S PLB 1206448 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Anak tunarungu sama halnya dengan penyandang disabilitas yang lain
yaitu

merupakan

warga

negara

Indonesia

yang berhak


memperoleh

pendidikan. Pemerintah telah menjamin hal itu pada UUD 1945 pasal 31
ayat 1, bahwa “Setiap warga negara berhak atas pendidikan”.
Adapun dalam PP No. 72 tahun 1991, bab 2 pasal 2 disebutkan bahwa
tujuan pendidikan luar biasa adalah:
...membantu peserta didik yang memiliki hambatan fisik atau mental
agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dasar dalam dunia
kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.
Sebagaimana telah diketahui bahwasannya salah satu tujuan utama
dari sebuah pendidikan secara umum adalah untuk mendewasakan siswa,
sehingga di masa depan kelak mereka akan dapat menjalani kehidupan
secara mandiri. Saat siswa beranjak dewasa dan dituntut untuk dapat
bertahan hidup, mereka akan memerlukan berbagai kiat khusus berupa
lifeskill (keterampilan kecakapan hidup). Maka dari itu, pendidik harus

berusaha semaksimal mungkin agar dapat memberikan bekal keterampilan

dalam diri siswa sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan bekal
tersebut menjadi aktivitas nyata yang membuahkan hasil, dan tentu saja
hasil tersebut merupakan hal berharga yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Pendidikan

keterampilan

kecakapan

hidup

(life

skill)

meliputi

beberapa keterampilan yang salah satunya adalah vokasional. Dinyatakan
dalam Depdiknas (2006, hlm. 31) bahwa “Muatan isi kurikulum satuan
pendidikan SMALB A, B, D, E terdiri atas 40% - 50% aspek akademik dan

60% - 50% aspek keterampilan vokasional.”
Dengan demikian maka pembelajaran keterampilan vokasional di
SMALB harus mendapatkan porsi lebih banyak. Pada saat ini banyak sekali
Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

keterampilan yang dikembangkan di sekolah-sekolah, baik itu sekolah
umum maupun sekolah luar biasa. Berbagai jenis keterampilan vokasional
yang dikembangkan seperti tata busana, tata boga, kriya kayu, tata rias,
otomotif, dan lain sebagainya.
Penyandang tunarungu sebagai warga masyarakat dituntut untuk
mempunyai

keterampilan

untuk


bekal hidupnya.

Pembangunan

SDM

(Sumber Daya Manusia) seperti ini di SMALB dilaksanakan dalam bentuk
mata pelajaran keterampilan. Mata pelajaran keterampilan merupakan mata
pelajaran yang berisi kemampuan konseptual, apresiatif, kreatif produktif
dalam menghasilkan benda produk kerajinan dan atau produk teknologi
yang memberikan penekanan pada penciptaan benda-benda fungsional dari
karya

kerajinan,

karya

teknologi


sederhana,

yang

bertumpu

pada

keterampilan tangan.
Sebagian dari mereka banyak yang tidak melanjutkan studi ke
pendidikan tinggi selepas SLB tingkat lanjutan. Oleh karena itu, diperlukan
kegiatan pembelajaran keterampilan vokasional di SMALB agar siswa
mampu mengaplikasikan seluruh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
telah diperoleh di dalam kelas yang dapat bermanfaat juga di dalam
kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat.
Adapun

keterbatasan

potensi


yang

dimiliki

anak

tunarungu

menyebabkan harus adanya upaya latihan keterampilan yang terprogram.
Bagi anak tunarungu, pemberian pembelajaran keterampilan harus dimulai
dari hal-hal yang sifatnya sederhana dan menggunakan pendekatan yang
sesuai dengan anak dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat
memperoleh hasil yang optimal.
Untuk dapat menghasilkan berbagai kemampuan keterampilan bagi
peserta didik tunarungu tentunya diperlukan berbagai sarana dan prasarana
dan sumber daya pengajar. Namun berdasarkan temuan di lapangan,
kenyataannya bahwa pendidikan keterampilan vokasional di beberapa SLB
di Indonesia masih kurang berkembang. Tidak semua Sekolah Luar Biasa
memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai dan SDM(tenaga


Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

pengajar) yang mumpuni untuk dapat memfasilitasi kebutuhan keterampilan
vokasional peserta didik.
Adapun yang menjadi perhatian khusus peneliti adalah pada salah satu
komponen

keterampilan

vokasional,

yaitu

Tata


Busana

pada

sub

keterampilan menjahit. Bahwasannya tidak semua sekolah memiliki sarana
prasarana seperti mesin jahit dan alat-alat lainnya, juga guru keterampilan
(SDM) yang memiliki kompetensi di bidang menjahit atau tata busana.
Jenis

keterampilan vokasional menjahit adalah salah satu jenis

keterampilan yang cocok untuk Anak Berkebutuhan Khusus, terutama
tunarungu.

Pembelajaran keterampilan dasarmenjahit di sekolah dapat

diberikan kepada anak tunarungu, karena pada dasarnya anak tunarungu

dapat

dibimbing

yang

diberikan.

untuk
Hal

mengikuti pembelajaranketerampilandasarmenjahit
tersebut

dikarenakan

mereka

memiliki


tingkat

inteligensi rata-rata sama dengan anak pada umumnya.Kondisi tunarungu
yang ditekankan pada kemampuan visual dan motorik akan sangat
sesuaiuntuk dapat membangun keahlian yang nantinya berguna sebagai
bekal hidupnya.
Variasi pembelajaran vokasional amat diperlukan karena nantinya
akan menjadi pembekalan bagi siswa setelah lulus dari sekolah. Oleh karena
itu,

peneliti

berkeinginan

melaksanakan

penelitian

untuk


mengetahui

bagaimana efektivitas hasil pembelajaran keterampilan menjahit dengan
menggunakan teknik jahit tangan yang diterapkan secara manual tanpa
harus bergantung pada penggunaan mesin sehingga dapat diaplikasikan
dengan lebih mudah meski dengan keterbatasan sarana dan prasarana di
sekolah.
Beberapa keuntungan lain dari pembelajaran keterampilan vokasional
menjahit adalah mengembangkan kemampuan komunikasi pengenalan dan
makna benda yang dibuat, mengembangkan kemampuan kreativitas dalam
pembuatan hasil karya/ produk,dan mengasah kemampuan koordinasi visual
dan motorik halus siswa mulai dari kegiatan menggambar desain pola,
menggunting kain sesuai pola, menggunakan jarum jahit, menempel dan
menghias karya. Tidak lupa bahwa dengan hasil karya yang dibuat, siswa
Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

akan termotivasi untuk terus mengembangkan diri sampai karyanya dapat
diakui masyarakat sehingga bisa menjadi modal dasar untuk dapat membuka
peluang

lapangan

kerja

bagi diri sendiri.

Sehingga

pada

akhirnya

pembelajaran yang diberikan akan memberikan manfaat dan kemudahan
yang berharga untuk siswa.
Melihat pemaparan kondisi tersebut, peneliti berkeinginan untuk dapat
mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan teknik jahit tangan dalam
meningkatkan keterampilan vokasional menjahit pada siswa tunarungu di
SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung melalui penelitian ini.

B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi
beberapa masalah, yaitu:
1.

Muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMALB terdiri atas 50%60%

aspek

keterampilan

vokasional,

namun keterampilan yang

dimiliki siswa tunarungu masih sangat terbatas
2.

Sebagian dari siswa tunarungu banyak yang tidak melanjutkan studi
ke pendidikan tinggi selepas SLB tingkat lanjutan.

3.

Terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah dan sumber daya
pengajar dalam bidang vokasional sedangkan variasi pembelajaran
vokasional amat diperlukan sebagai bekal keterampilan dasar bagi
peserta didik setamat dari sekolah.

4.

Keterampilan vokasional menjahit adalah salah satu yang cocok untuk
anak

tunarungu

karena

sesuai

dengan

karakteristiknya

yang

ditekankan pada kemampuan visual dan motorik.
5.

Teknik

jahit

tangan

dapat

diterapkan

secara

manual

dalam

pembelajaran keterampilan menjahit tanpa harus bergantung pada
penggunaan mesin jahit sehingga dapat diaplikasikan dengan lebih
mudah meski dengan keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah.
6.

Belum adanya keterampilan menjahit di SLB YKS III Katapang
Kabupaten Bandung dengan menggunakan teknik jahit tangan,dan

Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

dengan diadakannya keterampilan ini diharapkan dapat melengkapi
keterampilan lainnya yang telah ada.

C.

Batasan Masalah
Keterampilan menjahit banyak diaplikasikan pada berbagai jenis dan
bahan kain. Adapun dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan
pada penggunaan bahan kain felt karena bahan ini adalah salah satu yang
dapat diaplikasikan menggunakan teknik jahit tangan (manual) yaitu dengan
teknik tusuk feston.
Mengingat

bahan kain felt dalam penggunaannya dapat diolah

menjadi berbagai bentuk hiasan (accessories), maka masalah penelitian
dibatasi hanya pada keterampilan menjahit dalam membuat karya “boneka
gantung”.

D.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada bagian sebelumnya, maka masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Apakah penggunaan teknik jahit tangandalam pembuatan boneka gantung
dapat

meningkatkan

keterampilan

vokasional

menjahit

pada

siswa

tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten Bandung?”
E.

Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.

Tujuan Penelitian
Secara umum,

tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan

penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran efektivitas dari
penggunaan teknik jahit tangan dalam pembelajaran keterampilan
vokasional menjahit pada siswa tunarungu di SLB YKS III Katapang
Kabupaten Bandung.

2.

Kegunaan Penelitian
Secara Praktis

Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

a)

Hasil penelitian ini apabila berhasil dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi para pendidik untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam keterampilan menjahit secara manual
tanpa menggunakan mesin.

b)

Hasil penelitian ini apabila berhasil dapat digunakan sebagai
modal keterampilan dasar dalam menjahit bagi siswa tunarungu.
Secara Teoretis

a)

Memberikan sumbangsih pemikiran dan informasi bagi ragam
perkembangan kreativitas tentang penggunaan bahan kain felt
dalam keterampilan menjahit pada siswa tunarungu.

b)

Memberikan pilihan pembelajaran alternatif sebagai cara untuk
memberikan bekal keterampilan yang bisa disesuaikan pada
kebutuhan peserta didik tunarungu pasca sekolah.
Manfaat bagi Peneliti

a)

Pengembangan

pribadi;

penulis

selaku

peneliti

akan

memperoleh pengalaman baru dalam menyatukan pengetahuan
teoritis berdasarkan hasil penelitian yang akan diperoleh di
lapangan.
b)

Memberi kesadaran untuk pertumbuhan diri peneliti di dalam
memahami persoalan peserta didik tunarungu.

F.

Struktur Organisasi Skripsi
Dalam menyusun suatu karya ilmiah, khususnya Skripsi, diperlukan
suatu struktur organisasi penulisan yang disusun secara sistematis agar
karya tulis tersebut dapat lebih mudah dipahami oleh para pembaca. Berikut
dipaparkan bagian-bagian yang menjadi pokok bahasan:
Bab I menjelaskan tentang latar belakang penelitian ini, dimana
siswa-siswa berkebutuhan khusus, khususnya siswa tunarungu pada tingkat
sekolah menengah perlu mendapatkan porsi pembelajaran keterampilan
vokasional lebih banyak daripada muatan pembelajaran akademik. Hal ini
dalam rangka mempersiapkan bekal peserta didik dalam menghadapi
kemandirian di kehidupan yang akan datang. Namun yang terjadi di

Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

lapangan adalah adanya berbagai hambatan yang membuat tersendatnya
pelaksanaan

pembelajaran

keterampilan

vokasional seperti terbatasnya

sarana dan prasarana. Adapun yang menjadi konsenterasi peneliti adalah
pada keterampilan menjahit yang merupakan salah satu keterampilan padat
karya

di

lingkungan

menjadikannya
tunarungu

sekolah

sebagai suatu

dengan

tempat

penelitian,

urgensi pembekalan

menggunakan

teknik

jahit

sehingga
dasar

tangan

hal

ini

bagi siswa

sehingga

dalam

pelaksanaannya tidak harus bergantung pada penggunaan mesin jahit. Di
samping itu keterampilan menjahit adalah salah satu yang cocok dengan
karakteristik anak tunarungu yang berbasis pada kemampuan visual dan
motorik, sehingga pembelajaran ini cocok untuk diterapkan.
Bab II membahas mengenai landasan teoritis tentang konsep-konsep
pada variabel penelitian ini. Landasan teoritis yang paparkan adalah tentang
konsep dasar ketunarunguan, pembelajaran keterampilan vokasional, dan
keterampilan menjahit menggunakan teknik jahit tangan. Pada Bab ini juga
terdapat penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis penelitian.
Bab III menjelaskan tentang metodologi penelitian. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen
dengan subjek tunggal (single subject experimental) dengan desain A-BA.Pendekatan dasar dalam eksperimen subjek-tunggal adalah meneliti
individu dalam kondisi tanpa perlakuan dan kemudian dengan perlakuan
dan akibatnya terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut.
Pada

Bab

ini juga dibahas mengenai variabel penelitian,

instrumen

penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian.
Bab IV mengungkap inti dari penelitian, yaitu pemaparan hasil
temuan di lapangan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis
data, serta pembahasan hasil penelitian yang terkait dengan pengaruh
penggunaan teknik jahit tangan dalam peningkatan keterampilan vokasional
menjahit pada siswa tunarungu di SLB YKS III Katapang Kabupaten
Bandung.
Bab V membahas tentang penafsiran peneliti dan hasil penelitian yang
disajikan dalam bentuk kesimpulan, implikasi dan rekomendasi.
Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

Rima Pebriani, 2016
PENGGUNAAN TEKNIK JAHIT TANGAN D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
MENJAHIT PAD A SISWA TUNARUNGU D I SLB YKS III KATAPANG KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu