Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan 1992-2002

BAB II
LATAR BELAKANGPUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT PPKS MEDAN

2.1 Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan
Perkebunan di Sumatra Timur bukan hanya memproduksi tembakau saja
tetapi juga memproduksi karet, kelapa sawit, kopi, teh dan tanaman lainnya. Sehingga
pada saat itu banyaknya jenis perkebunan dan permasalahan lahan dan juga halnya
permasalahan buruh, maka didirikanlah Algemeene Vereeniging van Rubberplanters
ter-Ooskust van Sumatera atau biasa disingkat AVROS, yakni organisasi
perhimpunan pengusaha perkebunan karet di Sumatra Timur yang didirikan pada
tahun 1910 oleh para pengusaha perkebunan karet. Pendirian dari perhimpunan ini
ternyata dianggap sangat penting dan bermanfaat tidak hanya bagi para pengusaha
perkebunan tetapi juga pemerintah kolonial, yang pada awalnya untuk mengatasi
permasalahan buruh

pada di perkebunan Sumatera Timur.Sejalan dengan

pertumbuhan dan kemajuan perkebunan di Sumatra Timur, munculah beberapa
masalah seperti sengketa tanah dan kekurangan para pekerja buruh di perkebunan.
Buruh merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi perkebunan,11
sehingga pada waktu itu banyak para buruh didatangkan dari Cina, maupun

masyarakatpribumi yakni dari daerah pulau Jawa.Pada tahun 1916 AVROS mulai
membangun lembaga tempat penelitian yang bernamaAssociationProefstation der
11

Mubyarto, dkk,Tanah dan Tenaga Kerja Perkebunan : Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta:
Penerbit Aditya Media, 1993, hal. 103

14
Universitas Sumatera Utara

AVROS yang merupakan lembaga penelitian perkebunan karet untuk meneliti dan
mengurusi segala keperluan perkebunan milik mereka sendiri. Akan tetapi
Association

Proefstation der AVROS pada tahun 1916 yang semula melakukan

penelitian tanaman karet, dalam perjalanannya mulai melakukan penelitian komoditi
kelapa sawit sejalan dengan bermulannya penanaman kelapa sawit di Sumatera
Timur.
Sebelum memasuki periode pasca kemerdekaan Indonesia, AVROS juga

terkena dampak dari pendudukan Jepang perhimpunannya dibekukan, sedangkan
lembaga penelitiannya tetap di gunakan tetapi namanya diubah menjadi Gunseibu
Medan Nogyo Kenkyusio.12 Memasuki pada tahun 1958 banyaknya peninggalan
perusahaan-perusahaan belanda yang ada ketika itu membuat pemerintah mempunyai
jalan keluar yakni, yang dipikirkan untuk mengakhiri dominasi perusahaan Belanda
ialah dengan jalan melakukan nasionalisasi.13
Setelah dilakukannya tersebut,AVROS baru berubah namanya menjadi
Gabungan Pengusaha Perkebunan Sumatera disingkat GAPPERSUatau dalam bahasa
Inggris disebut Sumatra Planters Association (SPA) yang pada saat itu dipimpin oleh
Manis Manik pada tahun 1 Februari 1958. Setelah menjadi GAPPERSU, anggota
AVROS tidak lagi hanya berasal dari Sumatera Utara dan Aceh, tetapi meluas hingga
12

Sjafrul Latif dan Hendra Purba, 90 Tahun Penelitian Kelapa Sawit Indonesia, Medan:
PPKS,2007, hal. 32
13

Kanumoyoso, Bondan, Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2001, hal. 25


15
Universitas Sumatera Utara

daerah Sumatera Barat dan Jambi.Dengan demikian beberapa lembaga-lembaga yang
berada didalamnya ikut juga berubah, seperti lembaga perekrutan buruh maupun juga
dengan lembaga penelitian AVROS yakni Association Proefstation der AVROS
(APA) berubah menjadi Research Institute of Sumatera Planters Association
(RISPA) setelah diambilalihkan oleh pemerintah Indonesia,nama RISPA pun yang
pada saat itu terkenal dengan namanya hingga sekarang. Selanjutnya perubahan
berikutnya status kepemilikan RISPA ditempatkan dibawah Menteri Pertanian
Indonesia dan dibawah badan kordinasi perkumpulan dan perkebunan,.RISPA pada
saat itu sebagai tempat penelitian perkebunan berubah nama menjadi Balai Penelitian
Perkebunan Medan (BPPM) pada tahun 1968 akibat kepemilikan RISPA yang
berubah.
Pada November 1987 Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta. BPP Medan ditempatkan dibawah koordinasi
AP3I. Pada perubahan tersebut BPP Medan dirubah menjadi Pusat Penelitian
Perkebunan (Puslitbun) Medan dan sejalan dan bertahan sampai terlaksananya
penggabungan antara Puslitbun Medan dengan Puslitbun Marihat dan Bandar Kuala
nantinya.14Sebelum terlaksananya penggabungan Puslitbun yang diatas, sebelumnya

dilakukan penyatuan Puslitbun Marihat yang berada diSimalungun dengan Puslitbun
Bandar Kuala yang berada di Deli Serdang.Sejalan dengan tuntutan efisiensi dalam
penelitian perkebunan dan juga tantangan untuk kedepan kelaknya, maka AP3I yang

14

Sjafrul Latif dan Hendra Purba, Op. Cit. hal. 33-34

16
Universitas Sumatera Utara

merupakan pengelola dua Puslitbun tersebut melakukan reorganisasi pusat-pusat
penelitian yang dibawahinya sendiri.Pada bulan Februari 1992, Pusat Peneltian
Perkebunan Marihat dan Pusat Penelitian Perkebunan Bandar Kuala digabung untuk
reorganisasi maka menajdi Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala,
dengan mandat penelitian dan pengembangan kelapa sawit dan kelapa.Adapun pada
masa tahun 1992 tersebut merupakan tahun-tahun yang disebut masa transisi
penggabungan dua Puslitbun, sebelum terjadinya penggabungan dengan Puslitbun
Medan.15 Dua Puslitbun ini dahulunya merupakan pengambilalihan perusahaan milik
Belanda oleh Pemerintah Indonesia dan dijadikan Pusat Penelitian Perkebunan.

Mengenai Puslitbun Marihat, sesuai dengan intruksi Dewan Penyantunan dan
Pembina AP3I, maka pada tahun 1981 nama Marihat Research Station diganti
menjadi Pusat Penelitian Marihat (PPM). Pada bulan November 1989 telah didirikan
Asosiasi Penelitian Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I), maka terhitung
pula mulai dari Januari 1990 nama Pusat Penelitian Marihat kembali lagi diubah
menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Hal ini berkenaan dengan didirikan
tadi AP3I yang menjadi induk dan pengelolanya Puslitbun Marihat. Tugas dan bidang
kerja Puslitbun Marihat pada tahun setelah didirikan yakni 1989 adalah mengadakan
penelitian dibidang kelapa sawit, baik pra maupun pasca panen, disamping itu juga,

15

Hasil wawancara dengan Bapak Harfano Arrasyid, kepala bidang publikasi. pada tanggal 17
Januari 2017.

17
Universitas Sumatera Utara

Puslitbun ini juga mengadakan penyediaan bahan tanaman kelapa sawit pada saa
itu.16

Pada saat itu tujuan dan strategi Puslitbun Bandar Kuala antara lain,
pemberian jasa yang segera dan langsung menunjang pengembangan industri kelapa
dalam bentuk spervisi, survey tanah, advisory dan lain sebagainya. 17 Maka dari itu
hal inilah yang bakal terciptanya Puslitbun Bandar Kuala yang pada awal mulanya
bernama Pusat Penelitian Kelapa, pendirian Pusat Penelitian Kelapa karena tanaman
tersebut merupakan tanaman penting bagi masyarakat Indonesia khususnya yang tak
dapat dipisahkan dari sosial dan budaya masyarakat kita. Mengenai Puslitbun Bandar
Kuala, pada tahun 1981 PT. Perkebunan Negara sebagai agent of deveploment18
perkebunan diinstruksikan pemerintah untuk turut mengembangkan perkelapaan.
Setelah

dilakukan

penggabungan

dua

Puslitbun

tersebut,


maka

digabungkanlah dengan Puslitbun Medan, selanjutnya pada saat perubahan nama
menjadi PPKS sesuai dengan surat keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I
No. 084/Kpts/DPH/X11/92 tentang penataan pengelolaan unit pelaksana penelitian di
lingkungan AP3I, maka dibentuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
berkedudukan di Medan, yang merupakangabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan
Medan dengan Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala.Pada saat menjadi
16

Laporan Tahunan Puslitbun Marihat-Bandar Kuala tahun 1991, hal. 3
Ibid., hal. 4
18
Agent of Development merupakan wadah sebagai tempat agen pembangunan suatu objek.
Disini maksud dari agen of development yakni pada saat itu pemerintah melalui PT. Perkebunan
Negara sedang giat menanam tanaman kelapa, ketika perkembangan tanaman itu sangat dibutuhkan
atau sedang banyak ditumbuhi waktu itu.
17


18
Universitas Sumatera Utara

Pusat Penelitian Kelapa Sawit mempunyai pimpinan yang diketuai pada saat itu
olehKabul Pamin. Pendirian menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit tidak terlepas
dari hal untuk menjaga efisiensi, penataan pengelolaan dan tumpang tindih penelitian.
Didirikannya Pusat Penelitian Kelapa Sawit tidak terlepas berkembangnya komoditi
tanaman kelapa sawit yang berkembang pada tahun1970an dan permintaan akan
adanya peneltian yang dapat mengurus segala aspek kelapa sawit. Mengingat
lembaga ini dahulunya merupakan lembaga penelitian komoditi karet dan juga
tanaman lain seperti kelapa, kakao, kopi teh dan lain-lain.
Untuk lokasi keberadaan kantor Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
medan, berada di Jalan Brigjend Katamso No.51 Kecamatan Medan Maimun, kota
Medan lokasi tersebut juga sangat dekat dengan bekas Bandara Polonia Medan.Untuk
lokasi perkebunan dan kebun percobaan milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Medan tersebar di seluruh Sumatera Utara maupun didaerah lainnya.
2.2 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan (PPKS)
Sebuah organisasi juga harus menpunyai struktur atau tatanan dan sistem yang
berada didalamnya, hal ini untuk menunjang keberlansungan sebuah organisasi yang
dijalankan untuk tetap bisa berjalan dengan baik dan benar.Maka sebuah struktur

organisasi sangat diperlukan dan dibuat untuk menunjang aktivitas didalamnya.Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan juga mempunyai struktur didalamnya agar

19
Universitas Sumatera Utara

dapat berkerja baik sesuai dengan yang telah ditentukan didalamnya, adapun struktur
organisasi adalah.
Bidang-bidang kerja yang berada di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jabatanjabatan yang ada berdasarkan struktur organisasi pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Medan memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Direktur
Berfungsi memimpin Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan untuk
melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan komoditi Perkebunan Kelapa
Sawit dan sebagai penanggung jawab kegiatan Penelitian dan pengembangan sesuai
dengan yang ditetapkan rapat anggota.Adapun tugas – tugas Direktur adalah sebagai
berikut:
a. Mengarahkan kebijakan penelitian dan pengembangan, komoditi perkebunan
Kepala Sawit maupun tanaman perkebunan lainnya bila perlu serta Membina
seluruh jajaran unit kerja dalam mencapai maksud dan tujuan PPKS Medan.
b. Mengelola kegiatan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dan

bertindak atas nama Pusat Penelitian Kelapa Sawit dalam melakukan
hubungan dengan pihak luar untuk menjamin terselenggara fungsi Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

20
Universitas Sumatera Utara

c. Mengupayakan kemandirian dalam mengatasi sumber daya alam dan sumber
dana sesuai dengan AD dan ARTAP3I yang bertindak selaku induk dan
pengelola PPKS untuk disahkkan.

2. Kepala Biro Pelayanan
Adapun fungsi tugas dari biro pelayanan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Medan adalah:
a. Melayani segala kebutuhan penelitian terhadap perkebunan kelapa sawit yang
ada di Sumatra Utara maupun di Indonesia.
b. Sebagai tempat jasa, tata usaha, pemberian bibit bahan tanaman dan
laboratorium penelitian, perpustakaan kelapa sawit.
c. Membantu permasalahan perkebunan yang dapat dipecahkan dengan seksama


3. Kepala Urusan Administrasi/SDM
Berfungsi membantu di bidang hukum yang bertanggung jawab kepada
Kepala Bagian Personalia. Adapun tugas Kepala Urusan SDM adalah sebagai berikut:
a. Menjadi pengacara penasehat hukum untuk dan atas nama perusahaan dan
karyawan.
b. Menghubungi instansi lain yang ada kaitannya dengan masalah hukum.
c. Melakukan tata usaha di bidang hokum

4. Kepala Usaha Rumah Tangga

21
Universitas Sumatera Utara

Berfungsi membantu di bidang kerumah tanggaan yang bertanggung jawab
kepada kepala bagian administrasi. Tugas kepala sub bagian kerumahtanggaan
adalah:
a. Memelihara gedung-gedung dan rumah
b. Membetulkan dan memperbaiki gedung, rumah dan fasilitas lainnya
c. Melakukan ketatausahaan.
d. Memelihara kebersihan halaman

5. Kepala Bidang Usaha
Adapun tugas dari biro bidang usaha adalahsebagai berikut:
a. Membuat garis besar sistem atau metode pelaksanaan kegiatan bidang usaha
dan pengendalian.
b. Memimpin dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan kelompok
usaha.
c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup
bidang usaha.
d. Meningkatkan produktivitas Kelapa Sawit di lingkup bidang usaha.
e. Mengajukan usulan program pengembangan usaha, jasa peayanan konsultasi
dan jasa laboraturium, program pelatihan dan promosi serta pengembangan /
pembangunan Kelapa Sawit yang baru.
f. Mengusulkan rencana perubahan teknis untuk mencapai efektifitas

22
Universitas Sumatera Utara

dan efisiensi pelaksanaan kegiatan usaha.
g. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil akhir kegiatan dibidang kepada
direktur.

6. Kepala Unit Usaha Marihat
Unit Usaha Marihat memiliki tugas sebagai berikut:
a. Membuat garis besar system metode pelaksanaan kegiatan operasional dan
pengendalian diseluruh wilayah kerja.
b. Merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
operasional di wilayah kerja.
c. Mempersiapkan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja lingkup
marihat.
d. Membantu kegiatan operasional unit usaha produksi dan kegiatan peneliti.
e. Mengajukan usulan perluasan bidang usaha dan rencana perubahan teknis dan
pencapaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan operasional.

7. Kepala Unit Usaha Medan
Berfungsi sebagai pengelola dan pengawas pelaksanaan.Adapun tugas-tugas unit
usaha Medan adalah sebagai berikut:
a. Pengawasan seluruh kebun lingkup unit usaha Medan.

23
Universitas Sumatera Utara

b. Membantu dan menerima tugas yang berkaitan dengan unit usaha Medan dan
untuk kepala bidang usaha.
c. Melakukan pengawasan/menilai kepegawaian, pengendalian pelaksanaan di
lingkup unit usaha Medan.
d. Melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan operasional kebun lingkup
usaha medan dengan tujuan efisiensi dan efektifitas .
e. Pengawasan pelaksanaan kontrak perjanjian kerja pemeliharaan tanaman di
kebun lingkup unit usaha Medan.

8. Manajer Pengembangan Usaha Promosi ( PUP )
Adapun manajer pengembangan usaha dan promosi berfungsi sebagai berikut:
a. Manajer PUP berfungsi sebagai pengelola dan pengawas pelaksanaan tugas
sepuluh kegiatan penanggung jawab meliputi administrasi, pameran,
pelatihan/ training, teknologi informasi, publikasi, perpustakaan, pustekinfo
dan waralaba, kompos.
b. Membantu kepala bidang usaha dalam mengelola semua kegiatan yang
berkaitan dengan sumber dana yang ada lingkup pengembangan usaha dan
promosi meliputi sumber daya manusia, keuangan dan fasilitas serta
menyusun

rencana

kegiatan

dan

anggaran

mengusulkan

24
Universitas Sumatera Utara

pengadaan/penambahan karyawan yang diperlukan di lingkup bidang serta
mutasi bawahan.
9. Asisten Direktur bidang Pra Panen dan Pasca Panen
Adapun fungsi dari asisten direktur dalam bidang pra panen dan pasca panen adalah
sebagai berikut:
a. Mencakup dan melayani penelitian yang akan diteliti dan dibahas bersama,
yakni dengan para peneliti dan asisten.
b. Mengetahui kendala dan kemajuan yang didapat selama penelitian ketika pra
panen maupun ketika pasca panen itu sendiri.
Karyawan

sebuah

perangkat

didalam

organisasi

perusahaan

yang

menggerakkan aktivitas dan roda keberlangsungan yang dapat memajukan
perusahaan tersebut.Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan mempunyai pegawai
dan karyawan yang tersebar mulai dari jabatan tingkat atas maupun jabatan yang
rendah, itu semua mempunyai peranannya masing-masing dimana telah ditentukan
sebelumnya.Untuk melakukan kegiatan di lingkungan Pusat Penelitian Kelapa Sawit
PPKS Medan dipimpin oleh seorang Direktur I yang mnejadi orang yang
menanggungi segala urusan dan sebagai kepala penanggung jawab umum dibantu
oleh Direktur II yakni sebagai penanggung jawab penelitian dan pengembangan, ini
juga bisa disebut dengan wakli direktur.

25
Universitas Sumatera Utara

Dalam melaksanakan kegiatan para pimpinan yang diatas juga dibantu oleh
asisten-asisten yang berada dibawahnya, seperti untuk melaksanakan kegiatan
penelitian dan pengembangan, direktur dibantu oleh asisten direkur pra panen dan
asisten direktur pasca panen. Dalam kegiatannya, bidang penelitian dikoordinasikan
untuk masuk kedalam kelompok peneliti (kelti) yang diketuai oleh seorang ketua
kelompok peneliti pra panen maupun pasca panen.19 Lalu selanjutnya diikuti oleh
bidang-bidang lainnya seperti bidang biro umum, bidang masalah urusan
administrasi, bidang biro pelanyanan. Itu semua saling berkaitan satu sama lainnya
yang saling membantu dalam segala proses kegiatan-kegiatan di Pusat Penelitian
Kelapa Sawit PPKS Medan.Didalam melaksanakan kegiatan dan keberlangsungan
Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS Medan merupakan lembaga yang

sumber

pendapatannya diproleh dari dari hasil produksi, penjualan kecambah maupun bibit,
serta dukungan dari lembaga yang berada di atas naungannya.

19

Laporan Tahunan Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS tahun 1994, hal. 10

26
Universitas Sumatera Utara