S PSR 0800295 Chapter3
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan, sedangkan penelitian merupakan sarana untuk mencari kebenaran.
Pada dasarnya penelitian adalah upaya mengumpulkan data yang dianalisis.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh media video dokumentasi dalam meningkatkan kompetensi
membuat topeng peserta didik kelas V (lima) dalam pembelajaran Seni Rupa
di SD Laboratorium Percontohan UPI. Mencermati hal itu maka peneliti
menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sukmadinata
(2007: 207) bahwa kuasi eksperimen bukan merupakan eksperimen murni
tetapi seperti murni, seolah-olah murni atau biasa disebut dengan eksperimen
semu. Pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu strategi yang paling
efektif untuk menguji suatu metode pendekatan. Hasil dari kegiatan
eksperimen ini tentunya akan terlihat jelas, sehingga variabel-variabel yang
diselidiki dapat dimanfaatkan atau malah sebaliknya tidak bermanfaat jika
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan Desain Kelompok Kontrol Non-Ekivalen
atau Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2008: 116). Penelitian
ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, yaitu
kelompok eksperimen dan kontrol tidak dipilih secara acak tetapi secara
berpasangan. Adapun paradigma penelitian Nonequivalent Control Group
Design adalah seperti gambar berikut ini.
Kel. Eksperimen
Pre1
X1
Post2
Kel. Kontrol
Pre3
X2
Post4
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Gambar 3. 1.
Paradigma penelitian Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
Pre1
= pretest kel eksperimen 42
Post2
= postest kel eksperimen
Pre 3
= pretest kel kontrol
Post4
= posttest kel kontrol
X1
= kelompok eksperimen yang menggunakan media video
pembelajaran
X2
= kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran biasa
digunakan oleh guru (conventional)
Model desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
media video dokumentasi dibandingkan dengan metode konvensional dalam
meningkatkan kompetensi membuat topeng peserta didik pada pembelajaran
Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI. Sebagai bahan pembanding
digunakan kelompok kontrol, sehingga penelitian menggunakan dua
kelompok subjek. Eksperimen yang dilakukan peneliti melalui beberapa
tahap sebagai berikut.
Tahap pertama; peneliti menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk kelas eksperimen peneliti menggunakan kelas VB, sedangkan untuk
kelas kontrol adalah kelas V A.
Tahap kedua; peneliti melaksanaan pretest untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan menggunkan instrumen yang sama pada awal
pertemuan.
Tahap ketiga; dalam kelas eksperimen peneliti melaksanaan pembelajaran
membuat
topeng
dengan
menggunakan
media
video
dokumentasi
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional,
masing-masing mendapatkan sebanyak tiga kali pertemuan.
Tahap keempat; peneliti melaksanaan posttest untuk kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan menggunakan instrumen yang sama pada
akhir pertemuan.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Tahap kelima; peneliti membandingkan hasil tes antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer yaitu
mengamati penggunaan media video dokumentasi dalam pembelajaran
membuat topeng.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Laboratorium Percontohan UPI.
Menurut Arikunto (2008:115) “Populasi adalah keseluruhan subjek”,
adapun populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD
Laboratorium Percontohan UPI tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas
tiga kelas dengan jumlah siswa 90 orang.
2.
Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2008:117) “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”, adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampel purposive atau sampel bertujuan.
Menurut Sugiyono (2008:124) “Penentuan sampel diambil secara
purposive sampling”, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada
waktu pembagian kelas, sekolah telah mengacak siswa tiap kelas berdasarkan
nilai kelas IV dengan kategori siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah jumlahnya sama tiap kelas. Penentuan kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan pertimbangan tertentu oleh guru (Sugiyono, 2008:124).
C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2008:128) “Teknik pengumpulan data merupakan
alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian”, data yang
dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
No
1
2
3
Sumber
Teknik
Jenis data
data
pengumpulan
Siswa
Pemahaman macamPretest
macam
topeng
nusantara
dan
berbagai bahan dan
peralatan membuat
topeng
sebelum
mendapat perlakuan
Siswa
Kompetensi
membuat Posttes
topeng peserta didik
setelah
mendapat
perlakuan
Siswa
keterlaksanaan media
Observasi
video pembelajaran dan
aktivitas siswa selama
proses pembelajaran
berlangsung
Instrumen
Uraian
terbatas
Unjuk
kerja
Pedoman
observasi
2. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam kegiatan
penelitian untuk mengaplikasi data dalam bentuk simpulan. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software SPSS,
teknik analisis statistika deskriptif, digunakan untuk mengolah data yang
berkaitan dengan data tentang penggunaan media video pembelajaran.
Statistika Inferensial, digunakan untuk pengujian data hasil tes. Dalam
hal ini digunakan untuk menguji hasil eksperimen tentang pengaruh
penggunaan media video pembelajaran terhadap kompetensi membuat
topeng peserta didik.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Menurut Santoso (2012:209) “Untuk melakukan analisis statistik maka
data harus normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas”. Setelah data
normal maka dilakukan uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menunjukkan apakah data yang diuji
statistik itu membentuk kurva normal. Menurut Santoso (2012:209) ada
beberapa cara menguji normalitas, yakni: 1) menggunakan histogram dan
stem-left, 2) menggunakan rasio skewness dan kurtosis, dan 3) uji
kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov karena normalitas data langsung terlihat.
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan apakah populasi itu
homogen. Hal ini merupakan prasyarat untuk dilakukannya uji hipotesis. Uji
homogenitas dapat dilakukan dengan uji lavene statistik pada program
SPSS.
c.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata.
Jika data berdistribusi normal dan dengan kondisi σ tidak diketahui serta
asumsi σ1 dan σ2 adalah sama maka statistik yang digunakan dalam
pengujian ini adalah uji t namun jika data berdistribusi tidak normal maka
penelitian ini akan menggunakan uji F. Uji perbedaan dua rata rata ini
dilakukan terhadap rata-rata yang dihasilkan.
1) Antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.
2) Antara gain kelompok eksperimen dan gain kelompok kontrol.
Pengujian
data
melalui
uji
hipotesis
ini
dilakukan
dengan
menggunakan software SPSS.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
D.
Instrumen Penelitian
Salah satu sarana yang sangat penting untuk mengumpulkan data
daam penelitian adalah instrumen. Instrumen yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
tersebut
adalah
rencana
pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa. Data yang diperoleh dari rencana
pelaksanaan pembelajaran berupa skenario dengan menggunakan media
video pembelajaran yang dirumuskan oleh peneliti dan guru. Penyusunan
instrumen RPP sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses tersebut meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.
Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Penentuan topik pembelajaran
Penentuan alokasi waktu
Penentuan materi pembelajaran dan pengalaman belajar
Penentuan indikator pembelajaran
Penentuan kegiatan pembelajaran
Penentuan penilaian
Penentuan sumber, bahan dan alat pembelajaran
Instrumen Unjuk Kerja
Selanjutnya dalam kurikulum KTSP dikenal dengan teknik/cara
penilaian
sebagai
berikut:
unjuk
kerja
(performance),
penugasan
(proyek/pw/ect), hasil kerja (produk/product), tertulis (paper & pen),
portofolio, sikap, penilaian diri (self Assesment). Menurut Retnowati
(2005:4) penilaian hasil belajar seni rupa yang tepat adalah dengan
performance assessment. Prestasi yang dicapai adalah prestasi yang
diwujudkan dalam bentuk penampilan kinerja atau hasil karya, dan hanya
akan tepat jika dinilai melalui asesmen dalam bentuk performance
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
assessment. Instrumen tes ini digunakan agar dapat mengukur kompetensi
membuat topeng peserta didik.
Unjuk kerja atau performance assessment dengan desain pretest dan
posttes. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal. Sedangkan posttest atau tes akhir diberikan untuk melihat
kemajuan dan perbandingan peningkatan kompetensi membuat topeng
peserta didik. Unjuk kerja atau performance assessment dalam penelitian ini
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata
pelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI.
3. Pedoman Observasi
Observasi memiliki tujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan hal-hal yang berhubungan disekelilingnya, sehingga peneliti
memperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan. Fungsi observasi
dalam penelitian menurut Sukmadinata (2007:109) bahwa “Observasi sebagai
alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Pedoman observasi,
yang digunakan berupa lembar skala pengamatan yang dipersiapkan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi membuat topeng setelah penerapan
media video pembelajaran.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan, sedangkan penelitian merupakan sarana untuk mencari kebenaran.
Pada dasarnya penelitian adalah upaya mengumpulkan data yang dianalisis.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh media video dokumentasi dalam meningkatkan kompetensi
membuat topeng peserta didik kelas V (lima) dalam pembelajaran Seni Rupa
di SD Laboratorium Percontohan UPI. Mencermati hal itu maka peneliti
menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sukmadinata
(2007: 207) bahwa kuasi eksperimen bukan merupakan eksperimen murni
tetapi seperti murni, seolah-olah murni atau biasa disebut dengan eksperimen
semu. Pendekatan kuantitatif yang merupakan suatu strategi yang paling
efektif untuk menguji suatu metode pendekatan. Hasil dari kegiatan
eksperimen ini tentunya akan terlihat jelas, sehingga variabel-variabel yang
diselidiki dapat dimanfaatkan atau malah sebaliknya tidak bermanfaat jika
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan Desain Kelompok Kontrol Non-Ekivalen
atau Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2008: 116). Penelitian
ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, yaitu
kelompok eksperimen dan kontrol tidak dipilih secara acak tetapi secara
berpasangan. Adapun paradigma penelitian Nonequivalent Control Group
Design adalah seperti gambar berikut ini.
Kel. Eksperimen
Pre1
X1
Post2
Kel. Kontrol
Pre3
X2
Post4
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43
Gambar 3. 1.
Paradigma penelitian Nonequivalent Control Group Design
Keterangan :
Pre1
= pretest kel eksperimen 42
Post2
= postest kel eksperimen
Pre 3
= pretest kel kontrol
Post4
= posttest kel kontrol
X1
= kelompok eksperimen yang menggunakan media video
pembelajaran
X2
= kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran biasa
digunakan oleh guru (conventional)
Model desain penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
media video dokumentasi dibandingkan dengan metode konvensional dalam
meningkatkan kompetensi membuat topeng peserta didik pada pembelajaran
Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI. Sebagai bahan pembanding
digunakan kelompok kontrol, sehingga penelitian menggunakan dua
kelompok subjek. Eksperimen yang dilakukan peneliti melalui beberapa
tahap sebagai berikut.
Tahap pertama; peneliti menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk kelas eksperimen peneliti menggunakan kelas VB, sedangkan untuk
kelas kontrol adalah kelas V A.
Tahap kedua; peneliti melaksanaan pretest untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan menggunkan instrumen yang sama pada awal
pertemuan.
Tahap ketiga; dalam kelas eksperimen peneliti melaksanaan pembelajaran
membuat
topeng
dengan
menggunakan
media
video
dokumentasi
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional,
masing-masing mendapatkan sebanyak tiga kali pertemuan.
Tahap keempat; peneliti melaksanaan posttest untuk kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dengan menggunakan instrumen yang sama pada
akhir pertemuan.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
Tahap kelima; peneliti membandingkan hasil tes antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer yaitu
mengamati penggunaan media video dokumentasi dalam pembelajaran
membuat topeng.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Laboratorium Percontohan UPI.
Menurut Arikunto (2008:115) “Populasi adalah keseluruhan subjek”,
adapun populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD
Laboratorium Percontohan UPI tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas
tiga kelas dengan jumlah siswa 90 orang.
2.
Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2008:117) “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”, adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampel purposive atau sampel bertujuan.
Menurut Sugiyono (2008:124) “Penentuan sampel diambil secara
purposive sampling”, hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada
waktu pembagian kelas, sekolah telah mengacak siswa tiap kelas berdasarkan
nilai kelas IV dengan kategori siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah jumlahnya sama tiap kelas. Penentuan kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan pertimbangan tertentu oleh guru (Sugiyono, 2008:124).
C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2008:128) “Teknik pengumpulan data merupakan
alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian”, data yang
dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat terlihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
No
1
2
3
Sumber
Teknik
Jenis data
data
pengumpulan
Siswa
Pemahaman macamPretest
macam
topeng
nusantara
dan
berbagai bahan dan
peralatan membuat
topeng
sebelum
mendapat perlakuan
Siswa
Kompetensi
membuat Posttes
topeng peserta didik
setelah
mendapat
perlakuan
Siswa
keterlaksanaan media
Observasi
video pembelajaran dan
aktivitas siswa selama
proses pembelajaran
berlangsung
Instrumen
Uraian
terbatas
Unjuk
kerja
Pedoman
observasi
2. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah penting dalam kegiatan
penelitian untuk mengaplikasi data dalam bentuk simpulan. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software SPSS,
teknik analisis statistika deskriptif, digunakan untuk mengolah data yang
berkaitan dengan data tentang penggunaan media video pembelajaran.
Statistika Inferensial, digunakan untuk pengujian data hasil tes. Dalam
hal ini digunakan untuk menguji hasil eksperimen tentang pengaruh
penggunaan media video pembelajaran terhadap kompetensi membuat
topeng peserta didik.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
Menurut Santoso (2012:209) “Untuk melakukan analisis statistik maka
data harus normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas”. Setelah data
normal maka dilakukan uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menunjukkan apakah data yang diuji
statistik itu membentuk kurva normal. Menurut Santoso (2012:209) ada
beberapa cara menguji normalitas, yakni: 1) menggunakan histogram dan
stem-left, 2) menggunakan rasio skewness dan kurtosis, dan 3) uji
kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov karena normalitas data langsung terlihat.
b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan apakah populasi itu
homogen. Hal ini merupakan prasyarat untuk dilakukannya uji hipotesis. Uji
homogenitas dapat dilakukan dengan uji lavene statistik pada program
SPSS.
c.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata.
Jika data berdistribusi normal dan dengan kondisi σ tidak diketahui serta
asumsi σ1 dan σ2 adalah sama maka statistik yang digunakan dalam
pengujian ini adalah uji t namun jika data berdistribusi tidak normal maka
penelitian ini akan menggunakan uji F. Uji perbedaan dua rata rata ini
dilakukan terhadap rata-rata yang dihasilkan.
1) Antara hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen.
2) Antara gain kelompok eksperimen dan gain kelompok kontrol.
Pengujian
data
melalui
uji
hipotesis
ini
dilakukan
dengan
menggunakan software SPSS.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
D.
Instrumen Penelitian
Salah satu sarana yang sangat penting untuk mengumpulkan data
daam penelitian adalah instrumen. Instrumen yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana
pelaksanaan
pembelajaran
tersebut
adalah
rencana
pelaksanaan pembelajaran Seni Rupa. Data yang diperoleh dari rencana
pelaksanaan pembelajaran berupa skenario dengan menggunakan media
video pembelajaran yang dirumuskan oleh peneliti dan guru. Penyusunan
instrumen RPP sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses tersebut meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.
Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Penentuan topik pembelajaran
Penentuan alokasi waktu
Penentuan materi pembelajaran dan pengalaman belajar
Penentuan indikator pembelajaran
Penentuan kegiatan pembelajaran
Penentuan penilaian
Penentuan sumber, bahan dan alat pembelajaran
Instrumen Unjuk Kerja
Selanjutnya dalam kurikulum KTSP dikenal dengan teknik/cara
penilaian
sebagai
berikut:
unjuk
kerja
(performance),
penugasan
(proyek/pw/ect), hasil kerja (produk/product), tertulis (paper & pen),
portofolio, sikap, penilaian diri (self Assesment). Menurut Retnowati
(2005:4) penilaian hasil belajar seni rupa yang tepat adalah dengan
performance assessment. Prestasi yang dicapai adalah prestasi yang
diwujudkan dalam bentuk penampilan kinerja atau hasil karya, dan hanya
akan tepat jika dinilai melalui asesmen dalam bentuk performance
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
assessment. Instrumen tes ini digunakan agar dapat mengukur kompetensi
membuat topeng peserta didik.
Unjuk kerja atau performance assessment dengan desain pretest dan
posttes. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal. Sedangkan posttest atau tes akhir diberikan untuk melihat
kemajuan dan perbandingan peningkatan kompetensi membuat topeng
peserta didik. Unjuk kerja atau performance assessment dalam penelitian ini
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata
pelajaran Seni Rupa di SD Laboratorium Percontohan UPI.
3. Pedoman Observasi
Observasi memiliki tujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan
dengan hal-hal yang berhubungan disekelilingnya, sehingga peneliti
memperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan. Fungsi observasi
dalam penelitian menurut Sukmadinata (2007:109) bahwa “Observasi sebagai
alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Pedoman observasi,
yang digunakan berupa lembar skala pengamatan yang dipersiapkan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi membuat topeng setelah penerapan
media video pembelajaran.
Agus Syah Putra, 2013
PENGARUH MEDIA VIDEO DOKUMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBUAT
TOPENG DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu