images file

KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

PERCEPATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR

Yogyakarta, 03 Oktober 2012

Perkembangan Perekonomian
Global

2

1

Perkembangan Perekonomian Global Terkini
(Eropa & Amerika Serikat)
Perkembangan Ekonomi
EROPA:
• Perekonomian Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,5%(yoy) atau 0,2% (ytd) pada Q2:2012 lebih rendah dari kuartal
sebelumnya sebesar 0,0% (yoy).

• ECB menurunkan perkiraan pertumbuhan Eropa pada 2012 berkisar antara -0,6% s.d -0,2% dan pada 2013 berkisar
antara 0,4% s.d 1,4%.
• Tingkat pengangguran Eropa pada Juli 12 naik dari 11,2% menjadi 11,3%.
• Pertumbuhan Ekonomi Inggris pada kuartal kedua 2012 mengalami revisi dari yang sebelumnya -0,5% (qoq) menjadi
-0,4% (qoq).
• ECB meluncurkan program outright monetary transaction (OMT) yaitu pembelian obligasi di pasar sekunder yang
jatuh tempo antara satu hingga tiga tahun dengan tingkat yield tertentu. Jumlah pembelian obligasi ini tidak
terbatas.
• ESM akan mulai beroperasi pada bulan depan, mengantikan program EFSF, dengan total dana sebesar €500 miliar.
AMERIKA SERIKAT:
• Pertumbuhan AS Q2:2012 direvisi menjadi sebesar 1,3% (QoQ) lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 1,7%
(QoQ).





Tingkat pengangguran AS pada Agustus 12 turun dari 8,3% menjadi 8,1%
The Fed memutuskan untuk melalukan pembelian obligasi melalui program QE 3 dengan membelu aset baru
berjangka sebesar US$85 miliar, termasuk surat berharga berbasis kredit perumahan sebesar US$40 miliar.

The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di level terendah antara 0%-0,25% sampai akhir tahun 2014.
The Fed menaikkan perkiraan pertumbuhan AS pada 2013 dari sebelumnya berkisar antara 2,2%-2,8% menjadi
2,5%-3% dan pada 2014 dari perkiraan sebelumnya sebesar 3%-3,5% menjadi 3%-3,8%. Sementara itu, tingkat
pengangguran diperkirakan sebesar 6,7% s.d 7,3% pada akhir 2014.
3

Perkembangan Perekonomian Global Terkini
(Asia)
Perkembangan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi China pada Q2-2012 China turun ke level 7,6% (yoy), lebih rendah dari kuartal
sebelumnya sebesar 8,1% (yoy). Bahkan Bank Sentral Cina memperkirakan pada Q3-2012 pertumbuhan
akan kembali melambat ke 7,4% (yoy).



Inflasi Cina pada Agutus 12 kembali meningkat dari 1,8% (yoy) menjadi 2,0% (yoy)  peluang pelonggaran
moneter mulai tertekan.




Surplus perdagangan Cina pada Agustus 12 sebesar US$26,66 miliar naik dari bulan sebelumnya sebesar
US$25,15 miliar, dimana ekspor tumbuh 2,7% (yoy), impor turun 2,6% (yoy).



Perekonomian Jepang pada Q2:2012 tumbuh sebesar 0,2% (qoq) lebih rendah dari perkiraan sebelumnya
sebesar 0,3% (qoq).



Neraca perdagangan Jepang mengalami defisit pada Juli 12 sebesar ¥517,4 miliar atau sebesar US$6,6
miliar setelah pada periode sebelumnya mengalami surplus sebesar ¥61,7 miliar (atau sebesar US$789),
kinerja ekspor Jepang turun sebesar 8% (yoy) dan impor turun sebesar 2% (yoy).



BOJ kembali melakukan program pembelian aset sebesar 10 trilliun yen atau sebesar US$126 miliar.




India mengumumkan rencananya untuk menaikkan harga solar sebesar 14% untuk menekan defisit
anggarannya. Di samping itu, bank sentral India memangkas rasio cadangan modal menjadi 4,5% , langkah
tersebut dapat menambah dana sebesar 170 miliar rupee (atau US$3 miliar) ke sistem perbankan.



Setelah mengalami penurunan, laju inflasi India pada Agustus kembali naik dari 9,86% (yoy) menjadi
10,03% (yoy).



Vietnam mengalami bank rush dimana para deposan menarik dana dari Asia Commercial Bank (ACB).
Selain itu sektor perbankan juga terpukul oleh meningkatnya kredit macet yang berasal dari kerugian di
BUMN besar.
4

2


Update Proyeksi Perekonomian Global dan Indonesia
oleh beberapa Institusi
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
World Economic Outlook (WEO)

GDP

Volume Perdagangan

Global
AS
Eropa
China
India
Asean-5
Dunia

2011
3.9
1.7

1.5
9.2
7.1
4.5
5.9

2012
April
3.5
2.1
-0.3
8.2
6.9
5.4
4.0

2013
Juli
3.5
2.0

-0.3
8.0
6.1
5.4
3.8

April
4.1
2.4
0.9
8.8
7.3
6.2
5.6

Juli
3.9
2.3
0.7
8.5

6.5
6.1
5.1

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Proyeksi PDB
Oleh
Bank Dunia

Proyeksi PDB
Oleh
Bank Indonesia

Continuing Turmoil
(Baseline)

Return to 2009
(Possible)

Severe Global Slowdown

(Less Likely)

2012

6.0

5.8

5.7

2013

6.4

4.7

3.8

Tahun
2012


Banggar 29 Mei 2012
6.3 -6.7

RDG 12 Juli 2012
6.1 - 6.5

2013

6.4 - 6.8

6.3 - 6.7
5

Perkembangan Perekonomian
Domestik

6

3


Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini
Indikator
Nilai Tukar

Kinerja
• Rp 9.591/US$  depresiasi 5,44% (ytd) per 28 Sept 2012

IHSG

• IHSG 4262,561 menguat 11,53 % (ytd) per 28 Sept 2012

Inflasi

• Inflasi Sem I 2012: 4,53% (yoy)
• Inflasi Agustus 2012: 0,01%(mtm) – 3,49% (ytd) – 4,31 %(yoy) per September 2012

Arus Modal Masuk

• Pada Agustus 2012 terjadi perlambatan inflow dana asing yang cukup signifikan sehingga sampai dengan 31 Agustus
2012 hanya Rp0,41T dana asing masuk ke Saham, bahkan pada SUN sampai dengan 30 Agustus 2012 terjadi outflow
sebesar Rp1,09T
• S.d 27 Sept 2012, sejumlah Rp0,88 T dana asing masuk ke pasar saham dan terjadi net buying sebesar Rp7,92 triliun
ke pasar SUN.

Pertumbuhan PDB

• Q2 2012: 6,4% (yoy)
• Sem I- 2012: 6,3% (yoy)

Indikator Konsumsi



Investasi

• Pada Sem.I 2012 realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik 28,1% (yoy) :
 PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy)
 PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy)
• Pertumbuhan sektor manufaktur 6,1% di H1-2012, dan estimasi FY 2012 7,1%.

Perdagangan Internasional

• Agustus 2012: Ekspor turun 12,3% (mtm) atau turun 5,6% (ytd) menjadi US$ 14,1 miliar
Impor turun 15,2% (mtm) atau naik 10,3% (ytd) menjadi US$ 13,9 miliar
Surplus Neraca Perdagangan Agustus sebesar US$ 248,5 juta
Surplus Neraca Perdagangan Kumulatif (Jan-Agust) sebesar US$ 496,7 juta
• Semester I 2012: Ekspor turun 1,76% (ytd) menjadi US$96,88 miliar
Impor naik 15,35% (ytd) menjadi US$96,41 miliar
Surplus neraca perdagangan US$476 juta

Neraca Pembayaran

• Defisit transaksi berjalan Q2 2012 sebesar US$6,9 miliar (3,1% PDB), lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$3,2 M
atau 1,5% PDB).
• Surplus transaksi modal dan finansial Q2-2012 sebesar US$5,5 miliar (2,5% PDB), lebih besar dibandingkan pada Q12012 (US$2,5 M atau 1,1% PDB).
• Defisit neraca pembayaran sebesar US$2,8 miliar (1,3% PDB) lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$ 1,0 M atau
0,5% PDB).

Indeks Keyakinan Konsumen pada Agustus 2012 naik dari 113,5 menjadi 115,7.

7

Perkembangan Investasi

8

4

Kinerja investasi semester I 2012 kembali meningkat sebesar
28,1% (yoy)
Perkembangan Investasi (triliun Rp)
170
40.5

150

130
110

90
70

50
30

7

16.6

15

22

20.8

18.9

19

24

19.7

46.2

51.1

56.1

Q4

Q1

Q2

107.6

• Pencapaian realisasi investasi sampai dengan
semester I 2012 sebesar 52,2% dari target investasi
sebesar Rp 283,4 T pada akhir 2012.

14.1

35.4

35.6

40.1

36.9

39.5

43.1

46.4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2

Q3

10

2010

PMA

2011
PMDN

2012

• Secara kumulatif sampai dengan semester I 2012
realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik
28,1% (yoy) :
 PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy)
 PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy)

Sem I
2012

• BKPM memperkirakan investasi pada Q3:2012 akan
mencapai Rp81,5T atau meningkat 25% (yoy).

• Sektor dengan proporsi investasi terbesar pada sem I 2012 yakni:
 PMDN : Pertambangan (18,0%) ; Tanaman Pangan dan Perkebunan (10,7%) ; Industri Logam Dasar, Barang
Logam, Mesin dan Elektronik (10,3%)
 PMA : Pertambangan (17,5%) ; Industri Kimia dasar, Barang Kimia dan Farmasi (11,4,0%); Transportasi,
Gudang dan Telekomunikasi (9,0%)
• Berdasarkan lokasi, investasi sem I 2012 lebih tersebar di wilayah berikut:
 PMDN : Jawa Timur (17,0%) ; DKI Jakarta (13,9%) ; Riau (9,5%)
 PMA : Jawa Barat (17,1%) ; DKI Jakarta (15,2%) ; Banten (11,7%)
• Berdasarkan negara asal investor Singapura (16,6%) merupakan investor terbesar di Indonesia, disusul oleh
Jepang (9,4%) , dan Korea Selatan (8,4%)
9

Kebijakan-kebijakan Dalam Rangka Meningkatkan Investasi
Pembebasan Bea
Masuk
• Berdasarkan PMK
No. 176/PMK.011/
2009 tentang
Pembebasan Bea
Masuk Atas Impor
Mesin Serta Barang
dan Bahan Untuk
Pembangunan Atau
Pengembangan
Industri dalam
Rangka Penanaman
Modal

Tax Holiday

Tax Allowance

• Berdasarkan PMK
No. 130/PMK.011/
2011 entang
Pemberian Fasilitas
Pembebasan

• Berdasarkan PP
No. 52 Tahun 2011
tentang Fasilitas
Pajak Penghasilan
untuk Penanaman
Modal di BidangBidang Usaha
Tertentu dan/atau
di Daerah-Daerah
Tertentu

Mengurangi the
bottle necking
investasi
• Berbagai peraturan
insentif, jaminan
pemerintah, tata
cara dan
persyaratan
diperkirakan dapat
membuka
hambatan
investasi
• Memanfaatkan
momentum rating
investment grade

Terobosan Kebijakan Mendorong Pertumbuhan Investasi
• Program-program pembangunan infrastruktur seperti MP3EI melalui pengembangan potensi
ekonomi di berbagai wilayah Indonesia (pengembangan koridor ekonomi), penguatan konektivitas
nasional, serta dukungan penguatan kemampuan SDM dan iptek nasional.
• Adanya alokasi dan tambahan dari SAL sekitar Rp24 Triliun yang dikhususkan untuk pembangunan
infrastruktur.
• Perbaikan penyerapan anggaran belanja modal pemerintah (TEPPA)

5

Peningkatan Investasi Melalui Tax Holiday
Berdasarkan PMK No. 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
Fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) badan yang diberikan berupa:
1.
Pembebasan PPh badan dalam jangka waktu 5 s.d. 10 tahun, terhitung sejak tahun pajak
dimulainya produksi komersial;
2.
Tambahan fasilitas berupa pengurangan PPh badan sebesar 50% dari PPh terutang selama 2
tahun pajak sejak berakhirnya fasilitas pembebasan pajak penghasilan badan sebagai masa
transisi sebelum melaksanakan kewajiban perpajakan secara penuh.
Wajib Pajak yang berhak mendapatkan fasilitas adalah:
1. Industri pionir;
2. Penanaman modal baru paling sedikit sebesar Rp1 Triliun;
3. Menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% dari total penanaman modal;
4. Berstatus badan hukum Indonesia.
Industri Pionir yang berhak mendapatkan fasilitas mencakup:
a. Industri logam dasar;
b. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang bersumber dari minyak
bumi dan gas alam;
c. Industri permesinan;
d. Industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/atau
e. Industri peralatan komunikasi.

11

Peningkatan Investasi Melalui Tax Allowance
Berdasarkan PP No. 52 Tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman
Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu
 Merupakan pelengkap insentif pajak Tax Holiday
 Fasilitasnya berupa:

a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah Penanaman Modal, yang dibebankan
selama 6 (enam) tahun;
b. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;
c. Pengurangan tarif Pajak Penghasilan atas penghasilan dividen yang dibayarkan kepada subjek
pajak luar negeri;
d. Perpanjangan masa kompensasi kerugian, dari 5 (lima) tahun menjadi maksimal 10 (sepuluh)
tahun, apabila memenuhi kriteria yang diberikan.
 Cakupan bidang usaha dan daerah tertentu yang berhak mendapatkan fasilitas diperluas
Fasilitas PPh

PP No.1/ 2007

PP No. 62/ 2008

PP No.52/ 2011

Bidang usaha tertentu

53

67

52

Bidang usaha tertentu di daerah tertentu

19

34

77

Total

72

101

129

Dari tahun 2007 hingga 2011, sebanyak 77 Wajib Pajak telah menerima fasilitas Tax Allowance tersebut.
12

6

Proyeksi Investasi infrastruktur 2013 mencapai Rp434 triliun
atau 4,56% PDB..
Proyek Investasi Infrastruktur Pemerintah dan Swasta 2013  Rp434 triliun
Dana belanja infrastruktur (RAPBN 2013)
*) dapat dinaikan hingga Rp200 triliun jika terjadi kenaikan TTL

Rp188,4 triliun

Dana investasi infrastruktur (rencana belanja infrastruktur daerah dalam
dana transfer daerah RAPBN 2013)

Rp96,56 triliun

BUMN

Rp77 triliun

Swasta

Rp60 triliun

Fokus Pemerintah:
USD 20 miliar  pembangunan infrastruktur sektor energi dan transportasi
Transportasi:
 menambah kapasitas jalan-jalan nasional sepanjang 4.278 km dari existing
 membangun jalan-jalan baru sepanjang 559 km
 rel kereta api sepanjang 380 km
 15 pelabuhan udara baru
Energi
 Peningkatan kapasitas listrik 188 megawatt (MW)
 Pembangunan transmisi sekitar 3.625 kilometer sirkuit (kms)
 Pembangunan Gardu Induk 4.740 Mega Volt Ampere (MVA)
 Pembangunan Jaringan Distribusi 9.319 kms
 Pembangunan Gardu Distribusi 213 MVA

13

Dukungan Pengembangan
Infrastruktur

14

7

Daya Saing Infrastruktur Indonesia Masih Belum Optimal
Peringkat Daya Saing Tahun 2012 pada peringkat 50 dari144 negara
Items

Argentina

Indonesia
2011

2012

Philippines

Brazil

Korea

China

Vietnam Thailand Malaysia

Infrastructure

86

76

78

65

48

9

48

95

46

32

Roads

106

83

90

87

123

17

54

120

39

27

Railroad

103

52

51

94

100

10

22

68

65

17

Port

101

103

104

120

135

20

59

113

56

21

Air Transport

115

80

89

112

134

26

70

94

33

24

Electricity

108

98

93

98

68

32

59

113

44

35

Telephone

50

82

78

103

55

4

58

86

95

85

Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012 – 2013
• Secara umum daya saing infrastruktur di Indonesia lebih baik dibanding Argentina dan Vietnam namun masih
jauh tertinggal dibanding Korea, Malaysia, dan Thailand;
• Pada tahun 2012 daya saing Infrastruktur kereta api & listrik sedikit mengalami peningkatan;
• Upaya untuk meningkatkan daya saing dilakukan dengan meningkatkan dukungan dana untuk pembangunan
dan pemeliharaan infrastruktur.

15

Tiga faktor utama penghambat investasi adalah birokrasi yg
tdk efisien, korupsi dan Infrastruktur belum memadai…

Sumber: The Global Competitiveness Report, 2012 – 2013

8

Kebutuhan Investasi Infrastruktur
2010-2014
Triliun Rp

Triliun Rp

1,600.00
Pemda

1,400.00

1,200.00

400.00

Rp.407 T

Peran Swasta
Pemda

1,000.00
800.00

200.00

600.00
Rp.523, 3T (36,6%)

600.00

Swasta

Pemerintah

800.00

TOTAL Rp. 1.429 T

1,200.00
1,000.00

1,400.00

Rp.233, T

Rp.905, T (63,4% )

1,600.00

400.00
200.00
-

Kebutuhan Investasi Infrastruktur
2010 - 2014

Kemampuan Pemerintah

Gap

 Kebutuhan investasi Infrastruktur tahun 2010-2014 diperkirakan mencapai Rp. 1.429,2 T;
 Kemampuan Pemerintah Pusat dalam penyediaan pendanaan diperkirakan Rp. 523,27 T atau
36,6%;
 Gap pembiayaan sebesar Rp. 905,92 trilyun atau 63,4% diharapkan dapat didanai melalui
pengembangan KPS, dan Pemerintah Daerah
17

Sasaran Pembangunan Infrastruktur RAPBN 2013*
*) data prakiraan tahun 2013 dalam RKP 2013

Pembangunan jaringan rel kereta
api 383,37 km jalur ganda, dan
pengadaan 92 unit
lokomotif, kereta rel diesel
(KRD), kereta rel listrik
(KRL), tram, dan railbus

Jumlah jalan yang dipreservasi
35.017 km dan jembatan yang
dipreservasi 247.692 m

Pengembangan dan rehabilitasi 120
bandara, dan pembangunan 15
bandar udara baru

Pembangunan 110 rusunawa, 1.088
rumah khusus, dan rumah sejahtera
yang terbangun melalui penyediaan PSU
Kawasan sebanyak 65.000 unit *)

Terbangunnya transmisi sepanjang
3.625 kms, gardu induk sebesar
4.740 mva, peningkatan kapasitas
pembangkit 118 MW *)

Luas layanan jaringan irigasi sekitar
107.302 ha, mengembangkan jaringan
dan optimasi air sepanjang 524.084
ha, membangun 164 embung/situ

*) berdasarkan Renja K/L 2013

9

Dukungan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
Bentuk Dukungan
Infrastruktur
1.

2.
3.

4.

Pemerintah

pada

Proyek

Pembangunan

Land Capping  dana dukungan pemerintah atas risiko kenaikan
harga tanah dalam pembangunan jalan tol (Rp. 4,89 triliun  20082013)
Land Revolving Fund  Dana Bergulir Pengadaan Tanah untuk Jalan
Tol (Land Revolving Fund)
Land Acquisition Fund  dana pembebasan tanah untuk proyek
dengan skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) Project
Development Facility (dialokasikan sampai 2014)
Fasilitas Dana Geotermal dukungan fasilitas untuk mengurangi
risiko usaha panas bumi dalam rangka pengembangan pembangkit
listrik.(dikelola Pusat Investasi Pemerintah (PIP)  nilai kumulatif
sampai 2012 sebesar Rp2,003 triliun)

19

Jaminan Pemerintah pada Proyek
Pembangunan Infrastruktur
Bentuk Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
1. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap I
2. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap II
3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM
4. Penjaminan Bersama antara Pemerintah dan PT PII untuk
Proyek IPP PLTU Jawa Tengah
5. Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

20

10

Alokasi Anggaran untuk Dukungan dan Jaminan
Pemerintah pada proyek Pembangunan Infrastruktur
Alokasi Anggaran untuk Dukungan dan Jaminan Pemerintah pada proyek Pembangunan
Infrastruktur Tahun 2008-2012 (miliar Rp)
2008

2009

2010

2011

Keterangan
APBN
Land Capping (Belanja
Lain2)
Pembiayaan Nonutang
Dana Bergulir
Pengadaan Tanah untuk
Jalan Tol
Fasilitas Dana
Geotermal
Kewajiban Penjaminan
Pemerintah untuk
Proyek 10.000 MW
Tahap I
Kewajiban Penjaminan
untuk PDAM

APBN-P
-

APBN

APBN-P

1.000,0 2.000,0 1.000,0

APBN

APBN-P

2012

APBNP

APBN

APB
N

APBN-P

1.200,0

1.000,0

890,2

610,0 500,0

500,0

-

-

-

-

-

2.300,0

-

3.850,
900.0
0

900,0

-

-

-

-

-

-

1.126,
5

1.126,
876,5
5

876,5

323,1 1.000,0 1.000,0

1.000,0

1.000,0

889,0

889,0 623,3

623,3

50,0

50,0

147,0

-

-

-

-

-

15,0

10,0

10,0

21

PEMANFAATAN SAL UNTUK INFRASTRUKTUR
APBN-P 2012

Dari Rp 30T  Rp6 T (anggaran pendidikan) dan Rp24T Infrastruktur

URAIAN

JUMLAH
Rp. Miliar

Perkiraan SAL yang dapat digunakan

30.000,0

Rencana Penggunaan:

30.000,0

a. Anggaran Pendidikan (20%) → untuk memperbesar
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional

6.000,0

b. Infrastruktur Konektivitas Kawasan Timur Indonesia

9.498,3

c. Infrastruktur pendukung lainnya (Domestic
Connectivity dan Koridor Ekonomi, Ketahanan Pangan,
Klaster 4 dan Mitigasi Bencana)

9.698,1

d. Kebutuhan mendesak lainnya

2.165,0

e. Biaya Konversi Energi

2.638,7
22

11

ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007-2013
ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007 -2013
188,4

200,0

174,9
180,0

160,0

128,7
140,0

99,4

(triliun Rp)

120,0

91,3
78,7

100,0

80,0

59,8

60,0

40,0

20,0

0,0

2007

2008

Non K/L

2009

2010

K/L Lainnya

2011

PERHUBUNGAN

Catatan:
• Dalam RAPBN 2013, termasuk cadangan infrastruktur Rp11,8 T

2012

PU

2013

• Pembangunan
infrastruktur:
 Sarana dan prasarana
pengairan dan irigasi;
 Transportasi;
 Perumahan dan
permukiman;
 Komunikasi dan
informatika (Palapa
ring);
 Pertanahan dan
penataan ruang.
• Fokus prioritas:
 Peningkatan dukungan
daya saing sektor riil;
 Penyediaan
infrastruktur dasar
bagi peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.

Terima Kasih

24

12

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
1. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap I
Item

Keterangan

Dasar Hukum Pengadaan

Perpres No. 71 Tahun 2006

Karakteristik Pembiayaan

Porsi equity sebesar 15% dan porsi debt sebesar 85%

Dasar Hukum Penjaminan

Perpres No. 91 Tahun 2007 dan PMK No. 44/PMK.01/2008

Produk Penjaminan

Surat Jaminan Pemerintah / Full credit guarantee

Syarat dan Ketentuan
Penjaminan

Irrevocable dan unconditional
Mencakup seluruh kewajiban PLN dalam Perjanjian Kredit

Penerima Jaminan

Perbankan domestik dan internasional

Status

Pemerintah telah mengeluarkan sebanyak 35 Surat Jaminan Pemerintah
termasuk untuk tiga paket proyek transmisi porsi rupiah dan satu paket proyek
transmisi porsi dolar Amerika Serikat dengan total nilai kredit yang dijamin
sebesar Rp71,8 triliun.
Bersifat kontinjen, dan pada saat terjadi klaim akan berdampak langsung ke
APBN dengan jangka waktu pembayaran yang relatif singkat (30 sd 45 hari)

Eksposure terhadap APBN

25

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur

2. Jaminan Pemerintah pada Proyek 10.000 MW Tahap II
Item

Keterangan

Dasar Hukum Pengadaan

Perpres No. 4 Tahun 2010

Dasar Hukum
Penjaminan

PMK No. 139/PMK.011/2011

Produk Penjaminan

Surat Jaminan Kelayakan Usaha (SJKU)

Syarat dan Ketentuan
Penjaminan

Jaminan kelayakan diberikan terhadap risiko gagal bayar kewajiban
finansial PT PLN (Persero) yang terjadi pada sebagian atau sepanjang
masa operasi proyek pembangkit listrik sebagaimana tertuang dalam
perjanjian jual beli tenaga listrik dengan pendekatan positive list.

Status

Telah diterbitkan SJKU untuk dua proyek PLTP, yaitu PLTP Muara Laboh
(Project Cost ~ USD 635 million) dan PLTP Rajabasa (Project Cost ~
USD 653 million) dan satu proyek PLTA, yaitu PLTA Wampu (Project
Cost ~ USD 174 million)
26

13

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM
Item

Keterangan

Dasar Hukum Penjaminan

Perpres 29/2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat
dalam rangka Penyediaan Air Minum dan PMK 91/2011 tentang Perubahan Atas PMK
229/2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga.

Produk Penjaminan

Surat Jaminan Pemerintah Pusat (SJPP)

Syarat dan Ketentuan
Penjaminan

Jaminan Pemerintah Pusat diberikan sebesar 70% dari jumlah pokok kredit investasi
PDAM yang telah jatuh tempo, sedangkan sisanya sebesar 30% menjadi risiko bank
yang memberikan kredit investasi. Sementara itu, tingkat bunga kredit investasi yang
disalurkan bank kepada PDAM ditetapkan sebesar BI rate ditambah paling tinggi 5%,
dengan ketentuan tingkat bunga sebesar BI rate ditanggung PDAM, dan selisih bunga di
atas BI rate paling tinggi sebesar 5% menjadi subsidi yang ditanggung Pemerintah
Pusat.

Penerima Jaminan

Bank yang memberikan kredit investasi

Status

Pada tahun 2011, Pemerintah telah menerbitkan SJPP untuk tiga PDAM, yaitu PDAM
Kabupaten Bogor, PDAM Kabupaten Ciamis, dan PDAM Lombok Timur. Tiga PDAM yang
menyusul adalah PDAM Malang, PDAM Tasikmalaya, dan PDAM Banjarmasin

Eksposure terhadap APBN

Bersifat kontinjen.

27

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
3. Jaminan pada Proyek Penyediaan Air Minum oleh PDAM
(Lanjutan)
PDAM yang Telah Mendapat Jaminan
PDAM Kabupaten Ciamis
Nilai Pinjaman
Bank
Nomor SJPP
Tanggal SJPP

Rp14,7 miliar
BJB
S-016/MK.11/2011
12 Desember 2012

PDAM Kabupaten Bogor
Rp24,312 miliar
BRI
S-015/MK.11/2011
12 Desember 2012

PDAM Kabupaten
Lombok Timur
Rp11,175 miliar
BNI
S-017/MK.11/2011
22 Desember 2012

Jaminan yang Sedang Diproses
PDAM Kabupaten Malang
Nilai Pinjaman
Bank

Rp44,9 miliar
BNI

PDAM Kota Banjarmasin
Rp110 miliar
BPD Kalimantan Selatan

PDAM Kabupaten
Tasikmalaya
Rp29,7 miliar
BJB

28

14

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
4.

Penjaminan Bersama antara Pemerintah dan PT PII untuk Proyek IPP PLTU
Jawa Tengah










Proyek IPP PLTU Jawa Tengah (Central Java Power Plant/CJPP) merupakan salah
proyek showcase KPS/PPP skala besar pertama dengan nilai investasi sekitar Rp30
triliun yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No.67 Tahun 2005 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
Proyek CJPP diperkirakan mulai beroperasi komersial (Commercial Operation
Date/COD) pada akhir 2016. Sementara teknologi yang digunakan adalah ultrasupercritical, yang memiliki tingkat efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari
pembangkit batu bara yang dimiliki PLN saat ini sehingga merupakan proyek PLTU
yang ramah lingkungan.
Proyek ini mendapatkan Penjaminan Pemerintah dengan skema penjaminan
bersama antara Pemerintah dan PT PII berdasarkan Peraturan Presiden No. 78 Tahun
2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur.
Pada tanggal 6 Oktober 2011 bertempat di Kantor Menko Perekonomian telah
dilakukan penandatangan dokumen pelaksanaan dan penjaminan proyek KPS IPP
PLTU Jawa Tengah, yang meliputi: (1) Perjanjian Regres (Recourse Agreement); (2)
Perjanjian Penjaminan (Guarantee Agreement); dan (3) Perjanjian Jual Beli Listrik
(Power Purchase Agreement).
Proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi komersial (Commercial Operation
Date/COD) pada akhir 2016.
29

Jaminan Pemerintah pada Proyek Pembangunan
Infrastruktur
5. Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR)






KUR merupakan kredit yang diberikan bank kepada
UMKM dengan fasilitas penjaminan apabila terdapat
nasabah yang gagal bayar.
Perusahaan penjamin tidak menutup seluruh kredit
macet karena adanya sharing risiko antara perusahaan
penjamin dan bank pelaksana.
Akumlasi penyaluran KUR per Mei 2012 sebesar Rp75,5
triliun.

30

15