan oleh pembimbing, ketepatan siswa dalam menyampaikan jawaban atas pertanyaan pembimbing, kekompakan kelompok dalam menanggapi permasalahan yang diberikan oleh pembimbing yang sesuai dengan materi. 4) Membuat instrumen monitoring pembelajaran 5) Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas.

  Siklus Penelitian

  Penelitian tindakan kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus penelitian, dengan catatan siklus ke dua dilaksanakan apabila pada siklus pertama mengalami kegagalan atau hasil yang kurang memuaskan. Adapun rencana pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

  1) Refleksi awal Refleksi awal dilaksanakan berupa gambaran situasi, dengan mengambil data hasil observasi, atau catatan guru. Dari deskripsi situasi ini, berbagai permasalahan tentang disiplin siswa dalam proses belajar mengajar dapat diselesaikan atau dipecahkan. Untuk itu diharapkan dengan pendekatan belajar kelompok mampu mengatasi keadaan tersebut, sehingga siswa ikut terlibat langsung dalam setiap proses belajar mengajar.

  2) Skenario Tindakan Dalam skenario penelitian kami akan merencanakan beberapa tahap kegiatan, yaitu a. Mengadakan pemanggilan kepada siswa-siswa yang berperilaku tidak disiplin.

  b. Menerangkan kepada siswa tentang materi pembelajaran matematika ( Siklus ke-1 ) c. Mempersiapkan ruangan untuk mengadakan belajar kelompok ( Siklus ke-2 ) d. Menentukan waktu pelaksanaan belajar kelompok.

  e. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan belajar kelompok yang meliputi :

  • – Menata ruangan untuk kegiatan belajar kelompok.
  • – Mempersiapkan data penunjang untuk kelancaran belajar kelompok.

  f. Merumuskan langkah-langkah belajar kelompok.

  g. Melaksanakan belajar kelompok 3) Pemantauan

  Selama kegiatan berlangsung dilaksanakan pemantauan. Adapun metode pemantauan yang digunakan adalah metode observasi yakni mengadakan observasi kepada siswa selama kegiatan belajar kelompok berlangsung. Instrumen observasi yang dipergunakan dalam pemantauan adalah daftar cek (check list). Sebelum melaksanakan observasi, terlebih dahulu kami menyusun aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi, sehingga di dalam mengadakan observasi kita tinggal mengisi tanda silang (x) pada daftar cek (check list) yang telah disiapkan. 4) Evaluasi

  Setelah kegiatan berakhir dilakukan evaluasi. Tahap evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan siswa setelah diadakan belajar kelompok. Metode evaluasi yang dipergunakan adalah berupa observasi terhadap siswa setelah melakukan belajar kelompok. Instrumen observasi yang dipergunakan dalam mengadakan observasi adalah berupa daftar cek/check list. Pada tahap ini kami merencanakan untuk mengadakan observasi kepada siswa, setelah melakukan belajar dengan memberi tanda silang (x) yang telah disusun sebelumnya. Hasil data yang diperoleh dari evaluasi ini dipergunakan untuk mencari prosentase penurunan perilaku yang tidak disiplin setelah diberikan belajar kelompok dengan rumus :

  P n = P – P 1 Keterangan : P n : Penurunan prosentase P : Prosentase sebelum diberikan tindakan P 1 : Prosentase sesudah tindakan siklus 1

  5) Refleksi Pada tahap refleksi ini akan dibahas mengenai keberhasilan/kegagalan, sebab-sebab ketidakberhasilan, dimana letak kesalahan, kenapa ada kesalahan dan bagaimana cara memperbaiki.

  Instrumen

  Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah catatan lapangan guru dari hasil observasi berupa daftar cek/check list. Wawancara dengan siswa bila diperlukan.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus Ke-1

  Pada awal kegiatan penelitian tindakan kelas, pembimbing melaksanakan identifikasi siswa kelas VIIE yang melakukan pelanggaran disiplin selama 6 hari saat guru menerangkan materi pembelajaran sebelum adanya kegiatan belajar kelompok. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut.

  Tabel 1. Prosentase Identifikasi Pelanggaran Disiplin Siswa Pada Siklus ke-1 Kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember

  No. Nama Siswa L/P NIS Prosentase

  1. AT L 9567 24 %

  2. AJ L 9610 26 %

  3. BS L 9656 31 %

  4. DPS L 9703 21 %

  5. DY L 9663 21 % 6.

  IMS L 9634 19 %

  7. MHQ L 9585 19 %

  8. SY L 9688 24 % 185 % Jumlah :

  Pada siklus ke-1, penelitian menggunakan waktu 4 kali pertemuan. Tindakan yang peneliti laksanakan adalah berupa pendekatan individu pada siswa-siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember terutama terhadap siswa yang berperilaku tidak disiplin. Tindakan yang kami laksanakan sesuai dengan langkah-langkah skenario penelitian

  Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah melalui 4 pertemuan antara lain :

  1. Pertemuan Pertama Pada langkah awal tindakan peneliti melakukan tindakan dengan : a. Mempersiapkan ruang belajar.

  b. Mengadakan belajar secara perorangan terhadap siswa yang tidak disiplin, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dengan waktu pelaksanaan 90 menit.

  2. Pertemuan Kedua Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan dengan : a. Mempersiapkan diri siswa.

  Pada kegiatan ini peneliti melakukan tindakan dengan mempersiapkan diri siswa agar dapat menerangkan kepada siswa lain tentang materi pembelajaran yang sudah diterangkan, disertai dengan contoh-contoh nyata.

  b. Mempersiapkan siswa untuk belajar.

  Waktu 90 menit.

  3. Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ini peneliti melakukan tindakan sebagai berikut :

  a. Mendiskusikan bersama siswa lainnya tentang proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

  b. Menerangkan kepada siswa tentang tujuan adanya pembelajaran.

  c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hal-hal yang dapat mendukung proses pembelajaran. Waktu 90 menit.

  4. Pertemuan Keempat Pada pertemuan ini kami melakukan tindakan sebagai berikut : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan permasalahannya sebagai penyebab timbulnya perilaku yang tidak disiplin. Memberi kesempatan kepada siswa yang lain dalam mengungkapkan tentang jalan keluar yang bisa ditempuh dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Memberi kesempatan kepada siswa dalam memberi argumentasi yang positif terhadap permasalahan membuat kesepakatan tentang jalan keluar yang mungkin bisa diambil berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Waktu pelaksanaan 90 menit. Dari pemantauan yang kami lakukan ternyata siswa belum sepenuhnya mau dan masih ragu-ragu dalam mengungkapkan permasalahannya atau mengungkapkan jalan keluarnya. Adapun faktor penyebabnya adalah karena siswa belum sepenuhnya mengerti tentang apa yang menjadi tujuan dan sasaran diadakannya pembelajaran matematika, ini terlihat dari sedikitnya siswa yang bertanya dan minta penjelasan tentang mengapa diadakan pembelajaran matematika.

  Hasil pemantauan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar siswa yang dilakukan pada siklus ke-1 adalah sebagai berikut. Tabel 2. Analisis Prosentase Perbandingan Sebelum Diberikan Tindakan Dan

  9 % 12 % 4 % 7 % 7 % 7 %

  Dari hasil observasi dan hasil analisis yang kami lakukan, maka dapat kami simpulkan bahwa pelaksanaan pendekatan belajar kelompok yang dilakukan pada siklus pertama terhadap siswa kelas VIIE SMP Negeri. 1 Jember yang berperilaku tidak disiplin, prosentase penurunannya baru mencapai 8.25 %. Serta siswa tersebut masih menampakkan perilaku yang melanggar disiplin. Sedangkan penurunan yang diharapkan akan tidak adanya pelanggaran disiplin secara tuntas.

  Siklus ke-2

  8 = 8.25% Jadi rata-rata prosentase penurunan pada siklus 1 baru mencapai 8.25 %.

  P N = 66%

  M= ∑

  Jumlah prosentase pelanggaran N : Jumlah siswa Dalam hal ini dapat dihitung sebagai berikut :

  Keterangan : M : Jumlah rata-rata prosentase pelanggaran P :

  P N

  M= ∑

  Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dicari penurunan rata-ratanya dengan rumus sebagai berikut :

  10 % Jumlah : 185 % 119 % 66 %

  17 % 19 % 17 % 14 % 12 % 12 % 14 % 10 %

  Sesudah Diberikan Tindakan Pada Siklus ke-1 No. Nama L/P NIS

  26 % 31 % 21 % 21 % 19 % 19 % 24 % 14 %

  IMS MHQ SY L L L L L L L L 9567 9610 9656 9703 9663 9634 9585 9688 24 %

  8. AT AJ BS DPS DY

  7.

  6.

  5.

  4.

  3.

  2.

  Prosentase Penurunan 1.

  Prosentase Sesudah

  Prosentase Sebelum

  Adapun sebab-sebab ketidakberhasilan dari langkah-langkah siklus pertama disebabkan karena siswa belum mengerti tentang tujuan diadakan kegiatan pembelajaran matematika, hal ini terlihat sedikitnya permasalahan yang terungkap serta sedikit pula yang mau mengemukakan pendapat mengenai jalan keluar yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah, bahkan para siswa sedikit sekali yang mau menerima pendapat orang lain. Dengan melihat kurangnya permasalahan yang terungkap pada penyajian siklus pertama, maka langkah yang kami lakukan dengan mengulang pada siklus kedua.

  Mengingat penelitian siklus pertama yang dilakukan kurang berhasil dengan baik, maka perlu melakukan tindakan ulang pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember yang berperilaku tidak disiplin melalui siklus ke-2 dengan menggunakan pendekatan belajar kelompok. Selama melakukan tindakan, peneliti mengadakan pemantauan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Metode pemantauan yang dipergunakan adalah metode obsevasi. Peneliti melakukan observasi pada siswa selama dilaksanakan belajar kelompok. Adapun instrumen yang dipergunakan adalah daftar cek/check list. Selama berlangsungnya proses belajar kelompok kami melakukan observasi sambil mengisi tanda silang (x) pada kolom daftar cek yang telah disiapkan sebelumnya (daftar cek terlampir). Dari observasi pemantauan yang kami lakukan ternyata siswa menunjukkan keaktifan di dalam berdiskusi, baik itu mengjukan pertanyaan, meminta penjelasan, serta saling terbuka mengungkapkan masalah dan memberi alternatif pemecahan terhadap masalah yang dihadapi, serta sudah ada kemauan untuk menerima pendapat orang lain.

  Langkah selanjutnya setelah melakukan pemantauan adalah mengadakan evaluasi terhadap tindakan yang telah kami lakukan. Adapun metode evaluasi yang kami pergunakan adalah :

  a. Observasi kepada siswa setelah dilaksanakan belajar kelompok. Instrumen yang dipergunakan dalam observasi adalah daftar cek/check list. Pada tahap ini kami mengadakan observasi pada siswa yang telah melaksanakan belajar kelompok sambil memberi tanda silang (x) pada daftar kolom cek yang telah kami susun sebelumnya. Data hasil evaluasi dimuat dalam lampiran 4, dari hasil observasi yang kami lakukan menunjukkan adanya perubahan pada diri siswa yaitu adanya penurunan perilaku yang kurang disiplin di sekolah.

  b. Membandingkan prosentase pada awal tindakan (siklus 1) dengan prosentase akhir tindakan (siklus 2), yang dengan rumus : P n = P 1 – P 2 Keterangan : P n : Penurunan prosentase P 1 : Prosentase pada siklus 1 P 2 : Prosentase sesudah tindakan siklus 2

  Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dilaporkan hasil analisis seperti yang dimuat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3:

  Analisis Prosentase Perbandingan Tindakan Siklus Ke-1 Dan Prosentase Sesudah Tindakan Pada Siklus Ke-2

  Prosentase Prosentase Prosentase No. Nama L/P NIS

  Siklus 1 Siklus 2 Penurunan

  1. AT L 9567 14 % 7 % 7 %

  2. AJ L 9610 17 % 5 % 12 %

  3. BS L 9656 19 % 5 % 14 %

  4. DPS L 9703 17 % 7 % 10 %

  5. DY L 9663 14 % 2 % 12 % 6.

  IMS L 9634 12 % 2 % 10 %

  7. MHQ L 9585 12 % 2 % 10 %

  8. SY L 9688 14 % 2 % 12 %

  Jumlah : 119 % 34 % 87 % Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dicari penurunan rata-ratanya dengan rumus sebagai berikut :

  8 = 10.9%

  2. Dari hasil penelitian siklus 1 yang kami lakukan ternyata belum menunjukkan adanya perubahan yang berarti pada diri siswa. Hal ini disebabkan karena untuk melaksanakan belajar kelompok pada siswa-siswa yang tidak disiplin terpaksa harus dipanggil dan dicari ke kelas, sehingga saat-saat pelaksanaan belajar kelompok sangat jarang yang mau mengungkapkan permasalahannya, serta meminta penjelasan dari permasalahan yang dihadapi sebagai penyebab siswa tersebut berperilaku tidak disiplin. Disamping itu pula siswa yang bermasalah tersebut belum sepenuhnya mau menerima pendapat orang lain, keadaan ini dapat dikatakan belum menunjukkan adanya perubahan pada diri siswa yang rata-rata prosentasenya baru mencapai 8.25 % serta masih banyaknya pelanggaran- pelanggaran yang terjadi.

  1. Pembinaan yang telah dilakukan pada siswa-siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember tahun pelajaran 2010/2011 yang berperilaku tidak disiplin belum menunjukkan adanya perubahan yang berarti pada diri siswa. Oleh karena itu dipandang perlu mencoba menggunakan metode lain yaitu “Pendekatan Belajar Kelompok”. Dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan.

  Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh, kemudian setelah dianalisis secara sederhana maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :

  PENUTUP

  Penelitian ini hanya sebatas upaya peningkatan disiplin siswa melalui pendekatan kelompok. Untuk itu besar harapan kami bagi peneliti yang lain atau pembaca dapatnya mengembangkan penelitian ini. Mudah-mudahan hasil penelitian dapat menjadikan sedikit sumbangsih bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

  Berdasarkan hasil yang diperoleh dari observasi pemantauan dan observasi maka dapat kami simpulkan bahwa : Pelaksanaan pendekatan belajar kelompok yang dilakukan pada siklus ke dua pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember yang berperilaku tidak disiplin menunjukkan adanya penurunan. Hal ini terlihat dari sedikitnya pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan oleh siswa tersebut. Melihat dari hasil analisis siklus pertama dengan kedua memperoleh hasil rata-rata prosentase 10,9 %. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pendekatan belajar kelompok dapat meningkatkan perilaku disiplin bagi siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember.

  N = 87 %

  M= ∑

  P n

  M= ∑

  Dalam hal ini dapat dihitung sebagai berikut :

  Keterangan : M : Jumlah rata-rata prosentase pelanggaran P n : Jumlah prosentase pelanggaran N : Jumlah siswa

  N

  P n

  3. Pada penelitian siklus 2 yang kami lakukan ternyata menunjukkan adanya perubahan pada diri siswa yaitu adanya penurunan perilaku tidak disiplin di sekolah yang terlihat sedikitnya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Dengan hasil yang diperoleh rata-rata mencapai 10,9 %.

  4. Dengan pendekatan belajar kelompok pada siswa kelas VIIE SMP Negeri 1 Jember, maka menunjukkan adanya perubahan perilaku yang dulunya tidak disiplin menjadi lebih disiplin.

5.1. Saran-saran

  Sehubungan dengan apa yang telah kami kemukakan, berikut ini kami ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

  1. Kepada para pembimbing di sekolah hendaknya pendekatan belajar kelompok perlu dimantapkan pelaksanaannya, sehingga para siswa semakin merasakan dan meyakini peranan dan tugas pembimbing di sekolah.

  2. Bagi para pembimbing yang terlibat langsung dalam menangani siswa yang bermasalah diharapkan laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini bisa dijadikan salah satu pegangan untuk menambah wawasan dan pengalamannya.

DAFTAR PUSTAKA

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum. Buku : IIIC Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta.:Balai Pustaka,. Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas Dewa Ketut Sukardi, 1997, Pengantar Teori Belajar, Surabaya : Usaha Nasional. Poerwadarminto, WJS, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. Singgih D. Gunarso, 2001, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta : PT. BKP Gunung Mulia,. Winkel, WS., 1984, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta.: Gramedia