Ekonomi Syariah peluang dan tantangan

adalah bagian dari kehidupan
manusia
yang
berhubungan
dengan
bagaimana
ia
”memperoleh pendapatan” dan
bagaimana
pula
ia
”mempergunakan pendapatan” itu
Bagaimana bagian kehidupan tersebut
diselenggarakan (?), itu pertanyaan kunci
yang menentukan apakah suatu aktivitas
ekonomi berkualifikasi SYARIAH atau tidak

Secara epistemologis, ”Ekonomi
Syariah” dapat dikenali dari sumber
pengetahuan yang melandasinya


Ti
ga
Su
m
ber
Pe
ng
e
ta
hu

Obyek Empiris, yang ditangkap melalui
pengalaman inderawi manusia  Empirisme
Rasio, yang mengidentifikasi,
mengklasifikasi, dan memverifikasi
pengalaman empiris sehingga menghasilkan
3 jenis pengetahuan: Keniscayaan,
Kemungkinan, dan Kemustahilan 
Wahyu,
yang menjadi sumber pengetahuan

Rasionalisme
mengenai realitas di luar jangkauan
pengalaman empiris manusia, seperti Tuhan
dan titah2nya, malaikat, kehidupan sesudah
mati, perhitungan amal, surga, neraka, dll.

Kalau bangunan Ekonomi
KONVENSIONAL (kapitalistik-liberal)
tegak hanya dengan pilar
pengetahuan yang bersumber dari
pengalaman ”inderawi” manusia
(empiris) dan natijah ”rasio”
maka ...
(rasional)
bangunan Ekonomi SYARIAH di
samping menopang dirinya dengan
pengetahuan empiris dan rasional,
juga, dan terutama, meneranginya
dengan sinar pengetahuan (hidayah)
yang bersumber dari ”wahyu” (syariat

Islam)

Jadi dapat dikatakan ...
Ekonomi Syariah
adalah sistem ekonomi yang
bekerja dalam dimensidimensi empirik, rasional,
dan teologis
dan dimensi teologis itulah
sisi substansial yang
membedakannya dengan
Ekonomi Konvensional

MENCIPTA

Alam Besar
(semesta)

Alam Kecil
(manusia)


SUNNATULL
AH

DINULLAH

ALLAH SWT
MENGATUR

TEOLOGI
EKONOMI
SYARIAH

Mengatur
beroperasinya alam
semesta dan
manusia
Dibentang dalam
hamparan alam
Sumber Ilmu
Dunia (Umum)

Kebenarannya
empiris

Mengatur
tingkahlaku
manusia selaku
khalifah Allah di
Diwahyukan
bumi
kepada Rasul
SAW
Sumber Ilmu Din
(Agama)
Kebenarannya
legal-formal

Dalam
perspektif
Dinullah
(Syariah)

,
kelakuan
manusia
dibedakan
menjadi
dua:

Ritus:
Manusia
lazimnya tidak
melakukan
kalau tidak
disuruh (mis
salat, puasa,
Non-Ritus:
dll).
Manusia
lazimnya
melakukan
walau tidak

disuruh (mis
makan, tidur,
terbesar
aktivitas
dll)

SEMUA TIDAK
BOLEH
kecuali yang
disuruh
SEMUA
BOLEH
kecuali yang
dilarang

Bagian
ekonomi berada
di wilayah non-Ritus, dan karena itu
berlaku kaidah ”semua boleh kecuali
yang dilarang”


Syariah
melaran
g
diseleng
garakan
-nya
aktivita
s
ekonomi
yang
memanifestasik
an
Kebatila

Obyeknya: 
(barang/jasa) 
terlarang/haram
Akadnya 
Syarat dan/atau rukunnya 

tidak terpenuhi
tidak 
Ta’alluq dengan akad lain
lengkap
/ cacat
Menabrak 
prinsip ’an 
taradlin 
minkum

Tadlis (unknown to one party)

Melanggar 
prinsip la 
tazhlimun 
wala 
tuzhlamun

Ihtikar (rekayasa pasar 
dalam supply)


Taghrir(unknown to both parties)

Maysir (gambling)

Bay’ Najasy (rekayasa pasar 
dalam demand)
Riba (al­ghunmu bila ghurmi)

Merusak, Boros, Kikir

Dimensi teologis itu tadi
membawa konsekuensi bahwa
secara
ideologis
...
Ekonomi Syariah meletakkan
penyelenggaraan berbagai segi
kehidupan ekonomi manusia dalam
bingkai manifestasi tugas sucinya

sebagai khalifah Allah.
Di seberang sana ...
Ekonomi Konvensional (KapitalisLiberal) membingkai semua itu
dengan sekularisme yang
memberikan tekanan pada
pemenuhan dorongan nafsu manusia
yang tak pernah kenyang

Konsekuensi ideologis itu
membawa perbedaan cara
pandang:
ES = Modal yang
Bumi dan
memadai
semua
EK = Modal yang
isinya
terbatas
Kebutuhan ES = Terbatas
manusia
EK = Tidak terbatas
Orientasi
Prioritas
Ugeran
Dasar

ES = Distribusi
berkeadilan
EK = Maksimalisasi
produksi
ES = Ekonomis+Halal
EK = Ekonomis

Manifestasi konkretnya pada ranah
praksis
... Ekonomi Konvensional (KapitalisKalangan
Liberal) melihat ada gap antara keinginan
manusia yang tidak terbatas dan
sumberdaya yang terbatas. Untuk
menghilangkan gap ini jalan satu2nya
adalah maksimalisasi produksi. Karena itu
kalkulasi statistik seperti GDP (Gross
Domestic Product) dan GNP (Gross National
Product) menjadi penting, tanpa melihat
Sebaliknya
kalangan Ekonomi
Syariah
apakah orang-perorangnya
sejahtera/tidak.
melihat tersedianya sumberdaya yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok 6
miliar penduduk dunia. Masalah yang ada
terpulang pada distribusi yang tidak adil.
Faktor inilah pangkal dari kesenjangan
yang luar biasa yang terjadi antara negara
maju dan Dunia Ketiga.

Dunia kini menyaksikan tontonan tragis di mana
kekuatan kapitalis-liberal dengan instrumen IMF,
World Bank, dan WTO nya terus menghisab darah
dan sumsum negara-negara miskin lewat
pembayaran beban Utang Ribawi ke lembagalembaga global itu.
Dari kawasan sub-Sahara Afrika saja, misalnya,
setiap tahun dana sebesar 2,5 miliar dolar AS
mengalir ke kocek para kreditor internasional,
sementara 40 juta rakyat di kawasan itu
menderita kekurangan gizi.
Maka wajar jika orang waras seperti Dennis
Kucinich (Partai Demokrat AS) mengecam keras
instrumen-instrumen ekonomi kapitalis-liberal
tersebut sebagai lembaga-lembaga penebar
ketidakadilan global.

Sepuluh 1994-1998, kekayaan bersih 200
tahun lalu, orang terkaya di dunia
The United bertambah dari 40 miliar dolar
Nations AS menjadi lebih dari 1 trilun
Aset 3AS
orang terkaya di dunia
Human dolar
Development lebih besar dari GNP 48 negara
Report, 1999, terbelakang
telah 1/5 orang terkaya di dunia
menggambar mengkonsumsi 86% semua
wajah barang dan jasa
perekonomian 1/5 orang termiskin dunia hanya
dunia yang mengkonsumsi kurang dari 1%
tidak adil itu saja
Jadi, akar kemelaratan tak terperikan yang menimpa anak
manusia seperti
di negeri-negeri miskin bukanlah sumberdaya
ekonomiberikut:
yang terbatas, melainkan kerakusan hawa nafsu
yang diperagakan oleh penyembah berhala Kapitalisme
Liberal.

Fakta ini membuat banyak
kalangan menyadari bahwa
Kapitalisme-Liberal telah
dengan paripurna membuktikan
dirinya sebagai model kebijakan
ekonomi dunia yang berbahaya.
Sementara sistem ekonomi
Komunisme sudah nyata-nyata
ambruk, sistem alternatif yang
diharapkan hadir sebagai
penyelamat dunia tinggal satu,
yakni Sistem Ekonomi Syariah.

Seberapa besar
sistem Ekonomi
Syariah mampu
hadir sebagai lawan
seimbang bagi
Kapitalisme global?

Kala lembaga-lembaga keuangan kapitalismeliberal melilit perekonomian dunia …
1963, Ahmad el-Najjar, di Mesir (Afrika),
mendirikan Mit Ghamr Local Saving Bank: bank
simpanan dengan basis profit sharing
1971, Nasir Social Bank menyusul berdiri sebagai
bank komersial bebas bunga.
1973, Filipina menjadi negara kedua yang
mendirikan bank syariah, yakni Phillipine Amanah
Bank
1974, Organisasi Konperensi Islam (OKI)
mendirikan Islamic Development Bank (IDB).
1975 berdiri Dubai Islamic Bank
1977 berdiri Faisal Islamic Bank of Sudan, Faisal
Islamic Bank of Egypt, Kuwait Finance House
1979 berdiri Bahrain Islamic Bank

1981 berdiri Islamic Bank of Jordan
1983, Bank Islam Malaysia Berhard, dan The
Islamic Bank International of Denmark.
1985, Al-Barakah Turkish Finance House, dan
Islamic Bank of Iran.
Selanjutnya, bank syariah terus berkembang ke
Asia, Asia Pasifik, hingga Eropa seperti Inggris,
Swiss, Italia, juga Kanada.
Di luar bank, sistem syariah juga merambah ke
sektor lain seperti asuransi dan pasar modal.
Kini Malaysia, London, dan Singapura kini telah
memproklamirkan diri sebagai pusat keuangan
syariah, dan Sydney Australia segera menyusul.
Di Australia, sistem syariah telah diadopsi oleh
National Finance House, dan Muslim Community
Cooperative of Australia

Bagaiamana
dengan
Indonesia ?
Diawali dengan lahirnya Baitul Mal wat Tamwil pada
1984 di Bandung
Kemudian awal 1990-an berdiri BPR al-Islam di
Lombok NTB, disusul 3 BPR di Bandung, dan 1 di
Aceh. berdiri bank syariah pertama, yaitu Bank
1991,
Muamalat Indonesia (BMI), namun mulai beroperasi
pada
1999,1992
menyusul berdiri Bank Syariah Mandiri (BSM)
2004, berdiri Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI)
Mulai 2001, bank-bank konvensional memasuki
sektor syariah dengan membuka Unit Usaha
Syariah (UUS) seperti Bank Bukopin Syariah, BII
Syariah, Bank Niaga Syariah, HSBC Syariah, BNI
Syariah, BRI Syariah, BTN Syariah, Danamon
Syariah BCA Syariah, dll.

Hingga 2010, sudah berdiri lebih 140 BPR Syariah
1994 Asuransi Takaful lahir mengawali bisnis
asuransi syariah. Hingga 2010 sudah lebih 45
asuransi syariah.
Di wilayah mikro, sekarang sudah lebih dari 3500
BMT turut berperan dalam membangun ekonomi
umat.
Last but not least ...
Walau hanya dalam skala LAB
Pada 8 Mei 2007
Di kampus Wonocolo IAIN Sunan Ampel
Sebagai dan untuk yang pertama di Indonesia
Telah berdiri dan terus berkembang:

Bank Mini Syariah (BMS)

Baru bertumbuh dan terus menggeliat
Kalimat inilah agaknya yang paling cocok untuk
mengartikulasikan fenomena yang tengah terjadi
pada Ekonomi Syariah dewasa ini
Apakah ia akan sanggup berdiri sebagai lawan
yang seimbang bagi Kapitalisme Global ?
Setidaknya untuk kasus Indonesia, jawaban
optimisnya adalah ...

BISA
Dengan catatan, tantangan
substansial yang menghadang bisa
dengan serius diatasi

Tantangan Substansialnya adalah :
Pertama, SDM
Keterbatasan jumlah bankir syariah. Faktor ini
menyebabkan rencana operasi sejumlah bank umum
syariah ditunda.
Bobot Moral heavy SDM syariah yang masih rendah.
Idealnya bobot moral ini 70%, selebihnya baru knowledge
dan appearance.

Kedua, Kapitalisme Syariah
Para kapitalis masuk ke sektor syariah karena ia
menyediakan peluang pasar yang layak dimanfaatkan.
Beberapa bank membuka divisi syariah hanya untuk
nasabah privat yang memiliki dana tak kurang dari Rp
500 juta

Ketiga, Dukungan Pemerintah

Dukungan Pemerintah dirasakan banyak pihak kurang
Optimal

SEKIAN
TERIMA KASIH