Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta
TERAPI OKUPASI
Sukinah,S.Pd Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP
UNY
Pengertian
Terapi okupasi dalam upaya penyembuhan
kepada inidividu yang mengalami kelainan
sudah dimulai sejak masa silam sebelum
ada rekaman data-data bangsa Yunani
Kuno.
Period of magic : gangguan mental dapat
sembuh dengan nyanyian, pantun serta
musik.
Terapi okupasi merupakan
multidisiplin yang
pelaksanaannya akan lebih
efektif bila intradisipliner.
Penguasaan terapi okupasi di
SLB juga harus memahami
anatomi, fisiologi, psikologi
perkembangan juga paedagogi.
Istilah
Occupational Therapy : adapted physical
activity, corrective physical activity atau millieu
therapy
Perkembangannya terapi okupasi bergeser
makna yang makin kompleks, bulan hanya
sekedar aktifitas fisik yang dilakukan guna
mengisi waktu luang,
Terapi okupasi lebih dominan upaya
penyembuhan, bahkan dampak vokasional dan
rekreasional yang memberikan nilai tambah
karakteristik kegiatan terapi okupasi di
lingkungan Pendidikan Luar Biasa.
Secara harfiah
Occupational : kegiatan, aktifitas atau
pekerjaaan
Therapy : upaya penyembuhan,
pemulihan atau pengobatan
Makna bahwa dalam melakukan
penyembuhan/pengobataan yang
menggunakan aktifityas/pekerjaan
sebagai medianya perlu merujuk pada
kondisi gangguan fisik/mental yang
dialami anak berkebutuhan khusus
(berkelainan).
Spackman berpendapat :
Suatu aktivitas baik mental/fisik sebagai bantuan untuk
suatu penyembuhan akibat penyakit/luka.
Membantu penyembuhan kepada setiap ABK baik yang
mengalami gangguan mental atau fisik.
Melalui berbagai aktifitas yang diprogramkan untuk
dilakukan oleh masing-masing ABK diharapkan dapat
mengembalikan atau mengoptimalkan kondisi
mental/fisik yang mengalami gangguan sesuai potensi
atau kemampuan yang dimilikinya.
Kusnanto berpendapat :
Usaha
penyembuhan terhadap seseorang
yang mengalami kelainan mental, fisik
dengan jalan memberikan suatu keaktifan
kerja, dimana keaktifan tersebut untuk
mengurangi rasa penderitaan yang
dialami oleh penderita.
American occupational
Therapy Association :
• Terapi okupasi merupakan suatu
perpaduan antara seni dan ilmu
pengetahuan untuk menunjukkan jalan
dari respon penderita dalam bentuk
kegiatan yang sudah diseleksi yang
digunakan untuk membantu dan
memelihara kesehatan, menanggulangi
kecacatan, menganalisa tingkah laku,
memberikan latihan dan melatih pasien
yang menderita kelainan fisik, mental
serta fungsi sosialnya.
Terapi Okupasi oleh herbert Hall
ada dua konsep :
1. Okupasi terapi menggunakan
aktifitas dalam mengembangkan
dan meningkatkan suatu skill
(meningkatkan kemampuankemampuan dalam mempelajari
skill baru)
2. Menolong individu meningkatkan
kemampuan fungsionalnya.
Soeharso : occupational therapy suatu terapi
yang berdasarkan atas occupation atau gerak di
dalam suatu pekerjaan.
Terapi okupasi berusaha atau mencapai
perbaikan dari kelainan dengan jalan
memberikan pekerjaaan kepada penderita.
Misal : menenun dengan alat tenun kayu selain
penglihatan dan pikiran diperlukan juga gerak
jari-jari, gerak sendi-sendi pergelangan tangan,
gerak sendi siku-siku, gerak sendi-sendi bahi,
gerak sendi-sendi mata kaki, gerak sendi-sendi
lutut dan gerak sendi-sendi pangkal paha dari
kedua kaki.
Bekerja dengan sekaligus berlatih sering
dinamakan Diversional Therapy.
Prinsip seperti pekerjaan menenun tentu
dapat dilaksanakan dengan banyak macam
ragam pekerjaan dan tiap-tiap gerak untuk
melakukan pekerjaan tadi dapat dianalisa
dan digunakan untuk latihan otot-otot dan
sendi-sendi tertentu.
Misal : membuat benda-benda kecil dengan
tanah liat melatih gerak siku-siku, menjahit
dengan mesin dapat melatih sendi-sendi
pangkal kai, menganyam dapat
mengkoordinasi gerak jari-jari dstnya.
Terapi
okupasi bukan memberikan kerja
tetapi pekerjaan merupakan media untuk
pengobatan atau penyembuhan gangguan
fisik, mental dan sosial.
Misal : Pertukangan kayu dalam OT bukan
melatih mereka menjadi tukang kayu, tetapi
tujuannya adalah pengembangan
peningkatan maupun pemeliharaan fungsifungsi fisik karena di dalam pertukangan
kayu banyak gerakan-gerakan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut.
Definisi Terapi Okupasi
• Kegiatan-kegiatan dalam terapi okupasi melibatkan
unsur fisik dan mental
• Kegiatan-kegiatan yang diberikan pada ABK dapat
dipilih sesuai kebutuhannya
• Kegiatan-kegiatan terapi okupasi dapat membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
• Dapat membantu mempercepat penyembuhan
gangguan mental/fisik
• Bukan merupakan kegiatan yang memberikan
keterampilan pekerjaan pada seseorang tetapi
ketrampilan sebagai sarana pengobatan.
• Bukan memberikan kursus keterampilan untuk
seseorang yang belum bekerja
• Bukan memberikan kesibukan pada seseorang yang
menganggur
Konsep Terapi Okupasi
Nilai dan potensi individu (worth of the
individual),
Memandang individu secara utuh (holistic
view of man),
Model dari performance okupasi
(occupational performance model),
Penggunaan aktifitas yang mempunyai efek
terapeutik (therapeutic use of actitivity)
serta perkembangan manusia
(developmental perspective)
Nilai dan potensi individu (worth of
the individual)
Individu memiliki potensi/kemampuan dan
nilai-nilai
Individu itu kompleks, mempunyai
kapasitas dan kemampuan tertentu dalam
melaksanakan segala aktifitas hidupnya.
Peran okupasi disini memberikan suatu
pengalaman-pengalaman fungsional yang
dapat meningkatkan nilai diri dan
membantu individu dalam
mengembangkan potensinya.
Memandang individu secara utuh
(holistic view of man)
• Apabila ada bagian tubuh individu yang
tidak berfungsi maka akan berpengaruh
pada bagian lain.
• Kondisi tubuh yang mengalami
malfungsi akan berpengaruh pada
kondisi psikis, demikian juga sebaliknya
kondisi psikis yang kurang sehat akan
berpengaruh pada kesehatan tubuh atau
fisik.
Model dari Performance Okupasi
(occupational performance model)
Ada tiga area :
a. Produktifitas (productivity)
b. Aktifitas Hidup sehari-hari (Activity of
Daily Living)
c. Mengisi waktu luang (leisure)
Semua area berdasar interaksi dari
mental, fisik, sosial budaya dan
spiritual.
a.
b.
c.
d.
Mental : kognitif, fungsi afektif dan fungsi
vikasional. Secara mental seseorang mempunyai
kapasitas beradaptasi dan mengembangkan
dirinya di masyarakat dan lingkungannya.
Fisik : fungsi motorik dan sensorik, dengan
komponen ini seseorang memungkinkan
melakukan aktifitas sehari-hari
Sosial budaya : OT harus berdasar minat,
perhatian anak dan akar budaya, norma, agama
yang berlaku di masyarakat.
Spiritual : diartikan agama, kepercayaan dan
keyakinan.
LINGKUNGAN
Fisik
Sosial
Ekonomi
Productivity
fisik
Self
Care
Mental
INDIVIDU
(GROUP)
Sosio Kultural
Spiritual
Politik
Leisure
Hukum
Kultural
MODEL OCCUPATIONAL PERFORMANCE
Ket :
Komponen OP
Area Performance
Lingkungan
Penggunaan Waktu luan
OT menggunakan analisa aktifitas dan
adaptasi aktifitas dalam memilih aktifitasaktifitas yang diberikan pada individu yang
mengalami gangguan fisik/mental untuk
memenuhi tujuan terapeutik/penyembuhan.
Perkembangan manusia
Perkembangan hidup manusia mulai dari
lahir sampai dewasa karena tiap-tiap tahap
perkembangan manusia, kebutuhan serta
jenis aktifitasnya berlainan.
3 Jenis OT dalam aktifitasnya
Produktifitas : kegiatan yang dikerjakan individu
: yang memungkinkan seseorang dapat menghidupi
dirinya, keluarga dan orang lain dengan cara
menghasilkan barang atau jasa untuk menunjang
kesehatan/ kesejahteraan. Example : bertani,
kerajinan, bertukang, berkebun dll
Perawatan diri : kegiatan yang dikerjakan individu
secara rutin untuk memelihara kesehatan dan
kesejahteraan dalam lingkungannya. Example :
makan, minum, berpakaian, mandi dll
Mengisi waktu luang : kegiatan yang dikerjakan
untuk tujuan mendapatkan kesenangan, gembira,
kepuasan atau selingan. Example : nonton TV,
bermain, baca koran, olahraga, mendengar musik
dll.
Kemampuan (potensi) digolongkan sbb :
Motorik : dapat melakukan suatu gerakan yang dibutuhkan
dalam suatu kegiatan. Misal : makan kebutuhan menyendok
dan mengarahkan ke mulut.
Sensorik : fungsi indera secara terpisah bekerjasama
dengan sistem motorik menghasilkan suatu kegiatan.
Kognitif : daya ingat dan pengertian tentang pengetahuan.
Intrapersonal : individu dapat membedakan kenyataan dari
khayalan dan mempu menghadapi kenyataan tersebut. Misal
: mekanisme pertahanan diri, mengontrol diri, konsep diri.
Interpersonal : tidak hanya antar individu dengan orang lain
tetapi juga di dalam kelompok.
7-anak OT bagi ABK:
Membantu memungkinkan anak
mencapai fungsi dan daya guna secara
optimal dalam kegiatan perawatan diri
(self care), kegiatan produktif
(productivity) serta kegiatan mengisi
waktu luang (leisure)
Mencegah adanya ketimpangan atau
hambatan untuk melaksanakan
kehidupan sehari-hari
Mendorong atau memotivasi
peningkatan potensi diri.
Tujuan utama OT :
• Membangun dan memelihara kapasitas
atau kemampuan anak yang bersangkutan
sepanjang hidup, berdaya guna secara
memuaskan bagi dirinya sendiri maupun
orang lain dengan kewajiban serta peran
okupasional yang dibutuhkan untuk
mencapai kehidupan produktif serta dalam
mengatasi diri maupun lingkungannya.
Kegiatan OT bagi ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS mencakup :
Anak
dengan gangguan fisik, sakit maupun
cidera
Anak dengan kelainan mental/emosional
Anak yang mengalami gangguan sosial
Peranan OT
Sarana pencegahan
Sarana Penyembuhan
Sarana Penyesuaian
Sarana Pengembangan kepribadian,
pembawaan, kreatifitas
Sebagai bekal hidup di masyarakat.
Cakupan layanan OT
• Biologis : keterbatasan ruang gerak sendi, lemahnya
sistem neuromuskular, adanya rasa nyeri, kekakuan
pada sendi, gangguan koordinasi gerakan.
• Psikologis : percaya diri yang rendah, perasaan malu,
tidak ada inisiatif, hilangnya motivasi, hilangnya kontrol
diri, mudah marah-marah dll.
• Sosial : menarik diri dari lingkungan, kurang mampu
interaksi sosial, berkurangnya kemampuan komunikasi,
dll
• Okupasi :Hilangnya kemampuan kerja, kurang mampu
mempelajari skill baru, kurang mampu melakukan
kegiatan hidup sehari (makan, BAB/BAK, mandi,
berjalan)
Metode Dalam Praktek OT
• Pendekatan Neourodevelopmental
• Pengobatan dengan teknik-teknik
biomekanik
• Terapeutik Media
• Pendekatan Rehabilitasi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan OT
•
•
•
•
•
•
•
Faktor Medis
Faktor dalam latihan yang akan diberikan
Evaluasi Fisik
Menentukan kemampuan fisik
Aktifitas lain yang diterima anak
Kondisi kesehatan anal
Faktor individu anak
Sukinah,S.Pd Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP
UNY
Pengertian
Terapi okupasi dalam upaya penyembuhan
kepada inidividu yang mengalami kelainan
sudah dimulai sejak masa silam sebelum
ada rekaman data-data bangsa Yunani
Kuno.
Period of magic : gangguan mental dapat
sembuh dengan nyanyian, pantun serta
musik.
Terapi okupasi merupakan
multidisiplin yang
pelaksanaannya akan lebih
efektif bila intradisipliner.
Penguasaan terapi okupasi di
SLB juga harus memahami
anatomi, fisiologi, psikologi
perkembangan juga paedagogi.
Istilah
Occupational Therapy : adapted physical
activity, corrective physical activity atau millieu
therapy
Perkembangannya terapi okupasi bergeser
makna yang makin kompleks, bulan hanya
sekedar aktifitas fisik yang dilakukan guna
mengisi waktu luang,
Terapi okupasi lebih dominan upaya
penyembuhan, bahkan dampak vokasional dan
rekreasional yang memberikan nilai tambah
karakteristik kegiatan terapi okupasi di
lingkungan Pendidikan Luar Biasa.
Secara harfiah
Occupational : kegiatan, aktifitas atau
pekerjaaan
Therapy : upaya penyembuhan,
pemulihan atau pengobatan
Makna bahwa dalam melakukan
penyembuhan/pengobataan yang
menggunakan aktifityas/pekerjaan
sebagai medianya perlu merujuk pada
kondisi gangguan fisik/mental yang
dialami anak berkebutuhan khusus
(berkelainan).
Spackman berpendapat :
Suatu aktivitas baik mental/fisik sebagai bantuan untuk
suatu penyembuhan akibat penyakit/luka.
Membantu penyembuhan kepada setiap ABK baik yang
mengalami gangguan mental atau fisik.
Melalui berbagai aktifitas yang diprogramkan untuk
dilakukan oleh masing-masing ABK diharapkan dapat
mengembalikan atau mengoptimalkan kondisi
mental/fisik yang mengalami gangguan sesuai potensi
atau kemampuan yang dimilikinya.
Kusnanto berpendapat :
Usaha
penyembuhan terhadap seseorang
yang mengalami kelainan mental, fisik
dengan jalan memberikan suatu keaktifan
kerja, dimana keaktifan tersebut untuk
mengurangi rasa penderitaan yang
dialami oleh penderita.
American occupational
Therapy Association :
• Terapi okupasi merupakan suatu
perpaduan antara seni dan ilmu
pengetahuan untuk menunjukkan jalan
dari respon penderita dalam bentuk
kegiatan yang sudah diseleksi yang
digunakan untuk membantu dan
memelihara kesehatan, menanggulangi
kecacatan, menganalisa tingkah laku,
memberikan latihan dan melatih pasien
yang menderita kelainan fisik, mental
serta fungsi sosialnya.
Terapi Okupasi oleh herbert Hall
ada dua konsep :
1. Okupasi terapi menggunakan
aktifitas dalam mengembangkan
dan meningkatkan suatu skill
(meningkatkan kemampuankemampuan dalam mempelajari
skill baru)
2. Menolong individu meningkatkan
kemampuan fungsionalnya.
Soeharso : occupational therapy suatu terapi
yang berdasarkan atas occupation atau gerak di
dalam suatu pekerjaan.
Terapi okupasi berusaha atau mencapai
perbaikan dari kelainan dengan jalan
memberikan pekerjaaan kepada penderita.
Misal : menenun dengan alat tenun kayu selain
penglihatan dan pikiran diperlukan juga gerak
jari-jari, gerak sendi-sendi pergelangan tangan,
gerak sendi siku-siku, gerak sendi-sendi bahi,
gerak sendi-sendi mata kaki, gerak sendi-sendi
lutut dan gerak sendi-sendi pangkal paha dari
kedua kaki.
Bekerja dengan sekaligus berlatih sering
dinamakan Diversional Therapy.
Prinsip seperti pekerjaan menenun tentu
dapat dilaksanakan dengan banyak macam
ragam pekerjaan dan tiap-tiap gerak untuk
melakukan pekerjaan tadi dapat dianalisa
dan digunakan untuk latihan otot-otot dan
sendi-sendi tertentu.
Misal : membuat benda-benda kecil dengan
tanah liat melatih gerak siku-siku, menjahit
dengan mesin dapat melatih sendi-sendi
pangkal kai, menganyam dapat
mengkoordinasi gerak jari-jari dstnya.
Terapi
okupasi bukan memberikan kerja
tetapi pekerjaan merupakan media untuk
pengobatan atau penyembuhan gangguan
fisik, mental dan sosial.
Misal : Pertukangan kayu dalam OT bukan
melatih mereka menjadi tukang kayu, tetapi
tujuannya adalah pengembangan
peningkatan maupun pemeliharaan fungsifungsi fisik karena di dalam pertukangan
kayu banyak gerakan-gerakan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut.
Definisi Terapi Okupasi
• Kegiatan-kegiatan dalam terapi okupasi melibatkan
unsur fisik dan mental
• Kegiatan-kegiatan yang diberikan pada ABK dapat
dipilih sesuai kebutuhannya
• Kegiatan-kegiatan terapi okupasi dapat membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
• Dapat membantu mempercepat penyembuhan
gangguan mental/fisik
• Bukan merupakan kegiatan yang memberikan
keterampilan pekerjaan pada seseorang tetapi
ketrampilan sebagai sarana pengobatan.
• Bukan memberikan kursus keterampilan untuk
seseorang yang belum bekerja
• Bukan memberikan kesibukan pada seseorang yang
menganggur
Konsep Terapi Okupasi
Nilai dan potensi individu (worth of the
individual),
Memandang individu secara utuh (holistic
view of man),
Model dari performance okupasi
(occupational performance model),
Penggunaan aktifitas yang mempunyai efek
terapeutik (therapeutic use of actitivity)
serta perkembangan manusia
(developmental perspective)
Nilai dan potensi individu (worth of
the individual)
Individu memiliki potensi/kemampuan dan
nilai-nilai
Individu itu kompleks, mempunyai
kapasitas dan kemampuan tertentu dalam
melaksanakan segala aktifitas hidupnya.
Peran okupasi disini memberikan suatu
pengalaman-pengalaman fungsional yang
dapat meningkatkan nilai diri dan
membantu individu dalam
mengembangkan potensinya.
Memandang individu secara utuh
(holistic view of man)
• Apabila ada bagian tubuh individu yang
tidak berfungsi maka akan berpengaruh
pada bagian lain.
• Kondisi tubuh yang mengalami
malfungsi akan berpengaruh pada
kondisi psikis, demikian juga sebaliknya
kondisi psikis yang kurang sehat akan
berpengaruh pada kesehatan tubuh atau
fisik.
Model dari Performance Okupasi
(occupational performance model)
Ada tiga area :
a. Produktifitas (productivity)
b. Aktifitas Hidup sehari-hari (Activity of
Daily Living)
c. Mengisi waktu luang (leisure)
Semua area berdasar interaksi dari
mental, fisik, sosial budaya dan
spiritual.
a.
b.
c.
d.
Mental : kognitif, fungsi afektif dan fungsi
vikasional. Secara mental seseorang mempunyai
kapasitas beradaptasi dan mengembangkan
dirinya di masyarakat dan lingkungannya.
Fisik : fungsi motorik dan sensorik, dengan
komponen ini seseorang memungkinkan
melakukan aktifitas sehari-hari
Sosial budaya : OT harus berdasar minat,
perhatian anak dan akar budaya, norma, agama
yang berlaku di masyarakat.
Spiritual : diartikan agama, kepercayaan dan
keyakinan.
LINGKUNGAN
Fisik
Sosial
Ekonomi
Productivity
fisik
Self
Care
Mental
INDIVIDU
(GROUP)
Sosio Kultural
Spiritual
Politik
Leisure
Hukum
Kultural
MODEL OCCUPATIONAL PERFORMANCE
Ket :
Komponen OP
Area Performance
Lingkungan
Penggunaan Waktu luan
OT menggunakan analisa aktifitas dan
adaptasi aktifitas dalam memilih aktifitasaktifitas yang diberikan pada individu yang
mengalami gangguan fisik/mental untuk
memenuhi tujuan terapeutik/penyembuhan.
Perkembangan manusia
Perkembangan hidup manusia mulai dari
lahir sampai dewasa karena tiap-tiap tahap
perkembangan manusia, kebutuhan serta
jenis aktifitasnya berlainan.
3 Jenis OT dalam aktifitasnya
Produktifitas : kegiatan yang dikerjakan individu
: yang memungkinkan seseorang dapat menghidupi
dirinya, keluarga dan orang lain dengan cara
menghasilkan barang atau jasa untuk menunjang
kesehatan/ kesejahteraan. Example : bertani,
kerajinan, bertukang, berkebun dll
Perawatan diri : kegiatan yang dikerjakan individu
secara rutin untuk memelihara kesehatan dan
kesejahteraan dalam lingkungannya. Example :
makan, minum, berpakaian, mandi dll
Mengisi waktu luang : kegiatan yang dikerjakan
untuk tujuan mendapatkan kesenangan, gembira,
kepuasan atau selingan. Example : nonton TV,
bermain, baca koran, olahraga, mendengar musik
dll.
Kemampuan (potensi) digolongkan sbb :
Motorik : dapat melakukan suatu gerakan yang dibutuhkan
dalam suatu kegiatan. Misal : makan kebutuhan menyendok
dan mengarahkan ke mulut.
Sensorik : fungsi indera secara terpisah bekerjasama
dengan sistem motorik menghasilkan suatu kegiatan.
Kognitif : daya ingat dan pengertian tentang pengetahuan.
Intrapersonal : individu dapat membedakan kenyataan dari
khayalan dan mempu menghadapi kenyataan tersebut. Misal
: mekanisme pertahanan diri, mengontrol diri, konsep diri.
Interpersonal : tidak hanya antar individu dengan orang lain
tetapi juga di dalam kelompok.
7-anak OT bagi ABK:
Membantu memungkinkan anak
mencapai fungsi dan daya guna secara
optimal dalam kegiatan perawatan diri
(self care), kegiatan produktif
(productivity) serta kegiatan mengisi
waktu luang (leisure)
Mencegah adanya ketimpangan atau
hambatan untuk melaksanakan
kehidupan sehari-hari
Mendorong atau memotivasi
peningkatan potensi diri.
Tujuan utama OT :
• Membangun dan memelihara kapasitas
atau kemampuan anak yang bersangkutan
sepanjang hidup, berdaya guna secara
memuaskan bagi dirinya sendiri maupun
orang lain dengan kewajiban serta peran
okupasional yang dibutuhkan untuk
mencapai kehidupan produktif serta dalam
mengatasi diri maupun lingkungannya.
Kegiatan OT bagi ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS mencakup :
Anak
dengan gangguan fisik, sakit maupun
cidera
Anak dengan kelainan mental/emosional
Anak yang mengalami gangguan sosial
Peranan OT
Sarana pencegahan
Sarana Penyembuhan
Sarana Penyesuaian
Sarana Pengembangan kepribadian,
pembawaan, kreatifitas
Sebagai bekal hidup di masyarakat.
Cakupan layanan OT
• Biologis : keterbatasan ruang gerak sendi, lemahnya
sistem neuromuskular, adanya rasa nyeri, kekakuan
pada sendi, gangguan koordinasi gerakan.
• Psikologis : percaya diri yang rendah, perasaan malu,
tidak ada inisiatif, hilangnya motivasi, hilangnya kontrol
diri, mudah marah-marah dll.
• Sosial : menarik diri dari lingkungan, kurang mampu
interaksi sosial, berkurangnya kemampuan komunikasi,
dll
• Okupasi :Hilangnya kemampuan kerja, kurang mampu
mempelajari skill baru, kurang mampu melakukan
kegiatan hidup sehari (makan, BAB/BAK, mandi,
berjalan)
Metode Dalam Praktek OT
• Pendekatan Neourodevelopmental
• Pengobatan dengan teknik-teknik
biomekanik
• Terapeutik Media
• Pendekatan Rehabilitasi
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan OT
•
•
•
•
•
•
•
Faktor Medis
Faktor dalam latihan yang akan diberikan
Evaluasi Fisik
Menentukan kemampuan fisik
Aktifitas lain yang diterima anak
Kondisi kesehatan anal
Faktor individu anak