TUGAS GEOLOGI LAUT PRISMA AKRESI
TUGAS GEOLOGI LAUT
PRISMA AKRESI
NAMA : Muhammad Suryadi
NIM
: 072001400082
Geomorfologi Prisma Akresi
Pembentukan prisma akresi di dasar laut dikontrol oleh aktifitas tektonik sesarsesar naik (thrusting)
yang mengakibatkan proses pengangkatan (uplifting). Proses ini terjadi karena konsekuensi dari
proses tumbukan antar segmen kontinen yang menyebabkan bagian tepian lempeng daerah
tumbukan tersebut mengalami proses pengangkatan. Proses ini umumnya terjadi di kawasan barat
Indonesia yaitu di samudra Hindia.
Pulaupulau prisma akresi merupakan prisma akresi yang terangkat sampai ke permukaan laut
sebagai konsekuensi desakan lempeng Samudera Hindia ke arah utara dengan kecepatan 67
cm/tahun terhadap lempeng Benua AsiaEropa sebagai benua pasif menerima tekanan (Hamilton,
1979). Oleh sebab itulah pengangkatan dan sesarsesar naik di beberapa tempat, seperti yang
terjadi di Kep. Mentawai, Enggano, Nias, sampai Simelueu yang terangkat membentuk gugusan
pulaupulau memanjang parallel terhadap arah zona subduksi (Lubis, 2009). Gambar 5.
memperlihatkan prisma akresi yang naik ke permukaan laut membentuk pulaupulau prisma akresi
di lepas pantai Aceh, sedangkan contoh prisma akresi yang belum naik ke permukaan laut
diperlihatkan pada Gambar 6. yaitu prisma akresi di lepas pantai selatan Jawa. Selain itu proses
pembentukan lainnya yang lazim terjadi di kawasan ini adalah aktifnya patahan (sesar) dan
amblasan (subsidensi) di sekitar pantai sehingga pulaupulau akresi yang terbentuk terpisah dari
daratan utamanya (Cruise Report SO002, 2009).
Prisma akresi merupakan wilayah yang paling rawan terhadap kegempaan karena pusatpusat
gempa berada di bawahnya. Batuan prisma akresi memiliki kekhasan tersendiri yaitu ditemukannya
batuan campuraduk (melange, ofiolit) yang umumnya berupa batuan Skist berumur muda. Sejarah
kegempaan di kawasan ini membuktikan bahwa episentrum gempagempa kuat umumnya terletak
pada prisma akresi ini karena merupakan gempa dangkal (kedalaman
PRISMA AKRESI
NAMA : Muhammad Suryadi
NIM
: 072001400082
Geomorfologi Prisma Akresi
Pembentukan prisma akresi di dasar laut dikontrol oleh aktifitas tektonik sesarsesar naik (thrusting)
yang mengakibatkan proses pengangkatan (uplifting). Proses ini terjadi karena konsekuensi dari
proses tumbukan antar segmen kontinen yang menyebabkan bagian tepian lempeng daerah
tumbukan tersebut mengalami proses pengangkatan. Proses ini umumnya terjadi di kawasan barat
Indonesia yaitu di samudra Hindia.
Pulaupulau prisma akresi merupakan prisma akresi yang terangkat sampai ke permukaan laut
sebagai konsekuensi desakan lempeng Samudera Hindia ke arah utara dengan kecepatan 67
cm/tahun terhadap lempeng Benua AsiaEropa sebagai benua pasif menerima tekanan (Hamilton,
1979). Oleh sebab itulah pengangkatan dan sesarsesar naik di beberapa tempat, seperti yang
terjadi di Kep. Mentawai, Enggano, Nias, sampai Simelueu yang terangkat membentuk gugusan
pulaupulau memanjang parallel terhadap arah zona subduksi (Lubis, 2009). Gambar 5.
memperlihatkan prisma akresi yang naik ke permukaan laut membentuk pulaupulau prisma akresi
di lepas pantai Aceh, sedangkan contoh prisma akresi yang belum naik ke permukaan laut
diperlihatkan pada Gambar 6. yaitu prisma akresi di lepas pantai selatan Jawa. Selain itu proses
pembentukan lainnya yang lazim terjadi di kawasan ini adalah aktifnya patahan (sesar) dan
amblasan (subsidensi) di sekitar pantai sehingga pulaupulau akresi yang terbentuk terpisah dari
daratan utamanya (Cruise Report SO002, 2009).
Prisma akresi merupakan wilayah yang paling rawan terhadap kegempaan karena pusatpusat
gempa berada di bawahnya. Batuan prisma akresi memiliki kekhasan tersendiri yaitu ditemukannya
batuan campuraduk (melange, ofiolit) yang umumnya berupa batuan Skist berumur muda. Sejarah
kegempaan di kawasan ini membuktikan bahwa episentrum gempagempa kuat umumnya terletak
pada prisma akresi ini karena merupakan gempa dangkal (kedalaman