Keterampilan Proses dan Pendekatan Scien (1)

Analisis Keterampilan Proses Dan Pendekatan Scientific
Dalam pendidikan IPA di sekolah dasar Keterampilan proses sangat diperlukan agar
pendidik nantinya dapat lebih terampil dalam memberikan materi pembelajaran sehingga bukan
hanya memahami materi saja. Oleh karena itu betapa pentingnya keterampilan proses yang dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkan ilmu yang diajarkan kepada anak didik, sehingga
dimasa yang akan datang bangsa kita tidak saja pandai menggunkan IPA tetapi pandai juga
memproduksi IPA. Dengan demikian bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya.
Keterampilan-keterampilan proses itu meliputi :
1. Keterampilan mengobservasi, yang meliputi kemampuan untuk dapat “membedakan”,
“menghitung” dan “ menggukur” termasuk mengukur suhu , panjang , luas, berat, dan
waktu.
2. Keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menggolongkan dan mengurutkan atas
dasar aspek-aspek tertentu, serta kombinasi antara meggolongkan dengan mengurutkan.
3. Keterampilan menginterpretasi, untuk menafsirkan data, grafik, maupun mencari pola
hubungan yang terdapat dalam pengelolaan data.
4. Keterampilan memprediksi, termasuk membuat ramalan atas dasar kecenderungan yang
terdapat dalam pola data yang telah didapat.
5. Keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berfikir deduktif, dengan
menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
6. Keterampilan mengendalikan variable, yaitu upaya untuk mengisolasi variable yang tidak
ditelitisehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variable yang

diteliti.
7. Keterampilan merencanakan, dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi
penentapan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis.
8. Keterampilan menyimpulkan atau inverensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari
pengolahan data.
9. Keterampilan menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau hasil penelitian
kedalam perikehidupan dalam masyarakat.
10. Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa untuk dapat
mengkomunikasikan pengetahuannya, hasil pengamatan, maupun hasil penelitiannya
kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
Menurut kami keterampilan-keterampilan proses tersebut belum efesien, dalam arti masih
ada keterampilan-keterampilan yang memiliki kesamaan dalam proses melaksanakannya.
Diantaranya :
Pertama, antara keterampilan mengklasifikasi dengan keterampilan interpretasi
seharusnya kedua keterampilan tersebut dimuat dalam satu pembahasan, lebih tepatnya
yaitu keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menafsirkan data, kemudian
menggolongkan dan mengurutkan data tersebut serta mengkombinasikannya.

Kedua, antara keterampilan memprediksi dengan keterampilan membuat hipotesis,
seharusnya kedua keterampilan tersebut dimuat dalam satu pembahasan, lebih tepatnya

yaitu keterampilan membuat hipotesis, yang meliputi kemampuan berpikir atau
memberikan dugaan sementara dari data yang telah didapat.
Ketiga, antara keterampilan mengendalikan variabel, keterampilan merencanakan dan
melakukan penelitian, dengan keterampilan menyimpulkan atau inferensi seharusnya
dimuat dalam satu pembahasan, lebih tepatnya yaitu keterampilan menyimpukan, yaitu
membedakan hasil eksperimen dengan dugaan sementara kemudian menarik kesimpulan.
Sehingga keterampilan-keterampilan proses tersebut meliputi:
1. Keterampilan mengobservasi
2. Keterampilan mengklasifikasi
3. Keterampilan membuat hipotesis
4. Keterampilan menyimpilkan
5. Keterampilan menerapkan atau aplikasi
6. Keterampilan mengkomunikasikan
Sedangkan dalam Pendekatan ketempilan scientific dalam proses pembelajarannya
harus menyentuh 3 ranah yaitu sikap,keterampilan dan pengetahuan. selain itu
Pendekatan ketempilan scientific juga lebih menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelaajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan
pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah apabila memenuhi 5
keterampilan atau langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengamati

Dalam pembelajaran dilakukan dengan menentukan objek apa yang akan
diobservasi sesuai dengan obyek yang akan di observasi, menentukan secara jelas
data apa yang perlu di observasi baik primer maupun sekunder , menentukan
obyek yang akan diobservasi dan menentukan secara jelas bagaimana observasi
akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan dengan lancer, lalu
melakukan pencataan hasil observasi.
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginpirasi peserta didik untuk mengembangkan
sikap, keterampilan dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu
pula dia membimbing dan memadu peserta didiknya belajar dengan baik. Krtika
guru menjawab ketika itu pula dia mendorong anak didiknya untuk menjadi
pembelajar yang baik.
3. Menalar
Dalam rangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang di anut dalam
kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didiknya
merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta empiris yang dapat di observasi untuk memperoleh simpulan

berupa pengetahuan. Terdapat 2 cara menalar yaitu penalaran induktif dan
deduktif.

4. Mencoba
Menggabungkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan
pengetahuan . aktifitas pembelajaran yang nyata, antara lain :
1. Menentukan tema atau topic sesuai dengan kompetensi dasar.
2. Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia.
3. Mempelajari dasar teoritis yang relevan.
4. Melakukan dan mengamati percobaaan.
5. Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis dan mnyajikan data.
6. Menyimpilkan atas hasil percobaan.
7. Membuat laporan.
5. Komunikasi
Mengkomunikasikan hasil percobaan atau mempresentasikan hasil percobaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses dan
pendekatan scientific lebih terlihat dari langkah-langkah pembelajannya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan keterampilan proses lebih
terperinci dan jelas namun kurang efisien karena ada beberapa langkah yang
memiliki kesamaan arti, sedangkan pendekatan scientific lebih sedikit langkahnya
dan lebih menekankan kepada soft skill anak atau sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Sehingga peserta didik akan lebih kreatif, aktif, dan
kritis dalam proses pembelajaran.