efektivitas pembimbingan jp2013
EFEKTIVITAS PEMBIMBINGAN KARYA TULIS ONLINE MELALUI
WEBSITE KTI
Herman Dwi S, Sri Sumardiningsih, Dyah Respati dan Restu Widiatmono
FT dan FIS Universitas Negeri Yogyakarta
email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Sistem KTI Online untuk pembimbingan penulisan
karya ilmiah bagi guru-guru. Aspek yang diungkap antara lain: deskripsi teknik, strategi, aktivitas
pembimbingan, hambatan dosen, dan tingkat efektivitas pembimbingan. Obyek yang diteliti adalah
sistem pembimbingan KTI online yang telah dikembangkan oleh Dirprodik Dit PMPTK. Sampel
sebanyak 12 dosen dan 500 guru diambil secara purposif. Instrumen penelitian terdiri atas 3 macam,
yaitu daftar cek (check list) untuk evaluasi sistem, angket untuk dosen pembimbing dan angket untuk
guru peserta. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Website KTI Online telah dikembangkan
dengan menggunakan perangkat lunak LMS open source Moodle, (2) Strategi pembimbingan
yang diterapkan adalah model terbuka melalui forum diskusi, (3) Aktivitas pembimbingan sangat
rendah, yakni hanya 143 guru (24.2 %) yang telah berhasil login, (4) Hambatan utama antara lain
akses internet sangat lambat dan ketidakaktifan guru dalam pembimbingan, (5) Tingkat efektivitas
program pembimbingan ini sangat rendah.
Kata kunci: karya tulis ilmiah, Moodle, pembimbingan online
EFFECTIVENESS OF PAPER SUPERVISION THROUGH
THE KTI WEBSITE
Abstract
This study is aimed at evaluating the online system of scientiic paper advising for teachers.
Some aspects to be evaluated include technical descriptions of the online system, strategies
implemented, advising activities, teacher’s obstacles and level of effectiveness. The research object is
the online system of scientiic paper advising developed by Dirprodik Dit PMPTK. Twelve lecturers
and 589 teachers were selected purposively to be respondents of the study. The research instrument
includes a check list for the system and questionnaires for lecturers and teachers. The results are as
follows: (1) the website of scientiic paper was developed using an open source Learning Management
System of Moodle, (2) the advising strategy implemented is an open model using discussion forum,
(3) the advising activities are very low with only 24.2% users login, (4) the obstacles include slow
internet access and inactivity advising, (5) the advising effectiveness is very low.
Keywords: scientiic paper, Moodle, online advising
PENDAHULUAN
Meningkatkan mutu pendidikan
nasional merupakan amanat Undang-undang
nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang perlu terus diupayakan. Guru sebagai
tenaga pendidik profesional adalah salah satu
116
komponen penting dalam sistem pendidikan
yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Oleh
karena itu setiap guru perlu meningkatkan
pendidikannya, melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, melakukan pengembangan
profesinya, dan kegiatan penunjang lainnya.
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
Kegiatan pengembangan profesi guru
bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru
agar lebih profesional dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu
kegiatan pengembangan profesi ini adalah
melakukan kegiatan karya tulis ilmiah di
bidang pendidikan. Mengingat sulitnya para
guru dalam membuat karya tulis ilmiah,
banyak guru yang terhambat kenaikan jenjang
kariernya. Menurut Badan Kepegawaian
Nasional tahun 2005 terdapat 400 ribu
guru golongan IV/a yang tidak bisa naik
pangkat karena kesulitan membuat karya
tulis ilmiah. Untuk membantu para guru
tersebut, Direktorat Profesi Pendidik Ditjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PMPTK) Depdiknas RI
membuat program pembimbingan karya tulis
ilmiah (KTI) online bagi para guru. Pada
tahun 2007, program pembimbingan KTI
online ini diikuti oleh 10 ribu guru.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah
laporan tertulis tentang suatu kegiatan ilmiah.
Oleh karena bentuk kegiatan ilmiah sangat
bervariasi, maka laporan suatu kegiatan
ilmiah yang berupa KTI juga sangat beragam.
Beberapa contoh bentuk KTI misalnya: laporan
penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat
dan lain-lain. KTI dapat dipilah dalam dua
kelompok yaitu (a) KTI yang merupakan
laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b)
KTI berupa tinjauan/ulasan/gagasan ilmiah.
Keduanya dapat disajikan dalam bentuk buku,
diktat, modul, karya terjemahan, makalah,
tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang
dimuat di media masa. KTI juga berbeda
bentuk penyajiannya sehubungan dengan
berbedanya tujuan penulisan serta media yang
menerbitkannya. Karena berbedanya macam
KTI serta bentuk penyajiannya, berbeda pula
penghargaan angka kredit yang diberikan
(Suhardjono dkk, 1996).
Perkembangan teknologi terutama
teknologi informasi memberikan berbagai
dampak pada kegiatan akademik maupun
non-akademik di kampus termasuk
diantaranya pada kegiatan pembimbingan.
Dampak tersebut tidak hanya memunculkan
berbagai peluang dan peningkatan tetapi juga
permasalahan yang harus dihadapi oleh para
pembimbing. Hal ini akan semakin dirasakan
ketika teknologi sudah semakin diterima oleh
berbagai kalangan masyarakat kampus dan
sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh para pembimbing dalam menyikapi
fenomena ini dikemukakan oleh Steele,
G., et.al. (1999) sebagai berikut. Pertama,
teknologi yang memungkinkan dipakai untuk
kegiatan pembimbingan. Kedua, aplikasi yang
relevan untuk kegiatan pembimbingan. Ketiga,
proses pembimbingan dengan menggunakan
teknologi. Keempat, keterbatasan karena
pemanfaatan teknologi
Keuntungan penggunaan teknologi
untuk kegiatan pembimbingan antara lain
adalah semakin meningkatnya akuntabilitas
pembimbingan dan meningkatnya pelayanan
kepada para peserta pembimbingan. Kramer,
Gary dan McCauley (1995) memberikan
kesimpulan mengenai keuntungan ini sebagai
berikut. Pertama, mengurangi alur administrasi
yang panjang serta memungkinkan pelayanan
terfokus pada peserta pembimbingan. Kedua,
meningkatkan kapasitas penyimpanan,
pencarian, distribusi, dan pengelolaan
informasi mengenai pembimbingan. Ketiga,
memungkinkan pembimbing memberi
bantuan kepada peserta di luar rutinitas.
Keempat, memungkinkan pembimbing dapat
lebih memfokuskan pada kemajuan peserta.
Umumnya aplikasi pembimbingan
dikembangkan dengan berbasis web,
sehingga jenis aplikasi yang dapat dipakai
untuk mengakses website pembimbingan
tersebut berupa Web browser (Internet
Explorer, Monzilla Firefox, dll). Disamping
mengakses website pembimbingan, beberapa
aktivitas pendukung yang perlu dilakukan
baik oleh pembimbing maupun peserta
bimbingan antara lain: komunikasi melalui
e-mail, berdiskusi melalui forum diskusi,
117
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 43, Nomor 2, November 2013, Halaman 116 - 123
komunikasi langsung melalui Chat, telepon,
dll. Sebagaimana diungkapkan oleh Steele,
G., et.al. (1999) bahwa aplikasi utama dan
aktivitas pendukung tersebut masih terpisah,
sehingga memberi kesan tidak terintegrasi.
Menurut Spicer (2003), seiring dengan
perkembangan teknologi web saat ini aktivitas
pembimbingan online banyak yang dikemas
secara terintegrasi dalam sebuah portal.
Melalui bentuk portal ini semua aktivitas
mulai dari komunikasi, diskusi, pengiriman
dokumen, penilaian, umpan balik, dll. dapat
terintegrasi dalam sebuah website. Disamping
itu dimungkinkan juga akses informasi secara
dinamis, kustomisasi tampilan sesuai selera
pengguna, akses riwayat logs dan pelacakan
kemajuan bimbingan.
Persyaratan utama agar semua aktivitas
pembimbingan online bisa dilaksanakan
adalah adanya koneksi internet dan perangkat
komputer yang mendukung. Bagi lembaga
penyelenggara pembimbingan, disamping
pengadaan persyaratan tersebut juga perlu
melakukan pengembangan aplikasi secara
matang dimulai dari analisis kebutuhan,
perancangan, implementasi dan evaluasi.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan
dalam pengembangan antara lain: perangkat
lunak, domain, webhosting, dll. Bagi
pembimbing dan peserta bimbingan, hambatan
tidak hanya terletak pada ketersediaan koneksi
internet dan perangkat komputer, tetapi juga
pada kebiasaan atau budaya beraktivitas
melalui media internet yang umumnya masih
rendah.
Menurut Kramer (2002), dalam
pembimbingan online yang efektif perlu
diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
Pertama, fokus, yakni area pembimbingan
online harus secara spesifik ditentukan,
misalnya pembimbingan tentang akademik,
keuangan, orientasi mahasiswa baru,
penulisan karya ilmiah. Kedua, re-desain,
yakni pembimbingan online tidak sekedar
mengotomatiskan proses pembimbingan
yang sudah ada secara konvensional, akan
118
tetapi perlu perancangan ulang proses tersebut
sehingga pembimbingan menjadi lebih eisien.
Ketiga, melibatkan dosen dan mahasiswa.
Dosen dan mahasiswa mempunyai prespektif
yang berbeda terhadap pembimbingan online,
oleh karena itu keduanya perlu dilibatkan
sejak perencanaan hingga pelaksanaan
program. Keempat, menentukan teknologi
yang punya nilai tambah. Karena teknologi
tidak selalu membawa nilai tambah, maka
perlu diidentiikasi teknologi apa saja yang
dapat membantu dan meningkatkan peran
pembimbingan online. Kelima, informasi
harus konsisten, akurat dan komprehensif.
Lembaga perlu menjamin bahwa informasi
yang diberikan kepada mahasiswa harus
konsisten, akurat dan komprehensif.
Keenam, infrastruktur harus reliabel. Agar
pembimbingan online dapat berhasil, maka
dukungan infrastruktur harus realiabel dan
konsisten setiap saat.
Dalam kegiatan pembimbingan
online, dosen pembimbing berfungsi sebagai
fasilitator. Tiga kompetensi pokok yang harus
dimiliki oleh dosen agar dapat melaksanakan
fungsi pembimbingan online dengan baik
adalah (Guillot, 2003): kemampuan teknik,
kemampuan fasilitasi, dan kemampuan
manajerial. Pertama, kemampuan teknik.
Kegiatan online sangat memerlukan
kemampuan teknik yakni kemampuan yang
berhubungan dengan penggunaan teknologi
seperti: email, forum diskusi, chat, dan
teleconference. Kedua, kemampuan fasilitasi.
Kemampuan ini terkait dengan cara seorang
dosen memberikan fasilitas dalam kegiatan
pembimbingan yang meliputi kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
peserta, misalnya: menarik minat peserta,
memberikan pertanyaan dan umpan balik
yang tepat, memberikan arah, mengelola
diskusi online, dan memberi motivasi. Ketiga,
kemampuan manajerial. Kemampuan dan
strategi manajerial dalam kegiatan online
meliputi pengelolaan peserta dan pengelolaan
proses pembimbingan, misalnya: mengatur
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
waktu pembimbingan, merencanakan
materi, memonitor kegiatan, memberikan
review, memberikan perhatian khusus bila
diperlukan.
METODE
Penelitian ini bersifat survey dengan
pendekatan deskriptif evaluatif yakni untuk
mengetahui deskripsi sistem pembimbingan
KTI online, strategi, akitivitas dan hambatan,
serta mengevaluasi sejauh mana efektivitas
program. Desain penelitian dapat diilustrasikan
dalam Gambar 1.
Obyek yang diteliti adalah sistem
pembimbingan KTI online yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Profesi
Pendidik Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)
Depdiknas RI dengan URL http://www.
ktiguru.org.
Subyek penelitian adalah para dosen
sebagai pembimbing sebanyak 200 orang
dari 11 LPTK seluruh Indonesia dan para
guru sebagai peserta bimbingan sebanyak 10
ribu orang dari seluruh Indonesia. Sampel
yang diteliti untuk responden dosen adalah
12 orang yang diambil secara purposif dengan
memperhatikan kemudahan dan kelayakan
akses data, sedangkan untuk responden guru
yang bersesuaian adalah 589 orang.
Prosedur penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut. Pertama, persiapan dan
kajian literatur. Kedua, mengembangkan
instrumen penelitian. Ketiga, mengeksplorasi
sistem pembimbingan KTI online. Keempat,
menghubungi responden untuk melakukan
pengisian angket. Keenam, melakukan
analisis data.
Data diperoleh dari (1) dokumentasi
dosen pembimbing dan guru, (2) observasi
terhadap sistem, strategi dan aktivitas yang
diterapkan, dan (3) angket mengenai strategi
dan aktivitas, hambatan serta kepuasan
pengguna. Data dianalsis dengan statistik
deskriptif yang meliputi: tabulasi, klasiikasi,
deskripsi, analisis berdasarkan kriteria dan
interpretasi. Instrumen penelitian terdiri
atas 3 macam, yaitu daftar cek (check list)
untuk evaluasi sistem, angket untuk dosen
pembimbing dan angket untuk guru peserta.
Gambar 1. Desain Penelitian
119
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 43, Nomor 2, November 2013, Halaman 116 - 123
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sistem KTI Online dikembangkan
dengan perangkat lunak LMS open source
Moodle versi 1.6. Pengguna dengan status
dosen pembimbing akan diberi hak akses
sebagai “teacher” sedangkan pengguna dengan
status guru peserta bimbingan akan diberi hak
akses sebagai “user” biasa. Seorang dosen dari
LPTK tertentu memiliki kelompok bimbingan
yang sudah ditentukan, sehingga apabila
seorang guru login, maka secara otomatis dia
akan masuk ke kelompok bimbingan yang
tepat. Setiap dosen pembimbing dan guru
peserta bimbingan mendapatkan username
serta password dari Direktorat Profesi
Pendidik Ditjen PMPTK.
Administrator Sistem KTI Online sudah
mengatur tampilan halaman pembimbingan
serta sudah mengisi semua materi dan aktivitas
yang diperlukan untuk pembimbingan.
Dengan demikian setiap dosen tidak perlu
lagi mengatur segala sesuatu yang berkaitan
dengan halaman pembimbingannya. Materi
yang terdapat pada halaman pembimbingan
antara lain: Penelitian Tindakan Kelas,
Penelitian Deskriptif Analitis, Penelitian
Deskriptif Interpretatif, dan Penelitian
Eksperimen. Setelah berhasil login, setiap
dosen dapat langsung melakukan aktivitas
pembimbingan dengan mengecek forum
diskusi, chat, dan pengiriman proposal serta
laporan penelitian.
Seorang guru peserta bimbingan
setelah berhasil login dapat melakukan
aktivitas pembimbingan yang meliputi dua
hal pokok. Pertama, berkonsultasi dengan
dosen pembimbing melalui forum diskusi.
Kedua, mengirimkan tugas-tugas yang
berupa proposal dan laporan hasil penelitian.
Disamping itu, guru peserta bimbingan
dapat melakukan aktivitas lainnya, yakni
(a) men-download materi-materi yang telah
disediakan, (b) berinteraksi dengan peserta
atau dosen lainnya melalui forum diskusi
umum, (c) melakukan chatting dengan peserta
lainnya, dan (d) mengeksplorasi link dan itur
lainnya dalam website Sistem KTI Online.
120
Administrator Sistem KTI Online
dengan sengaja membuat tampilan halaman
pembimbingan sesederhana mungkin
dengan cara menghilangkan beberapa menu
administrasi bagi dosen. Akan tetapi dengan
penyederhanaan ini beberapa fitur yang
penting menjadi tidak bisa diakses, yaitu
misalnya: melakukan pengeditan halaman,
melihat laporan kemajuan dan riwayat log
peserta, melakukan back-up, mengatur setting
halaman, dll. Menu-menu administrasi yang
masih ada antara lain: Nilai dan bantuan.
Keuntungan dari penyederhanaan ini
adalah bahwa tampilan halaman serta materimateri yang ada di dalamnya sudah tetap
untuk semua dosen, sehingga keseragaman
akan dijamin. Namun kerugiannya adalah
bahwa dosen tidak bisa mengetahui riwayat
logs kapan saja peserta bimbingan mengakses
website, tidak bisa mengedit materi bila
ada kesalahan, serta tidak dapat mengatur
setting halaman. Dengan demikian hak akses
dosen pembimbing sebagai “teacher” yang
seharusnya sangat luas menjadi tidak jauh
berbeda dengan hak akses sebagai “user”
biasa.
Strategi pembimbingan yang diterapkan
dalam Sistem KTI Online ini adalah model
terbuka melalui forum diskusi, sehingga
seorang peserta yang melakukan konsultasi
kepada dosen dapat diketahui oleh peserta
lain. Demikian juga apabila dosen memberi
tanggapan kepada seorang peserta, maka
peserta lain akan mengetahuinya. Meskipun
demikian sebenarnya peserta dan dosen
dapat melakukan komunikasi secara pribadi
melalui private message, tetapi hal ini tidak
dianjurkan dalam petunjuk pembimbingan.
Keuntungan strategi pembimbingan
model terbuka ini adalah bahwa peserta
bimbingan akan mendapat pelajaran dengan
masuk ke forum diskusi, karena kemungkinan
ada permasalahan yang sama dengan peserta
lain yang telah mengajukan pertanyaan
dan kemungkinan juga ada tanggapan
dari dosen yang sesuai dengan masalah
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
yang dihadapinya. Dosen juga tidak harus
menjawab suatu pertanyaan yang sama
berulang-ulang, karena dosen dapat merujuk
ke tanggapan sebelumnya.
Kerugiannya adalah bahwa bila seorang
peserta merasa malu masalahnya diketahui
oleh peserta lain menjadi enggan untuk
berkonsultasi, padahal peserta tersebut tidak
mengetahui ada cara lain untuk berkonsultasi
secara privat. Disamping itu, peserta yang
merasa sudah mendapat jawaban dari forum
diskusi menjadi tidak aktif karena aktivitas
dihitung dari banyaknya seorang peserta
malakukan posting.
Aktivitas pembimbingan adalah
aktivitas interaksi antara peserta dengan
dosen dalam satu kelompok pembimbingan.
Interaksi meliputi aktivitas konsultasi
dari guru peserta dan aktivitas tanggapan
dari dosen pembimbing, serta pengiriman
proposal dan laporan penelitian. Dalam suatu
kelompok pembimbingan sudah ditentukan
seorang dosen dan sejumlah guru peserta
bimbingan. LPTK yang menjadi responden
penelitian adalah UNY dengan jumlah dosen
pembimbing sebanyak 12 orang.
Beberapa saran disampaikan oleh dosen
pembimbing KTI Online, baik saran yang
berkaitan dengan sistem online maupun saran
untuk perbaikan program kegiatan secara
umum. Saran-saran tersebut antara lain, yaitu
(a) sistem perlu disempurnakan agar akses
dapat lebih cepat, (b) kapasitas layanan dan
kecepatan internet perlu ditambah, (c) sistem
online dapat dikombinasikan dengan sistem
tatap muka sehingga komunikasi dengan guru
atau peserta bimbingan dapat lebih mudah,
(d) perlu ada koordinasi antara pembimbing
dan Direktorat penyelenggara KTI Online, (e)
perlu dilakukan regionalisasi (desentralisasi)
penyelenggaraan KTI Online tersebut,
agar tidak seluruhnya terpusat, (f) perlu
dukungan dan koordinasi antara Direktorat,
Dinas Pendidikan, dan Pembimbing, (g)
peserta pembimbingan yang telah terpilih
sebaiknya tidak “gaptek” atau sudah biasa
akses internet, (h) perlu ada perhitungan
yang realistis tentang waktu yang disediakan
untuk menyelesaikan penelitian, mulai dari
pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian,
dan penulisan laporan.
Sistem KTI Online yang dikembangkan
oleh Dirprodik Dit PMPTK telah berfungsi
dan dapat diakses oleh para pengguna baik
dosen pembimbing maupun guru peserta
bimbingan. Tampilan website KTI Online
masih terlihat standar dan belum dilakukan
kustomisasi secara penuh. Terbukti hanya
33% dosen yang menyatakan bahwa tampilan
website sudah bagus serta navigasinya mudah
diikuti. Adapun sebagian besar responden
(56 %) menyatakan bahwa tampilan website
biasa-biasa saja atau bahwa dirasa tidak bagus
dan sulit dipahami oleh sebagaian dosen
(11 %). Hal ini bisa diperbaiki dengan cara
mengkustomisasi halaman depan website
sehingga menjadi lebih sederhana dan jelas,
mengingat kemampuan para pengguna dalam
memahami navigasi website sangat bervariasi.
Bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan
browsing internet tidak masalah, akan tetapi
banyak pengguna dari guru-guru yang jarang
sekali bergelut dengan internet.
Dari segi materi, website KTI Online
sudah bagus, karena administrator telah
melakukan upload materi yang berasal dari
para pakar di bidang penelitian dan karya tulis
ilmiah. Sebagian besar responden (77,8 %)
berpendapat demikian, dan hanya sebagian
kecil saja yang berpendapat sebaliknya. Dosen
pembimbing yang merasa tidak cocok dengan
materi tidak bisa melakukan apa-apa, karena
administrator telah membatasi hak mereka
dalam mengedit halaman pembimbingan.
Disamping itu, dengan dimatikannya
fungsi-fungsi penting dari Moodle standar
seperti fasilitas editing serta melihat laporan
kemajuan dan riwayat log akan mengurangi
kekuatan website.
Akan tetapi dengan melihat kenyataan
bahwa jumlah guru yang sudah pernah
melakukan login yang sangat rendah,
121
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 43, Nomor 2, November 2013, Halaman 116 - 123
yaitu hanya 24.2 % dari jumlah guru yang
telah terdaftar, maka kesalahan tidak bisa
dibebankan kepada kualitas website. Pihak
penyelenggara (Dinas Pendidikan atau
Direktorat) harus lebih mensosialisasikan
program ini, sehingga para guru mengetahui
bagaimana cara melakukan login.
Tingkat aktivitas para guru dalam
berkonsultasi juga sangat rendah. Diantara
24,2% atau 143 guru yang telah melakukan
login tersebut, mereka selama ini hanya
melakukan konsultasi sebanyak 2,57 kali
(rerata). Yang lebih parah lagi adalah
kenyataan bahwa para dosen pembimbing
hanya memberi tanggapan sebanyak 1,49 kali
(rerata). Artinya adalah bahwa tidak setiap
pertanyaan peserta ditanggapi oleh dosen
pembimbing. Yang lebih memprihatinkan
adalah apabila dilihat dari data kasar, ternyata
ada pula beberapa dosen pembimbing
yang sama sekali tidak pernah memberi
tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh peserta bimbingan.
Dari segi tingkat ketercapaian tujuan,
yakni jumlah para peserta yang telah
menyerahkan laporan penelitian, program
ini bisa dikatakan kurang berhasil. Dari
data yang terkumpul, ternyata dari 589 guru
yang menjadi target pembimbingan hanya
3 orang guru saja yang telah menyerahkan
laporan penelitian. Tidak ada data lebih lanjut
mengenai 3 orang tersebut, apakah laporan
mereka telah sesuai dengan harapan atau
masih perlu penyempurnaan lagi. Dalam hal
proposal penelitian, dari 589 guru tersebut
hanya 60 orang saja yang telah menyerahkan
proposal penelitian.
Hal yang menarik dari aktivitas
pembimbingan adalah bahwa para dosen
pembimbing yang mengakses webite dari
kantor hanya 33 % saja. Hal ini terungkap pula
dari mereka bahwa salah satu hambatan yang
dirasakan adalah lambatnya akses internet.
Apabila para dosen dari perguruan tinggi
saja merasakan lambatnya akses internet,
maka bisa dipahami betapa lambatnya akses
122
internet yang dirasakan oleh para guru peserta
di sekolah-sekolah yang terletak jauh dari
perkotaan. Meskipun demikian, para dosen
telah aktif melakukan pembimbingan, terlihat
dari frekuensi mereka dalam berinteraksi
dengan website. Sebagian besar dari mereka
(77,7%) melakukan bimbingan seminggu
beberapa kali, bahkan ada pula dosen yang
tiap hari melakukan pembimbingan.
Sebagian besar dosen pembimbing
(77,7%) merasakan adanya hambatan dalam
melakukan pembimbingan. Hambatanhambatan tersebut teridentiikasi antara lain
adalah (1) akses internet yang sangat lambat,
(2) sistem KTI Online yang dianggap belum
mantap, (3) ketidakaktifan guru dalam
pembimbingan. Faktor penghambat tersebut
tentunya sangat dirasakan pula oleh para guru
peserta.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan di depan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut, Pertama, website
KTI Online telah dikembangkan dengan
menggunakan perangkat lunak LMS open
source Moodle. Pengembang atau administrator
telah mengatur semua materi dalam halaman
pembimbingan sehingga menjadi seragam
untuk semua dosen pembimbing. Disamping
itu, pengembang atau administrator telah
menghilangkan fungsi-fungsi penting untuk
dosen pembimbing, yakni fasilitas mengedit
halaman pembimbingan, serta melihat laporan
kemajuan dan riwayat logs peserta. Kedua,
strategi pembimbingan yang diterapkan adalah
model terbuka melalui forum diskusi. Peserta
yang melakukan konsultasi kepada dosen
dapat diketahui oleh peserta lain. Demikian
juga apabila dosen memberi tanggapan
kepada seorang peserta, maka peserta lain
akan mengetahuinya. Ketiga, aktivitas
pembimbingan yang telah berlangsung sangat
rendah. Dari 589 guru yang menjadi target,
hanya 143 guru (24,2 %) yang telah berhasil
login. Mereka rata-rata hanya melakukan
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
konsultasi (menyampaikan pertanyaan)
sebanyak 2,57 kali dan tidak semua pertanyaan
ditanggapi oleh dosen pembimbing. Keempat,
hambatan yang dirasakan oleh para dosen
dalam melakukan pembimbingan antara lain
adalah akses internet yang sangat lambat,
sistem KTI Online yang dianggap belum
mantap, dan ketidakaktifan guru dalam
pembimbingan. Kelima, tingkat efektivitas
(ketercapaian tujuan) program pembimbingan
ini sangat rendah. Dari 589 guru yang menjadi
target pembimbingan hanya 3 orang guru saja
yang telah menyerahkan laporan penelitian.
Selanjutnya, disampaikan saran-saran
berikut. Pertama, kapasitas bandwidth
akses internet hendaknya ditingkatkan agar
para dosen dan guru lebih nyaman dalam
mengakses website KTI Online. Pertama,
Dinas Pendidikan atau Dirprodik Dit PMPTK
agar dapat mensosialisasikan program
pembimbingan KTI Online ini lebih gencar
lagi kepada para guru peserta. Kedua, fasilitas
mengedit halaman pembimbingan dan
akses laporan kemajuan serta riwayat logs
sebaiknya tidak dimatikan, sehingga para
dosen menjadi lebih leluasa. Ketiga, untuk
penelitian selanjutnya, hendaknya responden
guru juga diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ditprodik. 2007. “Pedoman Bimbingan
Penulisan Karya Ilmiah (online)”.
Jakarta: Direktorat Profesi Pendidik,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
Guillot, F. A. 2003. “Teacher and Student
Perceptions of Online Instructional
Methodology in Higher Education: an
Explanatory Mixed-Method Study”.
Doctoral Dissertation, Louisiana
State University and Agricultural and
Mechanical College). Dissertation
Abstracts International, 154. (etd06152004-123008)
Kramer, Gary L. and McCauley. 1995. “High
Tech and High Touch: Integrating
Information Technology in the
Advising Process,” Academic Advising
as a Comprehensive Campus Process,
NACADA Monograph Number 2.
Kramer, G.L. 2002. “Online Advising”.
ECAR Research Bulletin, 2002(15).
pp.7-8.
Spicer, D. 2003. Where the rubber meets
the road: An on-campus perspective
of a CIO. In M.S. Pittinsky (Ed), The
Wired Tower. Upper Saddle River, N.J.:
Financial Times Prentice Hall.
Steele, G., Leonard, M. J., Haberle, C. J.,
Wesley L. 1999. “Technology and
Academic Advising”, the NACADA
Academic Advising News newsletter.
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996.
Pedoman Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi
Widyaiswara. Jakarta: Depdikbud,
Dikdasmen.
123
WEBSITE KTI
Herman Dwi S, Sri Sumardiningsih, Dyah Respati dan Restu Widiatmono
FT dan FIS Universitas Negeri Yogyakarta
email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Sistem KTI Online untuk pembimbingan penulisan
karya ilmiah bagi guru-guru. Aspek yang diungkap antara lain: deskripsi teknik, strategi, aktivitas
pembimbingan, hambatan dosen, dan tingkat efektivitas pembimbingan. Obyek yang diteliti adalah
sistem pembimbingan KTI online yang telah dikembangkan oleh Dirprodik Dit PMPTK. Sampel
sebanyak 12 dosen dan 500 guru diambil secara purposif. Instrumen penelitian terdiri atas 3 macam,
yaitu daftar cek (check list) untuk evaluasi sistem, angket untuk dosen pembimbing dan angket untuk
guru peserta. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Website KTI Online telah dikembangkan
dengan menggunakan perangkat lunak LMS open source Moodle, (2) Strategi pembimbingan
yang diterapkan adalah model terbuka melalui forum diskusi, (3) Aktivitas pembimbingan sangat
rendah, yakni hanya 143 guru (24.2 %) yang telah berhasil login, (4) Hambatan utama antara lain
akses internet sangat lambat dan ketidakaktifan guru dalam pembimbingan, (5) Tingkat efektivitas
program pembimbingan ini sangat rendah.
Kata kunci: karya tulis ilmiah, Moodle, pembimbingan online
EFFECTIVENESS OF PAPER SUPERVISION THROUGH
THE KTI WEBSITE
Abstract
This study is aimed at evaluating the online system of scientiic paper advising for teachers.
Some aspects to be evaluated include technical descriptions of the online system, strategies
implemented, advising activities, teacher’s obstacles and level of effectiveness. The research object is
the online system of scientiic paper advising developed by Dirprodik Dit PMPTK. Twelve lecturers
and 589 teachers were selected purposively to be respondents of the study. The research instrument
includes a check list for the system and questionnaires for lecturers and teachers. The results are as
follows: (1) the website of scientiic paper was developed using an open source Learning Management
System of Moodle, (2) the advising strategy implemented is an open model using discussion forum,
(3) the advising activities are very low with only 24.2% users login, (4) the obstacles include slow
internet access and inactivity advising, (5) the advising effectiveness is very low.
Keywords: scientiic paper, Moodle, online advising
PENDAHULUAN
Meningkatkan mutu pendidikan
nasional merupakan amanat Undang-undang
nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang perlu terus diupayakan. Guru sebagai
tenaga pendidik profesional adalah salah satu
116
komponen penting dalam sistem pendidikan
yang perlu ditingkatkan kualitasnya. Oleh
karena itu setiap guru perlu meningkatkan
pendidikannya, melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, melakukan pengembangan
profesinya, dan kegiatan penunjang lainnya.
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
Kegiatan pengembangan profesi guru
bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru
agar lebih profesional dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu
kegiatan pengembangan profesi ini adalah
melakukan kegiatan karya tulis ilmiah di
bidang pendidikan. Mengingat sulitnya para
guru dalam membuat karya tulis ilmiah,
banyak guru yang terhambat kenaikan jenjang
kariernya. Menurut Badan Kepegawaian
Nasional tahun 2005 terdapat 400 ribu
guru golongan IV/a yang tidak bisa naik
pangkat karena kesulitan membuat karya
tulis ilmiah. Untuk membantu para guru
tersebut, Direktorat Profesi Pendidik Ditjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PMPTK) Depdiknas RI
membuat program pembimbingan karya tulis
ilmiah (KTI) online bagi para guru. Pada
tahun 2007, program pembimbingan KTI
online ini diikuti oleh 10 ribu guru.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah
laporan tertulis tentang suatu kegiatan ilmiah.
Oleh karena bentuk kegiatan ilmiah sangat
bervariasi, maka laporan suatu kegiatan
ilmiah yang berupa KTI juga sangat beragam.
Beberapa contoh bentuk KTI misalnya: laporan
penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat
dan lain-lain. KTI dapat dipilah dalam dua
kelompok yaitu (a) KTI yang merupakan
laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b)
KTI berupa tinjauan/ulasan/gagasan ilmiah.
Keduanya dapat disajikan dalam bentuk buku,
diktat, modul, karya terjemahan, makalah,
tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang
dimuat di media masa. KTI juga berbeda
bentuk penyajiannya sehubungan dengan
berbedanya tujuan penulisan serta media yang
menerbitkannya. Karena berbedanya macam
KTI serta bentuk penyajiannya, berbeda pula
penghargaan angka kredit yang diberikan
(Suhardjono dkk, 1996).
Perkembangan teknologi terutama
teknologi informasi memberikan berbagai
dampak pada kegiatan akademik maupun
non-akademik di kampus termasuk
diantaranya pada kegiatan pembimbingan.
Dampak tersebut tidak hanya memunculkan
berbagai peluang dan peningkatan tetapi juga
permasalahan yang harus dihadapi oleh para
pembimbing. Hal ini akan semakin dirasakan
ketika teknologi sudah semakin diterima oleh
berbagai kalangan masyarakat kampus dan
sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh para pembimbing dalam menyikapi
fenomena ini dikemukakan oleh Steele,
G., et.al. (1999) sebagai berikut. Pertama,
teknologi yang memungkinkan dipakai untuk
kegiatan pembimbingan. Kedua, aplikasi yang
relevan untuk kegiatan pembimbingan. Ketiga,
proses pembimbingan dengan menggunakan
teknologi. Keempat, keterbatasan karena
pemanfaatan teknologi
Keuntungan penggunaan teknologi
untuk kegiatan pembimbingan antara lain
adalah semakin meningkatnya akuntabilitas
pembimbingan dan meningkatnya pelayanan
kepada para peserta pembimbingan. Kramer,
Gary dan McCauley (1995) memberikan
kesimpulan mengenai keuntungan ini sebagai
berikut. Pertama, mengurangi alur administrasi
yang panjang serta memungkinkan pelayanan
terfokus pada peserta pembimbingan. Kedua,
meningkatkan kapasitas penyimpanan,
pencarian, distribusi, dan pengelolaan
informasi mengenai pembimbingan. Ketiga,
memungkinkan pembimbing memberi
bantuan kepada peserta di luar rutinitas.
Keempat, memungkinkan pembimbing dapat
lebih memfokuskan pada kemajuan peserta.
Umumnya aplikasi pembimbingan
dikembangkan dengan berbasis web,
sehingga jenis aplikasi yang dapat dipakai
untuk mengakses website pembimbingan
tersebut berupa Web browser (Internet
Explorer, Monzilla Firefox, dll). Disamping
mengakses website pembimbingan, beberapa
aktivitas pendukung yang perlu dilakukan
baik oleh pembimbing maupun peserta
bimbingan antara lain: komunikasi melalui
e-mail, berdiskusi melalui forum diskusi,
117
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 43, Nomor 2, November 2013, Halaman 116 - 123
komunikasi langsung melalui Chat, telepon,
dll. Sebagaimana diungkapkan oleh Steele,
G., et.al. (1999) bahwa aplikasi utama dan
aktivitas pendukung tersebut masih terpisah,
sehingga memberi kesan tidak terintegrasi.
Menurut Spicer (2003), seiring dengan
perkembangan teknologi web saat ini aktivitas
pembimbingan online banyak yang dikemas
secara terintegrasi dalam sebuah portal.
Melalui bentuk portal ini semua aktivitas
mulai dari komunikasi, diskusi, pengiriman
dokumen, penilaian, umpan balik, dll. dapat
terintegrasi dalam sebuah website. Disamping
itu dimungkinkan juga akses informasi secara
dinamis, kustomisasi tampilan sesuai selera
pengguna, akses riwayat logs dan pelacakan
kemajuan bimbingan.
Persyaratan utama agar semua aktivitas
pembimbingan online bisa dilaksanakan
adalah adanya koneksi internet dan perangkat
komputer yang mendukung. Bagi lembaga
penyelenggara pembimbingan, disamping
pengadaan persyaratan tersebut juga perlu
melakukan pengembangan aplikasi secara
matang dimulai dari analisis kebutuhan,
perancangan, implementasi dan evaluasi.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan
dalam pengembangan antara lain: perangkat
lunak, domain, webhosting, dll. Bagi
pembimbing dan peserta bimbingan, hambatan
tidak hanya terletak pada ketersediaan koneksi
internet dan perangkat komputer, tetapi juga
pada kebiasaan atau budaya beraktivitas
melalui media internet yang umumnya masih
rendah.
Menurut Kramer (2002), dalam
pembimbingan online yang efektif perlu
diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut.
Pertama, fokus, yakni area pembimbingan
online harus secara spesifik ditentukan,
misalnya pembimbingan tentang akademik,
keuangan, orientasi mahasiswa baru,
penulisan karya ilmiah. Kedua, re-desain,
yakni pembimbingan online tidak sekedar
mengotomatiskan proses pembimbingan
yang sudah ada secara konvensional, akan
118
tetapi perlu perancangan ulang proses tersebut
sehingga pembimbingan menjadi lebih eisien.
Ketiga, melibatkan dosen dan mahasiswa.
Dosen dan mahasiswa mempunyai prespektif
yang berbeda terhadap pembimbingan online,
oleh karena itu keduanya perlu dilibatkan
sejak perencanaan hingga pelaksanaan
program. Keempat, menentukan teknologi
yang punya nilai tambah. Karena teknologi
tidak selalu membawa nilai tambah, maka
perlu diidentiikasi teknologi apa saja yang
dapat membantu dan meningkatkan peran
pembimbingan online. Kelima, informasi
harus konsisten, akurat dan komprehensif.
Lembaga perlu menjamin bahwa informasi
yang diberikan kepada mahasiswa harus
konsisten, akurat dan komprehensif.
Keenam, infrastruktur harus reliabel. Agar
pembimbingan online dapat berhasil, maka
dukungan infrastruktur harus realiabel dan
konsisten setiap saat.
Dalam kegiatan pembimbingan
online, dosen pembimbing berfungsi sebagai
fasilitator. Tiga kompetensi pokok yang harus
dimiliki oleh dosen agar dapat melaksanakan
fungsi pembimbingan online dengan baik
adalah (Guillot, 2003): kemampuan teknik,
kemampuan fasilitasi, dan kemampuan
manajerial. Pertama, kemampuan teknik.
Kegiatan online sangat memerlukan
kemampuan teknik yakni kemampuan yang
berhubungan dengan penggunaan teknologi
seperti: email, forum diskusi, chat, dan
teleconference. Kedua, kemampuan fasilitasi.
Kemampuan ini terkait dengan cara seorang
dosen memberikan fasilitas dalam kegiatan
pembimbingan yang meliputi kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
peserta, misalnya: menarik minat peserta,
memberikan pertanyaan dan umpan balik
yang tepat, memberikan arah, mengelola
diskusi online, dan memberi motivasi. Ketiga,
kemampuan manajerial. Kemampuan dan
strategi manajerial dalam kegiatan online
meliputi pengelolaan peserta dan pengelolaan
proses pembimbingan, misalnya: mengatur
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
waktu pembimbingan, merencanakan
materi, memonitor kegiatan, memberikan
review, memberikan perhatian khusus bila
diperlukan.
METODE
Penelitian ini bersifat survey dengan
pendekatan deskriptif evaluatif yakni untuk
mengetahui deskripsi sistem pembimbingan
KTI online, strategi, akitivitas dan hambatan,
serta mengevaluasi sejauh mana efektivitas
program. Desain penelitian dapat diilustrasikan
dalam Gambar 1.
Obyek yang diteliti adalah sistem
pembimbingan KTI online yang telah
dikembangkan oleh Direktorat Profesi
Pendidik Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)
Depdiknas RI dengan URL http://www.
ktiguru.org.
Subyek penelitian adalah para dosen
sebagai pembimbing sebanyak 200 orang
dari 11 LPTK seluruh Indonesia dan para
guru sebagai peserta bimbingan sebanyak 10
ribu orang dari seluruh Indonesia. Sampel
yang diteliti untuk responden dosen adalah
12 orang yang diambil secara purposif dengan
memperhatikan kemudahan dan kelayakan
akses data, sedangkan untuk responden guru
yang bersesuaian adalah 589 orang.
Prosedur penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut. Pertama, persiapan dan
kajian literatur. Kedua, mengembangkan
instrumen penelitian. Ketiga, mengeksplorasi
sistem pembimbingan KTI online. Keempat,
menghubungi responden untuk melakukan
pengisian angket. Keenam, melakukan
analisis data.
Data diperoleh dari (1) dokumentasi
dosen pembimbing dan guru, (2) observasi
terhadap sistem, strategi dan aktivitas yang
diterapkan, dan (3) angket mengenai strategi
dan aktivitas, hambatan serta kepuasan
pengguna. Data dianalsis dengan statistik
deskriptif yang meliputi: tabulasi, klasiikasi,
deskripsi, analisis berdasarkan kriteria dan
interpretasi. Instrumen penelitian terdiri
atas 3 macam, yaitu daftar cek (check list)
untuk evaluasi sistem, angket untuk dosen
pembimbing dan angket untuk guru peserta.
Gambar 1. Desain Penelitian
119
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 43, Nomor 2, November 2013, Halaman 116 - 123
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sistem KTI Online dikembangkan
dengan perangkat lunak LMS open source
Moodle versi 1.6. Pengguna dengan status
dosen pembimbing akan diberi hak akses
sebagai “teacher” sedangkan pengguna dengan
status guru peserta bimbingan akan diberi hak
akses sebagai “user” biasa. Seorang dosen dari
LPTK tertentu memiliki kelompok bimbingan
yang sudah ditentukan, sehingga apabila
seorang guru login, maka secara otomatis dia
akan masuk ke kelompok bimbingan yang
tepat. Setiap dosen pembimbing dan guru
peserta bimbingan mendapatkan username
serta password dari Direktorat Profesi
Pendidik Ditjen PMPTK.
Administrator Sistem KTI Online sudah
mengatur tampilan halaman pembimbingan
serta sudah mengisi semua materi dan aktivitas
yang diperlukan untuk pembimbingan.
Dengan demikian setiap dosen tidak perlu
lagi mengatur segala sesuatu yang berkaitan
dengan halaman pembimbingannya. Materi
yang terdapat pada halaman pembimbingan
antara lain: Penelitian Tindakan Kelas,
Penelitian Deskriptif Analitis, Penelitian
Deskriptif Interpretatif, dan Penelitian
Eksperimen. Setelah berhasil login, setiap
dosen dapat langsung melakukan aktivitas
pembimbingan dengan mengecek forum
diskusi, chat, dan pengiriman proposal serta
laporan penelitian.
Seorang guru peserta bimbingan
setelah berhasil login dapat melakukan
aktivitas pembimbingan yang meliputi dua
hal pokok. Pertama, berkonsultasi dengan
dosen pembimbing melalui forum diskusi.
Kedua, mengirimkan tugas-tugas yang
berupa proposal dan laporan hasil penelitian.
Disamping itu, guru peserta bimbingan
dapat melakukan aktivitas lainnya, yakni
(a) men-download materi-materi yang telah
disediakan, (b) berinteraksi dengan peserta
atau dosen lainnya melalui forum diskusi
umum, (c) melakukan chatting dengan peserta
lainnya, dan (d) mengeksplorasi link dan itur
lainnya dalam website Sistem KTI Online.
120
Administrator Sistem KTI Online
dengan sengaja membuat tampilan halaman
pembimbingan sesederhana mungkin
dengan cara menghilangkan beberapa menu
administrasi bagi dosen. Akan tetapi dengan
penyederhanaan ini beberapa fitur yang
penting menjadi tidak bisa diakses, yaitu
misalnya: melakukan pengeditan halaman,
melihat laporan kemajuan dan riwayat log
peserta, melakukan back-up, mengatur setting
halaman, dll. Menu-menu administrasi yang
masih ada antara lain: Nilai dan bantuan.
Keuntungan dari penyederhanaan ini
adalah bahwa tampilan halaman serta materimateri yang ada di dalamnya sudah tetap
untuk semua dosen, sehingga keseragaman
akan dijamin. Namun kerugiannya adalah
bahwa dosen tidak bisa mengetahui riwayat
logs kapan saja peserta bimbingan mengakses
website, tidak bisa mengedit materi bila
ada kesalahan, serta tidak dapat mengatur
setting halaman. Dengan demikian hak akses
dosen pembimbing sebagai “teacher” yang
seharusnya sangat luas menjadi tidak jauh
berbeda dengan hak akses sebagai “user”
biasa.
Strategi pembimbingan yang diterapkan
dalam Sistem KTI Online ini adalah model
terbuka melalui forum diskusi, sehingga
seorang peserta yang melakukan konsultasi
kepada dosen dapat diketahui oleh peserta
lain. Demikian juga apabila dosen memberi
tanggapan kepada seorang peserta, maka
peserta lain akan mengetahuinya. Meskipun
demikian sebenarnya peserta dan dosen
dapat melakukan komunikasi secara pribadi
melalui private message, tetapi hal ini tidak
dianjurkan dalam petunjuk pembimbingan.
Keuntungan strategi pembimbingan
model terbuka ini adalah bahwa peserta
bimbingan akan mendapat pelajaran dengan
masuk ke forum diskusi, karena kemungkinan
ada permasalahan yang sama dengan peserta
lain yang telah mengajukan pertanyaan
dan kemungkinan juga ada tanggapan
dari dosen yang sesuai dengan masalah
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
yang dihadapinya. Dosen juga tidak harus
menjawab suatu pertanyaan yang sama
berulang-ulang, karena dosen dapat merujuk
ke tanggapan sebelumnya.
Kerugiannya adalah bahwa bila seorang
peserta merasa malu masalahnya diketahui
oleh peserta lain menjadi enggan untuk
berkonsultasi, padahal peserta tersebut tidak
mengetahui ada cara lain untuk berkonsultasi
secara privat. Disamping itu, peserta yang
merasa sudah mendapat jawaban dari forum
diskusi menjadi tidak aktif karena aktivitas
dihitung dari banyaknya seorang peserta
malakukan posting.
Aktivitas pembimbingan adalah
aktivitas interaksi antara peserta dengan
dosen dalam satu kelompok pembimbingan.
Interaksi meliputi aktivitas konsultasi
dari guru peserta dan aktivitas tanggapan
dari dosen pembimbing, serta pengiriman
proposal dan laporan penelitian. Dalam suatu
kelompok pembimbingan sudah ditentukan
seorang dosen dan sejumlah guru peserta
bimbingan. LPTK yang menjadi responden
penelitian adalah UNY dengan jumlah dosen
pembimbing sebanyak 12 orang.
Beberapa saran disampaikan oleh dosen
pembimbing KTI Online, baik saran yang
berkaitan dengan sistem online maupun saran
untuk perbaikan program kegiatan secara
umum. Saran-saran tersebut antara lain, yaitu
(a) sistem perlu disempurnakan agar akses
dapat lebih cepat, (b) kapasitas layanan dan
kecepatan internet perlu ditambah, (c) sistem
online dapat dikombinasikan dengan sistem
tatap muka sehingga komunikasi dengan guru
atau peserta bimbingan dapat lebih mudah,
(d) perlu ada koordinasi antara pembimbing
dan Direktorat penyelenggara KTI Online, (e)
perlu dilakukan regionalisasi (desentralisasi)
penyelenggaraan KTI Online tersebut,
agar tidak seluruhnya terpusat, (f) perlu
dukungan dan koordinasi antara Direktorat,
Dinas Pendidikan, dan Pembimbing, (g)
peserta pembimbingan yang telah terpilih
sebaiknya tidak “gaptek” atau sudah biasa
akses internet, (h) perlu ada perhitungan
yang realistis tentang waktu yang disediakan
untuk menyelesaikan penelitian, mulai dari
pembuatan proposal, pelaksanaan penelitian,
dan penulisan laporan.
Sistem KTI Online yang dikembangkan
oleh Dirprodik Dit PMPTK telah berfungsi
dan dapat diakses oleh para pengguna baik
dosen pembimbing maupun guru peserta
bimbingan. Tampilan website KTI Online
masih terlihat standar dan belum dilakukan
kustomisasi secara penuh. Terbukti hanya
33% dosen yang menyatakan bahwa tampilan
website sudah bagus serta navigasinya mudah
diikuti. Adapun sebagian besar responden
(56 %) menyatakan bahwa tampilan website
biasa-biasa saja atau bahwa dirasa tidak bagus
dan sulit dipahami oleh sebagaian dosen
(11 %). Hal ini bisa diperbaiki dengan cara
mengkustomisasi halaman depan website
sehingga menjadi lebih sederhana dan jelas,
mengingat kemampuan para pengguna dalam
memahami navigasi website sangat bervariasi.
Bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan
browsing internet tidak masalah, akan tetapi
banyak pengguna dari guru-guru yang jarang
sekali bergelut dengan internet.
Dari segi materi, website KTI Online
sudah bagus, karena administrator telah
melakukan upload materi yang berasal dari
para pakar di bidang penelitian dan karya tulis
ilmiah. Sebagian besar responden (77,8 %)
berpendapat demikian, dan hanya sebagian
kecil saja yang berpendapat sebaliknya. Dosen
pembimbing yang merasa tidak cocok dengan
materi tidak bisa melakukan apa-apa, karena
administrator telah membatasi hak mereka
dalam mengedit halaman pembimbingan.
Disamping itu, dengan dimatikannya
fungsi-fungsi penting dari Moodle standar
seperti fasilitas editing serta melihat laporan
kemajuan dan riwayat log akan mengurangi
kekuatan website.
Akan tetapi dengan melihat kenyataan
bahwa jumlah guru yang sudah pernah
melakukan login yang sangat rendah,
121
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 43, Nomor 2, November 2013, Halaman 116 - 123
yaitu hanya 24.2 % dari jumlah guru yang
telah terdaftar, maka kesalahan tidak bisa
dibebankan kepada kualitas website. Pihak
penyelenggara (Dinas Pendidikan atau
Direktorat) harus lebih mensosialisasikan
program ini, sehingga para guru mengetahui
bagaimana cara melakukan login.
Tingkat aktivitas para guru dalam
berkonsultasi juga sangat rendah. Diantara
24,2% atau 143 guru yang telah melakukan
login tersebut, mereka selama ini hanya
melakukan konsultasi sebanyak 2,57 kali
(rerata). Yang lebih parah lagi adalah
kenyataan bahwa para dosen pembimbing
hanya memberi tanggapan sebanyak 1,49 kali
(rerata). Artinya adalah bahwa tidak setiap
pertanyaan peserta ditanggapi oleh dosen
pembimbing. Yang lebih memprihatinkan
adalah apabila dilihat dari data kasar, ternyata
ada pula beberapa dosen pembimbing
yang sama sekali tidak pernah memberi
tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh peserta bimbingan.
Dari segi tingkat ketercapaian tujuan,
yakni jumlah para peserta yang telah
menyerahkan laporan penelitian, program
ini bisa dikatakan kurang berhasil. Dari
data yang terkumpul, ternyata dari 589 guru
yang menjadi target pembimbingan hanya
3 orang guru saja yang telah menyerahkan
laporan penelitian. Tidak ada data lebih lanjut
mengenai 3 orang tersebut, apakah laporan
mereka telah sesuai dengan harapan atau
masih perlu penyempurnaan lagi. Dalam hal
proposal penelitian, dari 589 guru tersebut
hanya 60 orang saja yang telah menyerahkan
proposal penelitian.
Hal yang menarik dari aktivitas
pembimbingan adalah bahwa para dosen
pembimbing yang mengakses webite dari
kantor hanya 33 % saja. Hal ini terungkap pula
dari mereka bahwa salah satu hambatan yang
dirasakan adalah lambatnya akses internet.
Apabila para dosen dari perguruan tinggi
saja merasakan lambatnya akses internet,
maka bisa dipahami betapa lambatnya akses
122
internet yang dirasakan oleh para guru peserta
di sekolah-sekolah yang terletak jauh dari
perkotaan. Meskipun demikian, para dosen
telah aktif melakukan pembimbingan, terlihat
dari frekuensi mereka dalam berinteraksi
dengan website. Sebagian besar dari mereka
(77,7%) melakukan bimbingan seminggu
beberapa kali, bahkan ada pula dosen yang
tiap hari melakukan pembimbingan.
Sebagian besar dosen pembimbing
(77,7%) merasakan adanya hambatan dalam
melakukan pembimbingan. Hambatanhambatan tersebut teridentiikasi antara lain
adalah (1) akses internet yang sangat lambat,
(2) sistem KTI Online yang dianggap belum
mantap, (3) ketidakaktifan guru dalam
pembimbingan. Faktor penghambat tersebut
tentunya sangat dirasakan pula oleh para guru
peserta.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dilakukan di depan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut, Pertama, website
KTI Online telah dikembangkan dengan
menggunakan perangkat lunak LMS open
source Moodle. Pengembang atau administrator
telah mengatur semua materi dalam halaman
pembimbingan sehingga menjadi seragam
untuk semua dosen pembimbing. Disamping
itu, pengembang atau administrator telah
menghilangkan fungsi-fungsi penting untuk
dosen pembimbing, yakni fasilitas mengedit
halaman pembimbingan, serta melihat laporan
kemajuan dan riwayat logs peserta. Kedua,
strategi pembimbingan yang diterapkan adalah
model terbuka melalui forum diskusi. Peserta
yang melakukan konsultasi kepada dosen
dapat diketahui oleh peserta lain. Demikian
juga apabila dosen memberi tanggapan
kepada seorang peserta, maka peserta lain
akan mengetahuinya. Ketiga, aktivitas
pembimbingan yang telah berlangsung sangat
rendah. Dari 589 guru yang menjadi target,
hanya 143 guru (24,2 %) yang telah berhasil
login. Mereka rata-rata hanya melakukan
Herman Dwi S, dkk: Efektivitas Pembimbingan Karya Tulis Online Melalui Website KTI
konsultasi (menyampaikan pertanyaan)
sebanyak 2,57 kali dan tidak semua pertanyaan
ditanggapi oleh dosen pembimbing. Keempat,
hambatan yang dirasakan oleh para dosen
dalam melakukan pembimbingan antara lain
adalah akses internet yang sangat lambat,
sistem KTI Online yang dianggap belum
mantap, dan ketidakaktifan guru dalam
pembimbingan. Kelima, tingkat efektivitas
(ketercapaian tujuan) program pembimbingan
ini sangat rendah. Dari 589 guru yang menjadi
target pembimbingan hanya 3 orang guru saja
yang telah menyerahkan laporan penelitian.
Selanjutnya, disampaikan saran-saran
berikut. Pertama, kapasitas bandwidth
akses internet hendaknya ditingkatkan agar
para dosen dan guru lebih nyaman dalam
mengakses website KTI Online. Pertama,
Dinas Pendidikan atau Dirprodik Dit PMPTK
agar dapat mensosialisasikan program
pembimbingan KTI Online ini lebih gencar
lagi kepada para guru peserta. Kedua, fasilitas
mengedit halaman pembimbingan dan
akses laporan kemajuan serta riwayat logs
sebaiknya tidak dimatikan, sehingga para
dosen menjadi lebih leluasa. Ketiga, untuk
penelitian selanjutnya, hendaknya responden
guru juga diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ditprodik. 2007. “Pedoman Bimbingan
Penulisan Karya Ilmiah (online)”.
Jakarta: Direktorat Profesi Pendidik,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
Guillot, F. A. 2003. “Teacher and Student
Perceptions of Online Instructional
Methodology in Higher Education: an
Explanatory Mixed-Method Study”.
Doctoral Dissertation, Louisiana
State University and Agricultural and
Mechanical College). Dissertation
Abstracts International, 154. (etd06152004-123008)
Kramer, Gary L. and McCauley. 1995. “High
Tech and High Touch: Integrating
Information Technology in the
Advising Process,” Academic Advising
as a Comprehensive Campus Process,
NACADA Monograph Number 2.
Kramer, G.L. 2002. “Online Advising”.
ECAR Research Bulletin, 2002(15).
pp.7-8.
Spicer, D. 2003. Where the rubber meets
the road: An on-campus perspective
of a CIO. In M.S. Pittinsky (Ed), The
Wired Tower. Upper Saddle River, N.J.:
Financial Times Prentice Hall.
Steele, G., Leonard, M. J., Haberle, C. J.,
Wesley L. 1999. “Technology and
Academic Advising”, the NACADA
Academic Advising News newsletter.
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996.
Pedoman Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah di Bidang Pendidikan dan
Angka Kredit Pengembangan Profesi
Widyaiswara. Jakarta: Depdikbud,
Dikdasmen.
123