IMPLEMENTASI MANAJEMEN ADVERTISING PADA PT. CITRA TELEVISI LAMONGAN.

(1)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN ADVERTISING

PADA PT. CITRA TELEVISI LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh:

DANA AYU LESTARI NIM: B36211086

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2015


(2)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PENULISAN SKRIPSI

B i smi I I ahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama NIM Prodi Alamat

Dana Ayu Lestari 836211086

Ilmu Komunikasi (Advedising) Jatirejo Mojokerlo

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa:

1. Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga tinggi manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.

2. Skripsi ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya secara mandiri dan bukan merupakan plagiasi atas karya orang lain.

3. Apabila dikemudian hai terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya akan bersedia menanggung konsekuensi hukum yang terjadi dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Surabaya, 10 Agustus 2015


(3)

\ama NtM Prodi Judul

PERSETUJUAN PEMBIMBING

:Dana Ayu Lestari :B36211086

:Ilmu Komunikasi (Advertising)

:implementasi Manajemen Advertising Pada PT. Citra Televisi Lamongan

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Surabaya, 29

Jwi20l5

Dosen Pembimbing,

z\lwwruh

Dr. Ali Nurdin. S.As. NI.Si


(4)

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi oleh Dana Ayu Lestari ini telah dipertahankan di depan tim penguji skripsi Surabaya, 04 Agustus 20 I 5

Mengesahkan

4**r,,=

Dr.

AIi Nurdin. S.As. M.Si

NIP: 197106021998031001

Prof. Dr..IL Aswadi. M.Ae

NIP: I 9600412 I 99403 1001

Penguji IV,

h

Drs. Yovon Mudiiono. M.Si

NIP: I95409071982mI{m3

Islam Negeri Sunan Ampel h dan Komunikasi

NIP: 1958011319S203200I

Penguji I,

ffi


(5)

ABSTRAK

Dana Ayu Lestari, B36211086, 2015. Implementasi Manajemen Advertising pada PT. Citra Televisi Lamongan, Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Kata Kunci: ImplementasiManajemen Advertising dan Komunikasi Organisasi

PT. Citra Televisi Lamongan memiliki content program dan slot iklan setiap hari selalu diisi dengan informasi hangat dan menarik. PT. Citra Televisi Lamongan adalah sebuah televisi lokal Jawa Timur dan memiliki manajemen perikalan yang bagus sehingga mereka mampu menggaet pengiklan, baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas. Manajemen yang baik didukung dengan komunikasi yang baik pula dalam proses manajemennya. Dari konteks penelitian tersebut permasalahan yang hendak dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana proses Implementasi Manajemen Advertising di PT. Citra Televisi Lamongan dalam perspektif komunikasi organisasi.

Untuk mengungkapkan persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian deskriptif sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian PT. Citra Televisi Lamongan maka dapat disimpulkan bahwa proses Implementasi Manajemen Advertising dalam perspektif komunikasi di PT. Citra Televisi Lamongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Implementasi perencanaan periklanan PT. Citra Televisi, dalam prakteknya manajer sebagai reformis (pembaru) dalam manajemen sumber daya manusia, memperbarui persyaratan kerja, kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain-lain.

Implementasi pengorganisasian periklanan PT. Citra Televisi meliputi pembagian tugas sesuai dengan devisi masing-masing sehingga proses perencanaan dalam periklanan bisa berjalan dengan baik dari proses mencari klien dilakukan account executive, tim kreatif membuat konsep iklan semenarik mungkin dan adminitrasi membuat surat perjanjian kerja sama.

Implementasi pelaksanaan periklanan di PT. Citra Televisi, Pelaksanaan advertising berlangsung dengan pengarahan sesuai jobdisk sehingga bisa membentuk sistem kerja yang efektif dan efesien dengan memberi apresiasi kinerja berupa insentive sebagai bentuk motivasi kerja sesuai dengan target dan selesai tepat waktu.

Implementasi pengawasan atau controlling, Pengawasan yang dilakukan di PT. Citra Televisi dengan komunikasi kekeluargaan, meliputi tentang ukuran iklan, warna, komponen-komponen iklan seperti pesan dan gambar, konsep advertising apakah sesuai dengan yang order dari admin atau tidak dan berapa iklan yang didapat dalam satu bulan oleh AE apakah sesuai dengan yang ditargetkan.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 6

F. Definisi Konsep ... 8

1. Implementasi Manajemen Advertising ... 8

2. Implementasi Manajemen Advertising PT. Citra Televisi Lamongan ... 9

3. PT. Citra Televisi Lamongan ... 10


(7)

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 15

3. Jenis dan Sumber Data ... 15

4. Tahapan Penelitian ... 17

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 20

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 23

I. Sistematika Pembahasan ... 25

J. Jadwal Penelitian ... 26

BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 28

1. Manajemen Advertising ... 28

a. Pengertian Manajemen Advertising ... 28

b. Implementasi Manajemen Advertising ... 29

2. Advertising ... 43

a. Pengertian Advertising ... 43

b. Jenis-jenis iklan televisi ... 46

B. Kajian Teori ... 50

1. Teori Manajemen (Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow) ... 50

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Profil Gambaran Umum ... 54

1. Profil PT. Citra Televisi Lamongan ... 54

2. Potitioning PT. Citra Televisi Lamongan ... 56

3. Visi Misi PT. Citra Televisi Lamongan ... 57

4. Logo PT. Citra Televisi Lamongan ... 58

5. Struktur Organisasi PT. Citra Televisi Lamongan ... 62

6. Format dan Prosentase Siaran ... 68

7. Profil Informan ... 71


(8)

1. Implementasi Perencanaan (planning) ... 74

2. Implementasi Perngorganisasi (organizing) ... 76

3. Implementasi Pengarahan (actuating)... 78

4. Implementasi Pengawasan (controlling) ... 80

BAB IV : ANALISIS DATA A. Temuan ... 82

1. Implementasi Perencanaan (planning) Advertising ... 82

2. Implementasi Perngorganisasi (organizing) Advertising... 85

3. Implementasi Pengarahan (actuating) Advertising ... 86

4. Implementasi Pengawasan (controlling) Advertising ... 88

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 89

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Rekomendasi ... 92

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian ...26

Tabel 1.2 Potitioning PT. Citra TV Lamongan ...56

Tabel 1.3 Program Acara PT. Citra Televisi Lamongan (Jawa Pos Group) ...54

Tabel 2.1 Program Acara PT. Citra Televisi Lamongan (Jawa Pos Group) ...54


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian ...11 Bagan 2.1 Implementasi Manajemen Advertising ...29 Bagan 2.2 Kajian Teori ...50


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era modern ini perkembangan di dunia advertising atau periklanan sangat pesat dan maju termasuk di Indonesia. Hal ini periklanan (advertising) adalah penyajian materi secara persuasive kepada public melalui media massa dengan tujuan untuk mempromosikan barang atau jasa. Periklanan (advertising) adalah bisnis ide dan kreatifitas (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005) Menggambar hanyalah ekspresi citra yang kita tuangkan sebagai bentuk konsep ide di dalam pikiran namun akarnya tetap ide itu sendiri, menggambar lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan.1 Dengan adanya manajemen advertising yang baik dan stabil dapat membantu perkembangan pesat suatu media baik dalam bentuk omset perusahaan maupun citra perusahaan itu sendiri.

Manajemen iklan adalah media pemasaran yang penting dalam bisnis kontemporer. Hal ini manajemen bertugas dalam proses perencanaan, pengorganisasi, proses pengambilan tindakan dan evaluasi program periklanan secara berkala dengan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon customer atau pelanggan yang potensional atas produk barang atau jasa tertentu. Sebagai pelanggan adalah fokus, manajemen periklanan dimulai dengan penelitian rinci kebiasaan mereka dan proses pengambilan keputusan, terus dengan media (tradisional dan non-tradisional)


(13)

2

dan strategi pesan, perencanaan media, membeli dan berakhir dengan sebuah analisis pasca kampanye.

Salah satu persaingan di dunia advertising yaitu di sebuah perusahan televise. Advertising atau iklan seringkali digunakan stasiun televisi sebagai media penyampaian informasi produk-produk klien yang dikemas menarik dengan kombinasi kreativitas dan riset pemasaran sehingga dapat diterima pemirsa dengan sugesti baik dan rapi tanpa terlihat ada paksaan apapun. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak, dalam hal ini tentunya sikap konsumen. Tujuan periklanan komersial adalah membujuk khalayak untuk membeli produk barang atau jasa A, bukan Produk B. Dalam periklanan perumahan di kota Lamongan, mengingat terus bermunculan perumahan-perumahan dengan segala model dan type yang sudah tersedia dipasar, maka proporsi atau pesan penjualannya ditekankan pada keuntungan atau manfaat baru. Misalnya saja salah satu perumahan baru Planet Green Sumargo lokasinya strategis berada di pusat kota Lamongan dan jalan yang lebar transportasi muda. Melalui pesan dengan manfaat baru ini, maka bisa diharapkan perumahan baru tadi mampu bersaing dengan perumahan lainya yang sudah lama beredar dipasar. Penerapan strategi pemasaran ini dapat disaksikan pada iklan-iklan perumahan Planet Green Sumargo lebih nampak kontras dengan iklan perumahan pancanaka demangan residen, termasuk iklan peragaan ditempat-tempat penjualan, serta kemasannya.


(14)

3

Pemasaran atau marketing dalam hal ini diharapkan mampu mendukung program pemasaran dengan sugesti yang menarik dan tanpa paksaan dengan memberi solusi dalam memasarkan produk barang atau jasa meliputi bentuk iklan gambar gerak suara sehingga efektif penyampaiannya dan pesan mudah di terima oleh pemirsa, target penonton bisa disaksikan masyarakat Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Gresik, dan Mojokerto. Jam tayang menyesuaikan produk yang akan dipasarkan misalkan iklan perumahan akan jauh lebih efektif tayang di program khusus yang mempunyai pemirsa dewasa seperti tembang jowo. Selain itu dengan adanya iklan di perusahaan televisi tersebut akan memberikan omset yang besar bagi perusahaan tersebut, dengan paket harga yang sudah di tentukan bisa dihitung satu produk iklan bisa mendapatkan omset Rp.5.000.000,- untuk per bulan dengan kontrak minimal 3 bulan bisa dipastikan satu produk iklan bisa menghasilkan omset Rp.15.000.000,-.2 Di dalam penelitian ini berusaha untuk meneliti tindakan atau penerapan dari manajemen advertising yang ada di perusahaan PT. Citra Televisi Lamongan.

B. RUMUSAN MASALAH

Banyak perusahaan di Indonesia saat ini yang menerapkan management advertising, berangkat dari latar belakang tersebut peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:


(15)

4

1. Bagaimana implementasi perencanaan (planning) advertising di PT. Citra Televisi Lamongan?

2. Bagaimana implementasi pengorganisasian (organizing)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan?

3. Bagaimana implementasi pengarahan (actuating) advertising di PT. Citra Televisi Lamongan?

4. Bagaimana implementasi pengawasan (controlling) advertising di PT. Citra Televisi Lamongan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui dan memahami perencanaan (planning)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan

2. Untuk mengetahui dan memahami pengorganisasi (organizing)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan

3. Untuk mengetahui dan memahami pengarahan (actuating)

advertising di PT. Citra Televisi Lamongan

4. Untuk mengetahui dan memahami pengawasan (controlling)


(16)

5

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Setelah disebutkan focus dan tujuan penelitian, maka dalam pembahasan ini penelitian berharap ada manfaat yang dapat diambil oleh pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengembangkan wawasan ilmu penghetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya manajemen advertising.

2. Manfaat praktis a. Bagi khalayak

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan wawasan mengenai manajemen advertising.

b. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pemahaman antara hasil kenyataan dalam praktek dengan teori komunikasi yang dipelajari dibangku kuliah.

c. Bagi akademis

Penelitian ini mencoba memberikan kontribusi berupa pemikiran dan temuan empiric mengenai manajemen advertising sehingga nantinya diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain


(17)

6

E. PENELITIAN TERDAHULU

Banyak penelitian maupun karya lain yang menyinggung dan membahas perihal management advertising. Ada beberapa penelitian yang cukup berhubungan dengan penelitian ini sehingga bisa dijadikan referensi pendukung, sebagaimana diuraikan dalam uraian berikut:

1. Nama Peneliti : Dimyati Jenis Karya : Skripsi Tahun Penelitian : 2010 Metode Penelitian : Kualitatif

Hasil Temuan Terdahulu : Proses advertising dari konsep ide kreatif sampai dengan eksekusi periklanan menggunakan teori logika desain pesan. Tujuan Penelitian : Untuk mendiskripsikan proses advertising

di PT. Atar Surya Jaya Surabaya mulai ide kreatif sampai eksekusi penerbitan iklan di harian surya.

Persamaan : Persamaan peneliti terdahulu dengan sekarang menggunakan metode kualitatif. Perbedaan : Yang membedakan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah pada fokus penelitian, yaitu bagaimana proses perencanaan, pengorganisasian, aktivitas atau kegiatan dan pengawasan terhadap


(18)

7

periklanan di PT. Citra Televisi Lamongan dalam prespektif komunikasi.

2. Nama Peneliti : Feni Hardiyanti Jenis Karya : Skripsi

Tahun Penelitian : 2010 Metode Penelitian : Kualitatif

Hasil Temuan Terdahulu : Karangataruna Kedungploso mengikuti model komunikasi organisasi, model

Shanon an Wever (dikemukakan oleh Dev leour). Sehingga komunikasi dan

interaksi yang terjadi antar anggota. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui proses komunikasi

organisasi karangtaruna dalam partisipasi pembangunan desa Kedungploso, dusun Kedungbolok Tarik Sidoarjo.

Persamaan : Persamaan peneliti terdahulu dengan sekarang menggunakan metode kualitatif. Perbedaan : Yang membedakan penelitian terdahulu

dengan penelitian sekarang adalah pada subyek penelitian yaitu pengurus dan anggota.


(19)

8

F. DEFINISI KONSEP PENELITIAN

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian dalam judul ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini sebagai berikut:

1. Implementasi Manajemen Advertising

Implementasi merupakan proses penerapan konsep pemasaran, penerapan strategi pemasaran kombinasi dari berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran.3

Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Dengan demikian, istilah manajemen mengacuh pada suatu proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.4

Advertising atau periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang di arahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang dan jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.5 Dengan demikian, implementasi manajemen advertising bisa di artikan suatu proses penerapan perencanaan periklanan, penerapan pengorganisasian

3 Frank Jefkins, Periklanan, (Jakarta: Erlangga, 1994), hlm. 8

4 Amirulloh & Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004),

7-8


(20)

9

periklanan, penerapan pelaksanaan periklanan dan penerapan pengawasan periklanan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Implementasi Manajemen Advertising di PT.Citra Televisi Lamongan

Sebagai media televisi lokal yang mengoptimalisasi potensi daerah dengan mengusung content khas daerah Citra Televisi Lamongan mengimplementasikan manajemen advertising sebagai suatu sytem yang terdiri dari berbagai organisasi atau lembaga yang saling berinteraksi dalam mewujudkan sebuah iklan atau proses periklanan. Dalam kegiatan keseluruhan proses periklanan ada empat yang masuk dalam penerapan manajemen periklanan kelompok utama yang terlibat yaitu:

a. Pengiklanan (pemasang iklan)

Pengiklan adalah inti dari sistem manajemen periklanan, analisa pasar, perencanaan pengendalian dan aktivitas pengambilan keputusan pada sistem ini, yakni pada pengiklan.

b. Biro iklan

Biro iklan, dan jasa riset diharapkan membantu pengiklan dalam menganalisa peluang pasar, mengembangkan kreasi, mendesain iklan, seindah mungkin sehingga bisa menjadi sebuah sugesti bagi pemirsa atau masyarakat yang melihat iklan.

c. Perusahaan media

Dalam perusahaan media ini kita kenal dengan media lini bawah serta media lini atas. Media lini atas antara lain tv, radio, online sedangkan media lini


(21)

10

bawah seperti surat kabar, majalah, spanduk dan banner semua itu disebut media promosi.

d. Perusahaan jasa riset

Dalam kegiatan promosi yang menjadi puncak adalah ketika omset mengalami kenaikan draktis.

3. PT. Citra Televisi Lamongan

Perkembangan televisi lokal sebagai media pengembangan dan optimalisasi potensi daerah setempat sangat dibutuhkan sekali peranannya, salah satunya adalah PT. Citra Televisi televisi lokal satu-satunya di Lamongan bekerja sama dengan menggandeng PT. Jawa Pos Multimedia Corporate sebagai broadcast akuisi.

Citra Televisi lebih fokus pada 5 kabupaten diantaranya: kabupaten Lamongan, kabupaten Bojonegoro, kabupaten Tuban, kabupaten Mojokerto dan kabupaten Gresik serta sebagian Surabaya bagian barat dengan mengusung content program news, musik, talkshow dan event.

Content program dikemas apik dengan konsep entertain televisi program dengan tidak meninggalkan khas daerahnya. Khas daerahnya ditonjolkan pada content program news atau update berita bahasa jawa logat pantura, content program musik tembang jowo interaktif pemirsa di rumah secara live atau disiarkan langsung dengan bahasa jawa logat pantura.


(22)

11

G. KERANGKA PIKIR PENELITIAN

1. Teori Manajemen (teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow) Teori Hierarki kebutuhan adalah teori pemenuhan kebutuhan manusia, teori ini memandang bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang bertingkat-tingkat dari yang paling sederhana hingga yang paling tinggi berdasarkan kadar kepentingannya.

Manusia akan berusaha memenuhi kebutuhan fisiologisnya, apabila kebutuhan ini terpenuhi, mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Tingkat kebutuhan selanjutnya yang cenderung dipenuhi adalah kebutuhan rasa aman. Mereka berhak bahwa keesokan harinya dan hari-hari selanjutnya tetap akan terpenuhi (jaminnan). Dalam kenyataannya, kebutuhan pada tingkat kedua sangat terkait dengan kebutuhan tingkat pertama. Kebutuhan tingkat ketiga menyangkut kepemilikan dan keterlibatan sosial. Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi dan perasaan ikut serta. Orang tidak hanya cukup memiliki tapi juga membutuhkan penghargaan dan status. Kebutuhan pada tingkat kelima adalah perwujudan diri. Kebutuhan ini kurang jelas jika dibandingkan dengan kebutuhan lainnya karena orang-orang masih sibuk dengan kebutuhan tingkat ketiga dan keempat. Apabila kebutuhan tingkat kelima ini dapat dipenuhi orang-orang akan merasa bahwa pekerjaan mereka menantang dan memperoleh kekuasan batin dari pekerjaannya.


(23)

12

Pada penelitian kali ini akan memakai teori Hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori ini diperkenalkan oleh seorang psikolog Abraham Maslow. Maslow menyatakan bahwa orang-orang atau individu termotivasi untuk berprilaku dalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan. Kelima tingkatan kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik (physicalneeds), kebutuhan keamanan (safety and security needs), kebutuhan sosial (social atau belongingness needs), kebutuhan penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs). Hirarki kebutuhan ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Bagan 1.1 Hirarki Kebutuhan

2. Teori Advertising (teori A-T-R Awareness-Trial & Reinforcement)

Pada peneliti kali ini akan memakai teori A-T-R (Awareness-Trial & Reinforcement) suatu teori yang menyimpulkan bahwa iklan harus dirancang sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan menggugah kesadaran (awareness) bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini

Prestasi

status

persahabatann

kestabilan

makanan

Pekerjaan yg menantang Jabatan tertentu

Teman sekerja

Rencana pascapensiun

Upah minimun Contoh dalam organisasi Contoh secara umum


(24)

13

ternyata disediakan orang lain. Setelah menggugah kesadarannya setiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayak terutama segi kognitifnya sehingga khalayak langsung mencoba (trial) produk tersebut. Pengiklan harus melakukan peneguran (reinforcement) sikap tertentu, tentu saja sikap positif terhadap produk yaitu perilaku membeli.

H. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai “Implementasi Manajemen

Advertising pada PT. Citra Televisi Lamongan (PT. Jawa Pos Multimedia

Corporate)”, peneliti menggunakan penelitian dan jenis penelitian kualitatif jenis deskriptif. Jenis penelitian ini menghasilkan temuan-temuan data tanpa menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran (kuantifikasi), melainkan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam pendekatan kualitatif, peneliti menekankan sifat realitis yang terbangun secara sosial serta hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti serta penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah. Penelitian kualitatif deskriptif ialah penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, serta kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada aktual atau aksi sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung serta peneliti berusaha mendiskripsikan peristiwa dan


(25)

14

kejadian yang menjadi pusat perhatian memberikan perlakuan khusus terhadap peistiwa tersebut.6

Sebab, dalam penelitian tersebut permasalahan yang timbul bisa saja berubah (belum jelas), kompleks dan dinamis, serta penuh makna. Sehingga peneliti perlu adanya penelitian secara menyeluruh dan mendalam (holistik).

Alasan penulis memilih jenis data kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif pemalsuan data dapat dihindari, hal ini disebabkan adanya teknik menguji keabsahan data pada data yang diragukan. Pada penelitian jenis kualitatif ini peneliti dapat dengan mudah menggali data dengan cara menyatu atau berbaur dengan obyek penelitian.

Peneliti secara langsung mengikuti aktivitas informan dalam transaksi dan komunikasi dengan klient terkait advertising atau periklanan dari awal proses perencanaan, negoisasi, riset pasar, pengayaan materi yang dibutuhkan klien, sampai proses pembuatan storyboad atau naskah iklan sesuai dengan target pemasaran klien dan proses pengambilan gambar serta di akhiri dengan editing project iklan.

Pendekatan dan jenis penelitian ini berupaya untuk mengurai faktor-faktor yang melatar belakangi loyalitas implementasi manajemen advertising yang timbul karena Ilmu Komunikasi yang baik dan benar.

6Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertai dan Karya Ilmiah,


(26)

15

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian ialah seseorang yang memberikan informasi tentang Implementasi Manajemen Advertising pada PT. Citra Televisi Lamongan. Dalam hal ini penulis memilih subyek penelitian karyawan meliputi:

 Manajer Account: merencanakan dan mengorganisasi account executive dalam pencapaian target.

 Kepala Program: mengeksekusi schedule program yang telah dibuat account executive sesuai dengan permintaan kebutuhan situasi dan kondisi.

 Desain konsep dan grafis: membantu client dalam proses promosi sesuai konsep Televisi program.

b. Obyek penelitian

Obyek penelitian devisi advertising PT. Citra Televisi, manajer advertising, tim kreatif advertising, adminitrasi dan account executive sebagai ujung tombak perusahaan.

c. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Citra Televisi Lamongan jln. Lamongrejo No.28 lantai 2 Lamongan.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data


(27)

16

1. Data Primer

Adalah segala informasi Implementasi Manajemen pada PT. Citra Televisi yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian perorangan hingga kelompok. Dalam hal ini peneliti mengambil data primer dari informan adalah karyawan PT. Citra Televisi Lamongan.

2. Data Sekunder

Adalah informasi informan karyawan PT. Citra Televisi devisi advertising sebagai data primer.

b. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian Implementasi Manajemen Advertising pada PT. Citra Televisi adalah karyawan Citra Televisi, informan yang sudah dipilih oleh peneliti yaitu: manajer account executive Citra Televisi dan karyawan bagian periklanan Citra Televisi yang benar-benar mengerti proses periklanan.

Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari lapangan yaitu dari masyarakat atau pemirsa Citra Televisi.

Sumber data yang lain seperti: buku manajemen dan advertising, jurnal, internet dan lain-lain yang membantu peneliti dalam melengkapi data.

c. Library Research (study kepustaan)

Dalam hal ini pegumpulan data teoritis, penulis peroleh dengan jalan membaca dan mempelajari buku-buku litelatur yang ada hubungannya


(28)

17

dengan permasalahan tersebut, yaitu tentang implementasi manajemen advertising,

d. Field Research (studi lapangan)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung.

4. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap Pra Lapangan

1. Penjajakan Lapangan

Dalam tahap ini, peneliti menggali informasi tentang kegiatan dan kebiasaan dari implementasi manajemen advertising perusahaan terkait serta dari kebiasaan konsumen atau klien yang sudah menggunakan jasa advertising atau periklanan di Citra Televisi sebagai media komunikasi. Kemudian menyusunnya menjadi latar belakang dan rumusan masalah.

2. Menyusun rancangan penelitian

Pada tahap ini peneliti membuat proposal kegiatan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian

3. Memilih obyek penelitihan.

Penelitian mengambil judul “Implementasi Manajemen

Advertising pada PT. Citra Televisi Lamongan”, yang mana

lokasi obyek penelitian ini berfokus di kabupaten Lamongan.

4. Memilih dan memanfaatkan informan

Dalam tahap ini, peneliti harus selektif dalam memilih informan. Peneliti memilih orang yang sudah menguasai dan faham latar


(29)

18

dari obyek penelitian. Menyiapkan perlengkapan penelitian yaitu: alat tulis (buku catatan, bolpoint, map), handphone untuk merekam suara dan kamera.

b. Tahap lapangan 1. Interview

Dalam tahap ini, peneliti akan melakukan interview mendalam dengan informan sebanyak mungkin agar diperoleh data yang maksimal. Informan adalah manager account, staf-staf karyawan, masyarakat sebagai pemirsa.

2. Pengumpulan data

Setelah interview dilakukan, peneliti akan mengumpulkan data yang ada dalam manajemen perusahaan terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan menyaring beberapa informasi yang dibutuhkan. Setelah itu baru dilakukan proses analisis data.

c. Tahap menulis laporan

Sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang disusun secara terstruktur (dengan bentuk format yang rapi dan dapat di pertanggung jawabkan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan


(30)

19

penelitian, serta merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah.

Terdapat teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab dengan sumber yang berkompeten untuk memperoleh jawaban langsung dan akurat. Dalam hal ini dibagi menjadi dua jenis wawancara yaitu, penelitian ini menggunakan wawancara relatif berstruktur dan wawancara bebas.

Penelitian ini menggunakan wawancara bebas yang merupakan proses tanya jawab dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada informan yang mengundang jawaban atau komentar subjek secara bebas. Pandangan, pendapat, sikap dan keyakinan subjek yang di wawancarai tidak dipengaruhi oleh wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara bebas, agar peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan mendalam tentang advertising dari informan.

b. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat secara langsung pada manajemen perusahaan yang sedang diamati. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut serta dalam kegiatan manajemen advertising Citra Televisi yang dikerjakan sehingga


(31)

20

ikut merasakan apa yang sedang dirasakan sumber data. Kegiatan yang dimaksud adalah komunikasi aktif dengan klien dalam proses pembuatan iklan produk barang atau jasa sampai informasi iklan produk barang dan jasa bisa di publikasikan. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan history yang berisi data dan fakta, peneliti mencari dan mengumpulan data-data tertulis yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Data yang dimaksud adalah dokumen advertisng perusahaan terkait.

Oleh karena itu, pada metode ini penelitian akan mencari data dari sumber-sumber lain tersebut yang berkaitan dengan iklan guna mendukung penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan transkrip interview serta material lain yang terkumpul. Dengan tujuan agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian menyajikan dengan lebih jelas.

Menurut Bogdan-Biklen (1982), analisa data yang dilakukan ketika peneliti masih dalam penelitian atau lapangan, dilakukan dengan sembilan prinsip dasar berikut:7

7Prof. Dr. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, CV Pustaka Setia, 2002,


(32)

21

a. Lingkup studi dipersempit

Mempersempit ruang lingkup studi mengandung makna bahwa setelah peneliti dapat menjelajahi tempat-tempat penelitian, mgehubungi berbagai subjek dan mengembangkan fokus dengan menyegerakan peneletian yang didasari atas kebutuhan dan minat, menentukan fokus pengumpulan data.

b. Menjaga konsistensi kerja pada usaha penyelesaian studi

Peneliti menentukan type studi dan mengumpulkan data tipe studi yang sudah ditentukan serta sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

c. Mengembangkan pertanyaan analitik

Peneliti ketika mengajukan pertanyaan kepada informan, melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, dalam artian gaya bahasa dan sikap yang dilakukan peneliti harus disesuaikan keadaan.

d. Berburu secara runtun untuk memperluas dan mempertajam data

Ketika berhasil mendapatkan catatan data lapangan secara periodic, peneliti segera merefleksikan pemikiran pada data apa yang perlu dicari lebih lanjut untuk mempertajam data.

e. Membuat komentar tertulis secara tajam atas ide-ide yang muncul


(33)

22

Catatan komentar yang dibuat peneliti akan menuntut peneliti untuk menstimulasikan pemikiran yang kritis tentang apa yang dilihatnya.

f. Membuat ikhtisar secara akurat

Catatan yang dibuat peneliti dengan membuat ikhtisar beserta komentar-komentarnya, dapat memberi wawasan bagi peneliti untuk merefleksikan isu-isu yang muncul dalam situasi tempat penelitian dan bagaimana menghubungkannya dengan isu dan teori yang lebih luas.

g. Mengonfrontasikan ide-ide dan tema pada subyek penelitian Jika masih ada informasi yang diragukan, peneliti perlu mengklarifikasikan pada subyek penelitian.

h. Mengeksplorasi literature seawal mungkin

Setelah peneliti berada di lapangan untuk beberapa saat, peneliti mengakaji literature substantive dalam bidang penelitian.

i. Bermain dengan metafora, analogi dan konsep-konsep adakalanya fenomena lapangan yang ditemui bukanlah fenomena dalam makna sesungguhnya. Peneliti harus pandai-pandai memaknai data-data yang yang masuk baik secara eksplisit maupun implisit, dengan menghubungkan dengan situasi tempat penelitian yang lain.


(34)

23

7. Teknik pemeriksaan keabsahan data

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan dan keabsahan data, ketentuan pengamatan dilakukan dengan teknik pengamatan, rinci dan terus menerus selama proses penelitian berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara serta intensif kepada subyek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

a. Perpanjangan pengamatan

Penelitian kembali keperusahaan terkait, melakukan pengamatan, wawancara ulang dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan, hubungan peneliti dengan informan akan semakin akrab, sehingga secara tidak langsung tidak ada batas dan jarak lagi, semakin terbuka, timbul saling rasa mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Analisis kasus negatif

Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan hasil yang ditemukan peneliti, maka data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.


(35)

24

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk memeriksa keabsahan data yang ditelah dikumpulkan oleh peneliti. Pemeriksaan keabsahan data, pada dasarnya selain digunakan untuk menyangga balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga sebagai unsur yang tidak terpispahkan dari tugu penghetahuan penelitian kualitatif. Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep keaslian (validitas) dan keandalan (realibilitas) selain itu, keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi: mendemontrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi.8

Teknik yang digunakan adalah triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.9 Jadi, triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Maksud triangulasi disini adalah data hasil wawancara di periksa dalam keabsahan data, kemudian

8Lexy J.Moleong, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung, hlm. 320-321


(36)

25

dibandingkan dengan hasil pengumpulan yang lain, seperti observasi dan dokumentasi.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap triangulasi ini adalah:

a. Penelitian melakukan pengecekan tentang hasil dari pengamatan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan dilakukan berdasarkan wawancara dengan karyawan PT. Citra Televisi Lamongan serta dari data-data yang ada.

b. Peneliti mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan sesuai dengan judul yang telah ditentukan.

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dalam penulisan proposal ini agar tidak terdapat kesulitan dalam memahami ataupun dalam pembacaannya, maka perlu disusun penulisan skripsi secara ilmiah dan sistematika. Oleh maka dari itu penulisan perlu disebut dalam sistematika pembahasan, sebagai berikut: Sistematika pembahasan dalam ini adalah sebagai berikut:

BAB I, latar belakang, yang berfungsi sebagai pengontrol dalam memahami pembahasan pada bab-bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari konteks penelitian, focus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.


(37)

26

BAB II, kajian teoritis, adalah uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari kajian pustaka dan kajian teori.

BAB III, penyajian data, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian serta deskripsi hasil penelitian.

BAB IV, analisis data, yakni menganalisis hasil temuan penelitian serta konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V, penutup, Bab ini berisi tentang kesimpulan, rekomendasi atau saran dari penelitian.

J.JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tahapan proses. Sehingga untuk memudahkan penelitian peneliti harus membuat tabel agar proses penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tabel proses penelitiannya sebagai berikut:


(38)

27

Tabel 1.1 jadwal penelitian No

Uraian Kegiatan

Waktu Penelitian

Oktober November Desember Januari

1 Pra Survey atau

Studi

Pendahuluan

*

2 Pembuatan

Propopsal

*

*

3 Pengumpulan

Data

*

4 Analisis Data

*

5 Penulisan

Laporan


(39)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Manajemen Advertising

a. Pengertian Manajemen Advertising

Manajemen advertising adalah suatu strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat, oleh karena itu perusahaan harus memiliki terobosan baru yang berbeda dan menarik sehingga mampu memberi sugesti kepada masyarakat luas. Dalam hal ini manajemen advertising bertugas dalam proses perencanaan, pengorganisasi, proses pengambilan tindakan dan evaluasi program periklanan secara terus dan update sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan konsumen.

Keberhasilan dari suatu perekonomian secara nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan periklanan dalam menunjang usaha penjualan yang menentukan kelangsungan hidup produksi pabrik-pabrik, terciptanya lapangan pekerjaan, serta adanya hasil yang menguntungkan dan seluruh uang yang telah diinvestasikan. Apabila proses ini terhenti, maka terjadilah resesi. Hal ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa negara-negara yang makmur senantiasa disemarakkan oleh kegiatan-kegiatan periklanan yang gencar. Sedangkan di negara-negara dunia ketiga dan Rusia (sebagai wakil negara-negara sosialis), dimana dasar perekonomiannya masih lemah dan kegiatan periklanannya masih berada


(40)

29

pada taraf minimum, lapangan kerja begitu sulit didapat sehingga begitu banyak kaum muda yang potensial tidak dapat menemukan sumber nafkah.10

b. Implementasi Manajemen Adverting

Dalam penerapan atau implementasi manajemen advertising harus mengikuti perkembangan situasi sehingga advertising bisa diterima dengan baik masyarakat sesuai dengan target periklanan. Kongkrit nyata yang harus diikuti adalah ketika sebuah perusahaan memberikan promo menarik kepada masyarakat, maka yang harus dilakukan perusahaan agar tetap survive adalah memberi varian produk yang menarik, unik dan baru dikemas menarik dengan konsep pemasaran yang bagus sehingga konsumen tidak akan pergi meninggalkan produk perusahaan, dalam hal ini sugesti prestise dibutuhkan menjadi penguat perusahaan. Namun dalam praktek di lapangan sering muncul hal yang tidak diinginkan. Hal ini harus diantisipasi baik buruknya sebelum melakukan tindakan advertising sehingga kemungkinan terburuk bisa segera di antisipasi dengan cepat agar tidak menimbulkan konflik yang fatal.

Dalam periklanan modern posisioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja yang ada dalam pikiran yang dianggap sebagai sasaran dan konsumennya. Upaya itu dianggap perlu karena situasi masyarakat atau pasar konsumen sudah over communicated. Sebagai akibat dari


(41)

30

perkembangan ekonomi dan teknologi, telah memasuki era informasi. Membanjirnya alat-alat pengolah data yang tidak diimbangi oleh kemampuan akal manusia untuk mengolahnya menyebabkan banyak terjadi kemandekan informasi dimana-mana. Konsumen atau calon konsumen dipaksa menerima informasi diluar batas kemampuan untuk menyimpan dan mengingatnya. Ada puluhan media cetak, radio dan televisi yang diingat. Belum lagi informasi verbal dari komunikasi lisan. Menurut pakar posisioning, Al Ries dan Jack Trout:

“Positioning is not what you do to the product, it is what you do to the mind”

Dengan demikian maka posisioning berkaitan dengan masalah persaingan. Jadi, persoalannya adalah bagaimana seorang produsen memposisikan produk atau merknya diantara para pesaing. Pola berpikir yang diterapkan dalam konsep ini adalah Outside-in, sebagai kebalikan dari cara berpikir Inside-out pada seller’s market. Cara ini menuntuk obyektivitas yang tinggi dalam melihat pangsa pasar, termasuk keinginan mengakui posisi dan keunggulan pesaing dimata konsumen. Berapapun suatu produk memiliki keunggulan teknis dan harga yang lebih murah, tidak ada gunanya bersaing dengan pemimpin pasar secara langsung. Sebaliknya, posisi pemimpin dalam menentukan strategi pemasaran produsen lainnya.11

11Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: PT.


(42)

31

Konsep posisioning sendiri dapat digunakan sebagai strategi dalam kampanye periklanan. Sebelum konsep posisioning ini digunakan, biro periklanan berpedoman pada konsep selling point atau unique selling preposition (USP), atau consumer benefit. Memang konsep ini juga dipakai dalam posisioning, tetapi posisioning sendiri telah maju selangkah lebih jauh. Keunggulan produk ditonjolkan sedemikian rupa sehingga kadang-kadang kurang memperhatikan daya serap calon pembeli. Akibatnya, beberapa iklan memang terlihat terlalu tajam dan agak dipaksakan. Sepanjang persaingan belum begitu sengit dan produk yang ada dipasar belum begitu banyak, cara-cara demikian masih bisa diterima.

Pada prinsipnya seseorang atau perusahaan yang akan melakukan kegiatan posisioning memerlukan suatu ketekunan dan kejernihan berpikir memandang produk dan pasar yang tengah diusahakan. Pekerjaan ini bukanlah hal yang sederhana. Suatu perencanaan dan kegiatan yang baik memerlukan dukungan data berupa hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk menjamin obyektivitasnya.

Dalam periklanan, strategi kreatif merupakan istilah yang mempunyai beberapa arti tergantung siapa yang melihatnya. Seorang pengiklan biasanya akan berpikir bahwa strategi kreatif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan. Sedangkan bagi orang-orang kreatif, strategi kreatif sering dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk, pasar, dan konsumen sasaran, kedalam suatu


(43)

32

posisi tertentu didalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan iklan.12

Sebagian besar kalangan praktisi periklanan menilai kreativitas dalam periklanan bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba, tetapi merupakan suatu proses. Kemungkinan paling besar untuk dapat memproduksi iklan yang kreatif dan sukses adalah melakukan sejumlah langkah atau pendekatan yang terorganisasi dengan baik. Hal ini tidak berarti terdapat suatu cara yang pasti benar untuk diikuti agar dapat menghasilkan iklan yang kreatif. Dalam hal ini, banyak tenaga kreatif yang menolak upaya membuat suatu standart baku kreativitas dengan membuat aturan-aturan dalam proses kreatif iklan.13

Menurut Gilson dan Berkman, proses perumusan suatu strategi kreatif terdiri atas tiga tahapan yaitu:

a. Tahap Pertama, mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan strategi kreatif. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi, hasil penelitian tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk, persaingan dipasar, serta rencana dasar tentang strategi media, yaitu

12 Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: PT.

Pustaka Utama Grafiti, 1995), hlm. 81

13 Morissan, Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada


(44)

33

menyangkut kapan dan dalam media apa saja iklan akan dimunculkan.

b. Tahap Kedua, selanjutnya orang-orang kreatif harus mampu membenamkan diri kedalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan dihasilkan. Pada tahap inilah ide-ide, yang merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan pula suatu diskusi yang sangat hati-hati diatara orang-orang kreatif.

c. Tahap Ketiga, dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan presentasi dihadapan pengiklan atau klien untuk memperoleh persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan dipublikasikan melalui media-media yang telah ditetapkan.14

Saat ini perusahaan besar skala nasional di Indonesia membelanjakan ratusan juta rupiah setiap tahunnya untuk memproduksi iklan dan mengeluarkan ratusan juta rupiah lagi untuk menempatkan hasil produksi iklan tersebut diberbagai media massa. Mereka menyadari iklan yang bagus dan kreatif merupakan faktor penting bagi keberhasilan pemasaran. Strategi dan eksekusi ide kreatif yang baik menjadi hal yang


(45)

34

penting dalam menentukan keberhasilan atau mencegah kemerosotan pemasaran suatu produk. Sebaliknya, iklan yang tidak dipikirkan dan dipersiapkan dengan baik akan menjadi beban bagi perusahaan.

Banyak perusahaan yang memiliki tim pemasaran yang bagus dan solid dengan persiapan perencanaan iklan yang baik ternyata juga menemui kesulitan dengan ide atau gagasan yang kreatif yang mampu memberikan diferensiasi kepada produk yang mereka promosikan. Dilain pihak, iklan yang kreatif atau iklan yang disukai atau iklan yang populer di masyarakat tidak menjamin bahwa produk yang dipromosikannya akan berhasil dalam pemasarannya. Fakta menunjukkan cukup banyak iklan yang memenangkan penghargaan karena kreativitas pembuatnya namun tidak cukup mampu untuk meningkatkan penjualan. Banyak perusahaan iklan yang harus kehilangan klien karena iklan yang dibuat tidak berhasil meningkatkan penjualan. Namun demikian, keberhasilan iklan tidak selalu ditentukan oleh nilai penjualan.

Untuk menentukan daya tarik iklan (advertising appeal) bisa mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian konsumen dan atau mempengaruhi perasaan konsumen terhadap produk. Suatu daya tarik iklan dapat pula dipahami sebagai something that moves people, speaks to their or needs, adn excites their interest.

Pada dasarnya terdapat berbagai daya tarik yang dapat digunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan pesan suatu iklan. Secara umum, berbagai daya tarik iklan itu dapat dikelompokkan kedalam dua kategori:


(46)

35

a) Daya Tarik Informatif atau Rasional

Daya tarik informatif atau rasional menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis, fungsional, dan kegunaan suatu produk dan juga menekankan pada atribut yang dimiliki suatu produk atau manfaat atau alasan atau menggunakan merk produk tertentu. Isi pesan iklan dengan daya tarik informatif atau rasional menekankan pada fakta, pembelajaran, serta logika yang disampaikan oleh iklan. Pemasang iklan yang menggunakan daya tarik ini untuk menyakinkan konsumen bahwa produk perusahaan memiliki atribut tertentu atau produk bersangkutan memberikan manfaat tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

b) Daya Tarik Emosional

Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait dengan kebutuhan sosial dan psikologi konsumen dalam pembelian suatu produk. Tidak sedikit motif pembelian konsumen bersifat emosional karena perasaan mereka terhadap suatu merk dapat menjadi lebih penting daripada pengetahuan yang dimiliki terhadap merk. Daya tarik ini ditentukan berdasarkan kondisi psikologi atau perasaan yang ditunjukkan baik dari konsumen


(47)

36

sendiri (minat dan ketertarikan) dan juga kepada hal-hal yang bersifat sosial (status dan pengakuan).15

Terkait taktik kreatif iklan televisi, dapat dikatakan bahwa produksi iklan televisi bukanlah pekerjaan yang mudah karena membutuhkan waktu yang lama, upaya yang lebih keras dan dana yang lebh besar dibandingkan dengan iklan pada media lain. Membuat iklan televisi (comersials) yang mampu menarik perhatian audiens serta dapat menyampaikan pesan secara efektif merupakan pekerjaan mahal yang membutuhkan ketekunan dan ketelitian. Dapat dikatakan iklan televisi adalah iklan dengan biaya produksi paling mahal. Televisi merupakan media iklan yang unik namun memiliki kekuatan sangat besar (powerful) karena memiliki element audio dan visual yang membuka peluang untuk mewujudkan sebagai gagasan kreatif sehingga mampu menciptakan daya tarik bagi pemirsa televisi.

Sebagaimana iklan pada media lainnya, salah satu tujuan utama produksi iklan televisi adalah menarik dan memperhatikan perhatian penonton. Upaya menarik perhatian penonton merupakan pekerjaan yang sangat menantang karena faktor persaingan dengan iklan lainnya dan juga karena biasanya audiens cenderung mengurangi perhatiannya ke pesawat televisi pada saat jeda iklan karena berbagai kativitas lainnya. Sebagaimana iklan media cetak yang memiliki beberapa komponen, maka iklan televisi terdiri atas audio dan video. Kedua komponen ini bekerja

15Morissan, Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada


(48)

37

sama untuk menciptakan efek dan sekaligus mampu menyampaikan pesan iklan kepada khalayak.

Video merupakan elemen video iklan televisi dalah segala sesuatu yang terlihat dilayar televisi. Elemen visual adalah elemen yang mendominasi iklan televisi sehingga elemen ini harus mampu menarik perhatian sekaligus dapat menyampaikan ide, pesan, bahkan citra yang hendak ditampilkan. Pada iklan televisi, sejumlah elemen visual harus dikordinasikan atau diatur sedemikian rupa agar dapat menghasilkan iklan yang berhasil. Pembuat iklan harus memutuskan berbagai hal seperti urutan aksi, demonstrasi, lokasi, pencahayaan, grafis, warna, hingga kepada siapa bintang iklannya.

Audio merupakan komponen audio dari suatu iklan televisi terdiri dari suara, musik, dan sound effect. Pada iklan televisi, suara digunakan dalam berbagai cara yang berbeda. Suara dapat didengar melalui suatu presentasi langsung oleh seorang penyaji atau dalam bentuk percakapan diantara sejumlah orang yang muncul pada iklan bersangkutan. Suatu cara yang umum dilakukan untuk menampilkan elemen suara pada iklan televisi adalah melalui pengisian suara yaitu narasi yang mengiringi gambar tanpa memperlihatkan siapa yang membaca narasi tersebut.16

Dalam perencanaan dan produksi iklan televisi, keputusan pertama yang harus dibuat dalam merencanakan produksi iklan televisi adalah menentukan jenis daya tarik dan gaya eksekusi kreatif yang akan


(49)

38

digunakan. Media televisi sangat cocok digunakan untuk iklan yang menggunakan daya tarik rasional dan emosional atau kombinasi dari keduanya. Berbagai gaya eksekusi kreatif yang menggunakan daya tarik rasional, seperti iklan penjualan langsung, demonstrasi, kesaksian atau iklan perbandingan dapat digunakan secara efektif dengan menggunakan media televisi.

Para pembuat iklan televisi harus menyadari bahwa iklan televisi tidak hanya sekedar menunjukkan, atau membandingkan keunggulan suatu produk dengan produk pesaingnya, namun iklan harus mampu bersaing dengan iklan lainnya dalam merebut perhatian audiens. Berbagai elemen iklan televisi tersebut kemudian dipersiapkan dalam suatu naskah atau skrip yang merupakan format iklan dalam versi tulisan yang secera terperinci menjelaskan elemen video dan audio yang akan digunakan dalam suatu produk iklan. Skrip menunjukkan berbagai komponen audio dalam suatu iklan, seperti kalimat yang harus diucapkan oleh pengisi suara, musik yang digunakan dan sound effect yang dipilih.

Jika skrip iklan tersebut dapat diterima pihak klien, maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan storyboard yang dipersiapkan oleh penulis naskah iklan dn penata seni. Seperti rancangan layout dalam iklan media cetak, maka storyboard memberikan gambaran mengenai bentuk iklan yang paling mendekati bentuk final dari suatu produksi iklan yang akan digunakan yang terlibat dalam produksi pembuat keputusan apakah menyetujui atau menolak suatu usulan produksi iklan.


(50)

39

Jika storyboard disetujui maka langkah selanjutnya adalah masuk dalam tahap produksi yang terdiri atas tiga tahap, yaitu:

a. Praproduksi yaitu segakla pekerjaan dan aktivitis yang terjadi sebelum tahap pengambilan gambar iklan.

b. Produksi yaitu periode pengambilan gambar

c. Produksi yaitu pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan setelah pengambilan gambar.

Bagan 2.1 Tiga

Bagan 2.1

Tahap Produksi Iklan Televisi

Media massa khususnya televisi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan media lainnya yang mencakup daya jangkau yang sangat luas, selektif dan fleksibilitas, fokus perhatian, kreativitas dan efek,

Praproduksi

 Memilih sutradara

 Memilih rumah produksi

 Proses penawaran (bidding)

 Menentukan estimasi biaya dan waktu  Jadwal produksi: Pembangunan set, lokasi, persetujuan klien, kostum  Rapat praproduksi Produksi Proses pengambila n gambar Pascaproduksi  Editing  Processing  Merekam sound effect  Audio atau Video mixing  Persetujuan

klien

 Penggandaan


(51)

40

prestise, serta waktu tertentu. Yang termasuk dalam kelebihan atau kelemahan iklan televisi:

1) Daya Jangkau Luas

Penetrasi dewasa ini sudah sangat luas, khususnya televisi yang bersiaran secara nasional. Harga pesawat televisi yang semakin murah dan daya jangkauan yang semakin luas menyebabkan banyak orang yang sudah dapat menikmati siaran televisi. Siaran televisi saat ini sudah bisa dinikmati oleh semua orang dari berbagai kalangan. Daya jangkau yang luas inilah yang memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan keseluruh suatu negara. Karena jangkauan audiens dalam jumlah yang besar maka televisi menjadi media ideal untuk mengiklankan produk konsumsi massal. 2) Selektivitas dan Fleksibilitas

Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektiv dalam menjangkau audiens sehingga sering dianggap sebagai media yang cocok untuk produksi konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit untuk menjangkau segmen audiens yang khusus dan tertentu. Namun sebenarnya televisi dpat menjangkau audiens tertentu tersebut karena adnaya variasi komposisi audiens sebagai hasil dari isi produksi program, waktu siaran, dan cajupan geografis siaran televisi.


(52)

41

3) Fokus Perhatian

Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audiens saat iklan itu ditayangkan. Jika audiens tidak mengalihkan siaran untuk melihat program lainnya, maka khalayak akan menonton iklan yang ditayangkan satu persatu.

4) Kreativitas dan Efek

Televisi merupakan media iklan yang efektif karena dapat menunjukkan cara kerja suatu produk pada saat digunakan. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkan dan tidak ingin menunjukkan aspek komersial secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan.

5) Prestise

Perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi biasanya akan menjadi sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun barangnya itu sendiri akan menerima status khusus dari masyarakat.

6) Waktu Tertentu

Suatu produk dapat diiklankan ditelevisi pada waktu tertentu ketika pembeli potensial berada didepan televisi. Dengan demikian


(53)

42

pemasang iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target konsumen mereka tidak menonton televisi.17

Sedangkan kelemahan iklan televisi salah satunya adalah biaya yang mahal, meskipun televisi merupakan media yang efisien dalam menjangkau khalayak namun media televisi merupakan media yang mahal untuk beriklan. Informasi terbatas merupakan salah satu kelemahan juga untuk televisi karena mempunyai durasi waktu penanyangan yang rata-rata hanya 30 detik.

Walaupun televisi menyediakan selektifitas audiens melalui program yang ditayangkan dan juga melalui waktu siarannya, namun iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat untuk pemasang iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus. Kelemahan lain iklan televisi adalah kecenderungan audiens untuk menghindari pada saat iklan ditayangkan. Tidak seperti media cetak, stasiun televisi tidak dapat seenaknya memperpanjang waktu siaran iklan pada suatu program dikarenakan tempat yang sangat terbatas.18

Terkait evaluasi perusahaan iklan, keinginan agar perusahaan iklan semakin accountable mendorong klien untuk melakukan evaluasi rutin terhadap pekerjaan perusahaan iklan terlebih jika anggaran yang digunakan cukup besar. Proses evaluasi terhadap perusahaan iklan biasanya mencakup dua tipe penilaian, yaitu audit keuangan dan audit kualitatif. Kegiatan audit dilakukan untuk melakasanakan verifikasi

17Ibid, hlm. 240-244 18Ibid, hlm. 246


(54)

43

terhadap biaya dan pengeluaran, jumlah personel yang ditugaskan melaksanakan suatu proyek, serta pembayaran kepada media dan pemasok. Audit kualitatif sendiri diarahkan pada upaya kegiatan perusahaan iklan dalam merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan program pengiklanan klien dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang sudah dicapai.

Klien dengan anggaran iklan besar selalu melakukan pertemuan rutin dengan pengusaha iklan untuk melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah dilakukan. Seiring dengan semakin meningkatnya anggaran iklan, manajemen puncak perusahaan sudah tentu ingin agar uang untuk iklan yang dikelola perusahaan iklan dapat dibelanjakan secara efisien dan efektif.

2. Advertising

a. Pengertian Advertising

Pada dasarnya periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah murahnya.19

Iklan adalah bagian dari kehidupan industri modern yang hanya bisa ditemukan di negara-negara maju atau negara yang mengalami perkembangan ekonomi dengan pesat. Ketika sebuah toko menjual barang


(55)

44

dagangan dengan memamerkan ala kadarnya, jelas bahwa apa yang dikenal sebagai periklanan akan sangat sulit ditemukan. Kebutuhan akan adanya periklanan berkembang seiring dengan ekspansi penduduk dan pertumbuhan kota-kota yang dipenuhi oleh banyak toko, restoran dan pusat perdagangan-perdagangan besar. Hal ini turut mempengaruhi perkembangan periklanan adalah tumbuhnya pola produksi massal diberbagai pabrik, terbentuknya jaringan komunikasi darat serta terbitnya surat-surat kabar populer yang menjadi tempat menarik untuk memasang sebuah iklan.

Kehidupan dunia modern saat ini sangat tergantung pada iklan. Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual barangnya, sedangkan disisi lain para pembeli tidak akan memiliki informasi yang memadai mengenai produk-produk barang dan jasa yang tersedia di pasar. Jika itu terjadi maka dunia industri dan perekonomian modern pasti akan lumpuh. Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka perusahaan harus melangsungkan kegiatan-kegiatan periklanan secara memadai dan terus menerus. Produksi massal menuntut adanya suatu tingkat konsumsi yang juga bersifat massal dan prosesnya mau tidak mau akan melibatkan berbagai kegiatan periklanan melalui media massa yang diarahkan ke pasar-pasar yang juga bersifat massal.

Di negara-negara berkembang, konsep pemasaran seringkali diartikan dan diterapkan secara keliru. Istilah tersebut sering dianggap


(56)

45

sama saja artinya dengan penjualan. Namun secara bertahap situasi ini mulai berubah, dan hal itu dapat disaksikan dengan mulai berkembangnya kegiatan-kegiatan riset mengenai pemasaran seiring dengan kemajuan industrialisasi yang ada di negara-negara berkembang. Dalam periklanan sendiri ditemukan suatu konsep kreativitas, riset pemasaran dan pembelian media berdasarkan perhitungan yang ekonomis. Kegiatan-kegiatan periklanan memang bisa menelan biaya yang relatif mahal, namun selama itu didasarkan pada tujuan dan perhitungan yang serba jelas maka semuanya bisa dibenarkan. Semua kegiatan itu tetap efektif dan ekonomis, dengan pengertian mencapai sasaran dan tetap menjamin keuntungan perusahaan sebuah kampanye periklanan baru bisa dikatakan baik jika semuanya terencana dan terselenggara sedemikian rupa sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan oleh sebuah perusahaan.20

Sebelum mesin percetakan ditemukan pada pada tahun 1450, iklan sudah dikenal dalam peradaban manusia dalam bentuk pesan berantai. Pesan berantai ini disampaikan untuk membantu kelancaran jual beli dalam masyarakat yang mayoritas masih belum mengenal huruf dan masih menggunakan cara barter utuk mendapatkan sebuah barang yang diinginkan. Dunia pemasaran menyebut pesan berantai ini dengan sebutan

the word of mouth.21

20Morissan, Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2010), hlm. 6


(57)

46

Selangkah lebih maju dari peradaban lisan, manusia mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat penyampaian pesan. Ini berarti bahwa pesan iklan sudah dapat dibaca berulang-ulang dan dapat disimpan. Kemudian bentuk iklan disini mengalami perkembangan menjadi bentuk relif-relif yang diukir pada dinding. Melalui iklan orang dapat mempelajari peradaban manusia pada suatu masa. Munculnya iklan buku dan obat-obatan menunjukkan bahwa orang sudah memperhatikan pendidikan dan kesehatan. Dalam peradaban modern sendiri, semua konsumen akan menjadi sasaran dari iklan, yang mengisi hampir setiap waktu dalam kehidupan.

b. Jenis-Jenis Iklan

Pengelolaan pemasaran suatu perusahaan beriklan dalam berbagai tingkatan dan level. Periklanan sendiri melayani banyak tujuan dan banyak pula pemakainya, mulai dari perseorangan yang memasang iklan mini di surat kabar sampai perusahaan besar yang memanfaatkan jaringan televisi untuk memperdagangkan merk-merk populer kepada konsumen. Setiap orang dapat menjadi pemasang iklan dan iklan dapat menjangkau setiap orang. Perusahaan penerbit surat kabar yang paling besar sekalipun akan membutuhkan pemasukan yang bersumber dari iklan. Adapun jenis-jenis iklan adalah sebagai berikut:

a. Iklan Nasional

Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara nasional atau disebagian besar wilayah suatu


(58)

47

negara. Sebagian besar iklan nasional pada umumnya muncul pada jam tayang (Prime Time) di televisi yang mempunyai jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional serta media-media lainnya. Tujuan dari pemasangan iklan secara nasional ini adalah untuk menginformasikan konsumen kepada perusahaan atau merk yang diiklankan beserta berbagai fitur atau kelengkapan yang dimiliki dan juga keuntungan, manfaat, penggunaan, serta memperkuat citra produk perusahaan sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan itu.

b. Iklan Lokal

Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau instansi tertentu. Iklan lokal cenderung untuk menekan pada insentif tertentu. Promosi yang sering dilakukan oleh iklan lokal adalah berupa bentuk aksi langsung yang dirancang untuk memperoleh penjualan secara tepat.

c. Iklan Primer dan Selektif

Iklan primer atau disebut pula dengan primary demand advertising dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industri.


(59)

48

Pemasang iklan akan lebih fokus menggunakan iklan primer apabila merk produk jasa yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan akan mendapatkan keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk bersangkutan secara umum meningkat.

Iklan selektif atau selective demand advertising memusatkan perhatian untuk menciptakan permintaan terhadap suatu merk tertentu. Kebanyakan iklan berbagai barang dan jasa yang muncul di media adalah bertujuan untuk mendorong permintaan secara selektif terhadap suatu merk barang tertentu. Iklan selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merk produk tertentu

d. Iklan antar bisnis

Iklan antar bisnis adalah iklan dengan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan mempengaruhi pembelian barang atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan dimana para individu itu bekerja. Barang-barang industri adalah produk yang akan menjadi bagian dari produk lain. Jasa pelayanan bisnis, seperti asuransi, jasa biro perjalanan, dan pelayanan kesehatan masuk dalam kategori ini.

e. Iklan profesional

Iklan profesional merupakan iklan dengan target kepada para pekerja profesional seperti dokter, pengacara, dokter gigi, ahli


(60)

49

teknik, dan sebagainya dengan tujuan untuk mendoron mereka menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan semacam ini juga digunakan untuk mendorong para profesional untuk merekomendasikan penggunaan merk tertentu kepada konsumen.

f. Iklan Perdagangan

Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran seperti perdagangan besar, distributor serta para pengecer. Tujuan iklan ini adalah untuk mendorng para anggota saluran untuk memiliki, mempromosikan, serta menjual kembali merk produk tertentu kepada para pelanggannya.22

Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga, konsumen menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respon atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkan.


(61)

50

B. Kajian Teori

1. Teori Manajemen (teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham

Maslow)

Pada peneliti kali ini akan memakai teori Hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori ini diperkenalkan oleh seorang psikolog Abraham Maslow. Maslow menyatakan bahwa orang-orang atau individu termotivasi untuk berprilaku dalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan. Hirarki kebutuhan ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Bagan 2.2

KEBUTUHAN FISIK. Berdasarkan hierarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan paling dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka untuk bekerja adalah kebutuhan fisik. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan akan makanan, kebutuhan seksual, dan kebutuhan biologis lainnya. Dalam sebuah perusahaaan, kebutuhan ini akan terpenuhi manakala tenaga kerja atau individu mendapatkan upah minimun yang

Prestasi status persahabatann kestabilan

makanan

Pekerjaan yg menantang

Jabatan tertentu Teman sekerja

Rencana pascapensiun Upah minimun

Contoh dalam organisasi Contoh secara umum


(62)

51

mereka kehendaki, lingkungan pekerjaan yang nyaman, dan lokasi yang bersih dari populasi.

KEBUTUHAN KEAMANAN. Setelah kebutuhan fisik terpenuhi, menurut Maslow, kebutuhan selanjutnya yang harus dipenuhi adalah kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan akan keamanan ini bukan sekadar untuk merasa aman dari berbagai gangguan fisik maupun mental, akan tetapi juga perasaan aman akan ketidakpastian di mas yang akan datang. Oleh karena itu, di antara contoh akan kebutuhan ini adalah rencana pascapensiun dari pekerjaan, tunjangan di hari tua, dan lain sebagainya.

KEBUTUHAN SOSIAL. Setelah kebutuhan fisik dan keamanan terpnuhi, kebutuhan Selanjutnya yang akan memotivasi tenaga kerja adalah memenuhi berinteraksi dan diterima oleh lingkungan sosial. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan para tenaga kerja untuk berinteraksi satu sama lain dalam pekerjaannya secara lebih fleksibel dan terbuka.

KEBUTUHAN AKAN PENGHARGAAN. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Maslow, kebutuhan akan penghargaan merupakan salah satu kebutuhan yang akan memotivasi tenaga kerja agar dapat bekerja dengan baik setelah kebutuhan akan fisik, keamanan, dan sosial terpenuhi. Kebutuhan ini dapat berupa penghargaan dari lingkungan sekitar, dari atasan maupun adanya kejelasan atas penghargaan bagi tenaga kerja yang berprestasi. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini dengan menerapkan sistem pemberian penghargaan yang jelas bagi setiap tenaga


(63)

52

kerja, kemudian juga dengan menciptakan budaya organisasi yang menghargai setiap upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja.

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI. Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan untuk menempatkan diri individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri. Kebutuhan ini dapat berupa adanya tuntutan untuk pengembangan karier yang jelas, pekerjaan yang menantang dan lain-lain. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini melalui pemberian promosi bagi tenaga kerja yang menunjukkan prestasi atau melalui pelibatan sesering mungkin pegawai dalam berbagai proyek atau kegiatan yang memiliki tantangan.

Maslow menyatakan bahwa kelima kebutuhan tersebut berlaku secara Hierarkis, artinya pemenuhannya berawal dari tingkatan yang paling bawah, yaitu kebutuhan fisik, hingga tingkatan yang paling tinggi, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan yang Hierarkinya lebih tinggi cenderung tidak akan memotivasi tenaga kerja sekiranya kebutuhan pada Hierarki yang lebih bawah belum terpenuhi.23

Peneliti dalam hal ini, melihat lebih dekat manajemen advertising PT. Citra Televisi yang juga menitik beratkan teori Maslow dalam operasional sebagai bentuk motivasi dalam bekerja, yang diharapkan mampu mendongkrak kinerja dengan baik, ikhlas dan tanpa paksaan. Lima kebutuhan ini tidak dapat di pisahkan karena saling terkait dengan

23Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefulloh, Pengantar Manajemen, (jakarta:kencana,


(64)

53

kehidupan dan kebutuhan individu karyawan perusahaan terkait dalam pemenuhan kebutuhan biaya hidup pribadi dan keluarga.


(65)

54

BAB III

DATA PENELITIAN

A. Profil Gambaran Umum

1. Profil PT. Citra Televisi (Jawa Pos Group)

Citra TV mulai mengudara pada tanggal 24 April 2008. Sebagai televisi lokal, Citra TV bermaksud mencitrakan dirinya sebagai televisi lokal yang dapat diandalkan serta membanggakan masyarakat sekitar khususnya Lamongan, dengan mamberikan tayangan yang mengenalkan kebanggaan daerahnya yang masih sangat asri dan kental dengan kebudayaan. Hal ini di maksudkan dapat menggugah masyarakat yang telah meninggalkan budayanya untuk kembali melestarikan budayanya yang merupakan ciri khas dari suatu daerah.

Citra TV mengudara di channel 47 UHF dengan kekuatan daya pancar maksimal 10.000 KW. Jangkauan Citra TV sesuai dengan

coveragearea yang diterapkan dalam perizinan meliputi kabupaten Lamongan, kabupaten Tuban, kabupaten, Bojonegoro, sebagian Gresik, Mojokerto. Dengan menyajikan beragam acara yang bervariasi yang diharapkan dapat menghibur masyarakat, yang mengudara 16 jam per harinya, yakni mulai pukul 06.00 am sampai dengan pukul 22.00 pm WIB. Susunan acaranya sendiri adalah hasil karya dari crew Citra TV sebagian dari production house dan sebagaian lainnya merupakan hasil kerjasama yang dilakukan pihak Citra TV dengan pihak dari luar. Media televisi


(1)

88

4. Implementasi Pengawasan Controlling Advertising

Implementasi advertising pada PT. Citra Televisi dalam hal pengawasan atau controlling dilakukan dengan sistem kekeluargaan artinya berkomunikasi dengan santai selayaknya keluarga, hal ini efektif karna menghilangkan kesan antara atasan dengan bawahan. Manajer advertising citratv selaku motor penggerak memiliki kedekatan secara baik layaknya keluarga sendiri, sehingga devisi merasa nyaman setiap ada masalah dan kendala baik internal perusahaan maupun pribadi bisa di selesaikan dengan baik.

Dalam hal ini PT. Citra Televisi Lamongan melakukan sebagai tindakan memeriksa dan membandingkan hasil yang dicapai dengan standar-standar yang telah disepakati dengan rencana yang sudah ditentukan.

Pengawasan yang dilakukan manajer periklanan adalah meliputi tentang ukuran iklan, warna, komponen-komponen iklan yang seperti pesan dan gambar, tata letak iklan apakah sesuai dengan yang diharapkan klien dan berapa iklan yang didapat dalam satu bulan oleh AE apakah sesuai dengan yang ditargetkan. Pengawasan dilakukan dalam setiap aktifitas mulai dari awal hingga akhir untuk meminimalisir kesalahan.


(2)

89

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori

Implementasi manajemen advertising PT. Citra Televisi Lamongan dalam implementasinya menggunkan Teori Maslow. Teori Maslow menggambarkan bahwa setiap perusahaan atau Manajemen terdiri dari supra sistem, sistem dan subsistem. Yang dimana setiap sistem mempengaruhi sistem yang lainnya.

Maslow mendefinisikan bahwa kelima kebutuhan tersebut berlaku secara Hierarkis, artinya pemenuhannya berawal dari tingkatan yang paling bawah, yaitu kebutuhan fisik, hingga tingkatan yang paling tinggi, yaitu kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan yang Hierarkinya lebih tinggi cenderung tidak akan memotivasi tenaga kerja sekiranya kebutuhan pada Hierarki yang lebih bawah belum terpenuhi.20

Dalam prakteknya teori sistem pada manajemen advertising PT. Citra Televisi yang juga menitik beratkan teori Maslow dalam operasional sebagai bentuk motivasi dalam bekerja, yang diharapkan mampu mendongkrak kinerja dengan baik, ikhlas dan tanpa paksaan. Lima kebutuhan ini tidak dapat di pisahkan karena saling terkait dengan kehidupan dan kebutuhan individu karyawan perusahaan terkait dalam pemenuhan kebutuhan biaya hidup pribadi dan keluarga.


(3)

90 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Implementasi advertising di PT. Citra Televisi Lamongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam pembuatan iklan.

1. Implementasi advertising pada PT. Citra Televisi dalam prakteknya perencanaan periklanan dilakukan manajer advertising citratv, manajer menyusun skenario penawaran dari menetapkan calon klien, menentukan jenis iklan, eksekusi iklan dan pemberian fee sebagai motivasi kerja. account executive citratv sebagai orang yang berhubungan langsung dengan klien melakukan apa yang sudah di targetkan perusahaan, mempresentasikan produk atau jenis iklan dan mengeksekusi iklan bersama tim kreatif.

2. Implementasi advertising pada PT. Citra Televisi dalam pengorganisasian periklanan dilakukan divisi advertising citratv. Manajer membagi tugas divisi, account executive bertugas mencari klien baik pemerintah maupun swasta, setelah terjadi kesepakatan harga dan jumlah tayang account executive melaporkan ke bagian adminitrasi sehingga akan turun MOU atau PKS kemudian tim kreatif akan mengeksekusi iklan sesuai keingginan klien. pembagian dibagi sesuai dengan kemampuan


(4)

91

yang dimiliki karyawan Citra Televisi sehingga pekerja hanya dituntut mengerjakan sesuai dengan bagiannya masing-masing, hal ini efektif mempercepat kinerja karna semua pekerjaan dilakukan oleh sumber daya manusia yang profesional dalam bidangnya.

3. Implementasi advertising pada PT. Citra Televisi dalam pelaksanaannya dilakukan dengan sistem upah defferensiasif hal ini terbukti sangat efektif sebagai motivasi untuk karyawan agar dapat bekerja keras dan giat sehingga dapat menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan dengan cepat, setiap account executive citratv yang mendapatkan iklan akan mendapatkan fee 10% dari harga iklan dan pemberian fee kelebihan target 2,5% dari kelebihan target serta fee produksi iklan sehingga proses advertising berjalan cepat dan tepat.

4. Implementasi advertising pada PT. Citra Televisi dalam hal pengawasan atau controlling dilakukan dengan sistem kekeluargaan artinya berkomunikasi dengan santai selayaknya keluarga, hal ini efektif karna menghilangkan kesan antara atasan dengan bawahan. Manajer advertising Citra Televisi selaku motor penggerak memiliki kedekatan secara baik layaknya keluarga sendiri, sehingga devisi merasa nyaman setiap ada masalah dan kendala baik internal perusahaan maupun pribadi bisa di selesaikan dengan baik.


(5)

92

B. Rekomendasi

Dalam implementasi advertising di PT. Citra Televisi Lamongan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Manajemen advertising di PT. Citra Televisi Lamongan masih kurang tenaga kerjanya. Sebaiknya ada penambahan jumlah karyawan sehingga jobdisk tiap bulan dapat dikerjakan secara maksimaal.

2. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi baik komunikasi vertikal maupun komunikasi horizontal masih kurang maksimal dilihat dari interaksi yang ada di lokasi periklanan PT. Citra Televisi Lamongan.

Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya yaitu:

1. Penelusuran data lebih mendalam perlu dilakukan untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat.

2. Dalam melakukan penelitian, hendaknya peneliti lebih komunikatif terhadap para subyek peneliti. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan peneliti mengumpulkan data yang lebih lengkap dan akurat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kenneth Roman, Jane Maas, Martin Nisenholtz. How To Advertising St. Martin’ Press, 2005.

Nawawi Uha Ismail. MPA, M.Si, Manajemen Penghetahuan, Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010.

Noor Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertai dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Jefkins Frank, Periklanan, Jakarta: Erlangga, 1994.

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Prof. Dr. Danim Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002.

Morissan, Periklanan, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Ernie Tisnawati Sule & Saefulloh, Kurniawan. Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2009.

Fuad M, Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka, 2005.

Kasali, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1995.

Budiyono Haris & Amirulloh, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.

Ust. Labib Mz, kiat menuju keridhaan Allah, Surabaya: bintang usaha jaya, 2003. Abu Ahmad as Sidokare, Kitab Shahih Bukhari.