Karya Tulis Candi Prambanan

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:29:17 2017 / +0000 GMT

Karya Tulis Candi Prambanan
LINK DOWNLOAD [334.74 KB]
Karya Tulis Candi Prambanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak
berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya
masing-masing.
Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya : Candi Prambanan, Malioboro, Taman Pintar.
Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah :
1. Tugas dari guru yang bersangkutan.
2. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang Yogyakarta.
3. Penulis ingin mengetahui keindahan tempat pariwisata Yogyakarta secara langsung.
4. Penulis ingin mengetahui letak-letak tempat pariwisata Yogyakarta.
B. Pembatasan Masalah
Penulis akan menjelaskan pembatasan masalah atau ruang lingkup pembahasan ini. Ruang lingkup pembahasan ini adalah
keunggulan dan kelebihan obyek wisata yang ada di Yogyakarta, serta hubungannya dengan dunia pendidikan.

Yang dimaksud dengan keindahan dan keunikan obyek wisata ini ada hubungannya dengan dunia pendidikan adalah tentang ciri
khas dan kesan-kesan yang dapat memberikan manfaat atau menambah banyak wawasan dan pengetahuan.
Dengan demikian penulis banyak mengambil manfaat dan mengetahui yang sesungguhnya ap ayang tersimpan dari obyek wisata
tersebut.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat penulis membuat makalah tentang Yogyakarta adalah :
1. Penulis dapat menjelaskan dan menguraikan dari keindahan dan keunikan obyek wisata tersebut.
2. Penulis dapat menjelaskan tentang pengaruh dan manfaat dari obyek wisata tersebut dengan dunia pendidikan.
3. Penulis dapat menjelaskan tentang apa yang sebenarnya tersimpat dalam obyek wisata tersebut.
4. Menambah wawasan atau pengetahuan yang luas khususnya bagi penulis sendiri dan umum bagi para pembaca yang budiman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama
Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja
Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M ?Prasasti Siwargiha? sebagai manifest politik untuk meneguhkan
kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi
di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh
tinggal puing-puing batu yang berserakan. Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha pemugaran pun mulai
dilakukan.

Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno
sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama.
Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam
latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil.
Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan.
Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda.
Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240
buah candi.
DESKRIPSI BANGUNAN
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar),
Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:29:17 2017 / +0000 GMT

Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal

reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau
hiasan lain di pelataran ini.
Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran
tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke
dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam
empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di
teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama,
yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang
tersisa hanya reruntuhannya saja.
Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini
berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini
dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi
selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur
sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di
barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah
adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat.
Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang
merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya.
Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi
(lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan

membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah
dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil
yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.
B. Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke
perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend.
A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar
Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan
di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman-seniman
yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain disepanjang
jalan ini.
sekitar tahun 1916 kawasan pecinan yang berkembang di wilayah setjodiningratan yaitu sebelah timur kantor pos besar, mulai
menjadi basis bisnis menyaingi wilayah kotagede. apalagi setelah dibangun pasar gedhe yang sekarang bernama pasar bringharjo
dan mulai beroprasi tahun 1926 geliat ekonomi di kawasan ini mulai beranjak naik. padahal sebelumnya jalan ini hanyalah jalan
biasa yang jarang dijamah kecuali sebagai tempat lewat menuju keraton.
Kawasan Pecinan mulai meluas ke utara, sampai ke Stasiun Tugu yang dibangun pada 1887 dan Grand Hotel de Yogya (berdiri pada
1911, kini Hotel Garuda). Malioboro menjadi penghubung titik stasiun sampai Benteng Rusternburg (kini Vredeburg) dan Kraton.
Rumah toko menjadi pemandangan lumrah di sepanjang jalan ini. Karena itu, secara kultural, ruang Malioboro merupakan gabungan

dua kultur dominan, yakni Jawa dan Cina.
belanda di malioboro
maliboro yang berarti jalan bunga (mungkin untuk menghubungkan dengan pasar kembang disebelah utara) sebelum menjadi pusat
niaga hanyalah jalan luji kebon. perkembangan malioboro selain ditunjang oleh bakat bisnis orang-orang tionghhoa juga ditunjang
oleh posisi yang stretegis dalm filosofi garis imajiner jogja. muncul dan berdirinya bangunan-bangunan strategis juga berperan pada
perkembangan malioboro seperti pasar bringharjo, hotel grand jogja hingga stasiun tugu.
hingga kini malioboro menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah intrik kehidupan jogja (bisa di baca di tulisan sebelumnya). selain
sejarah intrik dagang, malioboro adalah saksi bisu penangkapan soekarno sat agresi miiter 2 belanda, saksi pertempuran 6 jam.
hingga kini di malioboro juga menjadi pusat dari pemerintahan jogja dengan berdirinya kantor-kantor pemerintahan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:29:17 2017 / +0000 GMT

budaya lesehan, kompasianer joga di titik nol KM (ujung malioboro)
tapi yang jarang terlintas dalam perkembangan sejarah jogja adalah dunia sastra. dari sinilah dunia sastra jogja mulai
mengembangkan taring. dalam Antologi Puisi Indonesia di Yogyakarta 1945-2000 memberi judul ?MALIOBORO? untuk buku

tersebut, buku yang berisi 110 penyair yang tinggal dan pernah tinggal di yogyakarta selama kurun waktu lebih dari setengah abad.
selain itu malioboro memberi jejak tersendiri pada dunia sastra indonesia pada umumnya maupun jogja pada khususnya. kisah ini
terlacak saat tahun 1970-an, Malioboro tumbuh menjadi pusat dinamika seni budaya di Yogya. Malioboro menjadi ?panggung' bagi
para seniman ?jalanan', dengan pusatnya senisono. Mungkin kita masih ingat julukan Presiden Malioboro pada Umbu Landu
Paranggi cucu raja sumba, yang melahirkan muid-murid berkaliber ?monster? dalam dunia sastra (alm) Linus Suryadi dan Emha
Ainun Najib serta korys layun rampan, hingga ratusan pemuja umbu dalam lingkaran komuniats PSK (persada studi klub) . Daya
hidup seni jalanan ini akhirnya mandek pada 1990-an setelah gedung Senisono ditutup
budaya lesehan masih bertahan -kopdar canting (kompasianer jogja)Warisan ?para seniman ini di Malioboro adalah ?budaya lesehan', yang lalu menjadi eksotisme dan merupakan daya jual kekhasan
warung-warung di Malioboro. Dalam konteks budaya, bangunan-bangunan bergaya Indies Hindia Belanda, Jawa dan Cina di
kawasan ini mungkin masih menjadi peninggalan yang berarti, di tengah munculnya sejumlah bangunan baru bergaya modern,
seperti Mal Malioboro.
malioboro adalah Sebuah jalan pada satu kota adalah kumpulan kenangan yang tergabung secara kolektif bagi penghuninya, namun
secara umum saya lebih menikmati titik nol KM jogja yang merupakan ujung selatan jaln malioboro, di situlah hingga kini ?budaya
lesehan? para seniman masih terus berlanjut.
C. Taman Pintar
Pandangan Umum
Taman Pintar yang berlokasi di jalan Panembahan Senopati, Yogyakarta. Taman pintar ini ditujukan bagi anak-anak Indonesia dan
siapapun saja agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam bidang sains dan teknologi.
Science center yang di sebut ?TAMAN PINTAR? ini dibangun oleh gabungan swasta dan pemerintah propinsi DIY yang
pembangunannya dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pada, 09 Juni 2007. Dengan motto ?MENCERDASKAN DAN

MENYENANGKAN?. Siapapun bisa dengan leluasa memperdalam ilmu pengetahuanya sekaligus menuntaskan rasa ingin tahu
akan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pendekatan ilmiah namun tetap menyenangkan.
Taman Pintar adalah tempat wisata untuk anak-anak Yogyakarta ataupun anak-anak Indonesia agar tumbuh ketertarikan untuk
belajar dan kreatif dalam bidang sains dan teknologi yang berlokasi di jalan Penembahan Senopati , Yogyakarta.
Di taman pintar ini pengunjung tidak saja hanya bisa melihat berbagai sains yang diperagakan melainkan mereka juga dapat
menikmati, mencoba dan beratraksi. Mereka dapat bermain dengan alat peraga sians yang tersedia, sehingga dapat merasakan
bagaimana sains itu.
Di Indonesia, wahana semacam ini di awali dengan berdirinya pusat peragaan (PP) IPTEK yang berlokasi di TMII. Dari sinilah
?Science Center? mulai berkembang yang lainya di Indonesia selang puluha tahun kemudian.
Science Center yang disebut Taman Pintar ini di bangun oleh gabungan swasta dan Pemerintah Propinsi DIY yang pembangunannya
dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan oleh 2 materi yakni menristik Kusmayanto Kadiman dan Mendiknas Bambang Sudibyo
pada 9 Juni 2007. Semua peragaan iptek tidak hanya dilihat saja, akan tetapi juga bisa dapat disentuh dan dicoba-coba oleh
pengunjung sehingga taman pintar ini akan merangsang rasa ingin tau, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya iptek, memancing
kreatifitas, dan peningkatan gairah belajar mata ajaran ilmu-ilmu dasar seperti: Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
Motto Taman Pintar nampak sederhana yakni tiga-N : ? Niteru, Niroake, Nambahi? sesungguhnya memiliki kedalaman fisiologinya
Ki Hajar Dewantara. Dalam konteks masa kini, filosofi itu ada konsekwensinya dengan proses transfer teknologi yang mengacu
pada konsep Three ? A yaitu : ?Adopt, Adapt, Adrance? disebut taman pintar karena dikawasan ini siswa mulai prasekolah sampai
SLTA bisa dengan leluasa memperdalam pemahamanya soal materi pelajaran yang diterima di sekolah dan berkreasi.
Tersedia permainan pipa gaung. Konsep gaung adalah anak-anak bisa berbisik / berbicara dari ujung-ujung pipa. Suara itu bisa
merambat melalui pipa, bisa dipantulkan sehingga bisa terdengar diujung satunya. Pipanya dipendam, selain itu yang paling disukai

anak-anak yaitu ?gendang? dinding berdandang,. Dinding ini menjelaskan kalau luas kecil permukaan itu menentukan tinggi
rendahnya nada. Missal : permukaan kecil berarti nada yang dihasilkan itu kecil, jadi anak bisa belajar sendiri berbgai pengetahuan
yang selama ini hanya mereka peroleh dalam bentuk teori.
Latar Belakang Taman Pintar
Sejak terdirinya ledakan perkembangan sais, sekitar tahun 90-an, terutama teknologi informasi pada giliranya telah menghantarkan
peradaban manusia menuju area tanpa batas Perkembangan Sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:29:17 2017 / +0000 GMT

kemudahan-kemudahan bagi bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka pemerintah kota
Yogyakarta menggas sebuah ide untuk pembangunan ?Taman Pintar? Dengan target pembangunan taman pintar adalah
memperkenalkan Science kepada siswa dari dini, harapan lebih luas, kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia
tidak hanya menjadi sasaran ekspoliasi pasar teknologi sendiri. Bangunan taman pintar ini dibangun adanya keterkaitan yang erat
anatara taman pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan disekitarnya, seperti taman budaya dan Benteng Vrebuderg Sudibyo.

Pembangunan tahap II adalah gedung oval lantai I dan II. Serta gedung kotak lantai I diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9
Juni 2007 oleh Mendiknas Bambang Sudibyodan Menristek Kusmanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan
Hamengkubono X.
Pembangunan tahap III adalah : gedung kotak lantai II dan III tampak Presiden dan gedang memorabilia. Dengan selesainya tahapan
pembangunan, grand opening taman pintar dilaksanakan pada tanggal, 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo
Bambang Yudoyono. ( Rabu, 26 Agustus 2009)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga
serta merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk berlibur ke jogja.
Selain itu,kota jogja yang menawan itu tidak harus kita tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau
trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Jogja merupakan salah satu kota favorit para wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat
wisata yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di masyarakat luas, para wisatawan tetap antusias
menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini banyak ditemui kesulitan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik agar kami dapat menyempurnakan karya tulis ini.
Demikianlah Kesimpulan dan saran dalam pembuatan karya tulis ini. Dalam pembuatan karya tulis ini banyak sekali

kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis sebagai manusia biasa mohon maaf atas segala keurangan dan kekhilafan. Semoga karya
tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://pristality.wordpress.com/2011/02/23/kumpulan-motto-kehidupan/
http://tohirz.blogspot.com/
http://saycie-karyatulis.blogspot.com/2012/03/karya-tulis-candi-prambanan.html
LAMPIRAN
Candi Prambanan
Malioboro
Taman Pintar

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/4 |