MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATA SIDOARJO.

(1)

MEDIA

TOURISM

DALAM PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA

SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh: HikmatusSholicha

NIM: B06212012

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2016


(2)

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Hikmatus Sholicha

NIM : B06212012

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : Media Tourism Dalam Pengembangan Wisata Sidoarjo

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada ujian skripsi.

Surabaya, 25 Juli 2016

Dosen Pembimbing

Drs. H. Yoyon Mudjiono, M.si NIP. 195409071982031003


(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Hikmatus Sholicha, B06212012. Media Tourism Dalam Pengembangan Promosi

Wisata Sidoarjo. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Media Tourism, Pengembangan Promosi wisata

Abstrak

Sebagai daerah yang kaya akan penghsilan alam serta kaya dengan tempat-tempat wisata Sidoarjo memberikan inovasi pengembangan promosi wisata

melalui media yang terbukti dengan munculnya media tourism atau media wisata

sebagai bentuk pengembangan wisata dalam lingkup perkembangan dengan menggunakan media yang bersifat media massa elektronik maupun media non elektronik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk media yang digunakan Disporbudpar Kabupaten Sidoarjo untuk mengenalkan wisata Sidoarjo melalui pengembangan teknologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media tourism dalam

pengembangan promosi wisata ada 6 antara lain, web, TIC, Android tourism

(Sidoarjo tourism), televisi, majalah dan brosur, yang penggunaannya dengan

mengunakan internet, dan cetak yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing media tersebut. Sehingga dengan adanya media tersebut tentunya dapat menarik wisatawan agar lebih mengenal wisata Sidoarjo dan mengunjunginya.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN DALAM

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Kajian Hasil Terdahulu .... …………... ... 7

F. Definisi Konsep ... 8

G. Metodelogi Penelitian ... 13

H. Sistematika Pembahasan Penelitian………………… ... 24

BAB II : MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATA SIDOARJO 1. Media Tourism ... 26

a. Media Dalam Lingkup Komunikasi ... 26

b. Hubungan Media dan Komunikasi ... 31

c. Bentuk-bentuk media ... 39

2. Pengertian Media Tourism ... 42

a. Jenis-jenis Pariwisata ... 44

b. Hubungan media dengan wisata... 46

3. Media Dalam Pengembangan Promosi Wisata ... 47

4. Media Tourism Dalam Pengembangan Wisata Sidoarjo Dengan Perspektif Teori Media Massa Uses and Gratification ... 48

BAB III : GAMBARAN DATA PENELITIAN MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATASIDOARJO A. Deskripsi Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 49

1. Profil Informan ... 49


(8)

3. Lokasi Penelitian ... 51

B. Deskripsi Data Penelitian ... 62

1. Bentuk-bentuk Media Promosi yang digunakan Disporbudpar ... 63

2. Daya Tarik dan Potensi Wisata ... 66

3. Pemanfaatan Media Tourism Oleh Wisatawan ... 68

4. Pengelolahan Media Tourism Oleh Disporbudpar Sidoarjo ... 72

5. Aktifitas Promosi dan kendala promosi Wisata oleh Disporbudpar Sidoarjo ... 74

6. Harapan kedepan Disporbudpar terhadap media tourism Dalam Pengembangan Wisata-wisata Di Sidoarjo ... 76

BAB IV : HASIL ANALISIS PENELITIAN MEDIA TOURISM DALAM PENGEMBANGAN WISATA SIDOARJO A. Hasil Temuan Penelitian ... 78

B. Konfirmasi Temuan Dengan Teori ... 84

C. Prospektif Keislaman ... 88

BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 90

B. Rekomendasi ... 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan hal yang sangat penting bagi suatu negara.

Dengan adanya pariwisata, maka suatu negara atau lebih khususnya di

pemerintah daerah tempat obyek wisata itu berada, akan mendapatkan

pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Pengertian pariwisata

menurut Hunziker dan Kraft (1942), adalah keseluruhan hubungan dan

gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing, dimana perjalanannya

tidak untuk menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk

mencari nafkah.1 Pariwisata juga merupakan komoditas yang selalu

dibutuhkan oleh setiap individu, karena aktivitas berwisata bagi seorang

individu dapat menghilangkan kejenuhan kerja, meningkatkan daya kretif,

relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah serta budaya

suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata spiritualisme. Dengan

memanfaatkan waktu luang dihari libur kerja atau sekolah dan didukung

oleh meningkatnya penghasilan maka aktivitas kepariwisataan akan

semakin meningkat.

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu tempat wisata yang

strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan.

Obyek alam rekreasi berupa wisata Lumpur Lapindo adalah salah satu

potensi wisata terbaru yang ada di Sidoarjo. Meski awalnya berupa

bencana alam yang menimpah warga Sidoarjo, tetapi dengan berjalannya

1 A.J Muljadi, Andri Warman, Kepariwisataan Dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2014), hlm. 9


(10)

2

waktu masyarakat Sidoarjo dan pemerintahan Sidoarjo bangkit kembali di

sektor pariwisata dan mengembangkan potensi wisata baru Lumpur

Lapindo Sidoarjo kepada dunia. Tidak hanya wisata lumpur lapindo tetapi

di Sidoarjo juga banyak memiliki potensi wisata yaitu: wisata cagar,

budaya dan sejarah, wisata religi, wisata bahari, wisata kuliner, wisata

belanja

Pariwisata adalah salah satu industri yang mampu menyediakan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,

pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di

dalam negara penerima wisatawan. Berkembangnya pariwisata di suatu

daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara

ekonomi, sosial dan budaya. Namun, jika pengembangannya tidak

dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai

permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat.

Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan

berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan

meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul maka

pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam,

yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya

pendukungnya.

Dari sudut sosial dan komunikasi, kegiatan pariwisata akan

memperluas kesempatan tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan

sarana dan prasarana maupun dari berbagai sektor usaha yang langsung


(11)

3

akan dapat menumbuhkan dan meningkatkan pengenalan dan cinta

terhadap tanah airnya, sehingga dapat memotifasi sikap toleransi dalam

pergaulan yang merupakan kekuatan dalam pembangunan bangsa, selain

itu juga pariwisata mampu memperluas cakrawala pandangan pribadi

terhadap nilai-nilai kehidupan.

Kebijakan pemerintah daerah setempat untuk kepariwisataan

daerah yaitu dengan meningkatnya wisatawan di sektor pariwisata yang

berkunjung maka secara langsung akan menambah Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat sekitar obyek wisata. Dengan

adanya kebijakan pemerintah yang diatur dan diberlakukannya UU No. 32

Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004 yang memberikan kewenangan lebih

luas pada Pemerintah Daerah untuk mengelola wilayahnya, membawa

implikasi semakin besarnya tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali

dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah

dalam rangka menopang perjalanan pembangunan di daerah. Dengan

adanya UU tersebut pemerintah memiliki keleluasaan untuk

mengembangkan obyek wisata.

Pariwisata yang ada di Jawa Timur khususnya di Kabupaten

Sidoarjo ini tidak kalah menariknya dari wisata-wisata yang ada di kota

ataupun kepulauan lain. Semua wisata yang ada di kota ini layak jual,

sehingga perlunya melakukan proses pengenalan wisata kepada dunia.

Proses pengenalan wisata tersebut dapat dilakukan dengan berkomunikasi

dan memberikan informasi langsung kepada masyarakat atau dengan


(12)

4

pemerintahan daerah khususnya di sektor pariwisata seharusnya dapat

memanfaatkan fasilitas yang akan menunjang proses pengenalan

pariwisata kepada masyarakat dunia sehingga mereka mengetahui berbagai

macam media yang digunakan untuk mengetahui wisata yang ada di kota

Sidoarjo ini.

Pengembangan wisata daerah dapat dilakukan dengan adanya

pembangunan wisata, renovasi wisata serta melengkapi kebutuhan

aktivitas yang diperlukan wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata

ataupun yang sedang berwisata. Dengan adanya 3 faktor untuk

pengembangan wisata tersebut tidak selalu menjamin pemerintah daerah

akan sukses dalam dunia pariwisata, tanpa adanya hubungan yang baik dan

berkelanjutan kepada masyarakat, serta pemberian informasi kepada

masyarakat yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan oleh

pemerintah daerah tersebut dalam ruang lingkup pariwisata. Pemberian

informasi tersebut berupa promosi wisata. Kata promosi pada dasarnya

adalah aktivitas untuk mempengaruhi, kegiatan promosi dalam konteks

komunikasi, dapat melalui media berupa advertising, brosur maupun

dengan menggukankan dan memenfaatkan peran public relation.2Dari

segi komunikasi tersebut sektor pariwisata dapat menggunakan fasilitas

media dalam pengembangan wisata dan mampu menerima berbagai

macam bahasa asing dari wisatawan guna untuk pembelajaran dalam

memahami perbedaan budaya, bahasa dan bangsa. Dari sudut ekonomi

bahwa kegiatan pariwisata dapat memberikan sumbangan terhadap


(13)

5

penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir dan karcis atau

dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan yang berkunjung. Adanya

pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling

merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat.

Pariwisata sangatlah berpengaruh untuk perkembangan negara

untuk meningkatkan devisa dari setiap wisatawan asing yang berkunjung

ke tempat obyek wisata di negara yang di kunjung, dari tingginya daya

saing dan dan permintaan dari setiap wisatawan lokal dan wisatawan

asing, setiap obyek wisata bersaing untuk mendapatkan hasil yang optimal

untuk menunjang kepuasan wisatawan, salah satunya perananan media

sosial sangat berpengaruh untuk menunjang eksistensi obyek wisata yang

dipasarkan ke seluruh penjuru dunia agar dapat mengetahui potensi obyek

wisata yang dipasarkan melalui media sosial tersebut.

Pentingnya promosi dan publikasi mulai disadari oleh setiap

lembaga, baik lembaga profit maupun non profit. Promosi dan publisitas

merupakan sarana yang ampuh untuk menarik perhatian publik, termasuk

dalam mengait pengunjung untuk mengunjungi wisata di Sidoarjo.

Jumlahpengunjung wisata di sidoarjo secara keseluruhan

mengalami banyak peningkatan dari bulan ke bulan dalam satu tahun.

Untuk pengunjung wisata tahun 2015. Pada bulan Januari pengunjung

salah satu wisata di Sidoarjo tepatnya di museum Mpu Tantular total

pengunjung pada bulan Januari 30 (wisman), 4162 (wisnus). Kemudian


(14)

6

Total pengunjung pada bulan Desember ditempat wisata yang sama

sebanyak. 10 (wisman), dan 5467 (wisnus).

Karena hal tersebutlah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

di Disporbudpar Sidoarjo khususnya terkait dengan media tourism yang

oprasionalkan Disporbudpdpar dalam pengembangan promosi wisata

Sidoarjo.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengunaan media tourism dalam pengembangan

promosi wisata Sidoarjo?

2. Apa saja kelebihan dan kelemahan media tourism yang digunakan

Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata dalam

pengembangan promosi wisata Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah penelitian sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan dapat mendiskripsikan penggunaan media tourism

dalam pengembangan promosi wisata Sidoarjo.

2. Mengetahui dan dapat mendiskripsikan kelebihan dan kelemahan

media tourism dalam pengembangan promo wisata Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Praktis :

Penelitian ini diharapkan menjadi kajian dalam bentuk kajian


(15)

7

juga penelitian komunikasi pariwisata media wisata ini dapat

diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari guna sebagai jalan untuk

memperkenalkan sektor pariwisata dan budaya.

2. Manfaat teoritis :

Penelitian ini mampu memberikan pelajaran baru tentang ilmu

komunikasi berupa ilmu komunikasi pariwisata media tourism sebagai

alat untuk memperkenalkan kembali wisata kota.

E. Kajian Terdahulu

Nama Peneliti : Sari Nurnaini H

Jenis Karya : Skripsi

Metode Penelitian : kualitatif

A. Hasil Temuan Terdahulu

Penelitian terdahulu meneliti tentang strategi yang digunakan oleh

Taman Pintar Yogyakarta untuk mempromosikan wisata dengan

menggunakan media dan kegiatan-kegiatan yang mendukung

pemasaran wisata.

Sedangkan penelitian ini menjelaskan dirumusan masalah dengan

mencari tahu tentang media tourism dalam pengembangan wisata

Sidoarjo guna menginformasikan kepada masyarakat dan dunia bahwa

Sidoarjo adalah kabupaten yang berpotensi sebagai tempat wisata yang

layak dikunjungi.


(16)

8

F. Definisi Konsep

Konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian yang

didalamnya memuat tentang batasan-batasan permasalahan dalam

memahami konsep-konsep yang akan diteliti. Konsep penelitian yang

berjudul media tourism dalam pengembangan wisata, yaitu :

1. Media Tourism

Media tourism ialah sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari komunikator kepada khalayak mengenai ruang lingkup

pariwisata. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam

komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominasi dalam

berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga.

Pesan-pesan yang diterima selanjutnya oleh panca indera selanjutnya

diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan

sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.3 Jadi

media wisata adalah alat komunikasi yang digunakan sebagai perantara

untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata.

2. Pengembangan Wisata

Pengembangan wisata berarti suatu usaha yang dilakukan secara

sadar, terencana, terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga

menjadi produk yang semakin bermanfaat untuk meningkatkan

kualitas sebagai upaya untuk menciptakan mutu yang lebih baik pada

tempat wisata dengan tujuan agar para wisatawan dapat

bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan lain-lain tanpa adanya hambatan

3http://gusdanela.blogspot.com/2014/2/pengertian-media-menurut-beberapa-ahli.html diakses tanggal 02 September 2015. Pukul 13.22 Wib


(17)

9

yang menganggu. Banyaknya potensi wisata diberbagai Indonesia

sangat memajukan faktor sosial masyarakat ataupun devisa

pemerintahan karena wisata sangat dibutuhkan orang banyak sehingga

pemerintahan harus dapat mengembangkan potensi wisata yang ada di

Indonesia. Jadi pengembangan wisata disini adalah suatu upaya untuk

mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya.

Pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata

yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan

kelangsungan pengembangan pariwisata.

3. Media Sebagai Alat Promosi Wisata

Suksesnya kegiatan marketing yang dilakukan suatu perusahaan

tidak hanya tergantung pada kualitas produk yang dihasilkannya,

kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang cepat, tetapi

banyak tergantung pada pembinaan hubungan produsen dan konsumen

yang berkelanjutan. Untuk menjaga agar hubungan tersebut jangan

terputus, diperlukan hubungan yang sistematis mulai dari potential dan

actual tourist, para perantara (middleman seperti agents/tour operator) sehingga gap antara produsen dan konsumen dapat dihilangkan.

Kata “promotion” sendiri memberikan interprestasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah

untuk memberitahu, membujuk dan mengingatkan lebih khusus lagi.

Tujuannya untuk mempengaruhi potential-custemer atau pedagang

perantara (trade intermediateries) melalui komunikasi agar oleh


(18)

10

dari segi makna komunikasi yang termasuk dalam kegiatan ini ialah:

advertising, sales support, dan publick relations.4 Ketiga bentuk kegiatan tersebut merupakan media promosi yang dapat digunakan

serta dioprasionalkan

4. Sidoarjo

Sidoarjo merupakan kabupaten kota yang ada di Jawa Timur.

Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan Janggala. Pada masa

kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang

merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya.

Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng.

Djojohardjo, bertempat tinggal di kampung Pucang Anom yang

dibantu oleh seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di

kampung Pangabahan. Pada 1859, berdasarkan Keputusan Pemerintah

Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859 Staatsblad No. 6,

daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu

Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare. Sidokare dipimpin R.

Notopuro (kemudian bergelar R.T.P. Tjokronegoro) yang berasal dari

Kasepuhan putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati Surabaya. Pada

tanggal 28 Mei 1859, nama Kabupaten Sidokare yang memiliki

konotasi kurang bagus diubah namanya menjadi Kabupaten Sidoarjo.5

5. Media Tourism Dalam Pengembangan Wisata Sidoarjo

4 Drs. Oka A. Yoeti, Pemasaran Pariwisata, (Bandung: Angkasa.1985). hlm 141

5https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sidoarjo#Sejarah. Diakses tanggal 2 september, pukul 2.24 Wib


(19)

11

Pertumbuhan Destinasi Pariwisata di Indonesia di era otonomi dan

pemekaran daerah cukup tinggi dibandingkan dengan era sebelumnya.

Masing-masing daerah otonom atau daerah pemerintahan baru hasil

pemekaran berupaya mencari dan mengembangkan potensi wisata di

wilayahnya supaya bisa dijual untuk menambah PAD (Pendapatan Asli

Daerah) dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Upaya tersebut

tentu akan berhasil bila didukung oleh suatu media yang

mempermudah penyajian destinasi pariwisata beserta produknya

kepada calon-calon wisatawan. Tanpa media yang lengkap dan

terintegrasi akan membuat calon wisatawan atau pengusaha yang

bergerak dalam industri pariwisata sulit mengetahui dan mengenal

dengan lengkap destinasi pariwisata baru yang tadinya belum dikenal

atau destinasi pariwisata lama tapi aktifitas dan produknya baru

dikembangkan. Mengingat hal tersebut, perlu dibangun dan

dikembangkan suatu media yang mendukung (sekaligus

menjembatani) kebutuhan daerah untuk menyajikan dan

mempromosikan obyek wisata beserta produk-produknya dan

kebutuhan wisatawan dan kalangan pengusaha untuk menemukan

dengan mudah obyek wisata yang diinginkan di antara ribuan obyek

wisata yang tersebar di wilayah Indonesia. Seiring berkembangnya

zaman memungkinkan adanya peningkatan kebutuhan daerah

(pemerintah dan masyarakat). Untuk mengembangkan destinasi

pariwisata di era otonomi dan pemekaran dibandingkan di era


(20)

12

untuk memilih dengan tepat obyek wisata sesuai dengan kriterianya

masing-masing serta adanya kebutuhan pengusaha travel/hotel untuk

menawarkan obyek-obyek wisata yang menarik sesuai dengan

kebutuhan calon wisatawan, dengan seperti into maka pemerintahan

daerah khususnya lembaga kepariwisataan harus dapat memeberikan

fasilitas yang dapat menyebarkan informasi luas kepada publik tentang

pariwisata. Media ini mampu menyimpan dan menyajikan destinasi

pariwisata secara menyeluruh, sistematis, dan terstruktur serta bisa

mengklasifikasikan berbagai obyek wisata berdasarkan atribut seperti:

lokasi (nama pulau, propinsi, kabupaten), jenis/produk wisata,

bagaimana mencapai obyek tersebut, biaya, dan juga berbagai

informasi informal seperti: seluk beluk obyek wisata daerah yang

dimasukkan oleh masyarakat lokal atau berbagai pengalaman wisata

bagi para wisatawan.

Tujuan awal penelitian ini ialah menjawab beberapa rumusan

masalah yang dipilih peneliti, yaitu mengetahui macam-macam media

tourism dalam pengembangan wisata Sidoarjo, kemudian cara pengunaan media tersebut sehingga dapat dinikmati masyarakat luas

dan memberikan kepuasan informasi tentang wisata kepada

masyarakat luas, dan yang terakhir adalah tentang adanya

masing-masing kelemahan media tourism yang digunakan Disporbudpar

Kabupaten Sidoarjo. Jadi, penelitian ini akan fokus pada bentuk media

tourism yang digunakan digunakan untuk pengembangan wisata


(21)

13

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metodologi adalah cara atau strategi menyeluruh untuk

menemukan atau memperoleh data yang diperlukan, sedangkan

penelitian pada hakekatnya adalah suatu proses atau wahana untuk

menemukan kebenaran dan melalui proses yang panjang menggunakan

metode atau langkah-langkah prinsip yang terencana dan sistematis

agar dapat memecahkan permasalahan dan mendapat jawaban terhadap

fenomena-fenomena yang terjadi. Metodologi adalah proses, prinsip

dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari

jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan

umum untuk mengkaji topik penelitian.6

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Model

pendekatan ini dipilih karena Menurut Whitney dan Moh. Nazir bahwa

metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang

tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu baik sosial-emosional maupun

sosial psikologikal, termasuk tentang hubungan-hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, serta proses-proses yang sedang berlangsung

dan pengaruh-pengaruh dari sebuah fenomena.

Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kualitatif. Untuk

mengadakan pengkajian selanjutnya terhadap istilah penelitian

kualitatif perlu diketahui terlebih dahulu tentang pengertian penelitian

6 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya.2002). hlm 145


(22)

14

kualitatif tersebut. Penelitian kualitatif ialah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata, bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualititif

adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan

mengunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang yang tertarik

secara alamiah.7

Dalam penelitian ini peneliti adalah sebagai pengamat yang

berupaya menyiapkan data-data yang bersifat empiris yang berisi

deskripsi detail mengenai masalah yang diteliti. Jenis penelitian ini

juga dipilih karena dianggap sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam

memahami kegunaan komunikasi pariwisata media wisata.

2. Subyek, Obyek dan lokasi Penelitian

a. Subyek

Subyek penelitian kali ini adalah kepala Bidang Pariwisata

di Disporbudpar pngelolah pariwisata Sidoarjo yang mengetahui

secara detail tentang seluk beluk Pariwisata di Kabupaten Sidoarjo

dan yang bertanggung jawab atas media-media wisata yang

digunakan untuk pengembangan publikasi dan promosi wisata di

Kabupaten Sidoarjo. Teknik yang digunakan dalam menentukan

Subyek adalah Purposive Sampling, yang dilakukan dengan

mengambil orang-orang terpilih. Dalam hal ini, peneliti memilih


(23)

15

kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga

Sidoarjo sebagai subyek awal. Peneliti juga mencari subyek

penelitian yang memiliki hubungan langsung dengan tema yang

peneliti temukan terkait dengan komunikasi media.

Tabel 1.1

Tabel Subyek

Subyek Jabatan

Suprihatin Kepala bidang pariwisata Disporbudpar Sidoarjo Widya Wisatawan

Imelda Wisatawan Siti

Maysaroh

Wisatawan

b. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini ialah terletak pada komunikasi

media wisata yang digunakan sebagai bentuk promosi wisatadalam

pengembangan teknologi

c. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi

sebagaimana tempat penelitian di Dinas Pemuda Olah Raga

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Alamat Dinas Jl.

Sultan Agung 34 Sidoarjo. Peneliti memilih tempat ini karena di


(24)

16

rundingan serta perencanaan pengembangan dan promosi wisata

Kabupaten.

3. Jenis Dan Sumber data

a. Jenis Data

Dalam Sebuah penelitian diperlukan jenis data. Data

tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Jenis data primer

Jenis data primer merupakan suatu data yang diperoleh saat

melakukan penelitian langsung di lapangan.8 Dalam hal ini

peneliti memperoleh data tentang media wisata sebagai alat

promosi wisata serta penggembangan wisata kabupatean. Serta

wisata sebagai salah satu aset pendapatan negara.

2. Jenis data skunder

Data skunder merupakan data pendukung dari data primer

yang diperoleh melalui proses penelitian yang dilakukan

peneliti itu sendiri seperti dokumentasi foto, kegiatan dan lain

sebagainya.

b. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber data primer

Sumber data primer ini didapat dari wawancara

terbuka yang dilakukan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan yang berkembang. Hal ini dilakukan untuk

5


(25)

17

menghindari miss komunikasi yang berupa kesalahpahaman

dalam menafsirkan konsep-konsep yang dipahami informan

apabila terdapat suatu yang membutuhkan penjelasan lebih

lanjut.

Penentuan sumber data primer ini ditentukan

dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu

dengan melakukan pengambilan orang terpilih. Purposive

sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti berusaha agar

dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan.

Dengan demikian diusahakan agar sampel itu memiliki

cirri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap

cukup representatif.9

Dalam penelitian ini peneliti akan berusaha

informan tersebut dapat mewakili dari segala lapisan.

Dengan demikian diusahakan agar informan itu memiliki

ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap

cukup respresentatif.

Informan yang akan diambil peneliti adalah Kepala

Bidang Pariwisata di Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Kunci dasar penguasaan

informasi dari informan secara logika bahwa tokoh-tokoh

kunci dalam proses sosial selalu menguasai informasi.10

9 Nasution S, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara.1996). hlm 98


(26)

18

2. Sumber data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang sudah ada,

yang dimiliki oleh Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Data sekunder

merupakan sumber data lapangan tambahan yang berfungsi

sebagai pendukung data primer. Data sekunder ialah yang

berupa media tourism yang digunakan, ataupun foto dari

wawancara dan foto tempat-tempat wisata yang ada di

Kabupaten Sidoarjo.

4. Tahap-tahap penelitian

Untuk melakukan penelitian yang kualitatif, digunakan beberapa

tahap-tahap. Tahap-tahap yang digunakan peneliti antara lain:

a. Tahap Pra-lapangan

Dalam melakukan tahapan ini peneliti perlu

mempertimbangkan etika dalam penelitian lapangan, yang perlu

diuraikan sebagai berikut:

1. Memilih lapangan penelitian , dalam penelitian lapangan

peneliti harus mempertimbangkan hal-hal yang mungkin

menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian seperti akses

yang mudah dituju, biaya akomodasi dan waktu.

2. Menggurus perizinan penelitian dibagian Prodi Ilmu

Komunikasi dan diajukan pada Dinas Pariwisata Kebudayaan


(27)

19

3. Memilih dan mencari data melalui informan, hal ini dilakukan

untuk membantu mempermudah memperoleh informasi dan

data yang dibutuhkan peneliti dari beberapa informan yang

memiliki kredibilitas dalam pemenuhan data dan yang sesuai

dengan kriteria peneliti.

4. Menyiapkan perlengkapan penelitian, semua perlengkapan

yang bersifat teknis maupun non teknis.11 Semua perlengkapan

itu harus disiapkan peneliti secara sempurna.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam tahap ini, peneliti mulai masukpada lapangan

penelitian guna mencari data yang akurat serta dibatasi tiga bagian

yaitu :

1. Memahami latar penelitian

Memahami latar penelitian diperlukan agar peneliti lebih

mengetahui seluk beluk pariwisatadi Sidoarjo. Hal ini

dilakukan dengan cara, masuk dalam kegiatan dinas terkait

dalam upaya pengembangan wisata.

2. Memasuki lapangan

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memasuki

wisata-wisata yangada di Kabupaten Sidoarjo, sehingga dalam hal ini

peneliti dapat mengetahui media tourism apa sajakah yang

digunakan untuk pengembangan wisata.

3. Berperan serta sambil menggumpulkan data

11 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2012). hlm 127-133.


(28)

20

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mendekati narasumber

pada saat berlangsungnya kegiatan serta melakukan

wawancara dengan berbagai informan yang masuk dalam

kriteria sebagai informan. Pengumpulan data juga dilakukan

melalui kegiatan dokumentasi.

c. Tahap Analisis Data

Analisis data Kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) dalam

buku metode penelitian kualitatif, Lexy J. Moleong adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memila-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Pada tahap ini, peneliti menggumpulkan semua data-data

berupa hasil wawancara, pengamatan lapangan, serta

dokumen-dokumen yang mendukung yang kemudian disusun, dikaji, serta

ditarik kesimpulan dan dianalisa dengan analisis induktif.

d. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu

penelitian sehingga peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil

laporan. Hal ini dilakukan peneliti setelah peneliti datang di

kegiatan dinas terkait pengembangan wisata dan kemudian


(29)

21

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara yang mendalam adalah suatu cara menggumpulkan

data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan

informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.

Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi berulang-ulang

secara intensif.12 Informan pada penelitian kali ini diambil dari

sumber data primer yang telah dipilih oleh peneliti dan yang sesuai

dengan kriteria yang dibutuhkan peneliti.

b. Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama peneliti berada di wisata-wisata

yang ada Kabupaten Sidoarjo. Pengamatan dilakukan dengancara

meneliti dan mencari tahu perkembangan wisata dari hari ke hari

serta media yang digunakan untuk pengembangan wisata dan

promosi. Metode ini juga dilakukan guna untuk mengamati

kehidupan individu atau kelompok dalam situasi nyata , dimana

terdapat setting yang riil tanpa dikontrol secara sistematis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini diambil karena sangat diperlukan dalam

penelitian guna memperkuat bukti penelitian yang telah dilakukan.

Dokumentasi ini berupa foto. Baik foto ketika kegiatan

mempromosikan wisata dan foto-foto wisata yang ada di kota

tersebut.


(30)

22

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif, menurut Bongdan & Biklen (1982) dalam

buku metodologi penelitian kualitatif karya Lexy J. Moleong adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data-data,

mengorganisasikan data, memilah-milanya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain13.

Analisis data dalam penelitian kualitatif selalu bersifat induktif,

kegiatan analisisnya terjadi bersamaan dengan reduksi data, display

data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data, reduksi data dengan melakukan pemilihan dan

menganalisa data-data yang didapat. Proses ini dilakukan

selama penelitian.

2. Display data, dari sebagian data, dari sebagian data yang telah

didapat akan langsung diolah sebagai setengah jadi yang

nantinya akan dimatangkan melalui data-data selanjutnya.

3. Vertifikasi dan penarikan kesimpulan, merupakan suatu

kegiatan dari konfigurasi yang utuh, membuat rumusan

proposisi yang terkait dan mengangkatnya sebagi temuan

penelitian. Dari sini peneliti akan memulai mencari arti dari

setiap data yang terkumpul, menyimpulkan serta menverikasi

data tersebut.

13 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2012). hlm 284


(31)

23

Pada tahap reduksi data peneliti berusaha untuk memilah-milah

data-data yang dianggap penting dan akurat. Baik data dari sumber

primer maupun dari sumber sekunder, oleh karena itu, pada tahap ini

membutuhkan ketelitian dan kecermatan agar tidak salah dalam

memilih data yang paling akurat.

Berikutnya dari data yang sudah diperoleh dan dipilih mana yang

akurat, akan diolah menjadi setengah jadi. Hal tersebut berlangsung

sementara, karena jika ada data baru yang lebih akurat, maka data

sebelumnya akan dihapus. Ini terjadi pada display data.

Tahap berikutnya adalah vertifikasi pemikiran kesimpulan setelah

data yang diperoleh dari penelitian di Dinas Pemuda Olah Raga

Kebudayaan dan Pariwisata tentang media tourism, maka akan diambil

kesimpulan yang akan menjadi hasil temuan dalam penelitian.

7. Teknik pemeriksaan keabsahan data

Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang

digunakan yaitu :

a. Perpanjang keikutsertaan, peneliti dengan perpanjang

keikutsertaan akan banyak mempelajari ‘pengembangan wisata’, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distori, baik yang berasal dari diri sendiri

maupun dari informan serta membangun kepercayaan subyek.

Perpanjang keikutsertaan juga menuntun peneliti terjun


(32)

24

panjang guna mendeteksi jika ditemukan data yang tidak valid.

Melakukan komunikasi antar pribadi.

b. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi, teknik ini dilakukan

dengan mengekpos hasil sementara atau hasil akhir diperoleh

dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Cara yang

dilakukan adalah mengumpulkan rekan-rekan yang yang

memiliki pengetahuan tentang pengetahuan media wisata

dalam penggembangan wisata. Sehingga bersama mereka

peneliti dapat me-review pengunakan media dan presepsi yang

dilakukan.

c. Kemudian trigulasi teknik ini merupakan cara terbaik untuk

menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan

yang ada dalam suatu studi sewaktu menggumpulkan data

tentang beberapa media wisata yang digunakan untuk

mengenalkan wisata kota.

H. Sistematika Pembahasan

Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh

mengenai pembahasan penelitian ini. Maka peneliti menulis dan

merincikan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang dipaparkan menggenai konteks

penelitian, tujuan dari penelitian dan juga manfaat penelitian, kajian

penelitian terdahulu, definisi konsep, metode penelitian dijelaskan uraian


(33)

25

BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini mendiskripsikan kajian pustaka, kajian pustaka berisi

uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab

ini terdiri dari kajian pustaka yang berkaitan dengan teori media uses and

effect pada media wisata Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sidoarjo.

BAB III PENYAJIAN DATA

Bab ini mendiskripsikan secara umum mengenai obyek penelitian

dan deskripsi hasil penelitian yang menyajikan data penelitian dengan

fokus penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

Berisi tentang analisis atau pembahasan data yang menghasilkan

temuan peneliti serta konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan bab I sampai bab IV.


(34)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka

Sejalan dengan rumusan masalah yang ditulis peneliti, penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui media tourism yang dioperasionallkan

sebagai media promosi wisata sidoarjo. Penelitian ini menfokuskan pada

bentuk media wisata (tourism), yang di operasionalkan Dinas Pemuda

Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo. Oleh sebab

itu, untuk lebih memahami mengenai media tourism dalam pengembangan

promosi wisata, maka pada bagian ini akan disajikan tentang bahan ajar

yang bersangkutan.

1. Media Tourism

a. Media Dalam Lingkup Komunikasi

Media merupakan saluran penyampaian pesan dalam

komunikasi antara manusia. Komunikasi sendiri merupakan suatu

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan setiap hari dengan

masyarakat atau lingkungannya. Dan bahkan komunikasi telah

menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau

komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing

individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi

(information sharing) untuk mencapai tujuan bersama.1

1 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: perspekti, ragam dan aplikasi (Jakarta: Rineka Cipta 2009). Hlm 8


(35)

27

Istilah media atau medium berasal dari bahasa latin yang

berarti saluran atau alat untuk menyalurkan, dalam pengertian

jimak dipakai dengan istilah media, sedang dalam pengertian

tunggal dipakai istilah medium. Medium pada prinsipnya ialah

segala sesuatu yang merupakan alat sebagai sarana bagi seseorang

untuk menyatakan isi jiwa atau kesadarannya atau dengan kata lain

medium adalah alat untuk menyampaikan isi jiwa manusia

(pesan).2 Kemudian media juga sebuah alat atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada

komunikan. Pesan-pesan tersebut diterima panca indra selanjutnya

diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menemukan

sikapnya terhadap sesuatu.

Astrid S.Susanto berpendapat tentang pengertian media

sebagai berikut: “media adalah saluran yang digunakan dalam

pengoperan proses lambang-lambang”.3 Pengertian simatik dari

media adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai perantara

untuk mencapai tujuan dengan demikian peran media sangat terikat

dengan sistem komunikasi.

Definisi tentang komunikasi yang tertulis dalam buku teori

komunikasi karya Saiful Rahim yang dikemukakan oleh Moor

bahwa komunikasi adalah penyampaian pengertian individu.

Disampaikannya bahwa semua manusia dilandasi kapasitas untuk

menyampaikan maksud, hasrat perasaan, pengetahuan dan

2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armiko.1984). hlm 20


(36)

28

pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lain.4 Definisi

selanjutnya tentang pengertian dari komunikasi yang akan

memperjelas pengetahuan tentang apa yang komunikasi tatap

muka atau pun komunikasi yang menggunakan media. Dengan

demikian komunikasi tersebut dapat definiskan dalam beberapa

perspektif yaitu:

1. Sosial

2. Proses

3. Simbol

4. Makna

5. Lingkungan.

Komunikasi dapat dikatakan sebagai perspektif sosial yang

artinya komunikasi membutuhkan dan selalu melibatkan manusia

untuk berinteraksi yaitu dalam komunikasi pasti melibatkan

pengirim dan penerima informasi sebagai peran dalam proses

komunikasi. Ketika komunikasi dipandang secara sosial, maka

komunikasi melibatkan dua orang atau lebih.

Komunikasi sebagai proses artinya komunikasi bersifat terus

menerus, berkesinambungan yang tidak memiliki akhir.

Komunikasi juga dinamis, kompleks dan senantiasa berubah.

Istilah ketiga yang diasosiakan dengan definisi komunikasi adalah

simbol. Kata adalah simbol konsep dan benda. Simbol biasanya


(37)

29

disepakati bersama dalam sebuah kelompok, tetapi mungkin saja

tidak dimengerti kelompok lainnya.

Selain proses dan simbol, makna juga memegang peranan

penting dalam definisi komunikasi. Makna merupakan sesuatu

yang diambil seseorang dari suatu pesan. Dalam komunikasi, peran

dapat memiliki lebih dari satu makna dan bahkan berlapis-lapis

makna, tanpa berbagi makna maka kita semua akan kesulitan untuk

menggunakan bahasa yang sama atau dalam menginterprestasikan

suatu kejadian yang sama.

Kemudian dalam istilah prespektif komunikasi adalah

lingkungan. Lingkungan adalah situasi atau konteks dimana

komunikasi terjadi. Dalam kategori ini terdiri dari beberapa elemen

waktu, tempat, priode, sejarah, relasi dan latar belakang budaya

antara komunikan dan komunikator.

Kehidupan sehari-hari komunikasi sangatlah mempunyai

peranan penting sebagai bentuk interaksi sosial kepada sesama

manusia dan lingkungannya. William I. Golden mengemukakan

bahwa komunikasi memiliki empat fungsi. Ke empat fungsi

tersebut, yakni komunikasi soaial, komunikasi ekpresif,

komunikasi ritual dan komunikasi instrumendental. Dimana setiap

fungsi komunikasi tersebut tidak ada yang berdiri sendiri,

melainkan saling berkaitan satu sama lain.5

5 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010), hlm. 5-6


(38)

30

Komunikasi memiliki peran penting hampir disemua bidang

kehidupan, termasuk dalam berbisnis. Proses terjadinya

komunikasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan

pesan atau informasi, yang kemudian dilambangkan, baik berupa

ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melakukan

transmisi berupa media dan perantara atau channel, hingga pesan

dapat diterima oleh komunikan.6 Untuk melalukan komunikasi

tersebut tentu saja dapat menggunakan alat perantara yang dapat di

sebut juga dengan media. Media merupakan saluran penyampaian

pesan dalam komunikasi antara manusia. Menurut MC Luhan

media massa adalah perpanjangan alat indra. Melalui media massa

kita memperoleh informasi tentang benda, orang / tempat yang

tidak dikenal secara langsung. Media massa bekerja untuk

menyampaikan informasi. Untuk khalayak informasi itu dapat

membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Fungsi

media massa secara umum adalah sebagai berikut:

1. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi

segenap macam pengetahuan. Jadi media massa memainkan

peran institusi lainnya.

2. Media massa menyelenggarakan kegiatan pada lingkungan

publik. Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh

segenap anggota masyarakat secara sukarela, umum dan murah.

6 Onong Uchna Effendi, Ilmu komunikasi teori dan praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). hlm 7


(39)

31

3. Pada dasarnya hubungan antara pengiriman pesan dengan

penerima pesan seimbang dan sama.

4. Media massa menjangkau lebih banyak orang dari pada

institusi lainnya dan sejak dahulu “mengambil alih” peranan

sekolah orang tua, agama dan lain-lain

Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang

dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator

kepada khalayak. Berdasarkan sifatnya media terdiri dari dua, yaitu

media cetak dan media elektronik. Media cetak dapat diartikan

segala barang cetak seperti surat kabar, majalah, pamflet, buletin

dan lain-lain. Contoh media elektronik adalah televisi, radio,

website dan lain-lain.

b. Hubungan Media dan Komunikasi

Dari beberapa uraian tentang definisi media dan komunikasi

diatas, dapat dipahami bahwa media dan komunikasi sangat

berhubungan karena media dan komunikasi merupakan elemen

yang sangat penting dalam proses komunikasi yang menjadi

saluran (chenel) atar subjek dan ojek komunikasi, oleh karena itu

media komunikasi tidak dapat dipisahkan dari unsur komunikasi

karena dapat menentukan keberhasilan komunikasi.

Dalam bidang bisnis pun media sangat diperlukan oleh seorang

PR sebagai pendukung untuk terciptanya komunikasi atau

penyampaian pesan yang efektif. Media PR dalam ilmu


(40)

32

seorang PR (mewakili organisasi) dengan publikasi yaitu internal

maupun eksternal untuk membantu pencapaian tujuan.7 Marshal

Mc Luhan mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu

‘desa global’. Pertanyaan MC Luhan ini mengacu pada

perkembangan media komunikasi modern yang telah

memungkinkan jutaan orang diseluruh dunia untuk dapat

berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Kehadiran media

secara serempak diberbagai tempat telah menghadirkan tantangan

baru bagi para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya

komunikasi massa dalam kehidupan modern dewasa ini terutama

dengan kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan

isu, memberikan kesamaan kerangka pikir dan menyusun perhatian

publik.

Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi

mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media

memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas

dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari,

digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi

mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan

organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk

7

Firsan Nova, Crisis public relations: bagaimana PR menangani krisis perusahaan,(Jakarta: Grasindo, 2009), hlm 204-205


(41)

33

budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya

dalam masyarakat/khalayak. 8

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana

dikemukakan oleh bittner yakni komunikasi massa adalah pesan

yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang (mass communication is messange communicated through a

mass medium to alarge number of people).9 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan

media massa. Ada juga yang mendefinisikan komunikasi massa

adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa

dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan

informasi kepada khalayak luas.10 Ahli komunikasi lainnya Joseph

A Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada

intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta

tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya

dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah

komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang

luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi

seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi tetapi

ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar

untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi

yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual.

Komunikasi massa barang kali akan lebih muda dan logis bila di

8 Sasa Djuarsa sendjaja, Teori komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka.2008). hlm 5.1 9 Ervinaro Ardianto, Komunikasi Massa, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media.2007). hlm 136 10 Burhan Bugin, Sosiologi komunikasi, (Jakarta: Kencana Pradana Media Group.2007). hlm 71


(42)

34

definisikan menurut bentuknya televisi, radio, siaran surat kabar,

majalah dan film.

Harold D. Lasswel, seorang ahli politik di Amerika Serikat

mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori

komunikasi dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut

merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari

suatu proses komunikasi massa dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), say what (berkata apa), in

which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa)?

Tabel 2.1 : Formula Laswell

WHO SAYS WHAT IN WHICH

CHANNEL

TO WHOM WITH WHAT

EFFECT

Siapa Berkata apa Melalui Saluran

apa

Kepada Siapa Dengan Efek

Apa Komunikat

or

Pesan Media Penerima Efek

Control Studies

Analisis Pesan Analisis Media Analisis

Khalayak

Analisi Efek

Dengan mengikuti formula lasswell dapat dipahami bahwa dalam

proses komunikasi massa terdapat lima unsur yaitu, who (siapa), say

what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom

(kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa). Selain lima

unsur komponen-komponen yang telah diuraikan tersebut, tampak


(43)

35

persyaratan untuk berlangsungnya suatu proses komunikasi massa.

Untuk membandingkan formula lasswell dengan formula Claude D.

Shannon dan Waren Weaver sebagai proses linier dan searah. Pesan

diumpamakan mengalir dari sumber informasi (information source)

melalui komponen menuju kepada komunikan. Dalam proses

komunikasi ini terdapat lima komponen termasuk satu komponen yaitu

noice (gangguan).11

Pesan sinyal sinyal pesan

Bagan 2.1 Pross Komunikasi

Gambar diatas menunjukkan bahwa sumber informasi (information

source) menciptakan sebuah pesan (message) untuk dikomunikasikan. Pesan (terdiri atas kata-kata lisan/tulisan, gambar music dll). Diubah

dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai

dengan saluran yang akan digunakan. Pesan dapat diterima/diteruskan

melalui saluran kepada penerima (receiver). Saluran adalah media

(alat) yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima.

Penerima (receiver) menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah

pesan sehingga sampai kepada tujuan (destination). Sementara itu

dalam perjalannya, sinyal memiliki potensi untuk terganggu oleh

11 Dr. Elvinaro Ardianto, Dra. Lukita Komala, Dr. Siti Karlina, Komunikasi massa Suatu

pengantar,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media). Hlm 29-30 Sumber

informasi (information

source)

Tujuan (Destinati) Penerima

(Receiver) Transmitte

Sumber gangguan (Noice source)


(44)

36

berbagai sumber gangguan (noice source) yang ada disekitarnya,

misalnya pada saat bersamaan dalam saluran yang sama muncul terlalu

banyak sinyal. Hal ini akan mengakibatkan adanya perbedaan antara

sinyal yang dikirimkan dengan sinyal yang diterima. Dengan demikian

dapat diartikan bahwa pesan yang dikirimkan tidak selalu diterima

dengan makna/ pengertian yang sama oleh penerima. Jika komunikator

tidak mempunyai kemampuan untuk menyadari hal tersebut, maka hal

itu merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi.

Everett M. Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komuniksi

ada empat elemen yang harus diperhatikan yaitu, source, messange,

channel dan receiver. Kemudian komponen tersebut diperinci kembali

menjadi lima bagian oleh Wilbur Schramm, yaitu, source (sumber),

encoder (komunikator), signal (sinyal/tanda), decoder (komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigm Harold D.Lasswell yakni who-says what in which channelto

whom-with what effect. Komponen-komponen tersebut merupakan

suatu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi, baik pada

komunikasi antar personal, komunikasi kelompok maupun komunikasi

massa.

Komponen-komponen dalam komunikasi massa menurut Hibert

dan Bohn meliputi:

1. Communicator (komunikator)

Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator


(45)

37

komunikasi massa bukan seorang individu melainkan suatu

institusi, gabungan dari berbagai pihak.

2. Codes and Content

Codes adalah sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi misalnya: kata-kata lisan,

tulisan, foto, musik, dan film (moving picture). Content atau isi

media merujuk pada makna dari sebuah pesan, bisa berupa

informasi mengenai perang Irak atau sebuah lecucon yang

dilontarkan seorang komedian. Sedangkan codes adalah simbol

yang digunakan untuk membaca pesan tersebut.

3. Gatekeeper

Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud

dalam hal ini adalah gawang dalam media massa. Agar media

massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian

media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh

pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat,

menyinggung reputasi seseorang, mencemarkan nama baik

seseorang dan lain-lain. Sehingga gatekeeper pada media

massa menentukan penilaian apakah suatu informasi penting

atau tidak. Gatekeeper menaikkan berita yang penting dan

menghapus informasi yang tidak memiliki nilai berita. (Hibert,

Ungurait, Bohn, 1975:109). Setiap media massa pasti memiliki


(46)

38

gatekeeper dalam struktur organisasi media massa tersebut

karena gatekeeper adalah sebuah pelaksana fungsi. Westley

dan Mac Lean menggambarkan konsep gatekeeper dalam

proses komunikasi massa.

4. Regulator

Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah

suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran

regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator

bekerja diluar institusi media yang menghasilkan berita.

Regulator bisa menghentikan aliran berita dan menghapus

suatu informasi, tetapi tidak dapat menambah atau memulai

informasi dan bentuknya seperti sensor.

5. Media

Media massa terdiri dari (1) media cetak yaitu : surat kabar dan

majalah. (2) media elektronik yaitu : televisi dan media online

(Internet).

6. Audience

Marshall Mc Luhan menjabarkan audience sebagai sentral

komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh

media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada

masing-masing individu. Audien hampir tidak bisa menghindar

dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota

audiences yang besar yang menerima ribuan pesan media massa.


(47)

39

7. Filter

Pada setiap pembahasan komponen komunikasi massa, kita

harus mempertimbangkan masalah budaya, karena seringkali

proses komunikasi massa menghadapai hambatan berupa

perbedaan budaya. Sebagaimana diketahui audiens media

massa itu jumlahnya banyak, tersebar dan heterogen (berbeda

usia, jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat

penghsilan, pekerjaan dan lain-lain). Filter boleh diterjemahkan

dalam bahasa Indonesia sebagai saringan. Dalam konteks

fotografi filter akan menyaring warna atau intensitas cahaya

dari obyek foto untuk mengubah tambpilan gambar obyek

tersebut.

8. Feedback

Komunikasi adalah proses dua arah atara pengirim dan

penerima pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila

audiens tidak mengirimkan respone atau tanggapan kepada

komunikator terhadap pesan yang disampaikan.

c. Bentuk-bentuk media

Komunikasi massa dalam bentuk media massa

Perkembangan dapat digunakan sebagai fasilitas pengembangan

suatu aktifitas pengenalan atau promosi suatu produk. Dalam hal

ini media di bagi menjadi beberapa bentuk. Everest M. Roger

menjelaskan tentang bentuk media yang terdapat dalam proses


(48)

40

media yang ditinjau dari bentuknya yaitu media massa modern dan

media massa tradisional. Diantara yang termasuk media massa

tradisional adalah teater rakyat, juru donggeng keliling, juru

pantun. Sedangkan menurut Nurudin dalam bukunya Sistem

komunikasi Indonesia menjelaskan tentang bentuk media

tradisional yang sering digunakan masyarakat dalam proses

komuniksi adalah faklor.12 Bentuk-bentuk media komunikasi:

a. Media antar pribadi

Dalam kehidupan sehari-hari media yang paling banyak

digunakan dalam komunikasi antar pribadi adalah surat, ini

dikarenakan banyak para penduduk yang sudah bisa membaca

dan menulis serta makin meningkatnya sarana pos disamping

surat, media juga dapat digunakan adalah telepon.13

b. Media kelompok

Media kelompok masih banyak ditemukan di masyarakat

perdesaan dengan banyak nama seperti di Bali. Sementara itu

masyarakat kota menggunakannya dalam bentuk organisasi,

profesi, pengajian, seminar, kesenian dll.

c. Media publik

Media publik yang digunakan bila melibatkan lebih dari 200

orang misal rapat akabar, apel dilapangan terbuka dll.

d. Media massa

12 Nuruddin, Sistemkomunikasi Indonesia,(Jakarta:Rajawali Pers.2000).hlm 25


(49)

41

Media massa adalah alat yang diguankan dalam penyampaian

pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti : surat

kabar, film, televisi. Dalam media massa bentuk media di

gabungkan dengan media antar pribadi dibagi menjadi dua

bagian yaitu:

1. Media cetak:

a. Surat kabar

Surat kabar merupakan media massa paling tua

dibandingkan dengan jenis media massa lainnya.

b. Majalah

Seperti halnya surat kabar, majalah merupakan media

cetak yang bisa diandalkan untuk meraih perhatian

khalayak akan iklan yang disajikannya melalui

majalah-majalah.

2. Media elektronik

a. Radio

b. Siaran televisi

c. Media online (internet)

2. Pengertian Media Tourism

Sudah dijelaskan bahwasanya media adalah alat bantu komunikasi

yang digunakan sebagi penyalur informasi dari komunikator kepada

komunikan media dapat timbul melalui hubungan komunikasi massa


(50)

42

Indonesia berarti wisata. Wisata adalah suatu perjalanan dengan tujuan

rekreasi.14 Ataupun dapat disebut sebagai perjalanan ke suatu tempat

dengan tujuan tertentu guna untuk menyegarkan otak ataupun untuk

bersenang-senang dan menikmati waktu luang. Tourism (wisata)

merupakan bentuk objek dari pariwisata.

Kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua

suku kata yaitu masing-masing kata “pari” yang berarti banyak,

berkali-kali, berputar-putar, lengkap, dan “wisata” yang berarti

perjalanan, berpergian, dalam hal ini sinonim dengan kata “travel

dalam bahasa inggris.15 Pariwisata menurut E. Guyer Frueler menurut

arti modern merupakan fenomena dari jaman sekarang yang

didasarkan atas kebutuhan akan keshatan dan pergantian hawa yang

menimbulkan rasa keindahan, sedangkan menurut definisi yang luas

pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat

sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebgai usaha

mancari kesinambungan atau keserasian dan kebahagiaan dengan

lingkungan hidup dalam dimennsi sosial, budaya alam dan ilmu. Suatu

perjalanan dianggap sebagai perjalanan dianggap sebagai perjalanan

wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan:

1. Harus bersifat sementara

2. Harus bersifat sementara (voluntary) dalam arti tidak terjadi karena

dipaksa.

14 A.J Muljadi MM, Andri Warman, Kepariwisataan Dan Perjalanan, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm 9


(51)

43

3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah16.

Kemudian menurut James J.Spillance memberikan pengertiannya

tentang pariwisata. Pariwisata merupakan suatu perjalanan dari suatu

tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan

maupun kelompok, sebagai usaha mencari kesinambungan hidup

dalam dimensi sosial, budaya alam dan ilmu.17 Jadi pariwisata adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha

obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang

tersebut . sedangkan usaha pariwisata adalah suatu kegiatan yang

bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan dan

mengusahakan obyek dan daya tarik wisata. Usaha barang pariwisata

dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan kawasan

pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau di

sediakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.

Pariwisata adalah suatu kompleks yang dapat dipandang sebagai

suatu sistem yang besar yang mempunyai berbagai komponen seperti

ekonomi, ekologi, politik, sosial dan budaya seterusnya. Sebagai

interdependensi yang berarti bahwa perubahan pada salah satu

subsistem juga akan menyebabkan terjadinya perubahan pada

subsistem lain sampai pada akhirnya kembali ditemukan harmoni yang

baru. Sebagaimana dikatakan oleh Mill and Marisson bahwa pariwisata

16 Dinas Pariwisata dan kebudayaan propinsi Jawa timur, penyusunan supply chain komoditi

unggulan di obyek tujuan wista.2005 hal 8. Tidak diterbitkan umum

17 James J.Spillance, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya,(Jakarta: Kanisius.1987).hlm 21


(52)

44

adalah sistem berbagai elemen yang tersusun seperti sarang

laba-laba.18

a. Jenis-jenis Pariwisata

1. Menurut letak Geografis Pariwisata Lokal

a. Pariwisata local

Memiliki arti yang sempit dan terbatas dalam

tempat-tempat tertentu saja. Misalnya : Pariwisata, Sidoarjo,

Surabaya dan lain-lain.

b. Pariwisata Regional

Pariwisata regional merupakan pariwisata yang

berkembang di suatu tempat yang ruang lingkupnya lebih

luas dari pariwisata lokal.

c. Pariwisata Nasional

Pariwisata dalam arti sempit adalah pariwisata yang

berkembang dalam suatu negara yang di titik beratkan bagi

warga negara itu sendiri dan orang-orang yang berdomisi di

negara tersebut. Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan

pariwisata yang berkembang dalam suatu negara selain

domestik tourism juga dikembangkan foreign tourism yang

di dalamnya termasuk tokoh melakukan perjalanan baik

perjalanan di dalam maupun diluar negri.


(53)

45

d. Regional hall - Internasional Tourism

Kegiatan kepariwisataan yang berkembang di daerah

internasional yang terbatas dan melewati batas-batas dua

negara atau tiga negara. Misal: Asean, Timur Tengah,

Eropa dan lain-lain.

e. International Tourism

Kegiatan pengembangan kepariwisataan yang berkembang

diseluruh negara di dunia.

2. Menurut jenis objeknya

a. Wisata alam

b. Wisata budaya dan sejarah

c. Wisata buatan.

3. Menurut waktu berkunjung

a. Season tourism

Pariwisata yang pengunjungnya datang pada waktu atau

musim tertentu, yang termasuk kelompok ini adalah

summer tourism, winter tourism dan lain-lain. b. Occasional tourism

Pariwisata yang perjalanan wisatanya dihubungkan dengan

suatu kejadian tertentu. Misalnya galungan, sekaten dan

lain-lain.

4. Alasan tujuan perjalanan wisata


(54)

46

Pariwisata yang dikunjungi oleh orang-orang yang untuk

tujuan dinas, kongres dan usaha-usaha dagang.

b. Vocational tourism

Pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan

wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, cuti

dan yang lainnya.

c. Educational tourism

Wisatawan yang datang untuk melakukan studi atau

mempelajari suatu ilmu tertentu yang termasuk kegiatan

wisatawan itu adalah darma wisata.

b. Hubungan media dan wisata

Media sangatlah dibutuhkan dalam pariwisata, kenapa

begitu? karena dari konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media

memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas

dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari,

digunakan, dan dikonsumsi oleh audience.

Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media.

Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang

berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan

mencerminkan budaya dalam masyarakat/khalayak.19 dalam hal ini

media dapat menjadi alat penunjang pengembangan promosi wisata

dalam era teknologi moderen.


(55)

47

Jadi media dalam wisata sangatlah diperlukan, karena

media tourim (wisata) adalah alat komunikasi yang digunakan

sebagai perantara untuk memperkenalkan tempat-tempat wisata.

Dalam pengembangan wisata di Sidoarjo ini dengan mengunakan

media informasi publik karena semakin berkembangnya teknologi,

maka kebutuhan teknologi masyarakat semakin meningkat. Oleh

karena itu pengembangan wisata dari sektor teknologi dapat juga di

pergunakan untuk kegiatan promosi.

3. Media Dalam Pengembangan Promosi

Suksesnya kegiatan marketing yang dilakukan suatu perusahaan

tidak hanya tergantung pada kualitas produk yang dihasilkannya,

kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang cepat, tetapi

banyak tergantung pada pembinaan hubungan produsen dan konsumen

yang berkelanjutan. Untuk menjaga agar hubungan tersebut jangan

terputus, diperlukan hubungan yang sistemalis mulai dari potensial dan

actual tourist, para perantara (middleman seperti agents/tour operator) sehingga gap antara produsen dan konsumen dapat dihilangkan.

Kata “promotion” sendiri memberikan interprestasi dan bahasa

yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah

untuk memberitahu, membujuk dan mengingatkan lebih khusus lagi.

Tujuannya untuk mempengaruhi potential-custemer atau pedagang

perantara (trade intermediateries) melalui komunikasi agar oleh

mereka terpikirkan untuk melakukan sesuatu. Bila promotion ditinjau


(56)

48

advertising, sales support, dan publick relations.20 Ketiga bentuk

kegiatan tersebut merupakan komunikasi yang umum yang biasa

digunakan, tetapi untuk tujuan yang bermacam-macam guna

mempengaruhi pikiran dan tingkah laku orang banyak .

4. Media Tourism Dalam Pengembangan Promosi Wisata Sidoarjo Dengan Prespektif Teori

a. Teori uses and gratifications (teori penggunaan dan kepuasan)

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teori uses

and gratification dikarenakan teori ini menjelaskan suatu proses dimana kondisi sosial psikologis seseorang menyebabkan adanya

kebutuhan yang menciptakan harapan-harapan terhadap media

massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada

perbedaann pola pengguna media (atau keterlibatan dalam aktivitas

lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan pemenuhan

kebutuhan.21 Uses and gratification ini awal mulanya berawal dari

pencarian akan penjelasan mengenai daya tarik yang besar dari

konten media pokok tertentu.22 Teori ini digunakan peneliti guna

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan penunjang informasi

tentang media wisata.

20 Drs. Oka A. Yoeti, Pemasaran Pariwisata, (Bandung: Angkasa.1985). hlm 141

21 Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk, Teori Komunikasi, (Jakarta: universitas Terbuka, 2008 ), hlm. 5.49 22 Denis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), hlm 174


(57)

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi, Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian 1. Profil Informan

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa orang yang

menjadi informan guna melengkapi data peneliti. informan tersebut

adalah kepala Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sidoarjo:

1. Nama : Dra. Suprihatin M.M

TTL : -

Jabatan : Kepala Bidang Pariwisata di Dinas Pemuda

Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo.

Lama Bekerja : 1 Tahun

Ibu Suprihatin dipilih menjadi informan karena ibu Suprihatin

bertanggung jawab atas pengembangan promosi wisata yang ada di

Sidoarjo, karena ibu Suprihatin juga menjabat sebagai Kepala

Bidang Pariwisata di Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Sidoarjo, sehingga beliau mengetahui proses

pengembangan promosi wisata dari tahun ke tahun.

2. Nama : Widya Z

Jabatan : Pengunjung wisata Musium Mpu Tantular

Asal : Candi Sidoarjo

Saudara Widya ini juga dipilih peneliti sebagai informan guna


(1)

92

Beberapa media yang digunakan ada beberapa kelebihan dan kekurang masing-masing. Seperti: Web tidak banyak menyimpan foto-foto dan aktifitas wisata Sidoarjo, tetapi web lebih mudah menjadi sumber informasi bagi masyarakat, TIC hanya dapat dinikmati tidak untuk di oprasionalkan masyarakat. Kelebihannya media ini banyak berisi galeri wisata, serta peta wisata Sidoarjo. Android tourism belum terlalu dioperasionalkan, adapun kelebihannya mudah diakses dari seluruh masyarakat dan seluruh kalangan luas. Majalah dan brosur kurang efektif karena hanya berupa tulisan.dan hanya terdapat di tempat-tempat dan penginapan wisata di Kabupaten Sidoarjo. Kelebihan media ini harganya lebih murah dan dapat dimasukkan banyak foto dan informasi wisata.

Media-media yang digunakan oleh Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo yang dalam bentuk media massa berupa web yang dapat diakses semua masyarakat luas, dalam web tersebut telah dijelaskan adanya potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo, serta bagaimana caranya masyarakat dapat menikmati wisata-wisata yang ada di Sidoarjo.

Selain Web Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Sidoarjo menggunakan media cetak yang berbentuk majalah, dinas pemuda olahraga kebudayaan Kabupaten Sidoarjo sangatlah cerdas untuk mengolah majalah tersebut dengan sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat penggunjung, majalah tersebut, dengan adannya perkembangan wisata yang berbentuk tingkatan promosi melalui media, majalah tersebut yang telah dicetak dapat di tempatkan oleh Dinas pemuda olahraga dan kebudayaan dapat


(2)

93

tempat-tempat wisata seperti di museum Mpu Tantular, Candi Pari serta pada fasilitas penunjang wisata seperti hotel yang ada di daerah Sidoarjo.

Kemudian perkembangan media tourism Sidoarjo yang yang digunakan saat ini mengacu pada media elektronik yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat, perkembangan media elektronik yang dimana dewasa ini semakin meningkatnya pengguna smartphone, tentunya Dinas Pemuda olahraga kebudayaan dan pariwisata tidak ingin ketinggalan jaman, maka wisata-wisata yang ada di Sidoarjo dapat pula di ketahui dengan mengakses aplikasi Sidoarjo tourism yang telah di sediakan pemerintah, yang kemudian dijalankan oleh dinas pariwisata daerah.

Tidak hanya itu media elektronik yang digunakan untuk perkembangan wisata melalui media informasi dan teknologi jaringan adalah TIC (tourist

information center), ini adalah LCD dan Jaringan yang sebagai bentuk

publikasi informasi wisata Sidoarjo.

Pengabungan media konvensional dan media baru menjadi salah satu program Disporbudpar guna untuk peningkatan bentuk perkembangan promosi wisata melalui teknologi. Media konvensional seperti brosur dan Koran dan majalah masih digunakan oleh Disporbudpar hanya saja media pengenalan yang berbasis media electronik seperti televisi, internet, android

tourism dan TIC masih sangat lemah dikarenakan faktor dana yang

dikeluarkan juga sangat besar.

Secara singkat kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasannya Disporbudpar menggunakan media-media tourism untuk pengenalan wisata dalam pengembangan wisata sidoarjo. Media tourism tersebut berupa media


(3)

94

elektonik: televisi, TIC dan android tourism serta web, kemudian ada majalah, Koran dan brosur di dalam media cetaknya. Media penunjangnya ada media transportasi oleh pemerintahan daerah Sidoarjo.

Dari semua media tersebut memanglah media elektonik sangat efektif untuk memberikan informasi kepada publik mengenai destinasi wisata Sidoarjo. Karena dalam media cetak juga akan menimbulkan biaya yang tidak sedikit sebagai dana percetakan brosur, dan majalah.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mengharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelolah pariwisata di daerah Sidoarjo dan selalu dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk para wisatawan yang berkunjung di daerah Sidoarjo, dan selalu mengoptimalkan kerja media tourism dalam pengembangan wisatanya, karena media tersebut adalah salah satu alat untuk menarik minat pengunjung yang lebih banyak lagi. Berikut rekomondasi dari peneliti yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbagan dalam menentukan kebijakan mendatang :

1. Lebih meningkatkan kerja sama dengan pengusaha-pengusaha, karena keterbatasan SDM dan dana yang kurang mendukung pengembangan wisata sidoarjo, setidaknya ada penunjang untuk mendapatkan kebutuhan tersebut dari pengusaha-pengusaha yang ikut bekerja sama dengan Disporbudpar dalam bidang pariwisata.

2. Memaksimalkan media elektronik yang sudah ada, seperti website tampilan website seharusnya dpat lebih bagus dan menarik dari pada ini,


(4)

95

karena pengunjung akan menimbulkan ketertarikan isi dari web tersebut jika web tersebut desainnya sangat menarik.

3. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi daerah, dalam membuat media pengembangan wisata.

4. Memberikan pelatihan berbasis IT kepada para pengelolah supaya tidak gaptek dalam bisa IT dan bisa memperbaiki media tourism yang digunakan. Karena belajar mengenai teknologi sangatlah penting, peningkatan pembelajaran bagi kita sangat berguna untuk kehidupan yang akan datang baik di dunia dan akhirat. Seperti dalam surat Al- Qasas 70 : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Qs Al-Qasas : 70)”.

Kemudian dari pada itu Rosullullah SAW juga pernah bersabda :

“Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)”.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto Ervinaro, Komunikasi Massa, 2007, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin Anwar,1984, Strategi Komunikasi, Bandung: Armiko

Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, 2007, Jakarta : Prenada Media Group. Dinas Pariwisata dan kebudayaan propinsi Jawa timur, 2005, Penyusunan Supply

Chain Komoditi Unggulan di Obyek Tujuan Wista, Tidak diterbitkan

umum.

Effendi Ucha Onong, 2004, Ilmu komunikasi teori dan praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Herdiansyah Haris, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika.

Idrus D Muhammad, 2009, Metodelogi Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga Karlina Siti, Komala Lukita, Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu

Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama.

Putu Gede Gayatri dan Pitana Gede I, 2005, sosiologi pariwisata, Yogyakarta: andi

Krisyanto Rahmad, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana. Moleong J Lexy, 2012, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mulyana Deddy, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Rohim Syaiful , 2009, Teori Komunikasi: perspekti, ragam dan aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.

Nova Firsan , 2009, Crisis public relations: Bagaimana PR Menangani Krisis

Perusahaan, Jakarta: Grasindo,

Nuruddin, 2000, Sistem komunikasi Indonesia, Jakarta:Rajawali Pers.

Quail Mc Denis, 2011, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Salemba Humanika. Rohim,Syaiful, 2009, Teori Komunikasi: Perspekti, Ragam dan Aplikasi, Jakarta:

Rineka Cipta


(6)

S Nasution, 1996, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara

Susanto S Astrid, 1988, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bina Cipta.

Spillance J. James, 1987, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Jakarta: Kanisius

Warman Andri, Mujadi, 2014, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yoeti A, Oka, 1985, Pemasaran Pariwisata, Bandung: Angkasa.

http://guisdanela.blogspot.com/2014/2/pengertian-media-menurut-beberapa ahli.html.