Melawan Ekslpoitasi Tubuh Perempuan Anta

MELAWAN EKSPLOITASI TUBUH ANTARA FEMINISME BARAT
DAN ISLAM
Ayub

(Pendidikan Agama Islam - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
Email: [email protected]
Abstract : This paper discusses about one of the major themes in the movement and thought in
Western feminism namely the issue of the exploitation of women's bodies. The modern feminism was
born in the context of Western civilization. This paper discussion starts from a review of how Western
society treats women and an effort from feminism in changing the community. Then, this paper will
explain the main point about how come the feminism stuck in a similar pattern to their opponent
society. Islam will describe a unique way of looking at this issue.
Keywords: feminism, body exploitation, movement

Abstrak: Makalah ini mendiskusikan salah satu tema dalam pergerakan dan pemikiran
feminism Barat, yakni persoalan eksploitasi terhadap tubuh perempuan Bagaimana pun
feminism modern lahir dalam konteks peradaban Barat, olehnya Pembahasan dimulai dari
tinjauan terhadap cara Barat memperlakukan perempuan, kemudian usaha feminisme dalam
merombak masyarakat tersebut. Selanjutnya akan ditunjukan titik fatal yang membuat
feminisme terjebak pada pola yang sama dengan masyarakat yang mereka lawan dan cara
Islam yang unik dalam melihat persoalan ini.

Kata kunci : Feminisme, Eksploitasi Tubuh Perempuan, Hijab

PENDAHULUAN
Bagi kaum feminis, tubuh adalah

beranggapan telah meruntuhkan alat kotrol

aset terbesar perempuan dan selalu jadi

musuh mereka. Pakaian adalah simbol

sasaran

eksploitasi,

fashion, alat perusahaan mengeksploitasi

segregasi, pembentukan citra ideal dan

tubuh perempuan demi meraih keuntungan.


sederet dosa patriarkis lainnya. Olehnya,

Sedangkan norma terutama agama adalah

mereka beranggapan kontrol penuh atas

konstruk

tubuh adalah bentuk kebebasan yang perlu

membatasi ruang gerak perempuan.

objektifikasi,

masyarakat

patriarkis

untuk


dicapai. Dari sinilah lahir slogan my body

Fenomena di atas adalah gambaran

is my right dan menjadi slogan kampanye

kebingungan yang tragis dalam masyarakat

feminis

(https://campaigns.amnesty.org/

Barat ketika mencari format terbaik dalam

Bentuk

menghadapi eksploitasi tubuh perempuan.

campaigns/my-body-my-rights).


paling ekstrim bisa dilihat pada aksi nudis

Islam

kelompok feminis ektrim Femen. Dengan

berangkat dari ayat-ayat al-Qur’an dan

menanggalkan pakaian dan menentang

Sunnah serta telah dipraktikan dalam

semua

sejarah. Makalah ini akan mendiskusikan

16 |

norma,


para

gadis

Femen

menawarkan

solusinya

yang

MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015

tentang

solusi

tersebut.


Pembahasan

berubah. Pada masa dark age, Gereja

dimulai dari tinjauan singkat terhadap cara

menguasai seluruh lini kehidupan di Barat

Barat

dan membentuk cara mereka melihat dunia

memperlakukan

kemudian

usaha

merombak


perempuan,

feminisme

(Adian Husaini, 2005: 33). Pandangan

tersebut.

petinggi

Feminisme yang dimaksud di sini adalah

terhadap

gerakan perempuan yang mendapatkan

mempengaruhi

momentum kelahirannya dari pemikiran


dalam memperlakukan perempuan (Hamid

Mary Wollstonecratf abad ke-18 di Eropa,

Fahmi Zarkasyi, 2012: xx).

dimana
dengan

masyarakat

dalam

kemunculannya
konteks

sangat

peradaban


kental
Barat.

gereja

yang

sangat

perempuan
cara

Sejarah
pernyataan

otomatis

masyarakat


mencatat
dan

negatif

sikap

Barat

berbagai

orang

Gereja

Selanjutnya, akan ditunjukan titik fatal

merendahkan

yang membuat feminisme terjebak pada


Chrysostom (345 M- 407 M) menegaskan

pola yang sama dengan masyarakat yang

bahwa perempuan adalah setan yang tidak

mereka lawan. Berikutnya, dipaparkan cara

bisa dihindari, suatu kejahatan dan bencana

Islam yang unik dalam melihat persoalan

abadi dan menarik, sebuah resiko rumah

ini.

tangga dan ketidak beruntungan yang

perempuan.

St.

John

cantik (Dinar Dewi Kania, 2010 : 28).
Ketika

PEMBAHASAN
A. Perempuan Barat

(Keterjebakan

Thomas

Menurut sejarah peradaban Barat,

merumuskan

teologi Kristen alam Summa Theologia, ia
masih

Pada Tubuh)

Aquinas

mempertahankan

misogenis

tersebut.

Aquinas

perempuan menjadi korban persekusi yang

mengungkapkan

berlarut-larut. Pandangan rendah terhadap

bahwa perempuan adalah bentuk tidak

perempuan bisa ditarik hingga masa

sempurna dari laki-laki (defect male).

Yunani yang sering diagung-agungkan

Immanuel Kant juga memiliki pendapat

sebagai

Barat.

buruk tentang perempuan. Prempuan hanya

Aristoteles, filsuf agung Athena, berkata

tertarik pada kecantikan, keanggunan, dan

bahwa perempuan adalah “pria yang belum

sejenisnya,

lengkap” (Jostein Gardner, 2013 : 193).

kemampuan kognitif yang memadai (Dinar

Ketika peradaban Barat diambil alih oleh

Dewi Kania : 28). Tertulian, Bapak Gereja,

Kekristenan

Konstantin

yang lain mengatakan bahwa semua

Agung, nasib perempuan tidak banyak

perempuan adalah pintu gerbang iblis,

akar

kebudayaan

setelah

masa

sumber

pendapat

pandangan

mereka

godaan,

tidak

melanggar

Melawan Eksploitasi Tubuh Antara Feminisme Barat dan Islam (Ayub)

Aristoteles

memiliki

pohon
| 17

terlarang, orang pertama yang mendustai

Olehnya, feminisme adalah reaksi dari

hukum Tuhan, berani menggoda Adam

sikap masyarakat patriarkis di Barat pada

yang Iblis pun tidak berani melakukannya,

masa lalu yang menindas dan merendahkan

merusak

imej Tuhan,

dan penyebab

perempuan (Dinar Dewi Kania, 2010: 29).

kematian

Anak

Allah (Yesus) untuk

Pelopor dari feminisme modern yang juga

menebus

dosa

manusia

(Hendri

Salahuddin, 2012 : 7).

disebut feminisme gelombang pertama
adalah Mary Wollstonecratf yang pada

Pandangan hina terhadap perempuan

tahun 1792 menulis sebuah buku berjudul

kemudian menjadi landasan dari pesekusi

Vindication Right of Women. Ada pula

yang bisa terjadi melalui berbagai praktik.

tokoh seperti Eilizabenth Cady Stanton dan

Pada masa ini perempuan mengalami

Sejeourner

penyiksaan yang dahsyat oleh gereja

gelombang pertama adalah, mendapatkan

dengan

hak politik dan ekonomi yang setara

institusi

Inquisisi.

Kedudukan

Truth.

feminisme

perempuan yang rendah di mata Gereja

dengan

membaut mereka gampang dituduh terlibat

feminisme gelombang kedua 1949 dengan

di dalam praktik heresy, atau perbuatan

terbitnya buku Simone de Beauvoir yang

bidah melawan ortodoksi Gereja. Selain

berjudul

itu, peremuan juga kerap dihukum bakar

feminisme gelombang kedua ini lebih jauh

hidup-hidup

sebagai

lagi seperti gugatan atas insitusi rumah

penyihir. Praktek witch-hunt yang pernah

tangga, seksualitas dan lainnya. Terakhir

dilakukan di daratan Eropa pada masa abab

adalah feminisme gelombang ketiga yang

pertengahan

menekankan

sebab

ini

dituduh

merupakan

bentuk

laki-laki.

Tujuan

The

Berikutnya

Second

pada

Sex.

women’s

muncul

Tuntutan

diversity

penindasan perempuan yang paling kejam.

sehingga aspirasi wanita kulit berwarna

Elspeth Whithney dalam penelitiannya

juga harus didengarkan (Dinar Dewi

mengungkapkan bahwa, faktor gender

Kania,

sangat dominan dalam praktek perburuan

kebudayaan Barat yang efer shifting tanpa

penyihir tersebut. Kebanyakan korban

ada pegangan yang pasti membuat mereka

adalah perempuan (Elspeth Whithney,

selalu berubah dalam menilai segala

1995: 77).

sesuatu (Syed Muhammmad Naquib al-

Ketika

Karakterisitik

Attas, 2011 : 5). Karakterisitik ini juga

pencerahan, perempuan menemukan celah

berlaku dalam memperlakukan perempuan.

untuk memperbaiki nasib mereka. Gerakan

Ketika

yang timbul dari kesempatan ini lambat

perubahan dari suatu peradaban yang

laun

dikontrol

berkembang

memasuki

31-33).

masa

18 |

Eropa

2010:

menjadi

feminisme.

masyarakat

gereja

Barat

menjadi

mengalami

masyarakat

MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015

liberal, maka cara mereka memperlakukan

sehingga

perempuan pun berubah. Pandangan dunia

ketegangan mental (Barbara L. Fredrickson

liberal menghasilkan gerakan feminisme

And Tomi‐Ann Roberts, 1997 : 73).

liberal marxis-sosialis. Begitu juga ketika

terkadang

menghasilkan

Objektivikasi menggambarkan tubuh

posmodernisme berkembang di Barat,

perempuan

gerakan

menjadi

negatif sebagai objek dari pandangan laki-

bercorak posmodernis dan melahirkan

laki dalam konvensi-konvensi visual baik

feminisme posmodernis (Hamid Fahmi

seni adiluhung maupun budaya populer

Zarkasyi, 2012 : 265). Setiap gelombang

(Sarah Gamble, 2010 : 148). Idealisasi di

gerakan

tujuan

dalam seni adiluhung tampak pada tradisi

perjuangan mereka pada hal-hal yang

The Old Master seniman-seniman ternama

berbeda tergantung cara mereka melihat

seperti Raphael, Da Vinci dan lainnya yang

perempuan.

menggambarkan tubuh peremuan dengan

perempuan

tersebut

Apabila

di

sana

menekankan

dicermati,

setiap

cara

direpresentasikan

secara

bentuk tertentu, bentuk-bentuk tersebutlah

pandang di atas selalu melihat perempuan

yang

dengan penekanan pada tubuh mereka.

“indah”.Sedangkan pada budaya populer

Aristoteles menilai rendah perempuan

tampak jelas pada iklan-iklan kosmetik

sebab menurut pengamatannya, perempuan

atau pencitraan tokoh cantik di dalam film

adalah lebih lemah secara fisik, pasif dan

dan sinetron.

disebut

“cantik”

atau

bagaikan kebuh yang siap ditanami para

Objektivikasi dan idealisasi tubuh

pria. Tokoh-tokoh Gereja yang berangkat

perempuan menjadi semakin buruk bila

dari

yang

bertemu dengan kerakusan kapitalisme.

Eva

Pertemuan ini menghasilkan penindasan

perempuan

terhadap perempuan yang lebih kejam

termanifestasi dalam bentuk kehamilan

bernama eksploitasi. Istilah ini adalah

yang menyakitkan. Ketika terbebas dari

nomenklatur kunci dalam teori Marxian

kekuasaan penuh Gereja pun, masyarakat

yang kemudian diterima secara umum

Barat masih terus menilai perempuan

dalam kajian sosial, termasuk dalam narasi

berdasarkan

Akibatnya

feminis. Secara ringkas, eksploitasi dapat

munculah objektifikasi dan idealisasi tubuh

dimaknai sebagai hubungan transaksional

perempuan

masyarakat

dua entitas yang tidak adil. Letak ketidak

memberikan standar-standar tertentu yang

adilan itu bisa dilihat ketika salah satu

harus dipenuhi oleh tubuh perempuan, para

pihak

perempuan pun terpaksa mengikutinya

disebabkan hubugan tersebut sedangkan

doktrin

melimpahkan
melihat

original

kesalahan

kutukan

kepada

tubuhnya.

dimana

sin
kepada

terus

tumbuh

Melawan Eksploitasi Tubuh Antara Feminisme Barat dan Islam (Ayub)

berkembang

| 19

dalam

“Pencemaran” tersebut bermakna

penderitaan (Brigitta Benzing et al, 2003:

bahwa para feminis membuat representasi

21). Dalam konteks tubuh perempuan,

lain

industri membuat hubungan transaksional

berlawanan dengan idealisasi yang ada.

dengan perempuan dan memanfaatkan

Feminis

tubuhnya untuk berkembang tetapi pada

diidealkan di dalam fesyen ala industri

saat yang sama perempuan dibiarkan tetap

sembari membentuk fesyen mereka sendiri

stagnan bahkan menderita. Eksploitasi

dalam bentuk potongan rambut pendek,

tetap

tidak

setelan laki-laki, dan telinga yang tertindik.

kepada

Ironis memang, sebab protes tersebut

pihak

lainnya

ada

justru

sebab

memberikan

stagnan

masyarakat

kesempatan

tentang

tubuh

menolak

keras

tubuh

yang

malah

pesona tubuhnya sendiri. Pesona tersebut

tenggelam menjadi male clone, (tiruan

menjadi satu-satunya nilai jual sebab hanya

laki-laki) yang justru menegaskan kualitas

pesona tubuhlah yang dianggap berharga

maskulin sebagai parameter keunggulan

darinya. Lingkaran ini terus berlanjut

(Ratna Megawangi, 1999 : 8).

pihak

pengeksploitasi,

meraih

Keterjebakan

mereka

yang

perempuan untuk keluar dari belenggu

sebab

membuat

perempuan

ini

terus

semakin

berlanjut

seiring berkembangnya teori feminis dalam

keuntungan dari tubuh perempuan.
terhadap

portes mereka terhadap masyarakat. Ketika

objektifikikasi, idealisasi, dan eksploitasi

feminis hendak melawan idealisasi tubuh

justru berangkat dari titik pandang yang

perempuan di dalam budaya adiluhung

sama; yakni tubuh perempuan. Feminisme

yang diwakili Old Master. Para seniman

gelombang kedua pada tahun 1970-an

old master membuat karya seni berupa

menitik beratkan wacana mereka salah

tubuh telanjang perempuan. Tubuh-tubuh

satunya

terhadap

tersebut diproyeksikan menjadi bentuk

tersebut

ideal perempuan. Pelukis kontemporer,

terepresentasikan dalam bentuk penolakan

Monet, melalui karyanya telanjangnya

atas

yang

Olympia berusaha “merusak” citra ideal

mengangungkan tubuh perempuan seperti

tersebut melalui realisme lukisannya yang

pemilihan ratu kecantikan. Mereka hendak

menunjukan sang perempuan memandang

“mencemarkan” citra ideal yang dibentuk

dengan tatapan sombong dan skeptic

oleh masyarakat patrirkis atau industri

(Sarah Gamble, 2010 : 152). Aliran

terhadap tubuh perempuan (Sarah Gamble,

feminis dari gelombang kedua hingga

2010 : 148).

feminisme posmodern bahkan pejuang

Respon

pada

objektifikasi.

fesyen

feminisme

perlawanan
Perlawanan

dan

acara

postfeminisme terus bertarung di arena
20 |

MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015

tubuh perempuan. Fiona Carson ketika

melawan citra tersebut, mereka justru

membahas persoalan tubuh dan feminisme

menghadirkan citra lainnya yang secara

menyatakan ;

tidak langsung adalah untuk menunjukan

Kritik feminis telah berkembang

tubuh perempuan yang seharusnya.

selama tiga puluh tahun terakhir sebagai

Keterjebakan gerakan feminis seperti

sebuah penyeimbang dari proses konstan

di

atas objektivikasi dan idealisasi yang

keterkungkungan

dibangun oleh industri dan media, yang

worldview Barat yang menjadi tempat

melalui proses-proses internalisasi telah

kelahirannya. Meskipun hadir sebagai

menjadi sensor kultural di dalamnya.

protes atas nasib buruk perempuan di barat

Seiring

pada masa lalu dan perjuangan atas hak

berjalannya

waktu

semakin

atas

bisa

dibaca

sebagai

mereka

di

bentuk
dalam

yang

mereka pada masa kini, feminisme tetap

mencerminkan perbedaan-perbedaan sudut

berada di dalam kerangkeng worldview

pandang dalam feminism (Sarah Gamble,

peradaban tersebut. Sebagaimana yang

2010 : 161).

ditegaskan oleh Al-Attas, Alparslan atau

beragam

pula

saura

kritikan

Feminisme melawan idealisasi tubuh

Ninian Smart, sebuah gerakan sosial dan

dengan menciptakan bentuk tubuh yang

intelektual akan selalu bersumber dari

mereka anggap melawan citra ideal. Sama

suatu worldview tertentu (Hamid Fahmi

seperti masyarakat yang hendak mereka

Zarkasyi, 2012 : 4). Ciri utama pandangan

lawan, feminisme juga terjebak pada

dunia Barat adalah sekularistik, oleh

penilaian utama dan ultima terhadap tubuh.

karena itu mereka tidak pernah melihat

Penilaian

dunia ini lebih dari sekedar benda fisik

yang

berbasis

tubuh

telah

menjadi sumber penderitaan perempuan di

tanpa

Barat dan masyarakat lain yang telah

Konsekuensi selanjutnya adalah penilaian

terbaratkan. Naomi Wolf menegaskan

materialistik

bahwa

termasuk perempuan. Maka perempuan

bahkan

mendapatkan

setelah

kebebasan

perempuan

nilai

terhadap

metafisik.

segala

sesuatu,

yang

akan dinilai berdasarkan tubuhnya semata,

dituntut gerakan feminisme tahun 1970-an,

sebab tubuhlah yang menjadi bentuk di sini

perempuan

menghadapi

dan

mengerikan.

perempuan. Baik dan buruknya perempuan

citra-citra

akan terbatas pada diskursus tubuh, sebab

kecantikan yang lebih kejam dan berat

sistem nilai dalam worldview sekular telah

yang hadir untuk diikuti (Naomi Wolf,

menjadi

2010

Naquib al-Attas, 2012 : 18 – 40). Satu-

masih

rintangan

yang

Rintangan

tersebut

:

10).

seperti

memiliki

terus
lebih

Ketika

berupa

feminis

hendak

kini

(seaculum)

relative

(Syed

Melawan Eksploitasi Tubuh Antara Feminisme Barat dan Islam (Ayub)

dari

seorang

Muhammmad

| 21

satunya yang tetap dan bisa dijadikan

hanya dari fisiknya semata. Titik salah

landasan penilaian adalah tubuh material

inilah yang dirombak oleh Islam. Al-

perempuan.

Qur’an

mengakui

bahwa

perempuan

Dari sini kita bisa menyimpulkan

dengan segala pesonanya fisiknya adalah

bahwa akar dari objektvikasi, idealisasi

hiasan dunia yang akan menimbulkan rasa

dan berakhir pada eksploitasi yang kejam

ketertarikan dari lawan jenisnya (QS. Ali

adalah bentuk penilaian yang terjebak pada

Imran (3) : 14). Namun demikian, al-

tubuh. Gerakan feminisme yang melawan

Qur’an dengan jelas memerintahkan baik

justru terjebak pada perangkap yang sama.

lelaki dan perempuan untuk menjaga

Sebabnya karena feminsme, seperti semua

pandangan (QS. an-Nur (24) : 30-31).

bentuk penindasan yang hendak mereka

Perintah ini adalah penegasan bahwa nilai

lawan, adalah sama-sama produk dari

manusia,

worldview Barat. Islam yang memiliki

ditentukan oleh ukuran material, terutama

wordview-nya sendiri yang berasal wahyu

tubuh. Hal ini dipertegas di tempat lain di

tentu memiliki pandangan dan solusinya

dalam

sendiri.

ditunjukan

memaklumkan diversiti manusia mulai dari

bagaiamana solusi Islam dalam melakukan

gender hingga suku bangsa, ditegaskan

liberasi terhadap perempuan baik secara

bahwa manusia terbaik adalah dia yang

historis maupun normatif.

paling bertakwa (QS. Al Hujurat (49) :

Berikutnya

Pembahasan

akan

dilanjutkan

teruama

al-Qur’an

perempuan

ketika

bukan

Allah

dengan

13). Sedangkan derajat manusia di sisi

gejala mutakhir dimana ajaran Islam yang

Allah ditentukan oleh ilmu dan imannya

liberatif justru menunjukan tanda-tanda

(QS. Al-Mujaadalah (58) : 11). Dalam

eksploitatf disebabkan infiltrasi worldview

konteks perempuan, semangat ini menjadi

Barat ke dalam benak kolektif kaum

spirit disyariatkannya hijab.

muslimin.

Hijab adalah manifestasi paling nyata
dari komitmen Islam untuk membebaskan
perempuan dari pemujaan fisik yang

B. Liberasi Islam: Hijab
Islam

menyelamatkan

perempuan

sesungguhnya adalah akar dari belenggu

dengan cara yang unik dan efektif. Bukan

mereka. Selama perempuan masih dinilai

hanya

mengajak

berdasarkan tampilan fisiknya semata,

Islam

bahkan

untuk

mengasihinya,

merombak

total

cara

selama tubuh mereka masih dipuja-puja,

melihat

perempuan.

maka selama itu pula perempuan akan

Eksploitasi terhadap tubuh perempuan

tetap diobjektifikasi bahkan dieksploitasi.

berakar pada penilaian atas perempuan

Pandangan negatif terhadap perempuan

masyarakat

22 |

MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015

pun berasal dari anggapan bahwa tubuh

Madinah.

perempuan adalah sumber godaan dan

sebenarnya

kotoran pada saat bersamaan. Olehnya

membuktikan

diterapkan segregasi yang ketat.

menyelamatkan muslimah dari keburukan

Segregasi
ekstrim

bahkan

dan

tidak

bisa

menjadi

rasional

seperti

Dengan

pembacaan

ayat

lain,

tersebut

bahwa

justru

hijab

berhasil

pemuja fisik perempuan. Eksploitasi tubuh
perempuan

akan

tetap

kepercayaan menstrual taboo yang pernah

kewajiban

ada pada peradaban Barat (Muchtar Rusli,

Petunjuk lainnya, bahwa hijab adalah

2009: 26). Mereka percaya bahwa selama

identitas penting bagi muslimah, sebagai

masa

deklarasi kebebasa mereka.

menstruasi

perempuan

menjadi

hijab

akan

ada,sehingga
tetap

relevan.

makhluk yang berbahya, hingga harus
ditempatkan di pondok khusus yang

C. Hijab Sebagai Fashion : Bentuk

disebut menstrual hut. Untuk memastikan
hal

seperti

itu

tidak

terjadi

Lain Eksploitasi?

kepada

Berbeda dengan fenomena hijab pada

perempuan, hijab disyariatkan dengan

tahun 1970-an, saat ini seorang perempuan

ketentuan yang ketat. Di dalam al-Qur’an

mengenakan hijab di ruang publik bukan

dan hadis diejaslkan bahwa hijab harus

lagi

menyembunyikan

kesyukuran,

kini

mengenakan

hijab

tubuh

perempuan

kecuali wajah dan telapak tangan.

sesuatu

yang

spesial.

Suatu

muslimah

bisa

tanpa

Dengan terbebas dari pemujaan fisik,

penerapan

peraturan

hijab telah membentuk identitas muslimah

Keputusan

(SK)

sebagai perempuan-perempuan merdeka

kadang represif.

takut

seperti:

pada
Surat

052/C/Kep/D/82 yang

yang dinilai berdasarka iman dan kiprah

Hijab telah menjadi fenomena umum

salih mereka di dalam masyarakat. Di

di ngeri ini, bahkan muncul gelombang

dalam

Allah

berikutnya yang tentu lebih tidak diduga

menyebutka bahwa manfaat hijab adalah

lagi oleh para pejuang hijab tersebut, yakni

agar perempuan yang mukmin jadi lebih

gelombang tren berhijab dengan modis.

dikenali dan olehnya terjaga dari tindakan

Meningkatnya

buruk yang mungkin menimpa mereka

memotivasi para desainer pakaian di negri

yang tidak berhijab (Q.S Al-Ahzab (33) :

ini untuk turut serta di dalam “bisnis

59). Sebagian penafsir modern seperti al-

hijab”(Eva F. Amrullah, 2008 : 2). Pada

Asymawi menjadikan ayat tersebut sebagai

akhir 90-an dan awal tahun 2000, usaha

alasan

untuk membuat hijab lebih canggih dirintis

karena

ayat

yang

termporernya
terikat

lain

pun,

kewajiban

konteks

hijab

masyarakat

oleh

APPMI

permintaan

(Asosiasi

Melawan Eksploitasi Tubuh Antara Feminisme Barat dan Islam (Ayub)

akan

hijab

Perancang
| 23

Pengusaha Mode Indonesia). Asosiasi ini

agar terlihat keren, mereka peduli pada

bahkan membentuk divisi khusus busana

perkembangan fashion hijab agar tidak

muslim dan muslimah.

ketinggalan jaman. Gaya hidup mereka

Awalnya bukan hanya hijab yang
mengikuti fashion, baju koko pun masuk

pun dianggap konsumtif dan elitis (Rima
Hardiyanti : 2012).

dalam fokus para desainer, tapi akhirnya

Di

luar

komunitas hijabers,

fashion hijablah yang terus berkembang.

perkembangan tren hijab berjalan jauh

Perkembangan

munculnya

melewati batas. Semangat hijab yang

menamakan

pernah diperjuangkan dulu tampaknya kini

didukung

komunitas yang
dirinya hijabers. Wadah

komuntas

bagi

pudar sehingga hijab menjadi sekedar kain

para perempuan yang memakai hijab tapi

penutup kepala bahkan sekedar gaya

konon tidak mau ketingglan fashion. Jenis

hidup. Ttragis lagi, hijab menjadi komoditi

komintas ini berkembang bagai jamur di

yang menguntungkan sehingga mereka

musim hujan. Mereka bahkan menjadi

yang

instrumen penting dalam bisinis hijab.

mementingkan profit belaka. Walaupun

terjun

di

dalamnya

hanya

Di satu sisi, fenomena hijabers

tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu juga

adalah bentuk dakwah kreatif yang patut

bisa berimbas baik bagi perkembangan

diapresiasi. Meski hijab sudah menjadi

ekonomi

sedemikian umum di negri ini, tidak bisa

2007). Hijab sebagai komoditi akhirnya

dipungkiri masih banyak muslimah yang

menjadikan mereka yang terus mengejar

enggan

ini

fashion menjadi sekedar objek eksploitasi

benalu

dari perusahaan hijab atau butik. Semangat

dakwah yang tidak bisa ditembus oleh dai

awal hijab yang bersifat liberatif dan

biasa. Tapi di sisi lain komunitas seperti ini

melawan eksploitasi berbasis pemujaan

tampaknya banyak terjebak hanya pada

fisik pun tampaknya telah terhianati.

memakainya.

biasanya

aspek

mampu

fashion

Komunitas

menembus

ketimbang

umat

( Dawam

Ainurrofiq:

mendalami

makna hijab yang mereka kenakanan dan

PENUTUP

ajaran Islam secara umum. Hasil penelitian

Masyarakat dark age menganggap

yang dilakukan pada komintas semacam

tubuh perempuan adalah sesuatu yang

itu di salah satu kota di Indonesai,

hina. Penilaian berdasarkan tubuh tersebut

Makassar,

melahirkan objektivikasi, idealisasi dan

menunjukan

fakta

yang

menyedihkan dimana mereka lebih peduli

berujung

pada hal-hal luaran seperti penggunaan

Feminisme lahir sebagai respon terhadap

pada

eksploitasi

perempuan.

bahasa Arab dan Inggris dalam komunikasi
24 |

MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015

kekejaman masyarakat patriarkis masa
dark

dan

age

perlawanan

terhadap

Al-Attas, Syed Naquib. 2011. Islam dan
Sekulersime, Bandung : PIMPIN.

modern,

Benzing, Brigitta et al. 2003. Exploitation

ternyata terjebak pada penilaian yang

and Overexploitation in Societies

sama.

Past and Present, Munster : LIT

penindasan

perempuan

Usaha

masa

mereka

menentang

objektivikasi, idealisasi, dan eksploitasi,
justru melahirkan bentuk tubuh menurut
mereka sendiri.

eksploitasi tubuh perempuan berangkat
dari titik penting bahwa perempuan tidak
berdasarkan

Perempuan

tubuh

diapresiasi

mereka.

berdasarkan

ketakwaan, amal ibadah, kontribusi sosial,
serta tingkat intelektual mereka. Cara
pandang

ini

Fredrickson, Barbara, L dan Tomi‐Ann
Roberts.

Solusi yang ditawarkan Islam bagi

dinilai

Verlag.

merupakan

buah

1997.

"Objectification

Theory."Psychology

Of

Women

Quarterly 21.2.
Gamble, Sarah. 2010. Feminisme dan
Yogyakarta

Postfeminisme,

:

Jalasutra
Gardner, Jostein. 2013. Dunia Sophie,
Bandung : Mizan

dari

Hardiyanti, Rima. 2012. Komunitas Hijab

worldview Islam yang berdasarkan pada al-

Kontemporer “Hijabers” Di Kota

Qur’an dan sunnah serta terwujud dengan

Makassar. Diss.

nyata di dalam sejarah kaum muslimin.

Husaini, Adian. 2005. Wajah Peradaban

Bentuk paling nyata dari solusi tersebut

Barat ; Dari Hegemoni Kristen Ke

adalah

Dominasi Sekular-Liberal, Jakarta :

disyariatkannya

hijab.

Hijab,

membebaskan perempuan dari penilaian
berdasarkan tubuh mereka. Faktor fisik

Gema Insani Press
Kania, Dinar Dewi. 2010. “Isu Gender;

bukan lagi menjadi titik utama penilaian.

Sejarah

Perempuan

dalam Jurnal Islamia, vol. 3 no. 5

hanya

dituntut

untuk

dan

Perkembangannya”

berkontribusi semaksimal mungkin bagi

Megawangi, Ratna. 1999. “Sekapur Sirih”,

kemanusiaan sesuai fitrahnya, bukan untuk

dalam Sachiko Murata, The Tao of

berpenampilan sedemikian rupa. Hal inilah

Islam ; Kitab Rujukan Tentang

bentuk pembebasan yang tuntas.

Relasi Gender dalam Kosmologi dan
Teologi Islam, Bandung : Mizan.

DAFTAR PUSTAKA

Rusli, Muchtar. 2009. "Fiqh Hijab dan

Amrullah, Eva F. 2008. "Indonesian
Muslim

Fashion

Styles

Designs." ISIM Review 22.

&

Wacana

Tubuh

Perempuan."

Dalam Musawa: Journal For Gender
Studies 1.1.

Melawan Eksploitasi Tubuh Antara Feminisme Barat dan Islam (Ayub)

| 25

Salahuddin, Hendri. ed. 2012. Indahnya
Keserasian

Gender

dalam

Hendri.

Gender,

2012

“Konsep

Images of Beauty Are Used Against

dan

Budaya”,

Women, New York : Harper Collins

Agama

Makalah disampaikan dalam acara
“Gender
Exhibition

Summit”
&

women's history 7.3.
Wolf, Naomi. 2002. The Beauty Myth How

Islam Jakarta : KMKI.
Salahuddin,

European Witch-Hunts." Journal of

di

Smesco

Convention

Hall

Jakarta pada pada 27 Juni 2012)

Perrenial
Wulandari, B. Tjandra. 2010. "Perempuan
dan Pornografi Sebuah Seni Ataukah
Eksploitasi", dalam Jurnal Legality.

Whithney, Elspeth. 1995. "The Witch"

Zarkasyi, Hamid Fahmi. 2012. Misykat;

She"/The Historian" He": Gender

Refleksi Tentang Islam, Westernisasi

And The Historiography Of The

dan Liberalisasi, Jakarta : INSISTS

26 |

MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015