manajemen transportasi ekspor impor dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam proses perdagangan internasional khususnya penanganan ekspor – impor ada berbagai
pihak yang terlibat selain para importir dan ekportir baik secara langsung maupun tidak
langsung. Selain eksportir ada perusahaan jasa pengiriman barang, perusahaan pelayaran,
kepabeanan, importir di negara tujuan dan institusi-institusi lain yang berkaitan dengan
ekspor-impor. Semua pihak yang terkait tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari mekanisme ekspor-impor. Termasuk di dalamnya bagaimana pihak – pihak tersebut
menentukan jasa pengiriman, penentuan dokumen – dokumen pendukung dimana dokumen
tersebut merupakan tanda terima pengalihan dari pihak satu ke pihak lainya. Selain tentang
dokumen penentuan moda transportasi apa yang digunakan dalam pengiriman barang juga
bagian penting yang perlu diperhatikan karena mengingat transaksi yang dilakukan adalah
antar negara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Apa saja moda transportasi yang umum digunakan untuk proses ekspor – impor ?
1.2.2 Bagaimana penangan kargo ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan transportasi intermoda ?
1.3 MANFAAT PEMBAHASAN
1.3.1 Diharapkan mahasiswa mengerti apa saja moda transportasi yang umum digunakan
untuk proses ekspor – impor.
1.3.2 Diharapkan mahasiswa mengerti bagaimana penangan kargo.
1.3.3 Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan transportasi intermoda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
MODA TRANSPORTASI
A. Alat Angkutan Laut
Dalam kegiatan pengiriman barang, ada beberapa pihak yang saling terkait satu sama lain
yaitu Shipper (pengirim barang) – Carrier (jasa pengangkutan) – Consignee (penerima
barang). Untuk mengakomodasikan pengiriman barang tersebut diperlukan alat atau sarana
transportasi. Ada berbagai alat transportasi, baik melalui darat, laut dan udara yang digunakan
untuk mengirim barang dari suatu negara ke negara lain. Namun yang sering digunakan
sebagai alat angkut barang untuk kegiatan ekspor-impor adalah angkutan laut. Dalam hal ini
alat angkut laut memiliki kelebihan dapat memuat lebih banyak barang. Secara umum ada
beberapa tipe kapal laut :
Conventional Liner Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang belum menggunakan
container.
Semi Container Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang sebagian menyediakan
tempat untuk container.
Full Container Vesell, adalah jenis kapal yang khusus mengangkut barang-barang
yang dikemas dalam container dan berlabuh di dermaga atau pelabuhan peti kemas.
Sedangkan bila dilihat dari Jenis Layanan dari Kapal Pengangkut tersebut, dapat dibagi
menjadi :
Conference Line, yaitu jenis pelayanan kapal yang memiliki jadwal tetap berdasarkan
persetujuan di antara anggota-anggota perusahaan pelayaran dan adanya kesamaan
dalam penentuan tarif B/L .
Non Conference Line, perusahaan pelayaran yang tidak bergabung dalam kelompok
perusahaan pelayaran dan tarif ditentukan berdasarkan harga pasar.
NVOCC (Non Vessell Operating Common Carrier), yaitu perusahaan yang tidak
memiliki armada pelayaran namun menyediakan jasa pengurusan transportasi. Kapal
yang digunakan bisa kelompok 1 maupun 2. Dengan cara ini tarif yang dibayarkan
oleh eksportir dapat lebih rendah, karena perusahaan ini biasanya mendapat potongan
2
harga dari perusahaan pelayaran asalkan dapat menjamin banyaknya barang yang
dapat diangkut oleh perusahaan pelayaran tersebut dalam 1 tahun.
Tramper Service, jenis pelayanan kapal carter untuk melayani pengiriman barang
dalam jumlah besar dan homogen.
Angkutan Laut dengan Container / Peti Kemas
Container atau suatu peti empat persegi panjang, tahan cuaca, digunakan untuk mengangkut
dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan barang- barang curah yang melindungi isinya
dari kehilangan dan kerusakan, diperlakukan sebagai satuan muat, dan jika pindah kapal
tanpa harus dibongkar isinya. Petikemas dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu,
dapat dipakai berulang kali yang terstandar dapat dipindah-pindahkan ke berbagai moda
transportasi laut dan darat dengan mudah seperti kapal laut, kereta api, truk atau angkutan
lainnya sehingga transportasi ini efisien, cepat, aman, dan kalau mungkin diangkut dari pintu
ke pintu (door to door). Dewasa ini, ukuran petikemas yang distandarisasikan oleh (ISO)
International Standard Organization ada 2 macam yang disebut dengan ukuran 20 feet dan
ukuran 40 feet untuk menunjukkan ukuran panjangnya, sedangkan lebar dan tingginya
adalah sama yaitu 8 feet.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa tipe container dilihat dari jenis muatannya, yaitu :
1. General Purpose Container
Container jenis ini umum digunakan untuk memuat barang-barang padat dan kering, baik
yang telah dikemas dalam kotak sebelum dimuat di container maupun yang menggunakan
alat bantu lain seperti hanger untuk garment. Ada beberapa jenis general cargo, diantaranya :
Closed Container, container yang paling banyak dijumpai, dengan pintu dibagian
belakang.
Open Container, container yang bagian atapnya terbuka.
Open Sided Container, container yang bagian sisinya terbuka
Open Top Open Sided, container yang bagian atas dan sisinya terbuka
Open Top End Container, container yang bagian atas dan bagian belakangnya terbuka
Half Height Container, container yang tingginya ½ dari tinggi standard. Biasanya
digunakan untuk memuat barang yang berat jenisnya tinggi.
Ventilated Container, container yang memiliki jendela untuk sirkulasi udara
Special Container, container yang digunakan untuk memuat barang - barang khusus
yang jenisnya :
3
Cattle Container, container yang digunakan untuk memuat binatang hidup dan
dilengkapi dengan sangkar/ kerangkeng
Hanging Container, container yang digunakan memuat pakaian jadi dan
dilengkapi dengan hanger untuk menggantung pakaian
Meat Rall Container, container yang digunakan memuat daging tanpa
pendingin
2. Thermal Container
Container yang dilengkapi dengan alat pendingin sehingga suhunya dapat diatur, contohnya
adalah perishable dan refrigator cargo, yaitu container yang digunakan untuk memuat udang,
ikan, daging atau buah-buahan.
3. Bulk Container
Container yang digunakan untuk memuat barang curah, seperti kopi, dan kacang-kacangan.
Container ini dilengkapi dengan alata hidrolik yang dapat mengangkat satu sisinya pada saat
barang yang dimuat akan dicurahkan.
4. Tank Container
Disebut juga liquid cargo, yang digunakan untuk mengangkut barang cair /likuid.
Ada beberapa istilah umum yang digunakan dalam pengangkutan menggunakan container
atau peti kemas :
Muat barang
STUFFING
VANNING
Bongkar barang
UNSTUFFING
DEVANNING
STRIPING / Mengosongkan
LO-LO
LIFT ON : Menaikkan container ke atas alat angkut
LIFT OFF : Menurunkan container dari alat angkut
CY: Container Yard, tempat penumpukkan container kosong dan berisi
CFS : Container Freight Station, gudang tempat stuffing dan stripping container
FCL : Full Container Load, container berisi barang yang semuanya dimiliki
4
oleh 1 orang atau 1 perusahaan
LCL : Less Container Load, container berisi barang yang dimiliki oleh
beberapa orang atau beberapa perusahaan
SOC : Shipper Own Container, container milik shipper
COC : Carrier Own Container, container milik carrier atau armada
pengangkutan
Detention : pungutan biaya yang dikenakan karena pemilik barang mengembalikan
container melewati batas free time
Demurrage : pungutan biaya yang dikenakan karena pemilik barang mengambil
container isi di pelabuhan setelah melewati batas free time
Konsorsium : kelompok container operator yang melayani rute khusus, sling
melakukan slot charter antara satu sama lain
Container Depot : lapangan tempat penyimpanan container kosong
Container Leasing : perusahaan yang menyewakan container
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat persiapan pemuatan barang (stuffing)
1. Memeriksa container :
Light test, bersih, bebas bau, kering dan bebas hama, pintu dapat ditutup dengan baik dan
atap tidak berkarat
2. Stuffing dengan baik
maksimumkan kapasitas container
berat terbagi rata
peraturan umum pemuatan barang dalam karton
yang ringan di atas yang berat di bawah
ruang kosong harus didunage (diganjal)
kemasan mudah pecah jangan tertekan di dinding
susunan jangan runtuh menimpa pintu container
peraturan spesial kargo harus diperhatikan
muatan berbahaya harus diperhatikan
3. Mengurangi kondensasi
harus ditata di tempat yang lebih lapang
container harus kering
5
pergunakan silica gel
dunage harus kering
besi telanjang harus dicat atau dibungkus pipa PVC
Dokumen – dokumen yang dibutuhkan untuk angkutan laut:
1. Shipping Instuction , yaitu dokumen yang berisi instruksi dari shipper kepada agen
pengangkut/carrier untuk mengangkut barang yang telah ditentukan
2. Shipping Order, yaitu dokumen order pengapalan dari agen pengangkutan ke armada
pelayaran dalam hal ini diwakili oleh kapten kapal
3. Mate’s Receipt, yaitu tanda terima yang diberikan oleh mualim kapal sebagai tanda bahwa
barang telah diterima di kapal
4. Bill of Lading, yaitu (B/L) merupakan tanda terima barang-barang yang diberikan oleh si
pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (Shipper).
5. Manifest, yaitu rekapitulasi muatan dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar
6. Delivery Order, yaitu dokumen yang diberikan agen pengangkutan kepada penerima
barang sebagai tanda bahwa barang telah dapat diambil di pelabuhan.
Bill of Lading
Bill of Lading (B/L) merupakan tanda terima barnag-barang yang diberikan oleh si
pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (Shipper). Isinya menyatakan bahwa barangbarang tersebut telah diterima dan disetujui untuk diangkut ke pelabuhan tujuan dan
diserahkan di tempat tujuan kepada penerima barang (consignee) yang ditunjuk oleh
pengirim barang. Fungsi dari B/L adalah :
1. Tanda bukti penerimaan barnag-barang (receipt of goods)
2. Perjanjian pengangkutan (a contract of affreightment)
3. Tanda bukti hak milik ( a document of tittle)
6
B. ALAT ANGKUT UDARA
Kargo adalah barang-barang yang dikirim melalui pesawat udara yang dilengkapi dengan
surat muatan udara ( Airwaybill ) termasuk benda-benda pos dan bagasi yang dikirim sesuai
dengan prosedur pengiriman kargo.” Kargo terdiri dari tiga jenis diantaranya sebagai berikut :
1. General Cargo
General cargo adalah kargo atau barang yang pada umumnya memiliki sifat yang tidak
membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati, barang yang tidak memerlukan
penanganan khusus asalkan persyaratan pengangkutan telah memenuhi ketentuan yang
berlaku, serta ukuran dan beratnya dapat ditampung kedalam ruangan ( Compartment )
pesawat udara, sehingga barang-barang tersebut dapat diberangkatkan seperti garmen, spare
part, elektronik dll.
2. Spesial Kargo
Special Cargo adalah kargo atau barang-barang yang memerlukan penanganan khusus baik
dalam penerimaan, penyampaian, atau pengangkutan seperti:
Live Animal ( AVI ) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara
seperti anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.
Human Remain ( HUM ) adalah mayat manusia. HUM terbagi menjadi dua yaitu :
Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut
dengan menggunakan peti jenazah.
Cremated yaitu jenazah yang sudah berupa abu ( ashes ) dan biasanya dikirim
dengan menggunakan kotak guci atau kotak kayu.
Perishable goods ( PER ) adalah barang-barang yang mudah sekali rusak, hancur, atau
busuk, seperti buah-buahan, sayuran, daging, bunga, ikan dan bibt tanaman.
Valuable goods ( VAL ) adalah barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi atau
barang-barang berharga seperti emas, intan, berlian, cek, platina, dll.
Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang sangat menyengat
seperti durian, minyak wangi, minyak kayu putih.
Live Human Organ ( LHO ) adalah barang-barang yang berupa organ tubuh manusia
yang masih berfungsi seperti bola mata, ginjal, hati.
3. Dangerous Goods
7
Dangerous Goods adalah kargo yang dikhususkan untuk memuat barang – barang yang
berbahaya untuk keselamatan penerbangan. Klasifikasi dari dangerous goods antara lain :
Exsplosive goods ( REX ) adalah barang-barang berbahaya yang mudah meledak
seperti mesiu, peluru, petasan, kembang api.
Gasses ( RPG ) adalah barang-barang yang mudah menguap saperti Butane,
Hydrogen, Propane.
Flammable liquids ( RFL ) adalah barang-barang yang barsifat zat cair dan mudah
terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.
Flammable solids ( RFS ) adalah barang-barang zat padat dan mudah terbakar seperti
Matches.
Oxidizing substances ( ROX ) & Organic peroxide adalah barang-barang yang
mudah menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan pusing atau mengantuk seperti
Calcium chlorate, ammonium nitrate.
Toxic ( RPB ) & Infectious substances ( RIS ) adalah barang-barang yang
mengandung racun seperti sianida, pestisida, virus hidup, bakteri hidup, virus HIV.
Radioactive material ( RFW ) adalah zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan
dapat membahayakan bagi manusia, hewan dan beberapa jenis kargo.
Corrosives ( RCM ) adalah barang-barang yang mengandung karat seperti asam
baterai dan merkuri.
Miscellaneous dangerous goods ( RMD ) adalah barang-barang lain yang dianggap
berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila diangkut dengan
menggunakan moda transportasi udara seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi
roda elektrik dll.
Dokumen – dokumen dalam moda transportasi udara antara lain :
Airway Bill (AWB)
Master AWB) / House AWB
Shipping Instruction
Commercial Invoice
Shipper’s Declaration of Dangerous Cargo
Shipper’s Certificate for Arms and Ammunition
AWB/SMU : (Air WyBill/ Surat Muatan Udara)
8
Airwaybill atau SMU adalah cargo dokumen yang diterbitkan oleh carrier (pengangkut) atau
agent yang dikuasakannya. Airwaybill atau SMU mempunyai fungsi yaitu :
a. Bukti tertulis dari kesimpulan Contract pengangkutan
b. Bukti dari penerimaan barang kiriman
c. Sebagai bukti penagihan ongkos kirim (jika CCX shippment)
d. Sertifikat asuransi dari barang kiriman
e. Sebagai acuan bagi pengangkut dalam melaksanakan pengiriman dan penyerahan barang
kiriman ditempat tujuan.
Airwaybill atau SMU adalah dokumen non-negotiable yang minimum terdiri dari 8 (delapan)
copy yaitu:
a. Original 3 (berwarna biru), yang diberikan kepada shipper dan berguna untuk :
1. Bukti penerimaan barang
2. Bukti tertulis dari perjanjian antara pengangkut dengan si pengirim, bagi
sebuah kontrak pengangkutan.
b. Original 1 ( warna hijau) diperuntukan bagi pengangkut dan berguna untuk penyelesaian
accounting, juga sebagai bukti dari Kontrak Pengangkutan.
c. Original 2 (warna pink) yang diberikan kepada consignee (sipenerima barang). Original 2
ini akan menyertai barang kiriman sampai ditempat tujuan, selanjutnya akan diserahkan
kepada Consignee, Sedangkan copy-copy lainnya, adalah copy dari original tersebut, dan
sesuai dengan indikasi yang terdapat dibaris bawah.
d. Original 3 untuk sipengirim
e. Original 1 dipruntukkan bagi carrier
f. Copy no.8 diperuntukkan bagi agent
g. Dokumentasi dari ongkos yang terjadi
h. Dokumentasi dari perubahan atas permintaan shipper (shipper`s right disposition).
Sesuai dengan Convensi Warsawa dan Hague Protocol, dan sesuai dengan syarat yang tertera
dipersyaratan pengangkutan, maka sipengirim (shipper)lah yang akan menyiapkan penerbitan
airwaybill atau SMU. Sipengirim bertanggung jawab atas kebenaran tentang hal yang
berhubungan dengan kiriman barang yang ia tuliskan di airwaybill atau SMU, atau yang
telah dituliskan atas nama pengirim. Sipengirim akan bertanggung jawab akan hal yang
merugikan, atau merusakkan, yang diakibatkan karena kesalahan, ataupun ketidak benaran,
ataupun kekurangan, untuk hal yang tertulis di airwaybill atau SMU. Meskipun penulisan
tersebut tidak dilakukan oleh sipengirim sendiri, oleh agen yang dikuasakannya, atau orang
9
lain yang dikuasakannya. Dengan ditanda tanganinya airwaybill atau SMU tersebut, sekaligus
sipengirim setuju terhadap segala syarat pengiriman, yang tercantum dibelakang airwaybill
atau SMU sebagai kontrak pengangkutan. Perkataan Not Negotiable yang tercantum di
airwaybill atau SMU berarti bahwa airwaybill atau SMU tersebut adalah bersifat langsung,
dan bersifat non negotiable yang berbeda dengan Bill of Lading dari pengangkutan laut.
Siapapun tidak boleh menerbitkan airwaybill atau SMU negotiable, sehingga siapapun tidak
boleh menghilangkan perkataan “Not Negotiable” dari airwaybill tersebut.
Fungsi AWB :
Kontrak angkutan
Bukti penerimaan barang
Sertifikat asuransi
Petunjuk bagi staff penerbangan
10
C. CARGO HANDLING
Cargo Handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo saat mulai
diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut dari suatu kota ke kota lain di
dalam dan luar negeri. Proses pekerjaan antara lain adalah :
1. Penerimaan (Acceptance).
2. Timbang barang.
3. Pembuatan Dokumen Angkut (Documentation).
4. Build-up / Break-down dari dan pallet/container atau gerobak.
5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya.
6.Loading ke pesawat dan unloading dari pesawat.
7. Penyimpanan (storage).
8. Pengiriman (delivery)
Cargo Handling dapat berjalan baik apabila sistem dan prosedur serta sarana dan prasarana
yang dimiliki gudang dan pergudangan di masing–masing stasiun mencukupi dan
pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan benar sesuai operating procedure.
-
Sistem
Untuk pembuatan bukti timbang barang / BTB digunakan program yang di install dalam
Computer. Manifest Cargo dibuat dengan menggunakan mengisi form yang telah tersedia.
-
Prosedur
Setiap gudang mempunyai acuan kerja yaitu Standard Operation Procedure (SOP); berupa
tindakan yang harus dilaksanakan petugas gudang agar pekerjaan operasional dapat berjalan
lancar.Peraturan mengenai syarat dan tata cara menerima, menyusun barang kiriman ke pallet
dan kontainer serta menarik dan memuat barang ke pesawat secara korporasi terdapat dalam
manual Airlines.Peraturan lainnya terdapat dalam Cargo Information Notice sebelum
dibakukan dalam
manual. Pencatatan kegiatan sehari-hari antara shift terutama bila terjadi
irregularities dilakukan dengan mengisi log book.
-
Sarana & Prasarana di Gudang
Sarana dan prasarana yang ada di gudang antara lain Timbangan, Computer, Printer, Ruang
kantor, telepon, Mesin X Ray, Mesin Telex, Fasilitas bergerak, Fasilitas tidak bergerak.
Prosedure Handling Kargo Secara Umum
11
a. Petugas menerima SLI dari shipper atau yang mewakili dan melakukan pemeriksaan
terhadap fisik maupun dokumen untuk meyakinkan bahwa kargo tersebut telah
memenuhi persyaratan. Pemeriksaan meliputi dokumen pelengkap, misalnya Material
Safety Data Sheet (MSDS), Shipper Declaration for Dangerous Goods, Shipper
Certification for Live animal, sertifikat karantina, dan lain-lain. Sementara itu, pada
pemeriksaan fisik kargo petugas harus memastikan
bahwa kargo jumlahnya sesuai
dengan yang tertera pada label, kemasan dalam kondisi baik, marking dan label sesuai
dengan ketentuan, dan untuk kargo yang disegel, pastikan segel tidak rusak.
b. Setelah proses pemeriksaan dokumen dan fisik selesai, petugas akan menerbitkan Bukti
Timbang arang (BTB)
c. Petugas memeriksa bukti pembayaran sewa gudang.
d. Petugas memeriksa Master Airwaybill, apakah nomor sudah sesuai dengan BTB dan
bukti pembayaran sewa gudang, memastikan apakah pengisian MAWB sudah benar dan
sama dengan yang tertera di BTB.
e. Petugas memastikan bahwa cargo telah mendapatkan tanda persetujuan muat dari bea &
cukai.
f. Petugas memastikan bahwa kargo telah menjalani proses X-Ray atau pemeriksaan
dengan cara lain, misalnya metal detector, stay 24 jam ataupun pemeriksaan isi kemasan.
g. Petugas mengistruksikan kepada petugas terkait untuk memindahkan cargo ke storage
2. Prosedur Handling Kargo Ekspor Impor
Ada beberapa syarat prosedural yang harus dilakukan baik untuk mengekspor maupun
mengimpor barang. Untuk mengirim barang, hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Bila seseorang ingin mengirim barang/kargo, yang harus dilakukan adalah mendatangi
kantor cargo agent/freight forwarder dengan membawa barangnya. Di sana barang akan
ditimbang dan diperiksa packingnya. Bila memenuhi syarat, maka akan dibuatkan
dokumen Air Waybill (untuk pengiriman dalam negeri dibuatkan surat muatan udara).
Biaya pengiriman bisa dibayar di muka (prepaid) atau di tempat tujuan (collect).
b. Selanjutnya cargo agent atau freight forwarder akan datang ke area pergudangan,
khususnya ke Acceptance Counter untuk memproses kargo tersebut.
c. Dokumen-dokumen pelengkap kargo dibawa ke pabean untuk diperiksa dan disetujui.
Bila nemenuhi syarat, barang siap untuk dikirim.
12
d. Selanjutnya barang disimpan dan di built up di gudang outbound sampai tiba waktunya
untuk dinaikkan atau dimasukkan ke dalam cargo compartment pesawat.
e. Tahap berikutnya adalah proses pengeluaran barang yang diterima, yaitu setelah barang
diturunkan dari pesawat terbang, barang akan disimpan lebih dahulu di gudang impor
dan gudang rush handling.
f. Si penerima barang akan mendapatkan pemberitahuan tentang adanya barang kiriman
(notice of arrival) berupa surat, email, atau melalui telepon dari petugas di gudang
inbound.
g. Consignee dalam hal ini bisa diwakili oleh freight forwarder, datang ke gudang inbound
untuk melakukan proses pengambilan kargo tersebut.
h. Barang digudang impor hanya bisa dikeluarkan setelah diperiksa (dinyatakan clearance)
oleh pihak pabean dan pembayaran pajak dan atau bea masuk atas barang tersebut telah
diselesaikan.
4. Standard Operation Prosedure (SOP) : Warehousing Aktivities
Aktifitas Inbound
Pada gudang inbound ada beberapa unit yang terkait dengan penanganan kargo, seperti
unit acceptance, document processing, storage, dan break down area. Pada prinsipnya
penerimaan dan pengiriman kargo ada dua hal yaitu dokumen dan kargo.
a. ACCEPTANCE (Inbound) AREA
Acceptance di gudang impor adalah unit yang bertugas melakukan verifikasi dokumen
sebelum menjalani proses lebih lanjut. Tata cara acceptance cargo dengan terlebih dahulu
memilah dokumen dan selanjutnya didistribusikan ke unit storage, cargo delivery, rush
handling, transfer/transit, bea cukai, dan karantina, kantor pos tukar bandara setempat
ataupun warehouse operator lain untuk proses over bringen (OB) memeriksa data pada
MAWB antara lain :
Special Handling Information
Commodity
Sistem Pembayaran (collect atau prepaid)
Tujuan akhir pengiriman
Nama dan alamat consignee
b. BREAK DOWN AREA
13
Break down area adalah tempat kargo dibongkar atau diturunkan dari ULD. Pelaksanaan
breakdown adalah sebagai berikut:
Petugas mendapatkan break down plan dari petugas acceptance
Petugas akan memeriksa kondisi ULD secara saksama sebelum kargo diturunkan.
Pada saat kargo dibongkar, petugas akan mencatat :
Kondisi ULD
Nomor ULD
Kondisi segel
Nomor MAWB dan jumlahnya per ULD
Nomor HAWB dan jumlahnya per ULD
Jenis, warna, dan cirri kemasan
Apabila ada special cargo, petugas akan segera mengalokasikannya sesuai dengan
jenis
kargonya, kecuali ada permintaan sendiri dari pemilik kargo.
Apabila ada kargo angkut lanjut, petugas akan segera menyiapkan kargo dan
dokumennya untuk diproses lebih lanjut.
Petugas menyerahkan hasil breakdown ke petugas storage untuk ditempatkan.
Setelah selesai, petugas akan mengirimkan hasil break down ke unit-unit terkait
lainnya melalui telex dan atau email.
c. STORAGE
Seperti telah dibahas sebelumnya, mekanisme storage harus mengikuti seperti yang
tercantum dalam AHM 330. Storage import terbagi menjadi beberapa area seperti be handle
area, over flow area, dan area-area lain untuk special cargo. Adapun proses storage dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Petugas menerima kargo yang telah selesai proses break down
Petugas mendapatkan cargo dalam area storage sesuai dengan lokasi yang telah
ditetapkan. Pengelompokkan kargo dalam storage bisa didasarkan atas beberapa hal
antara lain jenis kargo, nomor airwaybill, jenis komoditas, ukuran atau beratnya.
Petugas juga harus menyiapkan kargo yang akan diserahkan kepada consignee.
Petugas melaksanakan stock opname tiap hari.
d. CARGO DELIVERY
14
Cargo delivery adalah unit yang berhubungan langsung dengan consignee, freight forwarder,
atau PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan). Pekerjaan unit ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Petugas menerima dokumen yang telah diproses oleh unit acceptance.
Petugas melakukan Notice of Arrival (NOA) melalui telepon, fax, atau email.
Pada saat consignee/freight forwarder/PPJK datang, petugas akan meminta kartu
identitas (KTP,passport,SIM, dan lain-lain) baru setelah itu dokumen asli diserahkan
untuk diproses lebih lanjut.
Apabila kewajiban kepabeanan dan sewa gudang telah selesai diakukan, petugas akan
mengeluarkan surat/form yang menyatakan bahwa kargo sudah boleh dibawa keluar
gudang.
Aktifitas Outbound
1. ACCEPTANCE (Outbond) AREA
Acceptance Area adalah area tempat shipper/freight forwarder melaporkan cargo yang akan
dikirim. Ada dua cara pelaporan :
Pelaporan secara lisan.
Pelaporan dengan menggunakan Shipper Letter of Instructions. Informasi yang
disampaikan shipper kepada petugas, meliputi :
Nama sarana pengangkut dan nomor penerbangan
Rencana tanggal keberangkatan
Nama dan alamat shipper
Nama dan alamat consignee
Airport asal
Airport tujuan
Nomor MAWB
Jumlah kargo
Berat kargo
Dimensi kargo
Dan data-data penunjang lain
Petugas acceptance dapat menerima kargo dan pos dari :
Shipper
15
Freight forwarder/cargo agent
Transfer dari airline lain
INTERMODAL TRANSPORTATION
Intermodal transportation adalah sistem transport yang dioperasikan dengan menggabungkan
lebih dari dua moda transport di bawah kontrol dan tanggung jawab satu operator.
D. PENANGANAN ASURANSI KARGO
Alur pengangkutan barang (cargo) baik melalui darat, laut dan udara memiliki risiko yang
tidak kecil. Risiko ini, kalau terjadi, dapat menimbulkan dampak kerugian financial bagi
pemilik barang. Asuransi Pengangkutan adalah asuransi yang menjamin kerugian akibat
kerusakan atau hilangnya barang yang diangkut selama proses pengangkutan dari tempat
asal sampai tempat tujuan. Perpindahan ini bisa perpindahan dalam kota yang sama, antar
kota, antar pulau maupun antar negara.
Pada asuransi pengangkutan muatan laut bisa saja terjadi masalah diantaranya masalah yang
sering terjadi adalah lamanya proses persetujuan pembayaran klaim dari pihak asuransi.
Penyebab lamanya proses persetujuan klaim adalah kurang lengkapnya berkas pengajuan
klaim dari nasabah dan keterlambatan pelaporan dan penyerahan berkas kepada pihak
asuransi. Beberapa akibat dari permasalahan asuransi marine kargo tersebut bisa
menimbulkan dampak negatif kepada pihak asuransi diantaranya:
Menimbulkan banyak komplain dari klaimen yang berkaitan dengan lambatnya pembayaran
klaim pengangkutan muatan laut (Marine Cargo).
Citra atau nama baik perusahaan akan memburuk, dengan banyaknya komplain yang
dilakukan oleh klaiment.
DOKUMEN PENDUKUNG KLAIM
Dokumen pendukung klaim adalah dokumen-dokumen yang ikut mendukung klaim yang
timbul baik dilihat dari pembuktian terjadinya kerugian maupun tentang persya-ratanpersyaratan yang berhubungan dengan pengangkutan dan tata-niaga barang-barang yang
dipertanggungkan termasuk dokumen-dokumen yang mendukung besarnya nilai kerugian.
Adapun dokumen-dokumen pendukung klaim Asuransi Pengangkutan Barang melalui
laut adalah :
16
1.
Invoice : Dokumen yang berisikan jumlah, jenis barang dan harga barang atas objek
pertanggungan yang akan dikirim.
2.
Packing List : Dokumen yang menerangkan rincian barng per-peti/per-kolli.
3.
Certificate of Packing : Persyaratan pembungkus yang laik (sufficient packing) suatu
barang sudah diten-tukan standardnya yang bertujuan untuk melindungi keselamatan
barang dalam proses pengangkutan yang biasa disebut Seaworthy Packing. Yang
mengeluarkan Certificate of packing ini adalah perusahaan Proffesional yang telah
mengetahui metode pembungkus untuk setiap barang sesuai dengan sifat dan karakteristik
barang yang dibungkusnya.
4.
Bill of Loading (B/L) Untuk mengetahui apakah suatu barang telah dimuat dalam
kapal, hal ini dapat diketahui dari Bill of Lading,
5.
Certificate of Origin : Dokumen yang menerangkan asal negara barang yang
bersangkutan.
6.
Bukti Kekurangan :Bukti kekurangan ini dalam pengangkutan laut biasanya disebut
dengan istilah
7.
Bukti Kerusakan : Bukti kerusakan ini adalah suatu pernyataan dari perusahaan
pengangkutan laut yang menerangkan bahwa barang yang diserahkan mengalami
kerusakan. Bukti kerusakan ini biasanya disebut : “Cargo Damage Report” (CDR) atau
“Damage Cargo List” (DCL) atau “Claims Contatering Bewijs” (CCB).
8.
Laporan Survey (oleh Marine Independent Surveyor (M.I.S.)) : Adalah surat
pembuktian atas kekurangan atau kerusakan atas barang-barang yang dipertanggungkan,
surat
ini
bisa
saja
dikeluarkan
oleh Marine
Independent
Surveyor(M.I.S.),
seperti Lloyds Agent; Marine Cargo Inspection (MCI) atau International Marine
Recoveries (IMR) dll.
9.
Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LPK) : Sesuai dengan ketentuan Inpress No.4
tahun 1985 tentang penugasan SGS yang melakukan survey atas barang-barang import
Indonesia, maka SGS mengeluar-kan Laporan Kebenaran Pemeriksaan terhadap barangbarang import yang meliputi quantity, harga, ongkos/biaya pengangkutan dari pada barang
tersebut.
17
10.
General Average Declarastion : Adalah deklarasi General Average yang dikeluarkan
oleh Nahkoda/Shipping Company ke Average Adjuster dalam hal terjadinya General
Average
11.
Pemberitahuan tabrakan kapal : Adalah surat pemberitahuan adanya tabrakan
kapal dari Perusahaan Pelayaran yang mengangkut barang dalam hal terjadinya kasus
tabrakan kapal.
12.
Original Polis : Adalah suatu bukti tertulis adanya pertanggungan atas pengangkutan
barang- barang yang mengalami kerugian atau kerusakan atau kehilangan tersebut.
Unsur – unsur yang terlibat dalam asuransi:
1. Penanggung ( insurer) , yang memberikan proteksi ,perusahaan asuransi
2. Tertanggung (insured), yang menerima proteksi
3. Peristiwa tak tentu (accident)
Harga Pertanggungan
Insured Value : Harga pertanggungan ditetapkan sebesar harga barang ditempat pengiriman
dan ketika pengiriman.
Harga pertanggungan yaitu :
Harga barang + Biaya pengangkutan + Premi asuransi (dapat juga ditambahkan
dengan bea masuk + profit )
Pihak – pihak yang mengurus asuransi
Pihak – pihak yang bertanggung jawab atas pembuatan asuransi pada dasarnya bergantung
pada syarat perdagangan yang telah disepakati. Dalam standart perdagangan internasional
mengenai hak dan kewajiban bagi pihak ekspor dan impor antara lain :
-
-
FREE ON BOARD (FOB)
Dimana disini harga barang tidak temasuk biaya pengiriman. Tanggung jawab penjual
hanay sampai barang naik diatas kapal , selebihnya adalah tanggung jawab pembeli
COST AND FREIGH
18
Harga barang termasuk biaya pengiriman. Tanggung jawab penjual hanya sampai
barang naik diatas kapal dan biaya pengiriman serta tidak bertanggung jawab terhadap
-
masalah asuransinya
COST INSURANCE AND FREIGH
Harga barang sudah termasuk asuransi dan biaya pengiriman. Penjual berkewajiban
mengasuransikan atas nama pembeli karena yang memiliki insurable interest adalah si
pembeli.
DAFTAR RUJUKAN
http://eko.tj.nscpolteksby.ac.id/14_prosedur-transportasi-penanganan-cargo/
http://e-journal.uajy.ac.id/4370/2/1MTS01812.pdf
https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-pengangkutan/pelayananpengangkutan/
http://hardmodes.com/82447/pdf/bab-vi-transportasi-dan-penanganan-cargo
http://flowchartbsh.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
19
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam proses perdagangan internasional khususnya penanganan ekspor – impor ada berbagai
pihak yang terlibat selain para importir dan ekportir baik secara langsung maupun tidak
langsung. Selain eksportir ada perusahaan jasa pengiriman barang, perusahaan pelayaran,
kepabeanan, importir di negara tujuan dan institusi-institusi lain yang berkaitan dengan
ekspor-impor. Semua pihak yang terkait tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari mekanisme ekspor-impor. Termasuk di dalamnya bagaimana pihak – pihak tersebut
menentukan jasa pengiriman, penentuan dokumen – dokumen pendukung dimana dokumen
tersebut merupakan tanda terima pengalihan dari pihak satu ke pihak lainya. Selain tentang
dokumen penentuan moda transportasi apa yang digunakan dalam pengiriman barang juga
bagian penting yang perlu diperhatikan karena mengingat transaksi yang dilakukan adalah
antar negara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Apa saja moda transportasi yang umum digunakan untuk proses ekspor – impor ?
1.2.2 Bagaimana penangan kargo ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan transportasi intermoda ?
1.3 MANFAAT PEMBAHASAN
1.3.1 Diharapkan mahasiswa mengerti apa saja moda transportasi yang umum digunakan
untuk proses ekspor – impor.
1.3.2 Diharapkan mahasiswa mengerti bagaimana penangan kargo.
1.3.3 Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan transportasi intermoda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
MODA TRANSPORTASI
A. Alat Angkutan Laut
Dalam kegiatan pengiriman barang, ada beberapa pihak yang saling terkait satu sama lain
yaitu Shipper (pengirim barang) – Carrier (jasa pengangkutan) – Consignee (penerima
barang). Untuk mengakomodasikan pengiriman barang tersebut diperlukan alat atau sarana
transportasi. Ada berbagai alat transportasi, baik melalui darat, laut dan udara yang digunakan
untuk mengirim barang dari suatu negara ke negara lain. Namun yang sering digunakan
sebagai alat angkut barang untuk kegiatan ekspor-impor adalah angkutan laut. Dalam hal ini
alat angkut laut memiliki kelebihan dapat memuat lebih banyak barang. Secara umum ada
beberapa tipe kapal laut :
Conventional Liner Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang belum menggunakan
container.
Semi Container Vesell, adalah jenis kapal pengangkut yang sebagian menyediakan
tempat untuk container.
Full Container Vesell, adalah jenis kapal yang khusus mengangkut barang-barang
yang dikemas dalam container dan berlabuh di dermaga atau pelabuhan peti kemas.
Sedangkan bila dilihat dari Jenis Layanan dari Kapal Pengangkut tersebut, dapat dibagi
menjadi :
Conference Line, yaitu jenis pelayanan kapal yang memiliki jadwal tetap berdasarkan
persetujuan di antara anggota-anggota perusahaan pelayaran dan adanya kesamaan
dalam penentuan tarif B/L .
Non Conference Line, perusahaan pelayaran yang tidak bergabung dalam kelompok
perusahaan pelayaran dan tarif ditentukan berdasarkan harga pasar.
NVOCC (Non Vessell Operating Common Carrier), yaitu perusahaan yang tidak
memiliki armada pelayaran namun menyediakan jasa pengurusan transportasi. Kapal
yang digunakan bisa kelompok 1 maupun 2. Dengan cara ini tarif yang dibayarkan
oleh eksportir dapat lebih rendah, karena perusahaan ini biasanya mendapat potongan
2
harga dari perusahaan pelayaran asalkan dapat menjamin banyaknya barang yang
dapat diangkut oleh perusahaan pelayaran tersebut dalam 1 tahun.
Tramper Service, jenis pelayanan kapal carter untuk melayani pengiriman barang
dalam jumlah besar dan homogen.
Angkutan Laut dengan Container / Peti Kemas
Container atau suatu peti empat persegi panjang, tahan cuaca, digunakan untuk mengangkut
dan menyimpan sejumlah muatan kemasan dan barang- barang curah yang melindungi isinya
dari kehilangan dan kerusakan, diperlakukan sebagai satuan muat, dan jika pindah kapal
tanpa harus dibongkar isinya. Petikemas dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu,
dapat dipakai berulang kali yang terstandar dapat dipindah-pindahkan ke berbagai moda
transportasi laut dan darat dengan mudah seperti kapal laut, kereta api, truk atau angkutan
lainnya sehingga transportasi ini efisien, cepat, aman, dan kalau mungkin diangkut dari pintu
ke pintu (door to door). Dewasa ini, ukuran petikemas yang distandarisasikan oleh (ISO)
International Standard Organization ada 2 macam yang disebut dengan ukuran 20 feet dan
ukuran 40 feet untuk menunjukkan ukuran panjangnya, sedangkan lebar dan tingginya
adalah sama yaitu 8 feet.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa tipe container dilihat dari jenis muatannya, yaitu :
1. General Purpose Container
Container jenis ini umum digunakan untuk memuat barang-barang padat dan kering, baik
yang telah dikemas dalam kotak sebelum dimuat di container maupun yang menggunakan
alat bantu lain seperti hanger untuk garment. Ada beberapa jenis general cargo, diantaranya :
Closed Container, container yang paling banyak dijumpai, dengan pintu dibagian
belakang.
Open Container, container yang bagian atapnya terbuka.
Open Sided Container, container yang bagian sisinya terbuka
Open Top Open Sided, container yang bagian atas dan sisinya terbuka
Open Top End Container, container yang bagian atas dan bagian belakangnya terbuka
Half Height Container, container yang tingginya ½ dari tinggi standard. Biasanya
digunakan untuk memuat barang yang berat jenisnya tinggi.
Ventilated Container, container yang memiliki jendela untuk sirkulasi udara
Special Container, container yang digunakan untuk memuat barang - barang khusus
yang jenisnya :
3
Cattle Container, container yang digunakan untuk memuat binatang hidup dan
dilengkapi dengan sangkar/ kerangkeng
Hanging Container, container yang digunakan memuat pakaian jadi dan
dilengkapi dengan hanger untuk menggantung pakaian
Meat Rall Container, container yang digunakan memuat daging tanpa
pendingin
2. Thermal Container
Container yang dilengkapi dengan alat pendingin sehingga suhunya dapat diatur, contohnya
adalah perishable dan refrigator cargo, yaitu container yang digunakan untuk memuat udang,
ikan, daging atau buah-buahan.
3. Bulk Container
Container yang digunakan untuk memuat barang curah, seperti kopi, dan kacang-kacangan.
Container ini dilengkapi dengan alata hidrolik yang dapat mengangkat satu sisinya pada saat
barang yang dimuat akan dicurahkan.
4. Tank Container
Disebut juga liquid cargo, yang digunakan untuk mengangkut barang cair /likuid.
Ada beberapa istilah umum yang digunakan dalam pengangkutan menggunakan container
atau peti kemas :
Muat barang
STUFFING
VANNING
Bongkar barang
UNSTUFFING
DEVANNING
STRIPING / Mengosongkan
LO-LO
LIFT ON : Menaikkan container ke atas alat angkut
LIFT OFF : Menurunkan container dari alat angkut
CY: Container Yard, tempat penumpukkan container kosong dan berisi
CFS : Container Freight Station, gudang tempat stuffing dan stripping container
FCL : Full Container Load, container berisi barang yang semuanya dimiliki
4
oleh 1 orang atau 1 perusahaan
LCL : Less Container Load, container berisi barang yang dimiliki oleh
beberapa orang atau beberapa perusahaan
SOC : Shipper Own Container, container milik shipper
COC : Carrier Own Container, container milik carrier atau armada
pengangkutan
Detention : pungutan biaya yang dikenakan karena pemilik barang mengembalikan
container melewati batas free time
Demurrage : pungutan biaya yang dikenakan karena pemilik barang mengambil
container isi di pelabuhan setelah melewati batas free time
Konsorsium : kelompok container operator yang melayani rute khusus, sling
melakukan slot charter antara satu sama lain
Container Depot : lapangan tempat penyimpanan container kosong
Container Leasing : perusahaan yang menyewakan container
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat persiapan pemuatan barang (stuffing)
1. Memeriksa container :
Light test, bersih, bebas bau, kering dan bebas hama, pintu dapat ditutup dengan baik dan
atap tidak berkarat
2. Stuffing dengan baik
maksimumkan kapasitas container
berat terbagi rata
peraturan umum pemuatan barang dalam karton
yang ringan di atas yang berat di bawah
ruang kosong harus didunage (diganjal)
kemasan mudah pecah jangan tertekan di dinding
susunan jangan runtuh menimpa pintu container
peraturan spesial kargo harus diperhatikan
muatan berbahaya harus diperhatikan
3. Mengurangi kondensasi
harus ditata di tempat yang lebih lapang
container harus kering
5
pergunakan silica gel
dunage harus kering
besi telanjang harus dicat atau dibungkus pipa PVC
Dokumen – dokumen yang dibutuhkan untuk angkutan laut:
1. Shipping Instuction , yaitu dokumen yang berisi instruksi dari shipper kepada agen
pengangkut/carrier untuk mengangkut barang yang telah ditentukan
2. Shipping Order, yaitu dokumen order pengapalan dari agen pengangkutan ke armada
pelayaran dalam hal ini diwakili oleh kapten kapal
3. Mate’s Receipt, yaitu tanda terima yang diberikan oleh mualim kapal sebagai tanda bahwa
barang telah diterima di kapal
4. Bill of Lading, yaitu (B/L) merupakan tanda terima barang-barang yang diberikan oleh si
pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (Shipper).
5. Manifest, yaitu rekapitulasi muatan dari pelabuhan muat ke pelabuhan bongkar
6. Delivery Order, yaitu dokumen yang diberikan agen pengangkutan kepada penerima
barang sebagai tanda bahwa barang telah dapat diambil di pelabuhan.
Bill of Lading
Bill of Lading (B/L) merupakan tanda terima barnag-barang yang diberikan oleh si
pengangkut (carrier) kepada pengirim barang (Shipper). Isinya menyatakan bahwa barangbarang tersebut telah diterima dan disetujui untuk diangkut ke pelabuhan tujuan dan
diserahkan di tempat tujuan kepada penerima barang (consignee) yang ditunjuk oleh
pengirim barang. Fungsi dari B/L adalah :
1. Tanda bukti penerimaan barnag-barang (receipt of goods)
2. Perjanjian pengangkutan (a contract of affreightment)
3. Tanda bukti hak milik ( a document of tittle)
6
B. ALAT ANGKUT UDARA
Kargo adalah barang-barang yang dikirim melalui pesawat udara yang dilengkapi dengan
surat muatan udara ( Airwaybill ) termasuk benda-benda pos dan bagasi yang dikirim sesuai
dengan prosedur pengiriman kargo.” Kargo terdiri dari tiga jenis diantaranya sebagai berikut :
1. General Cargo
General cargo adalah kargo atau barang yang pada umumnya memiliki sifat yang tidak
membahayakan, tidak mudah rusak, busuk atau mati, barang yang tidak memerlukan
penanganan khusus asalkan persyaratan pengangkutan telah memenuhi ketentuan yang
berlaku, serta ukuran dan beratnya dapat ditampung kedalam ruangan ( Compartment )
pesawat udara, sehingga barang-barang tersebut dapat diberangkatkan seperti garmen, spare
part, elektronik dll.
2. Spesial Kargo
Special Cargo adalah kargo atau barang-barang yang memerlukan penanganan khusus baik
dalam penerimaan, penyampaian, atau pengangkutan seperti:
Live Animal ( AVI ) adalah hewan-hewan hidup yang dikirim melalui pesawat udara
seperti anak ayam, kuda, kambing, ikan dll.
Human Remain ( HUM ) adalah mayat manusia. HUM terbagi menjadi dua yaitu :
Uncremated in coffin adalah mayat yang masih berbentuk jasad yang diangkut
dengan menggunakan peti jenazah.
Cremated yaitu jenazah yang sudah berupa abu ( ashes ) dan biasanya dikirim
dengan menggunakan kotak guci atau kotak kayu.
Perishable goods ( PER ) adalah barang-barang yang mudah sekali rusak, hancur, atau
busuk, seperti buah-buahan, sayuran, daging, bunga, ikan dan bibt tanaman.
Valuable goods ( VAL ) adalah barang-barang yang memiliki nilai yang tinggi atau
barang-barang berharga seperti emas, intan, berlian, cek, platina, dll.
Strongly smelling goods yaitu barang yang memiliki bau yang sangat menyengat
seperti durian, minyak wangi, minyak kayu putih.
Live Human Organ ( LHO ) adalah barang-barang yang berupa organ tubuh manusia
yang masih berfungsi seperti bola mata, ginjal, hati.
3. Dangerous Goods
7
Dangerous Goods adalah kargo yang dikhususkan untuk memuat barang – barang yang
berbahaya untuk keselamatan penerbangan. Klasifikasi dari dangerous goods antara lain :
Exsplosive goods ( REX ) adalah barang-barang berbahaya yang mudah meledak
seperti mesiu, peluru, petasan, kembang api.
Gasses ( RPG ) adalah barang-barang yang mudah menguap saperti Butane,
Hydrogen, Propane.
Flammable liquids ( RFL ) adalah barang-barang yang barsifat zat cair dan mudah
terbakar seperti certain paints, Alcohols, Varnishes.
Flammable solids ( RFS ) adalah barang-barang zat padat dan mudah terbakar seperti
Matches.
Oxidizing substances ( ROX ) & Organic peroxide adalah barang-barang yang
mudah menguap, jika dihirup manusia mengakibatkan pusing atau mengantuk seperti
Calcium chlorate, ammonium nitrate.
Toxic ( RPB ) & Infectious substances ( RIS ) adalah barang-barang yang
mengandung racun seperti sianida, pestisida, virus hidup, bakteri hidup, virus HIV.
Radioactive material ( RFW ) adalah zat yang bila terkena sinar akan bereaksi dan
dapat membahayakan bagi manusia, hewan dan beberapa jenis kargo.
Corrosives ( RCM ) adalah barang-barang yang mengandung karat seperti asam
baterai dan merkuri.
Miscellaneous dangerous goods ( RMD ) adalah barang-barang lain yang dianggap
berbahaya dan mengancam keselamatan penerbangan apabila diangkut dengan
menggunakan moda transportasi udara seperti magnet, biang es, kendaraan, kursi
roda elektrik dll.
Dokumen – dokumen dalam moda transportasi udara antara lain :
Airway Bill (AWB)
Master AWB) / House AWB
Shipping Instruction
Commercial Invoice
Shipper’s Declaration of Dangerous Cargo
Shipper’s Certificate for Arms and Ammunition
AWB/SMU : (Air WyBill/ Surat Muatan Udara)
8
Airwaybill atau SMU adalah cargo dokumen yang diterbitkan oleh carrier (pengangkut) atau
agent yang dikuasakannya. Airwaybill atau SMU mempunyai fungsi yaitu :
a. Bukti tertulis dari kesimpulan Contract pengangkutan
b. Bukti dari penerimaan barang kiriman
c. Sebagai bukti penagihan ongkos kirim (jika CCX shippment)
d. Sertifikat asuransi dari barang kiriman
e. Sebagai acuan bagi pengangkut dalam melaksanakan pengiriman dan penyerahan barang
kiriman ditempat tujuan.
Airwaybill atau SMU adalah dokumen non-negotiable yang minimum terdiri dari 8 (delapan)
copy yaitu:
a. Original 3 (berwarna biru), yang diberikan kepada shipper dan berguna untuk :
1. Bukti penerimaan barang
2. Bukti tertulis dari perjanjian antara pengangkut dengan si pengirim, bagi
sebuah kontrak pengangkutan.
b. Original 1 ( warna hijau) diperuntukan bagi pengangkut dan berguna untuk penyelesaian
accounting, juga sebagai bukti dari Kontrak Pengangkutan.
c. Original 2 (warna pink) yang diberikan kepada consignee (sipenerima barang). Original 2
ini akan menyertai barang kiriman sampai ditempat tujuan, selanjutnya akan diserahkan
kepada Consignee, Sedangkan copy-copy lainnya, adalah copy dari original tersebut, dan
sesuai dengan indikasi yang terdapat dibaris bawah.
d. Original 3 untuk sipengirim
e. Original 1 dipruntukkan bagi carrier
f. Copy no.8 diperuntukkan bagi agent
g. Dokumentasi dari ongkos yang terjadi
h. Dokumentasi dari perubahan atas permintaan shipper (shipper`s right disposition).
Sesuai dengan Convensi Warsawa dan Hague Protocol, dan sesuai dengan syarat yang tertera
dipersyaratan pengangkutan, maka sipengirim (shipper)lah yang akan menyiapkan penerbitan
airwaybill atau SMU. Sipengirim bertanggung jawab atas kebenaran tentang hal yang
berhubungan dengan kiriman barang yang ia tuliskan di airwaybill atau SMU, atau yang
telah dituliskan atas nama pengirim. Sipengirim akan bertanggung jawab akan hal yang
merugikan, atau merusakkan, yang diakibatkan karena kesalahan, ataupun ketidak benaran,
ataupun kekurangan, untuk hal yang tertulis di airwaybill atau SMU. Meskipun penulisan
tersebut tidak dilakukan oleh sipengirim sendiri, oleh agen yang dikuasakannya, atau orang
9
lain yang dikuasakannya. Dengan ditanda tanganinya airwaybill atau SMU tersebut, sekaligus
sipengirim setuju terhadap segala syarat pengiriman, yang tercantum dibelakang airwaybill
atau SMU sebagai kontrak pengangkutan. Perkataan Not Negotiable yang tercantum di
airwaybill atau SMU berarti bahwa airwaybill atau SMU tersebut adalah bersifat langsung,
dan bersifat non negotiable yang berbeda dengan Bill of Lading dari pengangkutan laut.
Siapapun tidak boleh menerbitkan airwaybill atau SMU negotiable, sehingga siapapun tidak
boleh menghilangkan perkataan “Not Negotiable” dari airwaybill tersebut.
Fungsi AWB :
Kontrak angkutan
Bukti penerimaan barang
Sertifikat asuransi
Petunjuk bagi staff penerbangan
10
C. CARGO HANDLING
Cargo Handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo saat mulai
diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut dari suatu kota ke kota lain di
dalam dan luar negeri. Proses pekerjaan antara lain adalah :
1. Penerimaan (Acceptance).
2. Timbang barang.
3. Pembuatan Dokumen Angkut (Documentation).
4. Build-up / Break-down dari dan pallet/container atau gerobak.
5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya.
6.Loading ke pesawat dan unloading dari pesawat.
7. Penyimpanan (storage).
8. Pengiriman (delivery)
Cargo Handling dapat berjalan baik apabila sistem dan prosedur serta sarana dan prasarana
yang dimiliki gudang dan pergudangan di masing–masing stasiun mencukupi dan
pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan benar sesuai operating procedure.
-
Sistem
Untuk pembuatan bukti timbang barang / BTB digunakan program yang di install dalam
Computer. Manifest Cargo dibuat dengan menggunakan mengisi form yang telah tersedia.
-
Prosedur
Setiap gudang mempunyai acuan kerja yaitu Standard Operation Procedure (SOP); berupa
tindakan yang harus dilaksanakan petugas gudang agar pekerjaan operasional dapat berjalan
lancar.Peraturan mengenai syarat dan tata cara menerima, menyusun barang kiriman ke pallet
dan kontainer serta menarik dan memuat barang ke pesawat secara korporasi terdapat dalam
manual Airlines.Peraturan lainnya terdapat dalam Cargo Information Notice sebelum
dibakukan dalam
manual. Pencatatan kegiatan sehari-hari antara shift terutama bila terjadi
irregularities dilakukan dengan mengisi log book.
-
Sarana & Prasarana di Gudang
Sarana dan prasarana yang ada di gudang antara lain Timbangan, Computer, Printer, Ruang
kantor, telepon, Mesin X Ray, Mesin Telex, Fasilitas bergerak, Fasilitas tidak bergerak.
Prosedure Handling Kargo Secara Umum
11
a. Petugas menerima SLI dari shipper atau yang mewakili dan melakukan pemeriksaan
terhadap fisik maupun dokumen untuk meyakinkan bahwa kargo tersebut telah
memenuhi persyaratan. Pemeriksaan meliputi dokumen pelengkap, misalnya Material
Safety Data Sheet (MSDS), Shipper Declaration for Dangerous Goods, Shipper
Certification for Live animal, sertifikat karantina, dan lain-lain. Sementara itu, pada
pemeriksaan fisik kargo petugas harus memastikan
bahwa kargo jumlahnya sesuai
dengan yang tertera pada label, kemasan dalam kondisi baik, marking dan label sesuai
dengan ketentuan, dan untuk kargo yang disegel, pastikan segel tidak rusak.
b. Setelah proses pemeriksaan dokumen dan fisik selesai, petugas akan menerbitkan Bukti
Timbang arang (BTB)
c. Petugas memeriksa bukti pembayaran sewa gudang.
d. Petugas memeriksa Master Airwaybill, apakah nomor sudah sesuai dengan BTB dan
bukti pembayaran sewa gudang, memastikan apakah pengisian MAWB sudah benar dan
sama dengan yang tertera di BTB.
e. Petugas memastikan bahwa cargo telah mendapatkan tanda persetujuan muat dari bea &
cukai.
f. Petugas memastikan bahwa kargo telah menjalani proses X-Ray atau pemeriksaan
dengan cara lain, misalnya metal detector, stay 24 jam ataupun pemeriksaan isi kemasan.
g. Petugas mengistruksikan kepada petugas terkait untuk memindahkan cargo ke storage
2. Prosedur Handling Kargo Ekspor Impor
Ada beberapa syarat prosedural yang harus dilakukan baik untuk mengekspor maupun
mengimpor barang. Untuk mengirim barang, hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Bila seseorang ingin mengirim barang/kargo, yang harus dilakukan adalah mendatangi
kantor cargo agent/freight forwarder dengan membawa barangnya. Di sana barang akan
ditimbang dan diperiksa packingnya. Bila memenuhi syarat, maka akan dibuatkan
dokumen Air Waybill (untuk pengiriman dalam negeri dibuatkan surat muatan udara).
Biaya pengiriman bisa dibayar di muka (prepaid) atau di tempat tujuan (collect).
b. Selanjutnya cargo agent atau freight forwarder akan datang ke area pergudangan,
khususnya ke Acceptance Counter untuk memproses kargo tersebut.
c. Dokumen-dokumen pelengkap kargo dibawa ke pabean untuk diperiksa dan disetujui.
Bila nemenuhi syarat, barang siap untuk dikirim.
12
d. Selanjutnya barang disimpan dan di built up di gudang outbound sampai tiba waktunya
untuk dinaikkan atau dimasukkan ke dalam cargo compartment pesawat.
e. Tahap berikutnya adalah proses pengeluaran barang yang diterima, yaitu setelah barang
diturunkan dari pesawat terbang, barang akan disimpan lebih dahulu di gudang impor
dan gudang rush handling.
f. Si penerima barang akan mendapatkan pemberitahuan tentang adanya barang kiriman
(notice of arrival) berupa surat, email, atau melalui telepon dari petugas di gudang
inbound.
g. Consignee dalam hal ini bisa diwakili oleh freight forwarder, datang ke gudang inbound
untuk melakukan proses pengambilan kargo tersebut.
h. Barang digudang impor hanya bisa dikeluarkan setelah diperiksa (dinyatakan clearance)
oleh pihak pabean dan pembayaran pajak dan atau bea masuk atas barang tersebut telah
diselesaikan.
4. Standard Operation Prosedure (SOP) : Warehousing Aktivities
Aktifitas Inbound
Pada gudang inbound ada beberapa unit yang terkait dengan penanganan kargo, seperti
unit acceptance, document processing, storage, dan break down area. Pada prinsipnya
penerimaan dan pengiriman kargo ada dua hal yaitu dokumen dan kargo.
a. ACCEPTANCE (Inbound) AREA
Acceptance di gudang impor adalah unit yang bertugas melakukan verifikasi dokumen
sebelum menjalani proses lebih lanjut. Tata cara acceptance cargo dengan terlebih dahulu
memilah dokumen dan selanjutnya didistribusikan ke unit storage, cargo delivery, rush
handling, transfer/transit, bea cukai, dan karantina, kantor pos tukar bandara setempat
ataupun warehouse operator lain untuk proses over bringen (OB) memeriksa data pada
MAWB antara lain :
Special Handling Information
Commodity
Sistem Pembayaran (collect atau prepaid)
Tujuan akhir pengiriman
Nama dan alamat consignee
b. BREAK DOWN AREA
13
Break down area adalah tempat kargo dibongkar atau diturunkan dari ULD. Pelaksanaan
breakdown adalah sebagai berikut:
Petugas mendapatkan break down plan dari petugas acceptance
Petugas akan memeriksa kondisi ULD secara saksama sebelum kargo diturunkan.
Pada saat kargo dibongkar, petugas akan mencatat :
Kondisi ULD
Nomor ULD
Kondisi segel
Nomor MAWB dan jumlahnya per ULD
Nomor HAWB dan jumlahnya per ULD
Jenis, warna, dan cirri kemasan
Apabila ada special cargo, petugas akan segera mengalokasikannya sesuai dengan
jenis
kargonya, kecuali ada permintaan sendiri dari pemilik kargo.
Apabila ada kargo angkut lanjut, petugas akan segera menyiapkan kargo dan
dokumennya untuk diproses lebih lanjut.
Petugas menyerahkan hasil breakdown ke petugas storage untuk ditempatkan.
Setelah selesai, petugas akan mengirimkan hasil break down ke unit-unit terkait
lainnya melalui telex dan atau email.
c. STORAGE
Seperti telah dibahas sebelumnya, mekanisme storage harus mengikuti seperti yang
tercantum dalam AHM 330. Storage import terbagi menjadi beberapa area seperti be handle
area, over flow area, dan area-area lain untuk special cargo. Adapun proses storage dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Petugas menerima kargo yang telah selesai proses break down
Petugas mendapatkan cargo dalam area storage sesuai dengan lokasi yang telah
ditetapkan. Pengelompokkan kargo dalam storage bisa didasarkan atas beberapa hal
antara lain jenis kargo, nomor airwaybill, jenis komoditas, ukuran atau beratnya.
Petugas juga harus menyiapkan kargo yang akan diserahkan kepada consignee.
Petugas melaksanakan stock opname tiap hari.
d. CARGO DELIVERY
14
Cargo delivery adalah unit yang berhubungan langsung dengan consignee, freight forwarder,
atau PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan). Pekerjaan unit ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Petugas menerima dokumen yang telah diproses oleh unit acceptance.
Petugas melakukan Notice of Arrival (NOA) melalui telepon, fax, atau email.
Pada saat consignee/freight forwarder/PPJK datang, petugas akan meminta kartu
identitas (KTP,passport,SIM, dan lain-lain) baru setelah itu dokumen asli diserahkan
untuk diproses lebih lanjut.
Apabila kewajiban kepabeanan dan sewa gudang telah selesai diakukan, petugas akan
mengeluarkan surat/form yang menyatakan bahwa kargo sudah boleh dibawa keluar
gudang.
Aktifitas Outbound
1. ACCEPTANCE (Outbond) AREA
Acceptance Area adalah area tempat shipper/freight forwarder melaporkan cargo yang akan
dikirim. Ada dua cara pelaporan :
Pelaporan secara lisan.
Pelaporan dengan menggunakan Shipper Letter of Instructions. Informasi yang
disampaikan shipper kepada petugas, meliputi :
Nama sarana pengangkut dan nomor penerbangan
Rencana tanggal keberangkatan
Nama dan alamat shipper
Nama dan alamat consignee
Airport asal
Airport tujuan
Nomor MAWB
Jumlah kargo
Berat kargo
Dimensi kargo
Dan data-data penunjang lain
Petugas acceptance dapat menerima kargo dan pos dari :
Shipper
15
Freight forwarder/cargo agent
Transfer dari airline lain
INTERMODAL TRANSPORTATION
Intermodal transportation adalah sistem transport yang dioperasikan dengan menggabungkan
lebih dari dua moda transport di bawah kontrol dan tanggung jawab satu operator.
D. PENANGANAN ASURANSI KARGO
Alur pengangkutan barang (cargo) baik melalui darat, laut dan udara memiliki risiko yang
tidak kecil. Risiko ini, kalau terjadi, dapat menimbulkan dampak kerugian financial bagi
pemilik barang. Asuransi Pengangkutan adalah asuransi yang menjamin kerugian akibat
kerusakan atau hilangnya barang yang diangkut selama proses pengangkutan dari tempat
asal sampai tempat tujuan. Perpindahan ini bisa perpindahan dalam kota yang sama, antar
kota, antar pulau maupun antar negara.
Pada asuransi pengangkutan muatan laut bisa saja terjadi masalah diantaranya masalah yang
sering terjadi adalah lamanya proses persetujuan pembayaran klaim dari pihak asuransi.
Penyebab lamanya proses persetujuan klaim adalah kurang lengkapnya berkas pengajuan
klaim dari nasabah dan keterlambatan pelaporan dan penyerahan berkas kepada pihak
asuransi. Beberapa akibat dari permasalahan asuransi marine kargo tersebut bisa
menimbulkan dampak negatif kepada pihak asuransi diantaranya:
Menimbulkan banyak komplain dari klaimen yang berkaitan dengan lambatnya pembayaran
klaim pengangkutan muatan laut (Marine Cargo).
Citra atau nama baik perusahaan akan memburuk, dengan banyaknya komplain yang
dilakukan oleh klaiment.
DOKUMEN PENDUKUNG KLAIM
Dokumen pendukung klaim adalah dokumen-dokumen yang ikut mendukung klaim yang
timbul baik dilihat dari pembuktian terjadinya kerugian maupun tentang persya-ratanpersyaratan yang berhubungan dengan pengangkutan dan tata-niaga barang-barang yang
dipertanggungkan termasuk dokumen-dokumen yang mendukung besarnya nilai kerugian.
Adapun dokumen-dokumen pendukung klaim Asuransi Pengangkutan Barang melalui
laut adalah :
16
1.
Invoice : Dokumen yang berisikan jumlah, jenis barang dan harga barang atas objek
pertanggungan yang akan dikirim.
2.
Packing List : Dokumen yang menerangkan rincian barng per-peti/per-kolli.
3.
Certificate of Packing : Persyaratan pembungkus yang laik (sufficient packing) suatu
barang sudah diten-tukan standardnya yang bertujuan untuk melindungi keselamatan
barang dalam proses pengangkutan yang biasa disebut Seaworthy Packing. Yang
mengeluarkan Certificate of packing ini adalah perusahaan Proffesional yang telah
mengetahui metode pembungkus untuk setiap barang sesuai dengan sifat dan karakteristik
barang yang dibungkusnya.
4.
Bill of Loading (B/L) Untuk mengetahui apakah suatu barang telah dimuat dalam
kapal, hal ini dapat diketahui dari Bill of Lading,
5.
Certificate of Origin : Dokumen yang menerangkan asal negara barang yang
bersangkutan.
6.
Bukti Kekurangan :Bukti kekurangan ini dalam pengangkutan laut biasanya disebut
dengan istilah
7.
Bukti Kerusakan : Bukti kerusakan ini adalah suatu pernyataan dari perusahaan
pengangkutan laut yang menerangkan bahwa barang yang diserahkan mengalami
kerusakan. Bukti kerusakan ini biasanya disebut : “Cargo Damage Report” (CDR) atau
“Damage Cargo List” (DCL) atau “Claims Contatering Bewijs” (CCB).
8.
Laporan Survey (oleh Marine Independent Surveyor (M.I.S.)) : Adalah surat
pembuktian atas kekurangan atau kerusakan atas barang-barang yang dipertanggungkan,
surat
ini
bisa
saja
dikeluarkan
oleh Marine
Independent
Surveyor(M.I.S.),
seperti Lloyds Agent; Marine Cargo Inspection (MCI) atau International Marine
Recoveries (IMR) dll.
9.
Laporan Kebenaran Pemeriksaan (LPK) : Sesuai dengan ketentuan Inpress No.4
tahun 1985 tentang penugasan SGS yang melakukan survey atas barang-barang import
Indonesia, maka SGS mengeluar-kan Laporan Kebenaran Pemeriksaan terhadap barangbarang import yang meliputi quantity, harga, ongkos/biaya pengangkutan dari pada barang
tersebut.
17
10.
General Average Declarastion : Adalah deklarasi General Average yang dikeluarkan
oleh Nahkoda/Shipping Company ke Average Adjuster dalam hal terjadinya General
Average
11.
Pemberitahuan tabrakan kapal : Adalah surat pemberitahuan adanya tabrakan
kapal dari Perusahaan Pelayaran yang mengangkut barang dalam hal terjadinya kasus
tabrakan kapal.
12.
Original Polis : Adalah suatu bukti tertulis adanya pertanggungan atas pengangkutan
barang- barang yang mengalami kerugian atau kerusakan atau kehilangan tersebut.
Unsur – unsur yang terlibat dalam asuransi:
1. Penanggung ( insurer) , yang memberikan proteksi ,perusahaan asuransi
2. Tertanggung (insured), yang menerima proteksi
3. Peristiwa tak tentu (accident)
Harga Pertanggungan
Insured Value : Harga pertanggungan ditetapkan sebesar harga barang ditempat pengiriman
dan ketika pengiriman.
Harga pertanggungan yaitu :
Harga barang + Biaya pengangkutan + Premi asuransi (dapat juga ditambahkan
dengan bea masuk + profit )
Pihak – pihak yang mengurus asuransi
Pihak – pihak yang bertanggung jawab atas pembuatan asuransi pada dasarnya bergantung
pada syarat perdagangan yang telah disepakati. Dalam standart perdagangan internasional
mengenai hak dan kewajiban bagi pihak ekspor dan impor antara lain :
-
-
FREE ON BOARD (FOB)
Dimana disini harga barang tidak temasuk biaya pengiriman. Tanggung jawab penjual
hanay sampai barang naik diatas kapal , selebihnya adalah tanggung jawab pembeli
COST AND FREIGH
18
Harga barang termasuk biaya pengiriman. Tanggung jawab penjual hanya sampai
barang naik diatas kapal dan biaya pengiriman serta tidak bertanggung jawab terhadap
-
masalah asuransinya
COST INSURANCE AND FREIGH
Harga barang sudah termasuk asuransi dan biaya pengiriman. Penjual berkewajiban
mengasuransikan atas nama pembeli karena yang memiliki insurable interest adalah si
pembeli.
DAFTAR RUJUKAN
http://eko.tj.nscpolteksby.ac.id/14_prosedur-transportasi-penanganan-cargo/
http://e-journal.uajy.ac.id/4370/2/1MTS01812.pdf
https://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-pengangkutan/pelayananpengangkutan/
http://hardmodes.com/82447/pdf/bab-vi-transportasi-dan-penanganan-cargo
http://flowchartbsh.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
19