LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Completed. docx

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA
ASAM BASA

KELOMPOK 2
- Agung Anugrah
- Ahmad Zaky Zakaria
- Aulia Raihanah
- Chaerul Annas
- Erika Putri
- Irfan
- Muhammad Reza Istiawan
- Siti Nur Annisa

KELAS: XI IPA 4

SMA Negeri 4 Samarinda
Tahun Ajaran 2017-2018

Asam Basa
I.


Tujuan
Untuk mengidentifikasikan larutan asam dan basa dengan menggunakan kertas
lakmus, indikator alami dan indikator buatan.

II.

Dasar Teori
 Pengertian Asam Basa
Kata “asam” berasal dari bahasa Latin “acidus” yang berarti masam. Asam adalah zat

(senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai materi. Basa adalah zat(senyawa)
yang dapat beraksi dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan
basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin.


Teori Asam Basa

Teori Asam-Basa dikemukakan oleh beberapa ilmuwan, salah satunya adalah Teori

Arrhenius yang mengatakan Asam adalah suatu sifat yang mana berupa senyawa yang dapat
melepas ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air, Sedangkan basa merupakan suatu sifat
yang mana berupa senyawa yang dapat melepas ion hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam
air. Reaksi asam basa (reaksi penetralan) adalah reaksi pembentukan H2O dari ion-ion H+
dan OH-.
Teori lainnya dikemukakan yaitu Teori Bronsted-Lowry yang mengatakan asam
berupa senyawa yang dapat memberi proton (H+) kepada senyawa lain, sedangkan basa dapat
menerima proton (H+) dari senyawa lain. Reaksi asam basa adalah reaksi perpindahan proton
dari satu senyawa ke senyawa yang lain.
Teori terakhir yaitu Teori Lewis yang mengatakan Asam adalah senyawa yang dapat
menerima pasangan elektron bebas dari senyawa lain, sedangkan Basa adalah senyawa yang
dapat memberi pasangan elektron bebas kepada spesi (senyawa) yang lain. Reaksi asam basa
adalah adalah reaksi pembentukan ikatan antara asam dan basa.



Sifat Sifat Asam

- Rasanya masam/asam
- Bersifat korosif atau merusak


- Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion H+ atau ion ion hidrogen dan ion sisa
asam yang bermuatan negatif. Peristiwa terurainya asam menjadi ion-ion dapat di tuliskan
sebagai berikut:
HA (aq)
H+(aq) + A-(aq)
- Bila diuji dengan indikator kertas lakmus biru dapat mengubah lakmus tersebut menjadi
merah. Sedangkan jika diuji dengan indikator kertas lakmus yang berwarna merah, kertas
lakmus tersebut tidak akan berubah warna.


Sifat Sifat Basa

- Rasanya pahit
- Bersifat kaustik atau dapat merusak kulit
- Bila dilarutkan dalam air dapat menghasilkan ion OH- atau ion hidroksil dan ion logam atau
gugus lain yang bermuatan negatif. Apabila ion OH- hampir seluruhnya dilepaskan atau
ionisasinya sempurna, maka termasuk basa kuat atau dikatakan memiliki derajat keasaman
yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Secara umum peristiwa peruraian basa menjadi ionion dapat dituliskan sebagai berikut:
BOH(aq)


B+(aq) + OH-(aq)

- Bila diuji dengan indikator yang berupa lakmus merah, maka akan mengubah warna lakmus
tersebut menjadi warna biru, sedangkan dengan kertas lakmus biru, tidak akan mengubah
warna kertas lakmus tersebut.



Indikator Asam Basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah
indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa
buatan dan indikator asam-basa alami.


Indikator Buatan

a. Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang

akan kita sederhanakan menjadi HLit. “H” adalah proton yang dapat diberikan kepada yang

lain. “Lit” adalah molekul asam lemah. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi
kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air.
Lakmus merah akan tetap berwarna merah ketika dimasukkan ke dalam larutan asam,
dan akan berwarna biru ketika dimasukkan kedalam larutan basa sedangkan lakmus biru akan
tetap berwarna biru ketika dimasukkan ke dalam larutan basa, dan akan berwarna merah
ketika dimasukkan kedalam larutan asam.

b. Jingga metil (Methyl orange)
Metil

jingga adalah indikator

pH yang

sering

digunakan


dalam titrasi karena

perubahan warnanya yang jelas dan kontras. Oleh karena ia berubah warna pada pH sedikit
asam, maka biasa digunakan dalam titrasi asam. Tidak seperti indikator universal, metil
jingga tidak memiliki spektrum perubahan warna yang lengkap, tetapi memiliki titik akhir
yang lebih tajam. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada kasus
jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna
jingga terjadi pada pH 3.7 – mendekati netral. Dalam larutan yang agak asam, metil jingga
berubah dari merah menjadi jingga dan sebaliknya jika keasaman larutan bertambah. Seluruh
perubahan warna terjadi dalam kondisi asam.
Dalam kondisi asam berwarna merah, dan dalam kondisi basa berwarna kuning. Metil jingga
memiliki pHa 3,47 dalam air pada 25 °C (77 °F).
c. Fenolftalein
Fenolftalein (phenolphtalein) adalah pewarna yang berperan sebagai indikator pH.
[2]

Fenolftalein adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C20H14O4 dan sering ditulis

sebagai "HIn" atau "pp" dalam notasi singkat. Fenolftalein sering digunakan sebagai
indikator dalam titrasi asam–basa. Untuk aplikasi ini, ia berubah warna dari tak berwarna

dalam larutan asam menjadi merah muda dalam larutan basa.
Fenolftalein sedikit larut dalam air dan biasanya dilarutkan dalam alkohol untuk
digunakan dalam berbagai percobaan. Senyawa ini bersifat asam lemah yang dapat
membebaskan ion H+ dalam larutan. Molekul fenolftalein tidak berwarna, dan ion fenolftalein
berwarna merah muda. Jika basa ditambahkan ke dalam fenolftalein, kesetimbangan molekul

⇌ ion bergeser ke kanan, menyebabkan ionisasi lebih banyak karena pembebasan ion H +. Hal
ini

diprediksi

menurut prinsip

Le

Chatelier.

Fenolftalein

biasanya


digunakan

sebagai indikator keadaan suatu zat yang bersifat lebih asam atau lebih basa Prinsip
perubahan warna ini digunakan dalam metode titrasi. Fenolftalein cocok untuk digunakan
sebagai indikator untuk proses titrasi HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak akan berwarna
(bening) dalam keadaan zat yang asam atau netral, namun akan berwarna kemerahan dalam
keadaan zat yang basa Tepatnya pada titik pH di bawah 8,3 fenolftalein tidak berwarna,
namun jika mulai melewati 8,3 maka warna merah muda yang semakin kemerahan akan
muncul. Semakin basa maka warna yang ditimbulkan akan semakin merah.


Indikator Alami

Indikator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam
basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit
buah, dan dedaunan.
Buah lakum mengandung pigmen antosianin yang peka terhadap derajat keasaman
(pH). Kandungan tersebut membuat buah lakum memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan

sebagai indikator alami dalam proses titrasi basa kuat-asam kuat. Ekstraksi pigmen antosianin
buah lakum dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak yang
diperoleh kemudian digunakan sebagai indiaktor alami pada titrasi basa kuat-asam kuat. Data
yang diperoleh dari hasil titrasi divalidasi dengan hasil titrasi yang dilakukan menggunakan
indikator sintetis. Indikator sintetis yang digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini
yaitu indikator fenolftalein (pp). Hasil yang diperoleh pada titrasi basa kuat-asam kuat
menggunakan ekstrak metanol buah lakum mempunyai rentang pH sebesar 9,81-4,25
menunjukkan perubahan warna yang tajam dengan nilai standar deviasi (SD) yaitu 0,141
III.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut.
Alat:
 Gelas Kimia
 Pelat Ukur
 Pipet Tetes
 Mortar dan Pastle
 Kertas Lakmus Merah & Biru
Bahan:
 Larutan Cuka










IV.

Larutan Garam
Larutan Obat Maag
Air Jeruk
Alkohol
Air (Aquades)
Buah Lakum
Metil Orange
Fenolftalein


Prosedur Kerja
Percobaan I: Menggunakan Kertas Lakmus Merah & Biru
1. Disiapkan larutan cuka, larutan garam, air kapur, air jeruk, dan obat maag.
2. Disiapkan pelat ukur, kemudian masukan larutan dari bahan-bahan tersebut (obat
maag ditumbuk menggunakan mortal dan pastle kemudian diberi air hingga
menjadi larutan)
3. Disiapkan kertas lakmus biru dan merah, kemudian letakkan kertas lakmus pada
sampel yang ada pada pelat ukur.
4. Amatilah perubahan kertas lakmus tersebut, lalu catat hasil pengamatannya.

Percobaan II: Menggunakan Indikator Buatan yaitu Fenolftalein dan Metil Orange.
1. Disiapkan larutan cuka, larutan garam, air kapur, air jeruk dan larutan obat maag.
2. Disiapkan pelat ukur yang sudah dibersihkan, kemudian masukan larutan larutan
tersebut masing-masing sebanyak dua sampel.
3. Disiapkan Fenolftalein dan Metil Orange sebagai indikator buatan, kemudian
teteskan dua indikator tersebut kedalam sampel-sampel yang telah disiapkan.
4. Amatilah perubahan warna pada sampel larutan tersebut setelah diteteskan
indikator buatan, kemudian catatlah hasil pengamatannya.
Percobaan III: Menggunakan Indikator Alami yaitu Buah Lakum
1. Direndam buah lakum pada gelas kimia dengan menggunakan Alkohol 70%.
2. Didiamkan selama kurang lebih 30 menit (lebih baik jika direndam semalaman).
3. Disiapkan larutan cuka, larutan garam, air kapur, air jeruk dan larutan obat maag.
4. Diteteskan larutan buah lakum yang sudah direndam tersebut menggunakan pipet
tetes kedalam sampel-sampel yang sudah disiapkan.
5. Amatilah perubahan warna pada sampel larutan tersebut setelah diteteskan
indikator alami, kemudian catatlah hasil pengamatannya

V. Hasil Pengamatan
Percobaan I: Menggunakan Kertas Lakmus Biru dan Merah

N
o
1
2
3
4
5

Kertas Lakmus
Biru
Merah
Merah
Merah
Biru
Biru
Merah
Merah
Biru
Merah
Biru
Merah

Bahan
Cuka
Air Kapur
Air Jeruk
Obat Maag
Larutan Garam

Keterangan
Asam
Basa
Asam
Netral
Netral

Percobaan II: Menggunakan Indikator Buatan yaitu Fenolftalein dan Metil Orange
N
o

Bahan

1
2
3
4
5

Cuka
Air Kapur
Air Jeruk
Obat Maag
Larutan Garam

PP
TB
Pink
TB
TB
TB

Indikator Buatan
Trayek
MO
PH
≤ 8,3
M
≥10,0
K
≤ 8,3
M
≤ 8,3
K
≤ 8,3
K

Trayek
PH
≤ 3,1
≥ 4,4
≤3,1
≥ 4,4
≥ 4,4

Keterangan
Asam
Basa
Asam
Basa
Basa

Ket. TB= Tidak Berwarna, M= Merah, dan K= Kuning
Percobaan III: Menggunakan Indikator Alami yaitu Buah Lakum
N
o
1
2
3
4
5
VI.

Bahan
Cuka
Air Kapur
Air Jeruk
Obat Maag
Larutan Garam

Indikator Alami
Buah Lakum
Pink
Hijau Telur Asin
Pink Tua
Hijau
Ungu

Keterangan
Asam
Basa
Asam
Basa
Netral

Pembahasan
Pada awal praktikum, kami diarahkan untuk mengambil gelas kimia. Gelas kimia

digunakan untuk merendam buah lakum yang telah kami siapkan. Setelah mengambil gelas
kimia, kami diarahkan untuk memasukan buah lakum tersebut kedalam gelas kimia dan
menuangkan alkohol sampai buah lakum tersebut tenggelam kemudian didiamkan selama
beberapa menit.
Pada saat memulai percobaan pertama, kami diarahkan untuk mengambil pelat ukur,
kami tidak tahu apa itu pelat ukur. Kemudian, kami diberitahu bagaimana bentuk pelat ukur

tersebut. Lalu, kami diarahkan untuk memasukan bahan bahan yang kami bawa kedalam
pelat ukur tersebut. Setelah itu, kami diarahkan untuk mengidentifikasi bahan-bahan tersebut
dengan menggunakan kertas lakmus biru dan merah. Pada saat dimasukan di larutan cuka
kertas lakmus merah menjadi tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah warna
menjadi merah yang berarti larutan tersebut bersifat asam. Pada saat dimasukan di air kapur
kertas lakmus merah berubah menjadi biru dan kertas lakmus biru tetap berwarna merah yang
berarti larutan tersebut bersifat basa. Pada saat dimasukan di air jeruk kertas lakmus merah
menjadi tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah yang
berarti larutan tersebut bersifat asam. Pada saat dimasukan di larutan obat maag kertas
lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang berarti
larutan tersebut bersifat netral. Pada saat dimasukan di larutan garam kertas lakmus merah
tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang berarti larutan tersebut
bersifat netral. Dan percobaan pertama pun selesai. Setelah dikoreksi, ternyata kami kurang
tepat mengidentifikasi larutan obat maag, larutan obat maag tersebut bersifat basa.
Sebelum percobaan kedua, kami membersihkan pelat ukur yang telah dipakai tadi.
Kami diarahkan lagi untuk memasukan bahan bahan yang telah kami bawa tetapi dengan dua
sampel dalam satu bahan, jadi total sampel ada sepuluh sampel. Kemudian, guru kami
meneteskan Fenolftalein dan Metil Orange pada masing masing sampel. Ketika larutan cuka
diteteskan Fenolftalein, larutan cuka menjadi tidak berwarna dan ketika diteteskan Metil
Orange larutan cuka berubah warna menjadi merah yang berarti larutan cuka tersebut bersifat
asam. Ketika air kapur diteteskan Fenolftalein air kapur berubah warna menjadi merah muda
atau pink dan ketika diteteskan Metil Orange air kapur berubah menjadi kuning yang berarti
air kapur tersebut bersifat basa. Ketika air jeruk diteteskan Fenolftalein, larutan cuka menjadi
tidak berwarna dan ketika diteteskan Metil Orange air jeruk berubah warna menjadi merah
yang berarti air jeruk tersebut bersifat asam. Ketika larutan obat maag diteteskan Fenolftalein
larutan obat maag berubah warna menjadi merah muda atau pink dan ketika diteteskan Metil
Orange larutan obat maag berubah menjadi kuning yang berarti larutan obat maag tersebut
bersifat basa. Ketika larutan garam diteteskan Fenolftalein larutan garam berubah warna
menjadi merah muda atau pink dan ketika diteteskan Metil Orange larutan garam berubah
menjadi kuning yang berarti larutan garam tersebut bersifat basa. Setelah dikoreksi, ternyata
larutan garam tersebut bersifat netral bukan basa.
Pada percobaan ketiga, kami menggunakan indikator alami yaitu buah lakum. Kami
memasukan kembali sampel-sampel yang tadi digunakan pada percobaan pertama dan
kedua ,pada pelat ukur yang sudah dicuci. Kami menggunakan pipet tetes untuk mengambil

larutan buah lakum yang sudah didiamkan tadi. Ketika larutan cuka diteteskan dengan
indikator alami tersebut, larutan cuka berubah warna menjadi pink. Ketika air kapur
diteteskan dengan indikator alami tersebut, air kapur berubah warna menjadi hijau telur asin.
Ketika air jeruk diteteskan dengan indikator alami tersebut, air jerk berubah warna menjadi
pink tua. Ketika larutan obat maag diteteskan dengan indikator alami tersebut, larutan obat
maag berubah warna menjadi hijau. Ketika larutan garam diteteskan dengan indikator alami
tersebut, larutan garam berubah warna menjadi ungu.
VII.
a.
b.
c.
d.
e.

Kesimpulan
Larutan cuka bersifat asam karena mengandung ion (H+)
Air kapur bersifat basa karena mengandung ion (OH-)
Air jeruk bersifat asam karena mengandung ion (H+)
Larutan obat maag bersifat basa karena mengandung ion (OH-)
Larutan garam bersifat netral karena tidak mengandung ion (H+) dan (OH-)

VIII.

Saran
Sebaiknya laboratorium memiliki alat-alat yang lengkap dan memadai serta bahan
praktikum yang lengkap pula.

Lembar Pengesahan

Guru Mata Pelajaran

Maria Ulfah, S.Pd.
NIP. 19810821 200312 2 007

Samarinda, Januari 2018
Ketua Kelompok

Erika Putri
NIS. 0010259848

DOKUMENTASI