Dikotomi Politik dan Administrasi Negara

TUGAS PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA

DIKOTOMI POLITIK DAN
ADMINISTRASI NEGARA

OLEH

Yolanda Nur Rohma
07011281320013
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Semester I (Ganjil)
Dosen Pengasuh :

Dr. Raniasa Putra, S.Ip, M.Si
197805122002121003

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

DIKOTOMI POLITIK DAN ADMINISTRASI

NEGARA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
YOLANDA NUR ROHMA
07011281320013
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Semester 1 (Ganjil)
Halaman Pengesahan diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester dari
dosen pengasuh mata kuliah “Pengantar Ilmu Administrasi Negara”.
Mengetahui,

Palembang, 14 Desember 2013


Dosen Pengasuh

Mahasiswa

Dr. Raniasa Putra, S.Ip, M.Si

Yolanda Nur Rohma

NIP. 1978051220021212003

NIM. 07011281320013

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

JUDUL:

DIKOTOMI POLITIK DAN
ADMINISTRASI NEGARA


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah Swt., karena atas rahmat dan karunia-Nyalah
saya dapat menyelesaikan tugas sederhana ini. Tugas ini saya tulis dalam rangka
memenuhi Ujian Akhir Semester dari Dr. Raniasa Putra, S.Ip., M.Si. selaku dosen
mata kuliah “Pengantar Ilmu Administrasi Negara”.
Saya mengucapkan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dr.
Raniasa Putra, S.Ip., M.Si. dan semua pihak yang telah membantu saya dalam
menulis tugas ini. Saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini terdapat kekurangankekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya bersedia menerima
kritikan dan saran yang membangun demi perbaikan untuk tulisan saya kedepannya.
Saya berharap tugas sederhana ini dapat dipahami dan membantu dalam
memahami dikotomi politik dan administrasi negara, baik bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya.

Palembang, 11 Desember 2013

Yolanda Nur Rohma
NIM. 07011281320013

DAFTAR ISI
JUDUL ...............................................................................................................


iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................

iv

DAFTAR ISI .....................................................................................................

v

BAB I: PENDAHULUAN
Latar belakang .....................................................................................................

6

Permasalahan .....................................................................................................

6


Tujuan Penulisan ................................................................................................

6

Metode Penelitian ...............................................................................................

6

Sistematika ............................................................................./............................

7

BAB II: PEMBAHASAN
Pengertian ...........................................................................................................

8

Struktur Negara ..................................................................................................

10


Sistem Pemerintahan ..........................................................................................

11

Dikotomi politik dan administrasi publik ...........................................................

15

Fungsi administrasi publik ..................................................................................

17

BAB III: PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................

19

Saran ..................................................................................................................


19

Kata Penutup ......................................................................................................

19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

20

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam sejarah pemerintahan negara dikenal beberapa sistem pemerintahan,
salah satunya adalah sistem pemerintahan Dwipraja. Sistem ini berbeda dengan
sistem Ekapraja yang seluruh kekuasaan berada ditangan seseorang, yang dikenal
dengan nama monarki absolut/mutlak. Pada sistem Dwipraja atau dikenal sebagai
dikotomi politik dan administrasi membagi kekuasaan pemerintah dalam dua
kekuasaan, yakni kekuasaan politik dan kekuasaan administrasi. Kekuasaan
politik berkenaan dengan perumusan kebijakan publik, sedangkan kekuasaan

administrasi berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan publik yang telah
ditetapkan.
1.2 Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan negara, ilmu negara, administrasi negara dan
politik?
2. Bagaimana struktur dalam suatu negara?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan
4. Apa yang dimaksud dengan dikotomi politik dan administrasi publik.
5. Bagimana tingkatan fungsi administrasi publik (negara).
1.3 Tujuan Penulisan
Tugas ini ditulis dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester dari Dr.
Raniasa Putra, S.Ip., M.Si. selaku dosen mata kuliah “Pengantar Ilmu
Administrasi Negara”.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan yang digunakan adalah Metode Pustaka.

1.5 Sistematika
1. Pengertian negara, ilmu negara, administrasi negara dan politik.
2. Struktur negara.
3. Sistem pemerintahan

4. Dikotomi politik dan administrasi publik.
5. Fungsi administrasi publik (negara).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. Pengertian Negara
Negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) organisasi di
suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh
rakyat; dan (2) kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya.
Menurut Prof. R. Djoko Soetono, S.H, negara adalah organisasi manusia
atau kumpulan manusia yang berada dibawah pemerintahan yang sama.
Menurut Victor Situmorang, S.H dalam bukunya Intisari Ilmu Negara,
negara dalam arti umum, meliputi:
1) sifat hakikat negara (het wezen van de staat),
2) ajaran-ajaran kedalaulatan negara atau dasar penghalalan hukum suatu
negara (rechtsvaardigingsgronds van de staat),

3) tujuan negara (doel/zweck van de staat), dan
4) Bentuk-bentuk negara (staats vorm).
B. Pengertian Ilmu Negara
Ilmu Negara Umum ialah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
sendi-sendi pokok atau asas-asas, pokok hal ihwal negara-negara pada
umumnya (staat als genus) yakni tentang sejarah terjadinya atau asal
mulanya riwayat pertumbuhan dan perkembangannya, hakikat dasar-dasar
atau sifat-nya, bentuk-bentuknya, macam-macamnya, lenyapnya dan
sebagainya, serta mengenai bagaimana hubungan antara negara dengan
negara, negara dengan hukum, negara dengan masyarakat, dan negara dengan
agama, dan sebagainya.

C. Pengertian Admnistrasi Negara
Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya DasarDasar Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Negara adalah ilmu
pengetahuan (cabang ilmu administrasi) yang secara khas melakukan studi
(kajian) terhadap fungsi intern dan ekstern daripada stuktur-struktur dan
proses-proses yang terdapat di dalam bagian yang sangat penting daripada
sistem dan Aparatur Pemerintah, yang secara singkat disebut dengan
Administrasi Negara, yang dalam bahasa Inggris Amerika disebut Public
Administration, dan dalam bahasa Belanda disebut Openbaar Bestuur.

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI), Administrasi Negara
adalah keseluruhan penyelenggaraan kekuasan negara dengan memanfaatkan
segala kemampuan aparatur negara serta segenap dana dan daya untuk
terlaksananya tugas-tugas pemerintah dan tercapainya tujuan negara.
Dimock dalam bukunya Public Administration, mengemukakan bahwa:
“Public Administration is the activity of the State in the exercise of its
political power.” (Administrasi negara adalah kegiatan negara dalam
melaksanakan kekuasaan atau kewenangan politiknya (Handayaningrat,
1996:3)
Menurut Arifin Abdulrachman, administrasi negara merupakan ilmu yang
mempelajari pelaksanaan dari politik negara. Sedangakan menurut F. A.
Nigro, Administrasi Negara mempunyai peranan penting dalam merumuskan
kebijaksanaan pemerintah dan merupakan bagian dari proses politik.
J. Wajong berpendapat bahwa tugas utama Administrasi Negara ialah
pada dasarnya merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan politik,
kemudian melaksanakannya dan menyelenggarakannya.
D. Pengertian Politik
Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti Negara
kota. Secara etimologi kata politik masih berhubungan erat dengan
katapolitis yang

bearti

hal-hal

yang

berhubungan

dengan

politik.

Kata politisiberarti orang-orang yang menekuni hal-hal yang berkaitan
dengan politik.
Definisi politik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
(1) (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan; (2) segala
urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb) mengenai pemerintahan negara
atau thd negara lain; dan (3)cara bertindak (dalam menghadapi atau
menangani suatu masalah).
Andrew Heywood berpendapat bahwa politik adalah kegiatan suatu
bangsa

yang

bertujuan

untuk

membuat,

mempertahankan,

dan

mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya,
yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.
Sedangkan menurut Roger F.Soltau, politik adalah ilmu yang mempelajari
Negara,tujuan-tujuan Negara, dan lembaga-lembaga Negara yang akan
melaksanakan tujuan tersebut serta hubungan antara Negara dengan warga
negaranya serta Negara lain.
Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik, Prof. Miriam Budiardjo
mengatakan bahwa politik adalah usaha untuk menentukan peraturanperaturan yang dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar warga, untuk
membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang harmonis. Ramlan
Surbakti dalam bukunya Memahami Ilmu Politik, menyatakan bahwa politik
adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang
kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2.2 Struktur Negara
Struktur negara meliputi:
1) Alat-alat perlengkapan negara yang terdiri dari:
a) kepala negara;
b) pemerintahan;
c) badan perwakilan rakyat; dan

d) pengadilan.
2) Desentralisasi yang meliputi:
a) Desentralisasi Politik;
b) Desentralisasi Kebudayaan;
c) Desentralisasi Fungsional;
d) Desentralisasi Teknik; dan
e) Desentralisasi Kaloborasi.
3) Gabungan negara-negara,
4) Badan pembentuk undang-undang (konstituante),
5) Hubungan antara negara dengan hukum,
6) Hubungan antara negara dengan masyarakat, dan
7) Fungsi negara yang meliputi:
a) Dwipraja dari Goodnow, teorinya:
i) policy making; dan
ii) policy executive.
b) Trias Politika dari Montesquieu:
i) eksekutif;
ii) legislatif; dan
iii) yudikatif.
c) Caturpraja
d) Berbagai jenis pemerintah negara modern.

2.3 Sistem Pemerintahan
A. Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang artinya suatu
keseluruhan yang kompleks yang disatupadukan (a complex a whole put
together).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah (1) perangkat
unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas;
(2) susunan yg teratur dr pandangan, teori, asas, dsb; dan (3) metode.

The Liang Gie (1971) menyatakan bahwa sistem ialah suatu kebulatan
yang berliku-liku dan tetap atas hal-hal atau unsur-unsur yang saling
berhubungan dan disatupadukan berdasarkan suatu asas tata tertib.
S. Pamudji dalam bukunya Perbandingan Pemerintahan merumuskan
pengertian sistm sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh, dimana
di dalamnya terdapat komponen-komponen, yang ada gilirannya merupakan
sistem

tersendiri, yang mempunyai fungsi masing-masing, saling

berhubungan satu dengan yang lain menurut pola, tata atau norma tertentu
dalam rangka mencapai suatu tujuan.
B. Pengertian Pemerintahan
Kata pemerintahan dalam Bahasa Indonesia berasal dari kata pemerintah,
sedangkan kata pemerintah berasal dari kata perintah. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, perintah adalah (1) perkataan yg bermaksud menyuruh
melakukan sesuatu: suruhan; (2) aba-aba: komando; dan (3) aturan dr pihak
atas yg harus dilakukan. Sedangkan kata pemerintah berarti (1) sistem
menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi,
dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya; (2) sekelompok orang yg
secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan
kekuasaan; (3) penguasa suatu negara (bagian negara); (4) badan tertinggi yg
memerintah

suatu

negara

(spt

kabinet

merupakan

suatu

pemerintah); (5) negara atau negeri (sbg lawan partikelir atau swasta): dan
(6) pengurus; pengelola.
Selanjutnya,

kata

memerintah; dan

pemerintah

(2) segala

berarti (1) proses,

urusan

yg

dilakukan

cara,
oleh

perbuatan
negara

dl

menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan Negara.
Menurut Minto Rahayu, pemerintahan merupakan suatu seni adalah hal
yang

wajar,

yaitu

kemampuan

menggerakkan

organisasi-organisasi,

administrator, dan kekuasaan kepemimpinan, serta kemampuan menciptakan,
mengkarsakan, dan merasakan surat-surat keputusan yang berpengaruh , atau
kemampuan mendalangi bawahan serta mengatur lakon pemerintah sebagai

penguasa.

Sedangkan

menurut

Wikipedia

Indonesia,

Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat
dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
Prof. Dr. H. Wirman Syafri, M.Si dalam bukunya Studi Tentang
Administrasi Publik mengatakan bahwa pemerintah dalam arti luas dapat
diartikan segala usaha yang dilakukan oleh institusi negara untuk mencapai
tujuan kenegaraan.
C. Sistem Pemerintahan
Pemerintahan berkenaan dengan segala usaha/upaya yang dilakukan
negara untuk mencapai tujuan kenegaraan, sedangkan administrasi publik
berkenaan dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
yang disebut apatur negara atau stakeholder lainnya untuk merumuskan,
melaksanakan, mengimplementasikan, dan kalau perlu memaksakan haluan
(kebijakan) negara guna mencapai tujuan kenegaraan secara efisien dan
berkeadilan sosial.
Apabila diamati, terminologi pemerintahan dan administrasi publik pada
dasarnya mengandung pengertian yang sama, meskipun pendekatannya
berbeda. Ilmu pemerintahan menggunakan pedekatan legalistis, sementara
ilmu

administrasi

publik

menggunakan

pendekatan

organisasi

dan

manajemen.
Di

dalam

sejarah

pemerintahan,

dikenal

beberapa

sistem

pemerintahan, seperti:
1. Sistem pemerintahan Ekapraja.
Pada sistem pemerintahan Ekapraja, seluruh kekuasaan pemerintahan
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif) berada di tangan seorang kepala
pemerintahan (biasanya seorang raja). Sistem pemerintahan ini dikenal
dengan nama monarki absolut/mutlak.
2. Sistem pemerintahan Dwipraja.
Pada sistem Dwipraja atau dikenal sebagai dikotomi politik dan
administrasi membagi kekuasaan pemerintah dalam dua kekuasaan, yakni

kekuasaan politik (berkenaan dengan perumusan kebijakan publik) dan
kekuasaan administrasi (berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan publik
yang telah ditetapkan).
3. Sistem pemerintahan Tripraja.
Sistem pemerintahan Tripraja membagi kekuasaan pemerintahan dalam:
(1) kekuasaan legislatif, (2) kekuasaan eksekutif, dan (3) kekuasaan
yudikatif. Sistem pemerintahan ini diajarkan oleh Montesquieu (Trias
Politica) dalam L’Esprit des toi (Jiwa Undang-Undang). Menurut ajaran
ini, setiap kekuasaan pemerintah tersebut berdiri sendiri dan lepas sama
sekali dari kekuasaan yang lain. Negara penganut ajaran ini hanya
Amerika Serikat (checks and balances system). Sementara Indonesia
menganut sistem pembagian kekuasaan pemerintah dengan kewajiban
bekerja satu sama lain.
4. Sistem pemerintahan Caturpraja
C. Van Vollenhoven:

W.F. Willoughby:

a) pengaturan (regeling);

a) kekuasaan legislatif;

b) pemerintahan

b) kekuasaan eksekutif;

(bestuur);
c) peradilan
(rechtsspraak); dan
d) polisi (politie).

c) kekuasaan
dan
d) kekuasaan
administratif.

yudikatif;

5. Sistem pemerintahan Pancapraja.
Sistem pemerintahan ini membagi kekuasaan pemerintahan dalam lima
kekuasaan:
a) kekuasaan legislatif;
b) kekuasaan eksekutif;
c) kekuasaan yudikatif;
d) kekuasaan administratif; dan
e) kekuasaan pemilih (electrorate).
6. Sistem pemerintahan Satpraja
Sistem dalam studi Administrasi Publik adalah tatanan. Jadi sistem
pemerintahan dimaknai dengan “tatanan pemerintahan”.
2.4 Dikotomi Politik dan Administrasi Negara
Dikotomi politik dan administrasi dimulai dari tulisan Frank J. Goodnow
yang dalam bukunnya Politic and Administration (1900). Di dalam buku tersebut
Goodnow membagi kekuasaan pemerintahan menjadi dua fungsi yang berbeda.
Dua fungsi tersebut ialah politik dan administrasi.
Politik menurut Goodnow berkenaan dengan perumusan kebijakan-kebijakan
negara (publik) atau perumusan pernyataan kehendak atau keinginan negara
(expression of the state will). Sementara administrasi diartikan sebagai pelaksana
yang harus berhubungan dengan kebijksanaan-kebijaksanaan publik tersebut.
Dalam hubungan ini, pemisahan kekuasaan pemerintah dalam kekuasaan
legislatif, eksekutif dan yudikatif merupakan dasar pembedaan dalam politik dan
adminitrasi. Badan legislatif dengan ditambah kemampuan penafsiran dari badan
yudikatif mengemukakan keinginan-keinginan negara dan kebijaksanaan formal.
Sedangkan badan eksekutif mengadministrasikan (menjalankan) kebijaksanaankebijaksanaan tersebut secara adil, tidak memihak dan tidak bersifat politis
(apolitically).

Lokus pada dikotomi ini (yang juga merupakan paradigma pertama pada
administrasi negara) yakni mempermasalahkan dimana seharusnya administrasi
negara ini berada. Secara jelas menurut Goodnow dan pengikutnya menghendaki
adanya pemisahan yang tegas, administrasi negara seharusnya berpusat pada
birokrasi pemerintahan selanjutnya dalam kaitannya dengan lokus paradigma
pertama ini ialah timbulnya suatu persoalan diantara kalangan akademis dan
praktisi mengenai dikotomi politik-administrasi. Mereka berpendapat bahwa
apabila politik memasuki administrasi, pelaksanaan kebijakan publik yang
merupakan ranah administrasi akan mengalami kekacauan/kerusakan. Inisial
legitimasi yang konseptual tentang locus ini memberikan pusat pengertian atau
definisi

dari

bidang

administrasi.

Selanjutnya

dalam

kaitannya

dengan locus paradigma pertama ini ialah timbul suatu persoalan di antara
kalangan akademisi dan praktisi mengenai dikotomi politik-administrasi.
Administrasi negara mulai mendapatkan legitimasi akademis pada tahun
1920-an. Pada tahun 1996, Leonald White menerbitkan buku “Introduction to the
study of public administration” (buku pertama yang secara keseluruhannya
dipersembahkan untuk mengenalkan ilmu administrasi negara). Dwight waldo
pernah mengatakan mengenai buku White ini bahwa buku tersebut merupakan
sari karakter kemajuan Amerika, dan didalam saripatinya itu tercermin dorongan
yang umum dalam bidang ini. Dorongan itu antara lain mengemukakan sebagai
berikut :
1. Politik seharusnya tidak usah mengganggu lagi administrasi negara.
2. Manajemen memberikan sumbang analisis ilmiahnya terhadap administrasi
negara
3. Administrasi negara adalah mampu menjadikan dirinya sebagai ilmu
pengatahuan yang “value free”.
4. Misi dari ilmu administrasi adalah ekonomis dan efesiensi.
Hasil dari paradigma pertama ini memperkuat paham (nation) perbedaan dari
dikotomi politik-administrasi. Paham perbedaan ini akan tampak jelas dengan
cara menghubungkannya dengan suatu koresponden antara dikotomi nilai (value)
dan practice. Dengan demikian segala hal yang diteliti oleh administrasi negara

di dalam lembaga eksekutif bagaimanapun diwarnai dan diabsahkan (legitimized)
dengan praktik dan ilmiah (practice and scientific).
Dalam pertumbuhan lebih lanjut berkembang pandangan yang menyatakan
bahwa antara tingkatan politik dan administrasi terjalin hubungan timbal balik
antara politik dan administrasi yang oleh Leonard White disebut interpenetration.
Dengan demikian jelaslah bahwa pembagian kekuasaan pemerintahan dalam dua
kekuasaan bukanlah pemisahan yang mutlak, tetapi merupakan pembagian
kekuasaan yang menuntut kerja sama yang erat agar proses administrasi publik
dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Pengaruh lain yang sangat terasa ialah, karena penekanan administrasi negara
pada “administrasi dan praktika” pada mulanya, maka usaha-usaha berikutnya
adalah dipusatkan untuk memberikan fondasi prinsip-prinsip ilmiah pada
administrasi tersebut. Hal ini merupakan suatu usaha untuk yang tidak mudah
pada awal perkembangan administrasi negara sebagai suatu ilmu.
2.5 Fungsi Administrasi Publik
Sistem pemerintahan dwipraja atau yang dikenal dengan sebutann dikotomi
politik dan administrasi membagi kekuasaan pemerintah ke dalam dua
kekuasaan, yakni kekuasaan politik dan kekuasaan administrasi. Sistem
pemerintahan dwipraja juga menunjukan bahwa proses administrasi publik terdiri
dari dua tingkatan, yaitu:
1) tingkat politik atau policy forming; dan
2) tingkat administrasi atau policy executing.
Tingkat politik atau policy forming mempunyai fungsi merumuskan
kebijakan umum (kebijakan negara atau kebijakan publik). Perumusan kebijakan
umum dilakukan oleh badan perwakilan rakyat (legislatif) sebagai organ tingkat
politik bersama Presiden. Sementara itu, fungsi tingkat administrasi, yakni
melaksanakan kebijakan umum atau kebijakan publik (policy executing) yang
telah dirumuskan oleh tingkat politik (di Indonesia dilaksanakan oleh Presiden
dan para Menteri).

Dalam proses administrasi publik di Indonesia, antara organ tingkat politik
dan organ tingkat administrasi telah terjadi interpenetration. Sependapat dengan
J. Wayong (dalam Bintoro, 1995) yang mengatakan bahwa fungsi atau tugas
utama administrasi publik pada dasarnya adalah merencanakan dan merumuskan
kebijakan politik, kemudian melaksanakan dan menyelenggarakannya.
Sehubungan itu, praktis penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut.
Kewenangan menetapkan kebijakan negara atau policy forming berada di
Badan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah (Presiden) setelah dirumuskan dan
dibahas bersama para stakeholders. Karena kebijakan itu harus dilaksanakan oleh
Presiden dengan segenap jajarannya, maka harus mengetahui secara detail
tentang isi kebijakan tersebut.
Dalam istilah “pelaksanaan” kebijakan negara, terkandung pengertian
berikut:
1) Kebijakan negara dilaksanakan sebagaimana yang tersurat, antara lain karena
kebijakan tersebut sudah jelas dan konkrit.
2) Dalam pelaksanaan kebijakan negara yang telah ditetapkan oleh para wakil
rakyat, kadang-kadang harus dihadai kondisi yang tidak menguntungkan
(darurat/mendesak) dan di sisi lain kemauan (motivasi), serta kemampuan
dari sebagian warga negara masih rendah (tidak mendukung) sehingga tidak
jarang dilakukan secara paksa (otoriter). Metode pemaksaan dalam
pelaksanaan kebijakan negara harus dipertimbangkan sematang-matangnya,
harus selektif dan dalam frekuensi yang sangat rendah.
3) Mengimplementasikan kebijakan negara yang telah ditetapkan oleh organ
perumus

kebijakan

negara.

Implementasi

berarti

menjabarkan

atau

menerjemahkan kebijakan negara yang telah ditetapkan antara lain karena
sifatnya yang konseptual dan abstrak, padahal pelaksanaan operasional harus
bersifat konkret serta dapat dilaksanakan (operationally workable). Oleh
karena it, dibutuhkan kemampuan menginterpretasikan kebijakan negara
yang telah ditetapkan. Dengan kemampuan interpratatif, tingkat administrasi
diharapkan

dapat

merumuskan

dan

menetapkan

ketentuan-ketentuan

pelaksanaan operasional yang konsisten dengan kebijakan negara yang telah
ditetapkan dalam bentuk petunjuk pelaksana (juklak) atau petunjuk teknis
(juknis).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari yang diuraikan pada BAB II (Pembahasan), jelaslah bahwa
pembagian kekuasaan pemerintahan dalam dua kekuasaan, yaitu politik dan
administrasi negara, bukanlah pemisahan yang mutlak, tetapi merupakan
pembagian kekuasaan yang menuntut kerja sama yang erat agar proses
administrasi publik dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

3.2 Saran
Saya memberikan saran kepada pembaca, terutama para pembelajar di bidang
administrasi negara (publik) agar dapat membedakan antara politik dan
administrasi negara, akan tetapi tidak membedakan secara ‘tegas’ antara kedua
bidang tersebut, karena suatu ilmu tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
hubungan dengan ilmu lain.
3.3 Kata Penutup
Demikianlah tugas yang saya buat. Semoga bermanfaat dan menambah
wawasan bagi saya maupun semua orang yang membaca tugas sederhana ini.
tentu masih banyak kekurangan, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. penulis
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak
jelas, mengerti, dan lugas
Saya banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada saya agar dapat membantu penulisan tugas atau makalah
saya kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA


Prof. Dr. H. Wirman Syafri, M.Si, Studi Tentang Administrasi Publik,
Erlangga.



Victor Situmorang, Intisari Ilmu Negara, 1987, Bina Aksara, Jakarta.



Drs. S. Pamudji, M.PA., Perbandingan Pemerintahan, 1994 (cetakan
keempat), Bina Aksara, Jakarta.



Peter Woll, Constitutional Democracy Polities and Politics, 1982, Litle,
Brown and Company (Inc.), Canada.



Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, 2010, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.



Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (cetakan keempat), 1999, PT.
Grasido, Jakarta.



http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php



fisipunsil.blogspot.com/2010/04/pengertian-negara.html?m=1



http://artipengetahuan.blogspot.com/2013/02/pengertian-ilmu-administrasinegara.html



http://wikimedya.blogspot.com/2009/11/pengertian-administrasi-negara.html



http://cuznanurhidayati.blogspot.com/2012/09/pengertian-administrasinegara-banyak.html



http://www.slideshare.net/septianraha/pengertian-politik-menurut-paratokoh-dan-ahli-27816661



http://carapedia.com/pengertian_definisi_pemerintahan_info2065.html



http://warkop-pelajar.blogspot.com/2013/10/pengertian-pemerintahanmenurut-para-ahli.html



http://qqrezkhyamalia.blogspot.com/2013/03/paradigma-administrasipublik_23.html