Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self Efficacy dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 T1 132009103 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi
diri yang tidak terbatas waktu dan tempat dengan memperhatikan adanya
nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Dalam pendidikan ada sebuah tujuan
yang ditetapkan sehingga timbul suatu usaha untuk dapat mencapai tujuan
tersebut. Melalui tujuan yang ditetapkan, maka pendidik maupun peserta
didik memiliki tanggung jawab masing-masing terhadap peran mereka
dalam dunia pendidikan.
Pemerintah telah mengatur mengenai bagaimana pendidikan harus
diterapkan dalam kehidupan masyarakat guna membentuk bangsa yang
cerdas dan berbudi luhur. Hal ini terlihat dalam UU No. 20 tahun 2003
yang menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut maka jelaslah tujuan
pendidikan di Indonesia yaitu untuk membentuk masyarakat yang maju

sesuai dengan potensi yang dimiliki guna membangun bangsanya.

1

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang disediakan bagi para
siswa untuk menuntut ilmu. Di dalam menuntut ilmu para siswa dituntut
untuk memperoleh prestasi yang baik di bangku sekolah. Untuk dapat
memperoleh prestasi yang baik diperlukan adanya motivasi belajar yang
tinggi. Menurut

Ngalim

Purwanto (2006) motivasi belajar berkaitan

dengan tujuan dan cita-cita. Semakin berharga tujuan itu bagi yang
bersangkutan maka makin kuat pula motivasi yang sangat berguna bagi
perbuatan seseorang. Untuk dapat memiliki motivasi belajar yang tinggi ada
faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Adapun faktor internal adalah faktor yang berkenaan dengan diri orang
tertentu mencakup kemauan diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor

yang berasal dari luar individu, mencakup faktor lingkungan keluarga dan
pergaulan teman sebaya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Mahmudah (2011),
menyatakan bahwa dalam kenyataannya masih banyak peserta didik yang
memiliki motivasi belajar yang rendah. Fenomena di SMP Negeri 22
Semarang menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah terjadi pada siswa yang tingkat intelegensinya rendah. Data
ini diperoleh dari hasil wawancara dengan konselor sekolah dan didukung
dengan data tes IQ. Gejala ini ditandai dengan ciri-ciri malas dalam
menerima pelajaran di kelas, jarang mengerjakan tugas dari guru, malas
mencatat materi dari guru, kurang konsentrasi apabila guru menjelaskan
materi (melamun), bercanda sendiri dengan temanya apabila guru sedang

2

menyampaikan pelajaran, tidak berusaha untuk merubah kebiasaan belajar
dan hasil belajarnya yang kurang baik.
Dalam kesehariannya banyak para siswa yang mempunyai motivasi
belajar yang rendah. Dari hasil wawancara kepada Guru BK yang ada di
SMK Diponegoro Salatiga, dan hasil survey dan observasi yang penulis

lakukan pada tanggal 15 Maret 2014 di SMK Diponegoro Salatiga, perilaku
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah banyak dilakukan oleh siswa
kelas XI Akuntansi. Penyimpangan perilaku tersebut dibuktikan dengan
masih banyak siswa yang tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran dari
Guru, tidak mengerjakan tugas dari Guru, siswa cenderung pasif dan diam
ketika mengikuti pelajaran.
Untuk dapat meningkatkan motivasi diri siswa, yang utama adalah
mengacu pada keyakinan mereka tentang hal-hal yang dapat dilakukannya,
serta hasil belajar yang dapat dicapai dari tindakannya. Keyakinan tersebut
dapat dikenal dengan istilah self-efficacy yang dipopulerkan oleh Albert
Bandura (1995), yang mengatakan bahwa faktor apapun yang bertindak
sebagai motivator, berakar dalam keyakinan seseorang bahwa seseorang itu
mempunyai kekuasaan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Secara sederhana Bandura (1995), mengartikan self efficacy sebagai
percaya diri. Dimana percaya diri tersebut merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhinya prestasi belajar siswa. Dengan demikian, selain menjadi
komponen pokok bagi motivasi seseorang sehingga self efficacy juga bisa
menentukan prestasi belajar peserta didik. Bandura (dalam Santrok 2003),

3


menyatakan bahwa self efficacy merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan apakah siswa berprestasi atau tidak.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Trijoko Lestyanto
(2013) dengan penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Efikasi Diri
Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa RSBI Kelas VIII SMP Negeri 3 Pati.
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan
antara variabel efikasi diri dengan motivasi belajar. Hasil analisis data
diperoleh koefisien korelasi dengan r = 0,640 dan p=0,000. hal tersebut
menunjukkan bahwa hasilnya signifikan karena p