Upaya Pembimbingan Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang

(1)

UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN

PENGETAHUAN IBADAH SHALAT SISWA

SDN KUNCIRAN 4 PINANG KOTA TANGERANG

Disusun Oleh :

Mumun Mulyanah NIM. 102052025653

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009M


(2)

UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN

PENGETAHUAN IBADAH SHALAT SISWA

SDN KUNCIRAN 4 PINANG KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :

Mumun Mulyanah NIM. 102052025653

Di Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 150 299 324

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBADAH SHALAT SISWA SDN KUNCIRAN 04 PINANG KOTA TANGERANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam pada program Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta, Desember 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. M. Lutfi, M.Ag Nasichah, M.Ag NIP. 150 268 782 NIP. 150 276 298

Anggota

Penguji I Penguji II

Asriati Jamil, M. Hum Drs. M.Lutfi, M.Ag NIP. 150 244 766 NIP. 150 268 782

Dekan

Dr. Murodi, MA. NIP. 150 254 102


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya sebagai penulis menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2008

Penulis


(5)

ABSTRAK

Mumun Mulyanah.

Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 04 Pinang Kota Tangerang.

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang, kepada seseorang individu atau kelompok dalam menemukan atau mengembangkan kemampuannya serta membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Bimbingan diberikan oleh seseorang pembimbing yang memiliki ilmu dan kemampuan di bidangnya.

Bimbingan diperlukan agar dalam pelaksanaan suatu perbuatan atau kewajiban seperti ibadah shalat, dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan agama. Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang mengabaikan arti pentingnya bimbingan agama, sehingga pengetahuan ibadahnya sangat kurang bahkan jauh dari agama.

Oleh karena itu, pemberian bimbingan agama sangat baik sekali jika di mulai dari masa anak-anak, di mana masa anak-anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan serta pembentukan kepribadiannya.

Skripsi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis yaitu memberi gambaran tentang upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa.

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Kunciran 4, Jalan Komplek Pepabri Raya No.1 Kecamatan Pinang Kota Tangerang Banten. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 2 Januari sampai dengan 30 April 2008. Subjek pada penelitian ini, adalah 3 orang pembimbing diantaranya kepala sekolah, pembimbing agama dan guru BP, dan 6 siswa yang berada di kelas IV, V, dan VI.

Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang. Dilakukan dengan beberapa cara seperti pemberian materi (fiqih, akidah akhlak, tafsir, al-Qur’an dan hadis), serta penggunaan metode dalam pelaksanaannya seperti, metode tanya jawab, ceramah, diskusi, bimbingan belajar al-Qur’an, zikir dan peraktek langsung.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji serta syukur hanya bagi Allah, Tuhan Semesta alam Yang Maha Mulia lagi Maha Perkasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga para sahabat serta kaum muslimin yang masih berpegang teguh kepada risalahnya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan dukungan serta dorongan dari berbagai pihak tentunya karya tulis ini tidak akan terselesaikan, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Murodi, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta Pudek I Dr. Arief Subhan, MA., Pudek II Drs. H. Mahmud Jalal, MA., Pudek III Drs. Studi Rizal L, MA. 2. Bapak Drs. M.Lutfi, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Nasichah, M.Ag. Selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. Selaku Dosen Pembimbing yang penuh

kesabaran serta keiklasan, telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan arahan dan bimbingan dari awal proses penulisan hingga akhir penulisan skripsi ini.


(7)

5. Pimpinan Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta semua stap, yang memberikan andil besar dalam hal penyediaan dan pelayanan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen yang telah memberikan dedikasi dan ilmunya selama penulis kuliah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Keluarga Besar SDN Kunciran 4, di bawah pimpinan Durachman, Ama.Pd,

yang telah memberikan izin, waktu serta tempatnya kepada penuliis dalam penyusunan skripsi ini..

8. Yang terhormat dan tercinta ayahanda Marsa dan ibunda Yanih, semoga Allah senantiasa menganugerahkan nikmat dan rahmat-Nya atas cinta dan pengorbanannya dalam mendidik dan membimbing dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan kasih sayang yang tiada terhingga.

9. Yang tersayang dan tercinta, my husband Matam and my baby Sultan Fatih Hazel Rushafa, yang selalu mendampingi dan menyayangi di setiap saat dan waktu. Engkau adalah sumber kebahagiaan dan semangat dalam hidup penulis.

10.Adik-adik penulis tersayang Safitri, Jayanti, dan Muhammad Ariyanto yang telah banyak membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.


(8)

11.All my best friend, Melie, Renal Muttaqien, Tia, Tri, Rosita, Suryati, Nunung, H. Mulyadi, Hj. Linda, Mimin, Harun, Mari, Nimun, Jeber, dan teman lainnya yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini. 12.Sahabat-sahabat tercinta di BPI angkatan 2002, yang penuh canda dan tawa,

Astinah, Rusda, Rahma, Dijjah, Maya, Arif, Ofah, Dimas, Ulil, Fendi, Siti Zubaidah, Jubaedah, dan semuanya tanpa terkecuali yang telah memberikan perhatian kepada penulis.

13.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut berpartisifasi dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, semoga semua bentuk perbuatan, bantuan, dan partisifasi yang sudah diberikan mendapat balasan yang jauh lebih baik dari yang diberikan kepada penulis. Harapan penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan islam.

Jakarta, Desember 2008


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Tinjauan Pustaka ... 4

E. Metodologi Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II : TINJAUAN TEORI A. Pembimbing Agama... 9

1. Pengertian Pembimbingan Agama ... 9

2. Syarat-syarat Pembimbing Agama ... 11

3. Tugas Pembimbing Agama ... 14

B. Ibadah ... 16

1. Pengertian Ibadah ... 16

2. Macam-macam Ibadah... 17

3. Dasar Hukum Ibadah ... 20

C. Siswa ... 22

1. Pengertian Siswa ... 22


(10)

BAB III : GAMBARAN UMUM SDN KUNCIRAN 4 PINANG KOTA TANGERANG

A. Sejarah Berdirinya ... 25

B. Visi, Misi dan Tujuan ... 26

C. Sarana dan Prasarana ... 27

D. Struktur Organisasi ... 28

BAB IV :UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBADAH SISWA SDN KUNCIRAN 4 PINANG KOTA TANGERANG A. Deskripsi Pembimbing ... 31

B. Deskripsi Terbimbing ... 33

1. Bentuk Bimbingan ... 33

2. Praktek Ibadah ... 34

C. Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa ... 35

1. Materi Bimbingan ... 35

2. Metode Bimbingan ... 36

D. Analisis Hasil Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa ... 38

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna, yang tersusun dari dua unsur yaitu unsur jasmani dan rohani, namun manusia dilahirkan dalam keadaan yang lemah dan tidak berdaya, sehingga perlu adanya bantuan atau bimbingan untuk mencapai tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangannya, baik fisik maupun psikis.

Pada zaman yang serba modern ini, dimana tuntutan hidup semakin meningkat dan persaingan semakin ketat yang mendorong orang untuk berlomba-lomba dalam mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Bahkan tidak sedikit yang melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua atau pembimbing bagi anak-anaknya. Mereka lebih asyik dengan pekerjaan dan kegiatannya setiap hari, sehingga melalaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya, bahkan banyak orang yang mengabaikan arti pentingnya bimbingan agama, sehingga pengetahuan ibadahnya sangat kurang bahkan kehidupannya jauh dari agama.

Dalam masyarakat modern saat ini juga, banyak sekali bermunculan masalah-masalah sosial serta perkembangan ilmu dan teknologi yang besar dampaknya atau pengaruhnya terhadap kehidupan anak didiknya, baik bersifat negatif ataupun yang positif. Sehingga dibutuhkan sekali bimbingan khususnya bimbingan agama yang akan membentuk pribadinya menjadi manusia seutuhnya demi tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat.

Bimbingan diperlukan agar dalam pelaksanaan suatu perbuatan atau kewajiban seperti ibadah shalat, dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan agama. Oleh karena itu, pemberian bimbingan agama sangat baik sekali jika dimulai dari masa anak-anak, di mana masa anak-anak


(12)

merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan serta pembentukan kepribadiannya

Dalam hal ini, pembimbing memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan hal tersebut di atas. Pembimbing menjadi orang paling penting dalam mendidik, menunjukan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga pemberian bimbingan juga dapat dilakukan di mana saja, baik di rumah maupun di sekolah.

Namun dalam memberikan bimbingan terkadang terdapat kesalahan dan kegagalan yang tidak dapat diduga-duga, yang berpengaruh langsung kepada orang yang di bimbing tersebut. Dengan demikian, dalam memberikan bimbingan hendaklah seorang pembimbing tidak sekedar memberikan bimbingan saja, tetapi harus memiliki tujuan dan maksud yang jelas, serta memiliki sifat sabar dan ikhlas agar hasilnya dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam Islam ibadah shalat merupakan ibadah yang paling utama dan mempunyai kedudukan yang penting dalam perkembangan diri seseorang. Ibadah shalat juga merupakan suatu sarana atau media untuk mendidik jiwa, membentuk kepribadian, membina kedisiplinan dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung didalamnya. Sehingga bimbingan yang diberikan tentang ibadah shalat, diharapkan mampu membawa anak atau siswa kepada kebahagiaan dalam hidupnya. Jadi ibadah shalat merupakan salah satu bahan bimbingan yang diberikan para pembimbing agama yang ada di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

Siswa yang belajar di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang, merupakan siswa yang pengetahuan ibadahnya masih kurang dan sangat memerlukan bimbingan dalam memahami, melaksanakan atau mempraktekkan amaliah ibadah shalat atau ibadah lainnya. Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul ”UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBADAH SHALAT SISWA SDN KUNCIRAN 4 PINANG KOTA TANGERANG”.


(13)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penulisan skripsi ini yaitu, Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana upaya pembimbing agama di SDN Kunciran 4 dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa.

2. Metode apa yang digunakan pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa.

3. Bagaimana tingkat pengetahuan ibadah shalat siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Peneliti

Dapat mengetahui bagaimana upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

2. Pihak sekolah

Mengetahui pentingnya upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa, serta mengetahui bentuk bimbingan agama,materi bimbingan dan metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.


(14)

3. Masyarakat

Mengetahui tentang perlunya kerjasama antara orang tua, pihak sekolah dan masyarakat dalam bersama membimbing peningkatan pengetahuan ibadah anak.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis mendapatkan tema yang sama dengan yang ditulis oleh Firmansyah yaitu, Respon Jama’ah Terhadap Pengajian Kitab Fiqih Shalat di Masjid Riyadhul Jannah. Dimana tujuan dari penelitian Firmansyah adalah untuk mengetahui sejauh mana respon serta pengaruh yang timbul setelah mengkaji atau mempelajari Kitab Fiqih Shalat terhadap pelaksanaan ibadah shalat Jama’ah (remaja) Masjid Riyadhul Jannah. Sedangkan dalam skripsi yang penulis buat ini yaitu, Upaya Pembimbing Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa SDN Kunciran 4, atau bertujuan untuk mengetahui samapai sejauh mana upaya pembimbing agama yang ada di SDN Kunciran 04 dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa atau anak bimbingnya, dan yang membedakannya adalah pada skripsi Firmansyah tempat penelitiannya berlangsung pada lingkungan pendidikan non formal (pengajian remaja), bukan pada pendidikan formal seperti sekolah.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu memberi gambaran tentang upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Kunciran 4, Jalan Komplek Pepabri Raya No.1 Kecamatan Pinang Kota Tangerang Banten. Adapun


(15)

waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 2 Januari sampai dengan 30 April 2008.

3. Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini, data-data yang penulis peroleh terdiri dari beberapa data diantaranya:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian ini, dan hal-hal penting yang menjadi faktor kelancaran pelaksanaan upaya pembimbing dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa. Misalnya, kepala sekolah, dewan guru, para staf TU, sarana dan prasarana yang ada, lingkungan sekitar, dan hal-hal lainnya yang telah penulis teliti secara langsung.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari siswa dalam pengamalan ibadah yang telah diajarkan oleh para pembimbingnya. Misalnya berupa dokumen-dokumen, penghargaan atau prestasi siswa, bakti sosial atau keikutsertaan dalam kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan lainya yang diabadikan lewat profil dan majalah sekolah.

4. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini, adalah 3 orang pembimbing yaitu kepala sekolah, pembimbing agama dan guru BP, dan 6 siswa kelas IV, V, dan VI.

b. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini yaitu, upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.


(16)

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagi berikut:

a. Obsevasi

Observasi adalah peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap upaya yang dilakukan para pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat terhadap para terbimbing di lingkungan SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

b. Wawancara

Wawancara merupakan cara untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari para pembimbing agama dan para terbimbing atau siswa dengan jalan tanya jawab secara langsung tentang penelitian ini. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kumpulan suatu kegiatan yang pernah dilaksanakan atau suatu prestasi yang pernah di raih oleh siswa maupun sekolah SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang, yang tersimpan secara rapi baik dalam majalah atupun arsip dan profil sekolah.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan hasil atau kesimpulan akhir dari pengumpulan data yang penulis peroleh, dan diantaranya sebagai berikut: a. Data yang didapatkan melalui observasi yaitu, para pembimbing

agama yang ada di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang merupakan orang-orang yang sudah cukup mengerti dalam hal bimbingan, ini dapat dilihat dari latar belakang pendidikannya, sifat dan sikapnya dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah, serta pengalaman yang pernah diperolehnya. Kemudian sarana dan prasarana yang ada juga cukup mendukung seperti musholah, ruang belajar, dan fasilitas lainya serta didukung oleh lingkungan masyarakat yang baik.


(17)

b. Data yang diperoleh dari hasil wawancara yaitu, setiap pertanyaan yang diajukan oleh penulis selalu direspon dengan baik, dan dari para pembimbing agama dan terbimbing serta masyarakat sekitar lingkungan SDN Kunciran 4 yang diwawancarai mereka sangat mendukung upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan pengetahuan ibadah shalat siswa.

c. Data yang diperoleh melalui dokumentasi, SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang selalu memperoleh penghargaan di setiap kegiatan atau perlombaaan, terbukti dengan banyaknya piala atau piagam yang tersusun secara rapi pada suatu ruangan khusus. Dan penghargaan lainnya baik tingkat kota, kabupaten, antar sekolah dan daerah lainya.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi sangat diperlukan sistemmatika penulisan yang baik, benar dan tepat melalui aturan atau cara penulisan. Untuk memperjelas dan mempermudah penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut :

- Lembar Persetujuan Pembimbing, yaitu bukti pembimbing sudah mengetahui dan menyetujui isi karya penulis.

- Abstraksi, yaitu ulasan singkat tentang mengapa dan bagaimana sebuah penelitian dilakukan, serta apa hasil temuan terpenting sebagai kesimpulan penelitian.

- Kata Pengantar, yaitu ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ini.

- Daftar Isi, memuat judul-judul dan sub judul isi skripsi.

Bab I Pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakng masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian yang meliputi: metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penulisan.


(18)

Bab II Tinjauan Teori, meliputi pengertian pembimbing agama, syarat-syarat pembimbing agama, tugas pembimbing agama, pengetahuan ibadah shalat, pengertian ibadah, pengertian shalat, dasar dan tujuan ibadah shalat, macam-macam ibadah shalat, pengertian siswa dan karakteristik siswa.

Bab III Gambaran umum tentang SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang, meliputi: sejarah berdirinya, visi, misi, dan tujuan SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang, sarana dan prasarana, struktur organisasi SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang.

Bab IV Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang, meliputi: Deskripsi pembimbing dan terbimbing, bentuk bimbingan, materi bimbingan, dan praktek ibadah, upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa, analisis hasil upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka Lampiran


(19)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pembimbing Agama

1. Pengertian Pembimbing Agama

Dalam kamus bahasa Indonesia, ”pembimbing” menurut bahasa ”pemimpin” atau ”penuntun”, kata tersebut diambil dari kata ”bimbing” yang artinya ”pimpin” atau ”tuntun”, kemudian diberi awalan ”pe” menjadi pembimbing yang artinya ”yang menyebabkan sesuatu menjadi tahu”, pemimpin, penuntun, merupakan sesuatu yang dipakai untuk membimbing. Kalimat tersebut menjadi arti ”seseorang yang memberikan bimbingan atau tuntunan” , arti tersebut di sesuaikan dengan propesi dan disiplin ilmu yang ia miliki. 1

Kata ”bimbingan” merupakan terjemahan dari kata ”Guidance” yang mempunyai arti menunjukan, membimbing, menuntun, atau membantu. 2

Menurut Bimo Walgito, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari ataumengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. 3

Abu Ahmad berpendapat, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. 4

1

W.J.S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1984 ), Cet. Ke-7 h. 427

2

Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. Ke-1, h. 3

3

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,(Yogyakarta : Andi Opset, 1995),

Cet. Ke-4, h. 4

4


(20)

Bimbingan juga boleh diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan secara sitematis, metodis dan demokratis dari seseorang yang memiliki kompetensi (kemampuan melaksanakan sesuatu) yang memadai dalam menerapkan pendekatan, metode dan teknik pelayanan pada individu (klien) agar klien tersebut memahami, menerima diri, mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata dalam mencapai, membuat pilihan dan memecahkan persoalan-persoalan lebih memadai sesuai tingkat perkembangan yang dicapainya. 5

Sedangkan pengertian agama adalah wahyu Tuhan yang merupakan petunjuk bagi manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 6

Agama dalam perspektif sosiologi merupakan sebuah sistem kepercayaan (believe sytem). Agama dengan sendirinya menjadi acuan moral bagi tindakan manusia, karena agama adalah gejala yang begitu sering terjadi dimana-mana.7

Di dalam agama terkandung dua aspek yang mempengaruhi manusia yaitu aspek subyektif dan aspek obyektif. Aspek subyektif berarti sikap hidup keberagamaan seseorang didorong oleh pengalaman individualnya, sedangkan aspek obyektif berarti sikap keberagamaan seseorang timbul dan didorong oleh pengaruh ajaran agama melalui berbagai pemahaman terhadap petunjuk ajaran tersebut (al-Qur’an dan sunah). 8

Bimbingan dalam agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain

5

Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-I, h. 9

6

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-4, h. 214

7

Dadang Kahmad, Soiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 119

8


(21)

dalam hubungan antar umat beragama dan bermasyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 9

Menurut Abu Ahmadi, ada 3 tujuan diadakannya bimbingan, yaitu: a. Untuk memelihara dan membina suasana serta kondisi yang baik. b. Pencegahan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan c. Perbaikan atau penyembuhan dalam mengatasai suatu masalah. 10

Anak yang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan selalu ingin mendapatkan bimbingan dari orang tua, walaupun keinginannya itu tidak dikemukakan secara terbuka. Keadaan tersebut menghendaki para orang tua untuk selalu memberikan bimbingan dan memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

Bimbingan agama yang dilakukan akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak, namun demikian besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung pada memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama, sebab bimbingan agama pada hakikatnya merupakan penanaman nilai keagamaan. Oleh karena itu, bimbingan agama lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.

2. Syarat-syarat Pembimbing Agama

Dalam bimbingan, seorang pembimbing memiliki peran yang sangat besar dalam menjalankan tugasnya, sehingga seorang pembimbing di harapkan memiliki syarat-syarat yang berkenaan dengan dirinya, baik meliputi sikap dan tingkah lakunya yaitu:

a. Menyakini akan kebenaran agamanya, menghayati serta mengamalkannya

9

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta: Gemawindu

Panca Perkasa, 2000), Cet. Ke-I, h. 31

10

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h.


(22)

b. Memiliki sikap dan kepribadian menarik terhadap anak bimbing pada khususnya dan pada orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.

c. Memiliki rasa tanggug jawab, berbakti tinggi serta loyalitas terhadap tugas pekerjaannya.

d. Memiliki kematangan jiwa dalam bertindak menghadapi permasalahan yang memerlukan pemecahan

e. Mempunyai sikap dan perasaan terikat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang harus ditegaskan terutama di kalangan anak bimbingnya sendiri f. Memiliki rasa cinta yang mendalam dan meluas kepada anak

bimbingnya

g. Memiliki ketangguhan, kesabaran, serta keuletan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

h. Memiliki pengetahuan teknis termasuk metode tentang bimbingan dan penyuluhan serta menerapkan dalam tugasnya. 11

Dalam melaksanakan tugasnya, para pembimbing agama sangat memerlukan sikap dan pengertian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan proses bimbingan, terutama pengertian tentang perkembangan jiwa anak didiknya.

Maka tidaklah salah bila para pembimbing/penyuluh agama senantiasa berusaha untuk memfungsikan dirinya sebagai penolong, pembantu, dan pengabdi anak bimbingnya yang sedang berada dalam kegelapan untuk ditarik keluar dari kegelapan tersebut ke dalam cahaya kehidupan yang terang benderang. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan para pembimbing dalam melakukan bimbingan yaitu :

a. Pembimbing harus bersikap komunitatif terhadap anak bimbing (klien). b. Pembimbing harus dapat dipercaya oleh anak bimbing sebagai

pelindung.

11


(23)

c. Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan damai dan aman serta sampai kepada anak bimbing.

d. Pembimbing harus dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyinggung perasaan anak bimbing.

e. Pembimbing harus dapat menunjukan itikad baik dalam menolong anak bimbing untuk mengatasi segala kesulitan yang sedang dihadapi. f. Masalah-masalah yang dipertanyakan pembimbing harus benar-benar

mengenai sasaran atau yang inging mengetahui.

g. Pembimbing harus menghormati harkat dan mertabat anak bimbing sebagai manusia yang berhak memperoleh bantuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya sampai pada titik optimal. h. Pembimbing harus dapat menyediakan waktu yang cukup longgar bagi

berlangsungnya wawancara, tidak tergesa-gesa atau bersitenggang melainkan bersikap tenang, sabar serta konsisten.

i. Pembimbing harus dapat menyimpan rahasia pribadi anak bimbing demi menghormati harkat dan martabatnya. 12

Oleh karena itu, hendaknya para pembimbing agama tersebut menjadikan sumber petunjuk ajaran agama sebagai dasar utama dalam tugasnya. Dengan sikap lemah lembut serta simpatik seorang pembimbing agama akan disenangi dan dicintai oleh anak bimbingannya. Sikap demikian menjadi daya tarik yang kuat terhadap pribadi-pribadi anak bimbing untuk mengikuti segala apa yang dinasehatkan kepada mereka. 13

Tohirin, mengungkapkan beberapa syarat-syarat yang lain bagi pembimbing agama yang ada di sekolah atau madrasah yaitu:

a. Syarat-syarat yang berkenaan dengan kepribadian

12

H. M. Arifin dan Etty Kartikawati, Materi Pokok Bimbingan dan Konseling Modul 1-6

,(Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1998), Cet. Ke-7, h. 40

13


(24)

Seorang guru pembimbing atau konselor harus memiliki kepribadian yang baik. Pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan pembentukan perilaku dan kepribadian klien.

b. Syarat yang berkenaan dengan pendidikan

Seorang guru pembimbing atau konselor selayaknya memiliki pendidikan profesi, yaitu jurusan bimbingan konseling Strata Satu (S1), S2 maupun S3 atau sekurang-kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan dan konseling.

c. Syarat yang berkenaan dengan pengalaman

Seorang guru pembimbing harus mempunyai suatu pengalaman dalam kehidupannya sehingga seorang guru dapat memberikan bimbingannya dengan baik terhadap kliennya.

d. Syarat yang berkenaan dengan kemampuan

Kepemilikan kemampuan atau kompetensi dan keterampilan oleh guru pembimbing atau konselor merupakan suatu keniscayaan. Tanpa kepemilikan kemampuan dan keterampilan, tidak mungkin guru pembimbing atau konselor dapat melaksanakan tugas dengan baik. 14

3. Tugas Pembimbing Agama

Tugas pembimbing adalah membimbing dan mengenalkan kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahun yang di miliki untuk di salurkan kepada peserta didik, serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan atau kekurangannya.. 15

Samsul Nizar juga mengutip pendapat Imam al-Ghazali, bahwa tugas pembimbing yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,

14

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2007), 117-122

15


(25)

mensucikan, serta membawa hati manusia untuk selalu mengingat Allah. 16

Bagi pembimbing agama, tugas pokoknya adalah membimbing dan mengajarkan pengetahuan agama serta nilai-nilai agama kedalam pribadi anak didiknya. Dan yang menjadi tekanan utamanya adalah mengubah sikap dan mental anak didik ke arah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembimbing agama menempuh berbagai jalan atau cara yang lebih sulit dari pada menjadi pembimbing di bidang lain yang non agama, karena konselor agama harus memiliki beberapa persyaratan khusus, antara lain kematangan jiwa dan keimanan yang tangguh serta berkemampuan menjadi uswatun hasanah (contoh teladan) sesuai norma-norma ajaran agamanya, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Dalam hal ini, seorang pembimbing bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatannya dengan cara:

a. Bekerja sama dengan murid.

b. Bekerja sama dengan orang tua murid.

c. Bekerja sama dengan kolega-kolega (rekan-rekan) seprofesi dan masyarakat.

d. Melakukan promosi dan hubungan dengan orang lain bagi kepentingan anak bimbingnya. 17

Keempat tugas tersebut menunjukan bahwa pekerjaan pembimbing atau konselor selalu berkaitan dengan kepentingan hidup orang lain, baik kepentingan anak bimbing, maupun anggota masyarakat yang memerlukan bantuannya.

Umar dan Sartono mengutip pendapat Rachel Dunaway Cox yang pernah melakukan studi di Amerika Serikat dan mengambil kesimpulan bahwa tugas pokok pembimbing adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan koordinasi kegiatan bimbingan di sekolah.

16

Ibidh, h. 44

17


(26)

b. Merangsang dan mendidik karyawan sekolah agar memahami dan menghayati pelaksanaan program bimbingan di sekolahnya.

c. Melaksanakan kegiatan bimbingan yang bersifat khusus pada saat tertentu.18

B. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Sebelum penulis menjelaskan pengertian ibadah, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian pengetahuan yaitu :

Ujang Maman mengutip beberapa pendapat para ahli diantaranya menurut Wikipedia, pengetahuan adalah kebenaran. Sedangkan menurut Edwards, pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Sementara itu menurut Sidi Gazalba, pengetahuan ialah semua milik atau isi pikiran dan merupakan hasil dari proses berfikir yang berinteraksi dengan kepercayaan dan opini. 19

Ujang Maman juga mengutip pendapat Charles Peirce, menurutnya cara lain untuk memperoleh pengetahuan, yakni intuisi. Seseorang memperoleh pengetahuan melalui nalar atau proses berfikir, dan tidak harus selaras dengan pengetahuan. Melalui pergaulan dan komunikasi, seseorang dapat mencapai kebenaran karena ia memiliki kecenderungan alami kearah kebenaran. Karena itu, Kerlinger yang mengutip pendapat Peirce menegaskan, tidak menutup kemungkinan adanya pengetahuan teoritis yang berbeda sebagai hasil dari perbedaan penalaran yang dilakukan oleh orang yang berbeda. 20

Maskoeri Jasin, mengatakan bahwa pengetahuan ialah suatu ilmu yang memberikan keterangan mengenai kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu peristiwa atau keadaan di kemudian hari, atau suatu ilmu

18

Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, h. 76

19

Ujang Maman, Filsafat Sains, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. Ke- I, h. 58

20


(27)

yang mempelajari suatu kebenaran yang nyata yang tersusun secara sistematis. 21

Perkataan ibadah berasal dari bahasa Arab ”ibada”, yang artinya menyembah, mengabdi.22 Secara etimologi, ibadah berarti taat, tunduk, menurut, dan do’a. 23

Sedangkan secara terminologi, Rahman Ritonga dan Zainudin mengutip pendapat para ulama, antara lain:

a. Menurut Ulama Tauhid, ibadah adalah ”meng-Esakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghindari diri dari perbuatan dosa dan menunjukan jiwa hanya kepada –Nya”.

b. Menurut Ulama Tasawuf, ibadah merupakan ”Pekerjaan seorang mukallaf yang berlawanan dengan keinginan nafsunya untuk membesarkan Tuhannya”.

c. Menurut Ulama Ahli Fiqih, ibadah adalah ”Segala bentuk ketaatan yang seseorang kerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat”.

d. Menurut Ulama Akhlak, ibadah dapat diartikan dengan ”Mengerjakan segala perintah-Nya dengan taat dan menyelenggarakan syari’at”.24

Berdasarkan pendapat di atas, maka pengertian ibadah adalah segala perbuatan yang disukai dan diridhoi oleh Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi, dengan tujuan untuk mengagungkan Allah dan mengharapkan keridhoan-Nya. 25

2. Macam-macam Ibadah

Dalam ensiklopedi Islam secara garis besar, ibadah dibagi menjadi dua macam, yaitu:

21

Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet.

Ke-10, h. 35

22

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1990), Cet. Ke-

8, h. 252

23

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, “Ibadah”.Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ictiar Baru

Van Hoeve, 1994), Cet. Ke-3, h. 143

24

Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),

Cet. Ke-I, h. 2-3

25

Syahminan Zaini, Problematika Ibadah Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam


(28)

a. Ibadah Khassanah, yaitu ibadah yang ketentuan dan pelaksanaannya telah ditetapkan oleh nash dan merupakan inti sari ibadah kepada Allah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.

b. Ibadah ’Ammah, yaitu semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah, seperti makan, minum, bekerja mencari nafkah, menolong orang dan perbuatan baik lainya. Atau dengan kata lain, semua bentuk amal kebaikan yang dilakukan dilandasi dengan niat semata-mata karena Allah. 26

Adapun perkataan ibadah shalat dalam pengertian bahasa Arab diartikan sebagai “al-Du’a (doa)”, yakni dari kata shalla, yushalli, yang berarti mendo’akan. 27. Sedangkan pengertian shalat menurut istilah para ulama memberikan pengertian sebagai berikut :

Sayid Shabiq berpendapat, shalat adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. 28

Hasbi ash-Siddieqy berpendapat bahwa, shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan memberi salam. 29

Rif’at Syauqi Nawawi berpendapat, shalat diartikan mengabdi kepada Allah dan mengangungkannya dengan sejumlah bacaan, perbuatan-perbuatan tertentu, di mulai dengan mengucapkan takbir : Allahu Akbar, di akhiri dengan ucapan salam : Assalamu’alaikum Warahmatullah, dengan aturan dan sistematika tertentu pula, di ajarkan

26

Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2005), Cet. Ke- I, h. 177

27

Fadh Abdurrahman bin Sulaiman al-Rummi, Konsep Shalat Menurut Al-Qur’an :

Tela’ah KritisTentang Fiqh Shalat, alih bahasa Abdul Abbas, (Jakarta : Firdaus, 1991), Cet. Ke-I, h. 3

28

Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung : Al-Ma’arif, 1977), Cet. Ke-3, h. 157

29


(29)

oleh agama Islam yang atas dasar cahaya dan petunjuknya kaum muslimin telah dapat mengerjakannya.30

Syahminan Zaini dan Hasbi berpendapat, shalat adalah ibadah pokok untuk mengingat Allah dan berdialog dengan-Nya secara khusyu’, guna membentuk jiwa manusia yang anti kejahatan atau senang kebaikan, yang dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu dengan beberapa perbuatan dan beberapa perkataan tertentu yang di mulai takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam. 31

Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa ibadah shalat merupakan bentuk pengabdian hamba kepada Allah untuk mengangungkannya dengan berharap sehingga mendatangkan rasa takut dan menumbuhkan rasa kesadaran dan keyakinan atas ke Esaan-Nya dengan khusyu’ serta berharap akan ridhanya yang terdiri dari perbutan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta berdasarkan syarat dan rukun-rukun tertentu.

Adapun macam-macam ibadah shalat, Abdurrahman al-Jaziri, menjelaskan ada beberapa macam diantaranya :

1. Shalat fardhu, yaitu shalat yang wajib dikerjakan selama sehari semalam sebanyak lima waktu yaitu, shalat subuh, zuhur, ashar, maghrib dan isya. 2. Shalat-shalat selain shalat fardhu, terbagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Shalat sunnah (disukai), maksudnya shalat yang senantiasa dikerjakan olah Rasulullah secara rutin, seperti shalat rawatib (shalat-shalat sunah tertentu sebelum dan sesudah shalat fardhu), dan shalat-shalat seperti shalat duha, tahajjud, witir dan sebagainya. b. Shalat mustahab (dianjurkan), yaitu shalat yang sampai kepada kita

riwayat-riwayat tentang keutamaannya, namun Rasulallah tidak mengerjakannya secara rutin. Misalnya, shalat-shalat mingguan pada

30

Rif’at Syauqi Nawawi, Shalat Ilmiah dan Amaliah, (Jakarta : Fika Hati Aneska, 2001),

h. 11

31

Syaminan Zaini dan Hasbi, Sudah Benarkah Shalatku ?, (Jakarta : Radar Jaya Ofset,


(30)

siang dan malam hari, juga seperti shalat ketika akan keluar dari rumah atau masuk kedalamnya dan sebagainya.

c. Shalat tathawwu (sukarela), maksudnya ialah shalat selain yang telah di sebutkan di atas, yang tidak ada riwayat dari Nabi tentangnya, namun itu semata-mata dilakukan secara sukarela oleh seorang hamba yang ingin bermunajat dengan Allah yakni, dengan mengerjakan shalat mutlak, (tidak terikat oleh waktu dan tempat), yang disebutkan adanya pahala padanya oleh syariat, dan tidak ada anjuran khusus tentang itu. 32

3. Dasar Hukum Ibadah

Di dalam al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan kepada hamba Allah untuk melaksanakan segala bentuk ibadah. Ibadah dalam Islam sebenarnya bukan bertujuan supaya Tuhan disembah dalam arti penyembahan yang terdapat dalam agama-agama primitif, melainkan sebagai perwujudan rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah atas hambanya.

Adapun ayat-ayat yang menyatakan perintah untuk melaksanakan ibadah diantaranya :

1. Firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nuur ayat 56 :

!"

#$

%&'

"("

#$

)*

+,

- !"

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat”. 33

2. Firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 97 :

32

Abdurrahman al-Jaziri, Fiqih Empat Mazhabt, alih bahasa Prof. H. Chatibul Umam

(Jakarta: Darul Ulum Press, 1994), Cet.Ke-3, h. 11

33

Depertemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT.


(31)

./ 0

12

+

3 4 567

/

80

2 19 :

; !

$< =>?!

"

@"

A/

0;

0

B

C&D E 

D

H

D#$ "

C

DI

J,

)

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik”. 34

3..Firman Allah dalam al-Qur’an surat Az-Zariat ayat 56

0"

KLM

N

O/PQLR

S >KS

"

TU4M

V W

X;

"

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. 35

Dari ayat tersebut di atas, jelaslah bahwa ibadah shalat yang di kerjakan adalah untuk memahami hakikat diciptakannya manusia oleh Allah, yaitu beribadah kepada-Nya. Allah mewajibkan ibadah kepada hambanya yang beriman bukan untuk kepentingan-Nya, akan tetapi untuk kebaikan hamba-Nya, agar mencapai derajat takwa yang dapat mensucikan dirinya dari kesalahan dan kemaksiatan, sehingga mendapat keuntungan dan keridhaan Allah dan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Dengan demikian, seluruh aspek kehidupan, yakni ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, pengembangan teknologi dan seterusnya, merupakan prinsip Islam yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka beribadah kepada Allah. 36

Zakiah Daradjat mengatakan, latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti, shalat, puasa, membaca al-Qur’an, shalat berjamaah di sekolah dan masjid, harus di biasakan sejak kecil, sehingga lama kelamaan akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut.

34

Ibidh, h. 457

35

Ibidh, h. 67.

36

Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press,


(32)

Mereka dibiasakan demikian rupa, sehingga dengan sendirinya ia akan terdorong untuk melakukannya, tanpa suruhan dari luar, tapi dorongan dari dalam. 37

Dengan demikian, agama mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak, juga mempunyai pengaruh yang kuat bagi kepribadian seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Ajaran agama mengatur kehidupan individu dan masyarakat dengan sesuatu aturan yang tegak di atas keadilan, kebijaksanaan, kebersamaan, kasih sayang yang sesuai dengan hakikat manusia. Bimbingan agama atau penanaman nilai-nilai agama pada anak sejak dini, akan sangat terasa manfaatnya bahkan anak akan merasa terlindung dari penyakit mental atau beban mental serta hal-hal lain dalam kehidupannya. 38

C. Siswa

1. Pengertian Siswa

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses bimbingan di sekolah. Siswa atau peserta bimbingan merupakan komponen terpenting dalam proses pengajaran atau bimbingan, dan menjadi unsur penentu dalam kegiatan tersebut. Tanpa adanya siswa atau peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran atau bimbingan. 39

Dengan demikian, siswa merupakan generasi penerus suatu agama atau bangsa yang membutuhkan bimbingan dan pertolongan dalam menghadapi kehidupannya.

Dalam proses bimbingan di sekolah, yang perlu diperhatikan pertama kali adalah siswa/anak didik, bagaimana keadaan atau latar belakangnya, sifat dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan

37

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-15, h. 63

38

Fuaduddin TM, Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Islam, (Jakarta : Bumi Aksara

1999), Cet. Ke-I, h. 6

39

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta :


(33)

komponen-komponen yang lain. Kemudian bahan apa yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung dalam proses bimbingan, semua itu harus disesuaikan dengan keadaa/karakteristik siswa tersebut.

2. Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktifitas dalam meraih cita-citanya.

Mengenai karakteristik siswa menurut Sardiman, ada tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya :

a. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain.

b. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial.

c. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain. 40

Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran atau bimbingan yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa.

Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar serta pengetahuan ibadah siswa antara lain :

a. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan. b. Gaya belajar.

40

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(34)

c. Usia kronologi. d. Tingkat kematangan. e. Lingkungan sosial ekonomi.

f. Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan. g. Intelegensia.

h. Keselarasan. i. Prestasi belajar.

j. Motivasi dan lain-lain. 41

Di samping keterangan di atas, guru dalam peranannya sebagai pendidik, pembimbing dan pengganti orang tua di sekolah, perlu mengetahui data-data pribadi dari anak didiknya. Data-data pribadi itu misalnya:

a. Keterangan pribadi, seperti nama, tanggal dan tempat lahir, alamat, jenis kelamin, nama orang tua/wali, kebangsaan, agama.

b. Keadaan rumah seperti: pekerjaan ibu dan bapak, jumlah adik, pendidikan orang tua, suasana rumah, status rumah (menyewa, kost/mondok, rumah sendiri/rumah orang tua).

c. Sifat-sifat pribadi

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendapatkan data tersebut, antara lain :

a. Menggunakan berbagai jenis tes. Sebagai contoh misalnya tes penyelidikan penguasaan bahan pelajaran, bakat anak, tes penyelidikan watak anak.

b. Melakukan observasi. Misalnya mengadakan pengamatan terhadap perilaku anak didik di dalam kelas.

c. Mengunjungi rumah. Misalnya kunjungan rumah dari guru ke orang tua murid/siswa.

d. Menggunakan angket. Misalnya untuk mengetahui data pribadi dan latar belakang serta bakat dan minat, dapat juga dilakukan dengan cara pengisian angket. 42

41


(35)

BAB III

GAMBARAN UMUM SDN KUNCIRAN 4 PINANG KOTA TANGERANG

A. Sejarah Berdirinya

Berdasarkan Inpres No. 6 tahun 1980, warga kampung Bojong dari RT. 01- 06 khususnya, dan warga yang ada di RW 11 Kelurahan Kunciran Indah, sebagian warga mengajukan surat permohonan minta tanah pada pengembang perumahan kepada Developer Kunciran Mas Permai, untuk membangun Sekolah Dasar Negeri, akhirnya permintaan itu di setujui oleh pihak Developer Kunciran Mas Permai dengan memberikan tanah seluas 7500 M. 1

Pada pembangunan tahap awal ada sedikit kendala yang di hadapi, kendalanya yaitu, ada beberapa warga yang merasa iri dengan pembagian tanah tersebut, meskipun demikian berkat kegigihan dan perjuangan dari ketua RT. 01-06 dan para warga khususunya RW. 11, maka kendala itu terselesaikan bahkan membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Pada tahun 1981 pembangunan SDN Kunciran 4 di lanjutkan, dan berdiri 8 lokal yaitu 6 lokal untuk kelas, 1 lokal untuk kantor, dan 1 lokal untuk musholah dan perpustakaan.

Pada tahun ajaran 1982-1983 murid pertama berjumlah 210 orang kemudian terus mengalami peningkatan. Sedangkan untuk kepemimpinan sekolah, secara berturut-turut mengalami pergantian menurut masa periodenya yaitu kepala sekolah pada periode pertama, Untung Naman menjabat dari tahun 1982-1993, kepala sekolah periode kedua, Wardanih menjabat dari tahun 1993-1998, kepala sekolah periode ketiga, Muchtar Alamsyah menjabat dari tahun 1998-2004, kepala sekolah periode keempat,

42

Ibid, h. 121

1

Wawancara Pribadi dengan Drs. Suardi , ketua komite SDN Kunciran 4, ( Pinang, 5


(36)

Tasmun Rukman menjabat dari tahun 2004-2007, dan kepala sekolah yang menjabat pada periode kelima hingga sekarang tahun 2008 ialah Durachman.

Semenjak 8 tahun berdiri, SDN Kunciran 4 muridnya berjumlah ± 700 orang. Kemudian ada ketentuan dari dinas P & K, bahwa setiap SDN yang muridnya lebih dari 500 orang, harus dipisah menjadi 2 SDN. Sehingga berdirilah SDN baru yaitu, SDN Kunciran 8, maka terjadilah pemekaran ini pada tahun 1990. Otomatis tanah dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing dibagi yang perinciannya sebagai berikut, SDN Kunciran 4 = 3000 M, SDN Kunciran 8 = 2500 M, dan bidang kesehatan (PUSKESMAS) = 2000 M, dan beserta bangunan alakadarnya. 2

B. Visi, Misi, dan Tujuan

SDN Kunciran 4 merupakan salah satu sekolah negeri yang di bangun di wilayah Kunciran, dengan lokasinya yang cukup strategis dari pemukiman masyarakat, maka dengan keberadaannya SDN Kunciran 4 memiliki beberapa visi, misi dan tujuan yaitu :

a. Visi

Menciptakan sekolah yang kondusif dalam mencerdaskan peserta didik yang berakhlakul karimah.

b. Misi

1. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

2. Membantu sumber daya manusia yang aktif, kreatif dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.

3. Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang Imtak dan Iptek.

4. Meningkatkan profesionalisme guru.

2

Wawancara Pribadi dengan Drs. Suardi , Ketua Komite SDN Kunciran 4, ( Pinang, 14


(37)

c. Tujuan

1. Siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Siswa unggul dalam prestasi.

3. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

4. Siswa mengenal dan mencintai budaya bangsa.

5. Siap dan bijak dalam menyingkapi perkembangan zaman. 3

C. Sarana dan Prasarana

SDN Kunciran 4 awalnya terdiri dari 8 lokal yaitu enam lokal untuk kelas, satu lokal untuk kantor, satu lokal untuk musholah dan perpustakaan. Kini dengan dua lantai terdiri dari beberapa ruangan yaitu :

a). Enam ruang kelas, di lengkapi meja dan kursi. b). Satu ruang guru, di lengkapi meja dan kursi

c). Satu ruang kepala sekolah, di lengkapi meja dan kursi

d).Satu ruang musholah di lengkapi dengan perlengkapan shalat pria maupun wanita.

e). Satu ruang perpustakaan f). Satu ruang komputer

g). Lima ruang kamar mandi, khusus pria dan wanita h). Satu pesawat telepon.

i). Dapur j). Gudang k). Kantin

l). Lapangan upacara m). Lapangan olah raga n). Halaman parkir o). Alat-alat olah raga p). Alat-alat pembersih lantai q). Taman sekolah. 4

3


(38)

D. Struktur Organisasi

Untuk menunjang kelancaran usaha dan kerja, maka diperlukan struktur organisasi bagi lembaga ini. Adapun struktur organisasi SDN Kunciran 4 mengandung sistem organisasi dan penganturannya ditangani oleh kepala sekolah sedangkan pertanggung jawaban berada dibawah komite sekolah. Ketua komite membawahi sejumlah pengajar dan staf-stafnya : Kepala Sekolah : Durachman, S.Pd.

Ketua dewan sekolah : Drs. H. Suardi

Guru kelas VI : Nimun, S.Pd

Guru kelas V : Nunung Nurlela, S.Pd

Guru kelas IV : Zaenal Muttaqien, S.Pd.I

Guru kelas III : Mari, BA

Hj. Linda S.Pd Guru kelas II : H. Mulyadi, S.Pd

Suryati S.Pd

Guru kelas I : Rosita, S.Pd

Meiliarti S.Pd

Guru Agama : Mimin Suyadi S.Pd.I

Guru Olah Raga : Misin, S.Pd Guru Bahasa Inggris : Fitria, S.Pd Guru Bahasa Arab : Mumun Mulyanah Guru Komputer : Yustianingsih, S.kom

Muraya Tri Guru Pencak silat : Herman

Guru Pramuka : Harun

Penjaga Sekolah : Salim 5

4

Sumber Data : Buku Laporan Individu SDN Kunciran 4

5


(39)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KERJA KOMITE / DEWAN SEKOLAH SDN KUNCIRAN 4

TAHUN 2007-2008

Ket:

1. Bidang penggalian sumber daya sekolah 2. Bidang pengelolaan sumber daya sekolah 3. Bidang pengendali kualitas pelayanan sekolah 4. Bidang kerja sama sistem informasi

5. Bidang sarana dan prasarana sekolah 6. Bidang usaha 6

6

Sumber Data : Buku Laporan Individu SDN Kunciran 4

Kepsek Durachman A.Ma.Pd

Nara Sumber Mimin S Ketua

Drs. Suardi

Bendahara. II H. Mulyadi Bendahara. I

Rosita Sek. II

Suryatri Sek. I

Yestianingsi

Bidang-bidang

4 Misin 3

Mari, BA 2

H. Mulyadi 1

Nimun

5 Zaenal

6 Herman


(40)

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SDN KUNCIRAN 4 TAHUN PELAJARAN 2007-2008

sdswf - - - -- Kepsek Durachman S.Pd Tata Usaha Muraya Tri Perpustakaan Nimun, S.Pd Komite Sekolah Drs. Suardi

G. Kelas. II H. Mulyadi G. Kelas. 1

Rosita

G. Kelas. III Mari

G. Kelas.VI Nimun, S.Pd G. Kelas. V

Nunung N. G. Kelas. IV

Zaenal M.

G. Kelas. 1 Meiliarti

G. Kelas. II Suryati

G. Agama Mimin S.

G. B. Arab Mumun Mulyanah

G. Olah Raga Misin G. Kesenian Hj. Linda G.B.Inggris Fitria G. Silat Herman G. Pramuka K. Harun G. Komputer Yustianingsih, S.Kom Penjaga Salim SISWA Masyarakat


(41)

BAB IV

UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBADAH SHALAT SISWA SDN KUNCIRAN 4 PINANG

KOTA TANGERANG

A. Deskripsi Pembimbing

Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang deskripsi pembimbing dan terbimbing yang ada di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang. Pembimbing yang ada di SDN Kunciran 4 yaitu 3 orang pembimbing :

NO NAMA PENDIDIKAN TUGAS WAKTU

1 DURACHMAN, A.Ma..Pd D. III

Kepala Sekolah

dan Pembimbing

Agama

Kamis

2 MIMIN SUYADI, A.Ma.Pd D. III

Guru agama dan Pembimbing Agama

Jum’at

3 NIMUN, S.Pd S. I

Guru BP dan

Pembimbing Agama

Sabtu

1. Durachman, Ama.Pd

Ia lahir di Tangerang, pada tanggal 7 Juli 1949. Ia merupakan seseorang pimpinan yang sangat sederhana serta berjiwa besar. Terbukti dengan karirnya yang selalu menjadi contoh serta rujukan banyak teman seperjuangannya. Bahkan kepeduliannya terhadap semua orang membuat ia termasuk orang yang paling disegani dan dihormati. Dalam tugasnya menjadi seseorang pemimpin Ia termasuk orang yang sangat arif dan bijaksana, perannya dalam menciptakan lingkungan yang rukun, damai serta kekeluargaan ia ajarkan serta ia tuangkan dalam kehidupan banyak


(42)

orang di lingkungan sekolah maupaun di tempat lain. Di samping itu, ia juga mempunyai dua fungsi utama dalam program bimbingan diantaranya: a. Dalam organisasi bimbingan

Sebagai pimpinan sekolah secara otomatis memimpin sekolah, sekaligus menyusun dan mengatur program bimbingan, yang dimasukan dalam pelaksanaan program dan penyuluhan sedemikian rupa agar program tersebut dapat terlaksana bersamaan dengan program pendidikan.

b. Dalam administrasi bimbingan

Sebagai pimpinan dan juga anggota administrasi sekolah, kepala sekolah juga menyiapkan fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

2. Mimin Suyadi, Ama.Pd

Ia lahir di Tangerang, pada tanggal 27 Juli 1951. Ia merupakan guru atau pembimbing agama yang paling disegani di sekolah maupun di rumah, sikap dan sifatnya membuat banyak orang dan siswa sangat menghormatinya. Selama bertugas menjadi guru, banyak sekali sumbangsih serta pemikiran yang Ia berikan dalam memajukan sekolah di mana ia tugas. Terutama dalam membimbing para siswa dan rekan kerja dalam menciptakan kehidupan yang berakhlakul karimah.

Disamping itu Ia juga aktif diberbagai organisasi keagamaan yang menjadikannya memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan di bidang agama.

3. Nimun, S.Pd

Ia merupakan salah seorang guru yang paling mengerti dan cermat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang di hadapi oleh seseorang. Banayknya pengetahua serta pengalaman yang ia miliki dalam merespon serta menyelesaikan suatu permasalahan membuat banyak orang selalu mengadu dan meminta bantuanya. Sehingga selain sebagai pendidik ia juga dianggap sebagai pembimbing yang cukup di segani oleh banyak


(43)

orang. Berikut ini beberapa tugas yang ia kerjakan di sekolah sebagai seseorang pembimbing yaitu :

a. Mengumpulkan data tentang murid.

b. Mengobservasi tingkah laku murid dalam situasi sehari-hari. c. Mengenal murid yang memerlukan bantuan khusus.

d. Mengadakan pertemuan/kontak dengan orang tua baik individu maupun kelompok.

e. Menyelengarakan bimbingan kelompok atau individu.

B. Deskripsi Terbimbing

Adapun para terbimbing yang ada di SDN Kunciran 4 yaitu para siswa yang berada di kelas IV, V dan VI . Mereka merupakan para siswa-siswi yang tingkat pengetahuan ibadahnya masih kurang dan mereka berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dari tingkat ekonomi, pendidikan orang tua dan lingkungan masyarakat, yang secara langsung akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibadah seseorang siswa. Adapun nama-nama siswa tersebut yaitu :

NO NAMA L /

P

TEMPAT TANGGAL

LAHIR KELAS ALAMAT

1 IRMA AGUSTIN P Tangerang, 28 Agustus

1998 VI KUNCIRAN

2 ALDI RIFKIYANDA L Jakarta, 11 September 1997 VI PAKU JAYA

3 ADINDA AYU L P Tangerang , 2 Nopember

1998 V

DUTA BINTARO

4 SAMSUL L Tanerang , 12 Mei 1997 V BOJONG

5 DEDEN S. L Tanerang, 5 Januari 1999 IV KUNCIRAN

6 NOPITRI WULANDA P Tangerang, 17 Juni 1999 IV KUNCIRAN

INDUK

1. Bentuk Bimbingan

Adapun bentuk bimbingan yang ada di SDN Kunciran 4 yaitu: 1. Pendekatan


(44)

Dalam memecahkan masalah-masalah itu perlu adanya pendekatan terhadap siswa, seseorang siswa biasanya terlihat pasif dalam memecahkan masalah dan terkadang malu untuk mengutarakannya kepada guru pembimbing atau orang lain yang dianggap mampu untuk membantunya. Oleh sebab itu perlu adanya suatu pendekatan terhadap siswa tersebut.

2. Bimbingan Kelompok

a. Home room program, yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien.

b. Karya wisata, yaitu berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau sebagai metode mengajar, sekaligus berfungsi sebagai salah satu cara dalam bimbingan kelompok.

c. Diskusi kelompok, merupakan suatu cara di mana murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama.

d. Kegiatan kelompok, yaitu cara yang baik dalam bimbingan di mana setiap individu mendapat kesempatan untuk berpartisifasi dengan sebaik-baiknya.

3. Penyuluhan Individual

Merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perorangan secara langsung dan bersifat rahasia. 1

2. Praktek Ibadah

Dalam pelaksanaan bimbingan serta praktek ibadah yang ada di SDN Kunciran 4, pihak sekolah telah mempersiapkan beberapa kegiatan yang wajib serta rutin diikuti oleh seluruh keluarga besar SDN Kunciran 4, misalnya ta’lim atau kajian keagamaan yang berisi ceramah agama, pembacaan serta hafalan al-Qur’an, pemungutan infak dan shadaqah,

1

Nimun, S.Pd, Guru BP/Pembimbing Agama, Wawancara Pribadi, (Pinang : 6 Februari


(45)

pembacaan sholawat, pembacaan do’a, yang dilakukan oleh guru dan seluruh siswa secara bergiliran dan program kebersihan setiap hari jum’at.

Di samping itu, pada peringatan-peringatan hari besar keagamaan pihak sekolah selalu merayakan atau mengisinya dengan kegiatan-kegiatan seperti perlombaan, ceramah agama memamggil penceramah dari luar, muasabah atau renungan malam, pawai obor keliling, pemotongan hewan kurban, santunan anak yatim piatu dan orang yang tidak mampu. 2

C. Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa

Pembimbing agama di SDN Kunciran 4, memang memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan pengetahuan ibadah siswa, sehingga dalam pelaksanaan bimbingan, pembimbing agama dibantu oleh guru-guru yang lainya.

Ada beberapa upaya yang dilakukan pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa di SDN Kunciran 4, yaitu:

1. Materi Bimbingan

Materi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam melaksanakan suatu kegiatan, karena pemilihan materi yang cocok sangat membantu kesenangan para korban atau peserta bimbingan, sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan landasan pemahaman agama. Adapun materi bimbingan yang diajarkan di SDN Kunciran 4 dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa menurut Mimin Suyadi adalah aqidah akhlak, al-qur’an, hadits, fiqih, muamallah, dan tafsir.

a. Aqidah akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang keyakinan, seperti yakin adanya hal-hal yang gaib. Akhlak adalah ilmu yang membicara tentang bagaimana cara atau berprilaku atau berkata yang benar sesuai dengan ajaran agama, sehingga benar-benar menciptakan akhlak mahmudah (terpuji).

2

Durachman, A.Ma.Pd, Kepala Sekolah/Pembimbing Agama, Wawancara Pribadi,


(46)

b. Al-qur’an hadits, merupakan pondasi atau tuntutan hidup umat Islam, karena barang siapa yang berpegang teguh kepada keduanya maka mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Untuk itu kita wajib mempercayai, memahami dan mengamalkan isi keduanya yang ada didalamnya.

c. Fiqih, merupakan ilmu yang membicarakan tentang masalah kehidupan manusia serta hukumannya seperti shalat, zakat, puasa, dan sebagainya.

d. Muamallah, ilmu yang membicarakan tentang hubungan manusia dengan sesamanya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

e. Tafsir, membicarakan tentang kandungan al-qur’an secara lebih mendalam lagi sehingga manusia benar-benar paham dan mau mengamalkan kandungannya. 3

2. Metode Bimbingan

Adapun metode yang digunakan pembimbing dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa adalah tanya jawab, ceramah, dzikir, bimbingan belajar al-qur’an, diskusi, latihan praktek ibadah.

1. Tanya jawab

Metode tanya jawab ini merupakan penyampaian materi oleh para pembimbing dengan cara mendukung atau memotivasi para siswa sehingga mereka mampu mencurahkan masalah yang dirasakan belum ia mengerti. Pembimbing berkewajiban untuk menjawab apa yang disampaikan siswa

2. Ceramah

Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan oleh rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya, dalam metode ini ciri khas para karakteristik berbicara seseorang penyampai sangat berpengaruh pada satu aktifitas dakwah. Sehingga setelah siswa

3

Mimin Suyadi, A.Ma.Pd, Pembimbing Agama, Wawancara Pribadi, (Pinang : 15


(47)

mengetahui tentang ajran islam mereka mampu nerlaksanakan dengan kesadaran sendiri

3. Dzikir

Metode dzikir merupakan salah satu metode yang digunakan para pembimbing untuk menmberikan bimbingan rohani kepada para siswa, sehingga dengan adnya metode dzikir ini mereka mampu memiliki arti kessdaran diri dan merasa berhungan dengan tuhan.

4. Metode bimbingan belajar al-qur’an

Metode bimbingan belajar al-qur’an merupakan tuntunan hidup kaum muslimin, yang didalamnya terkandung semua jawaban atas semua permasalahan yan dihadapi oleh manusia. Al-qur’an juga mampu memberikan ketengan pada hati dan pikiran manusia. Sehingga dengan fadilah al-qur’an dapat membantu dalam memahami atau meningkatkan iabadah siswa. Metode ini juga diselingi dengan menghafal, doa-doa pendek, bacaan shalat, hadits yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Diskusi

Diskusi merupakan salah satu metode yang diminati oleh siswa karena melalui diskusi ini siswa bisa salaing berdebat untuk mencari jawaban kebenaran, sehingga siswa bisa semkin aktif dalam mengeluarkan permasalahan dan mencari solusi untuk mencari kebenaran. 4

Selain upaya yang disebutkan diatas, ada beberapa upaya yang di gunakan dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa yaitu :

a. Pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum

b.Mengadakan kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan setiap minggu c. Memperingati hari-hari besar Islam

d. Melakukan studi banding di luar sekolah maupaun dengan sekolah lain

4

Mimin Suyadi, A.Ma.Pd, Pembimbing Agama, Wawancara Pribadi, (Pinang : 18


(48)

e. Penanaman akhlakul karimah dengan memberikan contoh serta motivasi kepada siswa

f. Penanaman disiplin dengan cara mematuhi peraturan yang ada g. Melakukan kegiatan sosial

h. Mengadakan pesantren kilat setiap bulan Ramadhan i. Melaksanakan shalat berjama’ah

j. Memperingati setiap hari-hari besar Islam k. Melakukan shalat duha bersama-sama

l. Mengadakan lomba hafalan al-Qur’an dan hadis

m. Menempelkan poster-poster yang berisi bacaan-bacaan shalat dan bacaan-bacaan yang lainnya.

n. Mengadakan lomba cerdas cermat antar kelas. 5

D. Analisis Hasil Upaya Pembimbing Agama Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Siswa SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang

Dalam skripsi ini, hasil upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang adalah dengan memberikan materi yang sesuai dengan tujuan yang ingin di harapkan yaitu dalam meningkatkan pengetahuan ibadah seperti akidah akhlak, al-Qur’an dan hadis, fiqih, muamalah, dan tafsir.

Adapun metode yang digunakan para pembimbing dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab, metode ceramah, dzikir, bimbingan belajar al-Qur’an, diskusi, dan peraktek secara langsung.

Kemudian untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembimbing dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa SDN Kunciran 4 yaitu dengan memberikan evaluasi yang berbentuk lisan dan tertulis, yang diiringi dengan peraktek langsung. Cara tersebut dilakukan agar ketiga ranah yaitu kognitif, apektif dan psikomotor dapat tercapai dengan baik.

5

Mimin Suyadi, A.Ma.Pd, Pembimbing Agama, Wawancara Pribadi, (Pinang : 20


(49)

Dengan menjadikan ibadah itu sebuah perbuatan yang mengasikan dan menyenangkan, sehingga peserta bimbingan akan merasa mudah dalam memahami dan memperaktekkannya. Pelaksanaan ibadah yang dilaksanakan sejak dini secara langsung dari hal yang kecil dan menyenangkan akan memberikan motivasi serta pengaruh yang baik bagi dirinya kelak.

Dalam pelaksanaan bimbingan tersebut, para pembimbing di tuntut untuk memberikan perhatian yang dalam kepada peserta bimbingannya, kondisi para siswa yang sedang berada dalam tahap perkembangan dan pencarian jati dirinya, serta segala masukan serta pengaruh yang ada dalam lingkungan sekitarnya akan mudah masuk dan mempengaruhi perkembangannya. Sehingga untuk dapat mngatasinya para pembimbing harus berusaha keras dengan memberikan materi pelajaran yang sesuai dan dapat dipahami sehingga dapat langsung di peraktekan dalam kehidupannya.


(50)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan pembahasan tentang UPAYA PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBADAH SHALAT SISWA, dan berdasarkan data-data hasil penelitian lapangan dan kepustakaan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Upaya pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa yaitu dengan memberikan materi pengetahuan ibadah seperti akidah akhlak, al-Qur’an dan hadis, fiqih, muamalah, dan tafsir.

2. Pemberian bimbingan yang diberikan oleh para pembimbing di SDN Kunciran 4 yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab, metode ceramah, dzikir, bimbingan belajar al-Qur’an, diskusi, dan peraktek secara langsung.

3. Dalam pelaksanaan bimbingan pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua, dan masyarakat sekitarnya, kemudian dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada siswa, tidak lepas dari peranan pembimbing agama dan pembimbing lainya serta didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.

B. Saran

Dengan pentingnya peranan pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah siswa, maka penulis menyarankan kepada para pembimbing, guru atau orang tua alangkah baiknya untuk:

1. Tidak mengabaikan masalah bimbingan agama di dalam lingkungan keluarga maupun sekolah dan berupaya keras untuk selalu memberikan pemahaman, pengertian, dan perhatian kepada anak atau siswa di setiap kesempatan dan waktu.


(51)

2. Para pembimbing untuk selalu meningkatkan mutu serta kinerjanya dan menambah atau meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang berhubungan dengan upaya peningkatan pengetahuan ibadah siswa di sekolah.

3. Pembimbing hendaknya terus meningkatkan materi dan metode yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan sehingga antara teori dan praktekya berjalan sesuai yang di inginkan oleh agama Islam, sehingga anak dapat denangan mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya baik dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Fadh bin Sulaiman al-Rummi, Konsep Shalat Menurut Al-Qur’an : Tela’ah Kritis Tentang Fiqh Shalat, alih bahasa Abdul Abbas, (Jakarta : Firdaus, 1991), Cet. Ke-1,

Ash-Siddieqy,Hasbi, Pedoman Shalat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), Cet. Ke-2 Ahmadi Abu, Supriyono Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

1991).

A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. Ke-1 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) Cet. Ke-4 , Pedoman dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Trayon, 1991) Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta:

PT. Dana Bakti Wakaf, 1990)

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005)

Daradjat, Zakiah, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1985), Cet. Ke-5 , Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-15 Fuaduddin, Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Islam, 1999, Cet. Ke-1

Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-9.

Maman, Ujang, Filsafat Sains, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. Ke-1 Nata, Abuddin, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2005), Cet. Ke-1

Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. I Penyusun, Tim Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-9

Poerwardarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1984 ), Cet. Ke-7


(53)

Shaleh, Rachman, Abdul, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta Gemawindu Pancaperkasa, 2000), Cet. Ke-1

Ritonga, Rahman dan Zinuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet. Ke-1

Redaksi Dewan Islam Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam II, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), Cet. Ke-1

______, ”Ibadah” Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1993), Cet. Ke-3

Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), Cet. Ke-7

Sabiq, Syaid, Fiqh Sunnah, (Bandung : Al-Ma’arif, 1977), Cet. Ke-3,

Syauqi, Rif’at Nawawi, Shalat Ilmiah dan Amaliah, (Jakarta : Fika Hati Aneska, 2001)

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),

Umar, dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setiap, 2001), Cet. Ke-2

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,(Yogyakarta : Andi Opset, 1995), Cet. Ke-4,

Yusuf, Syamsul, Psikologi Belajar Agama: Perspektif Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), Cet. Ke-1

Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1990), Cet. Ke-8

Zaini, Syahminan, Problematika Ibadah Dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: Kalam Mulia, 1989), Cet. Ke-1

_____ dan Hasbi, Sudah Benarkah Shalatku ?, (Jakarta : Radar JayaOfset, 1995), Cet. Ke-4


(1)

8. Berapa jam pelajaran Bimbingan agama dalam seminggu ?

Jawab : antara 2 – 4 Jam tiap minggu atau 3 kali pertemuan tiap minggu 9. Bagaimana sikap Bapak ketika ada siswa yang bercanda ketika Bapak sedang

menjelaskan materi bimbingan ? Jawab : menegur dan menasehatinya

10.Apakah tingkat ibadah siswa yang ada di SDN 4 Kunciran ini, sudah memuaskan atau mencapai target yang di harapkan ?

Jawab : Belum semuanya, tetapi kita masih mengupayakannya terus dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

Pinang, 14 Janauari 2008 Guru/Pembimbing Agama

Mimin Suyadi


(2)

HASIL WAWANCARA DENGAN TERBIMBING

1. Tutut Setianingrum

Ia merupakan salah satu siswi kelas VI yang lahir pada tanggal 3 Desember 1997, dan memiliki prestasi cukup baik di kelasnya. Ia merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara. Dan tinggal dengan kedua orang tuanya dalam keadaan sederhana, dengan pekerjaan ayahnya sebagai wiraswasta.

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswi tersebut adalah sebagai berikut :

Pertanyaan : Apakah kamu tahu tentang ibadah ?

Jawaban : Ibadah merupakan perbuatan baik yang kita lakukan dengan tulus ikhlas dalam mencari ridha Allah.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu beribadah ?

Jawaban : Dengan cara menjalankan perintah agama seperti shalat, puasa, berbakti pada orang tua dan guru, menolong teman, dan menjauhi larangannya seperti berbohong, tidak shalat, mencuri, mencontek melawan orang tua dan lainnya.

Pertanyaan : Ibadah apa yang sering kamu lakukan ? Jawaban : Shalat, mengaji, membantu orang tua, belajar. Pertanyaan : Apakah kamu tahu tentang shalat ?

Jawaban : Shalat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin yang di awali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Pertanyaan : Shalat apa saja yang sering kamu lakukan ?

Jawaban : Shalat Subuh, Zuhur, Ashar,Maghrib, Isya dan shalat sunah. Pertanyaan : Apakah kamu hafal niat shalat lima waktu ?

Jawaban : Ya

Pertanyaan : Berapa jumlah rakaat shalat fardhu ? Jawaban : 17 rakaat

Pertanyaan : Bagaimana niat shalat maghrib ?

Jawaban : Ushalli fardhal magribi salasa raka’atin mustakbilal kiblati fardhu Lilahi Ta’ala


(3)

Pertanyaan : Bagaimana bacaan ketika ruku ? Jawaban : Subhanna rabial azimi wabihamdihi

Pertanyaan : Apakah kamu hafal bacaan ketika sujud ? coba perktikan ! Jawaban : Ya, Subhana rabial’ala wabihamdihi.

Pertanyaan : Apakah gurumu mengajarkan tentang ibadah shalat ? Jawaban : Ya

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu shalat ?

Jawaban : Berwudhu dahulu kemudian shalat dengan cara berniat, membaca takbiratul ihram, membaca surat al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, membaca tasyahud, membaca shalawat, salam dan tertib.

Pertanyaan : Apakah dalam melaksanakan shalat kamu merasa berat atau sulit Jawaban : Tidak, karena saya senang memperaktekannya.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu memahami ibadah shalat ? Jawaban : Dengan mempelajari apa yang telah diajarkan dan mempraktekkannya di sekolah maupun di rumah Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu setelah melaksanakan shalat Jawaban : Saya merasa tenang dan senang.

2. Adinda Ayu Larasati

Ia merupakan salah satu siswi yang berada di kelas V, dan lahir pada tanggal 2 Nopember 1998. Ia merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Dan tinggal dengan kedua orang tuanya dalam keadaan sederhana, dengan pekerjaan ayahnya sebagai buruh.

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswi tersebut adalah sebagai berikut :

Pertanyaan : Apakah kamu tahu tentang ibadah ?

Jawaban : Ibadah merupakan perbuatan baik yang kita lakukan dengan tulus ikhlas yang telah diajarkan oleh agama.


(4)

Jawaban : Dengan cara menjalankan perintah agama seperti shalat, puasa, bersadakah, berbakti pada orang tua dan guru, menolong teman, dan meninggalkan larangan agama.

Pertanyaan : Ibadah apa yang sering kamu lakukan ? Jawaban : Shalat, mengaji, membantu orang tua, belajar. Pertanyaan : Apakah kamu tahu tentang shalat ?

Jawaban : Shalat adalah perbuatan yang bila di kerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan mendapat dosa dan dilakukan sebanyak lima waktu yang di awali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Pertanyaan : Shalat apa saja yang sering kamu lakukan ?

Jawaban : Shalat Subuh, Zuhur, Ashar,Maghrib, Isya dan shalat sunah. Pertanyaan : Apakah gurumu mengajarkan tentang ibadah shalat ? Jawaban : Ya

Pertanyaan : Apakah kamu hafal niat shalat lima waktu ? Jawaban : Ya

Pertanyaan : Berapa jumlah rakaat shalat fardhu ? Jawaban : 17 rakaat

Pertanyaan : Bagaimana niat shalat maghrib ?

Jawaban : Ushalli fardhal magribi salasa raka’atin mustakbilal kiblati fardhu Lilahi Ta’ala

Pertanyaan : Bagaimana bacaan ketika ruku ? Jawaban : Subhanna rabial azimi wabihamdihi

Pertanyaan : Apakah kamu hafal bacaan ketika sujud ? coba perktikan ! Jawaban : Ya, Subhana rabial’ala wabihamdihi

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu shalat ?

Jawaban : Berwudhu dahulu kemudian shalat dengan cara berniat, membaca takbiratul ihram, membaca surat al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, membaca tasyahud, membaca shalawat, salam dan tertib.

Pertanyaan : Apakah dalam melaksanakan shalat kamu merasa berat atau sulit Jawaban : Tidak, karena shalat menyenangkan.


(5)

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu memahami ibadah shalat ?

Jawaban :Dengan mempelajari apa yang telah diajarkan dan mempraktekkannya di sekolah maupun di rumah.

Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu setelah melaksanakan shalat Jawaban : Saya merasa tenang dan senang.

3. Deden Syaifullah

Ia merupakan salah satu siswa yang berada di kelas IV, yang memiliki prestasi cukup baik di kelasnya. Ia lahir pada tanggal 5 Januari 1999 dan merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Dan tinggal dengan kedua orang tuanya dalam keadaan sederhana, dengan pekerjaan ayahnya sebagai karyawan swasta.

Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa tersebut adalah sebagai berikut :

Pertanyaan : Apakah kamu tahu tentang ibadah ?

Jawaban : Ibadah adalah melakukan perbuatan yang baik yang telah diajarkan oleh agama.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu beribadah ?

Jawaban : Dengan cara menjalankan perintah agama seperti shalat, puasa, berbakti pada orang tua dan guru, menolong teman, dan menjauhi larangannya.

Pertanyaan : Ibadah apa yang sering kamu lakukan ?

Jawaban : Shalat, mengaji, membantu orang tua, belajar, menjaga adik. Pertanyaan : Apakah kamu tahu tentang shalat ?

Jawaban : Shalat adalah shalat lima waktu yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin yang di awali dengan takbir dan diakhiri dengan

salam.

Pertanyaan : Shalat apa saja yang sering kamu lakukan ? Jawaban : Shalat Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya.

Pertanyaan : Apakah gurumu mengajarkan tentang ibadah shalat ? Jawaban : Ya


(6)

Pertanyaan : Apakah kamu hafal niat shalat lima waktu ? Jawaban : Ya

Pertanyaan : Berapa jumlah rakaat shalat fardhu ? Jawaban : 17 rakaat

Pertanyaan : Bagaimana niat shalat maghrib ?

Jawaban : Ushalli fardhal magribi salasa raka’atin mustakbilal kiblati fardhu Lilahi Ta’ala

Pertanyaan: Bagaimana bacaan ketika ruku ? Jawaban : Subhanna rabial azimi wabihamdihi

Pertanyaan : Apakah kamu hafal bacaan ketika sujud ? coba perktikan ! Jawaban : Ya, Subhana rabial’ala wabihamdihi

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu shalat ?

Jawaban : Berwudhu dahulu kemudian shalat menghadap kiblat kemudian berniat, membaca takbiratul ihram, membaca surat al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, duduk antara dua sujud, membaca tasyahud, membaca shalawat, salam dan tertib.

Pertanyaan : Apakah dalam melaksanakan shalat kamu merasa berat atau sulit Jawaban : Tidak, karena saya senang mengerjakannya.

Pertanyaan : Bagaimana cara kamu memahami ibadah shalat ?

Jawaban :Dengan mempelajari yang telah disampaikan oleh guru dan mempraktekkannya di sekolah maupun di rumah

Pertanyaan : Bagaimana perasaan kamu setelah melaksanakan shalat Jawaban : Saya merasa tenang dan senang.