Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bagian ini, akan dipaparkan kesimpulan dari
hasil penelitian dan beberapa saran yang perlu diperhatikan
peneliti selanjutnya yang akan meneliti berkaitan dengan
identitas diri pada remaja.
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis regresi berganda ditemukan besarnya
R.Square adalah 0,569. besarnya sumbangan efektif yang
diberikan oleh masing-masing variabel terhadap identitas
diri, dimana dukungan sosial teman sebaya memberi
pengaruh yang signifikan sebesar 43,7% ( =0,623) dan
hubungan
orangtua-remaja
memberi
pengaruh
yang
signifikan sebesar 13,2% ( =0.289).
Berdasarkan
pemaparan
diskusi,
maka
dapat
disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya secara
parsial dapat dijadikan prediktor identitas diri remaja,
hubungan orangtua-remaja juga secara parsial
dapat
dijadikan prediktor identitas diri remaja, bahkan secara
bersama-sama atau simultan dukungan sosial teman sebaya
dan hubungan orangtua-remaja dapat dijadikan prediktor
identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga.
112
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis,
hipotesis tentang dukungan sosial teman sebaya dan
hubungan
orangtua-remaja
dapat
dijadikan
pediktor
identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga. Dengan kata
lain, dukungan sosial dari teman sebaya dan hubungan
orangtua-remaja dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap pengembangan identitas diri siswa SMA Kristen 1
Salatiga.
5.2 Saran
5.2.1 Remaja
1. Remaja dapat saling memberikan dukungan sosial
berupa informasi dan saling mengingatkan tentang
pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah
guna tercapainya identitas diri yang positif.
2. Remaja dapat saling memberikan saran atau ide yang
dapat membantu teman untuk tercapainya identitas
diri yang positif. Misalnya dengan cara membuka
kesempatan dalam kelompok untuk mendiskusikan
hal-hal yang penting untuk dicapai pada masa depan
baik mengenai studi maupun karier.
113
1.2.2 Orangtua
1. Meningkat komunikasi dengan remaja, secara khusus
membicarakan
tentang
hal-hal
apa
saja
yang
membuat mereka bingung dalam mencapai tujuan
dimasa depan
2. Menciptakan
rasa
saling
memberikan
perhatian,
pengakuan penghargaan, kasih sayang, saling percaya
dalam keluarga, dengan demikian dapat menolong
remaja untuk merasa nyaman di rumah dan mencapai
identitas diri yang positif.
5.2.3 Pihak Sekolah
1. Menambah materi yang berkaitan dengan persoalan
identitas
diri
yaitu
bagaimana
remaja
dapat
memahami dirinya, dan nilai-nilai penting yang perlu
dimiliki oleh remaja dalam menjalani kehidupan.
2. Mengadakan kegiatan diluar sekolah yang dapat
meningkatkan kebersamaan antara guru, remaja,
dan teman sebaya sehingga lebih meningkatkan rasa
saling memberikan dukungan kepada orang lain yang
dapat
menigkatkan
pemahaman
remaja
tentang
dirinya dan oranglain.
3. Mengadakan sharing dalam kelompok kecil yang
berkaitan dengan identitas diri sehingga remaja dapat
dengan
lebih
berani
mengungkapkan
tentang
kebingungannya dalam masa mencari identitas diri.
114
5.2.4 Penelitian Selanjutnya
1. Dalam penelitian ini masih terbatas pada dua variabel
bebas yaitu dukungan sosial teman sebaya dan
hubungan
identitas
orangtua-remaja
diri
remaja.
dan
Dengan
variabel
terikat
memperhatikan
terbatasnya penelitian yang telah dilakukan, masih
ada faktor lain yang turut mempengaruhi identitas diri
remaja yang belum dijelaskan dan belum diteliti
dalam penelitian ini, maka direkomendasikan untuk
penelitian
selanjutnya
yaitu
dengan
menambah
variabel budaya, pola asuh otoritaif, iklim keluarga,
kepribadian, jenis kelamin dll.
2. Melakukan penelitian dengan memilih subjek remaja
awal (pelajar SMP) dan remaja akhir (Mahasiswa
tingkat awal).
3. Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kuantitatif, dalam penelitian selanjutnya di sarankan
agar
menggunakan
metode
kualilatif
atau
menggunakan dua metode (kualitatif dan kuantitatif).
115
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bagian ini, akan dipaparkan kesimpulan dari
hasil penelitian dan beberapa saran yang perlu diperhatikan
peneliti selanjutnya yang akan meneliti berkaitan dengan
identitas diri pada remaja.
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis regresi berganda ditemukan besarnya
R.Square adalah 0,569. besarnya sumbangan efektif yang
diberikan oleh masing-masing variabel terhadap identitas
diri, dimana dukungan sosial teman sebaya memberi
pengaruh yang signifikan sebesar 43,7% ( =0,623) dan
hubungan
orangtua-remaja
memberi
pengaruh
yang
signifikan sebesar 13,2% ( =0.289).
Berdasarkan
pemaparan
diskusi,
maka
dapat
disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya secara
parsial dapat dijadikan prediktor identitas diri remaja,
hubungan orangtua-remaja juga secara parsial
dapat
dijadikan prediktor identitas diri remaja, bahkan secara
bersama-sama atau simultan dukungan sosial teman sebaya
dan hubungan orangtua-remaja dapat dijadikan prediktor
identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga.
112
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis,
hipotesis tentang dukungan sosial teman sebaya dan
hubungan
orangtua-remaja
dapat
dijadikan
pediktor
identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga. Dengan kata
lain, dukungan sosial dari teman sebaya dan hubungan
orangtua-remaja dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap pengembangan identitas diri siswa SMA Kristen 1
Salatiga.
5.2 Saran
5.2.1 Remaja
1. Remaja dapat saling memberikan dukungan sosial
berupa informasi dan saling mengingatkan tentang
pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah
guna tercapainya identitas diri yang positif.
2. Remaja dapat saling memberikan saran atau ide yang
dapat membantu teman untuk tercapainya identitas
diri yang positif. Misalnya dengan cara membuka
kesempatan dalam kelompok untuk mendiskusikan
hal-hal yang penting untuk dicapai pada masa depan
baik mengenai studi maupun karier.
113
1.2.2 Orangtua
1. Meningkat komunikasi dengan remaja, secara khusus
membicarakan
tentang
hal-hal
apa
saja
yang
membuat mereka bingung dalam mencapai tujuan
dimasa depan
2. Menciptakan
rasa
saling
memberikan
perhatian,
pengakuan penghargaan, kasih sayang, saling percaya
dalam keluarga, dengan demikian dapat menolong
remaja untuk merasa nyaman di rumah dan mencapai
identitas diri yang positif.
5.2.3 Pihak Sekolah
1. Menambah materi yang berkaitan dengan persoalan
identitas
diri
yaitu
bagaimana
remaja
dapat
memahami dirinya, dan nilai-nilai penting yang perlu
dimiliki oleh remaja dalam menjalani kehidupan.
2. Mengadakan kegiatan diluar sekolah yang dapat
meningkatkan kebersamaan antara guru, remaja,
dan teman sebaya sehingga lebih meningkatkan rasa
saling memberikan dukungan kepada orang lain yang
dapat
menigkatkan
pemahaman
remaja
tentang
dirinya dan oranglain.
3. Mengadakan sharing dalam kelompok kecil yang
berkaitan dengan identitas diri sehingga remaja dapat
dengan
lebih
berani
mengungkapkan
tentang
kebingungannya dalam masa mencari identitas diri.
114
5.2.4 Penelitian Selanjutnya
1. Dalam penelitian ini masih terbatas pada dua variabel
bebas yaitu dukungan sosial teman sebaya dan
hubungan
identitas
orangtua-remaja
diri
remaja.
dan
Dengan
variabel
terikat
memperhatikan
terbatasnya penelitian yang telah dilakukan, masih
ada faktor lain yang turut mempengaruhi identitas diri
remaja yang belum dijelaskan dan belum diteliti
dalam penelitian ini, maka direkomendasikan untuk
penelitian
selanjutnya
yaitu
dengan
menambah
variabel budaya, pola asuh otoritaif, iklim keluarga,
kepribadian, jenis kelamin dll.
2. Melakukan penelitian dengan memilih subjek remaja
awal (pelajar SMP) dan remaja akhir (Mahasiswa
tingkat awal).
3. Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian
kuantitatif, dalam penelitian selanjutnya di sarankan
agar
menggunakan
metode
kualilatif
atau
menggunakan dua metode (kualitatif dan kuantitatif).
115