S SOS 1006012 Chapter5

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dan dikemukan pada bab-bab
sebelumnya mengenai Peranan Kelompok Sosial dalam Membentuk Gaya Hidup
Santri, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang telah ditemukan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Terdapatnya beberapa macam kelompok sosial yang ada di kalangan para
santri Pesantren Persatuan Islam 16 Cipada yang dimana setiap
kelompoknya bercirikan gaya hidup yang tidak sama. Setiap kelompok
santri menunjukkan gaya hidup yang sesuai dengan keinginan mereka dan
juga kesepahaman antar anggota kelompok. Penelitian yang dilakukan di
Pesantren Persatuan Islam 16 Cipada difokuskan pada dua jenis kelompok
sosial, yaitu: pertama, kelompok yang sengaja dibentuk oleh pesantren
yang terdiri dari kelompok santri yang tergabung dalam kelompok RGUG (Rijaalul Ghad-Ummahatul Ghad) yaitu organisasi santri yang sejenis
dengan OSIS di sekolah umum, kemudian kelompok santri yang
tergabung dalam kelompok pramuka, dan kelompok santri yang tergabung
dalam kelompok bina dakwah. Kedua, kelompok santri yang terbentuk
atas dasar keinginan dan kecocokan masing-masing diantara para anggota
kelompok santri yang biasa disebut dengan kelompok pertemanan santri.
2. Terdapat beberapa sisi gaya hidup santri yang dominan terbentuk karena

interaksi dengan teman sekelompoknya yaitu dalam sisi berpakaian,
berbicara, dan kedisplinan atau perilaku santri. Akibat yang ditimbulkan
pun lebih bersifat relatif baik itu mengarah kepada hal yang baik dan
positif maupun mengarah kepada hal yang buruk dan negatif. Proses
Wildan Nurhamdi, 2014
Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

interaksi yang dijalankan oleh para santri dalam sebuah kelompok
menunjukkan reaksi yang beragam dimana proses asosiatif dan disosiatif
menjadi hal yang selalu mengemuka di dalam dinamika kelompok sosial.
Dari

berbagai

reaksi

tersebutlah

tercipta


beberapa

santri

yang

mengkondisikan gaya hidupnya menyesuaikan dengan gaya hidup
kelompoknya.
3. Gaya berpakaian santri pantas menjadi sorotan karena berpakaian menjadi
identitas bisu dalam menggambarkan kepribadian seseorang, gaya
berbicara santri Pesantren Persatuan 16 Cipada sebagian dari para santri
sudah menunjukkan gaya berpakaian yang seharusnya dikenakan oleh
seorang santri baik di dalam pesantren maupun luar pesantren dan
mayoritas dilakukan oleh para santri putri. Sedangkan sebagian santri lain
masih meraba-raba seperti apa jati dirinya sebagai seorang santri dengan
masih berpakaian yang sedikit kurang pantas jika dikenakan oleh seorang
santri dan mayoritas dikenakan oleh para santri putra. Gaya berbicara
penting untuk diangkat karena menunjukkan kesopanan dan keilmuan
yang dimiliki seorang santri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain banyaknya santri yang sopan dan baik dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, masih ada santri yang mengabaikan hal tersebut
dikarenakan kebiasaan dan rasa canggung dalam mengaplikasikannya
kepada teman sekelompoknya.Dan kedisiplinan ataupun perilaku santri
sangat penting untuk diketahui mengenai sejauh mana perubahan yang
didapat selama mengikuti pembelajaran di pesantren baik itu ketaatan
kepada pesantren, maupun pengabdian kepada keluarga dan masyarakat.
Dan dari kedisplinan dan perilaku santrri inilah penilaian masyarakat
kepada para santri akan tampak. Pada saat ini banyak santri yang selalu
mengabdikan dirinya kepada masyarakat dan menunjukkan dirinya
sebagai seorang muslim yang baik, tapi banyak pula santri yang belum
207
Wildan Nurhamdi, 2014
Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bisa secara tulus menjadikan dirinya lebih baik sesuai dengan keinginan
pesantren dan keluarga. Jika santri dibiasakan tidak sudah tidak disiplin
terhadap tata tertib pesantren, maka dapat dipastikan bahwa perilakunya
pun akan kelihatan tidak baik oleh pihak pesantren dan juga masyarakat.

4. Berbagai upaya sudah dilakukan Pesantren untuk membentuk karakter dan
gaya hidup santri supaya sesuai dengan visi misi yang dicanangkan
pesantren. Maka dari itu mulai dari strategi pembelajaran yang disamakan
dengan sekolah umum dengan menggabungkan tiga kurikulum sekaligus
dan juga cara dan metode pembelajaran yang modern dan sesuai dengan
standar pembelajaran di sekolah-sekolah lain untuk menunjang keilmuan
para santri di zaman modern. Selain itu upaya-upaya pembinaan pun terus
digalakkan kepada para santri mulai dari memberikan ceramah dan nasihat
setiap

harinya,

mengadakan

kegiatan

untuk

membentuk


jiwa

kepemimpinan, membiasakan santri untuk berdakwah, menggembeleng
hapalan Al-Qur’an santri, dan sebagainya. Hal seperti itu dilakukan agar
bisa menjadi santri yang baik dari moral dan ahlaknya serta bisa
mengharumkan nama pesantren dan keluarga dengan menjadi suri
tauladan di tengah-tengah masyarakat.

5.2. Implikasi
Dalam sebuah pelaksanaan penelitian haruslah mempunyai tujuan dan
manfaat yang jelas sehingga penelitian yang dilaksanakan tidak sia-sia. Implikasi
dalam penelitian ini mengikat kepada beberapa pihak, diantaranya pada pendidikan
sosiologi, pada pesantren, dan pada peneliti selanjutnya.
1. Bagi Pendidikan Sosiologi

208
Wildan Nurhamdi, 2014
Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


Penelitian ini bisa menjadi sebuah sumbangan pengetahuan bagi keilmuan
sosiologi mengenai konsep kelompok sosial yang mana menjadi salah satu kajian
yang terdapat di dalam ilmu sosiologi sehingga bisa diterapkan dalam pembelajaran
dan dijadikan suatu rujukan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Konsep kelompok sosial ini ketika dikombinasikan dengan realita kehidupan santri di
pesantren menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji dan berbeda dengan persepsi
umum sehingga bisa menjadi referensi bagi penelitian yang lainnya.
2. Bagi Pesantren
Penelitian yang telah dilakukan ini bisa menjadi sebuah gambaran umum
untuk melihat realita kehidupan santri yang sebenarnya dalam pergaulan dan interaksi
dengan teman-temannya. Dan diharapkan dengan penelitian yang telah dilaksanakan
ini bisa menjadi masukan yang dapat menambah kekayaan referensi dalam proses
pendidikan di dalam pesantren.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa beberapa
aspek gaya hidup santri banyak dipengaruhi oleh kelompok sosialnya. Dengan begitu
masih banyak faktor-faktor lain selain kelompok sosial yang membentuk gaya hidup
santri sehingga mempunyai karekateristik yang beragam untuk gaya hidup santri
zaman sekarang.
5.3. Rekomendasi

1. Bagi Pesantren
a. Melakukan kontrol terhadap kelompok sosial yang terdapat di
pesantren baik itu kelompok formal maupun kelompok informal. Bagi
kelompok formal, berikanlah fasilitas dan kebutuhan yang menunjang
kegiatan

yang

mereka

lakukan

sehingga

kelompoknya

bisa
209

Wildan Nurhamdi, 2014

Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengadakan kegiatan yang berkualitas. Selanjutnya melakukan
kontrol kepada kelompok informal santri atau kelompok pertemanan
santri supaya aktifitasnya bisa selalu dalam koridor yang benar.
Lakukanlah

lebih

banyak

pembinaan

dengan

menagadakan

penyuluhan rutin ataupun konseling khusus bagi setiap santri untuk
mengetahui kehidupannya seperti apa dan memberikan solusi terbaik

yang harus diupayakan oleh seorang santri.
b. Pengadaan

sebuah

asrama

untuk

menunjang

program

yang

dicanangkan oleh pesantren sebagai langkah nyata untuk membentuk
karakter santri yang sesuai dengan visi dan misi. Adanya sebuah
asrama sangat penting bagi sebuah pesantren agar pembinaan santri
bisa lebih diintensifkan sampai ke akarnya dan dilakukan selama 24
jam. Maka dengan begitu segala hal yang berkenaan dengan para

santri dari sisi gaya hidup dan kepribadian santri bisa dibentuk dan
diarahkan lebih mudah sesuai dengan visi dan misi yang diusung.
c. Metode pengajaran yang diajarkan bisa lebih ditingkatkan lagi dengan
menggunakan metode-metode pengajaran yang lebih kreatif dan
inovatif sehingga bisa membuat para santri senang dan tertarik untuk
mengikuti pelajaran. Untuk melakukannya maka diperlukan pelatihanpelatihan lebih lanjut bagi guru dari setiap mata pelajaran agar
mendapatkan pengetahuan mengenai metode dan model pembelajaran
yang lebih bisa menunjang bakat, minat, dan keilmuan santri.
2. Bagi Santri
a.

Manfaatkanlah kesempatan belajar di pesantren untuk menjadikan diri
lebih baik dan bisa membanggakan keluarga. Segala yang diajarkan
dan diberikan oleh pesantren selayaknya bisa ditanamkan di dalam diri
masing-masing serta bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehingga
bisa menjadi bekal dalam mengarungi hidup ke depannya karena apa
210

Wildan Nurhamdi, 2014
Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan pesantren dari sisi pembelajaran, pembinaan,
organisasi, tata tertib yang harus ditaati, tidak lain dan tidak bukan
agar para santri menjadi manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan
berakhlakul karimah seperti yang dibutuhkan oleh agama Islam saat
ini.
b. Peliharalah pergaulan dan interaksi dengan kelompok sosial agar
selalu berada dalam pertemanan yang akur dan harmonis tidak terjadi
perselisihan yang bisa merugikan pihak-pihak tertentu. Tolaklah
pengaruh-pengaruh tidak baik yang selalu dilakukan oleh teman
sekelompok dan tidak ikut melakukan hal yang tidak baik tersebut atas
dasar solidaritas antar teman. Maka dari itu dalam pemilihan
kelompok bermain harus lebih diseleksi lagi mana teman yang bisa
membawa diri kepada kebaikan dan kemajuan diri sehingga pada
nantinya kegiatan yang dilakukan akan selalu bernilai manfaat.
3. Bagi Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam mengontrol aktifitas para santri sangat
diperlukan untuk bisa membantu pesantren dalam membina setiap
santri. Kehidupan para santri setelah di luar pesantren secara otomatis
akan langsung berhubungan dengan masyarakat, maka dari itu
masyarakat diberikan keleluasaan untuk membimbing para santri. Jika
kehidupan santri yang dilakukan di lingkungan masyarakat bisa
memberikan manfaat maka berikan fasilitas kepada santri tersebut
untuk melakukan kegiatannya. Dan jika santri malah melakukan hal
buruk, masyarakat harus menegur dan menasehatinya untuk kebaikan
santri sendiri dan juga menjaga nama baik pesantren. Masyarakat di
sekitar pesantren juga harus bisa koperatif dengan pesantren dalam
mengedepankan tata tertib yang ditetapkan. Masyarakat jangan lagi
menjual rokok dan memfasilitasi tempat kepada santri sebagai langkah
211
Wildan Nurhamdi, 2014
Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antisipasi banyaknya santri putra yang merokok. Maka dengan begitu
santri akan terbatas dari perilaku merokoknya pada saat kehidupannya
di pesantren.

212
Wildan Nurhamdi, 2014
Peranan Kelompok Sosial Dalam Membentuk Gaya Hidup Santri
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu