S PKO 1001429 Chapter3

(1)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan di Gelanggang Renang kolam UPI, penelitian ini dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dan frekuensi latihan dilakukan 3 kali seminggu, metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu yang memiliki sifat-sifat umum. Dari populasi dapat diambil suatu data yang diperlukan untuk memecahkan suatu

permasalahan dalam penelitian. Menurut Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Kumpulan dari beberapa individu yang lebih dari satu orang disebut populasi. Sebuah penelitian dapat dilaksanakan apabila penelitian tersebut mewakili sebuah populasi. Sedangkan menurut Lutan, Berliana

dan Sunaryadi (2007:82) menjelaskan bahwa “Populasi adalah sekelompok subjek

yang diperlukan oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin

menggeneralisasikan temuan penelitiannya”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka ditetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet dayung pemula yang tergabung dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Dayung UPI yang berjumlah 10 orang.

2. Sampel

Adapun sampel itu sendiri merupakan bagian dari populasi penelitian yang

diambil. Teknik pengambilan sampel sendiri, Arikunto (1993:107),

mengungkapkan bahwa : “Apabila subyek kurang dari 100 maka ambil semua untuk jadi sampel... “ selain itu, saya mengatakan ketika jumlah populasi

semuanya dijadikan sebagai sampel penelitian maka disebut total sampling atau sampling jenuh. Artinya tidak ada sample yang tidak ikut dalam penelitian


(2)

tersebut. Sama seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009:68) sampling jenuh

adalah: “ teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel ”.

Berdasarkan pada batasan tersebut di atas, berhubung jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang maka penulis mengambil semua jumlah populasi yang ada sebanyak 10 orang pendayung pemula, maka keseluruhan populasi tersebut selanjutnya oleh penulis dijadikan sampel, sehingga penelitian ini menggunakan motede total sampel atau sampel jenuh sebesar 100% dengan jumlah atlet 10 orang atlet.

C. Desain Penelitian

Pola atau desain pelaksanaan penelitian merupakan hal yang penting untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, sehingga terdapat alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan, supaya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Adapun desain penelitian dalam penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

E 01 X1 03

K 02 X2 04

Gambar 3.1

The Randomize Pretest- Posttest Control Group Design, Using Mathced Subjects

Keterangan :

01 : Tes awal keterampilan mendayung 02 : Tes awal keterampilan mendayung

X1 : Treatment latihan menggunakan bangku simulasi kayak labil X2 : Treatment latihan menggunakan bangku simulasi kayak stabil 03 : Tes akhir keterampilan mendayung


(3)

04 : Tes akhir keterampilan mendayung

Adapun langkah-langkah pengambilan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan populasi

2. Memilih dan menetapkan sampel

3. Melakukan tes awal

4. Membagi kelompok, kelompok treatment media bangku simulasi labil dan kelompok treatment media bangku simulasi stabil

5. Melaksanakan latihan

6. Melakukan tes akhir

7. Mengolah data

8. Memberikan data yang diperoleh pada kedua kelompok tersebut

9. Melakukan pengujian hipotesis

10.Mengambil kesimpulan

Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai pengembangan dari desain penelitian yang telah penulis buat. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut dapat penulis gambarkan pada halaman 39 :


(4)

Langkah-langkah pengambilan data yang penulis tempuh adalah :

Gambar 3.2

Langkah-langkah Pengambilan Data Populasi

Sampel

Tes Awal

Tes Akhir Treatment

Pengolahan data

Analisis Data

Kesimpulan

Latihan media bangku simulasi

stabil Latihan media

bangku simulasi labil


(5)

(6)

D. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian melalui cara-cara yang sesuai dengan prosedur penelitian. Dalam hal ini Arikunto (2006:160) menjelaskan

bahwa : “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Ada beberapa jenis metode penelitian yang sering digunakan peneliti untuk memecahkan suatu permasalahan antara lain metode deskriptif, historis, dan eksperimen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Karena dalam penelitian ini mencari hubungan sebab-akibat dari latihan menggunakan bangku simulasi kayak terhadap keterampilan mendayung kayak. Dengan cara mengadakan percobaan terhadap variabel-variabel yang diselidiki untuk mendapatkan hasil. Hal ini dijelaskan Lutan,

Berliana dan Sunaryadi (2007:146) bahwa : “Eksperimen adalah jenis penelitian

yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variable utama, dan jenis penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis hubungan sebab akibat”.

Penelitian eksperimen ini berasal dari masalah yang ada dilapangan antara sebab dan akibat yang saling mempengaruhi. Sedangkan Arikunto (2006:3) berpendapat bahwa: “Eksperimen suatu cara untuk mencari sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang

mengganggu”.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa eksperimen merupakan suatu cara dalam penelitian dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk menyelidiki suatu hubungan antara variabel-variabel untuk mendapatkan hasil.

Adapun variabel-variabel yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas:


(7)

b. media bangku simulasi stabil

2. Variabel terikat keterampilan mendayung kayak. E. Defenisi Operasional

1. Pengaruh adalah daya yang ditimbulkan oleh sesuatu terhadap sesuatu yang lain. Dalam hal ini adalah daya yang ditimbulkan oleh latihan menggunakan media bangku simulasi kayak labil dan latihan menggunakan media bangku simulasi kayak stabil terhadap keterampilan mendayung kaya

2. Menurut Gordon (1994 : 55) pengertian keterampilan adalah “kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini

biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor”.

3. Kayak adalah nomor pertandingan yang termasuk dalam cabang olahraga

dayung.

4. Bangku simulasi kayak stabil adalah alat bantu dalam pelatihan keterampilan mendayung kayak berupa bangku yang stabil yang memungkinkan atlet dapat duduk dengan nyaman berlatih keterampilan mendayung kayak.

5. Bangku simulasi kayak labil berupa alat bantu yang dibuat menyerupai perahu dengan bagian bawahnya berbentuk setengah lingkaran yang menyebabkan bangku simulasi dapat memberikan situasi labil kearah kiri dan kanan seperti menaiki perahu ketika pendayung menggunakannya. Bentuk setengah lingkaran dari bangku simulasi kayak labil ini memberikan daya labi yang membuat pendayung berlatih meningkatkan

keterampilan kesimbangan seperti halnya ketika pendayung

mempertahankan keseimbangan di atas perahu.


(8)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk penelitian. Hal ini

diperjelas Arikunto (2006:149) bahwa : “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Ada banyak instrumen yang digunakan

dalam suatu penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen

dengan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. (Arikunto, 2006:150). Tes digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kemapuan seseorang baik itu kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor.

Hal tersebut sesuai dengan ( Allen dan Yen, 1979: 1) mengemukakan bahwa “Tes

adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu”.

Guna untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian maka diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007:5) mengemukakan

bahwa : “Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek

tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.

Alat ukur yang digunakan penulis untuk mengukur keterampilan mendayung yaitu perahu kayak racing dan dayungan. Kayak racing merupakan salah satu perahu yang dipertandingkan di berbagai event nasional maupun internasional dengan ciri memiliki bentuk yang ramping dengan bagian depan dan belakang perahu tertutup sehingga hanya menyisakan lubang seukuran badan pendayung. Sedangkan dayung merupakan alat pengayuh yang digunakan untuk mengayuh perahu agar dapat melaju. Dayungan kayak memiliki dua daun dayung disetiap sisinya, yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data diperoleh dari :

a. Tes keterampilan mendayung sebagai tes awal b. Tes keterampilan mendayung sebagai tes akhir 2. Alat dan Perlengkapan


(9)

a. Perahu kayak racing

b. Dayung

c. Perlengkapan alat tulis d. Format penilaian e. Testi dan tester

f. Danau/kolam

g. Pluit

3. Prosedur Pelaksanaan Tes

a. Prosedur umum

1) Sebelum melaksanakan tes, testi dikumpulkan untuk diberikan

arahan dan penjelasan mengenai peraturan dalam

melaksanakan tes

2) Pelaksanaan tes mengacu pada peraturan perlombaan dayung sebenarnya

3) Testi melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum

melaksanakan tes b. Pelaksanaan tes

1) Testi berada di kolam atau danau dengan menggunakan perahu kayak racing.

2) Testi melakukan gerakan mendayung.

3) Setiap testi melakukan gerakan mendayung dengan jarak 100 meter dengan satu kali kesempatan.

4) Tester bersiap melihat dan menilai hasil keterampilan mendayung testi.

4. Prosedur penilaian

Penilaian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penilaian berskala (rating scale), karena dalam penelitian ini yang akan dinilai adalah perilaku atau performance seseorang. Tipe penilaian ini dilakukan dalam bentuk point yang tersebar secara continues atau dalam bentuk kategori yang


(10)

dideskripsikan kerakteristiknya dalam setiap kategori(Nurhasan dan Cholil, 2007:357).

Penilaian dalam tes keterampilan mendayung ini dilakukan oleh tiga juri. Pemilihan juri dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Ahli dan berpengalaman dalam bidang dayung khususnya pada nomor canoeing.

b. Memahami dan mengerti tentang analisis mekanika gerakan dalam

cabang olahraga dayung.

Keterampilan atau kemampuan yang dinilai dalam tes ini adalah sebagai berikut:

a. Phase entry dalam gerakan mendayung b. Phase pull dalam gerakan mendayung c. Phase exit dalam gerakan mendayung d. Phase recovery dalam gerakan mendayung

Berikut ini adalah format penilaian penulis adopsi dari Szanto Csaba dalam buku Racing Canoeing 2 (2004) ICF(International Canoeing Federation) akan dipakai oleh tim penilai dalam pelaksanaan tes keterampilan mendayung. Tim penilai yang memberikan tes merupakan orang ahli dalam bidang cabang olahraga dayung yang telah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat yaitu : Drs. Dede Rohmat N, M.pd, Muhamad Suryadi M.Pd, Dian Kurniawan S.Pd. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 mengenai format penilaian.

Tabel 3.1

Format Penilaian Tes Keterampilan Mendayung

Keterampilan Deskripsi kemampuan Nilai

1 2 3 4 5

Seperempat daun dayung masuk ke dalam air

Bagian tangan kiri berada pada sisi semi-prone dan lengan kanan ditekukan sekitar 90º, sehingga genggaman tangan berada


(11)

Phase entry didepan sejajar dengan mata sudut dayung

berada pada sudut 45º-50º dengan

permukaan

Posisi badan condong ke depan sudut 65º Ujung lengan yang ditekuk sejajar dengan mata

Pandangan lurus ke depan

Lanjutan tabel 3.1 pada halaman 44 Format Penilaian Tes Keterampilan Mendayung

Keterampilan Deskripsi kemampuan Nilai

1 2 3 4 5

Phase pull

Dayung masuk sepenuhnya dalam air Gerakan tarikan berasal dari putaran pinggang

Sudut tangkai dayung meningkat dari 30°-40° menjadi tegak lurus 90° Diikuti dengan pijakan kaki yang sama dengan lengan yang sedang menarik

Pandangan lurus kedepan

Phase exit

Dayung keluar dari permukaan air Dayung keluar saat posisi dayung sejajar dengan pinggul

Dayung diangkat dari permukaan air dengan rotasi togok yang condong ke arah sisi tarikan akhir daun dayung kira-kira 60º

Siku tangan bawah ditekuk mengarah ke samping

Daun dayung mengarah kesamping tidak berada di bawah lengan.

Phase recovery

Daun dayung sepenuhnya berada diluar air

Posisi dayung horizontal dengan satu lengan lurus sejajar dengan mata Lengan dorong ditekuk 90° di sisi kepala

Badan condong kedepan sudut 65° Gerak rotasi dari tangkai dayung harus


(12)

sepenuhnya terbebas dari air

Data dari hasil tes merupakan data mentah yang harus di uji secara statistik. Penghitungan dilakukan dengan cara penjumlahan poin dalam tiap phase dibagi banyaknya poin dalam phase tersebut. Kemudian dari hasil tersebut nilai setiap phasenya di jumlahkan untuk mendapatkan nilai dari satu jurinya. dan terakhir nilai setiap juri di jumlahkan dan dibagi dengan banyaknya juri, sehingga didapatkan rumus : nilai juri 1+nilai juri 2+nilai juri 3

3 Contoh cara penghitungan:

Nama Juri Phase entry Phase pull Phase exit Phase recovery jumlah

Andri 1 5+4+5:3 = 4,6 5+5+4+3:4 = 4,2 4+4+3:3 =3,6 5+4+4:3 = 4,3 16,7 2 4+2+4:3 = 3,3 5+5+4+5:4 = 4,7 5+5+4:3= 4,6 5+4+4:3 = 4,3 16,9 3 4+3+5:3 = 4 5+5+4+3:4 = 4,2 5+5+3:3= 4,3 5+4+4:3 = 4,3 16,8

16,8

Oleh karena itu, validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan materi tes yang diukur. Mengenai validitas suatu alat ukur Nurhasan dan Cholil (2007:35)

mengemukakan bahwa : “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur”. Untuk itu alat ukur keterampilan mendayung harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Adapun cara yang penulis gunakan untuk mencari validitas yaitu dengan cara teknik korelasi product momen dengan simpangan. Sedangakan cara yang penulis gunakan untuk mencari reliabilitas yaitu dengan cara test-retest.


(13)

Adapun data mentah dari hasil penilaian juri dikorelasikan dengan hasil penilaian juri lainnya diperoleh validitas dari tiap juri dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 validitas dari tiap juri

No Juri

r

xy

1 juri 1 0.87

2 juri 2 0.90

3 juri 3 0.87

Dari ketiga validitas juri pada tabel 3.2 di halaman 46 diambil nilai Validitas yang paling tinggi dapat dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Data Mentah Hasil Tes

No Hasil tes X Hasil tes Y

1 17.1 51.1

2 16.8 50.2

3 16.7 50.1

4 16.7 49.1

5 16.1 48

6 16.3 47.7

7 16.3 47.3

8 16.1 47.1

9 15.3 46.7

10 15.7 46.4


(14)

1. Hasil tes X adalah hasil tes keterampilan mendayung yang akan diukur validitasnya.

2. Hasil tes Y adalah hasil jumlah skor gabungan dari 3 juri yang akan menjadi patokan dalam pengukuran validitas.

Data mentah di atas terlebih dahulu di T-skor kan yang bertujuan untuk menyetarakan skor yang berbeda satuan ukurannya menjadi skor baku atau standar. Berdasarkan hasil T-skor dan hasil uji validitas dengan cara product moment dengan simpangan maka diperoleh hasil pada tabel 3.4 halaman 48 :


(15)

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Uji Validitas

X rxy

16,31 48,37 0,90

Tabel 3. menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes keterampilan mendayung adalah 16,31 dan rata-rata hasil jumlah dari 3 juri adalah 48,37. Sedangakan koefisien korelasi dari kedua hasil tersebut adalah 0,90 yang merupakan koefisiean derajat validitas tes keterampilan mendayung..

Untuk mencari reliabilitas tes ketereampilan mendayung penulis menggunakan cara test-retest atau pengukuran ulang. Adapun data mentah dari hasil tes untuk mengukur reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Data Mentah Hasil Tes

No Hasil tes X Hasil tes Y

1 17.1 16.7

2 16.8 16.7

3 16.7 16.3

4 16.7 16.1

5 16.1 16.3

6 16.3 15.7

7 16.3 15.7

8 16.1 15.9

9 15.3 15.1


(16)

Keterangan dari tabel 3.5 pada halaman 48 adalah

1. Hasil tes X adalah hasil tes pertama pada keterampilan mendayung 2. Hasil tes Y adalah hasil tes ke dua atau ulangannya pada keterampilan

mendayung

Data mentah di atas terlebih dahulu di T-skor kan yang bertujuan untuk menyetarakan skor yang berbeda satuan ukurannya menjadi skor baku atau standar. Berdasarkan hasil T-skor dan hasil uji reliabilitas dengan cara test-retest maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

∑X ∑Y rxy

163,1 160 0,88

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa jumlah hasil tes keterampilan mendayung pertama adalah 163,1 dan jumlah tes ke dua adalah 160. Sedangakan koefisien korelasi dari kedua hasil tersebut adalah 0,88 yang merupakan koefisiean derajat reliabilitas tes keterampilan mendayung.

G. Proses Latihan

Agar mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini maka perlu dibuat program latihan guna menunjang keberhasilan tujuan latihan tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kelompok sampel diberikan dua bentuk latihan, yaitu latihan menggunakan bangku simulasi kayak labil dan latihan menggunakan bangku simulasi kayak stabil

Proses latihan atau treatment yang dilakukan dalam penelitian ini tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu, dan jumat selama 5 minggu atau 16 kali pertemuan. Sebagaimana dikatakan Wilmore dan Costill (1994:310) mengenai proses latihan bahwa : “ … training frequency to 1 or 3 sessions per

week”. Maksud dari pernyataan di atas adalah frekuensi latihan 1 sampai 3 kali dalam seminggu.


(17)

Untuk mengembangkan keterampilan secara tepat dan efisien diperlukan pengembangan kemampuan gerak melalui sikap. Waktu yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan adalah satu bulan atau empat bulan . Hal itu sesuai

dengan pendapat Mahendra (2007:205) yang menyatakan bahwa: hasil

perkembangan belajar yang terlihat dari keterampilan anak dapat dikumpulkan dalam waktu yang cukup panjang, misalkan dalam satu bulan atau empat bulan”.

Berdasarkan pendapat di atas maka penulis dalam penelitian ini melakukan latihan tiga kali seminggu selama satu bulan, yaitu :

1. Senin, pukul 15.30 – selesai di Gelangang Kolam Renang UPI 2. Rabu, pukul 15.30 – selesai di Gelangang Kolam Renang UPI 3. Jumat, pukul 15.30 – selesai di Gelangang Kolam Renang UPI

Pelaksanaan latihan adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Sebelum dimulai proses latihan, penulis memberikan penjelasan tentang tujuan latihan latihan menggunakan bangku simulasi kayak labil dan latihan menggunakan bangku simulasi kayak stabil, khususnya untuk meningkatkan keterampilan.

2. Pemanasan

Sebelum pelaksanaan latihan inti, terlebih dahulu diberikan latihan pemanasan agar pada saat melakukan latihan inti tidak terjadi cedera. Sampel melakukan pemanasan dengan peregangan statis kemudian dilanjutkan dengan melakukan peregangan dinamis. Pemanasan dilakukan kurang lebih selama sepuluh menit.

3. Latihan inti

Pada latihan inti setiap testi melakukan keterampilan mendayung kayak pada bangku simulasi kayak yaitu:

a. Latihan menggunakan bangku simulasi kayak labil yaitu :


(18)

2) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil dengan menggerakkan lengan ke samping, ke depan dan ke atas. 3) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil

dengan memegang dayungan didepan dan menggerakkan pinggang ke samping kanan dan kiri.

4) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil dengan memegang dayungan sambil melakukan phase teknik mendayung dari mulai Phase entry, Phase pull, Phase exit, dan Phase recovery secara countinue.

5) Gerakan yang dilakukan oleh pendayung pemula sambil di koreksi sehingga pendayung dapat melakukan keterampilan mendayung kayak dengan benar.

b. Latihan menggunakan bangku simulasi kayak stabil yaitu:

1) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil dengan memegang dayungan sambil melakukan phase teknik mendayung dari mulai Phase entry, Phase pull, Phase exit, dan Phase recovery secara countinue.

2) Gerakan yang dilakukan oleh pendayung pemula sambil di koreksi sehingga pendayung dapat melakukan keterampilan mendayung kayak dengan benar.

4. Pendinginan

Setelah selesai melaksanakan latihan inti, sampel diinstruksikan untuk melakukan pendinginan yaitu dengan melemaskan otot-otot dan melakukan peregangan PNF. Pada pendinginan ini setiap testi melakukan dengan gerakan pasif dengan bantuan testi lainnya secara bergantian.


(19)

H. Prosedur Pengolahan Data

Sebelum pengolahan data terlebih dahulu penulis menentukan validitas dan reabilitas alat ukur, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes keterampilan mendayung. Adapun cara mencari validitas dan reabilitas yang penulis gunakan yaitu :

1. Mencari validitas dengan cara teknik korelasi product momen dengan simpangan, dengan menggunakan rumus :

rxy= ∑XY √(∑X2)(∑Y2)

Arti dari unsur-unsur tersebut adalah :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

X = perbedaan antara skor variabel X dengan nilai rata-rata dari variabel X

Y = perbedaan antara skor variabel Y dengan nilai rata-rata dari variabel Y

∑XY = jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

X2 = nilai X dikuadratkan

Y2 = nilai Y dikuadratkan

2. Mencari reliabilitas dengan cara test-retest, dengan menggunakan rumus : rxy= N∑XY –(∑X)(∑Y)

(N(∑X2) –(∑X)2) (N(∑Y2) –(∑Y)2) Arti dari unsur-unsur tersebut adalah :

rxy = korelasi antara varibel x dan y

X = skor varibael X

Y = skor varibel Y

∑X = jumlah skor variabel X


(20)

∑XY = jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

∑X2

= jumlah dari kuadrat skor X

∑Y2

= jumlah dari kuadrat skor Y

N = jumlah subyek

Data yang terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan tes keterampilan mendayung pada sampel penelitian, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik uji –t, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (X ) dari setiap kelompok data dengan rumus:

X =

n X

Arti tanda-tanda rumus diatas adalah:

X = nilai rata - rata yang dicari

x = skor mentah

n = jumlah sampel

∑ = jumlah dari

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan

menggunakan rumus

1 2   

n X Xi S

Arti tanda-tanda rumus di atas adalah:

S = simpangan baku yang dicari

∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

X = nilai rata - rata yang dicari

n = jumlah sampel

3. Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji liliefors. Untuk pengujian hipotesis nol, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:


(21)

a. Pengamatan X1, X2, ... ..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... ..., Zn dengan menggunakan rumus :

S X Xi Zi 

(X dan S merupakan rata - rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).

b. Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z < Zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ..., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka

S (Zi) =

n

Zi yang Zn Z

BanyaknyaZ1, 2,..., . 

d. Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengamatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima. (Sudjana, 2005:466 - 467).

4. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus:

erkecil VasriansiT

rbesar VariansiTe F

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima Ho jika, F (1- α)(n - 1) < F < F1/2 α(n1-1, n2 -1) dan tolak jika , F > F1/2 α(V1,V2).

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor Berpasangan)

Rumus

n SB

B t


(22)

Kriteria: Penerimaan dan penolakan. Terima Ho Jika thit < t1- ½ 0,05 Tolak Ho Jika t hit  t1 - ½ 0,05


(23)

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis : t < t1- ½ α

1- ½ 0,05 0,975 dk : = n1-1 = 5-1 = 4

6. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata (Dua Pihak) Pasangan hipotesis

Ho : µ1 = µ 2

H1 : µ1 ≠ µ 2 Pendekatan statistika t = X1 – X2

S 1/ n1 + 1/ n2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Terima Hipotesis (H0) jika –t (1-½) < t < (1-½) Dalam hal lain hipotesis (H0) ditolak

Batas kritis penerimaan dan penolakan Hipotesis (H) nya : Untuk = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2


(1)

2) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil dengan menggerakkan lengan ke samping, ke depan dan ke atas. 3) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil

dengan memegang dayungan didepan dan menggerakkan pinggang ke samping kanan dan kiri.

4) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil dengan memegang dayungan sambil melakukan phase teknik mendayung dari mulai Phase entry, Phase pull, Phase exit, dan

Phase recovery secara countinue.

5) Gerakan yang dilakukan oleh pendayung pemula sambil di koreksi sehingga pendayung dapat melakukan keterampilan mendayung kayak dengan benar.

b. Latihan menggunakan bangku simulasi kayak stabil yaitu:

1) Pendayung pemula duduk di atas bangku simulasi kayak labil dengan memegang dayungan sambil melakukan phase teknik mendayung dari mulai Phase entry, Phase pull, Phase exit, dan

Phase recovery secara countinue.

2) Gerakan yang dilakukan oleh pendayung pemula sambil di koreksi sehingga pendayung dapat melakukan keterampilan mendayung kayak dengan benar.

4. Pendinginan

Setelah selesai melaksanakan latihan inti, sampel diinstruksikan untuk melakukan pendinginan yaitu dengan melemaskan otot-otot dan melakukan peregangan PNF. Pada pendinginan ini setiap testi melakukan dengan gerakan pasif dengan bantuan testi lainnya secara bergantian.


(2)

H. Prosedur Pengolahan Data

Sebelum pengolahan data terlebih dahulu penulis menentukan validitas dan reabilitas alat ukur, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes keterampilan mendayung. Adapun cara mencari validitas dan reabilitas yang penulis gunakan yaitu :

1. Mencari validitas dengan cara teknik korelasi product momen dengan simpangan, dengan menggunakan rumus :

rxy= ∑XY

√(∑X2)(∑Y2)

Arti dari unsur-unsur tersebut adalah :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

X = perbedaan antara skor variabel X dengan nilai rata-rata dari variabel X

Y = perbedaan antara skor variabel Y dengan nilai rata-rata dari variabel Y

∑XY = jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

X2 = nilai X dikuadratkan

Y2 = nilai Y dikuadratkan

2. Mencari reliabilitas dengan cara test-retest, dengan menggunakan rumus : rxy= N∑XY –(∑X)(∑Y)

(N(∑X2) –(∑X)2) (N(∑Y2) –(∑Y)2) Arti dari unsur-unsur tersebut adalah :

rxy = korelasi antara varibel x dan y

X = skor varibael X

Y = skor varibel Y

∑X = jumlah skor variabel X


(3)

∑XY = jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

∑X2

= jumlah dari kuadrat skor X

∑Y2

= jumlah dari kuadrat skor Y

N = jumlah subyek

Data yang terkumpul dari hasil pengukuran berdasarkan tes keterampilan mendayung pada sampel penelitian, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik uji –t, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (X ) dari setiap kelompok data dengan rumus:

X =

n X

Arti tanda-tanda rumus diatas adalah: X = nilai rata - rata yang dicari

x = skor mentah

n = jumlah sampel

∑ = jumlah dari

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan

menggunakan rumus

1 2   

n X Xi S

Arti tanda-tanda rumus di atas adalah:

S = simpangan baku yang dicari

∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

X = nilai rata - rata yang dicari

n = jumlah sampel

3. Rumus yang digunakan adalah dengan uji kenormalan secara non parametrik yang dikenal dengan uji liliefors. Untuk pengujian hipotesis nol, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:


(4)

a. Pengamatan X1, X2, ... ..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... ..., Zn

dengan menggunakan rumus :

S X Xi Zi 

(X dan S merupakan rata - rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).

b. Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zi) = P (Z < Zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ..., Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka

S (Zi) =

n

Zi yang Zn Z

BanyaknyaZ1, 2,..., . 

d. Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Liliefors, dengan taraf nyata α (penulis menggunakan α = 0,05). Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, Jika Lo yang diperoleh dari pengamatan melebihi L dari daftar kritis uji Liliefors. Dalam hal lain hipotesis nol diterima. (Sudjana, 2005:466 - 467).

4. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus:

erkecil VasriansiT

rbesar VariansiTe F

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima Ho jika, F (1- α)(n - 1) < F < F1/2 α(n1-1, n2 -1) dan tolak jika , F > F1/2 α(V1,V2).

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor Berpasangan)

Rumus

n SB

B t


(5)

Kriteria: Penerimaan dan penolakan. Terima Ho Jika thit < t1- ½ 0,05


(6)

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis : t < t1- ½ α

1- ½ 0,05 0,975 dk : = n1-1

= 5-1 = 4

6. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata (Dua Pihak) Pasangan hipotesis

Ho : µ1 = µ 2

H1 : µ1 ≠ µ 2 Pendekatan statistika t = X1 – X2

S 1/ n1 + 1/ n2

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis

Terima Hipotesis (H0) jika –t (1-½) < t < (1-½)

Dalam hal lain hipotesis (H0) ditolak

Batas kritis penerimaan dan penolakan Hipotesis (H) nya : Untuk = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2