Pemuda dan Teknologi Informasi. pdf

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Pemuda dan Teknologi Informasi

EKOJI999 Nomor

353, 27 Agustus 2013

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - [email protected]
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email [email protected].

Berkali‐kali  dalam  berbagai  kesempatan sejumlah 

pejabat  Indonesia  menekankan  akan  adanya 
fenomena  bonus  demogra�i  yang  akan  dialami 
Indonesia  dalam  5‐20  tahun  mendatang,  yaitu 
situasi  dan  kondisi  dimana  jumlah  tenaga  kerja 
produktif  akan  mendominasi  pro�il  demogra�i 

nusantara.  Keadaan  ini  di  satu  pihak  merupakan 
peluang  besar  bagi  Indonesia  untuk  meningkatkan 
pertumbuhan  ekonominya  secara  signi�ikan, 
sekaligus  menjadi  ancaman  potensi  terjadinya 
pengangguran  dan  gangguan  lainnya  apabila  gagal 
menciptakan  suasana  lingkungan  kondusif  untuk 
menampung  kebutuhan  para  generasi  muda 
tersebut.

Fenomena  dunia  memperlihatkan  bagaimana  kaum  kelas  menengah  menjadi  kunci 
bertransformasinya  negara  berkembang  menjadi  negara  maju  atau  industri,  dimana  kelas 
menengah tesebut  didominasi  oleh kaum muda atau pemuda – yaitu individu yang memiliki 
usia di  sekitar 15 hingga 35 tahun.  Mengapa pemuda?  Karena pada rentangan usia tersebut, 
terdapat karakteristik yang mewarnai individu pada era global ini, seperti:










Tingginya  spirit  atau  semangat  juang  untuk  berpetualang  dalam  berbagai  bentuk 
eksperimen  ekonomi,  seperti  menjadi  wiraswastawan,  pengusaha  muda,  penggagas 
ide‐ide unik, pemicu tren industri, maupun pencipta produk/jasa kreatif;
Daya  tahan  serta  kekuatan  (endurance)  dan  keberanian  dalam  mencapai  apa  yang 
diinginkannya  yang  sangat  tinggi,  dimana  yang  bersangkutan  sanggup  berhadapan 
dengan  tembok‐tembok  kemapanan  dan  hambatan  yang  mengganggu  terciptanya 
dunia yang lebih baik;
Sangat  haus  dalam  menghasilkan  karya‐karya  yang  fenomenal  dan  berdampak  luas 
bagi  kemaslahatan  umat  manusia,  melalui  terciptanya  berbagai  produk/jasa  yang 
sangat unik, kreatif, dan inovatif;
Tingkat  idealisme  yang  tinggi,  sehingga  keberadaan  dan prinsip  hidup  mereka  tidak 
mudah terkooptasi dengan pragmatisme ekonomi maupun gangguan politis lainnya;
Mengedepankan independensi yang tinggi, dalam arti kata tidak banyak  berharap dan 
bergantung  pada  bantuan  pihak‐pihak  seperti  pemerintah  atua  regulator  karena 
mereka dapat membangun jejaring komunitasnya masing‐masing (resourceful); 
Memliki  komitmen yang  tinggi  terhadap pencapaian  cita‐citanya  (persistence),  tanpa 
takut  harus  jatuh bangun  dalam berhadapan dengan  kondisi  yang sangat  menantang 

dan dinamis; dan
Cenderung  memiliki  literasi  yang  sangat  tinggi  di  bidang  sistem  dan  teknologi 
informasi, karena memang secara alami mereka hidup di jaman moderen.

HALAMAN 1 DARI 2



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Inilah yang menyebabkan mengapa perlu memberikan perhatian khusus kepada para pemuda 
ini  demi  keberlangsungan  hidup  bangsa  dan  negara  di  masa  mendatang.  Dengan  kata  lain, 
kehidupan kita semua sangatlah bergantung dengan kinerja dan performa kaum muda.
Apa yang dapat dilakukan masing‐masing komunitas dalam mendukung para generasi muda 
ini? Cukup banyak, misalnya:








Bagi  industri  swasta,  berikan  mereka  kesempatan  dalam  berinteraksi  dengan  para 
pemegang  modal  (capital  source)  karena  begitu  banyak  gagasan  kreatif  dan  inovatif 
mereka  yang  patut  mendapatkan  pertimbangan  untuk  mendapatkan  dukungan 
�inansial dalam mengembangkannya;
Bagi  pemerintah,  pastikan  dikembangkannya  kebijakan,  aturan,  atau  intensif  yang 
berpihak kepada mereka,  agar dapat menjadi  katalisator keberhasilan berbagai usaha 
mereka dalam menggapai cita‐citanya;
Bagi  akademisi,  dampingi  mereka  dengan  berbagai  ilmu  pengetahuan,  nasehat, 
kearifan  (wisdom),  maupun  teladan  agar  apa  yang  mereka  lakukan  berada  dalam 
koridor manfaat dan etika yang baik;
Bagi  para  orang  tua  dan  guru,  bekali  mereka dengan  pendidikan  karakter  dan  nilai‐
nilai kehidupan yang hakiki,  agar dalam usaha mereka menggapai apa yang diidamkan 
tidak melanggar nilai‐nilai budaya dan kehidupan masyarakat/sosial; dan
Bagi  komunitas  dan  lingkungan  sekitar,  perlihatkan  dukungan  dan  semangat  positif 

untuk memperkuat motivasi dan kepercayaan mereka dalam usahanya menggapai apa 
yang diinginkan.

Teknologi  informasi  adalah  alat  sekaligus  lahan  bagi  kaum  muda  untuk  memperlihatkan 
identitas diri dan karya‐karya briliannya. Negara yang mampu melihat potensi ini diharapkan 
dapat membentuk lingkungan kondusif bagi mereka untuk berkarya. 
‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐

HALAMAN 2 DARI 2



(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013