Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Laporan keuangan merupakan catatan informasi suatu entitas yang

terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja entitas tersebut. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
(2007:7), Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan.
Halim (2004:34)

mengatakan Akuntansi Keuangan Daerah adalah

proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi
ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atau
provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi oleh pihak-pihak ekstern entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atau
provinsi) yang memerlukan. Jadi, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

ditujukan untuk memenuhi tujuan umum pelaporan keuangan, dan dimungkinkan
untuk memenuhi kebutuhan khusus pemakaiannya. Sejalan dengan penjelasan
dari (Mardiasmo, 2002) bahwa fenomena yang terjadi dalam perkembangan
sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan
akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah.
Akuntabilitas

publik

terdiri

dari

dua

macam,

yaitu

:


1)

pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi
(akuntabilitas vertikal) dan 2) pertanggungjawaban kepada masyarakat luas

14
Universitas Sumatera Utara

(akuntabilitas

horisontal).

Tuntutan

dilaksankannya

akuntabilitas

publik


mengharuskan pemerintah daerah untuk tidak sekedar melakukan vertical
reporting, yaitu pelaporan kepada pemerintah pusat, akan tetapi juga
dilakukannya horizontal reporting, yaitu pelaporan kinerja pemerintah daerah
kepada DPRD dan masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas horisontal.
Dalam pelaporan keuangan, pemerintah yang bertindak sebagai penyusun
laporan keuangan mempunyai kewajiban menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna informasi keuangan pemerintah, sehingga pengguna informasi
keuangan dapat menilai akuntabilitas laporan tersebut dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik serta baik secara langsung atau
tidak langsung melalui wakil-wakilnya.

2.1.1.1 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, tentang SAP, menjelaskan
karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Bagian kerangka konseptual akuntansi pemerintah pada paragraf 35 menyatakan
bahwa terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Keempat karakteristik tersebut
merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki.

15
Universitas Sumatera Utara

a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan apabila:
1. Memiliki manfaat umpan balik
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
Informasi yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang

16
Universitas Sumatera Utara

termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas

dari pengertian

yang


menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta
dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:
1. Penyajian Jujur, informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan
2. Dapat Diverifikasi, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda
jauh.
3. Netralitas, informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau entitas
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas

17

Universitas Sumatera Utara

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan
secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan
akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan,
perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
d. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan
batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.

2.1.1.2 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan SAP Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,
Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari
laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga
seluruh komponen menjadi sebagai berikut:

a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan relisasi dalam suatu periode pelaporan. Unsur yang

18
Universitas Sumatera Utara

dicakup secara langsung oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih (LP-SAL) dimaksudkan untuk memberikan ringkasan
atas pemanfaatan saldo anggaran dan pembiayaan pemerintah, sehingga suatu
entitas pelaporan harus menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang
terdapat dalam LP-SAL dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Struktur LPSAL baik pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
c. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.
Aset, kewajiban, dan ekuitas dana merupakan rekening utama laporan yang
masih dapat dirinci lagi menjadi subrekening.
d. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh Pemerintah
Pusat/Daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan

19
Universitas Sumatera Utara

operasional terdiri dari pendapatan laporan operasional, beban, transfer, dan
pos-pos luar biasa.
e. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah
selama periode tertentu.

f. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas
awal atau ekuitas tahun sebelumnya, surplus/defisit-LO pada periode
bersangkutan dan koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi
ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan aoran Keuangan
g. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan
Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi
lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam standar
akuntansi pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
20
Universitas Sumatera Utara

2.1.1.3 Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai

posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan
keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan. Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai
peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk
memprediksi besarnya sumber daya yang dihasilkan dari dan untuk operasi yang
berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait.
Berdasarakan SAP Nomor 24 Tahun 2005, pelaporan keuangan
pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai.

21
Universitas Sumatera Utara

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

2.1.1.4 Peranan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan
untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Setiap entitas pelaporan
mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur
pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan : akuntabilitas, manajemen,

22
Universitas Sumatera Utara

transparansi, dan keseimbangan antargenerasi (unternational equity) (SAP No. 24
Tahun 2005).
a. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
b. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
c. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
d. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran

23
Universitas Sumatera Utara

yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.

2.1.2 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam
Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun
oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang independen dan
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat
pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan, mengatakan bahwa : Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan adanya standar ini maka
laporan keuangan harus didasarkan pada standar ini sehingga laporan keuangan
yang disajikan dapat menyajikan informasi yang lengkap dan dapat diandalkan.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
No. 24 Tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan Peraturan Pemerintah No.
71 Tahun 2010.

24
Universitas Sumatera Utara

SAP
Pemerintahan

dinyatakan

dalam

bentuk

(PSAP),

dilengkapi

Pernyataan

dengan

Standar

Akuntansi

Pengantar Standar Akuntansi

Pemerintahan dan disusun mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan. SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan
keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sampai dengan tahun anggaran 2013, pemerintah daerah masih
menerapkan SAP berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Perbedaan fundamental Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2005 terletak pada basis pencatatan transaksi dan jenis laporan keuangan.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 laporan keuangan masih
berbasis kas menuju akrual, sementara pada Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 laporan keuangan bebasis akrual. Implementasi dari Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 adalah Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
maupun Daerah secara bertahap didorong untuk menerapkan akuntansi berbasis
akrual.
SAP merupakan dasar pencatatan laporan keuangan pemerintah. Laporan
keuangan

yang

tidak

dibuat

berdasarkan

SAP

hasilnya

tidak

dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan adanya SAP, maka pencatatan laporan keuangan
akan menjadi transparan dan akurat, sehingga dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan pemerintah.

25
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Menurut Fathoni (2006:8) sumber daya manusia merupakan modal dan
kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur
terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu,
tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
Menurut Wiley (2002) dalam Azhar (2007) mendefinisikan bahwa sumber
daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda
organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi
tersebut. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang
sangat penting. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya
manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara
optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
Kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan, jika tidak dilandasi dengan kompetensi yang
memadai seseorang tidak akan mampu untuk mencapai kinerja tertinggi dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Kompetensi sumber daya manusia mencakup
kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi
(kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Dalam hal
ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu dan terdapat pemborosan
waktu serta tenaga. Dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka waktu
pembuatan laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena sumber daya

26
Universitas Sumatera Utara

manusia tersebut telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal
yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun dapat
diselesaikan dan disajikan dengan baik.
Faktor kunci untuk mencapai keunggulan dalam bersaing adalah
kompetensi, hal ini berlaku di sektor publik sebagaimana juga pada sektor swasta,
perkembangan kompetensi dianggap sebagai faktor utama di dalam produktivitas
dan kemampuan bersaing.
Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam Andono, Alimbudiono, dan
Woelandari (2004), untuk menilai kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia
dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of
responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut. Tanggung jawab dapat
dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan
dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan
yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihanpelatihan yang pernah diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam
pelaksanaan tugas.
Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang
pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai
pengalaman di bidang keuangan. Sehingga untuk menerapkan sistem akuntansi,
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tersebut akan mampu memahami
logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia di pemerintah

27
Universitas Sumatera Utara

daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada
kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan
standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008).

2.1.4 Pemanfaatan Teknologi Informasi
Teknologi informasi selain berfungsi sebagai teknologi komputer
(hardware dan software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga
memiliki fungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyampaian dan
penyebaran informasi.
Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah No 56 Tahun
2005 tentang Sistem Informasi Keuangan menyatakan pemerintah pusat maupun
daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan dan menyalurkan
informasi keuangan kepada pelayanan publik.
Sistem Informasi Keuangan Daerah disebutkan bahwa untuk menindak
lanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata
kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola
keuangan daerah, dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan

28
Universitas Sumatera Utara

publik. Pemerintah perlu mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi untuk membangun jaringan sistem informasi manajemen dan proses
kerja yang memungkinkan pemerintahan bekerja secara terpadu dengan
menyederhanakan akses antar unit kerja (Indriasari, Nahartyo,2008).
Saat ini telah di kenal istilah E-Goverment (E-Gov), pemerintah digital,
online pemerintah atau pemerintah transformasi. Melalui penerapan E-Gov
pemerintah dapat mempermudah akses informasi bagi masyarakat, unit bisnis,
pegawai, stakeholder, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Ada
tiga model penyampaian E-Government, antara lain:
1. Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C)
Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh
pemerintah ke masyarakat. Memungkinkan pertukaran informasi dan
komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, contohnya G2C : Pajak online,
Mencari pekerjaan, Layanan Jaminan sosial, Dokumen pribadi (Kelahiran dan
Akte perkawinan, Aplikasi Paspor, Lisensi Pengarah), Layanan imigrasi,
Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.
2. Government-to-Business (G2B)
Adalah transaksi-transaksi elektronik dimana pemerintah menyediakan
berbagai informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi
dengan pemerintah. Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke
pemerintah untuk membantu pemerintah menjadi lebih efisien melalui
peningkatan proses bisnis dan manajemen data elektronik. Aplikasi yang

29
Universitas Sumatera Utara

memfasilitasi interaksi G2B maupun B2G adalah Sistem e-procurement.
Contoh : Pajak perseroan, Peluang bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan
pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, Hak paten merk dagang, dan lain-lain.
3. Government-to-Government (G2G)
Adalah Memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar
departemen atau lembaga pemerintahan melalui basis data terintegrasi.
Contoh: Konsultasi secara online, blogging untuk kalangan legislatif,
pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.
Teknologi informasi menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para
pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk dalam hal pelaporan, sehingga
mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif dan teknologi
informasi diharapkan dapat membantu dalam proses pelaporan keuangan sehingga
dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu.

2.2 Review Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu dari beberapa jurnal berbeda
yang dapat mendukung peneliti dalam melakukan penelitian ini, antara lain: Adhi
(2013) melakukan penelitian tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan,
Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi
Kasus pada Pemerintah Kota Tual). Hasil penelitian ini menunjukkan Penerapan

30
Universitas Sumatera Utara

Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan.
Ihsanti (2014) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia dan Penerapan Standar Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada SKPD
Kab. Lima Puluh Kota). Hasil penelitian ini menunjukkan Kompetensi Sumber
Daya Manusia berpengaruh signifikan positif terhadap laporan keuangan daerah,
sedangkan SAKD tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah.
Kesuma (2014) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia, Peran Internal Auditor dan Aktivitas Pengendalian
terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara). Hasil penelitian ini menunjukkan Pengaruh
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Peran Internal Auditor dan Aktivitas
Pengendalian secara bersama-sama maupun secara parsial berparuh positif
terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan.
Pratiwi (2015) Pengaruh Pengawasan Keuangan Daerah, Sumber Daya
Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi
Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus
Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan). Hasil penelitian ini
menunjukkan
Pemanfaatan

Pengawasan Keuangan Daerah, Sumber Daya Manusia,
Teknologi

Informasi

dan

Pengendalian

Intern

Akuntansi

31
Universitas Sumatera Utara

berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah
secara simultan maupun parsial.
Ramadan (2015) Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengelola
Keuangan, Pengendalian Intern, Teknologi Informasi, dan Komitmen Organisasi
terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Satker Kementerian Pekerjaan Umum
Direkorat Jenderal Cipta Karya Provinsi Kepri. Hasil penelitian ini menunjukkan
Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengelola Keuangan, Pengendalian Inten,
Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada
Satker Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Provinsi
Kepri.
Surastiani (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas sumber daya manusia dan sistem
pengendalian intern mempunyai pegaruh positif signifikan terhadap kualitas
informasi laporan keuangan

pemerintah daerah, sedangkan pemanfaatan

teknologi informasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah.
Syarifudin (2014) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM dan
Peran Audit Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
dengan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah sebagai variabel intervening.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap kualiatas laporan keuangan pemerintah daerah,
sedangkan kompetensi SDM dan peran audit intern tidak berpengaruh signifikan.

32
Universitas Sumatera Utara

Wati (2014) melakukan penelitian tentang Kompetensi SDM, Penerapan
SAP, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah. Hasil penelitian ini menunjukkan Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Penerapan SAP dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah.

Ikhtisar review penelitian terdahulu yang di atas tercantum pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No.
1.

2.

3.

Peneliti
Adhi
(2013)

Ihsanti
(2014)

Kesuma
(2014)

Variabel
Independen :
Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan,
Kualitas Aparatur
Pemerintah Daerah
Dependen :
Kualitas Laporan Keuangan
(Studi Kasus pada
Pemerintah Tual)
Independen : Kompetensi
Sumber Daya Manusia dan
Penerapan Standar Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
Dependen :
Kualitas Laporan Keuangan
Daerah (Studi Empiris pada
Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kab. Lima Puluh
Kota)
Independen :
Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Peran Internal
Auditor dan Aktivitas
Pengendalian
Dependen :
Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi pada
Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara)

Hasil Penelitian
Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Kualitas
Aparatur Pemerintah Daerah
berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Laporan Keuangan

Kompetensi Sumber Daya
Manusia berpengaruh signifikan
positif terhadap laporan keuangan
daerah, sedangkan SAKD tidak
berpengaruh signifikan positif
Kualitas Laporan Keuangan
Daerah

Kompetensi Sumber Daya
Manusia, Peran Internal Auditor
dan Aktivitas Pengendalian secara
bersama-sama maupun secara
parsial berparuh positif terhadap
Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan

33
Universitas Sumatera Utara

4.

5.

6.

Pratiwi
(2015)

Ramadhan
(2015)

Surastiani
(2015)

Independen : Pengawasan
Keuangan Daerah, Sumber
Daya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan
Pengendalian Intern
Dependen :
Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Kasus Pada
Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Tabanan)
Independen :
Kompetensi Sumber Daya
Manusia Pengelola
Keuangan, Pengendalian
Intern, Teknologi Informasi
dan Komitmen Organisasi
Dependen :
Kualitas Laporan Keuangan
pada Satker Kementerian
Pekerjaan Umum Direkorat
Jenderal Cipta Karya
Provindi Kepri
Independen :
Kualitas SDM, Sistem
Pengendalian Intern dan
Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Dependen :
Kualitas Informasi Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah

7.

Syarifudin
(2014)

Independen :
Kompetensi SDM dan Peran
Audit Intern
Dependen :
Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah

8.

Wati
(2014)

Intervening :
Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah
Independen :
Kompetensi SDM,
Penerapan SAP, Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
Dependen :
Kualitas Laporan Keuangan
Daerah

Pengawasan Keuangan Daerah,
Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Pengendalian Intern Akuntansi
berpengaruh terhadap nilai
informasi pelaporan keuangan
pemerintah daerah secara simultan
maupun parsial.

Kompetensi Sumber Daya
Manusia Pengelola Keuangan,
Pengendalian Inten, Teknologi
Informasi berpengaruh terhadap
Kualitas Laporan Keuangan

Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Sistem Pengendalian Intern
mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap Kualitas
Informasi Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah, sedangkan
Pemanfaatan Teknologi Informasi
tidak mempunyai pengaruh
terhadap Kualitas Informasi
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Sistem pengendalian intern
pemerintah berpengaruh signifikan
terhadap kualiatas laporan
keuangan pemerintah daerah,
sedangkan kompetensi SDM dan
peran audit intern tidak
berpengaruh signifikan

Kompetensi sumber daya manusia.
Penerapan SAP dan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan
keuangan daerah

34
Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh
setiap variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, landasan
teoritis dan review penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini
digambarkan pada Gambar 2.1

Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (X1)
Kualitas Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah

Kompetensi SDM (X2)

(Y)

Pemanfaatan Teknologi
Informasi (X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Berikut

ini

uraian

konsep

variabel-variabel

independen

yang

mempengaruhi variabel dependen dalam penelitian ini pada gambar 2.1:
a. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

35
Universitas Sumatera Utara

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah Prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Pembuatan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang mengikuti
prinsip prinsip yang tertuang dalam Standar Akuntansi Pemerintahan akan
menghasilkan LKPD yang lebih berkualitas. Penelitian Wati dkk (2014)
menyimpulkan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
b. Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
SDM yang berkompetensi dan memiliki kecakapan serta pengetahuan
dalam pengolahan informasi akan menghasilan laporan keuangan yang bernilai
tinggi dan berkualitas. Sebaliknya, jika sumber daya manusia tidak memiliki
keterampilan untuk mempertanggungjawabkan sistem dan kualitas laporan, maka
laporan tidak dapat bernilai dalam fungsinya untuk pengambilan keputusan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wati (2014) menyimpulkan bahwa
Kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
c. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah
Pemanfaatan teknologi informasi mencakup adanya (1) pengolahan data,
pengolahan informasi, sistem manajemen, dan proses kerja secara elektronik dan
(2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat
diakses secara mudah dan murah oleh masysrakat (Hamzah, 2009 dalam

36
Universitas Sumatera Utara

Winidyaningrum, 2010). Sistem akan berjalan baik apabila ada pemanfaatan
teknologi informasi yang memastikan sistem berjalan sesuai dengan rencana,
untuk mendukung kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian
Pratiwi (2015) menyimpulkan bahwa penerapan Pemanfaatan Teknologi
Informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan di atas, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berpengaruh secara
parsial terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Medan.
H2 : Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh secara parsial terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan.
H3 : Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh secara parsial terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan.
H4 : Penerapan SAP, Kompetensi SDM, dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan.

37
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal Pemerintah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi Lampung.

3 60 82

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Interen Pemerintah (SPIP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemeritah Daerah Kota Medan dengan Komitmen Organ

1 34 125

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

0 8 129

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

0 0 11

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

0 0 2

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

0 0 13

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

1 2 5

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan

0 0 36

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

0 0 14

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA PALEMBANG - POLSRI REPOSITORY

0 0 31