Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

SMA Kristen 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah swasta yang terletak di Jl. Osa Maliki No.32 Salatiga, sekolah ini telah terakreditasi A. SMA Kristen 1 Salatiga juga memiliki berbagai fasilitas penunjang untuk para siswanya, seperti hotspot, ruang laboratorium atau sarana-prasarana ekstrakurikuler. Siswa SMA Kristen 1 Salatiga, memiliki kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan disekolah setiap hari sekolah, kegiatan ektrakulikuler dilaksanakan pada sore hari setelah kegiatan belajar mengajar berakhir. Kegiatan ektrakurikuler yang disediakan oleh pihak sekolah sebanyak 19 jenis kegiatan sehingga siswa-siswi dapat memilih kegiatan sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing (www.ipdedu.com, 2011), Setiap siswa diwajaibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Keseluruhan jumlah siswa SMA Kristen 1 Salatiga 605 siswa, yang terdiri dari kelas X-1 sampai dengan X-6 berjumlah 190 siswa, Kelas XI terdiri dari kelas Bahasa, IPA 1, IPA 2, IPS 1, IPS 2, IPS 3, yang berjumlah 190 siswa, dan kelas XII terdiri dari kalas Bahasa, IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPS 1, IPS 2, IPS 3 yang berjumlah 225 siswa. Dalam penelitian ini, mengambil jumlah sampel 90 siswa yang terdiri dari kelas XI Bahasa, XI IPA 1, XII IPS.


(2)

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Persentase Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH %

1 Laki-laki 34 37,7%

2 Perempuan 56 62,3%

TOTAL 90 100%

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 90 0rang terdiri dari laki-laki 34 orang dan perempuan 56 orang.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Persentase Berdasarkan Usia

NO. USIA JUMLAH %

1 15 tahun 22 24,4%

2 16 tahun 49 54,6%

3 17 tahun 15 16,6%

4 18 tahun 4 4,4%

TOTAL 90 100%

Dalam penelitian ini, menggunakan persyaratan usia remaja tengah yaitu usia 15-18 tahun. Responden terdiri


(3)

dari usia 15 tahun 24,4%, usia 16 tahun 54,6%, usia 17 tahun16,6%, dan 18 tahun 4,4%. Responden lebih didominasi oleh usia 16 tahun.

4.3 Hasil Uji Seleksi Item dan Reliabilitas

Instrumen Penelitian

4.3.1 Skala Identitas Diri

Berdasarkan uji seleksi item dengan menggunakan

Corrected Item-Total Correlation dan skor item pada skala identitas diri, diperoleh 25 item yang memenuhi dan 13 item gugur dari 38 item. Daya diskriminasi skala identitas diri bergerak dari 0,025-0,851 dengan KoefisianAlpha Cronbach

0,883. Kemudian dari 25 item yang memenuhi diuji kembali daya diskriminasinya dan reliabilitasnya diperolah 25 item yang memenuhi dengan daya diskriminasi bergerak dari 0,280-0,851, dengan koefisian Alpha Cronbach0,871.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa 25 item skala identitas diri memiliki daya diskriminasi yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel identitas diri serta dapat diandalkan dalam penelitian ini.


(4)

4.3.2 Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya

Berdasarkan uji seleksi item dengan menggunakan

Corrected Item-Total Correlation dan skor item pada skala dukungan sosial teman sebaya, diperoleh 17 item yang memenuhi dan 3 gugur dari 20 item. Daya diskriminasi skala dukungan sosial teman sebaya bergerak dari 0,127-0,635 dengan Koefisian Alpha Cronbach 0,749. Kemudian dari 17 item valid diuji kembali daya diskriminasinya dan reliabilitasnya diperolah 17 item yang memenuhi dengan daya diskriminasi bergerak dari 0,250-0,635, dengan koefisianAlpha Cronbach0,899

Hal ini dapat disimpulkan bahwa 17 item skala dukungan sosial teman sebaya memiliki daya diskriminasi yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel identitas diri serta dapat diandalkan dalam penelitian ini.

4.3.3 Skala Hubungan Orangtua-Remaja

Berdasarkan uji seleksi item dengan menggunakan

Corrected Item-Total Correlation skor item pada skala hubungan orangtua-remaja, diperoleh 22 item yang memenuhi dan 3 item gugur dari 25 item. Daya diskriminasi skala identitas diri bergerak dari 0,059-0,763 dengan Koefisian Alpha Cronbach 0,749. Kemudian dari 22 item yang memenuhi diuji kembali daya diskriminasinya dan reliabilitasnya diperolah 22 item yang memenuhi dengan daya diskriminasi bergerak dari 0,231-0,763 dengan


(5)

Hal ini dapat disimpulkan bahwa 22 item skala hubungan orangtua-remaja memiliki daya diskriminasi yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel identitas diri serta dapat diandalkan dalam penelitian ini.

4. 4 Deskripsi Pengukuran Variabel

4.4.1 Kategori Skala

Dalam menentukan tinggi rendahnya suatu variabel, maka variabel tersebut dapat dikategorikan dengan berdasarkan pada deviasi standar yaitu memperhitungkan rentangan nilai maksimal dan minimal teoritisnya (Azwar, 2010). Kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

4.4.1 Kategori Skala Identitas Diri

Jumlah item identitas diri yang digunakan dalam penelitian adalah 25 item yang memenuhi, dengan skor minimum 74 dan skor maksimum 212 denganrange 47

i = skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori

= 47 = 9 5


(6)

Deskripsi kategori skala identitas diri pada tabel, responden yang identitas diri berada pada tingkat sangat tinggi berjumlah 21,11%, pada berjumlah tingkat tinggi 42,22%, tingkat sedang berjumlah 23,34%, tingkat rendah 11,11%, dan pada tingkat sangat rendah 2,22%.

Tabel 4.3

Deskripsi Kategori Skor Identitas Diri

Rentan Nilai Kategorisasi Frekuensi Presentase

112-121 Sangat Tinggi 19 21,11%

102-111 Tinggi 38 42,22%

92-101 Sedang 21 23,34%

82-91 Rendah 10 11,11%

74-81 Sangat Rendah 2 2,22%

Jumlah 90 100%

4.4.2 Kategori Skala dukungan Sosial Teman Sebaya

Jumlah item identitas diri yang digunakan dalam penelitian adalah 17 item yang memenuhi, dengan skor minimum 46 dan skor maksimum 83 dengan range37.

i = skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori

= 37 = 7 5


(7)

Deskripsi kategori skala dukungan sosial teman sebaya pada tabel, responden yang dukungan sosial teman sebaya berada pada tingkat sangat tinggi berjumlah17,77%, pada berjumlah tingkat tinggi 25,55%, tingkat sedang berjumlah 43,33%, tingkat rendah 11,12%, dan pada tingkat sangat rendah 2,23%

Tabel 4.4

Deskripsi Kategori Skor Dukungan Sosial Teman Sebaya Rentan Nilai Kategorisasi Frekuensi Presentase

76-83 Sangat Tinggi 16 17,77%

68-75 Tinggi 23 25,55%

60-67 Sedang 39 43,33%

52-59 Rendah 10 11,12%

46-51 Sangat Rendah 2 2,23%

Jumlah 90 100%

4.4.3 Kategori Skala Hubungan Orangtua-Remaja

Jumlah item identitas diri yang digunakan dalam penelitian adalah 22 item yang memenuhi, dengan skor minimum 37 dan skor 108 maksimum engan range 71.

i = skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori

=71 = 14 5


(8)

Deskripsi kategori skala hubungan orangtua-remaja pada tabel, responden yang dukungan sosial teman sebaya berada pada tingkat sangat tinggi berjumlah 16,67.%, pada berjumlah tingkat tinggi 47,78%, tingkat sedang berjumlah 23,33%, tingkat rendah 7,78%, dan pada tingkat sangat rendah 4,44%.

Tabel 4.5

Deskripsi Kategori Skor Hubungan Orangtua-Remaja Rentan Nilai Kategorisasi Frekuensi Presentase

99-108 Sangat Tinggi 15 16,67%

89-98 Tinggi 43 47,78%

79-88 Sedang 21 23,33%

69-78 Rendah 7 7,78%

37-68 Sangat Rendah 4 4,44%

Jumlah 90 100%

4. 5 Hasil Uji Statistik

Dalam penelitian ini menggunakan ujistatistik Statistical program for social science(SPSS) dengan realese

17.00 for windows.

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linearitas.


(9)

4.5.1.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram, P-P Plot Test, dan hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 90

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.14203683 Most Extreme Differences Absolute .046

Positive .038

Negative -.046

Kolmogorov-Smirnov Z .434

Asymp. Sig. (2-tailed) .992

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov,

diketahui bahwa identitas diri memiliki nilai skor KSZ sebesar 0,434, p>0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai residual normal dan memenuhi asumsi untuk menggunakan analisis regresi.


(10)

Gambar 4.1 Histogram

Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal, tidak menceng ke kiri atau ke kanan.


(11)

Gambar 4.2 Normalitas P-P Plot

Berdasarkan gambar di atas, maka terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data tersebut dapat memenuhi syarat asumsi normalitas, dan model regresi layak dipakai untuk memprediksi identitas diri berdasarkan dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja.


(12)

4.5.1.2 Uji Multikoloniaritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Jika terjadi korelasi antar variabel independen, maka terdapat problem multikolinieritas. Dengan demikian model regresi yang baik yaitu bebas dari multikolinieritas, dengan memiliki nilai

tolerance 0,10 dan nilai VIF 10.

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikoloniaritas

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Dukungan Sosial Teman Sebaya .929 1.077

Hubungan Orangtua-Remaja .929 1.077

a. Dependent Variable: IDENTITAS DIRI

Dari tabel di atas, diperoleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,077 dan tolerance 0,929. Berdasarkan nilai (VIF) dan tolerance tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari Multikoliniaritas.


(13)

Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi

Coefficient Correlationsa

Model

Hubungan Orangtua-Remaja

Dukungan Sosial Teman Sebaya 1 Correlations Hubungan

Orangtua-Remaja

1.000 -.267

Dukungan Sosial Teman Sebaya

-.267 1.000

Covariances Hubungan Orangtua-Remaja

.003 -.001

Dukungan Sosial Teman Sebaya

-.001 .007

a. Dependent Variable: IDENTITAS DIRI

Dari tabel di atas, koefisien korelasi variabel independen dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja berada pada angka 0,267. Ini berarti bahwa tidak terdapat masalah multikolineraitas pada model regresi ini karena nilai koefisien korelasi variabel independen berada di bawah 0,90.

4.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan residual satu ke pengamatan


(14)

yang lain tetap maka terjadi maslah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat scatterplot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada grafik scatterplot

menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

Gambar 4.3 Scatterplot

Gambar 4.3 Scatterplot di atas, menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada


(15)

sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut, sehingga dapat dipakai untuk memprediksi variabel identitas diri berdasarkan dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja

4.5.1.3 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linearitas antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signfikansi penyimpangan dari linearitas dengan p 0,05, maka suatu data dikatakan adanya hubungan linear apabila nilai p 0,05.

Tabel 4.9

Uji Linearitas Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Identitas Diri

ANOVA Table Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. IDENTITAS

DIRI * DKTS

Between Groups

(Combined) 5079.310 30 169.310 3.694 .000 Linearity 3821.817 1 3821.817 83.39

1 .000 Deviation from

Linearity

1257.494 29 43.362 .946 .553 Within Groups 2703.979 59


(16)

Dari tabel, ditemukan nilai F 83.391 dengan taraf signifikan 0,000. ( p ,05), demikian data dukungan sosial teman sebaya dan identitas diri linear.

Tabel 4.10

Uji Linearitas Hubungan Orangtua-Remaja dan Identitas Diri

ANOVA Table

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig. IDENTITASDIR

I * HOR

Between Groups

(Combined) 5057.041 36 140.473 2.731 .000 Linearity 1616.311 1 1616.311 31.42

2

.000 Deviation from

Linearity

3440.730 35 98.307 1.911 .016 Within Groups 2726.248 53 51.439

Total 7783.289 89

Dari tabel di atas ditemukan nilai F 31.422, dengan taraf signifikan 0,000. ( p ,05), dengan demikian data hubungan orangtua remaja dan identitas diri linear.

4.6 Hipotesis

Hipotesis: Dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja sebagai prediktor identitas diri remaja. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda dua variabel yaitu dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja.


(17)

Tabel 4.11 Hasil Uji Anova

Dukungan Sosial Teman Sebaya

dan Hubungan Orangtua-Remaja terhadap Identitas Diri

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4425.798 2 2212.899 57.341 .000a

Residual 3357.491 87 38.592

Total 7783.289 89

a. Predictors: (Constant), HOR, DSTS b. Dependent Variable: IDENTITAS DIRI

Dari tabel di atas, didapat nilai F hitung sebesar 57,341 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja secara simultan menjadi prediktor identitas diri remaja.


(18)

Tabel 4.12

Hasil Analisis Regresi Berganda Dukungan Sosial Teman Sebaya dan

Hubungan Orangtua-Remaja terhadap Identitas Diri

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .754a .569 .559 6.212

a. Predictors: (Constant), Hubungan Orangtua-Remaja, Dukungan Sosial Teman Sebaya

b.Dependent Variable: Identitas Diri

Dari tampilan tabel, besarnya R.Square adalah 0,569.

Hal ini berarti bahwa 56,9% dari variasi yang terjadi pada identitas diri (Y) dapat dijelaskan oleh kedua variabel independen yakni: dukungan sosial teman sebaya (X1) dan hubungan orangtua-remaja (X2), sedangkan sisanya 43,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan karena berada di luar jangkauan penelitian ini.


(19)

Tabel 4.13

Hasil Analisis Regresi Berganda

(Uji Signifikansi Parameter Individual / Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 34.233 6.579 5.204 .000

Dukungan Sosial Tmn Sebaya

.724 .085 .623 8.532 .000 Hubungan

Orangtua-Remaja

.225 .057 .289 3.956 .000 a. Dependent Variable: IDENTITAS DIRI

Dari tabel diatas, dapat diketahui signifikansi Dukungan sosial teman sebaya (X1) sebesar 0,000 dan angka ini berada dibawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel dukungan sosial teman sebaya (X1) secara parsial menjadi prediktor yang signifikan terhadap identitas diri (Y), (t=8,532, p<0,05) dan hubungan orangtua-remaja (X2) juga secara parsial menjadi prediktor yang signifikan terhadap identitas diri (Y), (t=3,956, p<0,05). Keterangan:

1. Konstanta sebesar 34,233 mengandung arti bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai identitas diri sebesar 34,233

2. Koefisien regresi dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,724 memberikan pemahaman bahwa setiap


(20)

panambahan satu satuan atau satu tingkatan dukungan sosial teman sebaya akan berdampak pada meningkatnya identitas diri sebesar 0,724 satuan. 3. Koefesien regresi hubungan hubungan

orangtua-remaja sebesar 0,225 memberikan pemahaman bahwa setiap panambahan satu satuan atau satu tingkatan hubungan orangtua-remaja akan berdampak pada meningkatnya identitas diri sebesar 0,225 satuan. Tabel berikut ini, akan menjelaskan besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel terhadap identitas diri, dimana dukungan sosial teman sebaya memberi pengaruh yang signifikan sebesar 43,7% ( =0,623) dan hubungan orangtua-remaja memberi pengaruh yang signifikan sebesar 13,2% ( =0.289).

Proses perhitungan sumbangan efektif dari tiap variabel digunakan rumus sebagai berikut:

SE X1= Nilai X koefisien Korelasi X1Y X 100% SE X2= Nilai X koefisien korelasi X2Y X 100%

Tabel 4.14

Sumbangan Efektif Tiap Variabel

Keterangan Sumbangan Variabel

Variabel Dukungan Sosial Teman Sebaya

43,7% Variabel Hubungan

Orangtua-Remaja


(21)

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka hipotesis yang menjelaskan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja secara simultan dapat digunakan sebagai prediktor terhadap identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga.

4.6 Diskusi

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja sebagai prediktor identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga di terima. Hal ini dilihat dari nilai F hitung sebesar 57.341 dengan tingkat

signifikansi 0,000; p 0,05. Nilai R square (R²) sebesar 0,569 yang menunjukkan bahwa 56,9% dari variabel identitas diri remaja (Y) dapat dijelaskan oleh dua variabel independen yaitu dukungan sosial teman sebaya (X1) dan hubungan orangtua-remaja (X2). Hal ini berarti bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja secara simultan menjadi prediktor identitas diri siswa SMA Kriten 1 Salatiga, sehingga dapat dikatakan bahwa makin tinggi dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja maka makin positif juga identitas diri orangtua-remaja dan sebaliknya jika rendah dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja maka makin negatif identitas diri pada remaja.

Hasil penelitian di SMA Kristen 1 Salatiga menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan


(22)

hubungan orangtua-remaja memberikan hasil yang signifikan terhadap identitas diri remaja. Berdasarkan informasi yang diperoleh, besarnya dukungan sosial teman sebaya terlihat pada keakraban dan kebersamaan yang dialami oleh remaja karena banyaknya kegiatan ektrakulikuler yang telah disiapkan oleh pihak sekolah sehingga remaja dapat mengikuti kegiatan ektrakurikuler yang tentunya akan berdampak pada pengembangan identitas diri yang positif. Hal ini didukung oleh ungkapan Hilman (dalam Ristianti, 2009) yang menjelaskan bahwa besarnya dukungan sosial dari teman sebaya membuat remaja merasa memiliki teman yang senasib, teman untuk berbagi minat yang sama, bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang akan meningkatkan kreativitas, saling menguatkan bahwa mereka akan dapat berubah kearah yang lebih positif dan memungkinkan remaja memperoleh rasa nyaman dan memiliki idetitas diri.

Remaja di SMA Kristen 1 Salatiga dapat diprediksi bahwa mereka memiliki relasi yang berkualitas dalam kelurga sehingga dapat mendukung mereka dalam pencapaian identitas diri yang positif. Stuart dan rekan (dalam Santrock, 2007) mengatakan keluarga yang menerima dan empati akan mendorong perkembangan identitas diri remaja. Besarnya pengaruh dari hubungan orangtua-remaja dapat memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan identitas diri remaja.


(23)

Dukungan sosial teman sebaya merupakan faktor yang memberi pengaruh yang signifikan terhadap identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t pada tabel 4.13 ( =0,623) sedangkan hubungan orangtua-remaja lebih kecil pengaruhnya terhadap identitas diri remaja, hal ini dapat dilihat dari hasil uji t ( =0,289). Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya lebih besar pengaruhnya pada identitas diri remaja. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ristianti (2009) yang mengungkapkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta, dengan sumbangan r=0,565 dengan signifikansi 0,000 (p 0,01). Pudjijogyanti (dalam Ristianti, 2009) mengungkapkan bahwa dalam kegiatan ektrakulikuler remaja dapat saling bertukar informasi seperti bagaimana menjaga penampilan agar tetap manarik, memberikan perhatian ketika teman sedang mengalami kesulitan di sekolah, memberikan pengakuan kepada teman tentang kemampuan yang dimiliki oleh teman. Dukungan sosial seperti ini akan menolong remaja dalam mengembangkan identitas diri yang positif.

Hubungan antara orangtua dan remaja memberikan pengaruh yang positif signifikan terhadap identitas diri, dengan nilai sumbangan efektif sebesar 13,2% ( =0.289). Ahmadi dan Sholeh (2005) mengatakan bahwa keadaan keluarga yang didasari oleh kasih sayang dan keakraban,


(24)

tekerbukaan, dan menerima akan memberikan pengaruh dalam pengembangan identitas diri yang positif. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian (Faber, dkk: 2003) menunjukkan bahwa hubungan orangtua-remaja (kelekatan) pada ibu memiliki korelasi yang negatif pada diffused identity dan kelekatan pada ayah memiliki korelasi yang positif terhadap achieved identity, hal ini berarti hubungan dengan orangtua (ayah) memberikan pengaruh yang positif terhadap pengembangan identitas diri remaja. Penelitian ini menyatakan bahwa beberapa remaja yang memilki kelekatan pada ayah melakukan eksplorasi dan membuat sebuah komitmen identitas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Pratiwi (2009) tentang adanya hubungan yang signifikan identitas diri dengan hubungan orangtua-remaja (kelekatan) pada orangtua, dengan sumbangan sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 0,001 (p 0,05).

Dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap identitas diri remaja. Besarnya dukungan sosial teman sebaya tidak dapat dipungkiri karena keadaaan remaja yang banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebaya di lingkungan sekolah yaitu dengan banyaknya waktu untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ektrakulikuler, dan hal ini dialami oleh siswa SMA Kristen 1 Salatiga, dimana selain mengikuti jam pelajaran, mereka juga diwajibkan untuk mengikuti


(25)

kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat dari tiap individu.

Berzonsky (2004) dalam penelitiannya manyatakan bahwa keluarga memiliki peranan yang penting dalam pengembangan identitas diri remaja. Pembenntukan komitmen dalam diri remaja turut dipengaruhi oleh orangtua yang memberikan kebabasan dan dukungan dalam membuat suatu keputusan. Orangtua remaja tentunya memberikan pengaruh terdapat setiap perkembangan remaja, dimana orangtua memberikan dukungan terhadap setiap kegiatan bahkan memberikan pendapat dan saran kepada remaja agar mereka dapat mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat. Hal ini didukung oleh pernyataan Ristianti dan Pratiwi (2009), bahwa besarnya pengaruh dari dukungan sosial teman sebaya dan orangtua-remaja (kelekatan) sangat bermanfaat bagi pengembangan identitas diri remaja.

Remaja di SMA Kristen 1 Salatiga memiliki identitas diri yang positif karena salah satu faktornya yaitu dukungan sosial teman sebaya yang tinggi. Hal ini berarti lingkungan sekolah SMA Kristen 1 salatiga berpotensi untuk menumbuhkan identitas diri yang positif pada siswa-siswinya, karena besarnya dukungan sosial teman sebaya sehingga mereka dapat membangun relasi dalam sebuah kelompok dan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sehingga mereka dapat membangun rasa saling percaya pada teman sebaya. Feist (2008) mengungkapkan, remaja yang memiliki


(26)

identitas yang positif memiliki: kepercayaan pada sejumlah prinsip idiologis, mampu mengambil kaputusan yang tepat, percaya kepada rekan-rekan sebaya.


(1)

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka hipotesis yang menjelaskan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja secara simultan dapat digunakan sebagai prediktor terhadap identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga.

4.6 Diskusi

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja sebagai prediktor identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga di terima. Hal ini dilihat dari nilai F hitung sebesar 57.341 dengan tingkat signifikansi 0,000; p 0,05. Nilai R square (R²) sebesar 0,569 yang menunjukkan bahwa 56,9% dari variabel identitas diri remaja (Y) dapat dijelaskan oleh dua variabel independen yaitu dukungan sosial teman sebaya (X1) dan hubungan orangtua-remaja (X2). Hal ini berarti bahwa dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja secara simultan menjadi prediktor identitas diri siswa SMA Kriten 1 Salatiga, sehingga dapat dikatakan bahwa makin tinggi dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja maka makin positif juga identitas diri orangtua-remaja dan sebaliknya jika rendah dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja maka makin negatif identitas diri pada remaja.


(2)

hubungan orangtua-remaja memberikan hasil yang signifikan terhadap identitas diri remaja. Berdasarkan informasi yang diperoleh, besarnya dukungan sosial teman sebaya terlihat pada keakraban dan kebersamaan yang dialami oleh remaja karena banyaknya kegiatan ektrakulikuler yang telah disiapkan oleh pihak sekolah sehingga remaja dapat mengikuti kegiatan ektrakurikuler yang tentunya akan berdampak pada pengembangan identitas diri yang positif. Hal ini didukung oleh ungkapan Hilman (dalam Ristianti, 2009) yang menjelaskan bahwa besarnya dukungan sosial dari teman sebaya membuat remaja merasa memiliki teman yang senasib, teman untuk berbagi minat yang sama, bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang akan meningkatkan kreativitas, saling menguatkan bahwa mereka akan dapat berubah kearah yang lebih positif dan memungkinkan remaja memperoleh rasa nyaman dan memiliki idetitas diri.

Remaja di SMA Kristen 1 Salatiga dapat diprediksi bahwa mereka memiliki relasi yang berkualitas dalam kelurga sehingga dapat mendukung mereka dalam pencapaian identitas diri yang positif. Stuart dan rekan (dalam Santrock, 2007) mengatakan keluarga yang menerima dan empati akan mendorong perkembangan identitas diri remaja. Besarnya pengaruh dari hubungan orangtua-remaja dapat memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan identitas diri remaja.


(3)

Dukungan sosial teman sebaya merupakan faktor yang memberi pengaruh yang signifikan terhadap identitas diri siswa SMA Kristen 1 Salatiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t pada tabel 4.13 ( =0,623) sedangkan hubungan orangtua-remaja lebih kecil pengaruhnya terhadap identitas diri remaja, hal ini dapat dilihat dari hasil uji t ( =0,289). Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya lebih besar pengaruhnya pada identitas diri remaja. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ristianti (2009) yang mengungkapkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta, dengan sumbangan r=0,565 dengan signifikansi 0,000 (p 0,01). Pudjijogyanti (dalam Ristianti, 2009) mengungkapkan bahwa dalam kegiatan ektrakulikuler remaja dapat saling bertukar informasi seperti bagaimana menjaga penampilan agar tetap manarik, memberikan perhatian ketika teman sedang mengalami kesulitan di sekolah, memberikan pengakuan kepada teman tentang kemampuan yang dimiliki oleh teman. Dukungan sosial seperti ini akan menolong remaja dalam mengembangkan identitas diri yang positif.

Hubungan antara orangtua dan remaja memberikan pengaruh yang positif signifikan terhadap identitas diri, dengan nilai sumbangan efektif sebesar 13,2% ( =0.289). Ahmadi dan Sholeh (2005) mengatakan bahwa keadaan


(4)

tekerbukaan, dan menerima akan memberikan pengaruh dalam pengembangan identitas diri yang positif. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh penelitian (Faber, dkk: 2003) menunjukkan bahwa hubungan orangtua-remaja (kelekatan) pada ibu memiliki korelasi yang negatif pada diffused identity dan kelekatan pada ayah memiliki korelasi yang positif terhadap achieved identity, hal ini berarti hubungan dengan orangtua (ayah) memberikan pengaruh yang positif terhadap pengembangan identitas diri remaja. Penelitian ini menyatakan bahwa beberapa remaja yang memilki kelekatan pada ayah melakukan eksplorasi dan membuat sebuah komitmen identitas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Pratiwi (2009) tentang adanya hubungan yang signifikan identitas diri dengan hubungan orangtua-remaja (kelekatan) pada orangtua, dengan sumbangan sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 0,001 (p 0,05).

Dukungan sosial teman sebaya dan hubungan orangtua-remaja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap identitas diri remaja. Besarnya dukungan sosial teman sebaya tidak dapat dipungkiri karena keadaaan remaja yang banyak menghabiskan waktunya bersama teman sebaya di lingkungan sekolah yaitu dengan banyaknya waktu untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ektrakulikuler, dan hal ini dialami oleh siswa SMA Kristen 1 Salatiga, dimana selain mengikuti jam pelajaran, mereka juga diwajibkan untuk mengikuti


(5)

kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat dari tiap individu.

Berzonsky (2004) dalam penelitiannya manyatakan bahwa keluarga memiliki peranan yang penting dalam pengembangan identitas diri remaja. Pembenntukan komitmen dalam diri remaja turut dipengaruhi oleh orangtua yang memberikan kebabasan dan dukungan dalam membuat suatu keputusan. Orangtua remaja tentunya memberikan pengaruh terdapat setiap perkembangan remaja, dimana orangtua memberikan dukungan terhadap setiap kegiatan bahkan memberikan pendapat dan saran kepada remaja agar mereka dapat mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat. Hal ini didukung oleh pernyataan Ristianti dan Pratiwi (2009), bahwa besarnya pengaruh dari dukungan sosial teman sebaya dan orangtua-remaja (kelekatan) sangat bermanfaat bagi pengembangan identitas diri remaja.

Remaja di SMA Kristen 1 Salatiga memiliki identitas diri yang positif karena salah satu faktornya yaitu dukungan sosial teman sebaya yang tinggi. Hal ini berarti lingkungan sekolah SMA Kristen 1 salatiga berpotensi untuk menumbuhkan identitas diri yang positif pada siswa-siswinya, karena besarnya dukungan sosial teman sebaya sehingga mereka dapat membangun relasi dalam sebuah kelompok dan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sehingga mereka dapat membangun rasa saling percaya pada teman


(6)

identitas yang positif memiliki: kepercayaan pada sejumlah prinsip idiologis, mampu mengambil kaputusan yang tepat, percaya kepada rekan-rekan sebaya.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Prestasi Belajar Pada Siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T1 802008015 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB II

0 1 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Orangtua Dan Harga Diri Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga (Jateng) T2 832009017 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB I

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB II

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga T2 832009002 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Hubungan Orangtua-Remaja sebagai Prediktor Identitas Diri Siswa SMA Kristen 1 Salatiga

0 0 14