REALIZATION OF REFUSALS IN HABIBURRAHMAN EL SHIRAZYâS AYAT-AYAT CINTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
APPENDIX I: THE SUMMARY OF REFUSALS STRATEGIES (SARs)
REFUSALS OF REQUESTS
No.
Page
1.
71-72
2.
75
3.
75
4.
75
5.
75-76
6.
77
Utterances
Saiful: “Kalau ini bukan makan nasi lauk ayam. Ini
makan ayam lauk nasi. Nasinya dikit sekali. Mbok
ditambah dikit,” sambung Saiful.
Hamdi: “Tujuannya memang kita makan ayam bakar.
Nasi pelengkap saja untuk melestarikan budaya
Indonesia. Bagi yang mau tambah nasi ambil saja
sendiri. Benar nggak Mas?” sahut Hamdi.
Fahri: “Apa kau tidak tergerak untuk menolongnya.”
Maria: “Tergerak. Tapi itu tidak mungkin.”
“Si Hitam Bahadur bisa melakukan apa saja. Ayahku
tidak mau berurusan dengannya.”
Relationship/status
Housemates
Equal
Context
Dinner at suthuh
(the attic)
Strategy
1. Excuse,
2. Reason,
3. Alternative,
4. Request for help, empathy,
assistance
5. Addressing term “Mas”
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Repetition of part of request,
2. Statement of unwillingness
3. Reason,
4. Reason.
Fahri: “Tidakkah kau bisa turun dan menyeka air
matanya. Kasihan Noura. Dia perlu seseorang yang
menguatkan hatinya.”
Maria: “Itu tidak mungkin.”
Fahri: “Kau lebih memungkinkan daripada kami.”
Maria: “Sangat susah kulakukan!” Maria menolak.
Fahri: “Kumohon turunlah dan usaplah air matanya. Aku
paling tidak tahan jika ada perempuan menangis.
Aku tidak tahan. Kumohon. Andaikan aku halal
baginya tentu aku akan turun mengusap air
matanya dan membawanya ke tempat yang jauh dari
linangan air mata selama-lamanya.”
Maria: “Untuk yang ini jangan paksa aku, ! Aku tidak
bisa!”
Maria: “Sekarang apa yang harus kulakukan?”
Fahri: “Tidak bisakah kau ajak dia ke kamarmu?”
Maria: “Aku kuatir Bahadur tahu.”
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Statement of unwillingness
Friends—neighbour
Equal
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Statement of unwillingness
By SMS
1.Excuse,,
2. Statement of unwillingness
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Statement of unwillingness
87
7.
8.
9.
10.
90
103
120
120
11.
132
12.
133
Aisha: “Ja. Herr , haben Sie zeit?58 ” 58—Tuan , apakah
kau punya waktu? Pertanyaannya mengandung
maksud mengajak bertemu.
Fahri: “Heute?”59—Hari ini?
Aisha: “Ja. Heute, ba’da shalat el ashr.”60—Ya. Hari ini
setelah shalat ashar.
Fahri “Nein danke, heute ba’da shalat el ashr habe ich
leider keine Zeit! Ich habe schon eine
verabredung!” 61— Tidak, terima kasih, sayang aku
tidak ada waktu selepas shalat ashar! Aku punya
janji. Maksudku adalah janji pada jadwal untuk
menerjemah.
Aisha: “Kita turun?” tanya Aisha.
Fahri: “Tidak, mahattah depan. Tapi tidak ada salahnya
siap-siap.”
Friends
Aisha is an agyptian
Equal
Friends
Equal
On a metro
1. Flat “No”,
2. Explanation
3. Statement of positive opinion
Nurul: “Maaf Kak, aku tidak bisa menceritakannya
sekarang. Sangat panjang.”
Fahri: “Oh aku paham. Kau tutup saja telponmu. Biar aku
yang telpon.”
Nurul: “Bukan pulsa masalahnya Kak.”
Nurul: “Sore nanti kami, pengurus Wihdah diundang Pak
Atdikbud di rumahnya yang dekat SIC. Kakak bisa
nggak ke SIC jam lima?”
Fahri: “Sayang nggak bisa Nur.”
Nurul: “Terus bagaimana?”
Fahri: “Minggu-minggu ini jadwalku padat. Susah
meluangkan waktu buat appointment baru.
Maria: “,Fahri, mau coba berdansa denganku? Ini
kali pertama aku mencoba berdansa,” lirihnya
malu.
Fahri: “Maaf aku tidak bisa,” jawabku sambil tersenyum
dan menangkupkan dua tangan di depan dada.
Maria: “Sama, aku juga tidak bisa. Kita belajar bersama
pelan-pelan. Mari kita coba!” sahut Maria yang
Friends
Equal
On telephone
1. Excuse,
2. Addressing term “kak”,
Friends.
Both are from
Indonesia
Equal
On telephone
1. Statement of regret,
2. Addressing term “Nur”
Friends
Equal
Music longue of
Cleopatra
Restaurant
Friends
Equal
Music longue of
Cleopatra
1. Statement of regret,
2. Flat No,
3. Non verbal action
“menangkupkan dua tangan di
depan dada”
1. Regret,
2. Addressing term “Maria”
On telephone
1. Flat “No”
2. Gratitude,
3. Statement of regret,
4. Reason,
5. Reason
88
13.
230-231
14.
271-272
15.
294
16.
357
belum memahami sepenuhnya penolakanku.
Fahri: “Maafkan aku Maria. Maksudku aku tidak
mungkin bisa melakukannya. Ajaran Al-Qur’an
dan Sunnah melarang aku bersentuhan dengan
perempuan kecuali dia isteri atau mahramku.
Kuharap kau mengerti dan tidak kecewa!”
terangku tegas.
Ustadz Jalal: “Bagaimana kau bisa membantu Nurul
bukan?”
Fahri: Dengan terisak-isak kukatakan pada Ustadz
Jalal dan Ustadzah Maemunah, “Oh, andaikan
waktu bisa diputar kembali. It is no use crying
over spilt milk . Tak ada gunanya menangisi susu
yang telah tumpah!”
Aisha: “Suamiku, padaku ada dua ATM. Mohon Kau
pilihlah satu!” Aisha meletakkan dua kartu ATM
di depanku. Aku ragu. “Suamiku, kalau kau
mencintaiku, benar-benar mencintaiku dan
memandang diriku adalah milikmu maka ambillah
jangan ragu!”
Fahri: “Tidak Aisha. Aku tiba-tiba memikul beban amanah
sedemikian beratnya, yang tidak pernah aku
bayangkan. Dirimu adalah amanah bagiku. Dan
apa yang kau miliki yang kau letakkan di
tanganku adalah amanah yang sangat berat
bagiku. Aku tak tahu apakah bisa memikul amanah
seberat ini?”
Aisha: “Sayang, Dhab Mashrinya dicoba yuk!”
Fahri: “Dhab Mashrinya tidak kubawa?”
“Aku takut menjelma jadi kadal.”
Aisha: “Suamiku, izinkanlah aku melakukan sesuatu
untukmu!” Kata Aisha dengan mata berkaca-kaca.
Fahri “Apa itu?”
Aisha “Beberapa waktu yang lalu Magdi
mengatakan harapan kau bisa dibebaskan sangat
tipis sekali. Maria masih juga koma. Mungkin
Restaurant
3. Explanation,
4. Statement of principle,
5. Wish
Friends.
Ustadz Jalal (Nurul’s
uncle)
Lower
Fahri’s apartment
1. Non verbal action “menangis
terisak-isak”
2. Wish,
3. Statement of principle,
Husband-wife
Equal
Their apartment
1. Flat “No”,
2. Addressing term “Aisha”
3. Explanation/excuse,
4. Explanation,
5. Acceptance that functions as a
refusal
6. Excuse
Husband-wife
Equal
Apartment
1. Excuse
2. Joke
Husband-wife
Equal
The police
station
1. Threat,
2. Wish,
3. Statement of unwillingness
89
17.
18.
19.
366
368
368
hanya mukjizat yang akan menyadarkannya. Magdi
berseloroh, jika punya uang untuk diberikan pada
keluarga Noura dan pihak hakim mungkin kau bisa
diselamatkan. Kalau kau mengizinkan aku akan
bernegosiasi dengan keluarga Noura. Bagiku uang
tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa dan
keselamatanmu.” “Dengan sangat terpaksa. Bukan
untuk membebaskan orang salah tapi untuk
membebaskan orang tidak bersalah!”
Fahri “Lebih baik aku mati daripada kau melakukan itu!”
Jadi, kumohon isteriku jangan kau lakukan itu! Aku
tidak rela, demi Allah, aku tidak rela!”
Madame Nahed: “Tolonglah Anakku, aku tak mau
kehilangan Maria. Aku sudah pernah mengalami
apa yang dialami Maria. Hanya suaramu,
sentuhanmu dan kehadiranmu di sisinya yang
akan membuat dirinya kembali memiliki cahaya
hidup yang telah redup,” desak Madame Nahed.
Fahri: “Kalau hanya memperdengarkan suaraku
padanya, insya Allah aku bisa. Tapi kalau sampai
menyentuhnya aku tidak bisa.
Madame Nahed: “Tolonglah, lakukan itu untuk
merangsang syarafnya dan membuatnya sadar.
Kau harus mengatakan dan melakukan sesuatu
yang memiliki efek pada syaraf dan memorinya.
Dan lebih dari itu pada jiwanya. Utarakanlah rasa
cintamu padanya, mungkin itu akan menolongnya.”
Fahri: “Aku tidak bisa melakukannya. Aku menyesal.”
Madame Nahed: “Ini tidak sungguhan.”
Fahri: “Aku harus bersikap bagaimana? Aku tidak bisa
melakukan hal itu, juga tidak bisa untuk
melakukan suatu kebohongan. Bagaimana
jika aku mengungkapkan rasa cinta lalu dia sadar.
Kemudian dia tahu aku membohonginya, apakah itu
bukan suatu penyiksaan yang kejam padanya?”
Neighbour
Lower
Hospital
1. Promise for future acceptance,
2. Excuse
Neighbour
Lower
Hospital
1. Statement of unwillingness,
2. Regret
Neighbour
Lower
Hospital
1. Self defence
2. Statement of principle,
3. Threat/statement of negative
consequences,
4. Reason
90
20.
375
21.
375
22.
23.
24.
375
375
375
25.
376
26.
376
27.
376
Madame Nahed: “Hanya kau yang bisa menolongnya
Anakku. Nyawa Maria ada di tanganmu,” ucap
Madame Nahed pelan dengan air mata meleleh di
pipinya.
Fahri: “Bukan aku. Tapi Tuhan,” jawabku.
Madame Nahed: “Ya. Tapi kau perantaranya. Kumohon
lakukanlah sesuatu untuk Maria!”
Fahri: “Aku sudah melakukannya semampuku.”
Madame Nahed: “Lakukanlah seperti yang diminta dokter.
Tolong.”
Fahri: “Andai aku bisa Madame, aku tak bisa
melakukannya.”
Madame Nahed: “Kenapa?”
Fahri: “Aku sudah katakan semuanya pada dokter.”
Madame Nahed:“Kalau begitu nikahilah Maria. Dia
tidak akan bisa hidup tanpa dirimu. Sebagaimana
aku tidak bisa hidup tanpa Boutros.”
Fahri: “Itu juga tidak mampu aku lakukan. Aku sangat
menyesal.”
Madame Nahed:“Kalau kau tidak bisa mencintainya
maka kasihanilah dia. Sungguh malang nasibnya
jika harus mati dalam keadaan sangat sengsara
dan menderita. Kasihanilah dia, Fahri. Kumohon
demi rasa cintamu pada nabimu.”
Fahri: “Masalahnya bukan cinta atau kasihan Madame.”
Aisha: “ Menikahlah dengan Maria lalu lakukanlah
seluruh
petunjuk
dokter
untuk
menyelamatkannya.”
Fahri: “Aku tak bisa Aisha. Aku sangat mencintaimu.
Aku ingin kau yang pertama dan terakhir
bagiku.”
Aisha “Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas.”
Fahri: “Tidak Aisha, tidak! Aku tidak bisa.”
Neighbour
Lower
Hospital
1. Flat No,
2. Statement of principle
Neighbour
Lower
Hospital
1. Excuse
Neighbour
Lower
Hospital
1. Wish,
2. Addressing term “Madame”
3. Statement of unwillingness
Neighbour
Lower
Hospital
1. Statement of unwillingness,
2. Regret
Neighbour
Lower
Hospital
1. Excuse,
2. Addressing term “Madame”
Husband-wife
Equal
Hospital
1. Statement of unwillingness,
2. Addressing term “Aisha”
3. Reason,
4. Wish
Husband-wife
Equal
Hospital
Aisha “Menikahlah dengan dia, demi anak kita.
Husband-wife
Hospital
1. Flat “No”,
2. Addressing term “Aisha”,
3. Statement of unwillingness
1. Addressing term “Aisha”,
91
Kumohon!
Jika
Maria
tidak memberikan
kesaksiannya maka aku tak tahu lagi harus
berbuat apa untuk menyelamatkan ayah dari anak
yang kukandung ini.” Setetes air bening keluar
dari sudut matanya.
Fahri: “Aisha, hidup dan mati ada di tangan Allah.”
Equal
2. Statement of principle
92
REFUSALS OF QUESTIONS
No.
Page
1.
22
2.
3.
48
48
Utterances
Maria: “Fahri, istanna suwayya!—jTunggu sebentar.
Fahri: “Fi eh kaman?—Ada apa lagi?
Maria: “Uangnya.”
Fahri: “Sudah, nanti saja, gampang.”
Metro passenger: “Apa salah jika kami sedikit saja
mengungkapkan kejengkelan kami dengan
memberi pelajaran sedikit saja pada orang-orang
Amerika itu?!” Lelaki setengah baya masih
berusaha membenarkan tindakannya. Aku tidak
merasa aneh. Begitulah orang Mesir, selalu merasa
benar. Dan nanti akan luluh jika berhadapan dengan
kebenaran yang seterang matahari.
Fahri: “Kita semua tidak menyukai tindak kezhaliman
yang dilakukan siapa saja. Termasuk yang
dilakukan Amerika. Tapi tindakan kalian seperti
itu tidak benar dan jauh dari tuntunan ajaran
baginda Nabi yang indah.”
Passenger: “Lalu kami harus berbuat apa dan
bagaimana? Ini mumpung ada orang Amerika.
Mumpung ada kesempatan. Dengan sedikit
pelajaran mereka akan tahu bahwa kami tidak
menyukai kezhaliman mereka. Biar nanti kalau
pulang ke negaranya mereka bercerita pada
tetangganya bagaimana tidak sukanya kami pada
mereka!”
Fahri: “Justru tindakan kalian yang tidak dewasa
seperti anak-anak ini akan menguatkan opini
media massa Amerika yang selama ini
beranggapan orang Islam kasar dan tidak
punya perikemanusiaan. Padahal baginda
Rasul mengajarkan kita menghormati tamu. Apakah
kalian lupa, beliau bersabda, siapa yang beriman
Relationship/status
Friends/
Equal
Context
Apartment
Strategy
1. Promise of future acceptance
Strangers/
Higher
On a metro
1. “kita”,
2. Statement of principle,
3. Reason,
4. Criticize the requester,
5. Addressing term “kalian”
Strangers/
Higher
On a metro
1. Criticize the requester,
2. Reason,
3. Explanation,
4. Statement of principle,
5. Statement of negative
consequences (threat),
6. Addressing term “kalian”
93
4.
49
5.
49
6.
64
7.
8.
71
81
kepada Allah dan hari akhir maka hormatilah
tamunya. Mereka bertiga adalah tamu di bumi
Kinanah ini. Harus dihormati sebaik-baiknya. Itu
jika kalian merasa beriman kepada Allah dan
hari akhir. Jika tidak, ya terserah!
Fahri: “Coba kalian jawab pertanyaanku ini. Kenapa
kalian berani menyakiti Rasulullah?!” tanyaku
sambil memandang ketiga orang Mesir
bergantian. Mereka agak terkejut mendengar
pertanyaanku itu.
Ashraf: “Akhi, mana mungkin kami berani menyakiti
Rasulullah yang kami cintai,” jawab Ashraf.
Fahri: “Kenapa kalian kelak di hari akhir berani
berseteru
di
hadapan
Allah
melawan
Rasulullah?” tanyaku lagi.
Ashraf: “Akhi, kau melontarkan pertanyaan gila. Kita
semua di hari akhir kelak mengharap syafaat
Rasulullah, bagaimana mungkin kami berani
berseteru dengan beliau di hadapan Allah!” jawab
Ashraf.
Maria; “Uangnya kok tidak diambil, kenapa?”
Fahri: Kujawab, “Harganya zero, zero, zero pound. Jadi
tak perlu dibayar.”
Misbah: “Mas apa aku pulang saja sekarang? Pakai taksi
‘kan cepat!”
Fahri: “Kerjamu sudah selesai?” tanyaku.
Misbah: “Belum sih sekarang aku lagi membuat estimasi
dana sama Mas Khalid.”
Tuan Boutros: “Begini Fahri. Aku sudah berusaha
keras. Tapi Noura tidak mau menceritakan
segalanya. Dia hanya bilang telah diusir oleh
ayah dan kakaknya karena tidak bisa melakukan hal
yang ia tidak bisa melakukannya.”
Fahri: “Hal yang ia tidak bisa melakukan itu maksudnya
apa?” tanyaku.
Strangers/
Higher
On a metro
1. Addressing term “akhi”,
2. Self defence
Strangers/
Higher
On a metro
1. Addressing term “akhi”,
2. Criticize the requester,
3. Wish,
4. Self defence
Friends/
Equal
On telephone
1. Joke,
2. Statement of caution
Housemates/
Equal
On telephone
1. Statement of unwillingness,
2. Adressing term”-mu”
Neighbours
Tuan Boutros is
Maria’s father/
Higher
Fahri’s apartment
1. Excuse,
2. Addressing term “ia”,
3. Excuse,
4. Excuse
94
9.
10.
81
82
Tuan Boutros
“Ia tidak mau mengaku. Hanya itu
yang bisa kudapat. Kami sekeluarga hanya bisa
membantu sampai di sini.”
Fahri: “Lantas apa yang harus kita lakukan?” tanyaku.
Tuan Boutros: “Untuk itulah kami berdua kemari.
Mau tidak mau, pagi ini Noura memang harus
pergi. Untuk kebaikan dirinya, dan untuk
kebaikan seluruh penghuni apartemen ini. Jika
sampai ia masih ada di sini, ayahnya akan
kembali membuat keributan. Noura akan jadi
bulan-bulanan. Masalahnya, semua orang sudah
bosan. Yang jadi pikiran kami adalah Noura
harus pergi ke mana. Kami tidak tega dia pergi
tanpa tujuan dan tanpa rasa aman,” jelas Tuan
Boutros.
Fahri: “Maksud Tuan Boutros?”
Maria: “Fahri, sebetulnya bisa saja kami membawa Noura
ke tempat saudara kami. Tapi kalau nanti sampai
ketahuan Bahadur masalahnya akan runyam. Bahkan
kalau ada orang tidak bertanggung jawab yang suka
memancing ikan di air keruh masalahnya bisa
berkembang tidak hanya antara kami dan Bahadur.
Bisa lebih gawat dari itu. Kau ‘kan tahu, kami
sekeluarga ini penganut Kristen Koptik. Bahadur
sekeluarga adalah muslim. Seluruh sanak saudara
dan kolega kami yang paling dekat adalah orangorang Koptik. Jika Noura bersembunyi di rumah
kami atau rumah saudara kami bisa mendatangkan
masalah. Meskipun kami tidak melakukan apa-apa
kecuali menyediakan tempat dia berlindung. Kami
nanti bisa dianggap merekayasa meng-Kristen-kan
Noura. Kami harus menjaga perasaan Noura sendiri
dan perasaan semuanya. Kau tentu tahu Noura siswi
Ma’had Al Azhar. Dia tentu akan merasa asing di
rumah orang yang bukan satu keyakinan dengannya.
Dia akan merasa canggung untuk shalat, membaca
Neighbours/
Higher
Fahri’s apartment
Friends/
Equal
Fahri’s apartment
1. Reason,
2. Addressing term “Noura”,
3. Excuse,
4. Explanation,
5. Request for help,
1. Acceptance that functions as
refusal,
2. Reason,
3. Explanation,
4. Statement of principle,
5. Reason,
6. Statement of alternative,
7. Addressing term “Fahri”,
8. “Noura”,
9. “Bahadur”,
95
11.
103
12.
110
13.
110
14.
120
Al-Qur’an dan lain sebagainya. Di rumah kami saja
yang tetangganya, yang kenal baik dengannya, dia
merasa canggung. Untuk shalat dia merasa tidak
enak. Tadi kami yang mempersilakan dia untuk
shalat. Kami tidak ingin ini terjadi pada Noura. Apa
pun alasannya, yang paling bijak adalah
menempatkan Noura di tempat orang yang satu
keyakinan dengannya. Yang bisa mengerti
keadaannya. Terus terang untuk ini kami minta
bantuanmu. Meskipun kamu bukan orang Mesir tapi
kamu tentu punya kenalan orang Mesir yang muslim.
Menurut kami semua orang muslim itu baik kecuali
Si Bahadur itu,” jelas Maria panjang lebar.
Aisha: “Apa kau yakin sekarang tidak perlu data
tambahan?”
Fahri: “Untuk sekadar proposal mengajukan judul,
konsepnya sudah matang dan tinggal saya ketik.
Saya sudah punya empat ratus referensi. Jika
diterima oleh tim penilai, barulah perlu bahan
selengkap-lengkapnya untuk penyusunan tesis.”
Rudi: “Untuk siapa ini Mas? Sudah punya calon
rupanya? Diam-diam menghanyutkan.
Fahri: “Sudahlah Akhi. Aku lagi capek sekali. Nanti habis
maghrib aku jelaskan semua. Tidak usah
berprasangka yang bukan-bukan.”
Rudi: “Kalau ada telpon dari Nurul bagaimana?”
Fahri: “Sudah jangan terus menggoda.”
Nurul: “Ini Nurul. Ini dengan Kak Fahri ya?” suara di
seberang sana.
Fahri: “Ya. Kemarin katanya nelpon ya? Ada apa?”
Nurul: “Ah enggak. Kemarin sebetulnya ada yang
ingin Nurul tanyakan, tapi jawabannya sudah
ketemu.”
Fahri: “Lha ini nelpon ada apa?”
Nurul: “Tentang Noura.”
Friends/
Equal
On a metro
1. Excuse,
2. Statement of unwillingness,
3. Promise of future acceptance
Housemates/
Equal
In a livingroom
1. Addressing term “akhi”,
2. Excuse,
3. Promise of future acceptance,
4. Wish
Housemates/
Equal
Friends/
Equal
In a livingroom
1. Statement of caution
On telephone
1. Pause fillers “ah”,
2. Let the interlocuteor off the
hook,
3. Explanation
96
15.
120
16.
120
17.
125
18.
125
19.
20.
224
236
21.
268
22.
289
Nurul: Ceritanya sangat mengenaskan.”
Fahri: “Bagaimana ceritanya?”
Nurul: “Maaf Kak, aku tidak bisa menceritakannya
sekarang. Sangat panjang.”
Nurul: “Sore nanti kami, pengurus Wihdah diundang Pak
Atdikbud di rumahnya yang dekat SIC. Kakak bisa
nggak ke SIC jam lima?”
Fahri: “Sayang nggak bisa Nur.”
Nurul: “Terus bagaimana?”
Fahri: “Minggu-minggu ini jadwalku padat. Susah
meluangkan waktu buat appointment baru.
Bahadur: “Di mana Noura kau sembunyikan, Boutros!”
Tuan Boutros: “Apa saya tidak memiliki urusan yang lebih
penting dari mengurusi anakmu, heh?”
Bahadur: “Kau pasti tahu di mana Noura berada?”
Tuan Boutros: “Siapa yang peduli dengan anakmu?”
Rudi: Seperti biasa Rudi nyeletuk, “Nurul dkk. diundang
nggak Mas?”
Fahri: “Untuk akadnya tidak usah. Tapi walimahnya ya,”
jawabku dengan tegas.
Fahri: “Ayah Aisha, Tuan Rudolf Greimas, bukankah
masih hidup. Apakah beliau akan datang?”
Eqbal Hakan: “Beliau memang masih hidup tapi tidak
akan datang dan Aisha juga tidak terlalu
menginginkan dia datang. Yang jelas dia sudah
tahu puterinya akan menikah dengan
mahasiswa Indonesia. Tentang Rudolf Greimas
nanti tanyakanlah sendiri pada Aisha, kenapa
sampai dia tidak mengharapkan
kedatangannya,” jawab Eqbal Hakan.
Friends/
Equal
Aisha: “Apakah bagimu aku orang lain suamiku?”
Fahri: “Jadi kau yang membayar sewanya Aisha.
Tidak bisa Aisha, itu akan sangat menyiksa
diriku?”
Aisha: “Apa yang ditulisnya sampai kau menangis?”
1. Addressing term “kak”,
2. Statement of regret,
3. Reason
Friends/
Equal
On telephone
1. Reason
2. Excuse
Neighbours/
Higher
At the parking
site
1. Unspecific/indefinite reply,
2. Pause filler “heh”
Neighbours/
Higher
Housemates/
Equal
At the parking
site
In a livingroom
1. Unspecific/indefinite reply
Friends
Eqbal Hakan is
Aisha’s uncle/
Higher
In a car
1. Explanation,
2. Addressing term “beliau”,
3. Excuse,
4. Statement of alternative
Husband-wife/
Equal
Their apartment
Husband-wife/
Their apartment
1. Addressing term “Aisha”,
2. Statement of unwillingness,
3. Flat No,
4. Reason
1. Let interlocutor off the hook,
1. Statement of caution,
2. Statement of alternative
97
23.
24.
309
316
Fahri: “Ah tidak apa-apa. Isinya nasihat. Agar aku
menjagamu dengan baik. Berusaha memahamimu
dan memaklumi perbedaan-perbedaan di antara
kita yang memang berbeda latar belakang budaya
dan pendidikan. Dia juga menasihati agar aku aku
mengajarimu bahasa dan adat istiadat
masyarakat Indonesia agar kelak jika pulang ke
Indonesia kau bisa beradaptasi dan diterima
dengan baik. Terakhir dia menasihatiku agar
menyempatkan waktu untuk menengok kedua orang
tua di Indonesia, jangan terlalu asyik di Mesir.
Aku teringat ibuku.” Terpaksa aku berbohong,
aku tak ingin ketenangan hatinya terusik. Aku
harus melindungi keluargaku dari segala gangguan.
Police: Sekarang kau hanya memiliki dua pilihan.
Mengakui perbuatanmu itu, dan kau mungkin akan
mendapat keringanan atas kerja samamu. Sehingga
kau mungkin tidak akan dihukum gantung. Atau
kau tetap bersikeras mengingkarinya dan terpaksa
nanti pengadilan akan menggantungmu. Pilih
mana?” Polisi hitam besar kembali menggertak.
Fahri: “Kapten, aku memilih membuktikan di pengadilan
bahwa aku tidak bersalah. Aku yakin negara ini
punya undang-undang dan hukum. Aku minta
disediakan pengacara!”
Police: “Bagaimana orang Indonesia? Kau mau
mengakui perbuatanmu?
Fahri: “Aku tidak berubah pikiran. Aku tidak
melakukan perbuatan dosa itu. Bagaimana
mungkin aku akan mengakuinya. Aku akan buktikan
bahwa aku tidak bersalah!” jawabku tegas.
Equal
2. Explanation
Fahri-Police/
Lower
Police station
1. Addressing term “kapten”,
2. Promise for future acceptance,
3. Statement of positive feeling,
4. Request for help,
Police-prisoner/
Lower
Police station
1. Statement of unwillingness,
2. Self defence,,
3. Statement of negative
consequences to the requester,
4. Promise for future acceptance
98
25.
26.
27.
322
339
375
Fahri: “Apa sebenarnya yang terjadi setelah hari itu?”
tanyaku penasaran.
Aisha: “Aku tak sanggup menceritakannya.
Tanyakanlah pada Magdi?” jawab Aisha dengan
tetap memeluk erat diriku.
Husband-wife/
Equal
The police station
1. Statement of unwillingness,
2. Statement of alternative
Haj Rashed: “Kau suka menonton film Amerika juga
rupanya?” Haj Rashed agak kurang senang.
Fahri: “Sebenarnya tidak juga. Aku menonton film itu
karena penasaran pada analisa Profesor Akbar S.
Ahmad dalam karyanya Postmodernism and Islam.
Dan memang seperti itu ironi yang dibangun
Spielberg dalam film ET.
Fahri: “Masalahnya bukan cinta atau kasihan Madame.”
Madame Nahed: “Lantas apa?”
Fahri: “Aku sudah menikah. Dan saat menikah aku
menyepakati syarat yang diberikan isteriku agar
aku menjadikan dia isteri yang pertama dan
terakhir. Dan aku harus menunaikan janji itu. Aku
tidak boleh melanggarnya.”
Prisoners/
Equal
Jail
1. Self defence,
2. Reason,
3. Statement of positive opinion
Neighbours/
Lower
Hospital
1. Self defence,
2. Explanation,
3. Statement of principle,
99
REFUSALS OF SUGGESTIONS
No.
Page
1.
18
2.
3.
4.
31
82
118
Utterances
Saiful: “Mas Fahri, udaranya terlalu panas. Cuacanya
buruk. Apa tidak sebaiknya istirahat saja di
rumah?” saran Saiful yang baru keluar dari kamar
mandi. Darah yang merembes dari hidungnya telah
ia bersihkan.
Fahri: “Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa. Aku
sangat tidak enak pada Syaikh Utsman jika tidak
datang. Beliau saja yang sudah berumur tujuh
puluh lima tahun selalu datang. Tepat waktu lagi.
Tak kenal cuaca panas atau dingin. Padahal
rumah beliau dari masjid tak kurang dari dua
kilo,” tukasku sambil bergegas masuk kamar
kembali, mengambil topi dan kaca mata hitam.
Syaikh Ahmad: “Cuacanya buruk. Sangat panas. Apa tidak
sebaiknya istrirahat saja? Jarak yang akan kau
tempuh itu tidak dekat. Pikirkan juga
kesehatanmu, Akh,” lanjut beliau sambil meletakkan
tangan kanannya dipundak kiriku.
Fahri: “Semestinya memang begitu Syaikh. Tapi saya
harus komitmen dengan jadwal. Jadwal adalah
janji. Janji pada diri sendiri dan janji pada Syaikh
Utsman untuk datang.”
Fahri: “Bagaimana dengan saudara atau kenalan
kalian?
Tuan Boutros: “Fahri, mohon kau mengertilah posisi
kami. Sungguh kami ingin menolong Noura.
Tapi menempatkan Noura di rumah kami, atau
rumah saudara dan kenalan kami itu tidak
mungkin kami lakukan. Karena ini akan
menambah masalah?”
Relationship/status
Housemates/
Equal
Context
Apartment
Strategy
1. Let the interlocutor off the
hook,
2. Addressing term “syaikh”,
3. Reason
Young priest-pilgrim/
Lower
Al-Fath Al-Islami
mosque
1. Addressing term “Syaikh”,
2. Statement of positive
agreement,
3. Statement of principle
Neighbour/
Higher
Fahri’s
livingroom
1 Addressing term “Fahri”,
2. Request for empathy,
3. Acceptance that functions as
refusal,
4. Statement of unwillingness,
5. Reason
Rudi: “Mas, kenapa tidak diluangkan satu hari saja sih.
Housemates/
In a livingroom
1. Addressing term “Rud”,
100
5.
143
6.
270
Kasihan mereka ‘kan?” sahut Rudi.
Fahri: “Rud, semua orang punya skala prioritas. Banyak
hal penting di hadapan kita, tapi kita tentu
memilih yang paling penting dari yang penting.
Aku punya kewajiban menyelesaikan kontrak. Itu
yang harus aku dahulukan daripada ikut ke Alex.
Jika ada rencana yang tertunda dua hari saja,
maka akan banyak rencana yang rusak.
“Tolonglah pahami aku. Silakan kalian ikut
aku tidak apa-apa. Sungguh!” jelasku mohon
pengertian teman-teman satu rumah.
Equal
Fahri: “Bagaimana Madame, kalau calonnya Maria?”
Madame Nahed:“Boleh saja. Tapi kusarankan tidak sama
dia, dia gadis yang kaku. Beda dengan dirimu
yang kulihat bisa romantis, bisa membuat
kejutan-kejutan yang menyenangkan. Kemarin
dalam perjalanan pulang kami mendapat cerita
yang banyak tentang dirimu dari Rudi. Dia bercerita
tentang kesan-kesannya padamu. Dia juga
menjelaskan sesungguhnya yang merancang dan
membelikan hadiah ulang tahun untukku dan
untuk Yousef itu kamu. Aku takut kau kecewa
dapat Maria. Dia gadis manja dan kaku. Saya tak
tahu dia bisa romantis apa tidak. Dia itu gadis
yang tidak pernah jatuh cinta. Tak suka
dikunjungi teman lelaki. Tak suka diajak pergi
kencan. Kau harus mendapatkan gadis yang
bisa mengimbangi kelembutan hatimu dan
kekuatan visimu mengarungi hidup. Kulihat
kau pemuda yang sangat berkarakter dan
kuat memegang prinsip namun penuh toleransi.
Kau jangan sembarangan memilih pasangan
hidup, itu saran dari Madame.”
Fahri: “Apa tidak sebaiknya kita sewakan saja. Lalu kita
menyewa flat di Nasr City yang lebih murah.
Neighbour/
Higher
Fahri’s bedroom
Husband-wife/
Equal
Their apartment
2. Request for empathy,
3. Reason,
4. Statement of alternative,
5. Reason,
6. Request for empathy,
7. Let the interlocutor off the
hook
1. Acceptance that functions as
a refusal,
2. Statement of alternative,
3. Reason,
4. Adressing term “-mu”,
5. “kau”,
6. “kamu”,
7. Statement of positive opinion
8. statement off caution
101
7.
309
8.
377
Dengan seribu dollar saja, kita sudah bisa
menyewa flat yang tak kalah mewahnya di
kawasan Abbas El-Akkad. Hanya saja di sana
kita tidak bisa melihat panorama sungai Nil.
Tapi kenyamanan dan ketenangannya tak jauh
berbeda. Sisanya bisa kita gunakan untuk bermacam
amal di jalan Allah,” ucapku sambil memandang
ke arah sungai Nil.
Aisha: “Sudah kuduga. Kau akan mengatakan demikian.
Suamiku, seandainya bukan ibuku yang membeli flat
ini dan seandainya tidak ada kenangan yang indah
dalam flat ini, tentu sebelum kau sarankan aku
sudah melakukannya. Aku sangat mencintai ibu dan
setelah rumah di Jerman itu, flat ini adalah tempat
kedua yang paling indah dalam kenanganku
bersama ibu. Aku ingin kita berdua tinggal di sini
selama di Cairo. Dan flat ini milik kita, kita lebih
tenang daripada menyewa. Kau tahu sifat orang
Mesir ‘kan? Tidak semuanya baik. Tidak semua tuan
rumah baik. Aku tidak mau membuang energi dan
ketenangan karena masalah sepele dengan tuan
rumah yang tidak baik. Kau tahu teman paman
Eqbal ada yang diusir tuan rumahnya tengah
malam musim dingin, tanpa sebab yang jelas. Aku
tak mau itu terjadi pada kita. Kalau kita
menemukan tuan rumah yang baik alhamdulillah,
kalau kebetulan menemukan tuan rumah yang suka
rewel, tentu sangat tidak enak.
Police: “Kenapa kau tidak memilih mengakuinya dan kita
tutup kasus ini diam-diam. Kita buat kesepakatankesepakatan dengan keluarga Noura sekarang.
Fahri: “Aku bukan pelaku pemerkosaan itu Kapten! Aku
akan buktikan bahwa aku tidak bersalah!” tegasku.
Aisha: “Kalau kau mencintaiku maka kau harus berusaha
melakukan yang terbaik untuk anak kita. Aku ini
sebentar lagi menjadi ibu. Dan seorang ibu
1. Addressing term “kau”,
2. “suamiku”,
3. “kita”,
4. Statement of positive feeling,
5. Set condition for past
acceptance,
6. Reason,
7. Wish,
8. Statement of alternative,
9. Reason,
10. Self defence
Police-prisoner/
Lower
Jail
1. Addressing term “kapten”,
2. Self defence,
3. Promise for future acceptance
Husband-wife/
Equal
Hospital
1. Statement of principle,
2. Addressing term “kalian”,
3. Explanation,
102
akan melakukan apa saja untuk ayah dari anaknya.
Menikahlah dengan Maria. Dan kau akan
menyelamatkan banyak orang. Kau menyelamatkan
Maria. Menyelamatkan anak kita. Menyelamatkan
diriku dari status janda yang terus membayang
di depan mata dan menyelamatkan nama baikmu
sendiri.”
Fahri: “Aku mencintai kalian semua. Tapi aku lebih
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Budak hitam yang
muslimah lebih baik dari yang bukan muslimah. Aku
tak mungkin melakukannya isteriku.”
4. Statement of unwillingness
103
REFUSALS OF ORDERREFUSALS OF ORDER
No.
Page
1.
45
2.
48
3.
64
4.
124
Utterances
A stranger: “Orang Indonesia, kau tahu apa sok
mengajari kami tentang Islam, heh! Belajar bahasa
Arab saja baru kemarin sore. Juz Amma entah
hafal entah tidak. Sok pintar kamu! Sudah kau diam
saja, belajar baik-baik selama di sini dan jangan ikut
campur urusan kami!”
Ashraf: “Kapten, kau tidak boleh berkata seperti itu.
Orang Indonesia ini sudah menyelesaikan licencenya di Al Azhar. Sekarang dia sedang menempuh
program magisternya. Walau bagaimana pun,
dia seorang Azhari. Kau tidak boleh
mengecilkan dia. Dia hafal Al-Qur’an. Dia murid
Syaikh Utsman Abdul Fattah yang terkenal itu.”
Fahri: “Lakukanlah apa yang ingin kalian lakukan.
Tapi jangan sekali-kali kalian menamakan diri
kalian bagian dari umat Islam. Sebab tindakan
kalian yang tidak menghormati tamu itu jauh dari
ajaran Islam.”
(silence) Lelaki setengah baya itu diam. Pemuda berbaju
kotak-kotak menunduk. Ashraf membisu. Para
penumpang yang lain, termasuk perempuan
bercadar juga diam. Metro terus berjalan dengan
suara bergemuruh, sesekali mencericit.
Fahri: “Harganya zero, zero, zero pound. Jadi tak perlu
dibayar.”
Maria: “Jangan begitu. Itu tidak wajar.”
Tuan Boutros: “Fahri, kau ikut aku!”
Madame Nahed: “Ya, kau naik sini Fahri!” seru Madame
Nahed
Fahri: “Maaf Madame, boleh saya duduk di depan.
Saya ingin berbincang-bincang dengan Tuan
Boutros selama dalam perjalanan.”
Relationship/status
Strangers
/passengers/
Equal
Context
On a metro
Strategy
1. Addressing term “kapten”, “”
2. Statement of caution,
3. Explanation,
4. Explanation
5. Statement of positive
opinion,
6. Statement of caution,
7. Statement of positive opinion
8. orang Indonesia
9. explanation
Strangers
/Passengers/
Lower
On a metro
1. Non-verbal action—silence,
bowwing
Neighbour/
Equal
By SMS
1. Statement of caution,
2. Reason
Husband-wife and
their neighbour
Lower
At the parking
site
1. Addressing term “Madame”,
2. Statement of regret,
3. Statement of alternative,
4. Excuse
104
5.
289
6.
304
7.
317
Aisha: “Kenapa diam Sayang? Apa isinya?”
Fahri: “Bacalah sendiri!”
Aisha: “Kau bercanda. Ini bahasa Indonesia ‘kan?
Mana aku tahu maksudnya.
Polisi: “Ayo ikut kami!” tegas polisi kurus hitam
sambil memegang erat-erat tangan kananku.
Fahri: “Ini tidak mungkin! Ini pasti ada kesalahan. Saya
tidak mau ditangkap!” bantahku.
Ismail: “Minumlah lagi, biar tubuhmu segar!”
Fahri: “Sudah!”
Husband-wife
Equal
In their apartment
1. Addressing term “kau”,
2. Criticize the requester,
3. Excuse
Police officerprisoner
Lower
Police station
1. Statement of unwillingness,
2. Excuse,
3. Self defence,
Prisoners
Equal
Jail
1. Statement of unwillingness
105
REFUSALS OF INVITATION
No.
Page
1.
46
2.
3.
103
117-118
Utterances
Fahri: “Kebetulan saat ini saya sedang menuju masjid
Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk talaqqi. Kalau
ada yang mau ikut menjumpai Syaikh Utsman
boleh menyertai saya.” ujarku tenang penuh
kemenangan.
Passenger: “Maafkan kelancangan kami, Orang Indonesia.
Tapi perempuan bercadar ini tidak pantas dibela. Ia
telah melakukan tindakan bodoh!” kata pemuda
Mesir berbaju kotak-kotak sambil menyerahkan
kembali dua kartu dan tashdiq kepadaku.
Aisha: “Di rumahnya banyak buku-buku karangan Syaikh
An-Nursi.”
Fahri: “Ya. Suatu saat aku akan ke sana jika aku perlu data
tambahan.”
Yousef: “Mama ingin membuat pesta ulang tahun kami
berdua di sebuah Villa di Alexandria. Kalian satu
rumah kami undang. Semua ongkos perjalanan
jangan dipikirkan Mama sudah siapkan,” ucapnya
dengan mata berbinar-binar.
Fahri: “Kurasa teman-teman bisa ikut. Tapi mohon maaf,
saya tidak bisa. Sebab jadwal saya padat sekali.
Terus terang saya sedang menyelesaikan
proyek terjemahan dan sedang menggarap proposal
tesis. Sampaikan hal ini pada Mama ya?” jawabku.
Relationship/status
Strangers/
Lower
Context
On a metro
Strategy
1. Statement of regret,
2. Addressing term “orang
Indonesia’,
3. “kami”,
4. Excuse,
5. Reason
Friends
Equal
On a metro
1. Acceptance that functions as
a refusal,
Neighbour
Equal
In fahri’s
apartment
1. Statement of alternative,
2. Statement of regret,
3. Reason,
4. Addressing term “Mama”,
5. Excuse,
6. Request for help
106
APPENDIX II: DISTRIBUTION OF SPEECH ACTS OF REFUSALS
Kinds of Speech Acts
SARs
Direct
Indirect
Adjuncts
to
Refusal
1. No
2. Statement of unwillingness
1. Statement of regret
2. Wish
3. Excuse/reason/explanation
4. Statement of alternative
5. Set condition for future or past acceptance
6. Promise of future acceptance
7. Statement of principle
8. Attempt to dissuade interlocutor
a. Threat/statement of negative consequences to the requester
b. Criticize the request/requester, etc.
c. Request for help, empathy, and assistance
d. Let interlocutor off the hook
e. Self defence
9. Acceptance that functions as a refusal
10. Unspecific or indefinite reply
11. Avoidance
a. Nonverbal
b. Verbal
a. Topic switch
b. Joke
c. Repetition of part of request
1. Statement of positive opinion/feeling or agreement
2. Gratitude/appreciation
3. Pause filler
4. Statement of caution
5. Addressing term
Code
IA
IB
IIA
IIB
IIC
IID
IIE
IIF
IIG
IIH
IIH1
IIH2
IIH3
IIH4
IIH5
III
IIJ
IIK
IIK1
IIK2
IIK21
IIK22
IIK23
IIIA
IIIB
IIIC
IIID
IIIE
Act of
requesting
(27)
6
11
6
5
19
1
1
5
Act of
questioning
(27)
1
5
1
2
24
4
5
3
Act of
suggesting
(8)
2
1
8
3
1
1
2
Act of
ordering
(7)
2
1
7
1
-
Act of
inviting
(3)
2
4
1
-
2
1
1
1
-
2
3
2
2
5
1
2
3
2
2
2
-
1
1
-
1
1
-
2
-
-
1
-
1
1
1
1
10
1
3
1
12
2
3
4
3
2
2
4
16
107
APPENDIX III: Distribution of SARs by Power Relation (by interlocutors)
SARs in Response to Request
SARs
No
Statement of unwillingness
Statement of regret
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Promise of future acceptance
Statement of principle
Threat/statement of negative consequences
Request for help, empathy, and assistance
Self defence
Acceptance that functions as a refusal
Nonverbal
Joke
Repetition of part of request
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Gratitude/appreciation
Addressing term
Status of the refuser
Code
Equal
5
8
4
3
15
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
8
IA
IB
IIA
IIB
IIC
IID
IIF
IIG
IIH1
IIH3
IIH5
III
IIK1
IIK22
IIK23
IIIA
IIIB
IIIE
Lower
1
3
2
2
5
1
2
1
1
1
-2
SARs in Response to Question
SARs
Code
No
Statement of unwillingness
Statement of regret
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Promise of future acceptance
Statement of principle
Threat/statement of negative consequences
Criticize the request/requester, etc.
Request for help, empathy, and assistance
Let interlocutor off the hook
Self defence
Acceptance that functions as a refusal
Unspecific or indefinite reply
Joke
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Pause filler
Statement of caution
Addressing term
IA
IB
IIA
IIB
IIC
IID
IIF
IIG
IIH1
IIH2
IIH3
IIH4
IIH5
III
IIJ
IIK22
IIIA
IIIC
IIID
IIIE
Status of the refuser
Higher
11
1
2
1
2
1
0
2
1
1
6
Equal
1
3
1
1
13
2
3
1
2
1
1
1
1
1
3
7
Lower
1
1
1
2
1
1
1
4
1
3
108
SARs in Response to Suggestion
SARs
Statement of unwillingness
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Set condition for future or past acceptance
Promise of future acceptance
Statement of principle
Request for help, empathy, and assistance
Let interlocutor off the hook
Self defence
Acceptance that functions as a refusal
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Addressing term
Code
IB
IIB
IIC
IID
IIE
IIF
IIG
IIH3
IIH4
IIH5
III
IIIA
IIIE
Status of the refuser
Higher
1
2
1
1
2
1
4
Equal
1
1
7
2
1
1
2
2
1
1
6
Lower
1
1
2
1
2
SARs in Response to Order
SARs
Statement of unwillingness
Statement of regret
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Criticize the request/requester, etc.
Self defence
Nonverbal
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Statement of caution
Addressing term
Code
IB
IIA
IIC
IID
IIH2
IIH5
IIK1
IIIA
IIID
IIIE
Status of the refuser
Equal
Lower
1
1
6
1
3
3
3
1
2
1
1
1
1
SARs in Response to Invitation
SARs
Statement of regret
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Acceptance that functions as a refusal
Addressing term
Code
IIA
IIB
IIC
IID
III
IIIE
Status of the refuser
Equal
Lower
1
1
2
1
1
1
1
2
2
109
APPENDIX IV: Summary of SARs by Power Relation
Speech Acts of Refusals
Code
Refusers’ Status
Higher
Equal
Lower
No
IA
-
6
1
Statement of unwillingness
IB
1
14
5
Statement of regret
IIA
-
6
4
Wish
IIB
-
6
3
Excuse/reason/explanation
IIC
13
40
9
Statement of alternative
IID
2
6
1
Set condition for future or past acceptance
IIE
-
1
-
Promise of future acceptance
IIF
-
3
4
Statement of principle
IIG
3
4
4
Threat/statement of negative consequences
IIH1
1
1
2
Criticize the request/requester, etc.
IIH2
3
1
-
Request for help, empathy, and assistance
IIH3
2
3
1
Let interlocutor off the hook
IIH4
-
4
-
Self defence
IIH5
-
2
7
Acceptance that functions as a refusal
III
2
3
-
Unspecific or indefinite reply
IIJ
2
-
-
Nonverbal
IIK1
-
1
2
Topic switch
IIK21
-
-
-
Joke
IIK22
-
2
-
Repetition of part of request
IIK23
-
1
-
Statement of positive opinion/feeling or agreement
IIIA
1
5
2
Gratitude/appreciation
IIIB
-
1
-
Pause filler
IIIC
1
1
-
Statement of caution
IIID
1
6
-
Addressing term
IIIE
11
25
10
110
APPENDIX V: Summary of Refusal Strategies by Rank
Rank
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
SARs
Excuse/reason/explanation
Addressing term
Statement of unwillingness
Statement of principle
Statement of regret
Wish
Statement of alternative
Self defence
Statement of positive opinion/feeling or agreement
No
Promise of future acceptance
Statement of caution
Request for help, empathy, and assistance
Acceptance that functions as a refusal
Threat/statement of negative consequences to the requester
Criticize the request/requester, etc.
Let interlocutor off the hook
Nonverbal
Unspecific or indefinite reply
Joke
Pause filler
Set condition for future or past acceptance
Repetition of part of request
Gratitude/appreciation
Topic switch
Code
Total
IIC
IIIE
IB
IIG
IIA
IIB
IID
IIH5
IIIA
IA
IIF
IIID
IIH3
III
IIH1
IIH2
IIH4
IIK1
IIJ
IIK22
IIIC
IIE
IIK23
IIIB
IIK21
62
46
20
11
10
9
9
9
8
7
7
7
6
5
4
4
4
3
2
2
2
1
1
1
0
111
Ayat-ayat Cinta
By Habiburrahman El Shirazy
The
main character of the novel is Fahri who
is taking
his master degree in
University of Al Azhar, Cairo. He fights against the climate of Egypt, his target in
finishing his tesis, and his personal problem of love.
The other characters are Aisha, Maria and her family (Tuan Boutros, Madame
Nahed,
and
Yosef),
Nurul
and
his
uncle
(Ustadz
Jalal),
Noura,
and
Syeikh
Ustman.
The
story takes place
around
Cairo.
Fahri
lives
together
with
his
Indonesian
friends who are also taking their studies in University of Al Azhar.
Fahri lives in an apartment. He has good neighbours, Mr. Boutros and his wife,
Madame Nahed. Yousef and Maria are their son and daughter. There are also
other neighbours, the Bahadurs whose daughter falls in love with Fahri and makes
him sent to jail by telling a lie that she has been raped by Fahri.
This is a love story because the conflict arises because of love. Fahri is loved by
four girls (Maria, Nurul, Noura, and Aisha). Aisha is the one who is chosen to be
his wife. He also marries Maria for she is dying. Marriage will help her recover
from her long sleep.
As a husband and wife, they support each other to face the problem they have
moreover when Fahri is sent to jail. But, in short, this is a happy ending story.
The author of this novel presents the protagonist, Fahri, as a character who is
honest, kind, and works hard to reach a goal eventhough there are many obstacles
before him. The authors also presents more than one antagonists in the story
(Noura, Bahadur, a police captain). The antagonist raises conflict but it can be
solved by the protagonist.
112
REFUSALS OF REQUESTS
No.
Page
1.
71-72
2.
75
3.
75
4.
75
5.
75-76
6.
77
Utterances
Saiful: “Kalau ini bukan makan nasi lauk ayam. Ini
makan ayam lauk nasi. Nasinya dikit sekali. Mbok
ditambah dikit,” sambung Saiful.
Hamdi: “Tujuannya memang kita makan ayam bakar.
Nasi pelengkap saja untuk melestarikan budaya
Indonesia. Bagi yang mau tambah nasi ambil saja
sendiri. Benar nggak Mas?” sahut Hamdi.
Fahri: “Apa kau tidak tergerak untuk menolongnya.”
Maria: “Tergerak. Tapi itu tidak mungkin.”
“Si Hitam Bahadur bisa melakukan apa saja. Ayahku
tidak mau berurusan dengannya.”
Relationship/status
Housemates
Equal
Context
Dinner at suthuh
(the attic)
Strategy
1. Excuse,
2. Reason,
3. Alternative,
4. Request for help, empathy,
assistance
5. Addressing term “Mas”
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Repetition of part of request,
2. Statement of unwillingness
3. Reason,
4. Reason.
Fahri: “Tidakkah kau bisa turun dan menyeka air
matanya. Kasihan Noura. Dia perlu seseorang yang
menguatkan hatinya.”
Maria: “Itu tidak mungkin.”
Fahri: “Kau lebih memungkinkan daripada kami.”
Maria: “Sangat susah kulakukan!” Maria menolak.
Fahri: “Kumohon turunlah dan usaplah air matanya. Aku
paling tidak tahan jika ada perempuan menangis.
Aku tidak tahan. Kumohon. Andaikan aku halal
baginya tentu aku akan turun mengusap air
matanya dan membawanya ke tempat yang jauh dari
linangan air mata selama-lamanya.”
Maria: “Untuk yang ini jangan paksa aku, ! Aku tidak
bisa!”
Maria: “Sekarang apa yang harus kulakukan?”
Fahri: “Tidak bisakah kau ajak dia ke kamarmu?”
Maria: “Aku kuatir Bahadur tahu.”
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Statement of unwillingness
Friends—neighbour
Equal
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Statement of unwillingness
By SMS
1.Excuse,,
2. Statement of unwillingness
Friends—neighbour
Equal
By SMS
1. Statement of unwillingness
87
7.
8.
9.
10.
90
103
120
120
11.
132
12.
133
Aisha: “Ja. Herr , haben Sie zeit?58 ” 58—Tuan , apakah
kau punya waktu? Pertanyaannya mengandung
maksud mengajak bertemu.
Fahri: “Heute?”59—Hari ini?
Aisha: “Ja. Heute, ba’da shalat el ashr.”60—Ya. Hari ini
setelah shalat ashar.
Fahri “Nein danke, heute ba’da shalat el ashr habe ich
leider keine Zeit! Ich habe schon eine
verabredung!” 61— Tidak, terima kasih, sayang aku
tidak ada waktu selepas shalat ashar! Aku punya
janji. Maksudku adalah janji pada jadwal untuk
menerjemah.
Aisha: “Kita turun?” tanya Aisha.
Fahri: “Tidak, mahattah depan. Tapi tidak ada salahnya
siap-siap.”
Friends
Aisha is an agyptian
Equal
Friends
Equal
On a metro
1. Flat “No”,
2. Explanation
3. Statement of positive opinion
Nurul: “Maaf Kak, aku tidak bisa menceritakannya
sekarang. Sangat panjang.”
Fahri: “Oh aku paham. Kau tutup saja telponmu. Biar aku
yang telpon.”
Nurul: “Bukan pulsa masalahnya Kak.”
Nurul: “Sore nanti kami, pengurus Wihdah diundang Pak
Atdikbud di rumahnya yang dekat SIC. Kakak bisa
nggak ke SIC jam lima?”
Fahri: “Sayang nggak bisa Nur.”
Nurul: “Terus bagaimana?”
Fahri: “Minggu-minggu ini jadwalku padat. Susah
meluangkan waktu buat appointment baru.
Maria: “,Fahri, mau coba berdansa denganku? Ini
kali pertama aku mencoba berdansa,” lirihnya
malu.
Fahri: “Maaf aku tidak bisa,” jawabku sambil tersenyum
dan menangkupkan dua tangan di depan dada.
Maria: “Sama, aku juga tidak bisa. Kita belajar bersama
pelan-pelan. Mari kita coba!” sahut Maria yang
Friends
Equal
On telephone
1. Excuse,
2. Addressing term “kak”,
Friends.
Both are from
Indonesia
Equal
On telephone
1. Statement of regret,
2. Addressing term “Nur”
Friends
Equal
Music longue of
Cleopatra
Restaurant
Friends
Equal
Music longue of
Cleopatra
1. Statement of regret,
2. Flat No,
3. Non verbal action
“menangkupkan dua tangan di
depan dada”
1. Regret,
2. Addressing term “Maria”
On telephone
1. Flat “No”
2. Gratitude,
3. Statement of regret,
4. Reason,
5. Reason
88
13.
230-231
14.
271-272
15.
294
16.
357
belum memahami sepenuhnya penolakanku.
Fahri: “Maafkan aku Maria. Maksudku aku tidak
mungkin bisa melakukannya. Ajaran Al-Qur’an
dan Sunnah melarang aku bersentuhan dengan
perempuan kecuali dia isteri atau mahramku.
Kuharap kau mengerti dan tidak kecewa!”
terangku tegas.
Ustadz Jalal: “Bagaimana kau bisa membantu Nurul
bukan?”
Fahri: Dengan terisak-isak kukatakan pada Ustadz
Jalal dan Ustadzah Maemunah, “Oh, andaikan
waktu bisa diputar kembali. It is no use crying
over spilt milk . Tak ada gunanya menangisi susu
yang telah tumpah!”
Aisha: “Suamiku, padaku ada dua ATM. Mohon Kau
pilihlah satu!” Aisha meletakkan dua kartu ATM
di depanku. Aku ragu. “Suamiku, kalau kau
mencintaiku, benar-benar mencintaiku dan
memandang diriku adalah milikmu maka ambillah
jangan ragu!”
Fahri: “Tidak Aisha. Aku tiba-tiba memikul beban amanah
sedemikian beratnya, yang tidak pernah aku
bayangkan. Dirimu adalah amanah bagiku. Dan
apa yang kau miliki yang kau letakkan di
tanganku adalah amanah yang sangat berat
bagiku. Aku tak tahu apakah bisa memikul amanah
seberat ini?”
Aisha: “Sayang, Dhab Mashrinya dicoba yuk!”
Fahri: “Dhab Mashrinya tidak kubawa?”
“Aku takut menjelma jadi kadal.”
Aisha: “Suamiku, izinkanlah aku melakukan sesuatu
untukmu!” Kata Aisha dengan mata berkaca-kaca.
Fahri “Apa itu?”
Aisha “Beberapa waktu yang lalu Magdi
mengatakan harapan kau bisa dibebaskan sangat
tipis sekali. Maria masih juga koma. Mungkin
Restaurant
3. Explanation,
4. Statement of principle,
5. Wish
Friends.
Ustadz Jalal (Nurul’s
uncle)
Lower
Fahri’s apartment
1. Non verbal action “menangis
terisak-isak”
2. Wish,
3. Statement of principle,
Husband-wife
Equal
Their apartment
1. Flat “No”,
2. Addressing term “Aisha”
3. Explanation/excuse,
4. Explanation,
5. Acceptance that functions as a
refusal
6. Excuse
Husband-wife
Equal
Apartment
1. Excuse
2. Joke
Husband-wife
Equal
The police
station
1. Threat,
2. Wish,
3. Statement of unwillingness
89
17.
18.
19.
366
368
368
hanya mukjizat yang akan menyadarkannya. Magdi
berseloroh, jika punya uang untuk diberikan pada
keluarga Noura dan pihak hakim mungkin kau bisa
diselamatkan. Kalau kau mengizinkan aku akan
bernegosiasi dengan keluarga Noura. Bagiku uang
tidak ada artinya dibandingkan dengan nyawa dan
keselamatanmu.” “Dengan sangat terpaksa. Bukan
untuk membebaskan orang salah tapi untuk
membebaskan orang tidak bersalah!”
Fahri “Lebih baik aku mati daripada kau melakukan itu!”
Jadi, kumohon isteriku jangan kau lakukan itu! Aku
tidak rela, demi Allah, aku tidak rela!”
Madame Nahed: “Tolonglah Anakku, aku tak mau
kehilangan Maria. Aku sudah pernah mengalami
apa yang dialami Maria. Hanya suaramu,
sentuhanmu dan kehadiranmu di sisinya yang
akan membuat dirinya kembali memiliki cahaya
hidup yang telah redup,” desak Madame Nahed.
Fahri: “Kalau hanya memperdengarkan suaraku
padanya, insya Allah aku bisa. Tapi kalau sampai
menyentuhnya aku tidak bisa.
Madame Nahed: “Tolonglah, lakukan itu untuk
merangsang syarafnya dan membuatnya sadar.
Kau harus mengatakan dan melakukan sesuatu
yang memiliki efek pada syaraf dan memorinya.
Dan lebih dari itu pada jiwanya. Utarakanlah rasa
cintamu padanya, mungkin itu akan menolongnya.”
Fahri: “Aku tidak bisa melakukannya. Aku menyesal.”
Madame Nahed: “Ini tidak sungguhan.”
Fahri: “Aku harus bersikap bagaimana? Aku tidak bisa
melakukan hal itu, juga tidak bisa untuk
melakukan suatu kebohongan. Bagaimana
jika aku mengungkapkan rasa cinta lalu dia sadar.
Kemudian dia tahu aku membohonginya, apakah itu
bukan suatu penyiksaan yang kejam padanya?”
Neighbour
Lower
Hospital
1. Promise for future acceptance,
2. Excuse
Neighbour
Lower
Hospital
1. Statement of unwillingness,
2. Regret
Neighbour
Lower
Hospital
1. Self defence
2. Statement of principle,
3. Threat/statement of negative
consequences,
4. Reason
90
20.
375
21.
375
22.
23.
24.
375
375
375
25.
376
26.
376
27.
376
Madame Nahed: “Hanya kau yang bisa menolongnya
Anakku. Nyawa Maria ada di tanganmu,” ucap
Madame Nahed pelan dengan air mata meleleh di
pipinya.
Fahri: “Bukan aku. Tapi Tuhan,” jawabku.
Madame Nahed: “Ya. Tapi kau perantaranya. Kumohon
lakukanlah sesuatu untuk Maria!”
Fahri: “Aku sudah melakukannya semampuku.”
Madame Nahed: “Lakukanlah seperti yang diminta dokter.
Tolong.”
Fahri: “Andai aku bisa Madame, aku tak bisa
melakukannya.”
Madame Nahed: “Kenapa?”
Fahri: “Aku sudah katakan semuanya pada dokter.”
Madame Nahed:“Kalau begitu nikahilah Maria. Dia
tidak akan bisa hidup tanpa dirimu. Sebagaimana
aku tidak bisa hidup tanpa Boutros.”
Fahri: “Itu juga tidak mampu aku lakukan. Aku sangat
menyesal.”
Madame Nahed:“Kalau kau tidak bisa mencintainya
maka kasihanilah dia. Sungguh malang nasibnya
jika harus mati dalam keadaan sangat sengsara
dan menderita. Kasihanilah dia, Fahri. Kumohon
demi rasa cintamu pada nabimu.”
Fahri: “Masalahnya bukan cinta atau kasihan Madame.”
Aisha: “ Menikahlah dengan Maria lalu lakukanlah
seluruh
petunjuk
dokter
untuk
menyelamatkannya.”
Fahri: “Aku tak bisa Aisha. Aku sangat mencintaimu.
Aku ingin kau yang pertama dan terakhir
bagiku.”
Aisha “Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas.”
Fahri: “Tidak Aisha, tidak! Aku tidak bisa.”
Neighbour
Lower
Hospital
1. Flat No,
2. Statement of principle
Neighbour
Lower
Hospital
1. Excuse
Neighbour
Lower
Hospital
1. Wish,
2. Addressing term “Madame”
3. Statement of unwillingness
Neighbour
Lower
Hospital
1. Statement of unwillingness,
2. Regret
Neighbour
Lower
Hospital
1. Excuse,
2. Addressing term “Madame”
Husband-wife
Equal
Hospital
1. Statement of unwillingness,
2. Addressing term “Aisha”
3. Reason,
4. Wish
Husband-wife
Equal
Hospital
Aisha “Menikahlah dengan dia, demi anak kita.
Husband-wife
Hospital
1. Flat “No”,
2. Addressing term “Aisha”,
3. Statement of unwillingness
1. Addressing term “Aisha”,
91
Kumohon!
Jika
Maria
tidak memberikan
kesaksiannya maka aku tak tahu lagi harus
berbuat apa untuk menyelamatkan ayah dari anak
yang kukandung ini.” Setetes air bening keluar
dari sudut matanya.
Fahri: “Aisha, hidup dan mati ada di tangan Allah.”
Equal
2. Statement of principle
92
REFUSALS OF QUESTIONS
No.
Page
1.
22
2.
3.
48
48
Utterances
Maria: “Fahri, istanna suwayya!—jTunggu sebentar.
Fahri: “Fi eh kaman?—Ada apa lagi?
Maria: “Uangnya.”
Fahri: “Sudah, nanti saja, gampang.”
Metro passenger: “Apa salah jika kami sedikit saja
mengungkapkan kejengkelan kami dengan
memberi pelajaran sedikit saja pada orang-orang
Amerika itu?!” Lelaki setengah baya masih
berusaha membenarkan tindakannya. Aku tidak
merasa aneh. Begitulah orang Mesir, selalu merasa
benar. Dan nanti akan luluh jika berhadapan dengan
kebenaran yang seterang matahari.
Fahri: “Kita semua tidak menyukai tindak kezhaliman
yang dilakukan siapa saja. Termasuk yang
dilakukan Amerika. Tapi tindakan kalian seperti
itu tidak benar dan jauh dari tuntunan ajaran
baginda Nabi yang indah.”
Passenger: “Lalu kami harus berbuat apa dan
bagaimana? Ini mumpung ada orang Amerika.
Mumpung ada kesempatan. Dengan sedikit
pelajaran mereka akan tahu bahwa kami tidak
menyukai kezhaliman mereka. Biar nanti kalau
pulang ke negaranya mereka bercerita pada
tetangganya bagaimana tidak sukanya kami pada
mereka!”
Fahri: “Justru tindakan kalian yang tidak dewasa
seperti anak-anak ini akan menguatkan opini
media massa Amerika yang selama ini
beranggapan orang Islam kasar dan tidak
punya perikemanusiaan. Padahal baginda
Rasul mengajarkan kita menghormati tamu. Apakah
kalian lupa, beliau bersabda, siapa yang beriman
Relationship/status
Friends/
Equal
Context
Apartment
Strategy
1. Promise of future acceptance
Strangers/
Higher
On a metro
1. “kita”,
2. Statement of principle,
3. Reason,
4. Criticize the requester,
5. Addressing term “kalian”
Strangers/
Higher
On a metro
1. Criticize the requester,
2. Reason,
3. Explanation,
4. Statement of principle,
5. Statement of negative
consequences (threat),
6. Addressing term “kalian”
93
4.
49
5.
49
6.
64
7.
8.
71
81
kepada Allah dan hari akhir maka hormatilah
tamunya. Mereka bertiga adalah tamu di bumi
Kinanah ini. Harus dihormati sebaik-baiknya. Itu
jika kalian merasa beriman kepada Allah dan
hari akhir. Jika tidak, ya terserah!
Fahri: “Coba kalian jawab pertanyaanku ini. Kenapa
kalian berani menyakiti Rasulullah?!” tanyaku
sambil memandang ketiga orang Mesir
bergantian. Mereka agak terkejut mendengar
pertanyaanku itu.
Ashraf: “Akhi, mana mungkin kami berani menyakiti
Rasulullah yang kami cintai,” jawab Ashraf.
Fahri: “Kenapa kalian kelak di hari akhir berani
berseteru
di
hadapan
Allah
melawan
Rasulullah?” tanyaku lagi.
Ashraf: “Akhi, kau melontarkan pertanyaan gila. Kita
semua di hari akhir kelak mengharap syafaat
Rasulullah, bagaimana mungkin kami berani
berseteru dengan beliau di hadapan Allah!” jawab
Ashraf.
Maria; “Uangnya kok tidak diambil, kenapa?”
Fahri: Kujawab, “Harganya zero, zero, zero pound. Jadi
tak perlu dibayar.”
Misbah: “Mas apa aku pulang saja sekarang? Pakai taksi
‘kan cepat!”
Fahri: “Kerjamu sudah selesai?” tanyaku.
Misbah: “Belum sih sekarang aku lagi membuat estimasi
dana sama Mas Khalid.”
Tuan Boutros: “Begini Fahri. Aku sudah berusaha
keras. Tapi Noura tidak mau menceritakan
segalanya. Dia hanya bilang telah diusir oleh
ayah dan kakaknya karena tidak bisa melakukan hal
yang ia tidak bisa melakukannya.”
Fahri: “Hal yang ia tidak bisa melakukan itu maksudnya
apa?” tanyaku.
Strangers/
Higher
On a metro
1. Addressing term “akhi”,
2. Self defence
Strangers/
Higher
On a metro
1. Addressing term “akhi”,
2. Criticize the requester,
3. Wish,
4. Self defence
Friends/
Equal
On telephone
1. Joke,
2. Statement of caution
Housemates/
Equal
On telephone
1. Statement of unwillingness,
2. Adressing term”-mu”
Neighbours
Tuan Boutros is
Maria’s father/
Higher
Fahri’s apartment
1. Excuse,
2. Addressing term “ia”,
3. Excuse,
4. Excuse
94
9.
10.
81
82
Tuan Boutros
“Ia tidak mau mengaku. Hanya itu
yang bisa kudapat. Kami sekeluarga hanya bisa
membantu sampai di sini.”
Fahri: “Lantas apa yang harus kita lakukan?” tanyaku.
Tuan Boutros: “Untuk itulah kami berdua kemari.
Mau tidak mau, pagi ini Noura memang harus
pergi. Untuk kebaikan dirinya, dan untuk
kebaikan seluruh penghuni apartemen ini. Jika
sampai ia masih ada di sini, ayahnya akan
kembali membuat keributan. Noura akan jadi
bulan-bulanan. Masalahnya, semua orang sudah
bosan. Yang jadi pikiran kami adalah Noura
harus pergi ke mana. Kami tidak tega dia pergi
tanpa tujuan dan tanpa rasa aman,” jelas Tuan
Boutros.
Fahri: “Maksud Tuan Boutros?”
Maria: “Fahri, sebetulnya bisa saja kami membawa Noura
ke tempat saudara kami. Tapi kalau nanti sampai
ketahuan Bahadur masalahnya akan runyam. Bahkan
kalau ada orang tidak bertanggung jawab yang suka
memancing ikan di air keruh masalahnya bisa
berkembang tidak hanya antara kami dan Bahadur.
Bisa lebih gawat dari itu. Kau ‘kan tahu, kami
sekeluarga ini penganut Kristen Koptik. Bahadur
sekeluarga adalah muslim. Seluruh sanak saudara
dan kolega kami yang paling dekat adalah orangorang Koptik. Jika Noura bersembunyi di rumah
kami atau rumah saudara kami bisa mendatangkan
masalah. Meskipun kami tidak melakukan apa-apa
kecuali menyediakan tempat dia berlindung. Kami
nanti bisa dianggap merekayasa meng-Kristen-kan
Noura. Kami harus menjaga perasaan Noura sendiri
dan perasaan semuanya. Kau tentu tahu Noura siswi
Ma’had Al Azhar. Dia tentu akan merasa asing di
rumah orang yang bukan satu keyakinan dengannya.
Dia akan merasa canggung untuk shalat, membaca
Neighbours/
Higher
Fahri’s apartment
Friends/
Equal
Fahri’s apartment
1. Reason,
2. Addressing term “Noura”,
3. Excuse,
4. Explanation,
5. Request for help,
1. Acceptance that functions as
refusal,
2. Reason,
3. Explanation,
4. Statement of principle,
5. Reason,
6. Statement of alternative,
7. Addressing term “Fahri”,
8. “Noura”,
9. “Bahadur”,
95
11.
103
12.
110
13.
110
14.
120
Al-Qur’an dan lain sebagainya. Di rumah kami saja
yang tetangganya, yang kenal baik dengannya, dia
merasa canggung. Untuk shalat dia merasa tidak
enak. Tadi kami yang mempersilakan dia untuk
shalat. Kami tidak ingin ini terjadi pada Noura. Apa
pun alasannya, yang paling bijak adalah
menempatkan Noura di tempat orang yang satu
keyakinan dengannya. Yang bisa mengerti
keadaannya. Terus terang untuk ini kami minta
bantuanmu. Meskipun kamu bukan orang Mesir tapi
kamu tentu punya kenalan orang Mesir yang muslim.
Menurut kami semua orang muslim itu baik kecuali
Si Bahadur itu,” jelas Maria panjang lebar.
Aisha: “Apa kau yakin sekarang tidak perlu data
tambahan?”
Fahri: “Untuk sekadar proposal mengajukan judul,
konsepnya sudah matang dan tinggal saya ketik.
Saya sudah punya empat ratus referensi. Jika
diterima oleh tim penilai, barulah perlu bahan
selengkap-lengkapnya untuk penyusunan tesis.”
Rudi: “Untuk siapa ini Mas? Sudah punya calon
rupanya? Diam-diam menghanyutkan.
Fahri: “Sudahlah Akhi. Aku lagi capek sekali. Nanti habis
maghrib aku jelaskan semua. Tidak usah
berprasangka yang bukan-bukan.”
Rudi: “Kalau ada telpon dari Nurul bagaimana?”
Fahri: “Sudah jangan terus menggoda.”
Nurul: “Ini Nurul. Ini dengan Kak Fahri ya?” suara di
seberang sana.
Fahri: “Ya. Kemarin katanya nelpon ya? Ada apa?”
Nurul: “Ah enggak. Kemarin sebetulnya ada yang
ingin Nurul tanyakan, tapi jawabannya sudah
ketemu.”
Fahri: “Lha ini nelpon ada apa?”
Nurul: “Tentang Noura.”
Friends/
Equal
On a metro
1. Excuse,
2. Statement of unwillingness,
3. Promise of future acceptance
Housemates/
Equal
In a livingroom
1. Addressing term “akhi”,
2. Excuse,
3. Promise of future acceptance,
4. Wish
Housemates/
Equal
Friends/
Equal
In a livingroom
1. Statement of caution
On telephone
1. Pause fillers “ah”,
2. Let the interlocuteor off the
hook,
3. Explanation
96
15.
120
16.
120
17.
125
18.
125
19.
20.
224
236
21.
268
22.
289
Nurul: Ceritanya sangat mengenaskan.”
Fahri: “Bagaimana ceritanya?”
Nurul: “Maaf Kak, aku tidak bisa menceritakannya
sekarang. Sangat panjang.”
Nurul: “Sore nanti kami, pengurus Wihdah diundang Pak
Atdikbud di rumahnya yang dekat SIC. Kakak bisa
nggak ke SIC jam lima?”
Fahri: “Sayang nggak bisa Nur.”
Nurul: “Terus bagaimana?”
Fahri: “Minggu-minggu ini jadwalku padat. Susah
meluangkan waktu buat appointment baru.
Bahadur: “Di mana Noura kau sembunyikan, Boutros!”
Tuan Boutros: “Apa saya tidak memiliki urusan yang lebih
penting dari mengurusi anakmu, heh?”
Bahadur: “Kau pasti tahu di mana Noura berada?”
Tuan Boutros: “Siapa yang peduli dengan anakmu?”
Rudi: Seperti biasa Rudi nyeletuk, “Nurul dkk. diundang
nggak Mas?”
Fahri: “Untuk akadnya tidak usah. Tapi walimahnya ya,”
jawabku dengan tegas.
Fahri: “Ayah Aisha, Tuan Rudolf Greimas, bukankah
masih hidup. Apakah beliau akan datang?”
Eqbal Hakan: “Beliau memang masih hidup tapi tidak
akan datang dan Aisha juga tidak terlalu
menginginkan dia datang. Yang jelas dia sudah
tahu puterinya akan menikah dengan
mahasiswa Indonesia. Tentang Rudolf Greimas
nanti tanyakanlah sendiri pada Aisha, kenapa
sampai dia tidak mengharapkan
kedatangannya,” jawab Eqbal Hakan.
Friends/
Equal
Aisha: “Apakah bagimu aku orang lain suamiku?”
Fahri: “Jadi kau yang membayar sewanya Aisha.
Tidak bisa Aisha, itu akan sangat menyiksa
diriku?”
Aisha: “Apa yang ditulisnya sampai kau menangis?”
1. Addressing term “kak”,
2. Statement of regret,
3. Reason
Friends/
Equal
On telephone
1. Reason
2. Excuse
Neighbours/
Higher
At the parking
site
1. Unspecific/indefinite reply,
2. Pause filler “heh”
Neighbours/
Higher
Housemates/
Equal
At the parking
site
In a livingroom
1. Unspecific/indefinite reply
Friends
Eqbal Hakan is
Aisha’s uncle/
Higher
In a car
1. Explanation,
2. Addressing term “beliau”,
3. Excuse,
4. Statement of alternative
Husband-wife/
Equal
Their apartment
Husband-wife/
Their apartment
1. Addressing term “Aisha”,
2. Statement of unwillingness,
3. Flat No,
4. Reason
1. Let interlocutor off the hook,
1. Statement of caution,
2. Statement of alternative
97
23.
24.
309
316
Fahri: “Ah tidak apa-apa. Isinya nasihat. Agar aku
menjagamu dengan baik. Berusaha memahamimu
dan memaklumi perbedaan-perbedaan di antara
kita yang memang berbeda latar belakang budaya
dan pendidikan. Dia juga menasihati agar aku aku
mengajarimu bahasa dan adat istiadat
masyarakat Indonesia agar kelak jika pulang ke
Indonesia kau bisa beradaptasi dan diterima
dengan baik. Terakhir dia menasihatiku agar
menyempatkan waktu untuk menengok kedua orang
tua di Indonesia, jangan terlalu asyik di Mesir.
Aku teringat ibuku.” Terpaksa aku berbohong,
aku tak ingin ketenangan hatinya terusik. Aku
harus melindungi keluargaku dari segala gangguan.
Police: Sekarang kau hanya memiliki dua pilihan.
Mengakui perbuatanmu itu, dan kau mungkin akan
mendapat keringanan atas kerja samamu. Sehingga
kau mungkin tidak akan dihukum gantung. Atau
kau tetap bersikeras mengingkarinya dan terpaksa
nanti pengadilan akan menggantungmu. Pilih
mana?” Polisi hitam besar kembali menggertak.
Fahri: “Kapten, aku memilih membuktikan di pengadilan
bahwa aku tidak bersalah. Aku yakin negara ini
punya undang-undang dan hukum. Aku minta
disediakan pengacara!”
Police: “Bagaimana orang Indonesia? Kau mau
mengakui perbuatanmu?
Fahri: “Aku tidak berubah pikiran. Aku tidak
melakukan perbuatan dosa itu. Bagaimana
mungkin aku akan mengakuinya. Aku akan buktikan
bahwa aku tidak bersalah!” jawabku tegas.
Equal
2. Explanation
Fahri-Police/
Lower
Police station
1. Addressing term “kapten”,
2. Promise for future acceptance,
3. Statement of positive feeling,
4. Request for help,
Police-prisoner/
Lower
Police station
1. Statement of unwillingness,
2. Self defence,,
3. Statement of negative
consequences to the requester,
4. Promise for future acceptance
98
25.
26.
27.
322
339
375
Fahri: “Apa sebenarnya yang terjadi setelah hari itu?”
tanyaku penasaran.
Aisha: “Aku tak sanggup menceritakannya.
Tanyakanlah pada Magdi?” jawab Aisha dengan
tetap memeluk erat diriku.
Husband-wife/
Equal
The police station
1. Statement of unwillingness,
2. Statement of alternative
Haj Rashed: “Kau suka menonton film Amerika juga
rupanya?” Haj Rashed agak kurang senang.
Fahri: “Sebenarnya tidak juga. Aku menonton film itu
karena penasaran pada analisa Profesor Akbar S.
Ahmad dalam karyanya Postmodernism and Islam.
Dan memang seperti itu ironi yang dibangun
Spielberg dalam film ET.
Fahri: “Masalahnya bukan cinta atau kasihan Madame.”
Madame Nahed: “Lantas apa?”
Fahri: “Aku sudah menikah. Dan saat menikah aku
menyepakati syarat yang diberikan isteriku agar
aku menjadikan dia isteri yang pertama dan
terakhir. Dan aku harus menunaikan janji itu. Aku
tidak boleh melanggarnya.”
Prisoners/
Equal
Jail
1. Self defence,
2. Reason,
3. Statement of positive opinion
Neighbours/
Lower
Hospital
1. Self defence,
2. Explanation,
3. Statement of principle,
99
REFUSALS OF SUGGESTIONS
No.
Page
1.
18
2.
3.
4.
31
82
118
Utterances
Saiful: “Mas Fahri, udaranya terlalu panas. Cuacanya
buruk. Apa tidak sebaiknya istirahat saja di
rumah?” saran Saiful yang baru keluar dari kamar
mandi. Darah yang merembes dari hidungnya telah
ia bersihkan.
Fahri: “Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa. Aku
sangat tidak enak pada Syaikh Utsman jika tidak
datang. Beliau saja yang sudah berumur tujuh
puluh lima tahun selalu datang. Tepat waktu lagi.
Tak kenal cuaca panas atau dingin. Padahal
rumah beliau dari masjid tak kurang dari dua
kilo,” tukasku sambil bergegas masuk kamar
kembali, mengambil topi dan kaca mata hitam.
Syaikh Ahmad: “Cuacanya buruk. Sangat panas. Apa tidak
sebaiknya istrirahat saja? Jarak yang akan kau
tempuh itu tidak dekat. Pikirkan juga
kesehatanmu, Akh,” lanjut beliau sambil meletakkan
tangan kanannya dipundak kiriku.
Fahri: “Semestinya memang begitu Syaikh. Tapi saya
harus komitmen dengan jadwal. Jadwal adalah
janji. Janji pada diri sendiri dan janji pada Syaikh
Utsman untuk datang.”
Fahri: “Bagaimana dengan saudara atau kenalan
kalian?
Tuan Boutros: “Fahri, mohon kau mengertilah posisi
kami. Sungguh kami ingin menolong Noura.
Tapi menempatkan Noura di rumah kami, atau
rumah saudara dan kenalan kami itu tidak
mungkin kami lakukan. Karena ini akan
menambah masalah?”
Relationship/status
Housemates/
Equal
Context
Apartment
Strategy
1. Let the interlocutor off the
hook,
2. Addressing term “syaikh”,
3. Reason
Young priest-pilgrim/
Lower
Al-Fath Al-Islami
mosque
1. Addressing term “Syaikh”,
2. Statement of positive
agreement,
3. Statement of principle
Neighbour/
Higher
Fahri’s
livingroom
1 Addressing term “Fahri”,
2. Request for empathy,
3. Acceptance that functions as
refusal,
4. Statement of unwillingness,
5. Reason
Rudi: “Mas, kenapa tidak diluangkan satu hari saja sih.
Housemates/
In a livingroom
1. Addressing term “Rud”,
100
5.
143
6.
270
Kasihan mereka ‘kan?” sahut Rudi.
Fahri: “Rud, semua orang punya skala prioritas. Banyak
hal penting di hadapan kita, tapi kita tentu
memilih yang paling penting dari yang penting.
Aku punya kewajiban menyelesaikan kontrak. Itu
yang harus aku dahulukan daripada ikut ke Alex.
Jika ada rencana yang tertunda dua hari saja,
maka akan banyak rencana yang rusak.
“Tolonglah pahami aku. Silakan kalian ikut
aku tidak apa-apa. Sungguh!” jelasku mohon
pengertian teman-teman satu rumah.
Equal
Fahri: “Bagaimana Madame, kalau calonnya Maria?”
Madame Nahed:“Boleh saja. Tapi kusarankan tidak sama
dia, dia gadis yang kaku. Beda dengan dirimu
yang kulihat bisa romantis, bisa membuat
kejutan-kejutan yang menyenangkan. Kemarin
dalam perjalanan pulang kami mendapat cerita
yang banyak tentang dirimu dari Rudi. Dia bercerita
tentang kesan-kesannya padamu. Dia juga
menjelaskan sesungguhnya yang merancang dan
membelikan hadiah ulang tahun untukku dan
untuk Yousef itu kamu. Aku takut kau kecewa
dapat Maria. Dia gadis manja dan kaku. Saya tak
tahu dia bisa romantis apa tidak. Dia itu gadis
yang tidak pernah jatuh cinta. Tak suka
dikunjungi teman lelaki. Tak suka diajak pergi
kencan. Kau harus mendapatkan gadis yang
bisa mengimbangi kelembutan hatimu dan
kekuatan visimu mengarungi hidup. Kulihat
kau pemuda yang sangat berkarakter dan
kuat memegang prinsip namun penuh toleransi.
Kau jangan sembarangan memilih pasangan
hidup, itu saran dari Madame.”
Fahri: “Apa tidak sebaiknya kita sewakan saja. Lalu kita
menyewa flat di Nasr City yang lebih murah.
Neighbour/
Higher
Fahri’s bedroom
Husband-wife/
Equal
Their apartment
2. Request for empathy,
3. Reason,
4. Statement of alternative,
5. Reason,
6. Request for empathy,
7. Let the interlocutor off the
hook
1. Acceptance that functions as
a refusal,
2. Statement of alternative,
3. Reason,
4. Adressing term “-mu”,
5. “kau”,
6. “kamu”,
7. Statement of positive opinion
8. statement off caution
101
7.
309
8.
377
Dengan seribu dollar saja, kita sudah bisa
menyewa flat yang tak kalah mewahnya di
kawasan Abbas El-Akkad. Hanya saja di sana
kita tidak bisa melihat panorama sungai Nil.
Tapi kenyamanan dan ketenangannya tak jauh
berbeda. Sisanya bisa kita gunakan untuk bermacam
amal di jalan Allah,” ucapku sambil memandang
ke arah sungai Nil.
Aisha: “Sudah kuduga. Kau akan mengatakan demikian.
Suamiku, seandainya bukan ibuku yang membeli flat
ini dan seandainya tidak ada kenangan yang indah
dalam flat ini, tentu sebelum kau sarankan aku
sudah melakukannya. Aku sangat mencintai ibu dan
setelah rumah di Jerman itu, flat ini adalah tempat
kedua yang paling indah dalam kenanganku
bersama ibu. Aku ingin kita berdua tinggal di sini
selama di Cairo. Dan flat ini milik kita, kita lebih
tenang daripada menyewa. Kau tahu sifat orang
Mesir ‘kan? Tidak semuanya baik. Tidak semua tuan
rumah baik. Aku tidak mau membuang energi dan
ketenangan karena masalah sepele dengan tuan
rumah yang tidak baik. Kau tahu teman paman
Eqbal ada yang diusir tuan rumahnya tengah
malam musim dingin, tanpa sebab yang jelas. Aku
tak mau itu terjadi pada kita. Kalau kita
menemukan tuan rumah yang baik alhamdulillah,
kalau kebetulan menemukan tuan rumah yang suka
rewel, tentu sangat tidak enak.
Police: “Kenapa kau tidak memilih mengakuinya dan kita
tutup kasus ini diam-diam. Kita buat kesepakatankesepakatan dengan keluarga Noura sekarang.
Fahri: “Aku bukan pelaku pemerkosaan itu Kapten! Aku
akan buktikan bahwa aku tidak bersalah!” tegasku.
Aisha: “Kalau kau mencintaiku maka kau harus berusaha
melakukan yang terbaik untuk anak kita. Aku ini
sebentar lagi menjadi ibu. Dan seorang ibu
1. Addressing term “kau”,
2. “suamiku”,
3. “kita”,
4. Statement of positive feeling,
5. Set condition for past
acceptance,
6. Reason,
7. Wish,
8. Statement of alternative,
9. Reason,
10. Self defence
Police-prisoner/
Lower
Jail
1. Addressing term “kapten”,
2. Self defence,
3. Promise for future acceptance
Husband-wife/
Equal
Hospital
1. Statement of principle,
2. Addressing term “kalian”,
3. Explanation,
102
akan melakukan apa saja untuk ayah dari anaknya.
Menikahlah dengan Maria. Dan kau akan
menyelamatkan banyak orang. Kau menyelamatkan
Maria. Menyelamatkan anak kita. Menyelamatkan
diriku dari status janda yang terus membayang
di depan mata dan menyelamatkan nama baikmu
sendiri.”
Fahri: “Aku mencintai kalian semua. Tapi aku lebih
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Budak hitam yang
muslimah lebih baik dari yang bukan muslimah. Aku
tak mungkin melakukannya isteriku.”
4. Statement of unwillingness
103
REFUSALS OF ORDERREFUSALS OF ORDER
No.
Page
1.
45
2.
48
3.
64
4.
124
Utterances
A stranger: “Orang Indonesia, kau tahu apa sok
mengajari kami tentang Islam, heh! Belajar bahasa
Arab saja baru kemarin sore. Juz Amma entah
hafal entah tidak. Sok pintar kamu! Sudah kau diam
saja, belajar baik-baik selama di sini dan jangan ikut
campur urusan kami!”
Ashraf: “Kapten, kau tidak boleh berkata seperti itu.
Orang Indonesia ini sudah menyelesaikan licencenya di Al Azhar. Sekarang dia sedang menempuh
program magisternya. Walau bagaimana pun,
dia seorang Azhari. Kau tidak boleh
mengecilkan dia. Dia hafal Al-Qur’an. Dia murid
Syaikh Utsman Abdul Fattah yang terkenal itu.”
Fahri: “Lakukanlah apa yang ingin kalian lakukan.
Tapi jangan sekali-kali kalian menamakan diri
kalian bagian dari umat Islam. Sebab tindakan
kalian yang tidak menghormati tamu itu jauh dari
ajaran Islam.”
(silence) Lelaki setengah baya itu diam. Pemuda berbaju
kotak-kotak menunduk. Ashraf membisu. Para
penumpang yang lain, termasuk perempuan
bercadar juga diam. Metro terus berjalan dengan
suara bergemuruh, sesekali mencericit.
Fahri: “Harganya zero, zero, zero pound. Jadi tak perlu
dibayar.”
Maria: “Jangan begitu. Itu tidak wajar.”
Tuan Boutros: “Fahri, kau ikut aku!”
Madame Nahed: “Ya, kau naik sini Fahri!” seru Madame
Nahed
Fahri: “Maaf Madame, boleh saya duduk di depan.
Saya ingin berbincang-bincang dengan Tuan
Boutros selama dalam perjalanan.”
Relationship/status
Strangers
/passengers/
Equal
Context
On a metro
Strategy
1. Addressing term “kapten”, “”
2. Statement of caution,
3. Explanation,
4. Explanation
5. Statement of positive
opinion,
6. Statement of caution,
7. Statement of positive opinion
8. orang Indonesia
9. explanation
Strangers
/Passengers/
Lower
On a metro
1. Non-verbal action—silence,
bowwing
Neighbour/
Equal
By SMS
1. Statement of caution,
2. Reason
Husband-wife and
their neighbour
Lower
At the parking
site
1. Addressing term “Madame”,
2. Statement of regret,
3. Statement of alternative,
4. Excuse
104
5.
289
6.
304
7.
317
Aisha: “Kenapa diam Sayang? Apa isinya?”
Fahri: “Bacalah sendiri!”
Aisha: “Kau bercanda. Ini bahasa Indonesia ‘kan?
Mana aku tahu maksudnya.
Polisi: “Ayo ikut kami!” tegas polisi kurus hitam
sambil memegang erat-erat tangan kananku.
Fahri: “Ini tidak mungkin! Ini pasti ada kesalahan. Saya
tidak mau ditangkap!” bantahku.
Ismail: “Minumlah lagi, biar tubuhmu segar!”
Fahri: “Sudah!”
Husband-wife
Equal
In their apartment
1. Addressing term “kau”,
2. Criticize the requester,
3. Excuse
Police officerprisoner
Lower
Police station
1. Statement of unwillingness,
2. Excuse,
3. Self defence,
Prisoners
Equal
Jail
1. Statement of unwillingness
105
REFUSALS OF INVITATION
No.
Page
1.
46
2.
3.
103
117-118
Utterances
Fahri: “Kebetulan saat ini saya sedang menuju masjid
Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk talaqqi. Kalau
ada yang mau ikut menjumpai Syaikh Utsman
boleh menyertai saya.” ujarku tenang penuh
kemenangan.
Passenger: “Maafkan kelancangan kami, Orang Indonesia.
Tapi perempuan bercadar ini tidak pantas dibela. Ia
telah melakukan tindakan bodoh!” kata pemuda
Mesir berbaju kotak-kotak sambil menyerahkan
kembali dua kartu dan tashdiq kepadaku.
Aisha: “Di rumahnya banyak buku-buku karangan Syaikh
An-Nursi.”
Fahri: “Ya. Suatu saat aku akan ke sana jika aku perlu data
tambahan.”
Yousef: “Mama ingin membuat pesta ulang tahun kami
berdua di sebuah Villa di Alexandria. Kalian satu
rumah kami undang. Semua ongkos perjalanan
jangan dipikirkan Mama sudah siapkan,” ucapnya
dengan mata berbinar-binar.
Fahri: “Kurasa teman-teman bisa ikut. Tapi mohon maaf,
saya tidak bisa. Sebab jadwal saya padat sekali.
Terus terang saya sedang menyelesaikan
proyek terjemahan dan sedang menggarap proposal
tesis. Sampaikan hal ini pada Mama ya?” jawabku.
Relationship/status
Strangers/
Lower
Context
On a metro
Strategy
1. Statement of regret,
2. Addressing term “orang
Indonesia’,
3. “kami”,
4. Excuse,
5. Reason
Friends
Equal
On a metro
1. Acceptance that functions as
a refusal,
Neighbour
Equal
In fahri’s
apartment
1. Statement of alternative,
2. Statement of regret,
3. Reason,
4. Addressing term “Mama”,
5. Excuse,
6. Request for help
106
APPENDIX II: DISTRIBUTION OF SPEECH ACTS OF REFUSALS
Kinds of Speech Acts
SARs
Direct
Indirect
Adjuncts
to
Refusal
1. No
2. Statement of unwillingness
1. Statement of regret
2. Wish
3. Excuse/reason/explanation
4. Statement of alternative
5. Set condition for future or past acceptance
6. Promise of future acceptance
7. Statement of principle
8. Attempt to dissuade interlocutor
a. Threat/statement of negative consequences to the requester
b. Criticize the request/requester, etc.
c. Request for help, empathy, and assistance
d. Let interlocutor off the hook
e. Self defence
9. Acceptance that functions as a refusal
10. Unspecific or indefinite reply
11. Avoidance
a. Nonverbal
b. Verbal
a. Topic switch
b. Joke
c. Repetition of part of request
1. Statement of positive opinion/feeling or agreement
2. Gratitude/appreciation
3. Pause filler
4. Statement of caution
5. Addressing term
Code
IA
IB
IIA
IIB
IIC
IID
IIE
IIF
IIG
IIH
IIH1
IIH2
IIH3
IIH4
IIH5
III
IIJ
IIK
IIK1
IIK2
IIK21
IIK22
IIK23
IIIA
IIIB
IIIC
IIID
IIIE
Act of
requesting
(27)
6
11
6
5
19
1
1
5
Act of
questioning
(27)
1
5
1
2
24
4
5
3
Act of
suggesting
(8)
2
1
8
3
1
1
2
Act of
ordering
(7)
2
1
7
1
-
Act of
inviting
(3)
2
4
1
-
2
1
1
1
-
2
3
2
2
5
1
2
3
2
2
2
-
1
1
-
1
1
-
2
-
-
1
-
1
1
1
1
10
1
3
1
12
2
3
4
3
2
2
4
16
107
APPENDIX III: Distribution of SARs by Power Relation (by interlocutors)
SARs in Response to Request
SARs
No
Statement of unwillingness
Statement of regret
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Promise of future acceptance
Statement of principle
Threat/statement of negative consequences
Request for help, empathy, and assistance
Self defence
Acceptance that functions as a refusal
Nonverbal
Joke
Repetition of part of request
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Gratitude/appreciation
Addressing term
Status of the refuser
Code
Equal
5
8
4
3
15
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
8
IA
IB
IIA
IIB
IIC
IID
IIF
IIG
IIH1
IIH3
IIH5
III
IIK1
IIK22
IIK23
IIIA
IIIB
IIIE
Lower
1
3
2
2
5
1
2
1
1
1
-2
SARs in Response to Question
SARs
Code
No
Statement of unwillingness
Statement of regret
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Promise of future acceptance
Statement of principle
Threat/statement of negative consequences
Criticize the request/requester, etc.
Request for help, empathy, and assistance
Let interlocutor off the hook
Self defence
Acceptance that functions as a refusal
Unspecific or indefinite reply
Joke
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Pause filler
Statement of caution
Addressing term
IA
IB
IIA
IIB
IIC
IID
IIF
IIG
IIH1
IIH2
IIH3
IIH4
IIH5
III
IIJ
IIK22
IIIA
IIIC
IIID
IIIE
Status of the refuser
Higher
11
1
2
1
2
1
0
2
1
1
6
Equal
1
3
1
1
13
2
3
1
2
1
1
1
1
1
3
7
Lower
1
1
1
2
1
1
1
4
1
3
108
SARs in Response to Suggestion
SARs
Statement of unwillingness
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Set condition for future or past acceptance
Promise of future acceptance
Statement of principle
Request for help, empathy, and assistance
Let interlocutor off the hook
Self defence
Acceptance that functions as a refusal
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Addressing term
Code
IB
IIB
IIC
IID
IIE
IIF
IIG
IIH3
IIH4
IIH5
III
IIIA
IIIE
Status of the refuser
Higher
1
2
1
1
2
1
4
Equal
1
1
7
2
1
1
2
2
1
1
6
Lower
1
1
2
1
2
SARs in Response to Order
SARs
Statement of unwillingness
Statement of regret
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Criticize the request/requester, etc.
Self defence
Nonverbal
Statement of positive opinion/feeling or agreement
Statement of caution
Addressing term
Code
IB
IIA
IIC
IID
IIH2
IIH5
IIK1
IIIA
IIID
IIIE
Status of the refuser
Equal
Lower
1
1
6
1
3
3
3
1
2
1
1
1
1
SARs in Response to Invitation
SARs
Statement of regret
Wish
Excuse/reason/explanation
Statement of alternative
Acceptance that functions as a refusal
Addressing term
Code
IIA
IIB
IIC
IID
III
IIIE
Status of the refuser
Equal
Lower
1
1
2
1
1
1
1
2
2
109
APPENDIX IV: Summary of SARs by Power Relation
Speech Acts of Refusals
Code
Refusers’ Status
Higher
Equal
Lower
No
IA
-
6
1
Statement of unwillingness
IB
1
14
5
Statement of regret
IIA
-
6
4
Wish
IIB
-
6
3
Excuse/reason/explanation
IIC
13
40
9
Statement of alternative
IID
2
6
1
Set condition for future or past acceptance
IIE
-
1
-
Promise of future acceptance
IIF
-
3
4
Statement of principle
IIG
3
4
4
Threat/statement of negative consequences
IIH1
1
1
2
Criticize the request/requester, etc.
IIH2
3
1
-
Request for help, empathy, and assistance
IIH3
2
3
1
Let interlocutor off the hook
IIH4
-
4
-
Self defence
IIH5
-
2
7
Acceptance that functions as a refusal
III
2
3
-
Unspecific or indefinite reply
IIJ
2
-
-
Nonverbal
IIK1
-
1
2
Topic switch
IIK21
-
-
-
Joke
IIK22
-
2
-
Repetition of part of request
IIK23
-
1
-
Statement of positive opinion/feeling or agreement
IIIA
1
5
2
Gratitude/appreciation
IIIB
-
1
-
Pause filler
IIIC
1
1
-
Statement of caution
IIID
1
6
-
Addressing term
IIIE
11
25
10
110
APPENDIX V: Summary of Refusal Strategies by Rank
Rank
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
SARs
Excuse/reason/explanation
Addressing term
Statement of unwillingness
Statement of principle
Statement of regret
Wish
Statement of alternative
Self defence
Statement of positive opinion/feeling or agreement
No
Promise of future acceptance
Statement of caution
Request for help, empathy, and assistance
Acceptance that functions as a refusal
Threat/statement of negative consequences to the requester
Criticize the request/requester, etc.
Let interlocutor off the hook
Nonverbal
Unspecific or indefinite reply
Joke
Pause filler
Set condition for future or past acceptance
Repetition of part of request
Gratitude/appreciation
Topic switch
Code
Total
IIC
IIIE
IB
IIG
IIA
IIB
IID
IIH5
IIIA
IA
IIF
IIID
IIH3
III
IIH1
IIH2
IIH4
IIK1
IIJ
IIK22
IIIC
IIE
IIK23
IIIB
IIK21
62
46
20
11
10
9
9
9
8
7
7
7
6
5
4
4
4
3
2
2
2
1
1
1
0
111
Ayat-ayat Cinta
By Habiburrahman El Shirazy
The
main character of the novel is Fahri who
is taking
his master degree in
University of Al Azhar, Cairo. He fights against the climate of Egypt, his target in
finishing his tesis, and his personal problem of love.
The other characters are Aisha, Maria and her family (Tuan Boutros, Madame
Nahed,
and
Yosef),
Nurul
and
his
uncle
(Ustadz
Jalal),
Noura,
and
Syeikh
Ustman.
The
story takes place
around
Cairo.
Fahri
lives
together
with
his
Indonesian
friends who are also taking their studies in University of Al Azhar.
Fahri lives in an apartment. He has good neighbours, Mr. Boutros and his wife,
Madame Nahed. Yousef and Maria are their son and daughter. There are also
other neighbours, the Bahadurs whose daughter falls in love with Fahri and makes
him sent to jail by telling a lie that she has been raped by Fahri.
This is a love story because the conflict arises because of love. Fahri is loved by
four girls (Maria, Nurul, Noura, and Aisha). Aisha is the one who is chosen to be
his wife. He also marries Maria for she is dying. Marriage will help her recover
from her long sleep.
As a husband and wife, they support each other to face the problem they have
moreover when Fahri is sent to jail. But, in short, this is a happy ending story.
The author of this novel presents the protagonist, Fahri, as a character who is
honest, kind, and works hard to reach a goal eventhough there are many obstacles
before him. The authors also presents more than one antagonists in the story
(Noura, Bahadur, a police captain). The antagonist raises conflict but it can be
solved by the protagonist.
112