PPT.KKC PED SD.Tinggi
C
Pengembanga
n dan
Pelaksanaan
kurikulum di
Kajian Geometri
dan Pengukuran
di Sekolah Dasar
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN DAN PEAKSANAAN
KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR
Brainstorming
Menurut saudara
bagaimana penerapan
kurikulum di
Indonesia ? Dan
bagaimana peranan
sekolah saudara dalam
menyukseskan
penerapan kurikulum
PEMBELAJARAN 1.
PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
DI SEKOLAH DASAR.
Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran 1 ini, diharapkan
guru dapat menjelaskantentang
rasional pengembangan kurikulum
dan mengidentifikasi karakteristik
pada tiap kurikulum serta mampu
menerapkan pendidikan Karakter.
Indikator Pencapaian kompetensi
1. Menjelaskan rasional pengembangan
Kurikulum
2. Mengindentifikasi prinsip pengembangan
kurikulum
3. Menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum
4. Mengidentifikasi karakteristik pada tiap
kurikulum
Materi
1.Teori Dan Konsep Kurikulum
2.Perkembangan Kurikulum Di Indonesia.
3.Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
4.Pengembangan Kurikulum 2013
5.Tematik Terpadu
Teori dan Konsep Kurikulum
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis
dalam pencapaian tujuan pendidikan. Secara umum
fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu
peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke
arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek
yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk
guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum
sebagai program belajar bagi peserta didik, disusun
secara sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program
belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
8
9
Peranan Kurikulum bagi program pendidikan
dimana sekolah sebagai institusi sosial
melaksanakan operasinya.
1. Peranan Konservatif, menekankan bahwa kurikulum itu
dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentranmisikan nilainilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih
relevan dengan masa kini bagi generasi muda
2. Peranan Kritis dan evaluative Perkembangan ilmu
pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi
setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum
harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan.
3. Peranan Aktif. Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya
kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam
masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga
pewarisan dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada peserta
10
didik perlu disesuaikan dengan masa sekarang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan,
dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan
dengan memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar
Nasional Pendidikan ( BSNP ).
Adapun tujuan KTSP secara umum adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif
dalam pengembangan kurikulum.
11
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan
2) sebagai berikut :
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
12
potensi daerah, dan peserta didik.
Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dengan tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
13
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka.
T
ekanan Untuk Peng
em
bang
anK
urikulum
T
antang
an Masa Depan
Kompetensi Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
Masalah lingkungan hidup
Kemajuan teknologi informasi
Konvergensi ilmu dan teknologi
Ekonomi berbasis pengetahuan
Kebangkitan industri kreatif dan budaya
Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
Pengaruh dan imbas teknosains
Mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan
• Materi TIMSS dan PISA
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
• Kemampuan menjadi warga negara yangbertanggungjawab
• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yangberbeda
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yangmengglobal
• Memiliki minat luas dalam kehidupan
• Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/ minatnya
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
P
ersepsi Masyarakat
• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat
• Kurang bermuatan karakter
P
erkembang
an Peng
etahuan dan P
edag
og
i
•
•
•
Neurologi
Psikologi
Observation based [discovery] learning dan
Collaborative learning
Fenomena Neg
atif yang Meng
emuka
§ Perkelahian pelajar
§ Narkoba
§ Korupsi
§ Plagiarisme
§ Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
§ Gejolak masyarakat (social unrest)
14
Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut ini.
1. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki
kompetensi yang sama.
2. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).
3. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet).
15
... Lanjutan
4. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan
pendekatan pembelajaran saintifik).
5. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis
tim).
6. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia.
7. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal
dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
8. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines).
16
Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan
menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan
peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan.
Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan
kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan
kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan
proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas
penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan
memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat
17
memberatkan guru.
Penguatan Materi
Pada kurikulum 2013 Penguatan
materi dilakukan dengan cara
pengurangan materi yang tidak
relevan serta pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi
peserta didik. Sehingga dapat
memberikan kelimuan dan
keterampilan yang relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
18
Karakteristik Kurikulum 2013
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang dengan
karakteristik sebagai berikut.
1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan
sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat.
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat
yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik
mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar.
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
19
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
... Lanjutan
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi
Dasar mata pelajaran.
5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua
Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti.
6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
20
Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi
konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban
belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per
minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran.
21
Elemen Perubahan
Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari delapan
Standar Nasional Pendidikan seperti yang tertuang di dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya empat standar
yang mengalami perubahan yang signifikan, seperti yang tertuang
di dalam matriks berikut ini.
22
Struktur Alokasi Waktu Perminggu
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I
II
III
Kelompok A (Umum)
1.
2.
IV
V
VI
Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran
5
5
6
5
5
5
8
5
-
9
6
-
10
6
-
7
6
3
3
7
6
3
3
7
6
3
3
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B (Umum)
1.
Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
4
4
4
2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
4
4
4
4
4
4
30
32
34
36
36
36
Jumlah jam pelajaran per minggu
23
LK 01. Karakteristik pelaksanaan Kurikulum yang di indonesia. Jelaskan Prinsip Prinsip
Pengembangan Kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013 pada tabel berikut ini
24
25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 :
PENGALAMAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
DASAR
TUJUAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
Pengalaman belajar Peserta didik, diharapkan
peserta dapat :
1. Mengindentifikasi pengalaman belajar yang
sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI
2. Menentukan pengalaman belajar yang mengacu
pada lima mata pelajaran SD/MI
27
INDIKATOR
1. Mengindentifikasi pengalaman belajar
yang sesuai dengan karakteristik lima
mata pelajaran SD/MI
2. Menentukan pengalaman belajar yang
mengacu pada lima mata pelajaran SD/MI
28
BRAINSTORMING
Menurut suadara
Bagaimanakah efek dari
penerapan
pembelajaran
tematik
terpadu di sekolah
dasar ?
29
Kecenderungan Belajar Anak Usia
Sekolah Dasar
Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari
hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab
peserta didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih
nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya
lebih dapat dipertanggungjawabkan.
30
Lanjuta
n
Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar
materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
31
TEMATIK TERPADU
Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik
cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran
bermaknan adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan, dengan tema diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan
32
Landasan filosofis
dalam pembelajaran tematik terpadu sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1)
progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)
humanisme. Aliran progresivisme memandang
proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran
konstruktivisme melihat pengalaman langsung
peserta didik (direct experiences) sebagai kunci 33
Landasan psikologis
dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama
dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik
yang diberikan kepada peserta didik agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar
memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajaran tematik terpadu tersebut disampaikan
kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik
harus mempelajarinya.
34
Landasan yuridis
dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai
kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar.
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
35
Arti Penting
Pembelajaran Tematik Terpadu lebih menekankan
pada keterlibatan peserta didik dalam proses
belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung
peserta didik akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
36
PENDEKATAN SAINTIFIK
Dalam mengimplementasikan pendekatan
saintifik, materi pembelajaran berbasis pada
fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata. Penjelasan guru, respon
peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
37
Langkah
Pembelajaran
PENDEKATAN
SAINTIFIK
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
1. Mengamati (observing) Mengamati dengan indra (membaca,
Mendengar, menyimak, melihat,
menonton,mencium, dan sebagainya) dengan
atau tanpa alat
Perhatian pada waktu mengamati suatu
Objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan
untuk mengamati
2. Menanya (questioning)
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang
informasi yang belum dipahami, informasi
tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
Mengeksplorasi,mencobaberdiskusi,mendem
onstrasi-kan, meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks, mengumpulkan data
dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan
memodifikasi/menambahi/mengembangkan.
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik
(pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam
bentuk membua kategori, mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka menemukan suatu
pola, dan menyimpulkan
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
Menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai
jeni fakta/
konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkanhubungan
fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan;mengembang-kan interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/
teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain
3. Mengumpulkan
Informasi /Mencoba
(experimenting)
4. Mengasosiasi/
Mengolah Informasi
(associating)
5. Mengomunikasikan
(communicating)
Menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
diagram,
atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi proses, hasil,
dan kesimpulan secara lisan
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/ digunakan, kelengkapan
informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data.
38
AKTIFITAS
PEMBELAJARAN
39
PENGUATAN
• Kurikulum berkontribusi dalam proses peningkatan kualitas potensi
peserta didik yang berkarakter, menyesuaikan dengan tujuan pendidikan
nasional dan perkembangan dunia globalisasi.
• Kurikulum sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik untuk
menjadi:
- Manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman
- Manusia terdidik yang beriman
- Warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab o Rasional
perkembangan zaman yang meliputi :
- Pentingnya penerapan Pendidikan karakter.
- Tantangan Internal
- Tantangan Eksternal
- Penyempurnaan Pola Pikir
- Penguatan Tata Kelola Kurikulum
- Penguatan Materi
Obyek yang berperan dalam prinsip pengembangan kurikulum :
- Daftar mata pelajaran
- Standar Kompetensi Lulusan.
- Model kurikulum (yang mengacu pada ranah afektif, kognitif dan
psykomotor, serta ketrampilan intelektual)
- Kompetensi dasar yang mengacu pada sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan yang dapat dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik
- Peserta didik ( perbedaan kemampuan dan minat peserta didik,
serta peserta didik sebagai sentral dan aktif)
- Perkembangan zaman
- Kebutuhan hidup
- Kepentingan nasional dan daerah
- Penilaian hasil belajar
Kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam
menerapkan pendekatan Saintifik pada
Pembelajaran Tematik Terpadu meliputi
kegiatan: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi /mencoba,
mengasosiasi /menalar /mengolah informasi,
serta menyajikan / mengkomunikasikan.
Pengembanga
n dan
Pelaksanaan
kurikulum di
Kajian Geometri
dan Pengukuran
di Sekolah Dasar
PEDAGOGIK:
PENGEMBANGAN DAN PEAKSANAAN
KURIKULUM DI SEKOLAH DASAR
Brainstorming
Menurut saudara
bagaimana penerapan
kurikulum di
Indonesia ? Dan
bagaimana peranan
sekolah saudara dalam
menyukseskan
penerapan kurikulum
PEMBELAJARAN 1.
PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
DI SEKOLAH DASAR.
Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran 1 ini, diharapkan
guru dapat menjelaskantentang
rasional pengembangan kurikulum
dan mengidentifikasi karakteristik
pada tiap kurikulum serta mampu
menerapkan pendidikan Karakter.
Indikator Pencapaian kompetensi
1. Menjelaskan rasional pengembangan
Kurikulum
2. Mengindentifikasi prinsip pengembangan
kurikulum
3. Menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum
4. Mengidentifikasi karakteristik pada tiap
kurikulum
Materi
1.Teori Dan Konsep Kurikulum
2.Perkembangan Kurikulum Di Indonesia.
3.Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
4.Pengembangan Kurikulum 2013
5.Tematik Terpadu
Teori dan Konsep Kurikulum
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis
dalam pencapaian tujuan pendidikan. Secara umum
fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu
peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke
arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek
yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk
guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum
sebagai program belajar bagi peserta didik, disusun
secara sistematis dan logis, diberikan oleh sekolah
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program
belajar, kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.
8
9
Peranan Kurikulum bagi program pendidikan
dimana sekolah sebagai institusi sosial
melaksanakan operasinya.
1. Peranan Konservatif, menekankan bahwa kurikulum itu
dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentranmisikan nilainilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih
relevan dengan masa kini bagi generasi muda
2. Peranan Kritis dan evaluative Perkembangan ilmu
pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi
setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum
harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan.
3. Peranan Aktif. Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya
kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam
masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga
pewarisan dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada peserta
10
didik perlu disesuaikan dengan masa sekarang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan,
dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan
dengan memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar
Nasional Pendidikan ( BSNP ).
Adapun tujuan KTSP secara umum adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif
dalam pengembangan kurikulum.
11
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan
2) sebagai berikut :
1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
12
potensi daerah, dan peserta didik.
Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dengan tuntutan pendidikan yang
mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan,
standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi,
standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan.
13
Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka.
T
ekanan Untuk Peng
em
bang
anK
urikulum
T
antang
an Masa Depan
Kompetensi Masa Depan
Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
Masalah lingkungan hidup
Kemajuan teknologi informasi
Konvergensi ilmu dan teknologi
Ekonomi berbasis pengetahuan
Kebangkitan industri kreatif dan budaya
Pergeseran kekuatan ekonomi dunia
Pengaruh dan imbas teknosains
Mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan
• Materi TIMSS dan PISA
• Kemampuan berkomunikasi
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
• Kemampuan menjadi warga negara yangbertanggungjawab
• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yangberbeda
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yangmengglobal
• Memiliki minat luas dalam kehidupan
• Memiliki kesiapan untuk bekerja
• Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/ minatnya
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
P
ersepsi Masyarakat
• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat
• Kurang bermuatan karakter
P
erkembang
an Peng
etahuan dan P
edag
og
i
•
•
•
Neurologi
Psikologi
Observation based [discovery] learning dan
Collaborative learning
Fenomena Neg
atif yang Meng
emuka
§ Perkelahian pelajar
§ Narkoba
§ Korupsi
§ Plagiarisme
§ Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
§ Gejolak masyarakat (social unrest)
14
Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
Pergeseran itu meliputi proses pembelajaran sebagai berikut ini.
1. Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari dan gaya belajarnya (learning style) untuk memiliki
kompetensi yang sama.
2. Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).
3. Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet).
15
... Lanjutan
4. Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan
pendekatan pembelajaran saintifik).
5. Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis
tim).
6. Penguatan pembelajaran berbasis multimedia.
7. Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal
dengan tetap memperhatikan pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
8. Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines).
16
Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan
menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan
peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan.
Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan
kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan
kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan
proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas
penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan
memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat
17
memberatkan guru.
Penguatan Materi
Pada kurikulum 2013 Penguatan
materi dilakukan dengan cara
pengurangan materi yang tidak
relevan serta pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi
peserta didik. Sehingga dapat
memberikan kelimuan dan
keterampilan yang relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
18
Karakteristik Kurikulum 2013
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang dengan
karakteristik sebagai berikut.
1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan
sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat.
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat
yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik
mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar.
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
19
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
... Lanjutan
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi
Dasar mata pelajaran.
5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua
Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti.
6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
20
Struktur Kurikulum 2013
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi
konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi
konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban
belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per
minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran.
21
Elemen Perubahan
Di dalam kerangka pengembangan kurikulum 2013, dari delapan
Standar Nasional Pendidikan seperti yang tertuang di dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, hanya empat standar
yang mengalami perubahan yang signifikan, seperti yang tertuang
di dalam matriks berikut ini.
22
Struktur Alokasi Waktu Perminggu
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I
II
III
Kelompok A (Umum)
1.
2.
IV
V
VI
Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti
4
4
4
4
4
4
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran
5
5
6
5
5
5
8
5
-
9
6
-
10
6
-
7
6
3
3
7
6
3
3
7
6
3
3
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelompok B (Umum)
1.
Seni Budaya dan Prakarya
4
4
4
4
4
4
2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
4
4
4
4
4
4
30
32
34
36
36
36
Jumlah jam pelajaran per minggu
23
LK 01. Karakteristik pelaksanaan Kurikulum yang di indonesia. Jelaskan Prinsip Prinsip
Pengembangan Kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013 pada tabel berikut ini
24
25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 :
PENGALAMAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH
DASAR
TUJUAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
Pengalaman belajar Peserta didik, diharapkan
peserta dapat :
1. Mengindentifikasi pengalaman belajar yang
sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran
SD/MI
2. Menentukan pengalaman belajar yang mengacu
pada lima mata pelajaran SD/MI
27
INDIKATOR
1. Mengindentifikasi pengalaman belajar
yang sesuai dengan karakteristik lima
mata pelajaran SD/MI
2. Menentukan pengalaman belajar yang
mengacu pada lima mata pelajaran SD/MI
28
BRAINSTORMING
Menurut suadara
Bagaimanakah efek dari
penerapan
pembelajaran
tematik
terpadu di sekolah
dasar ?
29
Kecenderungan Belajar Anak Usia
Sekolah Dasar
Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari
hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab
peserta didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih
nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya
lebih dapat dipertanggungjawabkan.
30
Lanjuta
n
Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum
ke bagian demi bagian.
Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang
secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal
yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar
materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
31
TEMATIK TERPADU
Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu Sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik
cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran
bermaknan adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok
pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan, dengan tema diharapkan akan
memberikan banyak keuntungan
32
Landasan filosofis
dalam pembelajaran tematik terpadu sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1)
progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3)
humanisme. Aliran progresivisme memandang
proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan
memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran
konstruktivisme melihat pengalaman langsung
peserta didik (direct experiences) sebagai kunci 33
Landasan psikologis
dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama
dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik
yang diberikan kepada peserta didik agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik. Psikologi belajar
memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi
pembelajaran tematik terpadu tersebut disampaikan
kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik
harus mempelajarinya.
34
Landasan yuridis
dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai
kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar.
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa
setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya
dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
35
Arti Penting
Pembelajaran Tematik Terpadu lebih menekankan
pada keterlibatan peserta didik dalam proses
belajar secara aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung
peserta didik akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
36
PENDEKATAN SAINTIFIK
Dalam mengimplementasikan pendekatan
saintifik, materi pembelajaran berbasis pada
fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata. Penjelasan guru, respon
peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
37
Langkah
Pembelajaran
PENDEKATAN
SAINTIFIK
Deskripsi Kegiatan
Bentuk Hasil Belajar
1. Mengamati (observing) Mengamati dengan indra (membaca,
Mendengar, menyimak, melihat,
menonton,mencium, dan sebagainya) dengan
atau tanpa alat
Perhatian pada waktu mengamati suatu
Objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan
untuk mengamati
2. Menanya (questioning)
Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang
informasi yang belum dipahami, informasi
tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi.
Mengeksplorasi,mencobaberdiskusi,mendem
onstrasi-kan, meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks, mengumpulkan data
dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan
memodifikasi/menambahi/mengembangkan.
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik
(pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam
bentuk membua kategori, mengasosiasi atau
menghubungkan fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka menemukan suatu
pola, dan menyimpulkan
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
Menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai
jeni fakta/
konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkanhubungan
fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan;mengembang-kan interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/
teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain
3. Mengumpulkan
Informasi /Mencoba
(experimenting)
4. Mengasosiasi/
Mengolah Informasi
(associating)
5. Mengomunikasikan
(communicating)
Menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
diagram,
atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan
menyajikan laporan meliputi proses, hasil,
dan kesimpulan secara lisan
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/ digunakan, kelengkapan
informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data.
38
AKTIFITAS
PEMBELAJARAN
39
PENGUATAN
• Kurikulum berkontribusi dalam proses peningkatan kualitas potensi
peserta didik yang berkarakter, menyesuaikan dengan tujuan pendidikan
nasional dan perkembangan dunia globalisasi.
• Kurikulum sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik untuk
menjadi:
- Manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman
- Manusia terdidik yang beriman
- Warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab o Rasional
perkembangan zaman yang meliputi :
- Pentingnya penerapan Pendidikan karakter.
- Tantangan Internal
- Tantangan Eksternal
- Penyempurnaan Pola Pikir
- Penguatan Tata Kelola Kurikulum
- Penguatan Materi
Obyek yang berperan dalam prinsip pengembangan kurikulum :
- Daftar mata pelajaran
- Standar Kompetensi Lulusan.
- Model kurikulum (yang mengacu pada ranah afektif, kognitif dan
psykomotor, serta ketrampilan intelektual)
- Kompetensi dasar yang mengacu pada sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan yang dapat dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik
- Peserta didik ( perbedaan kemampuan dan minat peserta didik,
serta peserta didik sebagai sentral dan aktif)
- Perkembangan zaman
- Kebutuhan hidup
- Kepentingan nasional dan daerah
- Penilaian hasil belajar
Kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam
menerapkan pendekatan Saintifik pada
Pembelajaran Tematik Terpadu meliputi
kegiatan: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi /mencoba,
mengasosiasi /menalar /mengolah informasi,
serta menyajikan / mengkomunikasikan.