EVALUASI NON LOGAM NAD

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM
KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN SIMELUE
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Zulfikar, Adrian Zainith, Djadja Turdjaja, Irwan Muksin
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Dari hasil kegiatan inventarisasi dan evaluasi ini telah dapat diidentifikasikan keterdapatan 9
(sembilan) jenis bahan galian yang termasuk kelompok mineral non logam. Bahan galian tersebut yakni
pasir kuarsa, lempung, sirtu, andesit, felspar, batugamping, batusabak, bentonit dan gabro.
Pasir kuarsa dengan jumlah sumber daya sebesar 4 juta ton tersebar di delapan lokasi di
Kabupaten Aceh Singkil dan di Kabupaten Simeulue. Lempung dengan jumlah sumber daya sebesar 7,65
juta ton tersebar pada sepuluh lokasi di Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeulue, beberapa di
antaranya mempunyai kuat lentur yang tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan keramik
bodi putih. Sirtu baik berupa sirtu sungai, sirtu gunung maupun sirtu pantai tersebar di 19 lokasi di
kedua wilayah kabupaten dengan jumlah sumber daya sebesar 31 juta ton. Andesit dengan sumber daya
sebesar 26 juta ton tersebar di dua lokasi di Kabupaten Aceh Singkil. Felspar dengan sumber daya
sebesar 10,5 juta ton tersebar di tiga lokasi di Kabupaten Aceh Singkil. Batugamping dengan sumber
daya 114 juta ton tersebar di delapan lokasi di Kabupaten Simeulue. Batusabak dengan sumber daya

sebesar 250 ribu ton tersebar pada satu lokasi di Kabupaten Simeulue. Gabro dengan sumber daya
hipotetik 25 juta ton tersebar di dua lokasi di Kabupaten Simeulue. Bentonit dengan sumber daya sebesar
1,25 juta ton tersebar di satu lokasi di Kabupaten Simeulue.
Di antara bahan galian non logam tersebut, beberapa jenis bahan galian yakni pasir kuarsa, sirtu,
batugamping, lempung dan felspar yang terdapat di beberapa lokasi dapat dikembangkan lebih lanjut.

148.644 jiwa terbagi atas 15 wilayah kecamatan
dan 189 wilayah desa / kelurahan.

PENDAHULUAN
Pusat Sumber Daya Geologi sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya pada Tahun Anggaran 2006
ini telah melakukan kegiatan inventarisasi dan
evaluasi bahan galian non logam di berbagai
lokasi di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya
adalah daerah Kabupaten Aceh Singkil dan
Kabupaten Simeulue. Kedua kabupaten ini terletak
di bagian barat daya Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.


Sedangkan.Kabupaten Simeulue mempunyai luas
daratan sekitar 181.300 hektar dan jumlah
penduduk sebanyak 70.746 jiwa, terbagi atas 8
wilayah kecamatan dan 135 wilayah desa /
kelurahan.
GEOLOGI UMUM
Wilayah kabupaten Aceh Singkil termasuk ke
dalam liputan Peta Geologi Bersistem Indonesia
dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Skala 1 : 250.000 Lembar Sidikalang dan
Sebagian Sinabang (Aldiss, DT. dkk, 1993).
Sedangkan wilayah Kabupaten Simeulue termasuk
ke dalam liputan Peta Geologi Lembar Sinabang
(Endharto, M. dkk., 1994).

Kegiatan inventarisasi dan evaluasi bahan galian
yang dilakukan di daerah ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan data dasar potensi bahan galian,
baik lokasi keterdapatan, sumber daya (cadangan)
maupun kualitasnya. Kegiatan ini ditujukan untuk

mengetahui prospek pemanfaatan dan pengembangan bahan galian yang terdapat di daerah
tersebut.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sidikalang,
batuan tertua yang terdapat di daerah ini adalah
batupasir metakuarsa, metawake, batusabak dan

Kabupaten Singkil dengan luas daratan sekitar
327.000 hektar dan jumlah penduduk sebanyak
1

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

pekerjaan pengumpulan data sekunder serta
pengumpulan data primer. Pengumpulan data
sekunder berupa hasil pekerjaan pihak lain yang
diperoleh dari instansi di lingkungan pemerintah
daerah, baik berupa data potensi bahan galian
mineral non logam ataupun berupa data data

penunjang seperti data sarana dan prasarana,
keadaan sosial serta budaya masyarakat setempat.

filit dari Formasi Kluet (Puk) yang berumur
Karbon Akhir – Permian Awal. Di atas formasi
batuan ini diendapkan berturut-turut batuan
sedimen dari Formasi Sibolga (Tlsb) berumur
Oligosen Akhir yang terdiri dari batupasir,
batulanau, batulumpur dan konglomerat serta
Formasi Barus (Tmba) berumur Miosen Awal
hingga Miosen Tengah yang terdiri dari batupasir,
batulumpur gampingan, sedikit gamping, dan
konglomerat alas. Di atasnya diendapkan Formasi
Gunungapi Trumon (Tmvt) berumur Miosen Awal
hingga Miosen Tengah yang terdiri dari batuan
gunungapi andesit dan batupasir. Selanjutnya
diendapkan batuan sedimen dan gunung api
berumur kuarter dari Formasi Tutut (QTt) yang
terdiri dari konglomerat, batupasir, batulanau dan
batulumpur, serta Tufa Toba (Qvt) yang terdiri

dari tufa riodasit. Terakhir diendapkan endapan
Aluvium (Qh) berumur Holosen yang terdiri dari
kerikil, pasir, lumpur, dan koral.

Sedangkan pengumpulan data primer yaitu berupa
pekerjaan pengamatan langsung terhadap endapan
bahan galian yang ditemukan serta dilanjutkan
dengan pengambilan conto batuan yang mewakili
endapan bahan galian tersebut untuk keperluan
analisis laboratorium.
Kegiatan laboratorium meliputi analisis terhadap
beberapa conto batuan yang telah diambil, yang
dilakukan di laboratorium baik di dalam maupun
di luar lingkungan Pusat Sumber Daya Geologi.
Jenis-jenis analisis laboratorium yang dilakukan
serta jumlah contoh yang dianalisis adalah sebagai
berikut :
- Analisis kimia unsur major untuk mengetahui
kandungan oksida unsur-unsur yang umum
terdapat dalam batuan.

- Analisis Petrografi untuk memeriksa sifat optik
sayatan batuan di bawah mikroskop dan
menentukan jenis-jenis mineral atau batuannya.
- Analisis mineralogi butir untuk mengetahui
distribusi ukuran serta komposisi mineral dari
conto batuan berupa pasir lepas.
- Analisis poles untuk mengetahui kenampakan
permukaan batuan setelah dipoles.
- Analisis XRD untuk mengetahui jenis-jenis
mineral yang terdapat dalam conto batuan.
- Analisis Bakar untuk mengetahui sifat bakar
bahan baku keramik.
- Analisis Kuat Tekan untuk mengetahui kuat
tekan batuan.

Sedangkan berdasarkan Peta Geologi Lembar
Sinabang, batuan tertua yang tersingkap di daerah
Kabupaten Simeulue adalah batuan-batuan yang
termasuk dalam Bancuh Kuala Makmur (Tom)
berumur Oligo – Miosen yang terdiri dari

bongkahan aneka bahan yang terdiri dari basal,
gabro, sedimen malih, filit, batusabak dan rijang.
Selanjutnya di bagian atas batuan ini diendapkan
batuan-batuan sedimen dari Anggota Lasikin
Formasi Sigulai (Tmls) berumur Miosen Awal
yang terdiri dari kepingan batuan lewat basa,
gabro, basal, kuarsa susu dan rijang, Formasi
Sibigo (Tmsb) berumur Miosen Tengah terdiri
dari batugamping koral, kalkarenit dan kalsirudit,
berlapis sedang – tebal dengan sisipan batupasir,
Formasi Sigulai (Tms) berumur Miosen Awal –
Miosen Akhir yang terdiri dari napal dan batupasir
kuarsa, Formasi Layabaung (Tml) berumur
Miosen Akhir – Pliosen Awal yang terdiri dari
batupasir tufan, tuf dan batulempung tufan, serta
Formasi Dihit (Tmpd) berumur Miosen Akhir Pliosen. Selanjutnya adalah endapan-endapan
batuan berumur Kuarter dari Batugamping
Terumbu (Qps), Endapan Danau (Ql), Endapan
Rawa (Qs), dan Endapan Aluvium (Qa).


HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Penyelidikan.
Secara morfologi, di daerah ini dapat dibedakan
tiga satuan morfologi, yaitu satuan morfologi
Pedataran Aluvium Sungai dan Pantai, Perbukitan
Rendah, dan Perbukitan Bergelom-bang. Sungaisungai yang mengalir di daerah Kabupaten Aceh
Singkil pada umumnya mem-punyai pola aliran
semi dendritik yang secara umum mempunyai

KEGIATAN PENYELIDIKAN
Kegiatan penyelidikan ini dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kegiatan lapangan dan
kegiatan laboratorium. Kegiatan lapangan meliputi
2

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

arah aliran dari utara ke arah selatan. Sedangkan
di daerah Kabupaten Simeulue sungai mempunyai

pola dendritik yang mengalir ke segala arah dari
arah tengah pulau.

a. Pasir Kuarsa.
Di Kabupaten Aceh Singkil pasir kuarsa
terdapat di daerah-daerah :
- Desa Kampung Baru, Kecamatan Singkil
Utara, sumber daya hipotetik 375.000 ton.
- Desa Lae Balno, Kecamatan Danau Paris,
sumber daya hipotetik 750.000 ton.
- Desa Singkohor, Kecamatan Singkohor,
sumber daya hipotetik 625.000 ton.
- Desa Bulu Sema, Kecamatan Suro Makmur,
sumber daya hipotetik 500.000 ton.
- Desa Pulo Sarok, Kecamatan Singkil,
sumber daya hipotetik 125.000 ton.
- Desa Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak,
sumber daya hipotetik 125.000 ton.
Sedangkan di Kabupaten Simeulue pasir kuarsa
terdapat di daerah-daerah :

- Desa Lantik, Kecamatan Teupah Barat,
sumber daya hipotetik 1.000.000 ton.
- Desa Dihit, Kecamatan Simeulue Tengah,
sumber daya hipotetik 500.000 ton.

Beberapa satuan batuan yang dapat diamati di
Kabupaten Aceh Singkil yakni sebagai berikut :
a. Satuan Endapan Alluvial Sungai dan Pantai,
terdiri dari lempung, pasir, dan kerikil.
b. Satuan Batuan Tufa, berupa tufa riodasit,
termasuk ke dalam Tufa Toba yang berumur
Plistosen.
c. Satuan Batuan Konglomerat, berupa batuan
konglomerat dengan komponen batupasir dan
kuarsit yang tertanam di dalam masa dasar
berupa pasir kuarsa dan lempung, termasuk ke
dalam Formasi Tutut yang berumur PlioPleistosen..
d. Satuan Batuan Andesit, termasuk ke dalam
Formasi Gunungapi Trumon yang berumur
Miosen Tengah hingga Miosen Akhir..

e. Satuan Batupasir, disusun oleh batupasir yang
berselingan
dengan
batulanau
dan
batulempung, termasuk ke dalam Formasi
Sibolga berumur Oligosen Akhir.
Sedangkan di Kabupaten Simeulue beberapa
satuan batuan yang dapat diamati antara lain :
a. Satuan Endapan Aluvium, terdiri dari lempung,
lumpur, pasir dan kerakal.
b. Satuan Batupasir, termasuk ke dalam Formasi
Dihit yang berumur Miosen Akhir hingga
Pliosen.
c. Satuan Batulanau, termasuk ke dalam Formasi
Dihit yang berumur Miosen Akhir hingga
Pliosen.
d. Satuan Batulempung Tufan, termasuk ke dalam
Formasi Layabaung yang berumur Miosen
Akhir hingga Pliosen Awal..
e. Satuan Batugamping, termasuk ke dalam
Formasi Sibigo yang berumur Miosen Tengah.
f. Satuan Batuan Gabro, termasuk ke dalam
Bancuh Kuala Makmur yang berumur Oligomiosen.

b. Sirtu.
Di Kabupaten Aceh Singkil, sirtu terdapat di
daerah-daerah :
- Desa Kampung Baru, Kecamatan Singkil,
sumber daya hipotetik 500.000 ton.
- Desa Sikoran, Kecamatan Danau Paris, sumber
daya hipotetik 15.000.000 ton.
- Desa Biskang, Kecamatan Danau Paris, sumber
daya hipotetik 12.500.000 ton.
- Desa Sianjo-anjo, Kecamatan Simpang Kanan,
sumber daya hipotetik 625.000 ton.
- Desa Lae Sipola, Kecamatan Singkohor,
sumber daya hipotetik 15.000.000 ton.
- Desa Lae Raso, Kecamatan Sultan Daulat,
sumber daya hipotetik 2.500.000 ton.
Sedangkan di Kabupaten Simeulue, sirtu terdapat
di daerah-daerah :
- Desa Kuala Makmur, Kecamatan Simeulue
Timur, sumber daya hipotetik 1.150.000 ton.
- Desa Luan Balu, Kecamatan Teluk Dalam,
sumber daya hipotetik 625.000 ton.
- Desa Lasingalu, Kecamatan Teupah Barat,
sumber daya hipotetik 2.500.000 ton.
- Desa Simpang Abail, Kecamatan Simeulue
Timur, sumber daya hipotetik 2.500.000 ton.
- Desa Suak Bulu, Kecamatan Simeulue Timur,
sumber daya hipotetik 1.400.000 ton.
- Desa Enao, Kecamatan Teupah Selatan, sumber
daya hipotetik 150.000 ton.

Potensi Endapan Bahan Galian.
Dari hasil kegiatan inventarisasi dan evaluasi ini
telah diidentifikasikan sebanyak sembilan jenis
bahan galian yang termasuk kelompok mineral
non logam. Bahan galian tersebut yakni pasir
kuarsa, sirtu, lempung, andesit, felspar,
batugamping, batusabak, bentonit dan gabro.
3

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

- Tangga Besi, Desa Ujung Tinggi, Kecamatan
Simeulue Timur, sumber daya hipotetik
50.000.000 ton.
- Desa Luan Balu, Kecamatan Teluk Dalam,
sumber daya hipotetik 12.500.000 ton.
- Desa Layabaung, Kecamatan Simeulue Barat,
sumber daya hipotetik 12.500.000 ton.
- Desa Sigulai, Kecamatan Simeulue Barat,
sumber daya hipotetik 2.500.000 ton.
- Desa Kebun Baru, Kecamatan Teupah Selatan,
sumber daya hipotetik 25.000.000 ton.
- Desa Busung, Kecamatan Simeulue Timur,
sumber daya hipotetik 6.250.000 ton.

- Desa Lataling, Kecamatan Teupah Selatan,
sumber daya hipotetik 500.000 ton.
- Desa Labuan Bakti, Kecamatan Teupah
Selatan, sumber daya hipotetik 125.000 ton.
c). Lempung.
Di Kabupaten Aceh Singkil, sirtu terdapat di
daerah-daerah :
- Desa Solok, Kecamatan Gunung Meriah,
sumber daya hipotetik 1.500.000 ton.
- Desa Sumber Mukti, Kecamatan Kota Baharu,
sumber daya hipotetik 2.000.000 ton.
- Desa Mukti Jaya, Kecamatan Singkohor,
sumber daya hipotetik 375.000 ton.
- Desa Singkohor, Kecamatan Singkohor, sumber
daya hipotetik 50.000 ton.
- Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat,
sumber daya hipotetik 350.000 ton.
- Desa Namabuaya, Kecamatan Sultan Daulat,
sumber daya hipotetik 1.250.000 ton.
- Desa Danau Bungara, Kecamatan Kota Baharu,
sumber daya hipotetik 625.000 ton.
Sedangkan di Kabupaten Simeulue, lempung
terdapat di daerah-daerah :
- Desa Amaiting Jaya, Kecamatan Simeulue
Timur, sumber daya hipotetik 500.000 ton.
- Desa Lugu, Kecamatan Simeulue Timur,
sumber daya hipotetik 500.000 ton.
- Desa Dihit, Kecamatan Simeulue Tengah,
sumber daya hipotetik 500.000 ton.

g). Batusabak, hanya terdapat di Kabupaten
Simeulue, yaitu di daerah :
- Desa Bulu Hadek, Kecamatan Teluk Dalam,
sumber daya hipotetik 250.000 ton.
h). Bentonit, hanya terdapat di Kabupaten
Simeulue yaitu daerah :
- Desa Layabaung, Kecamatan Simeulue Barat,
sumber daya hipotetik 1.250.000 ton.
i). Gabro, hanya terdapat di Kabupaten Simeulue
yaitu daerah :
- Desa Kuala Makmur, Kecamatan Simeulue
Timur, sumber daya hipotetik 25.000.000 ton.
Prospek Pengembangan Bahan Galian.
Dari sembilan jenis bahan galian mineral non
logam tersebut di atas, beberapa bahan galian
seperti pasir kuarsa, sirtu, batugamping, lempung
dan felspar yang terdapat di lokasi-lokasi tertentu
dinilai mempunyai prospek yang cukup besar
untuk
dapat
segera
dimanfaatkan
dan
dikembangkan di daerah ini. Pemilihan jenis dan
lokasi bahan galian tersebut didasarkan kepada
beberapa kriteria, yaitu antara lain luas
sebaran/besaran jumlah sumber daya, kesampaian
lokasi dan kebutuhan/permintaan akan bahan
galian tersebut baik lokal maupun regional serta
kualitas atau mutu bahan galian yang diketahui
dari hasil analisis laboratorium terhadap beberapa
conto batuan. Bahan galian yang dimaksud adalah
sebagai berikut :

d). Andesit, hanya terdapat di Kabupaten Aceh
Singkil, yaitu daerah-daerah :
- Desa Lae Raso, Kecamatan Sultan Daulat,
sumber daya hipotetik 6.250.000 ton.
- Desa Sukamaju, Kecamatan Sultan Daulat,
sumber daya hipotetik 20.000.000 ton.
e). Felspar, hanya terdapat di Kabupaten Aceh
Singkil, yaitu daerah-daerah :
- Desa Lae Motong, Kecamatan Penanggalan,
sumber daya hipotetik 2.500.000 ton.
- Desa Lae Petal, Kecamatan Suro Makmur,
sumber daya hipotetik 6.250.000 ton.
- Desa Penuntungan, Kecamatan Penanggalan,
sumber daya hipotetik 1.850.000 ton.

-

f). Batugamping, hanya terdapat di Kabupaten
Simeulue, yaitu daerah-daerah :
Desa Sibau, Kecamatan Simeulue Timur,
sumber daya hipotetik 1.500.000 ton.
Desa Ujung Tinggi, Kecamatan Simeulue
Timur, sumber daya hipotetik 3.750.000 ton.

a. Pasir kuarsa.
Dari potensi pasir kuarsa yang terdapat di
Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten
Simeuluet, yang mempunyai prospek untuk dapat
segera dimanfaatkan dan dikembangkan adalah
4

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

yang terdapat di lokasi desa Lae Motong,
Kecamatan Penanggalan, Kabupaten Aceh Singkil
dengan sumber daya 32,5 juta ton dengan
kandungan Na2O dan K2O sebesar 7,21%.

endapan pasir kuarsa di daerah desa Singkohor,
Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh Singkil,
dengan sumber daya 625.000 ton dan kandungan
SiO2 90.05%, daerah desa Lantik, Kecamatan
Teupah Barat dan desa Dihit, Kecamatan
Simeulue Tengah, Kabupaten Simeulue, dengan
potensi sumber daya masing-masing sebesar satu
juta ton dan 500.000 ton serta kandungan SiO2
92,50% dan 96,91%.

KESIMPULAN.
Bahan galian mineral non logam yang terdapat di
daerah Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten
Simeulue ini terdiri dari sembilan jenis, yaitu pasir
kuarsa, sirtu, lempung, andesit, felspar,
batugamping, batusabak, bentonit dan gabro.

b. Sirtu.
Di antara lokasi-lokasi sirtu yang telah
dikemukakan sebelum ini, endapan sirtu yang
mempunyai prospek untuk dikembangkan yaitu
sirtu gunung di daerah Sikoran dan Biskang,
Kecamatan Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil
dengan sumber daya masing-masing sebesar 15
juta ton dan 12,5 juta ton serta di daerah Lae
Sipola, Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh
Singkil dengan sumber daya 15 juta ton. Di
Kabupaten Simeulue endapan sirtu yang
mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah
sirtu di daerah desa Kuala Makmur, Kecamatan
Simeulue Timur dengan sumber daya sebesar 1,15
juta ton.

Di antara bahan galian non logam tersebut, pasir
kuarsa, sirtu, lempung, felspar dan batugamping
yang terdapat di beberapa lokasi dapat
dipertimbangkan untuk segera dimanfaatkan dan
dikembangkan lebih lanjut. Untuk keperluan
tersebut, diperlukan penyelidikan yang lebih
sistematis dan lebih terinci untuk bahan galian di
lokasi-lokasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
a. Aldiss, D.T., R. Whandoyo, S.A. Ghazali dan
Kusyono, 1993: “Peta Geologi Lembar
Sidikalang dan Sebagian Sinabang,
Sumatra”;
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
b. Anonym, 2005: ”Aceh Singkil Dalam Angka
2004”; Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh
Singkil, Singkil.
c. Anonym, 2003: ”Database Kabupaten
Simeulue 2003”; Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Simeulue,
Sinabang.
d. Endharto, M. dan Sukido, 1994: “Peta
Geologi Lembar Sinabang, Sumatra”; Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.

c. Batugamping
Endapan batugamping yang dapat segera
dikembangkan lebih lanjut adalah batugamping di
lokasi desa Ujung Tinggi, Kecamatan Simeulue
Timur dengan sumber daya 50 juta ton dan CaO
55,23%, daerah desa Layabaung, Kecamatan
Simeulue Barat dengan sumber daya sebesar 12,5
juta ton dan kadar CaO 54,7%, serta daerah Kebun
Baru, Kecamatan Teupah Selatan dengan sumber
daya 25 juta ton dan kadar CaO 54,35%.
d. Lempung
Endapan lempung yang memungkinkan untuk
segera dikembangkan lebih lanjut atalah lempung
yang terdapat di daerah Danau Bungara,
Kecamatan Kota Baharu, dengan sumber daya
sebesar 625 ribu ton serta daerah Mukti Jaya,
Kabupaten Aceh Singkil dengan sumber daya
masing-masing sebesar 625 ribu ton dan 375 ribu
ton.
e. Felspar.
Endapan
felspar
yang
menarik
untuk
dikembangkan lebih lanjut adalah endapan felspar
5

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

6

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

7