Kusumawardani Mengetahui Apakah Cyberlaw

MENGETAHUI APAKAH CYBER LAW
Kusumawardani
wardhanik24@gmail.com :: http://ilmuti.org/author/kusumawardani/

Abstrak
Cyber Law atau hukum siber yaitu Hukum yang membatasi kejahatan cyber (kejahatan
dunia maya melalui jaringan internet). Cyber Law diperlukan atas dasar dari hukum di
berbagai negara yaitu "ruang dan waktu". Sementara jaringan komputer dan internet
telah mendobrak batas ruang dan waktu tersebut .Meskipun alat buktinya berbentuk
virtual dan bersifat elektronik kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak
nyata. Cyberlaw bukanlah suatu keharusan, namun sudah merupakan kebutuhan untuk
menghadapi kenyataan yang ada pada saat ini, yaitu adanya tindak kejahatan di internet
atau yang di sebut dengan cybercrime. Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di
dunia cyber (dunia maya), yang umumnya diasosiasikan dengan Internet. Cyberlaw
dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari hukum di banyak negara adalah "ruang dan
waktu". Sementara itu, Internet dan jaringan komputer mendobrak batas ruang dan
waktu ini. Cyber Law juga didefinisikan sebagai kumpulan peraturan perundangundangan yang mengatur tentang berbagai aktivitas manusia di cyberspace (dengan
memanfaatkan teknologi informasi). Cyber Law sendiri merupakan istilah yang berasal
dari Cyberspace. Cyberspace berakar dari kata latin Kubernan yang artinya menguasai
atau menjangkau. Karena ”cyberspace”-lah yang akan menjadi objek atau concern dari
”cyber law”.


Kata Kunci: Cyber, CyberLaw, Hukum, Hukum Siber, Cyberspace

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

Pendahuluan
Cyber dapat diartikan sebagai istilah lain yaitu „cyberspace yang diambil dari data
„cybernetics. Pada mulanya istilah cyberspace tidak ditujukan untuk menggambarkan
interaksi yang terjadi melalui jaringan komputer. Namun Pada tahun 1990 oleh John
Perry Barlow istilah cyberspace diaplikasikan untuk dunia yang terhubung atau online
ke internet.

Kemudian diperjelas dari definisi Perry Barlow oleh Bruce Sterling pengertian
cyberspace, yakni:

Cyberspace merupakan sebuah ruang yang tidak dapat terlihat. Ruang ini tercipta ketika

terjadi hubungan komunikasi yang dilakukan untuk menyebarkan suatu informasi,
dimana jarak secara fisik tidak lagi menjadi halangan.

Berbagai macam cyber yang diketahui keberadaannya, yaitu sebagai berikut :


Cyber Crime
Definisi cyber crime adalah semua tindakan yang dilakukan dengan niat kejahatan
dimana komputer atau jaringan komputer menjadi target dan/atau menjadi alat
kejahatan.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org



Cyber Law

Definisi cyber law adalah hukum terkait dengan proses dan resiko teknologi pada
cyber space. Dari perspektif teknologi,cyber law digunakan untuk membedakan
mana cyber activity yang bersifat legal dan mana yang tergolong tindak kejahatan
dunia maya (cyber crime) atau pelanggaran kebijakan (policy violation).



Cyber Attack
Definisi attack dalam operasi informasi adalah semua jenis tindakan yang sengaja
dilakukan untuk mengganggu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity),
dan ketersedian (availability) informasi. Tindakan ini bisa ditujukan untuk
mengganggu secara fisik maupun dari alur logic sistem informasi.Cyber attack
merupakan upaya mengganggu informasi yang berfokus pada alur logic sistem
informasi.



Cyber Security
Definisi security dalam operasi informasi adalah semua mekanisme yang dilakukan
untuk melindungi dan meminimalkan gangguan kerahasiaan(confidentiality),

integritas (integrity), dan ketersedian (availability) informasi. Mekanisme ini harus
bisa melindungi informasi baik dari physical attack maupun cyber attack. Cyber
security merupakan upaya untuk melindungi informasi dari adanya cyber attack



Cyber Threat
Definisi threat dalam operasi informasi adalah semua jenis ancaman yang
mengganggu kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersedian
(availability) informasi. Threat ini bisa berupa ancaman secara fisik yang disengaja
dan/atau bencana alam serta ancaman yang muncul dari ranah cyber. Ancaman
yang muncul dari ranah cyber.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

Pembahasan

Dari berbagai macam cyber yang diketahui, saat ini saya akan menjelaskan mengenai
cyber law. Apa itu Cyber Law ??

Hukum Siber atau Cyber Law adalah istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan
teknologi informasi. Istilah lain yang juga digunakan adalah hukum Teknologi
Informasi (Law of Information Techonology) Hukum Dunia Maya (Virtual World Law)
dan Hukum Mayantara. Istilah-istilah tersebut lahir mengingat kegiatan internet dan
pemanfaatan teknologi informasi berbasis virtual. Istilah hukum siber digunakan dalam
tulisan ini dilandasi pemikiran bahwa cyber jika diidentikan dengan “dunia maya” akan
cukup menghadapi persoalan ketika terkait dengan pembuktian dan penegakan
hukumnya. Mengingat para penegak hukum akan menghadapi kesulitan jika harus
membuktikan suatu persoalan yang diasumsikan sebagai “maya”, sesuatu yang tidak
terlihat dan semu. Di internet hukum itu adalah cyber law, hukum yang khusus berlaku
di dunia cyber. Secara luas cyber law bukan hanya meliputi tindak kejahatan di internet,
namun juga aturan yang melindungi para pelaku e-commerce, e-learning; pemegang hak
cipta, rahasia dagang, paten, e-signature; dan masih banyak lagi.

Definisi cyber law yang diterima semua pihak adalah milik Pavan Dugal dalam bukunya
Cyberlaw The Indian Perspective (2002). Di situ Dugal mendefinisikan "Cyberlaw is a
generic term, which refers to all the legal and regulatory aspects of Internet and the

World Wide Wide. Anything concerned with or related to or emanating from any legal
aspects or issues concerning any activity of netizens and others, in Cyberspace comes
within the amit of Cyberlaw". Disini Dugal mengatakan bahwa Hukum Siber adalah
istilah umum yang menyangkut semua aspek legal dan peraturan Internet dan juga
World Wide Web. Hal apapun yang berkaitan atau timbul dari aspek legal atau hal-hal
yang berhubungan dengan aktivitas para pengguna Internet aktif dan juga yang lainnya
di dunia siber, dikendalikan oleh Hukum Siber.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

Tujuan Cyber Law
Cyberlaw sangat dibutuhkan, kaitannya dengan upaya pencegahan tindak pidana,
ataupun penanganan tindak pidana. Cyber law akan menjadi dasar hukum dalam proses
penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan dengan sarana elektronik dan
komputer, termasuk kejahatan pencucian uang dan kejahatan terorisme.


Latar Belakang Terbentuknya CyberLaw
Cyber law erat lekatnya dengan dunia kejahatan. Hal ini juga didukung oleh globalisasi.
Zaman terus berubah-ubah dan manusia mengikuti perubahan zaman itu. Perubahan itu
diikuti oleh dampak positif dan dampak negatif. Ada dua unsur terpenting dalam
globalisasi. Pertama, dengan globalisasi manusia dipengaruhi dan kedua, dengan
globalisasi manusia mempengaruhi (jadi dipengaruhi atau mempengaruhi).

Bentuk Kejahatan Komputer dan Siber


Penipuan Komputer (computer fraudulent)



Pencurian uang atau harta benda dengan menggunakan sarana komputer/ siber
dengan melawan hukum. Bentuk kejahatan ini dapat dilakukan dengan mudah
dalam hitungan detik tanpa diketahui siapapun juga. Bainbdridge (1993) dalam
bukunya Komputer dan Hukum membagi beberapa macam bentuk penipuan data
dan penipuan program:
1. Memasukkan instruksi yang tidak sah, seperti contoh seorang memasukkan

instruksi secara tidak sah sehingga menyebabkan sistem komputer melakukan
transfer uang dari satu rekening ke rekening lain, tindakan ini dapat dilakukan
oleh orang dalam atau dari luar bank yang berhasil memperoleh akses kepada
sistem komputer tanpa izin.
2. Perubahan data input, yaitu data yang secara sah dimasukkan ke dalam
komputer dengan sengaja diubah. Cara ini adalah suatu hal yang paling lazim

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

digunakan karena mudah dilakukan dan sulit dilacak kecuali dengan
pemeriksaan berkala.
3. Perusakan data, hal ini terjadi terutama pada data output, misalanya laporan
dalam bentuk hasil cetak komputer dirobek, tidak dicetak atau hasilnya
diubah.
4. Komputer sebagai pembantu kejahatan, misalnya seseorang dengan
menggunakan komputer menelusuri rekening seseorang yang tidak aktif,

kemudian melakukan penarikan dana dari rekening tersebut.
5. Akses tidak sah terhadap sistem komputer atau yang dikenal dengan hacking.
Tindakan hacking ini berkaitan dengan ketentuan rahasia bank, karena
seseorang memiliki akses yang tidak sah terhadap sistem komputer bank,
sudah tentu mengetahui catatan tentang keadaan keuangan nasabah dan halhal lain yang haru dirahasiakan menurut kelaziman dunia perbankan.


Penggelapan, pemalsuan pemberian informasi melalui komputer yang merugikan
pihak lain dan menguntungkan diri sendiri.



Hacking, adalah melakukan akses terhadap sistem komputer tanpa izin atau dengan
malwan hukum sehingga dapat menebus sistem pengamanan komputer yang dapat
mengancam berbagai kepentingan.



Perbuatan pidana perusakan sistem komputer (baik merusak data atau menghapus
kode-kode yang menimbulka kerusakan dan kerugian). Perbuatan pidana ini juga

dapat berupa penambahan atau perubahan program, informasi, dan media.



Pembajakan yang berkaitan dengan hak milik intelektual, hak cipta, dan hak paten.

Banyak sekali penyalahgunaan yang dilakukan netter. Penyalahgunaan kebebasan yang
berlaku di dunia maya kerap membuat netter bersikap ceroboh dan menggampangkan
persoalan. Berikut bentuk-bentuk penyalahgunaan itu:


Pencurian password, peniruan atau pemalsuan akun.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org




Penyadapan terhdapa jalur komunikasi sehingga memungkinkan bocornya
rahasia perusahaan atau instansi tertentu.



Penyusupan sistem komputer



Membanjiri network dengan trafik sehingga menyebabkan crash



Perusakan situs



Spamming alias pengiriman pesan yang tidak dikehendaki ke banyak alamat
email



Penyebaran virus dan worm.

Kejahatan komputer berdasarkan pada cara terjadinya kejahatan komputer itu menjadi 2
kelompok (modus operandinya), yaitu:


Internal crime
Kelompok kejahatan komputer ini terjadi secara internal dan dilakukan oleh orang
dalam “Insider”. Modus operandi yang dilakukan oleh “Insider” adalah:
o

Manipulasi transaksi input dan mengubah data (baik mengurang atau
menambah)
1. Mengubah transaksi (transaksi yang direkayasa)
2. Menghapus transaksi input (transaksi yang ada dikurangi dari yang
sebenarnya)
3. Memasukkan transaksi tambahan
4. Mengubah transaksi penyesuaian (rekayasa laporan yang seolah-olah
benar)

o


Memodifikasi software/ termasuk pula hardware

External crime
Kelompok kejahatan komputer ini terjadi secara eksternal dan dilakukan oleh orang
luar yang biasanya dibantu oleh orang dalam untuk melancarkan aksinya. Bentuk
penyalahgunaan yang dapat digolongkan sebagai external crime adalah:
1. Joy computing

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

2. Hacking
3. The Trojan horse
4. Data leakage
5. Data diddling
6. To frustrate data communication
7. Software piracy

Teori-teori yang Melandasi Perkembangan Dunia Maya (Cyber)
Ada beberapa guidance bagi kita untuk mengerti seluk beluk perdagangan secara
elektronik dengan melihat teori-teori di bawah ini:
1. Teori Kepercayaan (vetrowen theory): Teori menjelasan bahwa ada pernyataan
objektif yang dipercayai pihak-pihak. Tercapainya kata sepakat dengan konfirmasi
tertulis.
2. Teori Pernyataan (verklarings theory): Keadaan objektif realitas oleh penilaian
masyarakat dapat menjadi persetujuan tanpa mempedulikan kehendak pihak-pihak
3. Teori Kehendak (wills theory): Teori menitikberatkan pada kehendak para pihak
yang merupakan unsure essensil dalam pernjanjian.
4. Teori Ucapan (uitings theorie): Teori ini menganut sistem di mana penawaran
ditawarkan dan disetujui maka perjanjian tersebut sudah sempurna dan mengikat
kedua belah pihak sebagai undang-undang.
5. Teori Penawaran (ontvangs theorie): Konfirmasi pihak kedua adalah kunci
terjadinya pernjanjian setelah di pihak penerima menerima tawaran dan
memberikan jawaban.
6. Teori Pengetahuan (vernemings theorie): Konsensus dalam bentuk perjanjian
tersebut terjadi bila si penawar mengetahui hukum penawaran disetujui walaupun
tidak ada konfirmasi.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

7. Teori Pengiriman (verzendings theorie): Bukti pegiriman adalah kunci dari lahirnya
pernjajian, artinya jawaban dikirim, pada saat itulah sudah lahir perjanjian yang
dimaksud.

Kompetensi relatif dalam dunia maya (cyber) dapat menjadi acuan bagi pihak
berperkara dalam dunia maya atas dasar teori-teori berikut ini:
1. Teori akibat (leer van het gevolg): Teori ini menitikberatkan pada akibat suatu
peristiwa hukum yang melawan hukum ditempat di mana tindak pidana itu
memunculkan akibat.
2. Teori alat (leer van instrument): Tempat terjadinya tindak pidana selaras dengan
instrument yang digunakan dengan tindak pidana itu
3. Teori perbuatan materiil (leer van lechamelijke daad): Teori ini menunjuk tempat
terjadinya tindak pidana adalah kunci
4. Teori gabungan: Teori yang juga merupakan gabungan ketiganya: akibat alat dan
perbuatan materiil

Aspek Hukum Aplikasi Internet
Aplikasi internet sendiri sesungguhnya memiliki aspek hukum. Aspek tersebut meliputi
aspek hak cipta, aspek merek dagang, aspek fitnah dan pencemaran nama baik, aspek
privasi.

Aspek Hak Cipta
Hak cipta yang sudah diatur dalam UU Hak Cipta. Aplikasi internet seperti website dan
email membutuhkan perlindungan hak cipta. Publik beranggapan bahwa informasi yang
tersebdia di internet bebas untuk di-download, diubah, dan diperbanyak. Ketidakjelasan
mengenai prosedur dan pengurusan hak cipta aplikasi internet masih banyak terjadi.

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

Aspek Merek Dagang
Aspek merek dagang ini meliputi identifikasi dan membedakan suatu sumber barang
dan jasa, yang diatur dalam UU Merek.

Aspek Fitnah dan Pencemaran Nama Baik
Hal ini meliputi gangguan atau pelanggaran terhadap reputasi seseorang, berupa
pertanyaan yang salah, fitnah, pencemaran nama baik, mengejek, dan penghinaan.
Walau semua tindakan tadi dilakukan dengan menggunakan aplikasi internet, namun
tetap tidak menghilangkan tanggung jawab hukum bagi pelakunya. Jangan karena
melakukan fitnah atau sekadar olok-olok di email atau chat room maka kita bebas
melenggang tanpa rasa bersalah. Ada korban dari perbuatan kita yang tak segan-segan
menggambil tindakan hukum

Aspek Privasi
Di banyak negara maju di mana komputer dan internet sudah diaskes oleh mayoritas
warganya, privasi menjadi masalah tersendiri. Makin seseorang menggantungkan
pekerjaannya kepada komputer, makin tinggi pula privasi yang dibutuhkannya. Ada
beberapa persoalan yang bisa muncul dari hal privasi ini. Pertama, informasi personal
apa saja yang dapat diberikan kepada orang lain? Lalu apa sajakah pesan informasi
pribadi yang tidak perlu diakses orang lain? Apakah dan bagaimana dengan pengiriman
informasi pribadi yang anonim.

Asas-asas Yurisdiksi dalam Ruang Siber
Dalam ruang siber pelaku pelanggaran seringkali menjadi sulit dijerat karena hukum
dan pengadilan Indonesia tidak memiliki yurisdiksi terhadap pelaku dan perbuatan
hukum yang terjadi, mengingat pelanggaran hukum bersifat transnasional tetapi
akibatnya justru memiliki implikasi hukum di Indonesia. Menurut Darrel Menthe, dalam
hukum internasional, dikenal tiga jenis yuridikasi, yaitu:

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

1. Yurisdiksi untuk menetapkan undang-undang (the jurisdiction to prescribe)
2. Yurisdiksi untuk penegakan hukum (the jurisdiction to enforce), dan
3. Yurisdiksi untuk menuntut (the jurisdiction to adjudicate)

Dalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku, dikenal beberapa asas yang
biasa digunakan, yaitu:
1. Subjective territoriality: Menekankan bahwa keberlakuan hukum ditentukan
berdasakan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya
dilakukan di negara lain.
2. Objective territoriality: Menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum
di mana akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat
merugikan bagi negara yang bersangkutan
3. Nationality:

Menentukan

bahwa

negara

mempunyai

yurisdiksi

untuk

menentukan hukum berdasarkan kewarganegaraan pelaku.
4. Passive nationality: Menekankan yurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan
korban.
5. Protective principle: Menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan
negara untuk menlindungin kepentingan negara dari kejahatan yang dilakukan di
luar wilayahnya, yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau
pemerintah.
6. Universality
Asas ini selayaknya memperoleh perhatian khusus terkait dengan penanganan
hukum kasus-kasus cyber. Asas ini disebut juga sebagai “universal interest
jurisdiction”. Pada mulanya asas ini menentukan bahwa setiap negara berhak
untuk menangkap dan menghukum para pelaku pembajakan. Asas ini kemudian
diperluas sehingga mencakup pula kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes
against humanity), misalnya penyiksaan, genosida, pembajakan udara dan lainlain. Meskipun di masa mendatang asas jurisdiksi universal ini mungkin

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

dikembangkan untuk internet piracy, seperti computer, cracking, carding,
hacking and viruses, namun perlu dipertimbangkan bahwa penggunaan asas ini
hanya diberlakukan untuk kejahatan sangat serius berdasarkan perkembangan
dalam hukum internasional. Oleh karena itu, untuk ruang cyber dibutuhkan suatu
hukum baru yang menggunakan pendekatan yang berbeda dengan hukum yang
dibuat berdasarkan batas-batas wilayah. Ruang cyber dapat diibaratkan sebagai
suatu tempat yang hanya dibatasi oleh screens and passwords. Secara radikal,
ruang cyber telah mengubah hubungan antara legally significant (online)
phenomena and physical location.

Ruang lingkup dari Cyber Law meliputi hak cipta, merek dagang, fitnah/penistaan,
hacking, virus, akses Ilegal, privasi, kewajiban pidana, isu prosedural (Yurisdiksi,
Investigasi, Bukti, dll), kontrak elektronik, pornografi, perampokan, perlindungan
konsumen dan lain-lain.

Kasus Pertama di Indonesia yang Menyangkut Cyberlaw
Kasus Mustika Ratu adalah kasus cybercrime pertama di Indonesia yang disidangkan.
Belum usai perdebatan pakar mengenai perlu tidaknya cyberlaw di Indonesia, tiba-tiba
di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mulai disidangkan kasus cybercrime. Pelakunya,
menggungakan domain name mustikaratu.com untuk kepentingan PT. Mustika Berto,
pemegang merek kosmetik Sari Ayu. Jaksa mendakwa pakai undang-undang apa?
Tjandra Sugiono yang tidak sempat mengenyam hotel prodeo karena tidak “diundang”
penyidik dan jaksa penuntut umum, pada kamis (2/8) duduk di kursi pesakitan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tjandra didakwa telak melakukan perbuatan menipu
atau mengelirukan orang banyak untuk kepentingan perusahaannya sendiri. Kasus ini
berawal dengan didaftarkannya nama domain name mustikaratu.com di Amerika
dengan menggunakan Network Solution Inc (NSI) pada Oktober 1999 oleh mantan

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

general Manager International Marketing PT. Martina Berto ini. Alamat yang dipakai
untuk mendaftarkan domain name tersebut adalah Jalan Cisadane 3 Pav. Jakarta Pusat,
JA. 10330.

Akibat penggunaan domain name mustikaratu.com tersebut, PT. Mustika Ratu tidak
dapat melakukan sebagian transaksi dengan calon mitra usaha yang berada di luar
negeri. Pasalnya, mereka tidak dapat menemukan informasi mengenai Mustika Ratu di
website tersebut. Mereka kebingungan ketika menemukan website mustikaratu.com
yang isinya justru menampilkan produk-produk Belia dari Sari Ayu, yang notabene
adalah pesaing dari Mustika Ratu untuk produk kosmetik.

Tjandra Sugiono didakwa dengan Pasal 382 bis KUHP mengenai perbuatan curang
(bedrog) dalam perdagangan, yang ancaman hukumannya 1 tahun 4 bulan. Selain itu,
jaksa juga memakai Undang-undang No. 5/1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Menurut jaksa, perbuatan terdakwa telah melanggar
Pasal 19 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.

Pasal ini melarang pelaku usaha untuk menolak dan atau menghalangi pelaku usaha
tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan atau
menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan
hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu. “Dia (Tjandra, Red) memakai
nama mustikaratu.com. Jadi PT. Mustika Ratu merasa namanya dipakai orang lain dan
dia melaporkan ke penyidik, maka jadilah perkaranya di pengadilan,” komentar Suhardi
yang menjadi Jaksa Penuntut Umum untuk perkara ini

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

Penutup
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya), yang umumnya
diasosiasikan dengan Internet. Cyberlaw dibutuhkan karena dasar atau fondasi dari
hukum di banyak negara adalah "ruang dan waktu". Sementara itu, Internet dan jaringan
komputer mendobrak batas ruang dan waktu ini . Yuridis, cyber law tidak sama lagi
dengan ukuran dan kualifikasi hukum tradisional. Kegiatan cyber meskipun bersifat
virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Kegiatan
cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya
bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula
sebagai

orang

yang

telah

melakukan

perbuatan

hukum

secara

nyata.

Dari sinilah Cyberlaw bukan saja keharusan, melainkan sudah merupakan
kebutuhan

untuk

menghadapi

kenyataan

yang

ada

sekarang

ini,

yaitu

dengan banyaknya berlangsung kegiatan cybercrime.

Ruang lingkup cyberlaw
Menurut Jonathan Rosenoer dalam Cyber Law – The Law Of Internet menyebutkan
ruang lingkup cyber law :
1. Hak Cipta (Copy Right)
2. Hak Merk (Trademark)
3. Pencemaran nama baik (Defamation)
4. Hate Speech
5. Hacking, Viruses, Illegal Access
6. Regulation Internet Resource
7. Privacy
8. Duty Care
9. Criminal Liability
10. Procedural Issues (Jurisdiction, Investigation, Evidence, etc)
11. Electronic Contract

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org

12. Pornography
13. Robbery
14. Consumer Protection
15. E-Commerce, E- Government

Referensi


https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_siber



http://bsi133d07-04.blogspot.co.id/p/cyber-law.html



http://etikaprofesi.weebly.com/pengertian-cyber-law.html



http://bl4cyberr.blogspot.co.id/2011/09/pengertian-cyber.html



http://ardhilusti.blogspot.co.id/2016/04/macam-macam-pengertian-cyber.html



https://cipluk2bsi.wordpress.com/perkembangan-cyber-law-di-indonesia/

Biografi
Nama saya Kusumawardani, wanita yang berusia 19 tahun, lahir pada tahun 1997.Hobi
saya adalah bermain musik, belajar atau membaca yang berhubungan dengan komputer,
suka membuat eksperimen, berolahraga, travelling. Aktivitas saya adalah bekerja sebagai
operator pada salah satu warnet di Kota Tangerang dan melanjutkan studi saya ke jenjang
diploma 3 pada salah satu perguruan tinggi di Kota Tangerang. Dibawah ini saya
mencantumkan beberapa kontak yang bias dihubungi jika anda mengalami kendala dalam membaca
artikel saya, terima kasih.
Whatsapp

: 081298545630

Email

: wardhanik24@gmail.com
kusumawardani@raharja.info

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2008-2017ilmuti.org
Seluruh dokumen di ilmuti.org dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial
(nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap
dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ilmuti.org