STUDI KELAYAKAN SIMPANG JATINGALEH SEMARANG FEASIBILITY STUDY OF JATINGALEH INTERSECTION, SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

(1)

BAB III

METODOLOGI

3.1PENDAHULUAN

Secara garis besar langkah kerja dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi : 1. Identifikasi masalah

2. Metode pengumpulan data 3. Pengumpulan data

4. Klasifikasi data

5. Analisa dan pengolahan data 6. Evaluasi Kelayakan

7. Kesimpulan dan saran

Sebelum memulai semua tahapan tersebut di atas, terlebih dahulu dilakukan kegiatan tahap awal. Tahap kegiatan ini adalah sebelum kita memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Pada tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan.

Pesiapan ini dilakukan dengan cermat dan untuk menghindari pekerjaan yang berulang-ulang, sehingga tahap pengumpulan data menjadi lebih optimal dan efisien.

Untuk menghindari pekerjaan yang berulang-ulang maka dibuatlah bagan alir urutan pekerjaan. Adapun bagan alir penyusunan laporan Tugas Akhir “ Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh ” adalah seperti gambar berikut :


(2)

Gambar 3.1 Bagan Alir Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh

Mulai

Orientasi Lapangan

Identifikasi Masalah Studi Pustaka

Ya Tidak

Pengolahan dan Analisa Data Data

Cukup? Data Primer :

1. Kondisi lalu lintas 2. Kecepatan lalu lintas

3. Volume dan komposisi lalu lintas

Data Sekunder : 1. Data LHR

2. Data PDRB, RUTRK 3. Data analisa BOK Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Data

Evaluasi Kelayakan

Kesimpulan dan Saran


(3)

3.2IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah merupakan peninjauan pokok permasalahan untuk dijadikan dasar atau batasan analisis yang akan dilakukan dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari latar belakang.

Permasalahan yang akan dianalisa adalah studi kelayakan (FS) dari simpang Jatingaleh terhadap beberapa alternatif solusi yang meliputi :

1. Do Nothing, yaitu tidak melakukan apapun terhadap simpang Jatingaleh

2. Do Something, yaitu menganalisa beberapa alternatif solusi/alternatif model simpang yang lain untuk simpang Jatingaleh

3.3METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam proses studi alternatif perlu dilakukan analisa yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi semakin kompleks pula analisa yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisa yang baik memerlukan data-data/informasi yang lengkap dan akurat disertai dengan teori dasar yang relevan. Dalam rangka pengumpulan data harus melalui dua tahapan penting yaitu :

3.3.1 Tahapan Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan rencana yang kiranya perlu dilakukan agar diperoleh efisiensi dan efektifitas waktu dan pekerjaan. Pada tahap ini juga dilakukan pengamatan pendahuluan agar didapat gambaran umum dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang ada di lapangan. Secara keseluruhan tahap persiapan ini meliputi :

a. Studi pustaka terhadap materi untuk proses evaluasi dan perencanaan b. Menentukan kebutuhan data

c. Mendata instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber data

d. Pengadaan persyaratan administratif/surat-menyurat untuk pengumpulan data


(4)

3.3.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan langkah awal setelah tahap persiapan dalam proses pelaksanaan eveluasi dan perencanaan yang sangat penting, karena dari sini dapat ditentukan permasalahan dan rangkaian penentuan alternatif pemecahan masalah yang akan diambil. Adapun beberapa metode yang dilakukan dalam rangka pengumpulan data ini antara lain :

a. Metode Literatur

Metode literatur yaitu dengan meminjam data dari instansi terkait sebagai landasan permasalahan yang ada sekaligus pembanding keadaan saat ini. Data yang diperoleh dari instansi terkait ini biasa disebut data sekunder. b. Metode Survei

Metode survei atau observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung keadaan lapangan sesungguhnya. Hal ini mutlak dilakukan agar dapat diketahui kondisi aktual pada saat ini, sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam eveluasi dan perencanaan. Data yang diperoleh dari kegiatan survei ini disebut data primer.

Tahapan-tahapan survei ini adalah survei pendahuluan, dilanjutkan persiapan pelaksanaan dan kemudian pelaksanaan survei.

1. Survei Pendahuluan

Sebelum penelitian di lapangan dilaksanakan perlu diadakan survei pendahuluan. Survei ini dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan data-data awal supaya dalam pelaksanaan nanti tidak menemui hambatan. Yang termasuk survei pendahuluan adalah :

a. Mengetahui nama ruas jalan atau daerah yang akan dilakukan survei b. Mengetahui jumlah dan posisi titik-titik yang akan disurvei oleh para

surveyor 2. Persiapan Survei

Untuk mendapatkan data yang akurat maka perlu diadakan persiapan penelitian yaitu dengan mengadakan pengecekan dan memberikan penjelasan kepada para surveyor agar mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing.


(5)

3. Pelaksanaan Survey

Setelah diadakan survey pendahuluan dan persiapan penelitian, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Mencatat jumlah kendaraan yang lewat pada setiap titik yang dilalui b. Melakukan survei atau wawancara langsung kepada instansi yang

terkait

3.3.3 Klasifikasi Data

Data yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan berdasarkan : jenis data, tempat diperoleh data, dan jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai (cukup, seimbang, dan akurat). Data tersebut adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data utama yang diperoleh dengan cara observasi langsung dilapangan dan wawancara dengan pihak-pihak yang relevan dibidangnya. Kondisi lapangan yang diamati dalam observasi/survei ini antara lain :

1. Kondisi arus lalu lintas di ruas Jalan Jatingaleh (Simpang Jatingaleh). Pengambilan data dilakukan dengan cara survei secara langsung. Pengamatan dan pencatatan dilakukan pula untuk jumlah angkutan umum yang berhenti bukan pada tempatnya, penyeberang jalan yang tidak menggunakan jembatan penyeberangan, kendaraan yang berhenti atau parkir pada salah satu kaki simpang dan kendaraan yang keluar masuk dari lahan samping jalan.untuk.

2. Kecepatan lalu lintas

Kecepatan lalu lintas disini didefinisikan sebagai kecepatan tempuh rata-rata kendaraan. Kecepatan tempuh disini diperoleh melalui survei dengan menggunakan metode pelat nomer kendaraan. Data yang diperoleh adalah berupa waktu tempuh kendaraan. Kendaraan yang


(6)

dicacah berdasarkan golongannya (Golongan I, Golongan IIA, Golongan IIB).

3. Volume dan komposisi lalu lintas yang lewat

Survey volume lalu lintas dan komposisi lalu lintas dilaksanakan pada tiap-tiap ruas jalan pada masing-masing simpang, diambil pada kondisi jam sibuk (Peak) dan kondisi tidak sibuk (Off Peak). Untuk daerah Semarang didapat kondisi jam sibuk (Peak) terjadi pada waktu pagi hari jam 06 : 00 – 09 : 00 dan pada waktu sore hari jam 16 : 00 – 18 : 00, sedangkan untuk kondisi tidak sibuk (Off Peak) diambil pada jam 11 : 00 – 14 : 00. Dengan time slice 15 menit.

Adapun kendaraan yang dicacah adalah sebagai berikut : a) Motor

b) Mobil Penumpang c) Bis kecil

d) Bis besar e) Truck kecil f) Truck 2 as g) Truck 3 as/lebih h) Pick up

i) Trailer

Peralatan-peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan survei lapangan antara lain :

1. Tally Counter

Alat ini digunakan untuk menghitung arus lalu lintas tiap jenis kendaraan.

2. HT/Walkie Talkie

Alat ini digunakan untuk berkomunikasi antara surveyor pada survei waktu tempuh.

3. Stopwatch/jam tangan

Untuk menghitung waktu (jam) sehingga perpindahan waktu dapat diketahui. Dalam hal ini masing-masing surveyor harus membawa jam tangan.


(7)

4. Formulir survei

Digunakan untuk pencatatan hasil perhitungan setelah dihitung oleh

surveyor. Formulir yang digunakan seperti formulir yang ada untuk perhitungan jalan dan simpang yang ada di lembar lampiran MKJI 1997 dan formulir-formulir lain yang dibuat sesuai kebutuhan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau institusi yang terkait. Untuk mengoptimalkan data sekunder, data ini juga diperoleh dari survey mahasiswa sebelumnya, diantaranya adalah :

1. RUTRK/RDTRK

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang berguna untuk memberikan gambaran umum penggunaan lahan sepanjang ruas Jalan Jatingaleh dan di sekitar simpang Jatingaleh. Data ini diperoleh dari Bappeda Kodya Semarang.

2. Data lalu lintas harian rata-rata

Data ini diperoleh dari Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah dan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa sebelumnya yang berfungsi untuk mengetahui angka pertumbuhan lalu lintas sehingga dapat diketahui kapasitas jalan yang ditinjau.

3. Data jumlah dan kepadatan penduduk

Dalam perencanaan jaringan transportasi perkotaan tidak bisa terlepas dari pengaruh pertumbuhan penduduk, karena setiap aktifitas penduduk kota secara langsung akan menimbulkan peregerakan lalu lintas. Data ini diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) Semarang. 4. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Data ini akan dijadikan pula sebagai variabel bebas dan dicari seberapa besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan lalu lintas. Data PDRB didapatkan dari Kantor Dipenda Kabupaten Semarang.


(8)

5. Data kepemilikan kendaraan

Data ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan lalu lintas rata-rata per tahun dari suatu daerah. Data kepemilikan kendaraan ini diperoleh dari Kantor Samsat Kabupaten Semarang

6. Data untuk analisa perhitngan BOK seperti : a. Harga ban baru, diperoleh dari PT. Good Year

b. Harga kendaraan baru, diperoleh dari PT. Toyota Astra Motor c. Harga satuan bahan bakar diperoleh dari PT. Pertamina UPPDN

IV

d. Harga satuan minyak pelumas, diperoleh dari PT. Pertamina UPPDN IV

e. Harga kendaraan terdepresiasi

f. Tingkat suku bunga, diperoleh dari Bank BI

g. Data kelandaian jalan dari Laporan Tugas Akhir Mahasiswa

h. Data kekasaran permukaan jalan (Roughness) dari survei visuil

i. Data volume lalu lintas yang dinyatakan dalam v/c

3.4ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data baik data primer maupun sekunder. Analisa meliputi pengakumulasian kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dalam perhitungan teknik secara lengkap agar dihasilkan suatu output data yang teratur, tersusun, dan lebih berarti sehingga dapat digunakan sebagai input pada proses selanjutnya.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menganalisa data adalah sebagai berikut :

3.4.1 Pendekatan Teoritis

Sebelum menentukan permasalahan, perlu adanya pemahaman terhadap topik yang akan dibahas. Pada saat ini topik yang diambil adalah mengenai pengaturan lalu lintas pada simpang Jatingaleh, sehingga perlu


(9)

dipahami bagaimana pengaturan lalu lintas pada simpang Jatingaleh dan apa saja yang berhubungan dalam pengaturan lalu lintas di wilayah tersebut.

3.4.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah peninjauan pada pokok permasalahan untuk menentukan sejauh mana pembahasan masalah tersebut dilakukan agar permasalahan yang akan diangkat menjadi lebih spesifik, jelas dan tidak bertambah luas pada akhirnya.

3.4.3 Penentuan Variabel

Mengadakan survey pendahuluan tentang hal-hal yang berhubungan dengan lalu lintas di simpang Jatingaleh. Bila data sudah cukup dilanjutkan dengan pengumpulan data, dan apabila data yang dibutuhkan masih kurang maka perlu adanya survey lanjutan untuk melengkapi data yang diperlukan.

3.4.4 Pengumpulan Data yang Diperlukan

Berupa data lalu lintas kendaraan yang melewati simpang Jatingaleh tersebut yang dibutuhkan, data occupancy, data kecepatan tempuh, merupakan hasil wawancara ataupun pengamatan dilapangan.

3.4.5 Menganalisa Data yang Diperoleh

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada artinya jika tidak dianalisa. Setelah data-data tersebut disusun dalam kelompok serta hubungan yang terjadi baru dianalisa, perlu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena-fenomena yang terjadi dan membandingkan dengan fenomena-fenomena yang terjadi di luar penelitian tersebut. Berdasarkan analisa dan penafsiran yang dibuat, perlu pula ditarik kesimpulan-kesimpulan yang berguna, serta implikasi-implikasi dan saran-saran untuk kebijakan selanjutnya.


(10)

Sistem yang digunakan dalam analisa data adalah mengecek atau memperhitungkan data yang diperoleh dan membandingkan dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang telah diperoleh, selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan identifikasi jenis permasalahan sehingga diperoleh analisa pemecahan masalah yang efektif dan terarah.

Pada tahap ini dilakukan analisa dan pengolahan data yang telah diperoleh, meliputi :

1. Kinerja Jalan Jatingaleh a. Kapasitas

b. Kecepatan tempuh dan waktu tempuh c. Tingkat pelayanan jalan

d. Tundaan

e. Derajat kejenuhan

2. Kinerja lalu lintas di simpang Jatingaleh a. Kapasitas

b. Tundaan c. Peluang antrean d. Derajat kejenuhan

3. Nilai Waktu

Nilai waktu atau nilai penghematan waktu didefinisikan sebagai jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat satu satuan waktu perjalanan.

Sampai saat ini, belum didapatkan besaran nilai waktu yang berlaku untuk Indonesia. Oleh karena itu nilai waktu diperoleh dengan alternatif pendekatan Metode Pendapatan (Income Method). Estimasi nilai waktu dilakukan per jenis kendaraan (LV, MV dan HV).

Untuk menganalisa diperlukan data-data :

a) Occupancy (jumlah penumpang rata-rata per jenis kendaraan)

Untuk mendapatkan nilai occupancy perlu dilakukan survei langsung dilapangan dengan mencatat jumlah penumpang untuk tiap jenis kendaraan


(11)

b) PDRB

c) Kecepatan tempuh, dll

Nilai waktu diperoleh dengan mengalikan PDRB per kapita per jam dengan jumlah penumpang rata-rata.

4. Analisa BOK (Biaya Operasi Kendaraan)

BOK dapat dianalisa dengan menggunakan dua metode yaitu : a. Model IRMS (Intra-Urban Road Management System)

Dalam metode ini merupakan penyesuaian dari metode HDM III (Highway Design Manual), model diatur berdasarkan nilai IRI dimana jika nilai IRI > 3 maka model BOK harus dikalikan dengan cost indeks yang diperoleh dari analisa regresi.

Nilai IRI didapat melalui konversi dari nilai RCI, dimana nilai RCI diperoleh dengan metode pengamatan secara langsung (visuil) terhadap kondisi jalan. Sedangkan konstanta-konstanta lain yang diperlukan disajikan pada Tabel 2.42 BOK Indeks. Dan untuk varuabel lainnya diperoleh dari hasil survey lapangan dan survei/wawancara langsung kepada instansi yang terkait.

b. Model PCI (Non-Toll Road) yang didasarkan pada kecepatan tempuh Kecepatan tempuh disini didefinisikan sebagai kecepatan tempuh rata-rata. Sedangkan untuk variabel lain yang diperlukan untuk analisa BOK berdasarkan kecepatan tempuh diperoleh dari survei lapangan dan survei/wawancara langsung kepada instansi yang terkait.

Nilai BOK diperoleh dengan mensubtitusi semua variabel kedalam semua formula komponen BOK.

Model yang digunakan dalam laporan ini untuk analisa BOK adalah

model PCI Non-Toll Road. 5. Analisa Kelayakan Teknis

Analisa didasarkan berdasarkan analisa kinerja lalu lintas jalan dan analisa kinerja lalu lintas simpang.

6. Analisa Kelayakan Ekonomi

Evaluasi kelayakan ekonomi yang dilakukan antara lain : a) Break Even Point/Pay-back Period


(12)

c) Net Present Value (NPV)

d) Economic Internal Rate of Return (EIRR) e) First Year Rate of Return (FYRR)

Analisa diperhitungkan terhadap data kondisi existing untuk melihat kemampuan dan kapasitas jalan. Selain itu juga dianalisa terhadap kebutuhan yang akan datang supaya tidak terjadi kemacetan lalu lintas dan dapat meningkatkan kapasitas simpang yang ditinjau.

3.5EVALUASI KELAYAKAN

Setelah didapatkan analisa data maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternatif solusi yang memungkinkan dan yang paling layak atau alternatif solusi yang memberikan benefit terbesar untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Solusi yang ditawarkan adalah :

1. Do Nothing, yaitu tidak melakukan apapun terhadap simpang Jatingaleh

2. Do Something, yaitu menganalisa beberapa alternatif solusi/alternatif model simpang yang lain untuk simpang Jatingaleh, diantaranya adalah

a) Perencanaan Overpass atau interchange

b) Peningkatan ruas jalan/penambahan jumlah lajur

3.6KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang hasil dari penelitian yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisa pengaturan lalu lintas, mengetahui kapasitas simpang, analisa BOK dan analisa studi kelayakan simpang Jatingaleh Semarang.

Kesimpulan ini berisi tentang alternatif solusi yang paling baik dan paling layak untuk permasalahan yang ada, agar kemudian dapat ditindak lanjuti dengan realisasi di lapangan.


(1)

4. Formulir survei

Digunakan untuk pencatatan hasil perhitungan setelah dihitung oleh

surveyor. Formulir yang digunakan seperti formulir yang ada untuk perhitungan jalan dan simpang yang ada di lembar lampiran MKJI 1997 dan formulir-formulir lain yang dibuat sesuai kebutuhan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi atau institusi yang terkait. Untuk mengoptimalkan data sekunder, data ini juga diperoleh dari survey mahasiswa sebelumnya, diantaranya adalah :

1. RUTRK/RDTRK

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang berguna untuk memberikan gambaran umum penggunaan lahan sepanjang ruas Jalan Jatingaleh dan di sekitar simpang Jatingaleh. Data ini diperoleh dari Bappeda Kodya Semarang.

2. Data lalu lintas harian rata-rata

Data ini diperoleh dari Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah dan Laporan Tugas Akhir Mahasiswa sebelumnya yang berfungsi untuk mengetahui angka pertumbuhan lalu lintas sehingga dapat diketahui kapasitas jalan yang ditinjau.

3. Data jumlah dan kepadatan penduduk

Dalam perencanaan jaringan transportasi perkotaan tidak bisa terlepas dari pengaruh pertumbuhan penduduk, karena setiap aktifitas penduduk kota secara langsung akan menimbulkan peregerakan lalu lintas. Data ini diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) Semarang. 4. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Data ini akan dijadikan pula sebagai variabel bebas dan dicari seberapa besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan lalu lintas. Data PDRB didapatkan dari Kantor Dipenda Kabupaten Semarang.


(2)

5. Data kepemilikan kendaraan

Data ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan lalu lintas rata-rata per tahun dari suatu daerah. Data kepemilikan kendaraan ini diperoleh dari Kantor Samsat Kabupaten Semarang

6. Data untuk analisa perhitngan BOK seperti : a. Harga ban baru, diperoleh dari PT. Good Year

b. Harga kendaraan baru, diperoleh dari PT. Toyota Astra Motor c. Harga satuan bahan bakar diperoleh dari PT. Pertamina UPPDN

IV

d. Harga satuan minyak pelumas, diperoleh dari PT. Pertamina UPPDN IV

e. Harga kendaraan terdepresiasi

f. Tingkat suku bunga, diperoleh dari Bank BI

g. Data kelandaian jalan dari Laporan Tugas Akhir Mahasiswa

h. Data kekasaran permukaan jalan (Roughness) dari survei visuil

i. Data volume lalu lintas yang dinyatakan dalam v/c

3.4ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data baik data primer maupun sekunder. Analisa meliputi pengakumulasian kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dalam perhitungan teknik secara lengkap agar dihasilkan suatu output data yang teratur, tersusun, dan lebih berarti sehingga dapat digunakan sebagai input pada proses selanjutnya.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menganalisa data adalah sebagai berikut :

3.4.1 Pendekatan Teoritis

Sebelum menentukan permasalahan, perlu adanya pemahaman terhadap topik yang akan dibahas. Pada saat ini topik yang diambil adalah mengenai pengaturan lalu lintas pada simpang Jatingaleh, sehingga perlu


(3)

dipahami bagaimana pengaturan lalu lintas pada simpang Jatingaleh dan apa saja yang berhubungan dalam pengaturan lalu lintas di wilayah tersebut.

3.4.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah peninjauan pada pokok permasalahan untuk menentukan sejauh mana pembahasan masalah tersebut dilakukan agar permasalahan yang akan diangkat menjadi lebih spesifik, jelas dan tidak bertambah luas pada akhirnya.

3.4.3 Penentuan Variabel

Mengadakan survey pendahuluan tentang hal-hal yang berhubungan dengan lalu lintas di simpang Jatingaleh. Bila data sudah cukup dilanjutkan dengan pengumpulan data, dan apabila data yang dibutuhkan masih kurang maka perlu adanya survey lanjutan untuk melengkapi data yang diperlukan.

3.4.4 Pengumpulan Data yang Diperlukan

Berupa data lalu lintas kendaraan yang melewati simpang Jatingaleh tersebut yang dibutuhkan, data occupancy, data kecepatan tempuh, merupakan hasil wawancara ataupun pengamatan dilapangan.

3.4.5 Menganalisa Data yang Diperoleh

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada artinya jika tidak dianalisa. Setelah data-data tersebut disusun dalam kelompok serta hubungan yang terjadi baru dianalisa, perlu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena-fenomena yang terjadi dan membandingkan dengan fenomena-fenomena yang terjadi di luar penelitian tersebut. Berdasarkan analisa dan penafsiran yang dibuat, perlu pula ditarik kesimpulan-kesimpulan yang berguna, serta implikasi-implikasi dan saran-saran untuk kebijakan selanjutnya.


(4)

Sistem yang digunakan dalam analisa data adalah mengecek atau memperhitungkan data yang diperoleh dan membandingkan dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

Analisa dan pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang telah diperoleh, selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan identifikasi jenis permasalahan sehingga diperoleh analisa pemecahan masalah yang efektif dan terarah.

Pada tahap ini dilakukan analisa dan pengolahan data yang telah diperoleh, meliputi :

1. Kinerja Jalan Jatingaleh a. Kapasitas

b. Kecepatan tempuh dan waktu tempuh c. Tingkat pelayanan jalan

d. Tundaan

e. Derajat kejenuhan

2. Kinerja lalu lintas di simpang Jatingaleh a. Kapasitas

b. Tundaan c. Peluang antrean d. Derajat kejenuhan 3. Nilai Waktu

Nilai waktu atau nilai penghematan waktu didefinisikan sebagai jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat satu satuan waktu perjalanan.

Sampai saat ini, belum didapatkan besaran nilai waktu yang berlaku untuk Indonesia. Oleh karena itu nilai waktu diperoleh dengan alternatif pendekatan Metode Pendapatan (Income Method). Estimasi nilai waktu dilakukan per jenis kendaraan (LV, MV dan HV).

Untuk menganalisa diperlukan data-data :

a) Occupancy (jumlah penumpang rata-rata per jenis kendaraan)

Untuk mendapatkan nilai occupancy perlu dilakukan survei langsung dilapangan dengan mencatat jumlah penumpang untuk tiap jenis kendaraan


(5)

b) PDRB

c) Kecepatan tempuh, dll

Nilai waktu diperoleh dengan mengalikan PDRB per kapita per jam dengan jumlah penumpang rata-rata.

4. Analisa BOK (Biaya Operasi Kendaraan)

BOK dapat dianalisa dengan menggunakan dua metode yaitu : a. Model IRMS (Intra-Urban Road Management System)

Dalam metode ini merupakan penyesuaian dari metode HDM III (Highway Design Manual), model diatur berdasarkan nilai IRI dimana jika nilai IRI > 3 maka model BOK harus dikalikan dengan cost indeks yang diperoleh dari analisa regresi.

Nilai IRI didapat melalui konversi dari nilai RCI, dimana nilai RCI diperoleh dengan metode pengamatan secara langsung (visuil) terhadap kondisi jalan. Sedangkan konstanta-konstanta lain yang diperlukan disajikan pada Tabel 2.42 BOK Indeks. Dan untuk varuabel lainnya diperoleh dari hasil survey lapangan dan survei/wawancara langsung kepada instansi yang terkait.

b. Model PCI (Non-Toll Road) yang didasarkan pada kecepatan tempuh Kecepatan tempuh disini didefinisikan sebagai kecepatan tempuh rata-rata. Sedangkan untuk variabel lain yang diperlukan untuk analisa BOK berdasarkan kecepatan tempuh diperoleh dari survei lapangan dan survei/wawancara langsung kepada instansi yang terkait.

Nilai BOK diperoleh dengan mensubtitusi semua variabel kedalam semua formula komponen BOK.

Model yang digunakan dalam laporan ini untuk analisa BOK adalah

model PCI Non-Toll Road. 5. Analisa Kelayakan Teknis

Analisa didasarkan berdasarkan analisa kinerja lalu lintas jalan dan analisa kinerja lalu lintas simpang.

6. Analisa Kelayakan Ekonomi

Evaluasi kelayakan ekonomi yang dilakukan antara lain : a) Break Even Point/Pay-back Period


(6)

c) Net Present Value (NPV)

d) Economic Internal Rate of Return (EIRR) e) First Year Rate of Return (FYRR)

Analisa diperhitungkan terhadap data kondisi existing untuk melihat kemampuan dan kapasitas jalan. Selain itu juga dianalisa terhadap kebutuhan yang akan datang supaya tidak terjadi kemacetan lalu lintas dan dapat meningkatkan kapasitas simpang yang ditinjau.

3.5EVALUASI KELAYAKAN

Setelah didapatkan analisa data maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternatif solusi yang memungkinkan dan yang paling layak atau alternatif solusi yang memberikan benefit terbesar untuk memecahkan permasalahan yang ada.

Solusi yang ditawarkan adalah :

1. Do Nothing, yaitu tidak melakukan apapun terhadap simpang Jatingaleh

2. Do Something, yaitu menganalisa beberapa alternatif solusi/alternatif model simpang yang lain untuk simpang Jatingaleh, diantaranya adalah

a) Perencanaan Overpass atau interchange

b) Peningkatan ruas jalan/penambahan jumlah lajur

3.6KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang hasil dari penelitian yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisa pengaturan lalu lintas, mengetahui kapasitas simpang, analisa BOK dan analisa studi kelayakan simpang Jatingaleh Semarang.

Kesimpulan ini berisi tentang alternatif solusi yang paling baik dan paling layak untuk permasalahan yang ada, agar kemudian dapat ditindak lanjuti dengan realisasi di lapangan.