RPP Dasar Listrik dan Elekttronika - (2)

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan :

Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika Kelas / Semester : X / Gasal

Alokasi Waktu : 2 x 5 JP (Pertemuan ke 4 s/d 5 ) A. KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks

pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat.

4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.

Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan.

B. KOMPETENSI DASAR

3.1. Menganalisis bahan-bahan komponen listrik dan elektronika 4.1. Menunjukkan bahan-bahan listrik dan elektronika

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.1. menjelaskan pengertian konduktor, isolator, semikonduktor 3.2. menyebutkan jenis-jenis bahan konduktor, isolator, semikonduktor 3.3. menyebutkan kelas-kelas isolator

3.4. menjelaskan pengertian tahanan jenis 4.1. mengidentifikasi bahan konduktor 4.2. mengidentifikasi bahan isolator 4.3. mengidentifikasi bahan semikonduktor 4.4. menghitung resistansi konduktor D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah berdiskosi dan menggali informasi pesderta didik dapat :

1. menjelaskan pengertian konduktor, isolator, semi konduktor dengan benar. 2. menyebutkan jenis-jenis bahan konduktor, isolator, semikonduktor dengan detail. 3. menyebutkan kelas-kelas isolator dengan detail.

4. menjelaskan pengertian tahanan jenis dengan benar. Disediakan peserta didik dapat :

5. mengidentifikasi bahan konduktor dengan cermat 6. mengidentifikasi bahan isolator dengan cermat 7. mengidentifikasi bahan semikonduktor dengan cermat 8. menghitung resistansi konduktor dengan cermat. E. MATERI PEBELAJARAN

Materi Pembelajaran terlampir

F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE Pendekatan : Saintifik


(2)

Metode : Diskusi kelompok, Demonstrasi. G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan ke : 4

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahuluan 1. Melakukan pengecekan kebersihan ruang

2. Peserta didik berbaris

3. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai pembelajaran

4. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin 5. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran 6. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

7. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang atom dan struktur atom.

2. Siswa mengamati macam-macam bentuk dan ikatan atom serta hubungannya dengan macam bahan-bahan listrik.

3. Melalui tanya jawab guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi macam-macam bahan listrik.

4. Guru mengkaitkan materi dengan kondisi nyata dengan cara mengkaitkan materi dengan pengalaman siswa sehari-hari untuk mengidentifikasikan manfaat mempelajari bahan-bahan listrik.

5. Guru menanyakan macam-macam bahan listrik yang ada disekitar siswa

6. Siswa menganalisis bahan-bahan listrik yang ada disekitar siswa beserta tujuan mempelajari bahan-bahyan listrik.

7. Siswa mencoba mengklasifikasikan bahan-bahan listrik manasaja yang termasuk dalam bahan konduktor, isolator, dan semi konduktor.

8. Guru membimbing siswa mengidentifikasi bahan-bahan listrik seperti konduktor, isolator dan semi konduktor dengan cara menunjuk satu-dua siswa untuk berpendapat dan meminta siswa lain mengulang pendapat temannya untuk mengecek apakah ia menjadi pendengar yang baik.

9. Menunjuk salah satu siswa secara acak untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas selama pembelajaran.

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.

3. Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

4. Guru mengkhiri pembelajaran dengan sapaan dan salam. Pertemuan ke : 5

Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu Pendahuluan 1. Melakukan pengecekan kebersihan ruang

2. Peserta didik berbaris

3. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a untuk memulai pembelajaran


(3)

4. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin 5. Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran 6. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 7. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk

mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang atom dan struktur atom.

2. Siswa mengamati macam-macam bentuk dan ikatan atom serta hubungannya dengan macam bahan-bahan listrik.

3. Melalui tanya jawab guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi macam-macam bahan listrik.

4. Guru mengkaitkan materi dengan kondisi nyata dengan cara mengkaitkan materi dengan pengalaman siswa sehari-hari untuk mengidentifikasikan manfaat mempelajari bahan-bahan listrik.

5. Guru menanyakan macam-macam bahan listrik yang ada disekitar siswa

6. Siswa menganalisis bahan-bahan listrik yang ada disekitar siswa beserta tujuan mempelajari bahan-bahyan listrik.

7. Siswa mencoba mengklasifikasikan bahan-bahan listrik manasaja yang termasuk dalam bahan konduktor, isolator, dan semi konduktor.

8. Guru membimbing siswa mengidentifikasi bahan-bahan listrik seperti konduktor, isolator dan semi konduktor dengan cara menunjuk satu-dua siswa untuk berpendapat dan meminta siswa lain mengulang pendapat temannya untuk mengecek apakah ia menjadi pendengar yang baik.

9. Menunjuk salah satu siswa secara acak untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas selama pembelajaran.

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2. Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.

3. Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

4. Guru mengkhiri pembelajaran dengan sapaan dan salam. H. PENILAIAN PEMBELAJARAN, REMIDIAL DAN PENGAYAAN

A. PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Teknik Penilaian : pengamatan, tes tertulis.

2. Prosedur penilaian

No

Aspek yang dinilai

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

1.

Sikap

a. Terlibat aktif dalam

pembelajaran arus

dan bahan-bahan

listrik.

b. Bekerjasama dalam

kegiatan kelompok.

c. Toleran terhadap

proses pemecahan

masalah yang berbeda

Pengamatan

Selama pembelajaran dan

saat diskusi


(4)

No

Aspek yang dinilai

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

dan kreatif.

2.

Pengetahuan

a. Mengemukakan

kembali perbedaan

pengertian arus listrik

dan arus elektron.

b. Menyatakan kembali

perbedaan arus lidtrik

dan arus elektron

c. Menyebutkan kembali

macam-macam bahan

listrik

dan

memberikan

masing-masing contohnya

dengan

tepat dan

kreatif

.

Pengamatan dan tes

Penyelesaian tugas individu

dan kelompok

3.

Keterampilan

a. Terampil

mengemukakan arus

listrik, arus electron,

tegangan dan

bahan-bahan listrik.

Tes tertulis

Penyelesaian tugas individu

B. Instrumen Penilaian Hasil belajar

1. Penilaian Pengetahuan

Kisi kisi penilaian

No Kisi-kisi Soal

Tingkat kesulitan

(skor)

Jenis 1 Mengemukakan pengertian

arus listrik, arus electron, tegangan dan bahan-bahan listrik

1. Apakah yang anda ketahui tentang arus listrik, electron, dan tegangan listrik?

Mudah (20)

essey

2 Mengemukakan perbedaan arus listrik dan arus elektron

2. Apakah yang anda ketahui dengan perbedaan arus listrik dan arus elektron, jelaskan!

Sedang (30)

essey

3 Terampil mengemukakan kronologi terjadinya arus listrik dan arus elektron.

3. Jelaskan kronologi adanya arus listrik dan arus elektron!

Sukar (50)

essey

a. SOAL

1. Apakah yang anda ketahui tentang arus listrik, electron, dan tegangan listrik? 2. Apakah yang anda ketahui dengan perbedaan arus listrik dan arus elektron, jelaskan! 3. Jelaskan kronologi adanya arus listrik dan arus elektron!


(5)

1. - Arua listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.

- Arus electron adalah mengalirnya electron dari kutup negatif menuju kutup positif - Tegangan listrik adalah beda tekanan pada konduktor listrik.

2. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

3. Adanya electron hole dalam suatu penghantar listrik mengakibatkan bergeraknya electron bebas dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Jumlah Skor = 100

Penghitungan Nilai =

Skor Pencapaian

Skor Maksimal

x

100

2. Penilaian Keterampilan

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN Aspek yang dinilai :

a. Ketepatan menjawab pertanyaan pengertian arus listrik dan elektron

b. Kecepatan dan ketepatan menjawab perbedaan arus listrik dan arus elektron. c. Ketepatan menjelaskan kronologi adanya arus listrik dan tegagangan listrik. d. Ketepatan menjawab macam-macam bahan listrik.

e. Ketepatan menjawab masing-masing contoh bahan-bahan listrik. Tabel penilaian keterampilan.

No Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah

Skor

Nilai (Jumlah Skor x 4)

a b c d e

1 2 3 4 5

Keterangan:

Skala Penilaian dibuat dengan rentangan 1 s/d 5 Penafsiran angka :

1 : 60 2 : 70 3 : 80 4 : 90 5 : 100

I. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Media, Alat dan Bahan


(6)

 Ilustrasi tentang bahan listrik (program flas)  IT dan proyektor.

2. Sumber Belajar

 Buku Rangkaian Arus Searah, Soeprapto

 Buku Dasar dan Pengukuran Listrik, MH. Sapto Widodo  Artikel-artikel yang terkait

Sragen, Juli 2017 Mengetahui

a/n Kepala SMK Negeri 2 Sragen Guru Mata Pelajaran WKS Kurikulum

SUHARNO, S.Pd. DARYANTO

NIP. 19670419 200312 1 002 NIP. 19650516 199512 1 OO1

Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 4-5 Pertemuan ke 4

Memeriksa Bahan-bahan Listrik

Kalian telah mempelajari pergerakan elektron bebas. Oleh karena elektronelektron yang tidak terikat bebas bergerak meninggalkan atom dan mengambang dalam ruang antar atom yang

berdekatan, sehingga elektron-elektron ini disebut elektron bebas Pada beberapa jenis bahan, seperti logam, elektron terluar dari atom mudah terlepas dari ikatan sehingga dapat bergerak secara acak dalam ruang antar atom dari bahan tersebut akibat pengaruh energi panas dari suhu ruangan. Setiap elektron bergerak merata melalui konduktor, masing-masing elektron saling mendorong dari pangkal ke ujung, sehingga seluruh elektron bergerak bersama-sama sebagai suatu kelompok. Elektron dari berbagai tipe atom yang berbeda memiliki derajat kebebasan yang berbeda dalam bergerak

mengelilingi inti. Kemampuan suatu benda baik padat, cair atau gas untuk menghantarkan arus listrik atau elektron berbeda-beda. Dilihat dari kemampuan suatu benda untuk menghantarkan arus listrik, maka bahan listrik dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

(1) konduktor atau penghantar (2) non konduktor atau isolator,

Pengelompokan bahan listrik tersebut didasarkan pada kemampuan konduktansi dan nilai resistansi bahan listrik. Selain kedua jenis bahan tersebut ada satu bahan lagi yang sangat fonumental, yaitu semikonduktor. Dalam kegiatan belajar ini kalian akan mempelajari ketiga jenis bahan listrik tersebut.

Konduktor

Mobilitas elektron-elektron dalam suatu bahan disebut dengan konduktivitas listrik. Konduktivitas ditentukan oleh jenis atom dalam bahan (jumlah proton dalam setiap inti atom menentukan identitas kimianya) dan bagaimana atom-atom tersebut terhubung bersama satu dengan yang lain. Bahan dengan mobilitas elektron yang tinggi (banyak elektron bebas) disebut konduktor, karena bahan-baban tersebut memiliki konduktivitas tinggi. Untuk menentukan tingkat konduktivitas, dinyatakan dengan nilai konduktansi yang diukur dalam satuan mho. Bahan konduktor yang memiliki konduktivitas tinggi, berarti nilai konduktansinya juga tinggi. Sudah barang pasti, nilai konduktivitas setiap bahan konduktor berbeda-beda, ada yang nilainya tinggi ada pula yang rendah. Kebalikan dari konduktivitas adalah resistansitas. Jika suatu bahan konduktor dinyatakan memiliki konduktivitas tinggi, maka nilai resistansinya rendah, demikian sebaliknya jika bahan konduktor dinyatakan


(7)

suatu bahan konduktor dinyatakan dengan nilai resistansi yang diukur dalam satuan ohm. Bahan konduktor yang memiliki resistansitas rendah, berarti memiliki nilai resistansi rendah. Untik

keperluan praktis, resistansi dinyatakan dengan huruf kapital R, sedang konduktasi dinyatakan dengan huruf kapital G.

Resistansi Konduktor

Seperti yang telah kalian ketahui, bahwa ketika pergerakan elektron-elektron bebas dalam suatu bahan, tanpa arah atau kecepatan tertentu, dan terpengaruh oleh gaya sehingga bergerak secara terkoordinasi melalui suatu bahan konduktif, maka pergerakan elektron yang merata ini disebut dengan listrik atau arus listrik. Sama seperti air yang mengalir melalui pipa, elektron dapat bergerak melalui ruang kosong diantara atom-atom dari konduktor. Konduktor mungkin terlihat sebagai suatu benda padat, tetapi bahan yang tersusun dari atom-atom sebagian besar merupakan ruang kosong. Analogi aliran air tersebut begitu cocok sehingga pergerakan elektron

melalui suatu konduktor sering disebut sebagai “aliran”. Untuk keperluan penyaluran arus listrik secara efektif dan efisien, maka diperlukan bahan konduktor yang memiliki konduktivitas tinggi atau memiliki nilai resistansi rendah. Berikut beberapa contoh dari bahan konduktor yang lazim digunakan untuk keperluan penghantaran arus listrik:perak, tembaga, emas, aluminium, merkuri, dan grafit. Bahan yang memiliki konduktivitas rendah antara lain gelas, karet, minyak, aspal, serat kaca, porselen, keramik, kuarsa, kapas, kertas, kayu, plastik, udara, berlian, dan air murni. Konduktor atau penghantar listrik adalah bahan listrik yang mempunyai daya hantar listrik yang besar sehingga arus listrik mudah mengalir di dalamnya. Yang termasuk kelompok konduktor adalah semua logam dan campurannya. Jenis logam yang mempunyai daya hantar listrik besar dan banyak digunakan adalah tembaga, dan alumunium. Arus listrik yang dimaksudkan di sini dapat berupa arus kuat (electric current) dan dapat berupa arus lemah (signal). Nilai resistansi konduktor diukur dalam satuan ohm, lazimnya bervariasi mulai dari : 0,000 001 atau 1x10-6 ohm, 0,00001 atau 1x10-5 ohm, 0,0001 atau 1x10-4 ohm hingga 0,001 atau 1x10-3 ohm. Nilai resistansi bahan konduktor harus sangat kecil, agar rugi tegangan yang ditimbulkan menjadi sangat kecil. Secara fisik, nilai resistansi suatu bahan konduktor, tergantung pada:

- panjang konduktor yang digunakan dalam (m)

- luas penampang konduktor yang digunakan dalam (m2) - jenis bahan konduktor yang digunakan

- Suhu konduktor

Besarnya nilai resistansi suatu bahan konduktor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

R

¿

ρxl

A

dimana :

R : resistansi konduktor, diukur dalam satuan ohm  : resistivitas bahan, dalam satuan ohm.mm2/m l : panjang konduktor, diukur dalam satuan meter (m) A : luas penampang kawat penghantar, dalam satuan mm2 Jenis Bahan Konduktor

Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Konduktifitasnya cukup baik.

2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi. 3. Koefisien muai panjangnya kecil.

4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:

1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.

2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang diberi dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.


(8)

3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

Isolator

Seperti telah kalian ketahui, bahwa tidak semua bahan konduktif memiliki tingkat konduktivitas yang sama, terhadap pergerakan elektron. Pada suatu bahan tertentu maka nilai konduktivitas bisa menjadi sangat rendah, sehingga mobilitas pergerakan elektron manjadi sangat sulit terjadi, bahkan pada bahan tertentu mobilitas pergerakan elektron sama sekali tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh isolator, kaca jendela lebih baik dari pada sebagian besar plastik, dan lebih baik daripada fiberglass. Begitu juga dengan konduktor listrik, sebagian lebih baik daripada yang lain. Sebagai contoh, perak adalah konduktor terbaik dalam golongan konduktor, bahannya memberikan ruang yang lebih mudah bagi elektron untuk bergerak dibandingkan dengan bahan konduktor yang lain. Bahan lain seperti gelas, elektron-elektron gelas hanya memiliki sedikit ruang untuk bergerak bebas. Ketika gaya luar seperti tarikan fisik dikenakan pada bahan tersebut, maka elektron-elektron bebas dipaksa meninggalkan atom dan berpindah ke atom dari bahan yang lain. Akan tetapi elektron-elektron tersebut tidak dapat bergerak dengan mudah diantara atom-atom dalam bahan tersebut. Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom atomnya. Bahan-bahan ini lazim dipergunakan dalam peralatan listrik dan elektronikauntuk alasan keamanan dan pencegahan terhadap bahaya sengatan arus listrik. Isolator digunakan pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar atau antara konduktor. Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau Teflon merupakan bahan isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan sintetis masih "cukup bagus" dipergunakan sebagai isolator kabel. Contohnya plastik atau karet. Bahan-bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih mudah dibentuk / diproses sementara masih bisa menyumbat aliran listrik pada voltase menengah (ratusan, mungkin ribuan volt). Isolator atau non konduktor adalah bahan listrik yang mempunyai nilai resistansi atau daya hambat listrik sangat tinggi, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir melewatinya. Karena sifatnya yang tidak menghantarkan arus listrik maka bahan ini banyak digunakan sebagai pelindung terhadap bahaya sengatan arus listrik. Bahan isolator yang sering digunakan adalah gelas, mika, porselin, karet, minyak trafo dan pernis. Nilai resistansi isolator dalam satuan ohm, lazimnya bervariasi mulai dari: 10x109 = 10.000.000.000 Ω, hingga 10x1015=10.000.000.000.000.000 Ω.

Sifat-Sifat Isolator

Isolator atau bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan kerugian dielektrik. Isolator atau penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik.

Pembagian Kelas Bahan Penyekat

Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja maksimum, yaitu sebagai berikut: Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C. Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.

Kelas A, suhu kerja maksimum 150°CYaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.

Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C. Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis


(9)

dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.

Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C. Yaitu bahan non-organik (seperti: mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).

Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C. Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.

Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C. Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan

68 berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.

Kelas C, suhu kerja diatas 180°C. Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).

Pertemuan ke 5 Semikonduktor

Berdasarkan penelitian, sifat listrik beberapa bahan dapat berubah tergantung pada kondisi. Gelas sebagai contoh adalah isolator yang baik pada suhu ruangan, tetapi akan menjadi konduktor ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Gas-gas dalam udara, secara normal merupakan bahan isolasi juga akan menjadi konduktif jika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Beberapa logam menjadi konduktor yang buruk ketika dipanaskan, dan menjadi konduktor yang baik ketika didinginkan. Banyak bahan konduktif menjadi konduktif sempurna dan disebut superkonduktivitas pada suhu yang sangat rendah Selain konduktor dan isolator seperti yang telah diuraikan di atas, dikenal pula satu jenis bahan listrik yang memiliki sifat unik yaitu semi konduktor. Nilai resistansi bahan

semikonduktor adalah di atas nilai resistansi bahan konduktor tetapi di bawah nilai resistansi bahan isolator. Itulah sebabnya mengapa bahan ini disebut sebagai bahan semikonduktor. Daya hantar bahan semikonduktor sangat unik. Berikut ini diberikan berbagai cara bagaimana bahan semikonduktor dapat menghantarkan arus listrik.

Konduksi Intrinsik

Bila suatu bahan semikonduktor didinginkan hingga mencapai suhu -273oC (0 K), bahan semikonduktor ini tidak akan dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan tidak adanya elektron bebas yang dikandung oleh bahan tersebut. Jadi pada sushu -273oC, bahan semikonduktor menjadi islator. Bila suatu bahan semikonduktor dengan suhu -273oC dipanaskan hingga mencapai suhu 0oC, maka bahan semikonduktor tersebut mulai dapat menghantarkan arus listrik. Daya hantar jenis () bahan semikonduktor naik secara eksponensial (kuadratis) dengan kenaikan suhu. Mengapa dengan pemanasan (heating) dapat membuat bahan semikonduktor menjadi konduktif? Bila suatu kristal dipanaskan, maka atom-atom kristal tidak akan tinggal diam, tetapi bergerak ke segala penjuru. Akibatnya ikatan atom terhadap elektron terikat (elektron valensi) terlepas, sehingga berubah menjadi elektron bebas. Elektron bebas menjadi semakin banyak, sehingga daya hantar bahan semikondukor juga menjadi naik. Dari fenomena tersebut dapat diatakan bahwa daya hantar bahan semikonduktor berubah tergantung pada suhu.

Konduksi Ekstrinsik

Komponen elekronik seperti diode dan transistor dibuat dari bahan semikonduktor. Misalnya diode terbuat dari dua jenis bahan semikonduktor tipe P dan tipe N.


(10)

Gambar 5.1 Struktur kristal Atom Silikon

Agar konduktivitas bahan semikonduktor untuk komponen elektronik ini tidak tergantung suhu (konduksi instrinsik) maka ditempuh cara lain, yaitu mencampurkan suatu kristal atom lain ke kristal atom bahan semikonduktor. Cara ini lazim disebut

dopping. Misalnya kristal atom silikon yang memiliki 4 elektron valensi di-dopping dengan kristal atom arsenik yang memiliki lima elektron valensi, akibatnya campuran ini akan kelebihan elektron, dan disebut sebagai bahan semikonduktor tipe N.

Gambar 5.2 Bahan semikonduktor tipe N

Sebaliknya bila kristal atom silikon di –dopping dengan kristal atom indium yang hanya memiliki tiga elektron valensi, maka campuran ini akan kekurangan elektron, sehingga menghasilkan bahan semikonduktor tipe P.


(11)

Gambar 5.3 Bahan semikonduktor tipe P

Komponen elektronik seperti diode, transistor dan SCR, terbuat dari gabungan bahan semikonduktor type P dan tipe N.

Semikonduktor Tipe N

Suatu kristal Silikon yang murni, dimana setiap atomnya adalah atom Silikon saja, disebut sebagai semikonduktor intrinsik. Untuk kebanyakan aplikasi, tidak terdapat pasangan elektron-hole yang cukup banyak di dalam suatu semikonduktor intrinsik untuk dapat menghasilkan arus yang berguna. Doping adalah penambahan atom-atom impuritas pada suatu kristal untuk menambah jumlah elektron maupun hole. Suatu kristal yang telah di dop disebut semikonduktor ekstrinsik. Untuk memperoleh tambahan elektron pada jalur konduksi, diperlukan atom pentavalent. Atom pentavalen ini juga disebut sebagai atom donor. Setelah membentuk ikatan kovalen dengan tetangganya, atom pentavalen ini mempunyai kelebihan sebuah elektron, yang dapat beredar pula pada jalur konduksi, seperti pada Gambar 3. Sehingga terbentuk jumlah elektron yang cukup banyak dan jumlah hole yang sedikit. Keadaan ini diistilahkan dengan elektron sebagai pembawa mayoritas dan hole sebagai pembawa minoritas. Semikonduktor yang di-doping seperti ini disebut dengan semikonduktor type-n.

Oleh karena atom antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat elektron valensi mendapatkan pasangan ikatan kovalen dengan atom silikon sedangkan elektron valensi yang kelima tidak mendapatkan pasangan. Oleh karena itu ikatan elektron kelima ini dengan inti menjadi lemah dan mudah menjadi elektron bebas. Karena setiap atom depan ini menyumbang sebuah elektron, maka

Si Si

Si

Si Si

Si Si

Si Sb

atom antimoni

(Sb)

elektron valensi

kelima

Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe N


(12)

atom yang bervalensi lima disebut dengan atom donor. Dan elektron “bebas” sumbangan dari atom dopan inipun dapat dikontrol jumlahnya atau konsentrasinya.

Meskipun demikian bahan silikon tipe n ini mengandung elektron bebas (pembawa mayoritas) yang cukup banyak, namun secara keseluruhan Kristal ini tetap netral karena jumlah muatan positip pada inti atom masih sama dengan jumlah keseluruhan elektronnya. Pada bahan tipe n disamping jumlah elektron bebasnya meningkat, ternyata jumlah holenya (pembawa minoritas) menurun. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya jumlah elektron bebas, maka kecepatan hole dan elektron ber-rekombinasi (bergabungnya kembali elektron dengan hole) semakin meningkat. Sehingga jumlah holenya menurun.Level energi dari elektron bebas sumbangan atom donor digambarkan pada gambar

1. Jarak antara pita konduksi dengan level energi donor sangat kecil yaitu 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon. Sehingga pada suhu ruang semua elektron donor dapat mencapai pita konduksi dan menjadi elektron bebas.

Bahan semikonduktor tipe n dapat dilukiskan seperti pada Gambar 5. Karena atom-atom donor telah ditinggalkan oleh elektron valensinya (yakni menjadi elektron bebas), maka menjadi ion yang bermuatan positip. Sehingga digambarkan dengan tanda positip. Sedangkan elektron bebasnya menjadi pembawa mayoritas. Dan pembawa minoritasnya berupa hole.

Semikonduktor Tipe P

pita valensi pita konduksi

Eg = 0.67eV (Ge); 1.1eV (Si)

level energi donor energi

0.01eV (Ge); 0.05eV (Si)

Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe N


(13)

Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan bahan impuritas (ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan diperoleh semikonduktor tipe p. Bahan dopan yang bervalensi tiga tersebut misalnya boron, galium, dan indium. Struktur kisi-kisi kristal semikonduktor (silikon) tipe p adalah seperti Gambar 6.

Karena atom dopan mempunyai tiga elektron valensi, dalam Gambar 6 adalah atom Boron (B) , maka hanya tiga ikatan kovalen yang bisa dipenuhi. Sedangkan tempat yang seharusnya membentuk ikatan kovalen keempat menjadi kosong (membentuk hole) dan bisa ditempati oleh elektron valensi lain. Dengan demikian sebuah atom bervalensi tiga akan menyumbangkan sebuah hole. Atom bervalensi tiga (trivalent) disebut juga atom akseptor, karena atom ini siap untuk menerima elektron. Seperti halnya pada semikonduktor tipe n, secara keseluruhan kristal semikonduktor tipe n ini adalah netral. Karena jumlah hole dan elektronnya sama. Pada bahan tipe p, hole merupakan pembawa muatan mayoritas. Karena dengan penambahan atom dopan akan meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan. Sedangkan pembawa minoritasnya adalah elektron.

Level energi dari hole akseptor dapat dilihat pada Gambar 7. Jarak antara level energi akseptor dengan pita valensi sangat kecil yaitu sekitar 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon. Dengan demikian hanya dibutuhkan energi yang sangat kecil bagi elektron valensi untuk menempati hole di level energi akseptor. Oleh karena itu pada suhur ruang banyak sekali jumlah hole di pita valensi yang merupakan pembawa muatan.

Bahan semikonduktor tipe p dapat dilukiskan seperti pada Gambar 8. Karena atom-atom akseptor telah menerima elektron, maka menjadi ion yang bermuatan negatif. Sehingga digambarkan dengan tanda negatif. Pembawa mayoritas berupa hole dan pembawa minoritasnya berupa elektron.


(1)

3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).

Isolator

Seperti telah kalian ketahui, bahwa tidak semua bahan konduktif memiliki tingkat konduktivitas yang sama, terhadap pergerakan elektron. Pada suatu bahan tertentu maka nilai konduktivitas bisa menjadi sangat rendah, sehingga mobilitas pergerakan elektron manjadi sangat sulit terjadi, bahkan pada bahan tertentu mobilitas pergerakan elektron sama sekali tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh isolator, kaca jendela lebih baik dari pada sebagian besar plastik, dan lebih baik daripada fiberglass. Begitu juga dengan konduktor listrik, sebagian lebih baik daripada yang lain. Sebagai contoh, perak adalah konduktor terbaik dalam golongan konduktor, bahannya memberikan ruang yang lebih mudah bagi elektron untuk bergerak dibandingkan dengan bahan konduktor yang lain. Bahan lain seperti gelas, elektron-elektron gelas hanya memiliki sedikit ruang untuk bergerak bebas. Ketika gaya luar seperti tarikan fisik dikenakan pada bahan tersebut, maka elektron-elektron bebas dipaksa meninggalkan atom dan berpindah ke atom dari bahan yang lain. Akan tetapi elektron-elektron tersebut tidak dapat bergerak dengan mudah diantara atom-atom dalam bahan tersebut. Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi elektronnya terikat kuat pada atom atomnya. Bahan-bahan ini lazim dipergunakan dalam peralatan listrik dan elektronikauntuk alasan keamanan dan pencegahan terhadap bahaya sengatan arus listrik. Isolator digunakan pula sebagai penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar atau antara konduktor. Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau Teflon merupakan bahan isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan sintetis masih "cukup bagus" dipergunakan sebagai isolator kabel. Contohnya plastik atau karet. Bahan-bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih mudah dibentuk / diproses sementara masih bisa menyumbat aliran listrik pada voltase menengah (ratusan, mungkin ribuan volt). Isolator atau non konduktor adalah bahan listrik yang mempunyai nilai resistansi atau daya hambat listrik sangat tinggi, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir melewatinya. Karena sifatnya yang tidak menghantarkan arus listrik maka bahan ini banyak digunakan sebagai pelindung terhadap bahaya sengatan arus listrik. Bahan isolator yang sering digunakan adalah gelas, mika, porselin, karet, minyak trafo dan pernis. Nilai resistansi isolator dalam satuan ohm, lazimnya bervariasi mulai dari: 10x109 = 10.000.000.000 Ω, hingga 10x1015=10.000.000.000.000.000 Ω.

Sifat-Sifat Isolator

Isolator atau bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal, sifat mekanis, dan sifat kimia. Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan kerugian dielektrik. Isolator atau penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya dipertimbangkan penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik.

Pembagian Kelas Bahan Penyekat

Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja maksimum, yaitu sebagai berikut: Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C. Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu, poliakrilat, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.

Kelas A, suhu kerja maksimum 150°CYaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email (enamel) yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.

Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C. Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain sejenis


(2)

dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film dan serat polyethylene terephthalate.

Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C. Yaitu bahan non-organik (seperti: mika, gelas, fiber, asbes) yang dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).

Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C. Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.

Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C. Semua bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan

68 berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.

Kelas C, suhu kerja diatas 180°C. Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic, misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).

Pertemuan ke 5

Semikonduktor

Berdasarkan penelitian, sifat listrik beberapa bahan dapat berubah tergantung pada kondisi. Gelas sebagai contoh adalah isolator yang baik pada suhu ruangan, tetapi akan menjadi konduktor ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Gas-gas dalam udara, secara normal merupakan bahan isolasi juga akan menjadi konduktif jika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Beberapa logam menjadi konduktor yang buruk ketika dipanaskan, dan menjadi konduktor yang baik ketika didinginkan. Banyak bahan konduktif menjadi konduktif sempurna dan disebut superkonduktivitas pada suhu yang sangat rendah Selain konduktor dan isolator seperti yang telah diuraikan di atas, dikenal pula satu jenis bahan listrik yang memiliki sifat unik yaitu semi konduktor. Nilai resistansi bahan

semikonduktor adalah di atas nilai resistansi bahan konduktor tetapi di bawah nilai resistansi bahan isolator. Itulah sebabnya mengapa bahan ini disebut sebagai bahan semikonduktor. Daya hantar bahan semikonduktor sangat unik. Berikut ini diberikan berbagai cara bagaimana bahan semikonduktor dapat menghantarkan arus listrik.

Konduksi Intrinsik

Bila suatu bahan semikonduktor didinginkan hingga mencapai suhu -273oC (0 K), bahan semikonduktor ini tidak akan dapat menghantarkan arus listrik, hal ini disebabkan tidak adanya elektron bebas yang dikandung oleh bahan tersebut. Jadi pada sushu -273oC, bahan semikonduktor menjadi islator. Bila suatu bahan semikonduktor dengan suhu -273oC dipanaskan hingga mencapai suhu 0oC, maka bahan semikonduktor tersebut mulai dapat menghantarkan arus listrik. Daya hantar jenis () bahan semikonduktor naik secara eksponensial (kuadratis) dengan kenaikan suhu. Mengapa dengan pemanasan (heating) dapat membuat bahan semikonduktor menjadi konduktif? Bila suatu kristal dipanaskan, maka atom-atom kristal tidak akan tinggal diam, tetapi bergerak ke segala penjuru. Akibatnya ikatan atom terhadap elektron terikat (elektron valensi) terlepas, sehingga berubah menjadi elektron bebas. Elektron bebas menjadi semakin banyak, sehingga daya hantar bahan semikondukor juga menjadi naik. Dari fenomena tersebut dapat diatakan bahwa daya hantar bahan semikonduktor berubah tergantung pada suhu.

Konduksi Ekstrinsik

Komponen elekronik seperti diode dan transistor dibuat dari bahan semikonduktor. Misalnya diode terbuat dari dua jenis bahan semikonduktor tipe P dan tipe N.


(3)

Gambar 5.1 Struktur kristal Atom Silikon

Agar konduktivitas bahan semikonduktor untuk komponen elektronik ini tidak tergantung suhu (konduksi instrinsik) maka ditempuh cara lain, yaitu mencampurkan suatu kristal atom lain ke kristal atom bahan semikonduktor. Cara ini lazim disebut

dopping. Misalnya kristal atom silikon yang memiliki 4 elektron valensi di-dopping dengan kristal atom arsenik yang memiliki lima elektron valensi, akibatnya campuran ini akan kelebihan elektron, dan disebut sebagai bahan semikonduktor tipe N.

Gambar 5.2 Bahan semikonduktor tipe N

Sebaliknya bila kristal atom silikon di –dopping dengan kristal atom indium yang hanya memiliki tiga elektron valensi, maka campuran ini akan kekurangan elektron, sehingga menghasilkan bahan semikonduktor tipe P.


(4)

Gambar 5.3 Bahan semikonduktor tipe P

Komponen elektronik seperti diode, transistor dan SCR, terbuat dari gabungan bahan semikonduktor type P dan tipe N.

Semikonduktor Tipe N

Suatu kristal Silikon yang murni, dimana setiap atomnya adalah atom Silikon saja, disebut sebagai semikonduktor intrinsik. Untuk kebanyakan aplikasi, tidak terdapat pasangan elektron-hole yang cukup banyak di dalam suatu semikonduktor intrinsik untuk dapat menghasilkan arus yang berguna. Doping adalah penambahan atom-atom impuritas pada suatu kristal untuk menambah jumlah elektron maupun hole. Suatu kristal yang telah di dop disebut semikonduktor ekstrinsik. Untuk memperoleh tambahan elektron pada jalur konduksi, diperlukan atom pentavalent. Atom pentavalen ini juga disebut sebagai atom donor. Setelah membentuk ikatan kovalen dengan tetangganya, atom pentavalen ini mempunyai kelebihan sebuah elektron, yang dapat beredar pula pada jalur konduksi, seperti pada Gambar 3. Sehingga terbentuk jumlah elektron yang cukup banyak dan jumlah hole yang sedikit. Keadaan ini diistilahkan dengan elektron sebagai pembawa mayoritas dan hole sebagai pembawa minoritas. Semikonduktor yang di-doping seperti ini disebut dengan semikonduktor type-n.

Oleh karena atom antimoni (Sb) bervalensi lima, maka empat elektron valensi mendapatkan pasangan ikatan kovalen dengan atom silikon sedangkan elektron valensi yang kelima tidak mendapatkan pasangan. Oleh karena itu ikatan elektron kelima ini dengan inti menjadi lemah dan mudah menjadi elektron bebas. Karena setiap atom depan ini menyumbang sebuah elektron, maka

Si Si

Si

Si Si

Si Si

Si Sb

atom antimoni

(Sb)

elektron valensi

kelima

Struktur Kristal Semikonduktor (Silikon) Tipe N


(5)

atom yang bervalensi lima disebut dengan atom donor. Dan elektron “bebas” sumbangan dari atom dopan inipun dapat dikontrol jumlahnya atau konsentrasinya.

Meskipun demikian bahan silikon tipe n ini mengandung elektron bebas (pembawa mayoritas) yang cukup banyak, namun secara keseluruhan Kristal ini tetap netral karena jumlah muatan positip pada inti atom masih sama dengan jumlah keseluruhan elektronnya. Pada bahan tipe n disamping jumlah elektron bebasnya meningkat, ternyata jumlah holenya (pembawa minoritas) menurun. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya jumlah elektron bebas, maka kecepatan hole dan elektron ber-rekombinasi (bergabungnya kembali elektron dengan hole) semakin meningkat. Sehingga jumlah holenya menurun.Level energi dari elektron bebas sumbangan atom donor digambarkan pada gambar

1. Jarak antara pita konduksi dengan level energi donor sangat kecil yaitu 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon. Sehingga pada suhu ruang semua elektron donor dapat mencapai pita konduksi dan menjadi elektron bebas.

Bahan semikonduktor tipe n dapat dilukiskan seperti pada Gambar 5. Karena atom-atom donor telah ditinggalkan oleh elektron valensinya (yakni menjadi elektron bebas), maka menjadi ion yang bermuatan positip. Sehingga digambarkan dengan tanda positip. Sedangkan elektron bebasnya menjadi pembawa mayoritas. Dan pembawa minoritasnya berupa hole.

Semikonduktor Tipe P

pita valensi pita konduksi

Eg = 0.67eV (Ge); 1.1eV (Si)

level energi donor energi

0.01eV (Ge); 0.05eV (Si)

Diagram Pita Energi Semikonduktor Tipe N


(6)

Apabila bahan semikonduktor murni (intrinsik) didoping dengan bahan impuritas (ketidak-murnian) bervalensi tiga, maka akan diperoleh semikonduktor tipe p. Bahan dopan yang bervalensi tiga tersebut misalnya boron, galium, dan indium. Struktur kisi-kisi kristal semikonduktor (silikon) tipe p adalah seperti Gambar 6.

Karena atom dopan mempunyai tiga elektron valensi, dalam Gambar 6 adalah atom Boron (B) , maka hanya tiga ikatan kovalen yang bisa dipenuhi. Sedangkan tempat yang seharusnya membentuk ikatan kovalen keempat menjadi kosong (membentuk hole) dan bisa ditempati oleh elektron valensi lain. Dengan demikian sebuah atom bervalensi tiga akan menyumbangkan sebuah hole. Atom bervalensi tiga (trivalent) disebut juga atom akseptor, karena atom ini siap untuk menerima elektron. Seperti halnya pada semikonduktor tipe n, secara keseluruhan kristal semikonduktor tipe n ini adalah netral. Karena jumlah hole dan elektronnya sama. Pada bahan tipe p, hole merupakan pembawa muatan mayoritas. Karena dengan penambahan atom dopan akan meningkatkan jumlah hole sebagai pembawa muatan. Sedangkan pembawa minoritasnya adalah elektron.

Level energi dari hole akseptor dapat dilihat pada Gambar 7. Jarak antara level energi akseptor dengan pita valensi sangat kecil yaitu sekitar 0.01 eV untuk germanium dan 0.05 eV untuk silikon. Dengan demikian hanya dibutuhkan energi yang sangat kecil bagi elektron valensi untuk menempati hole di level energi akseptor. Oleh karena itu pada suhur ruang banyak sekali jumlah hole di pita valensi yang merupakan pembawa muatan.

Bahan semikonduktor tipe p dapat dilukiskan seperti pada Gambar 8. Karena atom-atom akseptor telah menerima elektron, maka menjadi ion yang bermuatan negatif. Sehingga digambarkan dengan tanda negatif. Pembawa mayoritas berupa hole dan pembawa minoritasnya berupa elektron.