S DT 0901452 Chapter3

(1)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Musik Dian Indonesia (TMDI), yang berlokasyikan di Jalan Deplu 3 Kav 8A Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) ini merupakan lembaga kursus musik yang menyediakan kelas untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak normal. Lembaga kursus musik ini menyediakan kelas pengenalan musik yang merupakan kelas dasar yang harus ditempuh untuk memperkenalkan musik kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebelum mereka diperkenalkan kepada kelas piano, drum, biola, perkusi maupun vokal. Peneliti melakukan penelitian di kelas pengenalan musik (KPM) yang dilaksanakan di ruang khusus kelas pengenalan musik (KPM).

Taman Musik Dian Indonesia (TMDI), bukanlah merupakan lembaga taman bermain atau sekolah luar biasa yang didirikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) ini, merupakan salah satu lembaga sekolah atau kursus musik yang didirikan tepatnya pada tanggal 6 April 2003. Lembaga ini dijadikan sebagai tempat atau wadah untuk memperkenalkan musik, mengarahkan, mengasah kepekaan dan merangsang kecerdasan musikal pada anak- anak, serta tempat untuk mengapresiasyikan minat, bakat dan potensi anak sejak usia dini, selain itu Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) pun memberikan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk mengenal dan belajar musik dengan menyediakan “kelas khusus” bagi anak- anak berkebutuhan khusus (ABK), seperti down syndrome dan autis. Anak normal maupun anak khusus menunjukkan reaksi yang sama terhadap musik, baik reaksi secara fisik, inderawi, intelektual mau pun emosional yang mereka tunjukan. Oleh karena itu pula Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) memberikan kesempatan


(2)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi anak- anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti anak autis dan down syndrome untuk ikut bermain musik dalam “Kelas Khusus”.

Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) menyediakan program pembelajaran kelas- kelas privat maupun kelas dalam kelompok untuk kelas kursus piano, drum, biola, perkusi dan vokal, yang merupakan kelas lanjutan dari program pembelajaran kelas pengenalan musik (KPM), bagi anak normal maupun anak berkebutuhan khusus (ABK). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil fokus penelitian pada program kelas pengenalan musik (KPM) khusus anak autis, yang merupakan salah satu dari program yang terdapat di Taman Dian Indonesia (TMDI). Kelas pengenalan musik (KPM) bagi anak autis dilaksanakan secara individu (privat), setiap anak didampingi oleh dua orang pengajar yang merngarahkan anak di dalam kegiatan, satu pengajar memberikan contoh dan pengajar lainnya mendampingi atau memegang tubuh anak.

Subjek dalam penelitian ini yaitu dua orang guru di kelas pengenalan musik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti anak autis, beserta anak autis yang sedang belajar musik pada tahap kelas pengenalan musik. Anak autis pada kelas pengenalan musik berjumlah empat orang, yang terdiri dari dua anak perempuan dan dua anak laki- laki. Anak autisdi dalam kelas pengenalan musik ini, berusian lima- sepuluh tahun dan masing- masing anak memiliki karakteristik, bakat, daya tangkap dan tingkat autis yang berbeda, waktu atau lama masing- masing anak bergabung di kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia pun berbeda- beda.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian dipersiapkan sebaik mungkin, agar proses penelitian ini dapat berjalan dengan baik, teratur dan sistematis. Model desain penelitian yang dirancang oleh peneliti, diadaptasi dari tahapan penelitian yang dikemukanan

Bogdan (1972) (Moleong, 2010: 126) yaitu: „(1) pra- lapangan, (2) kegiatan


(3)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model desain penelitian yang dipergunakan, peneliti menyesuaikan dengan keadaan pada saat proses penelitian dilaksanakan dari tahap persiapan, tahap penelitian dan sampai tahap penyusunan laporan. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3. 1

Model Desain Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tanggal 4 April 2013 sampai dengan 6 April 2013 peneliti melakukan observasi awal dengan mengikuti proses pembelajaran musik bagi anak autis di kota Surabaya. Setelah melihat proses pembelajaran musik tersebut, peneliti mulai menyusun rancangan penelitian yang dibuat sebelum melakukan penelitian. Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan survey terhadap beberapa tempat kursus musik, hal ini dilakukan untuk mencari tempat kursus musik atau sanggar seni yang menyediakan pembelajaran musik bagi anak autis. Pada akhirnya peneliti menentukan tempat penelitian di Taman Musik Dian Indonesia (TMDI). Sebelum

TAHAP PERSIAPAN

Merumuskan Masalah Observasi Awal

• Pemilihan Lokasi Penelitian

• Orientasi dengan Subjek Penelitian

Merumuskan Asumsi

TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian •Observasi Lanjutan

•Wawancara

• Pendokumentasian

• Studi Literatur

Analisis Data •Reduksi Data

•Penyajian data


(4)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitian, peneliti pun pada tanggal 6 Juli 2013 melakukan survey awal ke Taman Musik Dian Indonesia (TMDI), kemudian peneliti meminta izin melakukan penelitian kepada pihak Taman Musik Dian Indonesia (TMDI).

Setelah melakukan pemilihan tempat yang diteliti, peneliti mulai menyusun rumusan masalah berkaitan dengan masalah penelitian yang akan diteliti, memilih metode penelitian yang akan dilaksanakan dan menyusun proposal penelitian. Hal ini dimaksud agar penelitian berjalan dengan sistematis dan peneliti akan lebih fokus dan mudah dalam membuat laporan hasil penelitian. Namun, dalam penelitian kualitatif ini, rumusan masalah dan rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan peneliti untuk mengumpulkan data- data yang akurat di lapangan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi yang dilakukan secara langsung di tempat penelitian dan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber berkaitan dengan permasalahan yang ada di lapangan. Selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti pun mengumpulkan dokumentasi yang didapatkan dari lapangan, peneliti melakukan pengambilan gambar dan merekam beberapa kegiatan secara audio maupun audio- visual. Peneliti dalam pelaksanaan penelitian berperan sebagai pengamat pada proses kegiatan bermain sambil mengenal musik bagi anak autis dalam program kelas pengenalan musik.

Pada pelaksanaan penelitian, setelah peneliti mengumpulkan data- data dari lapangan, peneliti pun mengolah data- data yang diperoleh dan menganalisis data- data hasil penelitian. Data hasil wawancara, observasi dan studi literatur yang didapatkan peneliti dalam penelitian, dianalisi dan dilakukan pemilihan data, disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian.


(5)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, tahapan yang terakhir ditempuh yaitu penulisan laporan. Dari hasil penelitian yang telah didapatkan di lapangan, peneliti terlebih dahulu membuat laporan atau catatan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, lalu kemudian data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan berbagai teknik analisis data. Setelah menganalisis data, hasil penelitian tersebut kemudian disusun dengan mengagambarkan dan memaparkan atau mendeskripsikannya ke dalam bentuk tulisan yang dibuat secara sistematis dan akurat, sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dianggap tepat untuk menggambarkan, mengungkapkan dan menginterpretasikan fakta- fakta, data- data dan karakteristik masalah yang ditemukan di dalam hasil dan proses penelitian di Taman Musik Dian Indonesia, secara sistematis, faktual dan akut. Dengan metode deskriptif, peneliti dapat menggambarkan fenomena-fenomena kegiatan bermain sambil mengenal musik dengan apa adanya, secara natural dan tanpa manipulasi. Metode ini digunakan karena peneliti bertujuan mendeskripsikan dengan jelas tentang proses kegiatan bermain musik yang dilaksanakan bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna dan pasti atau data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya. Penelitian kualitatif dilakukan dengan cara alamiah, situasinya benar- benar bertumpu pada apa yang nyata dan sesuai dengan fakta yang dialami oleh subjek penelitian.

Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti mengumpulkan data- data dari proses kegiatan di dalam kelas pengenalan musik bagi anak autis di Taman


(6)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musik Dian Indonesia, dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengenalan musik melalui kegiatan bermain bagi anak autis yang dilakukan, keterkaitannya dengan proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dan proses kegiatan bernyanyi melalui kegiatan bermain, serta respon anak autis pada saat mengikuti kegiatan bermain sambil mengenal musik di Taman Musik Dian Indonesia. Dengan menggunakan metode ini, data- data yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis data- data ini diperkuat oleh studi literatur dan hasil wawancara dengan para pengajar yang menangani kegiatan bermain musik dalam program kelas pengenalan musik bagi anak autis. Kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan dengan jelas dalam bentuk tulisan oleh peneliti.

Gejala sosial dan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, merupakan subjek penelitian yang dapat dikaji dengan pendekatan kualitatif, karena subjek penelitian berupa kegiatan pembelajaran, yaitu proses kegiatan bermain musik yang merupakan sebuah proses dari kegiatan manusia yang tidak dapat diukur dengan angka- angka, namun dengan pendalaman obsevasi. Sehingga hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif di dalam penelitian ini.

D. Definisi Operasional 1. Autis

Autis adalah seorang anak yang memiliki gejala autism. Autism itu sendiri merupakan gangguan perkembangan khususnya pada anak, yaitu gangguan perkembangan baik dalam perkembangan komunikasi maupun interaksi sosial, perkembangan motorik yang berdampak pada gangguan pada perilaku dan pola bermain, gangguan pada kestabilan emosi, dan gangguan respon terhadap stimulus sensorik. Anak autis memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi, mereka sering asyik dengan dunia mereka sendiri, sehingga tidak dapat fokus dalam mengerjakan sesuatu, dan terkadang mereka pun tidak dapat mengendalikan


(7)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

emosi mereka, terkadang tertawa sendiri atau pun marah- marah atau

tempertantrum (mengamuk), sehingga mereka menyakiti diri sendiri atau orang yang ada di sekitar mereka.

2. Kegiatan Bermain Musik

Kegiatan bermain musik merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak, yaitu seperti menyanyi, mengikuti irama seperti mengikuti ritme dan tempo lewat tepuk tangan atau memukul alat musik perkusi, serta melakukan gerakan- gerakan. Melalui kegitan bermain musik secara tidak langsung dirangsang untuk belajar mengenalkan unsur- unsur musik dan kepekaan musikalitas anak pun terasah, seperti lebih mengenal tinggi- rendahnya nada, mengenal ritme, irama, dan dinamika dalam musik. Melalui bermain dengan aktivitas musik manfaat yang dapat diperoleh adalah untuk meningkatkan kemampuannya dan mengembangkan dirinya, ekspresi diri dan memupuk rasa percaya diri pada anak dan ketika melakukan kegiatan bersama teman, anak belajar bekerjasama dan bersosialisasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang dipergunakan dalam mengumpulkan data. “Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri” (Sugiyono, 2012: 59). Peneliti sebagai

instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Peneliti dalam hal ini terjun ke lapangan, untuk menentukan fokus penelitian, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen berupaya untuk memahami metode penelitian yang dipakai, dan menguasai teori serta wawasan terhadap bidang yang diteliti. Meskipun instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri, namun peneliti mengembangkan instrumen penelitian melalui pedoman observasi,


(8)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pedoman wawancara, dan pengambilan dokumentasi, yang akan menggunakan alat bantu berupa buku catatan, camera, dan dokumen lainnya, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu dari prosedur penelitian dan persyaratan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data- data yang diperlukan secara akurat dan bertujuan untuk memperoleh hasil penelitian tentang kegiatan bermain musik bagi anak autis Taman Musik Dian Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif dimana pengumpulan data yang dilakukan pada kondisi yang alamiah. Sugiyono (2012: 63), menggambarkan empat macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dari responden adalah observasi. Observasi dilakukan pada awal penelitian dan pada saat proses penelitian, sampai penelitian selesai. Melalui observasi peneliti memeperoleh data berdasarkan fakta yang berhubungan dengan objek penelitian. Peneliti pun menggali informasi secara langsung, tentang masalah yang akan diteliti yaitu mengenai kegiatan bermain musik dalam program kelas pengenalan musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia. Melalui penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dan proses kegiatan bernyanyi melalui kegiatan bermain, serta respon dari anak autis pada saat melakukan kegiatan bermain musik bagi anak autisdi Taman Musik Dian Indonesia, yang dilaksanakan pada tahap kelas pengenalan musik (KPM), sehingga peneliti mendapatkan gambaran atau pun informasi mengenai


(9)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pengenalan musik yang dilaksanakan melalui kegiatan bermain musik bagi anak autis.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dan melihat secara langsung fenomena dan proses kegiatan bermain sambil mengenal musik dalam program kelas pengenalan musik khusus anak autis yang terjadi dilapangan. Peneliti mengumpulkan data- data tersebut yang akan diolah kemudian dijadikan sebagai laporan. Observasi dilakukan secara observasi `partisipasi moderat (moderate participation): means the researcher maintains a balance between being insider and being outsider’ (Stainback (1988) dalam Sugiyono, 2012: 66). Dalam penelitian ini, peneliti mengamati kegiatan bermain sambil mengenal musik dalam program kelas pengenalan musik bagi anak autis,

namun sesekali peneliti mencoba ikut serta terlibat dalam kegiatan tetapi tidak terlibat dalam semua kegiatan tersebut. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Rincian Data Observasi

Tanggal Kegiatan Observasi

12 September 2013

Pada observasi ini merupakan awal peneliti masuk kelas langsung dan melakukan perkenalan dengan masing- masing siswa autisdan mengamati langsung karakteristik mereka, serta melakukan pengamatan mengenai keadaan kelas dan kegiatan- kegiatan apa saja yang dilakukan oleh anak autis di kelas pengenalan musik.

19 September 2013

Pada kesempatan ini, peneliti terlibat langsung untuk membantu pengajar dalam kegiatan- kegiatan di dalam kelas, sekaligus menangani anak autis. Dalam proses kegiatan, peneliti pun merasakan secara langsung kesulitan yang dihadapi dalam menangani anak autis. Pada observasi ini peneliti tetap mengamati secara langsung proses kegiatan bermain musik, yang


(10)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan di ruang kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia dan mengamati secara langsung perilaku anak pada saat kegiatan berlangsung. Kegiatan pengenalan musik yang dilakukan oleh masing- masing anak berbeda- beda, ada yang belajar mengenal ritme dengan memainkan alat perkusi, ada pun anak yang melakukan kegiatan mengenal ritme dan bernyanyi sambil bergerak (menari).

26 September 2013

Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada saat kegiatan bermain musik berlangsung.

3 Oktober 2013

Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada saat kegiatan bermain musik didalam kelas berlangsung.

10 Oktober 2013

Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada saat kegiatan bermain musik berlangsung.

Tanggal Kegiatan Observasi

17 Oktober 2013

Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada saat kegiatan bermain musik berlangsung.

24 Oktober 2013

Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada saat kegiatan bermain musik berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh data keterangan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan sumber data. Stainback (1988) (Sugiyono, 2012: 72) mengemukakan bahwa, “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or


(11)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

phenomenon than can be gained through observation alon”. Melalui wawancara

peneliti akan mengetahui hal- hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasyikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara merupakan proses interaksi dengan melakukan tanya jawab mengenai data- data yang dibutuhkan dalam topik penelitian. Interaksi tersebut melibatkan, antara pencari informasi dengan narasumber yang mengetahui topik penelitian.

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur. Pada saat akan melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia yang telah disusun untuk kemudian di rumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara pertama kali dengan pengajar yang menangani anak autis, dalam hal ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan cepat dan efektif. Peneliti melakukannya dengan bertemu langsung, lalu hasil wawancara tersebut didokumentasyikan dengan recording yang terdapat pada sebuah perangkat telepon genggam. Wawancara ini dilakukan dengan menyampaikan beberapa pertanyaan pokok yang telah disusun oleh peneliti, kemudian diajukan oleh narasumber secara acak dan diolah sesuai dengan kebutuhan namun tetap mengacu kepada bentuk pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Setelah kegiatan di kelas selesai, biasanya pengajar, orang tua atau pengasuh yang mengantar dan peneliti selalu berdiskusi atau mengobrol mengenai perkembangan anak, kegiatan dan kebiasaan- kebiasan yang anak lakukan didalam kelas maupun sehari- hari.

Tabel 3. 2

Rincian Data Wawancara

Tanggal Kegiatan Observasi

12 September 2013

Melakukan wawancara kepada sejumlah orang tua atau pengasuh yang mengantar, di ruang tunggu Taman Musik Dian


(12)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia, mengenai latar belakang atau karakteristik masing- masing anak. Selanjutnya pada hari yang sama peneliti pun melakukan wawancara kepada pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis di ruang kelas pengenalan musik (KPM), mengenai karakteristik masing- masing anak autis yang mengikuti pembelajaran pengenalan musik di kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia, serta menanyakan pengalaman pengajar dalam menangani dan mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), terutama anak autis (pedoman wawancara terlampir).

19 September 2013

Pada awalnya, peneliti memiliki tujuan untuk mewawancarai pemilik sekaligus kepala sekolah Taman Musik Dian Indonesia, seputar profil lembaga dan latar belakang pemilik mendirikan lembaga tersebut, terutama dalam menyediakan kelas khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), serta untuk mengetahui bagaimana perekrutan pengajar di taman Musik Dian Indonesia. Dikarenakan pemilik lembaga sedang memiliki kesibukan lain di luar lembaga sehingga sulit ditemui, maka peneliti melakukan wawancara dengan humas Taman

Tanggal Kegiatan Wawancara

Musik Dian Indonesia yang sedikitnya pun mengetahui dan dapat menjelaskan seputar perihal- perihal pertanyaan yang peneliti ajukan (pedoman wawancara terlampir).

26 September 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar di ruang kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia, mengenai proses kegiatan bermain musik bagi anak autis,serta kendala atau kesulitan apa saja yang dialami pengajar dalam mengajar dan memenangani anak autis pada saat kegiatan berlangsung


(13)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (pedoman wawancara terlampir).

3 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis, pertanyaan yang diajukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan bermain sambil mengenalan musik yaitu diantaranya mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan, materi maupun lagu yang digunakan, media, serta metode atau cara dalam menangani dan mengajarkan pengenalan musik bagi anak autis (pedoman wawancara terlampir).

10 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis, mengenai hal- hal yang berkaitan dengan proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dan bernyanyi bagi anak autis, yaitu berkaitan dengan proses kegiatan, materi, media, serta metode yang digunakan dalam proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dan bernyanyi (pedoman wawancara terlampir).

17 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis, mengenai manfaat atau dampak yang dirasakan pada masing- masing anak, setelah anak mengenal musik dan mengikuti kegiatan bermain musik di Taman Musik

Tanggal Kegiatan Wawancara

Dian Indonesia (pedoman wawancara terlampir).

24 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan orang tua atau pengasuh yang mengantar anak, mengenai manfaat atau dampak yang dirasakan setelah anak mengenal musik dan belajar bermain musik melalui kegiatan bermain musik di Taman Musik


(14)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dian Indonesia yang diikuti secara rutin tiap minggunya (pedoman wawancara terlampir).

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu teknik sebagai perlengkapan dalam metode observasi dan wawancara sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sugiyono

(2012: 82) menyatakan bahwa, “Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”.

Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, peraturan, sejarah kehidupan dan biografi. Dokumen berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Pengambilan gambar oleh peneliti berupa foto dan audio visual diambil pada saat proses kegiatan bermain sambil belajar musik dalam program kelas pengenalan musik berlangsung serta merekam hasil wawancara dengan menggunakan audio dan mencatat beberapa hasil wawancara. Serta ada pula beberapa dokumentasi hasil perekaman audio- visual beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan Taman Musik Dian Indonesia, sebagai salah satu contoh hasil atau apresiasi anak yang mengikuti kegiatan bermain musik yang dilakukan di Taman Musik Dian Indonesia. Teknik dokumentasi melalui audio visual ini diharapkan untuk lebih memudahkan peneliti dalam menganalisis proses kegiatan bermain musik bagi anak autistersebut.

4. Studi Literatur

Untuk membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah penelitian, maka peneliti diperlukan mempelajari berbagai sumber kepustakaan yang ada, buku- buku maupun media lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Sumber- sumber yang dijadikan sebagai literatur merupakan sumber- sumber yang relevaan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam tujuan penelitian. Studi literatur pun diperlukan untuk memperjelas keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori-teori mengenai


(15)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bacaan dari buku dan jurnal ilmiah akan memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana topik itu dibahas dan dimengerti oleh para penulis atau peneliti

sebelumnya”.

Buku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa buku mengenai anak autis, seperti Panduan Autisme Terlengkap, Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat, serta buku mengenai Psikologi Musik dan Kehebatan Musik untuk Kecerdasan Anak (Mengenal Cara Kerja dan Pengaruh Musik untuk Kehebatan Anak Anda). Ada pun buku mengenai permainan, yaitu berjudul Bermain Sambil Belajar serta Bermain, Main, dan Permainan. Juga beberapa skripsi tentang Terapi Musik terhadap Perkembangan Anak Autis, Penggunaan Alat Musik Perkusi pada Anak Autis,dan beberapa penelitian terdahulu mengenai pembelajaran musik dan pengaruh musik terhadap anak autis. Selain itu peneliti menggunakan artikel, tabloid dan jurnal yang didapatkan dari media internet untuk menunjang penelitian ini.

G. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012: 89), analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (Sugiyono, 2012: 88) menyatakan bahwa,

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.

Jadi, analisis data digunakan dalam penelitian untuk mencari dan menyusun data yang telah didapatkan tersebut, sehingga tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain, yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain.

Miles dan Huberman (1984) (Sugiyono, 2012:4 91), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung


(16)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara terus menerus samapai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verification (kesimpulan).

Bagan 3. 2

Analisis data Interaktive Model dari Miles dan Huberman (1994) (Sugiyono, 212: 92)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Setelah data yang diperlukan terkumpulkan, peneliti melakukan proses reduksi dengan membuat rangkuman inti, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah dirangkum, selanjutnya data diproses dan mulai dikaji, data pun kemudian dipisah- pisahkan dan dikelompokan sesuai dengan permasalahan, untuk kemudian dideskripsikan, diasumsi dan disajikan dalam bentuk informasi.

Perolehan data yang didapatkan peneliti, adapun yang tidak relevan, maka data tersebut tidak dimasukan dalam penyajian hasil. Namun, tetap disimpan sebagai informasi tambahan bagi peneliti dan data dikemudian hari jika diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan, agar data yang telah dikumpulkan tidak bertumpuk dan dapat

Penyajian

data

Pengumpulan

data

Penarikan/pengujian

kesimpulan

Reduksi


(17)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempermudah analisis data selanjutnya. Karena semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data pun semakin banyak, semakin kompleks dan rumit.

2. Display Data (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi, yang peneliti lakukan adalah mendisplaykan data. Data yang telah diperoleh peneliti, lalu diklasifikasyikan menurut pokok permasalahan. Setelah itu dibuat dalam bentuk umum ke khusus, dengan bentuk uraian teks yang bersifat naratif. Menurut Sugiyono (2012: 95),

“dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”. Hal itu

dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melihat hubungan suatu data dengan data yang lainnya. Data pun mudah untuk disesuaikan dan dibandingkan, antara data hasil penelitian di lapangan dengan literatur berupa teori atau narasumber yang menunjang dalam penelitian.

Peneliti pun berusaha menyusun data yang relevan, sehingga informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antara fenomena yang sebenarnya terjadi dan hal apa saja yang perlu ditindaklanjuti. Dengan melakukan display data, tidak semata- mata mendeskripsikannya secara naratif, akan tetapi disertai proses analisis data yang terus menerus sampai dapat dilakukan penarikan kesimpulan.

3. Conclusion Drawing / Verification (Kesimpulan)

Dalam tahap ini peneliti mengemukakan kesimpulan dan melakukan verifikasi

data. Menurut Sugiyono (2012: 99), “kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”. Oleh karena itu peneliti melakukan verifikasi terhadap data-data yang telah dikumpulkan, sehingga kesimpulan dalam penelitian pun dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sebelumnya.


(1)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia, mengenai latar belakang atau karakteristik masing- masing anak. Selanjutnya pada hari yang sama peneliti pun melakukan wawancara kepada pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis di ruang kelas pengenalan musik (KPM), mengenai karakteristik masing- masing anak autis yang mengikuti pembelajaran pengenalan musik di kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia, serta menanyakan pengalaman pengajar dalam menangani dan mengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), terutama anak autis (pedoman wawancara terlampir).

19 September 2013

Pada awalnya, peneliti memiliki tujuan untuk mewawancarai pemilik sekaligus kepala sekolah Taman Musik Dian Indonesia, seputar profil lembaga dan latar belakang pemilik mendirikan lembaga tersebut, terutama dalam menyediakan kelas khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), serta untuk mengetahui bagaimana perekrutan pengajar di taman Musik Dian Indonesia. Dikarenakan pemilik lembaga sedang memiliki kesibukan lain di luar lembaga sehingga sulit ditemui, maka peneliti melakukan wawancara dengan humas Taman

Tanggal Kegiatan Wawancara

Musik Dian Indonesia yang sedikitnya pun mengetahui dan dapat menjelaskan seputar perihal- perihal pertanyaan yang peneliti ajukan (pedoman wawancara terlampir).

26 September 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar di ruang kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia, mengenai proses kegiatan bermain musik bagi anak autis,serta kendala atau kesulitan apa saja yang dialami pengajar dalam mengajar dan memenangani anak autis pada saat kegiatan berlangsung


(2)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (pedoman wawancara terlampir).

3 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis, pertanyaan yang diajukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan bermain sambil mengenalan musik yaitu diantaranya mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan, materi maupun lagu yang digunakan, media, serta metode atau cara dalam menangani dan mengajarkan pengenalan musik bagi anak autis (pedoman wawancara terlampir).

10 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis, mengenai hal- hal yang berkaitan dengan proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dan bernyanyi bagi anak autis, yaitu berkaitan dengan proses kegiatan, materi, media, serta metode yang digunakan dalam proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dan bernyanyi (pedoman wawancara terlampir).

17 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan pengajar kelas pengenalan musik bagi anak autis, mengenai manfaat atau dampak yang dirasakan pada masing- masing anak, setelah anak mengenal musik dan mengikuti kegiatan bermain musik di Taman Musik

Tanggal Kegiatan Wawancara

Dian Indonesia (pedoman wawancara terlampir).

24 Oktober 2013

Melakukan wawancara dengan orang tua atau pengasuh yang mengantar anak, mengenai manfaat atau dampak yang dirasakan setelah anak mengenal musik dan belajar bermain musik melalui kegiatan bermain musik di Taman Musik


(3)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dian Indonesia yang diikuti secara rutin tiap minggunya (pedoman wawancara terlampir).

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu teknik sebagai perlengkapan dalam metode observasi dan wawancara sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sugiyono

(2012: 82) menyatakan bahwa, “Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”.

Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, peraturan, sejarah kehidupan dan biografi. Dokumen berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Pengambilan gambar oleh peneliti berupa foto dan audio visual diambil pada saat proses kegiatan bermain sambil belajar musik dalam program kelas pengenalan musik berlangsung serta merekam hasil wawancara dengan menggunakan audio dan mencatat beberapa hasil wawancara. Serta ada pula beberapa dokumentasi hasil perekaman audio- visual beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan Taman Musik Dian Indonesia, sebagai salah satu contoh hasil atau apresiasi anak yang mengikuti kegiatan bermain musik yang dilakukan di Taman Musik Dian Indonesia. Teknik dokumentasi melalui audio visual ini diharapkan untuk lebih memudahkan peneliti dalam menganalisis proses kegiatan bermain musik bagi anak autistersebut.

4. Studi Literatur

Untuk membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah penelitian, maka peneliti diperlukan mempelajari berbagai sumber kepustakaan yang ada, buku- buku maupun media lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Sumber- sumber yang dijadikan sebagai literatur merupakan sumber- sumber yang relevaan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam tujuan penelitian. Studi literatur pun diperlukan untuk memperjelas keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori-teori mengenai


(4)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bacaan dari buku dan jurnal ilmiah akan memberikan gambaran yang lebih jelas bagaimana topik itu dibahas dan dimengerti oleh para penulis atau peneliti

sebelumnya”.

Buku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa buku mengenai anak autis, seperti Panduan Autisme Terlengkap, Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat, serta buku mengenai Psikologi Musik dan Kehebatan Musik untuk Kecerdasan Anak (Mengenal Cara Kerja dan Pengaruh Musik untuk Kehebatan Anak Anda). Ada pun buku mengenai permainan, yaitu berjudul Bermain Sambil Belajar serta Bermain, Main, dan Permainan. Juga beberapa skripsi tentang Terapi Musik terhadap Perkembangan Anak Autis, Penggunaan Alat Musik Perkusi pada Anak Autis,dan beberapa penelitian terdahulu mengenai pembelajaran musik dan pengaruh musik terhadap anak autis. Selain itu peneliti menggunakan artikel, tabloid dan jurnal yang didapatkan dari media internet untuk menunjang penelitian ini.

G. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012: 89), analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan (Sugiyono, 2012: 88) menyatakan bahwa,

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.

Jadi, analisis data digunakan dalam penelitian untuk mencari dan menyusun data yang telah didapatkan tersebut, sehingga tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain, yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain.

Miles dan Huberman (1984) (Sugiyono, 2012:4 91), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung


(5)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara terus menerus samapai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verification (kesimpulan).

Bagan 3. 2

Analisis data Interaktive Model dari Miles dan Huberman (1994) (Sugiyono, 212: 92)

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Setelah data yang diperlukan terkumpulkan, peneliti melakukan proses reduksi dengan membuat rangkuman inti, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah dirangkum, selanjutnya data diproses dan mulai dikaji, data pun kemudian dipisah- pisahkan dan dikelompokan sesuai dengan permasalahan, untuk kemudian dideskripsikan, diasumsi dan disajikan dalam bentuk informasi.

Perolehan data yang didapatkan peneliti, adapun yang tidak relevan, maka data tersebut tidak dimasukan dalam penyajian hasil. Namun, tetap disimpan sebagai informasi tambahan bagi peneliti dan data dikemudian hari jika diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan, agar data yang telah dikumpulkan tidak bertumpuk dan dapat

Penyajian

data

Pengumpulan

data

Penarikan/pengujian

kesimpulan

Reduksi


(6)

Nurwinda Anggraeni, 2014

Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempermudah analisis data selanjutnya. Karena semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data pun semakin banyak, semakin kompleks dan rumit.

2. Display Data (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi, yang peneliti lakukan adalah mendisplaykan data. Data yang telah diperoleh peneliti, lalu diklasifikasyikan menurut pokok permasalahan. Setelah itu dibuat dalam bentuk umum ke khusus, dengan bentuk uraian teks yang bersifat naratif. Menurut Sugiyono (2012: 95),

“dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”. Hal itu

dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melihat hubungan suatu data dengan data yang lainnya. Data pun mudah untuk disesuaikan dan dibandingkan, antara data hasil penelitian di lapangan dengan literatur berupa teori atau narasumber yang menunjang dalam penelitian.

Peneliti pun berusaha menyusun data yang relevan, sehingga informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antara fenomena yang sebenarnya terjadi dan hal apa saja yang perlu ditindaklanjuti. Dengan melakukan display data, tidak semata- mata mendeskripsikannya secara naratif, akan tetapi disertai proses analisis data yang terus menerus sampai dapat dilakukan penarikan kesimpulan.

3. Conclusion Drawing / Verification (Kesimpulan)

Dalam tahap ini peneliti mengemukakan kesimpulan dan melakukan verifikasi

data. Menurut Sugiyono (2012: 99), “kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya”. Oleh karena itu peneliti melakukan verifikasi terhadap data-data yang telah dikumpulkan, sehingga kesimpulan dalam penelitian pun dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sebelumnya.