27. Prosiding Prospeksi Lampung Barat

II.27

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PROSPEKSI PASIR BESI DI PESISIR BARAT KABUPATEN LAMPUNG BARAT,
PROVINSI LAMPUNG
Oleh:
Soepriadi dan Moe’tamar
Kelompok Penyelidikan Mineral,
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI

”Salah satu daerah prospeksi endapan pasir besi yang telah diselidiki di bagian barat Kabupaten Lampung Barat
yaitu terdiri dari empat blok : Blok Kotakarang, Blok Baturaja-Way Gedau, Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong
dan Blok Tanjungjati, secara adminsitratif termasuk kedalam Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Lemong dan
Kecamatan Pesisir Selatan mempunyai potensi endapan pasir besi yang perlu dikembangkan.
Metoda prospeksi yang dilakukan meliputi pengumpulan data sekunder, pengumpulan data primer, analisis laboratorium dan pemboran “Hand auger” tipe doormer.
Berdasarkan hasil analisis kimia conto komposit ke empat blok dapat disimpulkan bahwa rata-rata kadar Fe total
53,34 % dengan kadar tertinggi 66,20 %, terendah 44,91% untuk TiO2 yang merupakan mineral pengotor rata-rata
12,73 %, tertinggi mencapai 16,06 % dan kadar terendah 7,93 %.

Hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebanyak 4 (empat) blok di daerah ini sebagai berikut :
Blok Kotakarang seluas 28,78 Ha, panjang sejajar garis pantai 1200 m, lebar tegak lurus pantai rata-rata 60 m,
ketebalan rata-rata lapisan pasir yang mengandung besi 2,55 m, persentase kemagnetan 4,23% dan berat jenis
rata-rata 13,17 menghasilkan sumber daya terunjuk sebesar : 40.884,3514 ton.
Blok Baturaja-Way Gedau seluas 4,857 Ha, panjang sejajar garis pantai 150 m dan 200 m , lebar rata-rata 20 m,
ketebalan rata-rata lapisan pasir yang mengandung besi 2,00 m, persentase kemagnetan 7,76% dan berat jenis ratarata 3,46, telah menghasilkan sumber daya terunjuk sebesar 26.081,70144 ton pasir besi.
Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong seluas 17,602 Ha, panjang sejajar garis pantai 2200 m, lebar tegak lurus pantai
20 m, ketebalan rata-rata lapisan pasir yang mengandung besi 1,5 m, persentase kemagnetan 6,40 % dan berat jenis
2,99, menghasilkan sumber daya terunjuk sebesar 50.524,7808 ton.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Blok Tanjungjati seluas 19,78 Ha, panjang sejajar garis pantai 1000 m, lebar tegak lurus pantai 60 m,ketebalan
rata-rata lapisan pasir yang mengandung besi 3,23 m, persentase kemagnetan 27,16 % dan berat jenis 3,07, menghasilkan sumber daya terunjuk sebesar 53.267,24581 ton.
Total produksi prospeksi endapan pasir besi yang diperoleh dari empat blok : 51 titik bor, kedalaman 130 meter, 173
conto dan sumber daya terunjuk dari ke empat blok endapan pasir besi yaitu : Blok Kotakarang, Blok Way GedauBaturaja, Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong, Blok Tanjung Jati adalah = 170.758,0795 ton
Dengan rata-rata kadar Fe total 53,34%, tertinggi 66,20%, terendah 44,91%, untuk TiO2 yang merupakan mineral
pengotor rata-rata 12,73%, tertinggi 16,06% dan terendah 7,93%.




II.27

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENDAHULUAN

rah Penyelidikan

Pertumbuhan industri baja di dalam negeri
maupun internasional yang memicu memenuhi kebutuhan bahan baku besi, berdampak
kepada harga komoditi besi di pasaran dunia,
menyebabkan para investor mulai tertarik akan
kemungkinan menanamkan investasi dibidang
pertambangan khususnya bijih besi.


Secara geografis Kabupaten Lampung Barat
terletak pada posisi koordinat antara 40 47’ 16”
– 50 56’ 42” Lintang Selatan dan 1030 35’ 8” –
1040 33’ 51” Bujur Timur, dengan batas wilayah
antara lain adalah: sebelah timur berbatasan
dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten
Way Kanan, Kabupaten Lampung Tengah dan
Kabupaten Tanggamus; sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Selat
Sunda; dan sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS)
Provinsi Sumatera Selatan. (Gambar 1)

Pada saat ini, besi diperlukan sebagai material
dasar untuk kontruksi bangunan beton bertulang, jembatan dan juga kontruksi, senjata,
alat-alat tranportasi dan lain-lain yang pemakaiannya akhir-akhir ini semakin meningkat,
sehingga dalam jangka waktu tertentu bahan
baku besi untuk kebutuhan industri tersebut
sangat diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan
industri-industri tersebut diperlukan pencarian
bahan baku besi, dan salah satu sumberdaya

yang memiliki potensi diperkirakan terdapat di
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Jenis endapan besi yang ada di daerah ini adalah plaser pantai.

Maksud dan Tujuan
Kegiatan prospeksi ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data primer potensi sumber
daya mineral logam pasir besi yang terdapat
di daerah Kabupaten Lampung Barat guna
melengkapi dan memutakhirkan data informasi
dalam merencanakan pengembangan wilayah
untuk menggali dan meningkatkan pendapatan asli daerah dan penetapan Wilayah Usaha
Pertambangan, Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) pasir besi di daerah tersebut.

Lokasi Kegiatan dan Kesampaian Dae-

Pencapaian ke daerah penyelidikan dapat
ditempuh dari Bandung – Jakarta-Bandar
Lampung (Tanjungkarang Ibu kota provinsi
Lampung)-Liwa-Lokasi daerah prospeksi

melalui jalan darat dengan kendaraan roda
empat, dan route Jakarta - Bandar Lampung
ditempuh dengan pesawat udara. Untuk pencapaian ke lokasi dari Bandar Lampung (Tanjung
Karang, Ibu Kota Provinsi Lampung) - Liwa lokasi prospeksi, ditempuh dengan perjalanan
melalui lintas tengah atau lintas barat Sumatera dengan kendaraan roda empat atau roda
dua.

Penyelidik Terdahulu
Beberapa penyelidik terdahulu
hasil temuannya antara lain :

melaporkan

Aliamin Husin,1976, Laporan Penyelidikan Singkat Terhadap pasirbesi di Daerah Pantai Teluk
Betung dan Kalianda, Lampung, Direktorat
Geologi Bandung. Dari hasil peninjauan ter-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27


BUKU 2 : BIDANG MINERAL

hadap pasir besi pantai di sekitar Kota Agung
endapan pasir pantai sangat sempit berkisar 4
– 10 m, sepanjang kira-kira 25 km, umumnya
pasir berwarna putih ke abuan berbutir sedang
sampai agak kasar. Pasir hitam magnetik terdapat secara mengelompok dan sangat tipis,
fraksi mineral magnetik berkisar 0.10 – 6.43 %;

terletak di zona busur muka dan busur magmatik yang meluas ke zona busur belakang di
bagian Timur laut. Dengan demikian geologi
lembar ini tersusun dari batuan alas malihan
pra-Mesozoikum; batuan beku Mesozoikum
dan Kenozoikum; runtunan gunungapi Tersier
sampai Kuarter dan batuan sedimen diatasnya.

Amin T.C. Sidarta, Santosa,S., dan Gunawan,
W.1993. Peta Geologi Regional Lembar Kota
Agung, Sumatera, Skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Di lembar ini pemineralan yang cukup berarti
adalah logam dasar dan emas, sebagai pembawa endapan pasir besi diperkirakan Formasi
Hulusimpang berumur Tersier yang terdiri dari
Breksi gunungapi, tuf bersusunan andesitikbasal, berurat kuarsa dan mineral sulfida.

Kebanyakan pola struktur utama Sumatera
adalah sejajar-dengan arah sumbu pulau barat
laut tenggara (Gambar.3). Diantaranya struktur
ini merupakan pola struktur Tersier atau lebih
muda, tetapi beberapa diantaranya mungkin
menunjukan pengaktifan kembali, dari struktur-struktur yang lebih tua dan berlangsung
lama, atau struktur baru.

Sukmana. N, A. Soleh, Kusyono dkk, 1991.
Penyelidikan Geokimia Regional di Daerah Sumatera Bagian Selatan, Direktorat Sumber Daya
Mineral, Bandung. Pasir besi sebagai endapan
alluvial terdapat di antara muara-muara sungai
yang mengalir ke Samudera Indonesia melampar dekat pantai, sebagian terletak di daerah
pemukiman penduduk.


Batuan yang umum dijumpai di Kabupaten
Lampung Barat adalah endapan gunungapi,
batupasir Neogen, granit batugamping, metamorf, tufa Lampung, dan Alluvium. Formasi
tufa masam dari debu gunung api di sekitar
Bukit Barisan.Sedangkan endapan gunung api
menutupi sebagian besar wilayah Kabupaten
Lampung Barat dan kadang-kadang dijumpai
endapan emas dan perak serta mineral logam
lainnya sebagai mineral ikutan. Berdasarkan
Peta Geologi Kota Agung skala 1: 250.000 yang
disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga
(1989) dalam Bakosurtanal (2004), Lampung
Barat terdiri dari batuan Vulkanik Tua (Old
Quarternary Young), Formasi Simpang Aur, Formasi Ranau, Formasi Bal, dan Batuan Intrusif.
Litologi yang dominan adalah jenis vulkanik,
seperti andesit – basaltik. Jenis batuan ini
menyebar hampir di semua kecamatan, kecuali
di kecamatan Karya Penggawa yang mempu-

GEOLOGI UMUM DAN INDIKASI MINERALISASI

Berdasarkan posisi nisbi busur magmatik,
Sumatera dapat dibagi menjadi 4 mandala tektonik dari barat-timur. Zona Akrasi atau Zona
Mentawai, Busur Muka atau Zona Barisan dan
Busur belakang atau Zona Jambi-Palembang
(Gambar 2).
Dalam tatanan tektonik, Lembar Kotaagung

II.27

Geologi Lampung Barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

nyai jenis batuan gamping. Batuan sedimen
(alluvium) menyebar di sepanjang pantai barat,
yaitu di kaki lereng Bukit Barisan. Dari tua ke
muda batuan yang ada di peta lembar Kota
Agung sebagai berikut (Gambar 4) :


Mineralisasi
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari referensi maupun data-data laporan dari Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Lampung
Barat, Provinsi Lampung pemineralan yang
cukup berarti di daerah ini adalah yang berhubungan dengan urat kuarsa yang terdiri dari
dua bentuk sistem urat yaitu Sistem urat epitermal “high level” bersuhu rendah terdiri dari
silika opal-kalsedon. Silikanya bersifat masif
atau berlapis, biasanya tiap fragmen breksi
tersusun dengan mengandung pirit tersebar.
Tipe urat kuarsa yang kedua adalah sistem
“lower level” temperatur lebih tinggi “mesothermal” uratnya berukuran centimeter sampai
3-4 meter berongga mengandung sulfida logam
dasar (pirit, kalkopirit, sphalerit dan galena).
Emas dilaporkan terdapat pada urat kuarsa
pada batuan terkesikkan dan terprolitkan
(Formasi Hulusimpang) yaitu di Banjaragung,
Kecamatan Cukuhbalak dan pada aliran sungai
yang mengalir dari Gunung Dempu. Kemungkinan emasnya berasal dari batuan gunungapi
terubah (Formasi Kikim) yang tersingkap di

daerah ini dan mengandung pirit.
Emas alluvial terdapat juga di hulu Way Sekampung – Way Sangharus kemungkinan berasal
dari urat kuarsa pada batuan genes mikaan,
sekis dan kuarsit masif di daerah ini.

Sesuai dengan genesa pasir besi yaitu adanya
batuan gunungapi, lava, tuf bersusunan andesitik-basal, terubah (Formasi Hulusimpang) yang
dipotong aliran sungai terendapkan di pantai.
Lokasi pasir besi terdapat di beberapa tempat
yaitu di Kecamatan Pesisir Utara, Pekon Kotakarang, Kecamatan Lemong Pekon Lemong,
Pekon Bambang, Malaya yang saat ini sedang di
eksploitasi PT. Top Mineral, Kecamatan Pesisir
Selatan Pekon Pagar dalam, Pelita dan Tanjungjati.

HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Penyelidikan Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan dapat dibagi
menjadi empat satuan morfologi yang mencerminkan keadaan geologinya yaitu : Dataran
rendah, Perbukitan bergelombang, Dataran
tinggi dan Daerah pegunungan. Dataran rendah menempati sepanjang tepian bagian barat
pantai daerah penyelidikan. Perbukitan bergelombang sebagian besar menempati 75 %
dari total luas wilayah Kabupaten Lampung
Barat dengan kemiringan lebih dari 40° terdiri dari sedimen Tersier, gunungapi Kuarter,
batuan terobosan dan sedikit batuan malihan
dengan ketinggian beberapa puluh sampai 750
meter diatas permukaan laut. Dataran tinggi
di sekitar Suoh dan Gedong Surian, tertutup
oleh endapan alluvial dan tuf. Sedang daerah
pegunungan menempati 20% dari luas wilayah
Kabupaten Lampung Barat dengan ketinggian
700 – 1500 meter diatas permukaan laut tersusun oleh batuan beku, malihan dan batuan
gunungapi muda. Lereng umumnya curam dengan lembah sempit berbentuk V.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Daerah dataran pantai termasuk depresi
Semangko, topograpinya bervariasi 0 – 40
meter diatas permukaan laut dan tersusun oleh
endapan alluvial, memiliki pola aliran radial
menempati sekitar 5%. (Gambar 6.)

dangkal-daratan, ditindih takselaras oleh Formasi Bintunan dan selaras menindih Formasi
Lamau (T.C.Amin, Sidarto,S.Santosa dan W.
Gunawan, 1994) .

Satuan Batupasir Tufan (QTb)
Litologi
Hasil pengamatan di lapangan, litologi daerah
penyelidikan dapat dibagi beberapa satuan batuan dari tua kemuda sebagai berikut :

Satuan Breksi Gunungapi (Tmpl )
Batuan ini dijumpai disekitar Pekon Baturaja
sebelah barat daerah penyelidikan berwarna
kelabu, kecoklatan-hitam, keras, padat, terpilah
buruk, kemas terbuka berfragmen menyudut
bersusunan andesit-basal dalam metrik batupasir tufan. Satuan batuan ini termasuk ke
dalam Formasi Lakitan berumur Miosen Akhir
- Pliosen (T.C.Amin, Sidarto,S.Santosa dan W.
Gunawan, 1994). Diendapkan pada lingkungan
darat-fluviatil; menindih tak selaras Formasi
Bal dan menjemari dengan Formasi Simpangaur. Ditindih tak selaras oleh batuan vulkanik
Tersier-Resen.

Satuan tuf pasiran (Tmps)
Satuan batuan ini tersingkap memanjang baratlaut-tenggara sepanjang pantai bagian barat
Bukit Barisan,hampir 90% menempati daerah
penyelidikan terdapat batulanau, konglomerat anekabahan, tuf bermoluska, berwarna
kelabu pucat, berbutir halus, keras dan padat
berlensa batupasir mengandung moluska dan
pecahan kerang termasuk ke dalam Formasi
Simpangaur. Lingkungan pengendapan-laut

II.27

Batuan ini tersingkap di Pekon Cahaya Negeri,
Kecamatan Lemong, terdiri dari tuf pasiran
lempung tufan, konglomerat anekabahan dan
tuf batuapung bersisipan lignit dan sisa-sisa
tumbuhan berwarna kuning-kelabu kecoklatan,
berbutir halus-kasar, membundar tanggung
termasuk pecahan litik, sisipan tipis batulempung gampingan, sisa tumbuhan setempat
bertekstur silangsiur termasuk ke dalam Formasi Bintuhan berumur Plio Plistosen.

Satuan batuan gunungapi (Qv)
Satuan ini tersebar memanjang baratlaut di
bagian Zone Bukit Barisan, terdiri lava andesit
basal, tuf dan breksi vulkanik, berwaran kelabukehitaman, afanitik dan porfiritik fenokris
plagioklas bersusunan andesin-oligoklas masadasar mikrolit felspar dan kaca vulkanik dan
beberapa mineral mafik, berumur HolosenPlistosen termasuk ke dalam Gunungapi Tua.
Lingkungan pengendapan daratan sampai laut
dangkal, tertindih takselaras Formasi Bintunan
dan menindih selaras Formasi Lemau.

Satuan batugamping koral (Qg)
Ditemui di daerah pantai menempati spotspot tidak merata. Terdiri dari batugamping
terumbu, putih kotor-kecoklatan pucat, tak
berlapis dan sebagian berfragmen berumur
Holosen.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Alluvium (Qa)

Lurus Pantai

Tersingkap di daerah depresi Semangko dan
daerah pantai, terdiri bongkah, kerakal, kerikil,
pasir, lanau dan lumpur berumur Holosen.

Penampang tegak lurus pantai menggambarkan lebar pantai, hasil pemboran dalam bentuk
material lepas dicatat dalam log bor tiap ketebalan lapisan satu meter yang memanjang
tegak lurus pantai untuk mengetahui lebar pantai dan sebaran pasir besi. Demikian seterusnya
sampai mencapai batuan dasar. Tujuannya
adalah untuk mengetahui sebaran lebar pantai
pasir besi tegak lurus pantai, dapat dilihat pada
gambar 11, 12 dan gambar 13.

Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di daerah Lampung barat khususnya di pantai barat
adalah lipatan antiklin, sinklin, sesar dan
kelurusan. Kegiatan kemagmaan kembali
meningkat pada Miosen Tengah yang berlanjut
sampai Pliosen. Pada Plio-Plistosen sepanjang
sistem sesar Sumatera terjadi geser menganan
berarah baratlaut-tenggara yang diikuti oleh
berkembangnya struktur lipatan sejajar pada
cekungan busur belakang. Busur Bukit Barisan
pada zaman Kuarter terjadi kegiatan penunjaman dan menghasilkan tufa, lava dan breksi
gunungapi bersusunan riolit-basalt. Endapan
Holosen, diwakili oleh aluvium dan endapan
rawa.

Persentase Kemagnetan (MD)
Persentase kemagnetan ditentukan dengan
membagi berat konsentrat yang dihasilkan
dari pemisahan magnet dengan conto lapangan yang telah direduksi hingga menjadi 100
gr kemudian dikalikan 100 %, maka diperoleh
harga MD atau dengan rumus dapat digambarkan sebagai berikut: .

Pembahasan Hasil Penyelidikan

MD = Berat Konsentrat/Berat conto hasil
reduksi x 100 %.

Penampang Tegak Pemboran Sejajar
Pantai

Pengukuran Dan Perhitungan Berat
Jenis Pasir Besi

Penampang ini menggambarkan endapan pasir
besi sepanjang pantai, hasil pemboran dalam
bentuk material lepas dicatat dalam log bor
tiap ketebalan lapisan satu meter demikian
seterusnya sampai mencapai batuan dasar.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sebaran
pasir besi sejajar pantai, dapat dilihat pada
gambar 8,9 dan gambar 10.

Analisis dilakukan dengan cara conto asli
(crude sand) seberat 100 gram dimasukkan ke
dalam air yang diketahui volumenya di dalam
gelas ukur. Untuk memudahkan perhitungan
ditetapkan volume 200 cc, apabila kenaikan air
menjadi A cc, maka volume pasir yang dimasukkan = A – 200 cc).

Penampang Tegak Pemboran Tegak

Jadi berat jenis = 100/(A – 200) gram/cc. Hasil
perhitungan berat jenis pasir besi dapat dilihat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

pada Tabel 3.

tegak lurus pantai Blok Tanjungjati
Sebaran Magnetit Degree (MD)
Berdasarkan presentasi hasil hitungan magnetit
degree (MD) ke tiga blok yaitu Blok Kotakarang,
Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong dan Blok
Tanjungjati dapat disimpulkan bahwa rata-rata
persentasi magnetit 12,65% dengan presentasi
tertinggi 64,57%, terendah 0,48% sedangkan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3. Hasil
penggambaran sebaran Magnetit Degree (MD)
dapat dilihat pada gambar 14,15 dan gambar
16.
Sebaran Berat Jenis (BD)
Penggambaran sebaran berat jenis untuk
mengetahui sebaran berat jenis dan mendapatkan lokasi yang mempunyai kesamaan harga
berat jenis dan melokalisir endapan pasir pantai yang berpotensi.
Berdasarkan presentasi hasil hitungan analisis
berat jenis dari ke tiga blok yaitu : Blok Kotakarang, Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong dan
Blok Tanjungjati dapat disimpulkan bahwa daerah peneyelidikan persentasi berat jenis (BD)
rata-rata adalah 3,43% dan tertinggi 5%, terendah 2,77% selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 3. Hasil penggambaran sebaran berat
jenis (BD) dapat dilihat pada Gambar 17, Gambar 18 dan Gambar 19.

Persentase Fe total dan hasil analisis
kimia

II.27

Persentase Fe total adalah untuk mengetahui
tempat yang mempunyai kesamaan persentasi
Fe total yang berguna untuk mengetahui endapan pasir besi yang potensi sehingga dapat
digunakan dalam memilih daerah penambangan. Penggambaran Fe total dihasilkan dari
interpertasi analisis kimia (Lampiran B, Hasil
Analisa Kimia) yang diolah melelui perangkat
lunak (sofwert) Map Infodan Microsoft Excel.
Dari hasil analisis kimia conto komposit ke
empat blok daerah prospeksi dapat disimpulkan
rata-rata kadar Fe total 37,24 % dengan kadar
tertinggi mencapai 46,99%, kadar terendah
3,71 %; TiO2 yang merupakan mineral pengotor kadar rata-rata 12,65 %, tertinggi 16,19 %
dan kadar terendah 7,93 % untuk unsur-unsur
yang lainnya dapat dilihat pada statistik Tabel
4. Penggambaran sebaran Fe total dapat dilihat pada Gambar 20, Gambar 21 dan Gambar
22. Blok Way Gedau-Baturaja tidak dilakukan
penggambaran sebaran Fe total karena hanya
dilakukan cek point endapan pasir besi masingmasing satu titik bor, mengingat lokasi sebaran
pasir besi tersebut sangat kecil.
Tabel.4 Statistik kandungan mineral (satuan %)
dalam conto komposit pasir besi di empat blok

Hasil analisis mineralogi butir
Analisis mineralogi butir prospeksi pasir besi
di empat blok daerah penyelidikan terdapat
beberapa mineral yang terindikasi antara lain
Agnetit, piroksen, amfibol, ilmenit , kuarsa dan
oksidasi besi, hematit dan zirkon sama sekali
tidak hadir. Mineral magnetit yang terindentifikasi berwarna hitam, kilap logam, bentuk

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

butir isometrik-subangular-subrounded, bersifat “strong magnetit” ditunjukan membentuk
rangkaian mata rantai. Tampak magnetit hadir
bersama mineral Piroksen yang dapat dilihat
pada foto 1, selengkapnya analisis mineralogi
butir dapat dilihat pada Lampiran C.
Sebaran Ukuran Butir Pasir Besi
Hasil analisis fraksi butir yang telah dilakukan umumnya persentasi besar butir magnetit
mendominasi pada fraksi -1/8+1/16 mm (magnetit > 70 %), ilmenit 5 %, oksida besi sedikit,
piroksen 20 % dan mineral lainnya (kuarsa 3 %
+ amfibol 2 % dan cangkang kerang persentasi
kehadirannya sangat sedikit ) , salah satu conto
hasil analisis butir conto bor LB11-11K dapat
dilihat pada diagram balok gambar 23 dan Tabel
5,
Potensi Endapan Pasir Besi
Hasil pengamatan, pengukuran dan titik pemboran endapan pasir besi di

sebanyak 23 titik, terdiri dari 6 titik baseline,
25 conto pasir besi dengan total kedalaman 17
meter dan17 titik cross line, 63 conto pasir besi
total kedalaman 48 meter. Secara keseluruhan
di daerah Pekon Kotakarang dihasilkan 23 titik
bor, 88 conto pasir besi dengan kedalaman titik
bor 67 meter. Di blok ini pemboran terdalam
dicapai pada kedalaman 4,6 meter yaitu pada
titik bor LB11-06/04A, dengan kedalaman dari
permukaan air laut 1,50 meter, kedalaman paling dangkal terdapat pada titik jalur cross line
LB11-02 dicapai kedalaman 0,45 meter. Ketebalan pasir besi dengan konsentrat magnetik
rata-rata 2 meter, semua pemboran dihentikan
pada batuan dasar (bedrock) konglomerat dan
dicirikan dengan munculnya cangkang kerang,
ketebalan pasir besi dengan magnetik bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya.
Foto.18,19)
Penentuan potensi endapan pasir besi
dilakukan metoda daerah pengaruh dengan
menggunakan formula
C = (L x t) x MD x SG

pantai barat Kabupaten Lampung Barat dibagi
menjadi 4 blok yaitu : Blok Kotakarang, Blok
Baturaja-Way Gedau

C = sumber daya dalam ton
L = luas daerah pengaruh dalam m2

Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong dan Blok
Tanjungjati.

t = tebal rata-rata endapan pasir besi dalam
meter

Blok Kotakarang
MD = prosentase kemagnetan dalam persen
Pengukuran dan pemboran dilakukan di daerah
Kotakarang,

SG = Berat jenis dalam ton/m3

Kecamatan Pesisir Utara dengan panjang pantai 1,5 km, lebar 50 meter. Pemboran dilakukan

Berdasarkan formula tersebut sumber daya
pasir besi di daerah Kotakarang dapat di ten-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

tukan yaitu :

kerakal dan kerikil).

Luas daerah pemboran = 28,78 = 287.800 m2

Penentuan potensi endapan pasir besi
dilakukan metoda daerah pengaruh dengan
menggunakan formula

Tebal rata-rata endapan pasir = 2,55 m, MD
rata-rata = 13,17 %, SG rata-rata = 4,23

C = (L x t) x MD x SG
Jadi sumber daya pasir besi adalah :
C = sumber daya dalam ton
C = 287800 x 2,55 m x 13,17/100 x 4,23 ton/m =
40.884,3514 ton
3

Blok Way Gedau - Baturaja
Daerah Pekon Way Gedau dan Baturaja termasuk kedalam wilayah kecamatan Pesisir
Utara. Dilokasi ini pengambilan conto pasir
besi tidak dilakukan dengan penentuan titik
bor secara grid baseline dan crossline mengingat luas lokasi pasir besi hanya sebagian kecil.
Pekon Baturaja mempanyai panjang pantai
kurang lebih 150 meter sejajar pantai, tegak
lurus pantai 10 meter dan lokasi Pekon Way
Gedau sekitar 100 meter sejajar pantai, lebar
tegak lurus pantai kurang lebih 15 meter.
Pasir besi pekon Baturaja merupakan tambang
rakyat yang saat ini kegiatannya dihentikan oleh
pemerintah setempat karena perijinannya bermasalah.
Untuk mengetahui keadaan endapan pasir besi
kedua Pekon ini dilakukan pengambilan conto
cek sampling dengan rod 1 m “ivan” (sendok
mata bor) dan setang pemutar, dari kedua daerah tersebut masing-masing hanya diambil 1
titik dengan kedalaman 1 - 1,5 meter, pasir berwarna putih keabuan sebaran kurang dari 200
meter. Pengambilan conto dihentikan sampai
alat bor menyentuh batuan dasar (konglomerat,

II.27

L = luas daerah pengaruh dalam m2
t = tebal rata-rata endapan pasir besi dalam
meter
MD = prosentase kemagnetan dalam persen
SG = Berat jenis dalam ton/m3
Berdasarkan formula tersebut sumber daya
pasir besi di daerah Blok Baturaja dan Way
Gudey dapat di tentukan yaitu :
Luas daerah pemboran = 4,857 Ha = 48570 m2
Tebal rata-rata endapan pasir = 2,00 m,MD ratarata = 7,76 %,SG rata-rata = 3,46 Jadi sumber
daya hypotetik pasir besi adalah :
C = 48570 m2 x 2,00 m x 7,76/100 x 3,46 ton/m3 =
26.081,70144 ton
Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong
Blok ini termasuk kedalam wilayah kecamatan Lemong disebalah barat blok Kotakarang
berbatasan dengan Kabupaten Kaur, Provinsi
Bengkulu. Pemboran dilakukan sebanyak
11 titik, 23 conto, total kedalaman 17 meter

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

secara rinci terdiri dari 7 titik baseline, 12
conto pasir besi, total kedalaman 10 meter
dan 4 titik crossline, 11 conto pasir besi total
kedalaman 7 meter. Pemboran terdalam pada
no titik bor LB11-9 dengan kedalaman 3 meter
dan yang paling dangkal yaitu pada titik LB1114 dengan kedalaman 0,50 meter (Gambar 15).
Pengambilan conto dihentikan sampai alat bor
menyentuh batuan dasar (konglomerat, kerakal
dan kerikil).(Foto, 22,23,24). Penentuan potensi
endapan pasir besi dilakukan metoda daerah
pengaruh dengan menggunakan formula C = (L
x t) x MD x SG

SG = Berat jenis dalam ton/m3

Lokasi pemboran ini secara administratife
masuk kedalam wilayah Pekon Tanjungjati,
kecamatan Pasisir Selatan sebelah timur daerah penyelidikan berbatasan dengan Pekon
Pagar Dalam dan sebelah barat berbatasan
dengan Pekon Pelita Jaya Kecamatan Pesisir Selatan. Dari Kotakarang dapat ditempuh
kurang lebih 1,5 jam dengan kendaraan roda
empat. Pengambilan titik bor di lokasi ini
berjumlah 25 titik bor, 59 conto pasir besi, total
kedalaman 43 meter dengan perincian sebagai
berikut : base line 5 titik, 20 conto pasir besi,
kedalaman 15 meter dan 10 titik dan crossline,
39 conto pasir besi dengan jumlah kedalaman
28 meter (Gambar 16). Titik bor yang terdalam
di lokasi ini terdapat pada baseline nomor
LB11-16 yang merupakan gundukan pasir besi
(sand dune), berwarna kehitaman dominan
magnetit mencapai kedalaman 3,80 meter. Titik
terdangkal terdapat pada titik bor LB11-20B
(cross line) dengan kedalaman 2 meter, berwarna putih keabuan dominan kuarsa. Semua
titik bor dihentikan pada batuan dasar kerakal,
konglomerat (bedrock).Foto 25 dan 26.

Berdasarkan formula tersebut sumber daya
pasir besi di daerah Blok Malaya, Cahaya Negeri dan Lemong dapat di tentukan yaitu :

Penentuan potensi endapan pasir besi
dilakukan metoda daerah pengaruh dengan
menggunakan formula C = (L x t) x MD x SG

Luas daerah pemboran = 17,602 Ha = 176020
m2,Tebal rata-rata endapan pasir = 1,5 m, MD
rata-rata = 6,40 %, SG rata-rata = 2,99 .Jadi
sumber daya pasir besi adalah

C = sumber daya dalam ton

C = sumber daya dalam ton
L = luas daerah pengaruh dalam m2
t = tebal rata-rata endapan pasir besi dalam
meter
MD = prosentase kemagnetan dalam persen

C = 176020 m x 1,5 m x 6,40/100 x 2,99 ton/m
= 50.524,7808 ton
2

3

L = luas daerah pengaruh dalam m2
t = tebal rata-rata endapan pasir besi dalam
meter
MD = prosentase kemagnetan dalam persen

Blok Tanjungjati
SG = Berat jenis dalam ton/m3

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Berdasarkan formula tersebut sumber daya
pasir besi di daerah Kotakarang dapat di tentukan yaitu :

C = 197800 m2 x 3,23 m x 27,16/100 x 3,07 ton/
m3 = 53.267,24581 ton

Adanya endapan pasir besi di daerah ini
memeberikan peluang bagi masyarakat untuk
meningkatkan taraf pendapatan sekaligus
membuka peluang kerja. Lokasi keterdapatan pasir besi ini relatif dekat dengan ibu kota
kecamatan yang berada disepanjang pantai barat kabupaten Lampung Barat. Dengan
kondisi tersebut apabila kandungan besi yang
terdapat di daerah ini memenuhi kriteria untuk
industri berat maupun industri bahan bangunan, maka pasir besi yang terdapat di daerah
ini sangat potensil

Untuk mengetahui tonase besi dalam endapan
pasir besi perlu diketahui prosentase kandungan Fe atau Fe totalnya. Analisis Fe dalam pasir
besi masih dalam proses laboratorium.

untuk dikembangkan sehingga diharapkan
dapat menambah pendapatan asli daerah.
(Tabel 6 Perhitungan Estimasi Sumber Daya
Pasir Besi)

Total produksi prospeksi endapan pasir besi
yang diperoleh dari 51 titik bor, kedalaman
130 meter, 173 conto dan sumber daya dari
ke empat blok endapan pasir besi yaitu : Blok
Kotakarang, Blok Way Guday-Baturaja, Blok
Malaya-Cahaya Negeri-Lemong, Blok Tanjung
Jati Total = 170.758,0795 ton

KESIMPULAN DAN SARAN

Luas daerah pemboran = 19,78 Ha = 197800
m2. Tebal rata-rata endapan pasir = 3,23 m, MD
rata-rata = 27,16 %,SG rata-rata = 3,07
Jadi sumber daya pasir besi adalah :

Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan
Pasir Besi
Lampung Barat secara geografis merupakan
daerah pegunungan, perbukitan rendah sampai sedang dan dataran pantai landai, beriklim
basah yang sebagian besar tanahnya ditumbuhi
pohon besar (Taman Nasional Bukit Barisan.).
Mata pencaharian penduduk di sekitar pantai beraneka ragam ada yang bekerja sebagai
nelayan, bertani, berkebun, pegawai negeri,
pendidik dan wiraswata.

II.27

Kesimpulan
Kabupaten Lampung Barat merupakan salah
satu daerah yang dilalui oleh jalur magmatik
Sunda – Banda yang secara tidak langsung
implikasinya merupakan salah satu tempat
kedudukan mineralisasi logam misalnya emas,
logam dasar dan logam besi. Khusus logam
besi, daerah yang telah diselidiki yaitu daerah Pekon Kotakarang-Baturaja-Way Guday,
Malaya-Cahaya Negeri-Lemong dan Pekon
Tajungjati mempunyai potensi endapan pasir
besi yang perlu dikembangkan. Selain lokasi
yang telah diselidiki, ada beberapa lokasi seperti pekon Pelita, Pagar Dalam dan Kecamatan
Bengkunat yang belum sempat diselidiki
karena terbatasnya waktu penelitian. Di daerah
ini terdapat tambang endapan pasir besi yang
sedang di eksploitasi yaitu di Pekon Bambang

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

dan sekitarnya kecamatan Lemong yang pengolahan pemisahan magnetit non magtnetit pasir
besi dan merupakan stockpile ditempatkan di
Pekon Bambang yang dikelola oleh PT. Top Mineral.
Hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebanyak 4 (empat) blok sebagai berikut :
Blok Kotakarang seluas 28,78 Ha, panjang
sejajar garis pantai 1200 m, ketebalan ratarata lapisan pasir yang mengandung besi 2,55
m, persentase kemagnetan 4,23% dan berat
jenis rata-rata 13,17 menghasilkan sumber
daya terunjuk sebesar : 40.884,3514 ton.
Blok Baturaja-Way Gedau seluas 4,857 Ha,
panjang sejajar garis pantai 150 m dan 200 m
, ketebalan rata-rata lapisan pasir yang mengandung besi 2,00 m, persentase kemagnetan
7,76 % dan berat jenis rata-rata 3,46, telah
menghasilkan sumber daya terunjuk sebesar
26.081,70144 ton pasir besi.
Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong seluas
17,602 Ha, panjang sejajar garis pantai 2200
m, ketebalan rata-rata lapisan pasir yang mengandung besi 1,5 m, persentase kemagnetan
6,40 % dan berat jenis 2,99, menghasilkan
sumber daya terunjuk sebesar 50.524,7808 ton.
Blok Tanjungjati seluas 19,78 Ha, panjang
sejajar garis pantai 1000 m ketebalan ratarata lapisan pasir yang mengandung besi 3,23
m, persentase kemagnetan 27,16 % dan berat
jenis 3,07, menghasilkan sumber daya terunjuk sebesar 53.267,24581 ton.

yaitu : Blok Kotakarang, Blok Way Gedau-Baturaja, Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong, Blok
Tanjung Jati adalah 170.758,0795 ton.
Sumber daya ini masih dimungkinkan bertambah lagi mengingat belum seluruhnya diselidiki
terutama ke arah timur, wilayah Kecamatan
Pesisir Selatan dan Kecamatan Bengkunat.
Hasil analisis kimia menunjukkan kadar besi
total kurang lebih 56 % Fe, maka potensi sumber daya pasir besi di daerah ini cukup prospek
untuk dikembangkan mengingat permintaan
pasar yang jatuh pada kisaran angka tersebut
cukup banyak. Di samping itu dengan adanya
sumber panas bumi sebagai pembangkit
tenaga listrik di kecamatan Suoh dan Sekicau,
Lampung Barat bilamana itu terwujud, maka
tidak menutup kemungkinan adanya pabrik
peleburan bijih besi akan berdiri di daerah
ini. Namun jika sebaliknya yang terjadi, maka
sumber daya tersebut dapat dipakai sebagai
tambahan basis data daerah sambil menunggu
perkembangan teknologi yang dapat mengolah
bijih besi dengan spesifikasi kadar yang lebih
rendah.

Saran
Penyelidikan ini belum seluruhnya teramati
terutama kearah timur yaitu Kecamatan Bengkunat, Kecamatan Pesisir Selatan : Pekon
Pagar Dalam dan Pekon Pelita disarankan
untuk dilakukan penyelidikan lanjutan.

Total sumber daya tertunjuk dari keempat blok

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

DAFTAR PUSTAKA
Aliamin Husin,1976, Laporan penyelidikan singkat terhadap pasir besi di daerah pantai Teluk
Betung dan Kalianda, Lampung Selatan. Direktorat Geologi Bandung.
Amin, T.C, Sidarto, Santosa, S., dan Gunawan,
W, 1993, Peta Geologi Lembar Kota Agung,
Sumatera, sekala 1: 250.000, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Amirullah,F.S.,Sugandi D.,1986, Eksplorasi
mineral logam daerah Sukadana dan sekitarnya,
Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung,
Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung.

Hamilton, W.B., 1979, Tectonics of the Indonesian region. Prof.Paper 1078, U.S.Geol.Surv.
Washington, DC, 345 pp.
Katili, J.A., 1974, Geologi Environment of the
Indonesian Mineral Deposit., publikasi Teknik
seri Geologi Ekonomi No.7, Direktorat Geologi.
Kisman, dkk, 2005, Inventarisai dan Evaluasi
Mineral Logam di Kabupaten Lampung Timur dan
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
Bandung

Bemmelen, Van,.1949, The Geologi of Indonesia
Vol. II, Martinus Nijhoff the Hague
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Lampung Barat 2010.Lampung Barat Dalam Angka,
2009,
Direktorat Sumberdaya Mineral Maret 1999,
Laporan Eksplorasi Wilayah Penugasan Pertambangan Bahan Galian Bijih Besi di daerah
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur
.Bandung
Direktorat Sumber Daya Mineral, Penyelidikan
Geokimia Regional di Daerah Sumatera Bagian
Selatan 1991.Bandung
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
2005.,Konsep Pedomen Teknis Eksplorasi Pasir
Besi. Bandung.

II.27

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 2. Mandala Sumatera Bagian Selatan

Gambar 3. Struktur Sumatera (S. Gafoer & T.C. Amin, 1992)

Gambar 4. Peta Geologi Regional Kabupaten Lampung Barat

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 6. Peta topografi dan lokasi titik bor daerah penyelidikan

Gambar 7. Peta geologi Daerah Penyelidikan

Gambar 8. Penampang tegak endapan pasir besi sejajar pantai Blok Kotakarang

II.27

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 9. Penampang tegak endapan pasir besi sejajar pantai Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong

Gambar 10. Penampang tegak endapan pasir besi sejajar pantai Blok Tanjungjati

Gambar 11. Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Kotakarang

Gambar 12. Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Malaya-Cahaya Negeri-Lemong

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 13. Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Tanjungjati

Gambar 14.Peta sebaran Magnetit Degree (MD) Komposit Daerah Kotakarang

Gambar 15.Peta sebaran Magnet Degree (MD) Komposit Daerah Malaya, Cahaya Negeri dan Lemong

Gambar 16.Peta sebaran Magnetit Degree (MD) Komposit Daerah Tanjungjati

II.27

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 17.Peta sebaran Berat Jenis (BD) Komposit Daerah Kotakarang

Gambar 18.Peta sebaran Berat Jenis (BD) Komposit Daerah Malaya, Cahaya Negeri dan Lemong

Gambar 19.Peta sebaran Berat Jenis (BD) Komposit Daerah Tanjungjati

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2: BIDANG MINERAL

FeTotal (%)

Ti02
(%)

Fe2O3
(%)

Al2O3
(%)

Rata-rata

37.24

12.65

53.49

2.55

Standard
Deviation

4.84

5.89

5.89

2.22

Minim.

3.71

7.93

43.6

1.08

Max.

46.99

16.19

67.18

4.75

Total

64.42

2188.15

9253.64

441.07

Count

173

173

173

173

Confid. Level (95,0)

0.73

0.29

0.88

0.09

Diskripsi

Diskripsi

SiO2 (%)

MgO (%)

H2O (%)

Rata-rata

2.33

1.68

0.32

S t a n d a r d
Deviation

1.77

0.45

0.15

Minimum

0.15

0.91

0.07

Maximum

8.92

3.99

0.86

Total

403.42

290.48

54.74

Count

173

173

173

Confidence Level
(95,0)

0.27

0.07

0.02

Gambar 20. Peta Geologi dan Sebaran Isograde kandungan Fe total Komposit daerah Kotakarang

II.27

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 21. Peta Geologi dan Sebaran Isograde kandungan Fe total Komposit daerah Malaya, Cahaya
Negeri dan Lemong

Gambar 22. Peta Geologi dan Sebaran Isograde kandungan Fe total Komposit daerah Tanjung Jati

Foto 1. Fotomikrograf butiran magnetit

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.27

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 23. Diagram balok sebaran besar butir conto bor LB11-11K

Tabel 5 . Komposisi Dari Conto Bor LB11-11K

II.27

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

Tabel 6. Perhitungan Estimasi Sumber Daya Pasir Besi Kabupaten Lampung Barat
INTERVAL
No

BLOK

NO.
JALUR

PEMBORAN

Pjng
(M)

Lbr
(M)

Luas
(M)

Tbl
(M)

Vol.
(M3)

MD
Rata2
(%)

SG
Rata2

Potensi
Crude sand
(Ton)

Potensi
Konsentrat
(Ton)

BASE
LINE

CROSS
LINE

200

20

1200

50

287.80

2,55

733,890

13,17

4,23

3.104,355

40.884,352

1

Kotakarang

LB111 s/d
LB116

2

Way GedauBaturaja

LB117 s/d
LB118

-

-

180
100

25
20

48.570

2,00

72.855

7,76

3,46

252,078

26.081,702

3

MalayaCahaya
NegeriLemong

LB119 s/d
LB1115

200

20

1000

20

176.02

1,50

264.03

6,40

2,99

7.894,497

50.524,781

Tanjung Jati

L1116 s/d
LB1120

200

20

1000

100

197.80

3,23

638.894

27,16

3,07

196.140.458

53.267,24581

459.217,31

170.758,2608

4

T o t a l Sumber daya