Studi Kelayakan Candi Prambanan sebagai
LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
STUDI KELAYAKAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DESTINASI
WISATA YANG RAMAH BAGI PENYANDANG DIFABEL
BIDANG KEGIATAN:
PKM – PENELITIAN
Diusulkan oleh:
MAHMUDAH BUDIATININGSIH
12/335289/SA/16746
ANINDYA KENYO LARASTI
12/335187/SA/16659
ARISTYA TRI RAHAYU
13/347084/SA/16479
ADHI SURYA WICAKSANA
12/334596/SA/16479
NOVITA RAHAYU
13/347952/SA/16971
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGSAHAN
ii
STUDI KELAYAKAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DESTINASI
WISATA YANG RAMAH BAGI PENYANDANG DIFABEL
Mahmudah Budiatiningsih1), Anindya Kenyo Larasti2), Aristya Tri Rahayu3), Novita
Rahayu4), Adhi Surya Wicaksana5)
1), 2), 3), 4), 5)
Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
1)
email: [email protected], 2)email: [email protected],
3)
email:[email protected], 4)email: [email protected] , 5)email:
[email protected]
ABSTRAK
Candi Prambanan, yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1991,
merupakan icon heritage di Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tingginya
jumlah kunjungan wisatawan di Candi Prambanan. Diantara para wisatawan
tersebut terdapat wisatawan penyandang difabel, yang mana seharusnya
mendapatkan fasilitas khusus, seperti yang tercantum pada Undang-Undang
nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Namun, sebagai destinasi wisata
yang telah diakui secara internasional, Candi Prambanan justru banyak
diberitakan belum ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu penelitian
terkait aksesibilitas bagi penyandang difabel di Candi Prambnan urgent untuk
dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi 3A (atraksi,
amenitas, dan aksesibilitas) di Candi Prambanan, mengetahui kelayakan
aksesibilitas di Candi Prambanan bagi penyandang difabel, dan memberikan
alternatif pengembangan dalam mewujudkan Candi Prambanan sebagai destinasi
wisata yang aksesibel bagi penyandang difabel. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian kualitatif-deskriptif, dengan menggunakan data berupa kondisi 3A
secara keseluruhan dan kondisi aksesibilitas bagi penyandang difabel. Pengolahan
data dilakukan dengan teori standar aksesibilitas (UNWTO: 2013), sedangkan
analisis dilakukan dengan menggunakan benchmarking (Steven: 2003). Hasil
penelitian ini berupa desain pengembangan Candi Prambanan yang ramah bagi
penyandang difabel, yang dimuat dalam artikel ilmiah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa Candi
Prambanan telah memenuhi sebagai sebuah destinasi wisata dengan terpenuhinya
aspek 3A bagi wisatawan normal. Akan tetapi, aspek aksesibilitas Candi
Prambanan tidak ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu perlu adanya
perencanaan Candi Prambanan yang mengacu pada 5 standar aksesibilitas
destinasi wisata yaitu parking areas, signage, horizontal movement, vertical
movement, dan public hygiene facilities, supaya ramah bagi penyandang difabel.
Kata kunci: aksesibilitas, Candi Prambanan, penyandang difabel
iii
FEASIBILITY STUDY OF PRAMBANAN TEMPLE AS A FRIENDLY
TOURIST DESTINATION FOR DISABLED PEOPLE
Mahmudah Budiatiningsih1), Anindya Kenyo Larasti2), Aristya Tri Rahayu3), Novita
Rahayu4), Adhi Surya Wicaksana5)
1), 2), 3), 4), 5)
Tourism Study Program, Faculty of Cultural Science, Gadjah Mada University
1)
email: [email protected], 2)email: [email protected],
3)
email:[email protected], 4)email: [email protected] , 5)email:
[email protected]
ABSTRACT
Prambanan temple, which has been recognized by UNESCO since 1991, is
a heritage icon of Yogyakarta. Candi Prambanan has the high number of tourists.
Among those tourists, there are disabled persons. UU No. 10 Tahun 2009 about
tourism said that disabled persons should get special facilities in tourism
destination. However, as a tourist destination that has been recognized by
UNESCO, Prambanan is not friendly for disabled persons. Therefore it is urgent
to do the research about accessibility for disabled persons in Candi Prambanan.
The aim of this research is to determine the condition of 3As (attractions,
amenity, and accessibility) in Prambanan, determine the feasibility of accessibility
in Prambanan for disabled persons, and provide alternative planning to realizing
Prambanan as a tourist destination which accessibles for disabled persons. This
research is a descriptive qualitative research, data that used are 3A conditions and
condition of accessibility for disabled persons. The standard theory of
accessibility (UNWTO: 2013) used for processing the data, while benchmarking
(Steven: 2003) used for analyze it. Scientific article is the final result that include
an alternative design of Prambanan.
Based on the research that has been done, concluded that the Prambanan is
a tourist destination that adequate for normal travelers. However, accessibility in
Prambanan is not friendly for disabled persons. Therefore it is necessary to design
a planning for Prambanan which refers to five accessibility standards of tourist
destinations such as parking areas, signage, horizontal movement, vertical
movement, and public hygiene facilities, so it will friendly for disabled persons.
Keywords : accessibilities, Candi Prambanan, persons with dissabilities
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
ii
ABSTRAK..........................................................................................
iii
ABSTRACT ..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................
vii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................
1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
2
BAB 3. METODE PENELITIAN.....................................................
3
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ........
4
BAB 5. PENUTUP ............................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
10
LAMPIRAN.......................................................................................
11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta lokasi Candi Prambanan ………………..………….
3
Gambar 2. Skema penelitian …………………………….………….
4
Gambar 3. Area parkir di Candi Prambanan …………..…………….
5
Gambar 4. Peta di Candi Prambanan ……………………….……….
5
Gambar 5. Papan Petunjuk di Candi Prambanan …………..……….
5
Gambar 6. Horizontal Movement di Candi Prambanan ..………...….
6
Gambar 7. Vertical Movement di Candi Prambanan ……………….
6
Gambar 8. Toilet di Candi Prambanan ………………………….….
6
Gambar 9. Akses menuju Toilet ………………………..…….…….
6
Gambar 10. Desain area parkir di Candi Prambana.………….….….
8
Gambar 11. Desain peta universal di Candi Prambanan …..…….….
8
Gambar 12. Desain pintu masuk di Candi Prambanan ………….….
8
Gambar 13. Ram pada zona 1 Candi Prambanan …….…………….
8
Gambar 14. Desain toilet di Candi Prambanan ……………….…….
9
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Statistik Wisatawan ……………….…………..…….…….
1
Tabel 2. Kondisi Aspek 3A di Candi Prambanan………..……….….
4
Tabel 3. Kondisi Aksesibilitas Objek Benchmarking….....………….
7
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Candi Prambanan, yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1991,
merupakan icon heritage di Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tingginya
jumlah kunjungan wisatawan, baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara.
Tabel 1. Statistik Wisatawan
Tahun
Wisatawan Nusantara
Wisatawan Mancanegara
2010
944,711
133,191
2011
934,071
142,983
2012
1,052,691
166,532
2013
1,121,625
192,217
2014
1,305,798
188,516
Total
5,358,896
823,439
Sumber: PT Taman Wisata Candi Prambanan, 2015
Diantara jumlah wisatawan yang datang tersebut terdapat wisatawan
penyandang difabel, yang mana seharusnya mendapatkan fasilitas khusus, seperti
yang tercantung pada Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan. Namun, sebagai destinasi wisata yang telah diakui secara
internasional, Candi Prambanan justru banyak diberitakan belum ramah bagi
penyandang difabel. Oleh sebab itu penelitian ini urgent untuk dilakukan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi aspek 3A di Candi Prambanan?
2. Bagaimanakah kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi
penyandang difabel?
3. Program apa yang seharusnya dirancang supaya Candi Prambanan ramah
bagi penyandang difabel?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui kondisi aspek 3A di Candi Prambanan.
2. Mengetahui kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi
penyandang difabel.
3. Memberikan alternatif pengembangan dalam mewujudkan Candi
Prambanan sebagai destinasi wisata yang ramah bagi penyandang
difabel.
1.4. Luaran
Luaran dari penelitian ini adalah artikel ilmiah yang di dalamnya terdapat
hasil penelitian berupa desain perencanaan Candi Prambanan yang ramah bagi
penyandang difabel.
1.5. Kegunaan
Kegunaan penelitian ini yaitu:
1
1.
Bagi kalangan akademisi; sebagai acuan ilmiah terkait aksesibilitas
destinasi wisata.
2. Bagi masyarakat; sebagai acuan dalam pemahaman terkait aksesibilitas.
3. Bagi pihak pengelola dan pemerintah; sebagai acuan dalam
perencanaan aksesibilitas di suatu destinasi wisata.
1.6. Landasan Teori
1. Aksesibilitas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun
2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan, aksesibilitas merupakan kemudahan yang
disediakan bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan.
2. Standar aksesibilitas yang harus ada pada suatu destinasi wisata
Menurut UNWTO (2013), standar aksesibilitas yang harus ada pada
suatu destinasi wisata yaitu parking areas, signage, horizontal movement,
vertical movement, dan public hygiene facilities.Parking areas yang
dimaksud di sini adalah area parkir khusus bagi kendaraan yang mengangut
wisatawan penyandang difabel di dalamnya. Lebar dari tempat parkir
tersebut harus lebih luas (pada sisi pintu), supaya wisatawan penyandang
difabel, khususnya pengguna kursi roda, dapat dengan leluasa naik dan
turun dari kendaraan tersebut.
3. Benchmarking
Menurut Steven (2003), benchmarking adalah metode pembanding
sistematis terhadap proses dan kinerja untuk menciptakan standar baru dan
atau meningkatkan proses suatu hal tertentu.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terkait aksesibilitas bagi penyandang difabel telah banyak
dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini meneliti secara khusus mengenai aksesibilitas bagi
penyandang difabel di Candi Prambanan, Yogyakarta. Tidak seperti penelitian
yang lain, penelitian ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena
lokasi yang diambil adalah Candi Prambanan, yang merupakan suatu destinasi
wisata heritage. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut yaitu:
1.
Arif (2009) telah meneliti mengenai aksesibilitas difabel pada ruang
publik di Lapangan merdeka, yang hasilnya adalah menjadikan
Lapangan Merdeka sebagai suatu lingkungan yang menerapkan desain
yang universal pada sarana aksesibilitas di kawasan Lapangan Merdeka
dimana sesuatu hal yang membatasi seseorang untuk melakukan suatu
aktifitas gerak maupun menghambat keleluasaan ruang gerak dapat
2
dibebaskan dengan suatu penyediaan fasilitas yang memenuhi prinsip
desain yang universal.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Candi Prambanan, tepatnya di sisi timur Yogyakarta.
Gambar 1. Peta lokasi Candi Prambanan
Sumber: google.com, diakses pada April 2015
3.2. Batasan Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang
Cacat, terdapat tiga macam difabel, yaitu difabel fisik, difabel mental, dan difabel
ganda (difabel fisik dan mental). Batasan penelitian ini adalah pada difabel fisik
saja, khususnya pengguna kursi roda.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif-deskriptif, dengan data
utama berupa kondisi aspek 3A di Candi Prambanan secara umum dan kondisi
aksesibilitas bagi penyandang difabel. Pengolahan data dilakukan dengan teori
standar aksesibilitas destinasi wisata (UNWTO: 2013), kemudian analisis data
dilakukan dengan analisis benchmarking (Steven: 2003). Metode pengumpulan
data pada penelitian ini yaitu:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan data sekunder terkait 3A,
serta kondisi aksesibilitas di Candi Prambanan berdasarkan penelitianpenelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Literatur tersebut antara
lain berupa artikel, buku, laporan penelitian terdahulu (jika ada), serta
kebijakan-kebijakan terkait.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan secara langsung untuk mengetahui
kondisi fisik terkait 3A, serta kondisi aksesibilitas di Candi Prambanan.
Data primer yang diperoleh dari observasi lapangan nantinya akan dijadikan
dasar dalam menganalisis dan membuat rencana pengembangan Candi
Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel.
3. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam dilakukan guna mencari data primer dengan
menggali beragam informasi terkait pembangunan fasilitas fisik Candi
Prambanan. Wawancara dilakukan dengan pengelola utama, yaitu PT
3
Taman Wisata Candi Prambanan dan BPCB Yogyakarta, serta wisatawan
penyandang difabel.
Skema dari penelitian ini tercantum dalam gambar di bawah.
Gambar 2. Skema penelitian
Sumber: Pribadi, 2015
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
4.1. Hasil yang dicapai
1. Kondisi aspek 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) secara
keseluruhan di Candi Prambanan sudah baik dan memadai. Maka,
Candi Prambanan telah memenuhi sebagai suatu destinasi wisata bagi
wisatawan normal. Keterangan mengenai kondisi aspek 3A tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kondisi Aspek 3A di Candi Prambanan
Aspek 3A
Nama
Kondisi
Candi Prambanan
Candi Sewu
Candi Lumbung
Indah/Baik
Atraksi
Bersih
Candi Bubrah
Kampoeng Dolanan Nusantara
Museum Prambanan
Tourism Information Centre
Restoran
Toilet
Baik/Memadai
Amenitas
Ruang terbuka hijau
Bersih
Bangku duduk
Tempat sampah
Ambulance
Peta
Memadai
Aksesibilitas
Bersih
Papan petunjuk (signage)
4
2.
Jalan lurus (horizontal movemet)
Jalan bertingkat (vertical movement)
Sumber: Observasi, 2015
Berdasarkananalisis dengan menggunakan teori Standar Aksesibilitas
pada Destinasi Wisata (UNWTO, 2013), didapati bahwa aspek
aksesibilitas di Candi Prambanan tidak layak bagi penyandang difabel.
Berikut adalah pemaparannya:
a. Parking areas; area parkir untuk bis, mobil, dan sepeda motor
sudah tersedia di Candi Prambanan. Namun, area parkir khusus
untuk penyandang difabel, dengan jarak antar kendaraan yang
cukup luas tidak tersedia. Hal tersebut menyebabkan pengguna
kursi roda sulit untuk naik dan turun dari kendaraan.
b.
Gambar 3. Area parkir di Candi Prambanan
Sumber: google.com, diakses pada 3 Mei 2015, pukul 13.25
Signage; penanda yang ada di Candi Prambanan sudah cukup
lengkap. Namun, penanda khusus wisatawan penyandang difabel,
yang mencakup informasi bagi mereka tidak tersedia.
Gambar 4 dan Gambar 5. Peta dan Papan Petunjuk di Candi
Prambanan
Sumber: Observasi, 2015
c. Horizontal movement; jalan lurus yang ada di Candi Prambanan
sudah tersedia, namun jalan yang tersedia merupakan jalan umum
bagi wisatawan normal. Jalan khusus bagi wisatawan penyandang
difabel yang rata, terdapat penandanya, dan terdapat pembatas di
sampingnya tidak tersedia.
5
Gambar 6. Horizontal Movement di Candi Prambanan
Sumber: Observasi, 2015
d. Vertical movement; jalan vertikal yang ada di Candi Prambanan
saat ini sudah tersedia, namun hanya berbentuk tangga saja. Ram
atau jalan dengan kemiringan yang landai tidak tersedia.
Gambar 7. Vertical Movement di Candi Prambanan
Sumber: Observasi, 2015
e. Public hygiene facilities; fasilitas kebersihan umum (dalam hal ini
yaitu toilet) yang tersedia di Candi Prambanan dapat diakses
dengan mudah oleh wisatawan normal. Wisatawan penyandang
difabel, khususnya pengguna kursi roda tidak dapat mengaksesnya
dengan mudah karena kurang luas dan tidak terdapat pegangan besi
di samping toilet dan wastafel, yang berguna untuk membantu
pengguna kursi roda tersebut berpindah. Selain itu, akses atau jalan
menuju toilet tersebut juga kurang memadai karena kurang luas,
dengan letaknya yang berada di belakang toilet bagi wisatawan
normal.
Gambar 8 dan Gambar 9.Toilet di Candi Prambanan dan Akses
menuju Toilet
Sumber: Observasi, 2015
3. Perencanaan supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel
dilakukan dengan analisis benchmarking (Steven, 2003) pada dua
destinasi wisata heritage tingkat internasional, yaitu Kiyomizu-dera
Temple di Jepang dan Forbidden City di China. Kedua destinasi
tersebut telah memenuhi Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata
(UNWTO, 2013), sehingga dapat dijadikan objek benchmarking pada
perencanaan Candi Prambanan ini.
6
Tabel 3. Kondisi Aksesibilitas Objek Benchmarking
Standar
Aksesibilitas
Kiyomizu-dera Temple
Forbidden City
Kondisi
Parking
areas
1. Luas
2. Terdapat tanda
khusus
Signage
1. Mencakup
informasih bagi
penyandang
difabel
Horizontal
movement
1. Terdapat jalur
dan tanda khusus
Vertical
movement
1. Terdapat ram
2. Terdapat jalan
menanjak dengan
kemiringan yang
landau
3. Terdapat alat
bantu dan tenaga
untuk
mengangkut kursi
roda
Public
hygiene
facilities
1. Luas
2. Terdapat
pegangan besi
untuk berpindah
Sumber: Analisis kelompok, 2015
Perencanaan supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel
yaitu:
a. Parking areas; membuat area parkir khusus yang lebih lebar,
sehingga pengguna kursi roda dapat dengan mudah naik dan turun
dari kendaraan.
7
b.
c.
d.
Gambar 10. Desain area parkir di Candi Prambanan
Sumber:Karya tim, 2015
Signage; membuat peta dan papan petunjuk yang mencakup
informasi bagi wisatawan penyandang difabel dan juga dengan
jarak pandang yang sesuai.
Gambar 11. Desain petauniversal di Candi Prambanan
Sumber: Karya tim, 2015
Horizontal movement; membuat pintu masuk khusus bagi
penyandang difabel, yang lebih lebar, membuat jalur khusus bagi
penyandang difabel dengan tanda yang jelas, dan memberi
pembatas pada jalan yang berbatasan langsung dengan selokan.
Gambar 12. Desain pintu masuk di Candi Prambanan
Sumber:Karya tim, 2015
Vertical movement; membuat ram pada setiap jalan menanjak atau
setiap pada tangga.
Gambar 13. Ram pada zona 1 Candi Prambanan
Sumber: Karya tim, 2015
8
e.
Public hygiene facilities; memperluas toilet dan memberi pegangan
besi di samping wc dan wastafel.
Gambar 14. Desain toilet di Candi Prambanan
Sumber:Karya tim, 2015
4.2. Potensi Khusus
Desain yang telah dibuat memiliki potensi untuk diwujudkan oleh pihak
pengelola, yaitu PT Taman Wisata Candi Prambanan dan BPCB, sebagai
perencanaan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel. Desain yang
dibuat telah memenuhi Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata (UNWTO,
2013) dan juga merupakan hasil benchmarking dari dua destinasi heritage tingkat
internasional, Kiyomizu-dera Temple di Jepang dan Forbidden City di China.
Selain desain, hasil akhir penelitian ini yang berupa artikel ilmiah juga berpotensi
untuk dipublikasikan secara internasional.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondisi aspek 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) sudah baik dan
memadai. Atraksi candi dan non candi bersih, amenitas sudah cukup
lengkap, tersedia restoran, bangku duduk, ambulance, tempat sampah,
toilet, ruang informasi serta tempat ibadah. Aksesibilitas dapat
dijangkau dengan mudah oleh wisatawan normal, baik dengan jalan
kaki ataupun menaiki bus keliling.
2. Bagi penyandang difabel, aksesibilitas di Candi Prambanan belum
memadai dan memenuhi standar. Mulai dari area parkir, papan
penunjuk arah, horizontal movement, vertical movement, dan toilet
belum memnuhi standar aksesibilitas.
3. Supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel, maka perlu
ditambahkan fasilitas khusus bagi penyandang difabel, terkhusus kursi
roda.
5.2. Saran
1. Bagi akademisi; diharapkan untuk dapat lebih cepat tanggap terhadap
berbagai permasalahan terkait pemenuhan hak-hak penyandang difabel
yang sampai saat ini masih banyak diabaikan, yang dalam penelitian ini
yaitu wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan.
9
2.
3.
Bagi masyarakat; diharapkan untuk dapat lebih aware dan membantu
terhadap upaya pemenuhan hak-hak penyandang difabel secara sosial,
yang dalam penelitian ini yaitu wisatawan penyandang difabel di Candi
Prambanan.
Bagi pengelola dan pemerintah; diharapkan dapat memenuhi hak-hak
wisatawan penyandang difabel, yang dalam penelitian ini berupa
wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah melalui pengaplikasian grand design master
plan yang mencakup penambahan fasilitas mulai dari area parkir, loket
pembelian tiket, pusat informasi, papan petunjuk arah, toilet khusus
wisatawan difabel, serta penambahan ram di pintu masuk candi utama
dan pintu masuk berbagai bangunan bertangga.
DAFTAR PUSTAKA
A.K.H.L, Hendra. 2008. Kajian Kasesibilitas Difabel pada Ruang Publik Kota
Studi Kasus: Lapangan Merdeka. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.
ENAT. 2007. Service and Facilities for Accessible Tourism in Europe.
Greece: ENAT.
Have, Steven Ten., Have, Wouter Ten., dan Stevens, Frans. 2003. Key
Management Models: The Management Tools and Practices that Will
Improve Your Business. Great Britain: Pearson Education.
UNWTO. 2013. Recommendations on Accessible Tourism. Spain: UNWTO.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2004. Standard Toilet Umum
Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Kurniawan, Harry., Ikaputra, dan Forestyana, Sandra. 2014. Perancangan
Aksesibilitas untuk Fasilitas Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 Tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
Rahayu, S., U. Dwi., M. Ahdiyana.2013. Pelayanan Publik Bidang
Transportasi bagi Kaum Difabel di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.Proceeding Simposium Nasional ASEAN III.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat.
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
10
LAMPIRAN
1. Penggunaan Dana
No.
Penggunaan
Jumlah
1
Belaja barang non operasional lainnya
-
2
Belanja bahan
3.616.992
3
Belanja perjalanan lainnya
1.085.008
Total
4.702.000
Bukti pengeluaran
11
2. Bukti Pendukung
Dokumentasi diskusi dan simulasi Monev
Dokumentasi observasi
12
Dokumentasi Monitoring dan Evaluasi tingkat Fakultas dan Universitas
13
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
STUDI KELAYAKAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DESTINASI
WISATA YANG RAMAH BAGI PENYANDANG DIFABEL
BIDANG KEGIATAN:
PKM – PENELITIAN
Diusulkan oleh:
MAHMUDAH BUDIATININGSIH
12/335289/SA/16746
ANINDYA KENYO LARASTI
12/335187/SA/16659
ARISTYA TRI RAHAYU
13/347084/SA/16479
ADHI SURYA WICAKSANA
12/334596/SA/16479
NOVITA RAHAYU
13/347952/SA/16971
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGSAHAN
ii
STUDI KELAYAKAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI DESTINASI
WISATA YANG RAMAH BAGI PENYANDANG DIFABEL
Mahmudah Budiatiningsih1), Anindya Kenyo Larasti2), Aristya Tri Rahayu3), Novita
Rahayu4), Adhi Surya Wicaksana5)
1), 2), 3), 4), 5)
Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
1)
email: [email protected], 2)email: [email protected],
3)
email:[email protected], 4)email: [email protected] , 5)email:
[email protected]
ABSTRAK
Candi Prambanan, yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1991,
merupakan icon heritage di Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tingginya
jumlah kunjungan wisatawan di Candi Prambanan. Diantara para wisatawan
tersebut terdapat wisatawan penyandang difabel, yang mana seharusnya
mendapatkan fasilitas khusus, seperti yang tercantum pada Undang-Undang
nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Namun, sebagai destinasi wisata
yang telah diakui secara internasional, Candi Prambanan justru banyak
diberitakan belum ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu penelitian
terkait aksesibilitas bagi penyandang difabel di Candi Prambnan urgent untuk
dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi 3A (atraksi,
amenitas, dan aksesibilitas) di Candi Prambanan, mengetahui kelayakan
aksesibilitas di Candi Prambanan bagi penyandang difabel, dan memberikan
alternatif pengembangan dalam mewujudkan Candi Prambanan sebagai destinasi
wisata yang aksesibel bagi penyandang difabel. Penelitian ini termasuk jenis
penelitian kualitatif-deskriptif, dengan menggunakan data berupa kondisi 3A
secara keseluruhan dan kondisi aksesibilitas bagi penyandang difabel. Pengolahan
data dilakukan dengan teori standar aksesibilitas (UNWTO: 2013), sedangkan
analisis dilakukan dengan menggunakan benchmarking (Steven: 2003). Hasil
penelitian ini berupa desain pengembangan Candi Prambanan yang ramah bagi
penyandang difabel, yang dimuat dalam artikel ilmiah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa Candi
Prambanan telah memenuhi sebagai sebuah destinasi wisata dengan terpenuhinya
aspek 3A bagi wisatawan normal. Akan tetapi, aspek aksesibilitas Candi
Prambanan tidak ramah bagi penyandang difabel. Oleh sebab itu perlu adanya
perencanaan Candi Prambanan yang mengacu pada 5 standar aksesibilitas
destinasi wisata yaitu parking areas, signage, horizontal movement, vertical
movement, dan public hygiene facilities, supaya ramah bagi penyandang difabel.
Kata kunci: aksesibilitas, Candi Prambanan, penyandang difabel
iii
FEASIBILITY STUDY OF PRAMBANAN TEMPLE AS A FRIENDLY
TOURIST DESTINATION FOR DISABLED PEOPLE
Mahmudah Budiatiningsih1), Anindya Kenyo Larasti2), Aristya Tri Rahayu3), Novita
Rahayu4), Adhi Surya Wicaksana5)
1), 2), 3), 4), 5)
Tourism Study Program, Faculty of Cultural Science, Gadjah Mada University
1)
email: [email protected], 2)email: [email protected],
3)
email:[email protected], 4)email: [email protected] , 5)email:
[email protected]
ABSTRACT
Prambanan temple, which has been recognized by UNESCO since 1991, is
a heritage icon of Yogyakarta. Candi Prambanan has the high number of tourists.
Among those tourists, there are disabled persons. UU No. 10 Tahun 2009 about
tourism said that disabled persons should get special facilities in tourism
destination. However, as a tourist destination that has been recognized by
UNESCO, Prambanan is not friendly for disabled persons. Therefore it is urgent
to do the research about accessibility for disabled persons in Candi Prambanan.
The aim of this research is to determine the condition of 3As (attractions,
amenity, and accessibility) in Prambanan, determine the feasibility of accessibility
in Prambanan for disabled persons, and provide alternative planning to realizing
Prambanan as a tourist destination which accessibles for disabled persons. This
research is a descriptive qualitative research, data that used are 3A conditions and
condition of accessibility for disabled persons. The standard theory of
accessibility (UNWTO: 2013) used for processing the data, while benchmarking
(Steven: 2003) used for analyze it. Scientific article is the final result that include
an alternative design of Prambanan.
Based on the research that has been done, concluded that the Prambanan is
a tourist destination that adequate for normal travelers. However, accessibility in
Prambanan is not friendly for disabled persons. Therefore it is necessary to design
a planning for Prambanan which refers to five accessibility standards of tourist
destinations such as parking areas, signage, horizontal movement, vertical
movement, and public hygiene facilities, so it will friendly for disabled persons.
Keywords : accessibilities, Candi Prambanan, persons with dissabilities
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
ii
ABSTRAK..........................................................................................
iii
ABSTRACT ..........................................................................................
iv
DAFTAR ISI......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................
vii
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................
1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
2
BAB 3. METODE PENELITIAN.....................................................
3
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS ........
4
BAB 5. PENUTUP ............................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
10
LAMPIRAN.......................................................................................
11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta lokasi Candi Prambanan ………………..………….
3
Gambar 2. Skema penelitian …………………………….………….
4
Gambar 3. Area parkir di Candi Prambanan …………..…………….
5
Gambar 4. Peta di Candi Prambanan ……………………….……….
5
Gambar 5. Papan Petunjuk di Candi Prambanan …………..……….
5
Gambar 6. Horizontal Movement di Candi Prambanan ..………...….
6
Gambar 7. Vertical Movement di Candi Prambanan ……………….
6
Gambar 8. Toilet di Candi Prambanan ………………………….….
6
Gambar 9. Akses menuju Toilet ………………………..…….…….
6
Gambar 10. Desain area parkir di Candi Prambana.………….….….
8
Gambar 11. Desain peta universal di Candi Prambanan …..…….….
8
Gambar 12. Desain pintu masuk di Candi Prambanan ………….….
8
Gambar 13. Ram pada zona 1 Candi Prambanan …….…………….
8
Gambar 14. Desain toilet di Candi Prambanan ……………….…….
9
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Statistik Wisatawan ……………….…………..…….…….
1
Tabel 2. Kondisi Aspek 3A di Candi Prambanan………..……….….
4
Tabel 3. Kondisi Aksesibilitas Objek Benchmarking….....………….
7
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Candi Prambanan, yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1991,
merupakan icon heritage di Yogyakarta. Hal tersebut terlihat dari tingginya
jumlah kunjungan wisatawan, baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara.
Tabel 1. Statistik Wisatawan
Tahun
Wisatawan Nusantara
Wisatawan Mancanegara
2010
944,711
133,191
2011
934,071
142,983
2012
1,052,691
166,532
2013
1,121,625
192,217
2014
1,305,798
188,516
Total
5,358,896
823,439
Sumber: PT Taman Wisata Candi Prambanan, 2015
Diantara jumlah wisatawan yang datang tersebut terdapat wisatawan
penyandang difabel, yang mana seharusnya mendapatkan fasilitas khusus, seperti
yang tercantung pada Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan. Namun, sebagai destinasi wisata yang telah diakui secara
internasional, Candi Prambanan justru banyak diberitakan belum ramah bagi
penyandang difabel. Oleh sebab itu penelitian ini urgent untuk dilakukan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kondisi aspek 3A di Candi Prambanan?
2. Bagaimanakah kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi
penyandang difabel?
3. Program apa yang seharusnya dirancang supaya Candi Prambanan ramah
bagi penyandang difabel?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui kondisi aspek 3A di Candi Prambanan.
2. Mengetahui kelayakan aksesibilitas di Candi Prambanan bagi
penyandang difabel.
3. Memberikan alternatif pengembangan dalam mewujudkan Candi
Prambanan sebagai destinasi wisata yang ramah bagi penyandang
difabel.
1.4. Luaran
Luaran dari penelitian ini adalah artikel ilmiah yang di dalamnya terdapat
hasil penelitian berupa desain perencanaan Candi Prambanan yang ramah bagi
penyandang difabel.
1.5. Kegunaan
Kegunaan penelitian ini yaitu:
1
1.
Bagi kalangan akademisi; sebagai acuan ilmiah terkait aksesibilitas
destinasi wisata.
2. Bagi masyarakat; sebagai acuan dalam pemahaman terkait aksesibilitas.
3. Bagi pihak pengelola dan pemerintah; sebagai acuan dalam
perencanaan aksesibilitas di suatu destinasi wisata.
1.6. Landasan Teori
1. Aksesibilitas
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun
2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan, aksesibilitas merupakan kemudahan yang
disediakan bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan.
2. Standar aksesibilitas yang harus ada pada suatu destinasi wisata
Menurut UNWTO (2013), standar aksesibilitas yang harus ada pada
suatu destinasi wisata yaitu parking areas, signage, horizontal movement,
vertical movement, dan public hygiene facilities.Parking areas yang
dimaksud di sini adalah area parkir khusus bagi kendaraan yang mengangut
wisatawan penyandang difabel di dalamnya. Lebar dari tempat parkir
tersebut harus lebih luas (pada sisi pintu), supaya wisatawan penyandang
difabel, khususnya pengguna kursi roda, dapat dengan leluasa naik dan
turun dari kendaraan tersebut.
3. Benchmarking
Menurut Steven (2003), benchmarking adalah metode pembanding
sistematis terhadap proses dan kinerja untuk menciptakan standar baru dan
atau meningkatkan proses suatu hal tertentu.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terkait aksesibilitas bagi penyandang difabel telah banyak
dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini meneliti secara khusus mengenai aksesibilitas bagi
penyandang difabel di Candi Prambanan, Yogyakarta. Tidak seperti penelitian
yang lain, penelitian ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena
lokasi yang diambil adalah Candi Prambanan, yang merupakan suatu destinasi
wisata heritage. Penelitian-penelitian terdahulu tersebut yaitu:
1.
Arif (2009) telah meneliti mengenai aksesibilitas difabel pada ruang
publik di Lapangan merdeka, yang hasilnya adalah menjadikan
Lapangan Merdeka sebagai suatu lingkungan yang menerapkan desain
yang universal pada sarana aksesibilitas di kawasan Lapangan Merdeka
dimana sesuatu hal yang membatasi seseorang untuk melakukan suatu
aktifitas gerak maupun menghambat keleluasaan ruang gerak dapat
2
dibebaskan dengan suatu penyediaan fasilitas yang memenuhi prinsip
desain yang universal.
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Candi Prambanan, tepatnya di sisi timur Yogyakarta.
Gambar 1. Peta lokasi Candi Prambanan
Sumber: google.com, diakses pada April 2015
3.2. Batasan Penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang
Cacat, terdapat tiga macam difabel, yaitu difabel fisik, difabel mental, dan difabel
ganda (difabel fisik dan mental). Batasan penelitian ini adalah pada difabel fisik
saja, khususnya pengguna kursi roda.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif-deskriptif, dengan data
utama berupa kondisi aspek 3A di Candi Prambanan secara umum dan kondisi
aksesibilitas bagi penyandang difabel. Pengolahan data dilakukan dengan teori
standar aksesibilitas destinasi wisata (UNWTO: 2013), kemudian analisis data
dilakukan dengan analisis benchmarking (Steven: 2003). Metode pengumpulan
data pada penelitian ini yaitu:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan guna mendapatkan data sekunder terkait 3A,
serta kondisi aksesibilitas di Candi Prambanan berdasarkan penelitianpenelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Literatur tersebut antara
lain berupa artikel, buku, laporan penelitian terdahulu (jika ada), serta
kebijakan-kebijakan terkait.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan secara langsung untuk mengetahui
kondisi fisik terkait 3A, serta kondisi aksesibilitas di Candi Prambanan.
Data primer yang diperoleh dari observasi lapangan nantinya akan dijadikan
dasar dalam menganalisis dan membuat rencana pengembangan Candi
Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel.
3. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam dilakukan guna mencari data primer dengan
menggali beragam informasi terkait pembangunan fasilitas fisik Candi
Prambanan. Wawancara dilakukan dengan pengelola utama, yaitu PT
3
Taman Wisata Candi Prambanan dan BPCB Yogyakarta, serta wisatawan
penyandang difabel.
Skema dari penelitian ini tercantum dalam gambar di bawah.
Gambar 2. Skema penelitian
Sumber: Pribadi, 2015
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
4.1. Hasil yang dicapai
1. Kondisi aspek 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) secara
keseluruhan di Candi Prambanan sudah baik dan memadai. Maka,
Candi Prambanan telah memenuhi sebagai suatu destinasi wisata bagi
wisatawan normal. Keterangan mengenai kondisi aspek 3A tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Kondisi Aspek 3A di Candi Prambanan
Aspek 3A
Nama
Kondisi
Candi Prambanan
Candi Sewu
Candi Lumbung
Indah/Baik
Atraksi
Bersih
Candi Bubrah
Kampoeng Dolanan Nusantara
Museum Prambanan
Tourism Information Centre
Restoran
Toilet
Baik/Memadai
Amenitas
Ruang terbuka hijau
Bersih
Bangku duduk
Tempat sampah
Ambulance
Peta
Memadai
Aksesibilitas
Bersih
Papan petunjuk (signage)
4
2.
Jalan lurus (horizontal movemet)
Jalan bertingkat (vertical movement)
Sumber: Observasi, 2015
Berdasarkananalisis dengan menggunakan teori Standar Aksesibilitas
pada Destinasi Wisata (UNWTO, 2013), didapati bahwa aspek
aksesibilitas di Candi Prambanan tidak layak bagi penyandang difabel.
Berikut adalah pemaparannya:
a. Parking areas; area parkir untuk bis, mobil, dan sepeda motor
sudah tersedia di Candi Prambanan. Namun, area parkir khusus
untuk penyandang difabel, dengan jarak antar kendaraan yang
cukup luas tidak tersedia. Hal tersebut menyebabkan pengguna
kursi roda sulit untuk naik dan turun dari kendaraan.
b.
Gambar 3. Area parkir di Candi Prambanan
Sumber: google.com, diakses pada 3 Mei 2015, pukul 13.25
Signage; penanda yang ada di Candi Prambanan sudah cukup
lengkap. Namun, penanda khusus wisatawan penyandang difabel,
yang mencakup informasi bagi mereka tidak tersedia.
Gambar 4 dan Gambar 5. Peta dan Papan Petunjuk di Candi
Prambanan
Sumber: Observasi, 2015
c. Horizontal movement; jalan lurus yang ada di Candi Prambanan
sudah tersedia, namun jalan yang tersedia merupakan jalan umum
bagi wisatawan normal. Jalan khusus bagi wisatawan penyandang
difabel yang rata, terdapat penandanya, dan terdapat pembatas di
sampingnya tidak tersedia.
5
Gambar 6. Horizontal Movement di Candi Prambanan
Sumber: Observasi, 2015
d. Vertical movement; jalan vertikal yang ada di Candi Prambanan
saat ini sudah tersedia, namun hanya berbentuk tangga saja. Ram
atau jalan dengan kemiringan yang landai tidak tersedia.
Gambar 7. Vertical Movement di Candi Prambanan
Sumber: Observasi, 2015
e. Public hygiene facilities; fasilitas kebersihan umum (dalam hal ini
yaitu toilet) yang tersedia di Candi Prambanan dapat diakses
dengan mudah oleh wisatawan normal. Wisatawan penyandang
difabel, khususnya pengguna kursi roda tidak dapat mengaksesnya
dengan mudah karena kurang luas dan tidak terdapat pegangan besi
di samping toilet dan wastafel, yang berguna untuk membantu
pengguna kursi roda tersebut berpindah. Selain itu, akses atau jalan
menuju toilet tersebut juga kurang memadai karena kurang luas,
dengan letaknya yang berada di belakang toilet bagi wisatawan
normal.
Gambar 8 dan Gambar 9.Toilet di Candi Prambanan dan Akses
menuju Toilet
Sumber: Observasi, 2015
3. Perencanaan supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel
dilakukan dengan analisis benchmarking (Steven, 2003) pada dua
destinasi wisata heritage tingkat internasional, yaitu Kiyomizu-dera
Temple di Jepang dan Forbidden City di China. Kedua destinasi
tersebut telah memenuhi Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata
(UNWTO, 2013), sehingga dapat dijadikan objek benchmarking pada
perencanaan Candi Prambanan ini.
6
Tabel 3. Kondisi Aksesibilitas Objek Benchmarking
Standar
Aksesibilitas
Kiyomizu-dera Temple
Forbidden City
Kondisi
Parking
areas
1. Luas
2. Terdapat tanda
khusus
Signage
1. Mencakup
informasih bagi
penyandang
difabel
Horizontal
movement
1. Terdapat jalur
dan tanda khusus
Vertical
movement
1. Terdapat ram
2. Terdapat jalan
menanjak dengan
kemiringan yang
landau
3. Terdapat alat
bantu dan tenaga
untuk
mengangkut kursi
roda
Public
hygiene
facilities
1. Luas
2. Terdapat
pegangan besi
untuk berpindah
Sumber: Analisis kelompok, 2015
Perencanaan supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel
yaitu:
a. Parking areas; membuat area parkir khusus yang lebih lebar,
sehingga pengguna kursi roda dapat dengan mudah naik dan turun
dari kendaraan.
7
b.
c.
d.
Gambar 10. Desain area parkir di Candi Prambanan
Sumber:Karya tim, 2015
Signage; membuat peta dan papan petunjuk yang mencakup
informasi bagi wisatawan penyandang difabel dan juga dengan
jarak pandang yang sesuai.
Gambar 11. Desain petauniversal di Candi Prambanan
Sumber: Karya tim, 2015
Horizontal movement; membuat pintu masuk khusus bagi
penyandang difabel, yang lebih lebar, membuat jalur khusus bagi
penyandang difabel dengan tanda yang jelas, dan memberi
pembatas pada jalan yang berbatasan langsung dengan selokan.
Gambar 12. Desain pintu masuk di Candi Prambanan
Sumber:Karya tim, 2015
Vertical movement; membuat ram pada setiap jalan menanjak atau
setiap pada tangga.
Gambar 13. Ram pada zona 1 Candi Prambanan
Sumber: Karya tim, 2015
8
e.
Public hygiene facilities; memperluas toilet dan memberi pegangan
besi di samping wc dan wastafel.
Gambar 14. Desain toilet di Candi Prambanan
Sumber:Karya tim, 2015
4.2. Potensi Khusus
Desain yang telah dibuat memiliki potensi untuk diwujudkan oleh pihak
pengelola, yaitu PT Taman Wisata Candi Prambanan dan BPCB, sebagai
perencanaan Candi Prambanan yang ramah bagi penyandang difabel. Desain yang
dibuat telah memenuhi Standar Aksesibilitas pada Destinasi Wisata (UNWTO,
2013) dan juga merupakan hasil benchmarking dari dua destinasi heritage tingkat
internasional, Kiyomizu-dera Temple di Jepang dan Forbidden City di China.
Selain desain, hasil akhir penelitian ini yang berupa artikel ilmiah juga berpotensi
untuk dipublikasikan secara internasional.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondisi aspek 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) sudah baik dan
memadai. Atraksi candi dan non candi bersih, amenitas sudah cukup
lengkap, tersedia restoran, bangku duduk, ambulance, tempat sampah,
toilet, ruang informasi serta tempat ibadah. Aksesibilitas dapat
dijangkau dengan mudah oleh wisatawan normal, baik dengan jalan
kaki ataupun menaiki bus keliling.
2. Bagi penyandang difabel, aksesibilitas di Candi Prambanan belum
memadai dan memenuhi standar. Mulai dari area parkir, papan
penunjuk arah, horizontal movement, vertical movement, dan toilet
belum memnuhi standar aksesibilitas.
3. Supaya Candi Prambanan ramah bagi penyandang difabel, maka perlu
ditambahkan fasilitas khusus bagi penyandang difabel, terkhusus kursi
roda.
5.2. Saran
1. Bagi akademisi; diharapkan untuk dapat lebih cepat tanggap terhadap
berbagai permasalahan terkait pemenuhan hak-hak penyandang difabel
yang sampai saat ini masih banyak diabaikan, yang dalam penelitian ini
yaitu wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan.
9
2.
3.
Bagi masyarakat; diharapkan untuk dapat lebih aware dan membantu
terhadap upaya pemenuhan hak-hak penyandang difabel secara sosial,
yang dalam penelitian ini yaitu wisatawan penyandang difabel di Candi
Prambanan.
Bagi pengelola dan pemerintah; diharapkan dapat memenuhi hak-hak
wisatawan penyandang difabel, yang dalam penelitian ini berupa
wisatawan penyandang difabel di Candi Prambanan. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah melalui pengaplikasian grand design master
plan yang mencakup penambahan fasilitas mulai dari area parkir, loket
pembelian tiket, pusat informasi, papan petunjuk arah, toilet khusus
wisatawan difabel, serta penambahan ram di pintu masuk candi utama
dan pintu masuk berbagai bangunan bertangga.
DAFTAR PUSTAKA
A.K.H.L, Hendra. 2008. Kajian Kasesibilitas Difabel pada Ruang Publik Kota
Studi Kasus: Lapangan Merdeka. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.
ENAT. 2007. Service and Facilities for Accessible Tourism in Europe.
Greece: ENAT.
Have, Steven Ten., Have, Wouter Ten., dan Stevens, Frans. 2003. Key
Management Models: The Management Tools and Practices that Will
Improve Your Business. Great Britain: Pearson Education.
UNWTO. 2013. Recommendations on Accessible Tourism. Spain: UNWTO.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2004. Standard Toilet Umum
Indonesia. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Kurniawan, Harry., Ikaputra, dan Forestyana, Sandra. 2014. Perancangan
Aksesibilitas untuk Fasilitas Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 Tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
Rahayu, S., U. Dwi., M. Ahdiyana.2013. Pelayanan Publik Bidang
Transportasi bagi Kaum Difabel di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.Proceeding Simposium Nasional ASEAN III.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat.
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
10
LAMPIRAN
1. Penggunaan Dana
No.
Penggunaan
Jumlah
1
Belaja barang non operasional lainnya
-
2
Belanja bahan
3.616.992
3
Belanja perjalanan lainnya
1.085.008
Total
4.702.000
Bukti pengeluaran
11
2. Bukti Pendukung
Dokumentasi diskusi dan simulasi Monev
Dokumentasi observasi
12
Dokumentasi Monitoring dan Evaluasi tingkat Fakultas dan Universitas
13