JURNAL EKONOMI PRODUKSI UCI (1)

PENDAHULUAN
Potensi sektor kelautan dan perikanan yang potensial dikembangkan di
Kabupaten Barru adalah pengembangan budi daya laut, budi daya air payau dan
budi daya air tawar. Budi daya laut yang berpotensi yaitu komoditi rumput laut,
Karamba Jaring Apung (KJA) untuk Budidaya Ikan dan kerang mutiara sepanjang
pantai. Untuk pengembangan budi daya air payau yaitu udang vanamae, udang
windu dan bandeng. Untuk budi daya air tawar yaitu ikan lele, ikan mas dan ikan
nila. Terdapat beberapa produksi pada sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten
Barru yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang tetap dikembangkan antara lain
ikan bandeng, ikan cakalang, ikan kerapu, ikan tuna serta udang windu dan udang
vannamea. Produksi rumput laut juga mulai memberi nilai tambah bagi
masyarakat dengan adanya pengembangan pengolahan makanan yang berbahan
dasar rumput laut. Dilihat dari agroekosistemnya sebagian besar adalah lahan
pantai dan laut, payau serta sebagian wilayah memiliki air tawar, maka kegiatan
yang dapat dikembangkan adalah budidaya tambak, budidaya laut, budidaya air
tawar, penangkapan ikan dan agroindustri hasil perikanan serta berbagai kegiatan
lainnya.
Luas wilayah penangkapan ikan laut pada Tahun 2014 seluas 56.160 Ha,
luas budidaya tambak Tahun 2014 adalah 2.594,31 Ha dan budidaya laut seluas
200 Ha. Komoditi unggulan sektor perikanan dan kelautan adalah produksi udang,
dengan produksi udang windu pada Tahun 2013 sebanyak 197 ton menjadi 199

ton pada Tahun 2014, udang vanamae dari 2420 ton pada Tahun 2013 menjadi
2468,4 ton pada Tahun 2014.
Ekonomi produksi adalah berhubungan dengan pilihan proses produksi
alternatif, seperti pilihan jenis produksi yang akan di lakukan dan lokasi
sumberdaya yang di kuasai. Seberpa jumlah dan jenis yang akan di produksi serta
bagaimana mengkombinasi sumberdaya secara optimal merupakan isi pokok bagi
masalah produksi, baik pada tingkat perusahaan,industri,maupun masyarakat
petani dan nelayan (Aris, 2012).
Faktor-faktor produksi menurut ( Mubyarto, 1972) :
a. Tanah

Tanah merupakan suatu faktor produksi seperti halnya modal dan tenaga
kerja dapat pula di buktikan dari tinggi rendahnya balas jasa (sewa bagi
hasil) yang sesuai dengan permintaan dan penawaran tanah itu dalam
masyarakat dan daerah tertentu. Dalam suatu daerah yang penduduknya
sangat padat dimana jumlah petani penyakap yang memerlukan tanah
garapan jauh lebih besar dari pada persediaan tanah yang ada, maka
pemilik tanah dapat memintah syarat-syarat yang lebih berat dibandingkan
dengan daerah dimana persediaan tanah garapan masih lebih luas.
b. Modal

Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi
tanah dan tenaga kerja menghasilakan barang baru yaitu dalam hal ini hasil
pertanian.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan
keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah di
nilai dalam uang. Memang usaha tani dapat sekali-sekali membayar tenaga
kerja tambahan misalnya dalam tahap penggarapan tanah baik dalam
bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung.
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (faktor-faktor
produksi) dan output (barang dan jasa) persatuan waktu dari suatu perusahaan
(firm) (Benyamin, 2009).
Secara simbolis adalah :
X= f(a, b, c)
Dimana :

x = output

a,b, c = input
Besar kecilnya output yang dapat dihasilkan oleh sesuatu firm tergantung pada :


1. Banyak

faktor-faktor

produksi

yang

dipakai

dan

perbandingan

kombinasinya.
2. Tehnik produksi yang dipakai
Fungsi produksi yang paling populer dalam dalam teori ekonomi adalah
Coub-Douglas production function yang bentuknya sebagai berikut :


Q =A

L

α

Dimana : Q = output
A= koefisien teknologi
L = input tenaga kerja
α

= koefisien elastisitas tenaga kerja

K = input modal
β

= koefisien elastisitas modal

Dalam fungsi produksi Coud-Douglas, diasumsikan produksi dalam
keadaan constan retum to scale yaitu apabila input dinaikkan dua kali lipat, maka

output juga akan meningkat dua kali lipat (Benyamin, 2009).
Analisis regresi menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel sebabakibat. Artinya variabel yang satu akan mempengaruhi variabel lainnya. Besarnya
pengaruh variabel ini dapat di duga dengan besaran yang ditunjukkan oleh
koefisien regresi. Persamaan regresi mungkin dapat dituliskan seperti persamaan
dibawah.
Y = f ( X 1, X 2 , … X 1 , … , X n )
Dimana Y merupakan variabel yang dijelaskan dan X merupakan variabel
yang menjelaskan. Hubungan Y dan X yang searah, dimana X akan selalu

mempengaruhi Y dan tidak mungkin terjadi hal yang sebaliknya. Oleh karena itu
dalam hal model development, maka pemilihan variabel Y dan X harus cermat dan
benar.
Analisis regresi sederhana dalam artian bahwa analisis hanya melibatkan
hubungan dua variabel ekonomi. Dengan demikian, persamaannya dapa ditulis
kembali sebagai berikut :
Y = f (X)

Tujuan dilakukannya praktek lapang ini adalah untuk mengetahui potensi
dan proses ekonomi produksi perikanan tangkap yang ada di Desa....
Kecamatan.....Kabupaten Barru, serta membandingkan antara teori yang

didapatkan di bangku kuliah dengan yang ada di lapangan.
METODELOGI PRAKTEK
Waktu dan Tempat
Adapun pelaksanaan praktek lapang ekonomi produksi dilaksanakan pada
hari Jum’at sampai Minggu, tanggal 28-30 Oktober 2016 yang bertempat di Desa,
Kecamatan, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Data yang
dikumpulkan di lapangan merupakan data primer yang selanjutnya dianalisis
secara deskriptif dan dibandingkan dengan materi yang didapat di mata kuliah
ekonomi produksi. Adapun analisis data yang digunakan dalam praktek lapang
Ekonomi Produksi Perikanan yaitu :
Y = f ( X 1, X 2 , … X 1 , … , X n )
Keterangan :
Y = hasil produksi fisik (matrik)
X1...Xn = faktor-faktor produksi

DAFTAR PUSTAKA
Aris.2012.Teori ekonomi produksi.surabaya: Brilian internasional.
Benyamin, I. M. 2009. Teori Konsumsi dan Produksi. Makassar: Cv. Multi
Global.

Mubyarto.1972.Pengantar ilmu pertanian. Yogyakarta: PT Intermasa.