Proyeksi Pembibitan Kelapa Sawit Pada Tahun 2012 Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

(1)

PROYEKSI[PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2012 DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT

(PPKS)

TUGAS AKHIR

CITRA ASTILIYANI

052407023

PROGRAM STUDI D-3STATISTIK

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

SURAT PERNYATAAN

PROYEKSI PEMBIBITAN KELAPASAWIT PADA TAHUN 2012 DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT

(PPKS)

Demikianah hasil Tugas Akhir saya ini saya,saya buat sendiri kecuaiada beberapa ringkasan dan kutipan yang dimbil dari masing-masing sumbernya yang telah disebutkan didalam isi Tugas Akhir saya ini.

MEDAN, Mei 2008

Penulis

NIM:052407023


(3)

PERSETUJUAN

Judul : Proyeksi Pembibitan Kelapa SawitPada Tahun

2012Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Katagori : Tugas Akhir

Nama : Citra Astililiyani

Nomor Induk Mahasiswa : 052407023

Program Studi : Diploma(D-3) Statistik

Departemen : Matematika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Universitas Sumatera Utara.

Diluluskan di Medan, Juni 2008

Diketahui Disetjuioleh

Departemen MatematikaFMIPA USU

Ketua Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M. Sc

NIP: 131 796 149 NIP : 131 796 149


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTatas berkat dan Rahmat Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik sebagaimanayang diharapkan.

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Saib Suwilo, M. Sc, selaku pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panuna ringkas dan pada serta professional telah diberikan kepada penulis, Agar penulis didalam menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Ucapan terimakasih juga diajukan kepada ketua dan Seketaris Departemen Matematika yaitu bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc, dan Drs, Hendri Rani Sitepu, M.Si. Dekan dan pembantu dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Semua Dosen pada Departemen FMIPA USU,Dan Pegawai FMPIA USU. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada PPKS yang mana telah memberikan izin, arahan, dan waktunya kepada penulis dalam pengumpulan data mengenai tingkat Produksi Bibit Sawit,Semua teman-teman diprogram Studi D-3 Statistik,Khususnya di Kls Stat A yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Akhirnya tidak terlupakan juga kepada Seluruh Keluarga yang selalu memberi sport dan do’anya kepada penulis yaitu Ayahanda ( Jumchayri ), Ibunda ( Suwarina), kakak ( Andriani), serta adik ( uci ), dan semuanya yang selama ini telah memeberikan antuan dan dorongan kepada penulis.


(5)

Semoga TuhanYang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Amin Ya Robbal’aamin.

Medan, 22 Juni 2008 Penulis

NIM: 052407023 CITRA ASTILIYANI


(6)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PERNYATAAN

PENGHARGAAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 1

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Maksud Dan Tujuan ... 4

1.5Metodelogi Peneitian ... 5

1.6Tinjauan Pustaka ... 6

1.7Organisasi Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Produksi ... 10

2.2 Uji Kecukupan Sampel ... 10

2.3 Peramalan ... 11

2.3.1 Pengertian Peramalan ... 11

2.3.2 Jenis- jenis Peramalan ... 11

2.3.3. Langkah –langkah Pramalan ... 13

2.3.4 Manfaat Peramalan ... 14

2.4 Metode Analisa ... 15

2.4.1 Metode Laju Pertumbuhan Geometri ... 15

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 16

3.1 Sejarah Berdinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit ... 16

3.2 Produk dan Jasa ... 18

3.2.1 Produk Hasil Penelitian ... 18


(7)

3.2.3 Pemesanan Benih Kelapa Sawit ... 21

3.2.4 Harga Produk PPKS ... 22

3.2.5 Pusat Teknologi dan Informasi Kelapa Sawit ... 23

3.2.6 Warlaba ... 23

BAB IV PENGOLAHAN DATA. ... 25

4.1 Perhitungan Jumlah Produksi……… ... 25

4.2 Metode Peramaan Yang Digunakan ……… ... 26

4.3 Sawit ………. ... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… ... 29

5.1 Kesimpulan ……… ... 29

5.2 Saran ……… ... 29 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Produksi Bibit Kelapa Sawit Di PPKS 1999-2007 ... 25 Tabel 2. Data Produksi Bibit Sawit Di PPKS Tahun 1999-2007 ... 26


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu pikiran atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk waktu yang akan datang seperti proyeksi bibit kelapa sawit untuk 5 tahun yang akan datang.

Dimana hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkat resiko dari kesalahan, maka perlu kiranya asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, didukung oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan perusahaan dimasa depan secara objektif, yakni dengan didasari atas data yang relevan dari waktu ke waktu pada masa lalu untuk memproyeksikan kedepan agar diperlukan informasi dan data yang mendekati kenyataan yang akan datang.

Kualitas dan hasil proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin bila di rumuskan Error = hasil proyeksi – kenyataan

Jadi bila eror kecil atau bahkan mendekati nol maka proyeksi tersebut dapat dikatakan sebagai ramalan yang baik jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produk-produk tersebut.

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau peranan yang menunjukkan hubungan antara faktor-faktor dan tingkat produksi yang diciptakan. Jadi dikaitkan dengan masalah manajemen maka proyeksi dapat digunakan sebagai berikut :


(11)

1. Dasar evolusi, apakah realisasi hasil kerja dilapangan sesuai dengan proyeksi yang telah diciptakan, kurang dari itu atau melampaui, kalau proyeksi tidak tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkannya, untuk itu semua diperlukannya data yang analisa.

2. Alat perencanaan terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar bisa diketahui dengan segera kesalahan-kesalahan dengan penyimpangan terjadi untuk dapat diperbaiki atau di koreksi.

3. Dasar suatu perencanaan agar perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah. Terjadi suatu perencanaan yang ambisius dan susah untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan keuangan serta kemampuan material.

Pada perusahaan produksi, penggambaaran akan data hasil produksi dari waktu kewaktu bukan saja berguna untuk melihat gambaran tentang perkembangan suatu hasil produksi akan tetapi trend (kecendrungan) secara umum (menaik atau menurun).

Dari beberapa permalahan diatas penulis mengangkat suatu permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu membuat Proyeksi Produksi Pembibitan Kelapa Sawit di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Jln. Brigjend Katamso No. 51 Kp.

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang keterkaitan antara tingkat produksi suatu produk dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produk-produk tersebut.

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau peranan yang menunjukkan hubungan antara faktor-faktor dan tingkat produksi yang diciptakan.


(12)

Berdasarkan dari kondisi di atas penulis ingin melihat sampai sejauh mana keadaan produksi pembibitan kelapa sawit pada tahun 2012. Untuk itu penulis mengambil judul ’’PROYEKSI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT PADA TAHUN 2012 DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT’’.

1.2. Identifikasi Masalah

PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) merupakan nirlaba milik pemerintah. Namun demikian, PPKS juga mengupayakan agar penelitian-penelitian yang dilakukan berorientasi pada bisnis, baik yang berskala kecil maupun yang berskala besar dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing produk minyak sawit di pasar domestik dan internasional. Cukup banyak hasil penelitian PPKS yang telah dimanfaatkan untuk kemajuan industri dan perkembangan kebun sawit di Indonesia.

Untuk menentukan tingkat pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang di perlukan data dasar yang menggambarkan produksi di masa yang lalu. Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang keterkaitan antara tingkat produksi suatu produk dengan Baru Medan. Gunanya adalah agar PPKS mengambil langkah-langkah di tahun mendatang dalam mengatasi pertambahan pesanan bibit kelapa sawit di daerah-daerah, khususnya SUMUT (Sumatera Utara).

1.3. Batasan Masalah

Untuk memperjelas dan lebih memudahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut :


(13)

2. Penelitian ini memperkirakan pembibitan yang dilakukan dengan hasil yang didapat. Disamping itu penelitian ini juga melihat produksi kelapa sawit yang akan mendatang, apakah mengalami peningkatan atau penurunan sehingga di perlukan perubahan system dalam meningkatkan produksi kelapa sawit.

3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus proyeksi geometri. Rumus geometri ini ternyata dapat dikembalikan pada model linier.

1.4. Maksud dan Tujuan

Seperti yang telah kita ketahui bahwa maksud dari mengadakan penelitian adalah untuk mengumpulkan data yang secara sistematis dan efisiensi untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu maksud dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan pengetahuan atau merupakan ilmu statistik yang didapat selama duduk dibangku perkuliahan tentang metode dan kegunaan statistik.

Adapun tujuan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui gambaran dan perkembangan bibit kelapa sawit yang ada di PPKS 2. Penulis ingin mengetahui seberapa besar pentingnya proyeksi produksi

Pembibitan Kelapa Sawit di PPKS.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PPKS sebagai bahan masukan atau bahan perbandingan yang akan dilaksanakan untuk mengambil tindakan di tahun-tahun yang akan mendatang.


(14)

1.5. Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian adalah suatu cara yang terdiri dari langkah-langkah atau urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini terwujud. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu :

a. Data primer yaitu data diperoleh langsung dari sumbernya atau individu sendiri, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.

b. Data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti tetapi dikumpulkan pada pihak lain. Misalnya dari PPKS, majalah, internet, keterangan-keterangan atau pudlikasi lainnya.

Adapun data yang diperlukan untuk penulisan ini adalah data sekunder dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Sumatera Utara. Penulis memilih data sekunder karena membutuhkan biaya yang sedikit dan waktu yang lebih cepat dari pada data primer. 2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah salah satu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang didapat diperpustakaan seperti : buku-buku referensi, naskah, serta bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung dan relevan dengan penelitian.


(15)

Untuk mengetahui gambaran statistik proteksi produksi pembibitan kelapa sawit pada tahun 2003 maka periode yang digunakan untuk periode berikutnya adalah rumus geometri yang mana metode ini penulis kutip dari buku pengantar Studi Demografi karangan Dr. Ida Bagus Mantra. Model proyeksi yang relevan yang memungkinkan perhitungan proyeksi untuk fenomena yang bersifat tumbuh, model proyeksi tersebut dapat digunakan sebagai asumsi bahwa rata-rata tingkat pertumbuhan tiap tahun cenderung stabil.

Rumus Proyeksi Geometri Pn = Po (1 + r) t

Dimana Pn

P

: Jumlah produksi pada tahun ke-n

o

r : Angka pertumbuhan rata-rata yang pertahun

: Jumlah produksi pada tahun awal yang dijadikan tahun dasar perhitungan

t : Tenggang waktu dimulai dari tahun dasar ketahun yang akan diproyeksikan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata perubahan sebesar yang berubah dengan menggunakan rata-rata ukur merupakan tingkat bunga didalam rumus majemuk.

Secara umum bahwa produksi awal sebesar Po dan menjadi Pn setelah n tahun maka rata-rata ukur r yang merupakan rata-rata tingkat kenaikan selama n tahun dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :


(16)

log Pt = log (Po (1+r)t

= log P

)

o + log (1+r)

= log P

t

o

log P

+ t log (1+r)

o

n t r n

Pnii

+ −

∑log log(1 ) =

log (1+r) =

(

) ( )(

)

( )

2

2 log log i i ni i ni i t t n P t P t n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

log b =

(

) ( )(

)

( )

2

( )

2 log log i i ni i ni i t t n P t P t n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

log a =

n t b n

Pnii

− ∑

) (log log

1.7. Organisasi Tulisan

Organisasi tulisan dibuat untuk memaparkan ataupun menjelaskan isi dari tugas akhir. Adapun organisasi tulisan yang akan dilakukan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan dari penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan organisasi tulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang sumber-sumber data dan menjelaskan tentang model yang akan digunakan dalam pengolahan data yang didapat. Didalamnya menggunakan rumus proyeksi geometri.


(17)

BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Bab ini memaparkan tentang sejarah singkat tempat riset yaitu PPKS, visi dan misi PPKS. Proyeksi dan produksi bibit.

BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang penganalisaan dan pengelolaan data diperoleh yaitu untuk menghitung jumlah produksi ditahun yang akan datang. Melihat perbandingan jenis bibit dari hasil hambaran proyeksi produksi bibit pada tahun 2012.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang rancangan program yang akan digunakan oleh penulis dalam pengelolaan data dalam tugas akhir ini dan bagaimana cara mengaplikasikan program tersebut.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup berkesimpulan yang diambil dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.


(18)

BAB II

LANDASAN TEORI Produksi

Produksi sawit merupakan suatu hasil dari bercocok tanam di mana dilakukan dengan penanaman bibit sawit dan perawatan serta pemupukan yang teratur sehingga menghasilkan suatu hasil yang dapat dimanfaatkan dan digunakan. Pentingnya, produksi pada ini bagi kehidupan manusia disebabkan pada meupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang merupakan sumber kalori utama untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari umumnya di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Langkat. Dimana komiditi sawit itu diolah menjadi margarine, sabun, minyak dan lain-lain.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi sawit memegang peranan yang sangat penting demi kelanjutan aktivitas ataupun kelanjutan pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia pada umumnya dan Sumut khususnya.

Uji Kecukupan Sampel

Dalam melakukan penelitian, kita akan selalu melakukan penarikan sampel, hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat melakukan pengamatan seluruhnya pada populasi yang disebabkan oleh berbagai faktor-faktor yang tidak memungkinkan, misalnya dari segi dana yang dibutuhkan, waktu dan lain sebagainya.

Peramalan

Pengertian Peramalan

Peramalan (Assauri, Sofyan, 1991) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat


(19)

perkembangan di masa depan, peramalan dibutuhkan untuk menentukan kapas suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat dipersiapkan kebijakan atau tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.

Jenis-Jenis Peramalan

Pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunannya maka peramalan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

1. Peramalan yang subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya.

2. Peramalan yang objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas dasar yang relevan dari masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.

Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam pula, yaitu :

1. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester.

2. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester.

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun maka peramalan dapat dibedakakan atas dua macam, yaitu :


(20)

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas dua kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditemukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan pada data histories yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut :

1. Adanya informasi tentang keadaan yang lalu

2. Informasi tersebut daoat dikuantitatifkan dalam bentuk data

3. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

Teknik kuantitatif ini biasanya dikelompokkan menjadi dua, yakni tekni statistik dan teknik deterministik. Teknik statistik menitikberatkan pada pola, perubahan pola, dan faktor gangguan yang disebabkan pengaruh random. Termasuk dalam teknik ini adalah teknik smoothing, dekomposisi dan teknik Bok-Jenkins. Teknik deterministik mencakup identifikasi dan penentuan hubungan antara variable yang akan diperkirakan dengan variabel-variabel lain yang akan mempengaruhinya. Termasuk dalam teknik ini adalah teknik regresi sederhana, regresi berganda, atau regresi, dan model input output.


(21)

Langkah-Langkah Peramalan

Kualitas atau mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu :

1. Menganalisa data yang lalu. Tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa yang lalu. Analisa ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data tersebut.

2. Menentukan metode yang dipergunakan. Masing-masing metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode peramalan yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Dengan perkataan lain, metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan antara hasil peramalan dengan nilai kenyataan yang sekecil mungkin.

3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan. Hasil inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

Manfaat Peramalan

Kualitas dan mutu hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Suatu proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil proyeksi dengan kenyataan sekecil mungkin.

Peranan proyeksi sangat membantu dibidang-bidang lain yang membutuhkannya, maka proyeksi dapat digunakan untuk :


(22)

1. Dasar utama untuk membuat suatu perencanaan, agar perencanaan itu sesuai dengan tingkat kemampuan yang telah ada.

2. Sebagai dasar pembanding dari hasil kerja yang nyata, dengan hasil proyeksi yang telah ditentukan. Kalau suatu hasil proyeksi tidak tercapai, maka faktor apa yang menjadi penyebabnya akan dicari dan dilakukan perbaikan atau koreksi.

Proyeksi tingkat produksi sawit adalah melihat kedepan akan hasil dari produksi sawit tersebut dengan melihat perkembangan pertumbuhan tanaman sawit tersebut dari tahun-tahun sebelumnya. Selain memproyeksikan tingkat produksi sawit, penulis juga melakukan proyeksi perkembangan sawit pada tahun yang sama yaitu tahun 2007. Dimana proyeksi perkembangan sawit ini berguna untuk melihat kebutuhan konsumsi minyak.

Metode Analisa

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan analisa laju pertumbuhan penduduk geometris dan double exponential smoothing. Adapun tiap-tiap metode yang digunakan mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang mana metode yang satu dengan metode yang lain memiliki hubungan yang terkait.

Metode Laju Pertumbuhan Geometri

Tingkat pertumbuhan geometris adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu dengan memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Metode ini menghitung penjualan bibit sawit secara garis besar (kasar).

Dengan memperhatikan data diatas dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan peramalan jumlah penduduk pada tahun 2013.


(23)

Dengan menggunakan rumusan-rumusan yang sudah ada penulis melakukan suatu proyeksi/peramalan tingkat bibit sawit.

Adapun alasan penulis memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih produksi sawit dari setiap tahunnya tidak begitu konstan (naik turun). Sehingga peramalan produksi sawit dilakukan dengan metode pemulusan eksponensial ganda untuk melicinkan/memuluskan ramalan produksi sawit dari tahun ke tahun.


(24)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah Berdirinya Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Cikal bakal pusat PPKS didirikan pada 26 September 1911 oleh Algemeene Proefstation der AVROS (APA). AVROS (Alegemeene Vereninging Van Rubber Planters ter Oostkuts van Sumatera) dikemudian hari menjadi Balai Penelitian Perkebunan Medan. Hasil-hasil penelitian APA pada saat itu cukup banyak dan sangat berguna bagi pengembangan perkebunan di Sumatera. Setelah peran Dunia II sebagian besar perkebunan di Sumatera terlantar sehingga pada tahun 1952 diadakan pengatuan dengan ”Deli Planters Veregniging’’.

Karena alasan politik dan ekonomi pemerintah Republik Indoensia melakukan nasionalisasi dan mengambil alih perkebunan-perkebunan milik Belanda. Pada tahun 1957 AVROS diambil alih dan diubah menjadi Gabungan Pengusaha Perkebunan Sumatera (GAPPERSU). APA diganti dengan Balai Penelitian GAPPERSU yang dikenal dengan nama RISPA (Research Institute of the Sumatera Planters Association). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 247/UM/57 tanggal 11 Desember 1957 ditetapkan bahwa RISPA ditempatkan dibawah Kementrian Pertanian RI yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Perkumpulan Organisasi Perkebunan.

Pada tahun 1968 RISPA berupa menjadi Balai Perkebunan Medan (BPPM) dengan pembinaan dan pembiayaannya diserahkan kepada Direksi PN Perkebunan 1 s/d IX sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 353/Kpts/OP/12/1968


(25)

tanggal 20 Desember 1968. Pada tahun 1971 pembinaan Balai Penelitian Perkebunan Medan diserahkan pada Dewan Pembina Balai Penelitian Perkebunan dan mendapat dana dari Cess sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No. 503/Kpts/OP/1971 tanggal 05 Desember 1971.

Pada November 1987 Asosiati Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) didirikan di Jakarta. Balai-balai Penelitian perkebunan ditempatkan dibawah koordinasi AP3I dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian RI. Dengan perubahan ini selanjutnya Balai Penelitian Perkebunan Medan disebut dengan Pusat Penelitian Perkebunan Medan (Puslitbun) Medan.

Sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Dewan Pimpinan Harian AP3I No. 084/Kpts/DPH/XII/92 tanggal 24 Desember 1992 tentang Penataan Pengelolaan Unit Pelaksanaan Penelitian dilingkungan AP3I, maka pada 04 Pebruari 1993 dibentuk PPKS berkedudukan di Medan, yang merupakan gabungan dari Pusat Penelitian Perkebunan Medan, Puslitbun Marihat dan Puslitbun Bandar Kuala. Penggabungan ketiga Puslitbun tersebut dilalukan dalam upaya peningkatan efisiensi pengelolaan organisasi pada tahun 1993 itu juga, melalui rapat anggota, AP3I berubah menjadi Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI).

Perbaikan organisasi PPKS selanjutnya dilakukan pada tahun 1996. Berdasarkan keputusan rapat anggota Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (APPI) dalam suratnya No. 03/RA-APPI/III/1996, Pusat penelitian Perkebunan Lingkup Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia bertanggung jawab kepada Assosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, yang dalam melaksanakan tugasnya mendapatkan pembinaan dan pengawasan dan Dewan Pembina Pusat Penelitian Perkebunan.


(26)

PPKS merupakan satu-satunya lembaga penelitian milik pemerintah yang bergerak dalam penelitian semua aspek kelapa sawit. Penelitian yang dilakukan mulai dari pemulian tanaman, bioteknologi tanaman, proteksi tanaman, tanah dan agronomi, pengolahan hasil dan mutu, engineering dan lingkungan hingga kajian sosial dan ekonomi. Telah begitu banyak hasil yang dicapai dalam menunjang perkembangan industri kelapa sawit nasional.

Produk dan Jasa

Produk Hasil Penelitian

Hasil penelitian PPKS yang telah banyak dimanfaatkan antara lain : a. Benih unggul kelapa sawit

PPKS saat ini menyediakan 9 varietas dengan potensi produksi 30-35 ton TBS/ha/thn dan rendemen minyak 24-26,5 %. PPKS memberikan layanan purna jual berupa penasehatan atau rekomendasi pembibitan secara cuma-cuma kepada pengguna dengan pembelian 100.000 kecambah kelapa sawit unggul.

b. Klon kelapa sawit unggul

Konsep baru bahan tanaman hasil kultur jaringan c. Kompos tandan kelapa sawit

Kompos PALM BIONIC yang kaya unsur hara untuk perbaikan sifat dan kesuburan tanah.

d. MARFU – P

Yaitu bio fungsida untuk pengendalian penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan Gannoderma boninense.


(27)

e. FEOMONAS

Yaitu insect attractant untuk pengendalian kumbang Oryctes Rhinocerus yang ramah lingkungan.

f. METARRHIZIUM

Yaitu bioopestisida untuk pengendalian larva Oryctes rhincerus. g. VIRUSOL

Yaitu virus NVP (bioagent) untuk mengendalikan ulat api Sethosea asigna. h. SIKORDI

Yaitu jamur Cordyceps militaris untuk pengendalian pupa ulat api. i. TRIGOAN

Yaitu biofungsida yang mengandung Tricoderma harsianum dalam kompos tandan untuk mengendaliakan pathogen tanah.

j. Survei kesesuaian dan pengelolaan lahan.

k. Pembuatan studi kelayakan (Feasibility Study) industri dan perkebunan kelapa sawit.

l. Rancang bangunan pabrik biodiesel berbagai kapasitas dan pabrik mini kelapa sawit.

m. Minyak goreng padat (Frying Shortening) n. Pengembang adonan kue (Baking Shortening) Layanan yang disediakan oleh PPKS adalah :

a. Rekomendasi pemupukan dan kultur teknis perkebunan kelapa sawit b. Analisis tanah, daun, pupuk, dan produk pertanian/perkebunan lainnya c. Analisis air dan limbah pertanian.


(28)

Benih Kelapa Sawit Unggul

PPKS merupakan salah satu penghasil benih unggul kelapa sawit terbesar di dunia. Hampir separuh lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia menggunakan benih unggul dari penelitian PPKS. Saat ini tersedia 9 (sembilan) variasi unggul yang dianjurkan untuk ditanam didaerah pengembangan baru maupun peremajaan.

a. DxP Bah. Jambi b. DxP Marihat c. DxP Rispa (Avros) d. DxP La Me

e. DyxP Sungai Pancur 1 f. DxP Sungai Pancur 2 g. DxP Simalungun h. DxP Langkat

Bahan tanaman kelapa sawit unggul yang dianjurkan PPKS merupakan hasil penelitian berpuluh tahun dan telah mendapatkan Sertifikat Mutu ISO 9001 : 2000 dari TUV internasional. Kemampuan produksinya mencapai 30-35 ton TBS/ha/th atau setara dengan 7-9 ton CPO/ha/th. Varietas Dy x P (dumpy) mempunyai keistimewaan yaitu pertumbuhan meninggi yang lebih lambat (40-45 cm per tahun) sehingga sangat diminati oleh pekebun karena memudahkan panen.

Pemesanaan Benih Kelapa Sawit

PPKS sejak 2005 telah mengalokasikan 30 % benih ungguh yang telah dihasilkan untuk keperluan petani/pekebun kecil. Benih unggul dapat diperoleh secara langsung ke PPKS maupun melalui instansi yang telah ditunjuk sebagai mitra waralaba PPKS,


(29)

misalnya Dinas Perkebunan setempat. Tata cara untuk memperoleh benih juga telah dipermudah khusunya bagi petani perkebunan kecil didaerah. Secara umum bibit umum kelapa sawit dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut yaitu :

1. Petani pekebun mengajukan surat permintaan kepada Direktur PPKS dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :

a. Perusahaan Perkebunan (baru)

Surat izin perujukan lokasi dari bupati setempat b. Perorangan

Kartu identitas diri (KTP atau SIM) c. Proyek pemerintah

Petunjuk operasional anggaran berjalan

Surat rekomendasi dari Dinas perkebunan setempat

2. Melampirkan Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2BKS) dari Dinas Perkebunan Setempat.

3. Membayar biaya pembelian kecambah kelapa sawit melalui Bank BNI Cabang Pemuda Medan AC No. 005 785 3464 atau langsung kekasir PPKS paling lambat 2 (dua) minggu sebelum penyaluran benih.

Harga Produk PPKS

No Macam Produk Satuan Harga Berlaku per 1

Januari 2006 I Bahan Tanaman Kelapa Sawit

Unggul

1 Hibrida D x P Butir 3.000

2 Hibrida D x P Simalungun Butir 3.000


(30)

4 KLON KELAPA SAWIT (3 bulan)

Batang 25.000

II Produk Perlindungan Tanaman

5 MARFU – P Kg 6.000

6 FEROMONAS Sachet 70.000

7 METERI Kg 10.000

8 VIRUSOL Kg 500.000

9 SIKORDI Kg 10.000

10 TRIKOGAN Kg 5.000

11 BURUNG HANTU Pasang 50.000

12 KOMPOS Kg 600

Harga berdasarkan Franco Gudang PPKS Medan.

Pusat Teknologi dan Informasi Kelapa Sawit

PPKS aktif melakukan diseminasi informasi perkelapa sawitan kepada masyarakat luas pada umumnya dan perkebun/petani khususnya. Selain menyebabkan informasi tertulis PPKS mendirikan pusat teknologi dan informasi (pustek info) kelapa sawit disentra-sentra pengembangan kelapa sawit di Bengkulu dan Kalimantan Timur. Keberadaan pustek info sebagai tempat pembelajaran dan pelatihan bagi petani/pekebun kelapa sawit. Pustek info dilengkapi dengan ruang belajar, perpustakaan mini dan kebun percontohan.

Warlaba

PPKS sangat peduli terhadap petani perkebun kelapa sawit yang jumlahnya semakin bertambah setiap tahunnya. Masalah yang dihadapi petani adalah sulitnya mendapatkan benih unggul karena jauhnya jarak antara PPKS dengan lokasi kebun yang mereka usahakan. Guna menghindari beredarnya benih kelapa sawit ilegitim (asalan,


(31)

sawit melalui warlaba. Warlaba dilaksanakan dengan perorangan, instansi atau perusahaan swasta yang telah mendapat rekomendasi dari dinas perkebunan atau pertanian pemerintah setempat. Terdapat 3 jenis warlaba, yaitu warlaba bibit, warlaba beninh dan warlaba varietas.

Warlaba bibit bertujuan untuk mendekatkan dan memudahkan petani, khususnya yang berada jauh dari sumber benih PPKS untuk mendapatkan bibit kelapa sawit unggul yang bermutu tanpa harus mendatangi sumber benih tersebut. Dalam hal ini PPKS menyalurkan benih berupa kelapa sawit (KKS) kepada franchisee (pihak kedua). Pihak kedua menanam dan memelihara benih tersebut hingga menjadi bibit yang layak tanam. Oleh pihak kedua atas persetujuan pihak pertama PPKS bibit disalurkan pada pihak ketiga (petani kelapa sawit). Dengan cara demikian petani tidak lagi menanam bibit asal dan tidak bermutu yang dapat merugikan dan yang menyengsarakan petani/perkebun.

Warlaba benih dnegan pihak kedua bertujuan untuk menyiapkan benih (kecambah) yang siap untuk ditanam di pembibitan. Benih disediakan oleh PPKS dan proses perkecambahannya dilakukan oleh pihak kedua pada fasilitas perkecambahan pihak kedua yang mendapat persetujuan PPKS. Kecambah tersebut disalurkan oleh pihak kedua atas persetujuan pihak pertama PPKS kepada pihak ketiga (petani/pekebun dan perusahaan swast). Dengan demikian perkebunan yang berdekatan dengan tempat pengecambahannya dapat memperoleh benih asli yang sama mutunya dengan yang diperoleh langsung dari PPKS.

Warlaba varietas yang dibangun oleh PPKS dengan pihak kedua adalah membuat dan menanam duplikasi pohon induk dilokasi/kebun pihak kedua. Semua pohon induk (Dura) pada dasarnya milik pihak pertama PPKS akan tetapi dikelola oleh pihak kedua.


(32)

Serbuk sari pollen diproduksi setelah pohon induk berumur minimal 6 tahun dan telah dievaluasi oleh PPKS. Hal ini penting karena tidak semua tanaman dijadikan pohon induk.


(33)

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1. Perhitungan Jumlah Penduduk

Sebelum meramalkan tingkat produksi padi terlebih dahulu penulis melakukan pengolahan jumlah penduduk Kabupaten Langkat, karena tingkat pertambahan penduduk di Kabupetan Langkat sangat berpengaruh terhadap konsumsi beras penduduk Kabupaten Langkat.

Adapun data yang dipaparkan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah hasil survey-survey Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Langkat, dimana jumlah penduduk tersebut dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2004 adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007 No Tahun Produksi (Kg)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

3.842 4.218 4.126 4.532 4.975 5.392 6.398 6.380 7.761


(34)

4.2. Metode Peramalan Yang Digunakan

Dari tabel diatas dapat dihitung persamaannya dengan menggunakan rumus geometri yang dapat dikembalikan kepada model linier, maka hasil data tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007

ti Pni ti2 log Pni ti log Pni

1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.824 4.218 4.126 4.532 4.975 5.392 6.398 6.380 7.741 1 4 9 16 25 36 49 64 81 3.582 3.625 3.615 3.656 3.696 3.731 3.806 3.804 3.889 3.582 7.25 10.875 14.624 18.48 22.386 24.642 30.432 35.001

∑ 45 43.762 285 33.404 169.272

Pn = Po (1+r)

log P

t

t = log (Po (1+r)t

= log P

)

o + log (1+r)

= log P

t

o + t (1+r)t

log P o n t r n

Pni − + ∑ i

∑ ) 1 log( log =

log (1+r) =

( )

2

2 ) log ( i i ni i t t n P t n ∑ − ∑ ∑

log (1+r) =

(

) ( )(

)

( )

2

2 log log i i ni i ni i t t n P t P t n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

=

(

) ( )(

2

)

) 45 ( 285 . 9 404 . 33 45 2372 . 169 9 − − =

(

) (

)

2025 285 . 9 18 . 503 . 1 272 . 169 9 − −


(35)

= 37,531 540 267 . 20 2025 2565 181 . 503 . 1 3448 . 52 . 1 = = − −

log P0

n t r n

Pnii

+ − ∑ ) 1 log( log = = 9 45 ) 531 . 37 ( 9 404 . 33 −

= (37.331).5 9

404 . 33

= 3.711,555 – 187.655 = 3.523.900

Pn = Po (1+r)t

= 3.523.900 (37.531)

= 13.225 Mencari a & b

log b =

(

) ( )(

)

( )

2

( )

2 log log i i ni i ni i t t n P t P t n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

log a =

n t b n

Pni − ∑ i

) (log log

=

(

) (

)

( )

2 45 285 . 9 409 . 33 45 272 . 169 9 − − = 540 267 . 20 2025 2565 ) 180 . 503 . 1 448 . 523 . 1 ( = − −

b =37.531 log a =

n t b n

Pnii

− ∑ ) (log log = 9 45 531 . 37 9 404 . 33 −

= 3.711.555-37.531 (5) = 3.711.555-187.655 a = 3.523.900

^

y = 3.523.900 x (375.31) = 13.225


(36)

Jadi didapatlah hasil peramalan untuk penjualan benih/bibit kelapa sawit di PPKS untuk tahun 2012 ialah sebesar 13.225 kg, berarti mengalami kenaikan.

Dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 1. Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007

0 20 40 60 80 100 120 140

1 2 3 4 5 6 7 8 9

4.3. Sawit

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Indonesia sebagian besar produksinya bekerja di sektor pertanian. Sehingga pendapatan terbesar dihasilkan daerah ini adalah dari sektor pertanian. Adapaun dalam penulisan ini, penulis memfokuskan tentang produksi komiditi sawit yang dihasilkan oleh daerah itu.

Data yang dipergunakan penulis sebagai dasar untuk melaksanakan proyeksi tanaman sawit pada tahun 1999 adalah data tingkat tanaman sawit pada tahun 2007 sampai tahun 2012.


(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil perbaikan kesimpulan yaitu :

1. Perkembangan produksi bibit sawit selalu mengalami perubahan maka penting sekali bagi Perusahaan PPKS untuk melakukan proyeksi pada waktu yang akan datang, sehingga PPKS dapat mengambil keputusan yang tepat pada masa yang akan datang.

2. Proyeksi jumlah produksi bibit sawit ini dilakukan dengan menggunakan metode peramalan produksi secara geometri yang dikembali pada model linier dengan persamaan sebagai berikut : Pn = Po (1+r)t, maka hasil yang didapat ialah Pn =

13.225.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis akan memberikan saran yaitu : a. Dalam memperkirakan perkembangan produksi bibit sawit di masa yang akan

datang, sebaiknya produksi bibit sawit tidak lagi menggunakan metode peramalan yang berdasarkan pendapat yang subjektif karena pihak yang melakukan peramalan tersebut terkadang terlalu optimis atau pesimis.

b. Untuk memperkirakan perkembangan produksi bibit sawit di masa yang akan dating sebaiknya pihak PPKS memakai metode dan teknik peramalan yang


(38)

tepat dan baik sehingga dapat dikombinasikan dengan kebijakan PPKS dapat mengambil keputusan yang tepat.

c. Kepada petani disarankan untuk mempertahankan produksi sawit dengan cara mempertahankan luas lahan untuk bercocok tanam. Dan jika memiliki tanah yang kosong agar dipergunakan sebaik-baiknya untuk lahan pertanian dengan meminta penyuluhan dari pemerintah agar mendapatkan produksi sawit yang maksimal.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Mantra, I. Bagus, 1991, Pengantar Studi Demografi, Yogyakarta : Nur Cahaya Prof. DR. Sudjana, M.A, M.Sc, 2002, Metodhe Stastistik, Penerbit Tarsito Bandung. Dr. Ir. Angga Jatmika. 2004. Pengenalan Umum Tentang Pusat Penelitian Kelapa Sawit.


(1)

4.2. Metode Peramalan Yang Digunakan

Dari tabel diatas dapat dihitung persamaannya dengan menggunakan rumus geometri yang dapat dikembalikan kepada model linier, maka hasil data tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007

ti Pni ti2 log Pni ti log Pni

1 2 3 4 5 6 7 8 9 3.824 4.218 4.126 4.532 4.975 5.392 6.398 6.380 7.741 1 4 9 16 25 36 49 64 81 3.582 3.625 3.615 3.656 3.696 3.731 3.806 3.804 3.889 3.582 7.25 10.875 14.624 18.48 22.386 24.642 30.432 35.001

∑ 45 43.762 285 33.404 169.272

Pn = Po (1+r) log P

t

t = log (Po (1+r)t

= log P

)

o + log (1+r)

= log P

t

o + t (1+r)t

log P o n t r n

Pni − + ∑ i ∑ ) 1 log( log =

log (1+r) =

( )

2 2 ) log ( i i ni i t t n P t n ∑ − ∑ ∑

log (1+r) =

(

) ( )(

)

( )

2 2 log log i i ni i ni i t t n P t P t n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

=

(

) ( )(

2

)

) 45 ( 285 . 9 404 . 33 45 2372 . 169 9 − − =

(

) (

)

2025 285 . 9 18 . 503 . 1 272 . 169 9 − −


(2)

= 37,531 540 267 . 20 2025 2565 181 . 503 . 1 3448 . 52 . 1 = = − − log P0

n t r n

Pnii

+ − ∑ ) 1 log( log = = 9 45 ) 531 . 37 ( 9 404 . 33 −

= (37.331).5 9

404 . 33

= 3.711,555 – 187.655 = 3.523.900

Pn = Po (1+r)t

= 3.523.900 (37.531)

= 13.225 Mencari a & b

log b =

(

) ( )(

)

( )

2

( )

2

log log i i ni i ni i t t n P t P t n ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

log a =

n t b n

Pni − ∑ i

) (log log

=

(

) (

)

( )

2

45 285 . 9 409 . 33 45 272 . 169 9 − − = 540 267 . 20 2025 2565 ) 180 . 503 . 1 448 . 523 . 1 ( = − − b =37.531

log a =

n t b n

Pnii

− ∑ ) (log log = 9 45 531 . 37 9 404 . 33 −

= 3.711.555-37.531 (5) = 3.711.555-187.655 a = 3.523.900

^

y = 3.523.900 x (375.31) = 13.225


(3)

Jadi didapatlah hasil peramalan untuk penjualan benih/bibit kelapa sawit di PPKS untuk tahun 2012 ialah sebesar 13.225 kg, berarti mengalami kenaikan.

Dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 1. Data Produksi Bibit Sawit di PKS Tahun 1999-2007

0 20 40 60 80 100 120 140

1 2 3 4 5 6 7 8 9

4.3. Sawit

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Indonesia sebagian besar produksinya bekerja di sektor pertanian. Sehingga pendapatan terbesar dihasilkan daerah ini adalah dari sektor pertanian. Adapaun dalam penulisan ini, penulis memfokuskan tentang produksi komiditi sawit yang dihasilkan oleh daerah itu.

Data yang dipergunakan penulis sebagai dasar untuk melaksanakan proyeksi tanaman sawit pada tahun 1999 adalah data tingkat tanaman sawit pada tahun 2007 sampai tahun 2012.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil perbaikan kesimpulan yaitu :

1. Perkembangan produksi bibit sawit selalu mengalami perubahan maka penting sekali bagi Perusahaan PPKS untuk melakukan proyeksi pada waktu yang akan datang, sehingga PPKS dapat mengambil keputusan yang tepat pada masa yang akan datang.

2. Proyeksi jumlah produksi bibit sawit ini dilakukan dengan menggunakan metode peramalan produksi secara geometri yang dikembali pada model linier dengan persamaan sebagai berikut : Pn = Po (1+r)t, maka hasil yang didapat ialah Pn =

13.225.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis akan memberikan saran yaitu : a. Dalam memperkirakan perkembangan produksi bibit sawit di masa yang akan

datang, sebaiknya produksi bibit sawit tidak lagi menggunakan metode peramalan yang berdasarkan pendapat yang subjektif karena pihak yang melakukan peramalan tersebut terkadang terlalu optimis atau pesimis.

b. Untuk memperkirakan perkembangan produksi bibit sawit di masa yang akan dating sebaiknya pihak PPKS memakai metode dan teknik peramalan yang


(5)

tepat dan baik sehingga dapat dikombinasikan dengan kebijakan PPKS dapat mengambil keputusan yang tepat.

c. Kepada petani disarankan untuk mempertahankan produksi sawit dengan cara mempertahankan luas lahan untuk bercocok tanam. Dan jika memiliki tanah yang kosong agar dipergunakan sebaik-baiknya untuk lahan pertanian dengan meminta penyuluhan dari pemerintah agar mendapatkan produksi sawit yang maksimal.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mantra, I. Bagus, 1991, Pengantar Studi Demografi, Yogyakarta : Nur Cahaya Prof. DR. Sudjana, M.A, M.Sc, 2002, Metodhe Stastistik, Penerbit Tarsito Bandung. Dr. Ir. Angga Jatmika. 2004. Pengenalan Umum Tentang Pusat Penelitian Kelapa Sawit.