Makalah Cybercrime dan Cyberlaw Studi Ka
PELANGGARAN ETIKA DI BIDANG T.I
CYBERCRIME DAN CYBERLAW
PADA STUDI KASUS
PRITA MULYASARI VS RS OMNI INTERNASIONAL
AULIA HELMINA
PUTRI
13.63.0657
TEKNOLOGI INFORMASI
Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi
telah merubah baik perilaku masyarakat maupun
peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah pula
menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas
(borderless) dan menyebabkan perubahan sosial ,
eokonomi dan budaya secara signifikan berlangsung
demikian cepat.
Tekonologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua
karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia,
sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan
hukum.
CYBERCRIME
Cybercrime adalah istilah yang
mengacu kepada aktifitas
kejahatan dengan komputer
ataupun dengan jaringan
komputer menjadi alat, sasaran
atau tempat terjadinya
kejahatan.
JENIS – JENIS CYBERCRIME
1. Hacking, kegiatan menerobos program
milik orang lain
2. Cracking, memiliki sifat yang sama
seperti hacker. Namun cracker lebih
fokus untuk menikmati kejahatannya
3. Carding, kejahatan berbelanja online.
Carder menawarkan barang-barang
murah dengan meminta pembeli
mengirimkan uang ke rekeningnya
tetapi barang tidak pernah dikirim
LANJUTAN
4. Defacing, kegiatan mengubah situs pihak lain.
Dilakukan untuk pamer kemampuan membuat
program
5. Fraud, kejahatan manipulasi informasi dengan
tujuan mengeruk keuntungan sebesarbesarnya.
6. Spamming, kegiatan mengirimkan berita atau
iklan melalui email
7. Cyber Pornography, pornografi yang dilakukan
di internet dan dapat diakses dengan bebas
8. Online Gambling, kejahatan judi online dan
kadang untuk tempat iklan di internet
CYBERLAW
Cyberlaw adalah hukum yang
digunakan didunia cyber (dunia
maya) yang umumnya diasosiasikan
dengan internet. Cyberlaw
merupakan aspek hukum yang
ruang lingkupnya meliputi setiap
aspek yang berhubungan dengan
orang perorangan atau subyek
hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet
yang dimulai pada saat memulai
online dan memasuki dunia cyber.
SISTEM PERUNDANGAN CYBERCRIME
Untuk dunia informasi teknologi
dan elektronik dikenal dengan UU
ITE. Undang-Undang ITE ini sendiri
dibuat berdasarkan keputusan
anggota dewan yang menghasilkan
undang-undang nomor 11 tahun
2008. Keputusan ini dibuat
berdasarkan musyawarah mufakat
untuk melakukan hukuman bagi
para pelanggar terutama di bidang
informasi teknologi elektronik.
UU NOMOR 11 ITE
PASAL 27, denda 1 Milyar 6 tahun penjara
bagi mendistribusikan,
mentransmisikan, menghina dan
mencemarkan nama baik.
PASAL 28, denda 1 Milyar 6 tahun penjara
bagi yang menyebarkan berita bohong
PASAL 30, denda 600-800 juta bagi yang
memasuki sistem elektronik orang lain
PASAL 31, denda 800 juta bagi yang
menyadap informasi elektronik
STUDI KASUS
PRITA MULYASARI VS RS OMNI INTERNASIONAL
Seperti yang kita ketahui, pelanggaran
UU ITE sangat banyak kita temui di
sekitar kita. Bahkan secara tidak sadar
pun kita bisa saja melanggar kode etik
dalam menggunakan media sosial yang
kita miliki. Pada studi kasus berikut ini,
saya akan membahas tentang
Pelanggaran UU ITE Prita Mulyasari
Terhadap RS Omni International. Kasus ini
sempat menggemparkan Indonesia,
nyaris berbulan-bulan kasus ini mendapat
sorotan masyarakat lewat media
elektronik, media cetak dan jaringan
sosial seperti facebook dan twitter.
LANJUTAN
Prita Mulyasari saat di rawat di
Rumah Sakit Omni Internasional
tidak mendapat kesembuhan,
namun penyakitnya malah
bertambah parah. Pihak rumah
sakit tidak memberikan keterangan
yang pasti mengenai penyakitnya.
Prita kemudian mengeluh tentang
pelayanan Rumah Sakit tersebut
melalui surat elektronik yang
kemudian tersebar ke berbagai
mailing list.
LANJUTAN
Pihak RS Omni Internasional
mengadukan Prita secara
pidana, dan waktu itupun Prita
di tahan di LP Wanita
Tangerang sejak 13 Mei 2009
dan di jerat pasal 27 tentang
pencemaran nama baik.
KESIMPULAN
Sebagai manusia yang beradab, dalam
menyikapi dan menggunakan teknologi ini,
mestinya kita dapat memilah mana yang baik,
benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian
mengambilnya sebagai penyambung mata
rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga
mesti pandai melihat mana yang buruk dan
merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya
kita menghindari atau memberantasnya jika
hal itu ada di hadapan kita.
TERIMA KASIH
CYBERCRIME DAN CYBERLAW
PADA STUDI KASUS
PRITA MULYASARI VS RS OMNI INTERNASIONAL
AULIA HELMINA
PUTRI
13.63.0657
TEKNOLOGI INFORMASI
Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi
telah merubah baik perilaku masyarakat maupun
peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah pula
menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas
(borderless) dan menyebabkan perubahan sosial ,
eokonomi dan budaya secara signifikan berlangsung
demikian cepat.
Tekonologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua
karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia,
sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan
hukum.
CYBERCRIME
Cybercrime adalah istilah yang
mengacu kepada aktifitas
kejahatan dengan komputer
ataupun dengan jaringan
komputer menjadi alat, sasaran
atau tempat terjadinya
kejahatan.
JENIS – JENIS CYBERCRIME
1. Hacking, kegiatan menerobos program
milik orang lain
2. Cracking, memiliki sifat yang sama
seperti hacker. Namun cracker lebih
fokus untuk menikmati kejahatannya
3. Carding, kejahatan berbelanja online.
Carder menawarkan barang-barang
murah dengan meminta pembeli
mengirimkan uang ke rekeningnya
tetapi barang tidak pernah dikirim
LANJUTAN
4. Defacing, kegiatan mengubah situs pihak lain.
Dilakukan untuk pamer kemampuan membuat
program
5. Fraud, kejahatan manipulasi informasi dengan
tujuan mengeruk keuntungan sebesarbesarnya.
6. Spamming, kegiatan mengirimkan berita atau
iklan melalui email
7. Cyber Pornography, pornografi yang dilakukan
di internet dan dapat diakses dengan bebas
8. Online Gambling, kejahatan judi online dan
kadang untuk tempat iklan di internet
CYBERLAW
Cyberlaw adalah hukum yang
digunakan didunia cyber (dunia
maya) yang umumnya diasosiasikan
dengan internet. Cyberlaw
merupakan aspek hukum yang
ruang lingkupnya meliputi setiap
aspek yang berhubungan dengan
orang perorangan atau subyek
hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet
yang dimulai pada saat memulai
online dan memasuki dunia cyber.
SISTEM PERUNDANGAN CYBERCRIME
Untuk dunia informasi teknologi
dan elektronik dikenal dengan UU
ITE. Undang-Undang ITE ini sendiri
dibuat berdasarkan keputusan
anggota dewan yang menghasilkan
undang-undang nomor 11 tahun
2008. Keputusan ini dibuat
berdasarkan musyawarah mufakat
untuk melakukan hukuman bagi
para pelanggar terutama di bidang
informasi teknologi elektronik.
UU NOMOR 11 ITE
PASAL 27, denda 1 Milyar 6 tahun penjara
bagi mendistribusikan,
mentransmisikan, menghina dan
mencemarkan nama baik.
PASAL 28, denda 1 Milyar 6 tahun penjara
bagi yang menyebarkan berita bohong
PASAL 30, denda 600-800 juta bagi yang
memasuki sistem elektronik orang lain
PASAL 31, denda 800 juta bagi yang
menyadap informasi elektronik
STUDI KASUS
PRITA MULYASARI VS RS OMNI INTERNASIONAL
Seperti yang kita ketahui, pelanggaran
UU ITE sangat banyak kita temui di
sekitar kita. Bahkan secara tidak sadar
pun kita bisa saja melanggar kode etik
dalam menggunakan media sosial yang
kita miliki. Pada studi kasus berikut ini,
saya akan membahas tentang
Pelanggaran UU ITE Prita Mulyasari
Terhadap RS Omni International. Kasus ini
sempat menggemparkan Indonesia,
nyaris berbulan-bulan kasus ini mendapat
sorotan masyarakat lewat media
elektronik, media cetak dan jaringan
sosial seperti facebook dan twitter.
LANJUTAN
Prita Mulyasari saat di rawat di
Rumah Sakit Omni Internasional
tidak mendapat kesembuhan,
namun penyakitnya malah
bertambah parah. Pihak rumah
sakit tidak memberikan keterangan
yang pasti mengenai penyakitnya.
Prita kemudian mengeluh tentang
pelayanan Rumah Sakit tersebut
melalui surat elektronik yang
kemudian tersebar ke berbagai
mailing list.
LANJUTAN
Pihak RS Omni Internasional
mengadukan Prita secara
pidana, dan waktu itupun Prita
di tahan di LP Wanita
Tangerang sejak 13 Mei 2009
dan di jerat pasal 27 tentang
pencemaran nama baik.
KESIMPULAN
Sebagai manusia yang beradab, dalam
menyikapi dan menggunakan teknologi ini,
mestinya kita dapat memilah mana yang baik,
benar dan bermanfaat bagi sesama, kemudian
mengambilnya sebagai penyambung mata
rantai kebaikan terhadap sesama, kita juga
mesti pandai melihat mana yang buruk dan
merugikan bagi orang lain untuk selanjutnya
kita menghindari atau memberantasnya jika
hal itu ada di hadapan kita.
TERIMA KASIH