Dizzines Pada Lanjut Usia

DIZZINES PADA LANJUT USIA
Dina Aprilia,Bistok Sihombing,Arianto Purba, Herlina Maria Sitorus

PENDAHULUAN
Dizziness adalah gangguan yang seringkali membingungkan para ahli dalam untuk
penangannnya secara tuntas dan gangguan ini seringkali dialami pada usia lanjut. Dizziness
mengakibatkan perasaan tidak nyaman walaupun hal ini tidak mengakibatkan kematian
tetapi faktor gangguan keseimbangan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan jatuh
pada usia lanjut mengakibatkan luka,patah tulang dan tentu saja biaya perawatan yang
besar.Sedangkan pada lanjut usia yang tidak mengalami trauma serius akan mengalami
penurunan aktivitas sehari-hari dan mengalami kompleks takut jatuh dan mengurangi rasa
percaya diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 1,2,3
Dizzines akan dialami sekitar 30% pada usia diatas tahun 65 tahun dan sekitar 50%
pada usia diatas 85 tahun dan ternyata 90 % pada usia 65 tahun ke atas akan mengunjungi
dokter untuk keluhan dizzines tersebut.Gangguan keseimbangan dan gait diperkirakan 76%
dari lansia dengan riwayat jatuh. Di Indonesia belum begitu jelas mengenai prevalensi
gangguan keseimbangan postural pada lansia pada komunitas. Data mengenai Instabilitas
postural di RSUPN Cipto Mangunkusumo sebanyak 23,3% (Handayani) dan angka
prevalensi instabilitas postural dengan riwayat jatuh pada lansia dijumpai sebanyak 64,9%
(Erwin) data tersebut adalah data di rumah sakit bukan data komunitas.Data luar negeri kasus
dizziness dan ganguan keseimbangan 40% pada pasien usia lebih dari 40 tahun dan kejadian

jatuh ada sebanyak 25% pada usia diatas 65 tahun. Data dari Swedia National Study on
Aging and Care (SNAC) prevalensi dizziness 31% pada usia lebih dari 80 tahun. Pada suatu
penelitian di Jerman dilaporkan dizziness yang disebabkan gangguan vestibular perifer pada
usia lebih dari 50 tahun ada 56% dan gangguan cerebrovascular ada sekitar 70% dan
gangguan pskiatri ada 40%.1,4,5

1
Universitas Sumatera Utara

DEFENISI1,2,3,6,7
Dizziness adalah suatu kondisi dimana

dijumpai sensasi yang mengacu kepada

persepsi hubungan tubuh dengan ruang di mana dijumpai kepala yang terasa ringan,akan
pingsan,berputar,perasan mabuk dan tidak terarah
pandangan

dapat berupa gangguan physikis,


kabur,pusing.(Triwibowa,2001;Daroff

&

Carlson,2005;Wasialh

Rodmah,2006).Menurut Drachman dan Hart ada empat subtipe kondisi dizziness ini yaitu:
1.Vertigo dimana dijumpai sensasi lingkungan yang berputar atau perasaan diri sendiri yang
berputar biasanya ini menunjukkan kelainan di sistem vestibular walaupun pada beberapa
keadaan kelainan di batang otak atau otak kecil.jenis ini sering berupa vertigo paroksismal
posisional jinak (BPPV),penyakit pembuluh darah otak/TIA atau gangguan vertebrobasiler
2 Presnycope yaitu perasaan ringan atau seolah olah pingsan (pitam) hal ini biasanya
diakibatkan iskemia otak sementara.Penyebabnya terbanyak gangguan jantung dan pembuluh
darah antar lain aritmia jantung,dekompensasi jantung atau anemia berat.
3.Disequilibrium yaitu ketidakseimbangan dan perasaan goyang saat berdiri atau berjalan
yang melibatkan ekstremitas bawah dan tubuh tanpa ada sensasi dari kepala.Kondisi ini
dikaitkan dengan masalah di neuromuskular dan ketidakseimbangan yang menyertai jenis ini
diakibatkan faktor sekunder yaitu gangguan penglihatan,perubahan kontour tanah dan
lingkungan asing.
4.Lightheadeness yang digambarkan seperti kondisi melayang atau mengambang dan pasien

biasanya kesulitan menggambarkan sensasi ini.Pusing yang diakibatkan gangguan psikologis
akan dijumpai gangguan somatik lainnya seperti nyeri perut dan nyeri kepala.Juga terdapat
pada pasien dengan gangguan refraksi mata atau pada pasien post operasi katarak dijumpai
pusing.Gangguan di daerah pendengaran,anemia,hipoglikemia.
Banyak pasien terutama orang tua dijumpai keluhan dizziness lebih dari satu.Hal ini
diakibatkan gangguan yang menyertai jenis dizziness oleh karena pada orang tua dijumpai
penurunan

kompensasi

sistem

tubuh.Sehingga

perlu

untuk

membedakan


gejala

ketidakseimbangan yang primer dan sekunder.

2
Universitas Sumatera Utara

ETIOLOGI DAN PATOFISOLOGI
Penyebab dizziness pada usia lanjut adalah multifaktor.Jonsson & Lipsitz (1994)
secara ringkas membagi atas berkaitan dengan usia dan berkaitan dengan gangguan pada
saraf,sistemik,psikiatrik

dan

gabungan

dari

hal


tersebut.

Kroenke

dkk(2006);

Adelman(2001;Wasilah Rochmah & Probosuseno (2006) lebih rinci membagi penyebab
dizziness.1,2,3
1 Gangguan pada Vestibulo perifer
2.Gangguan Vestibulo central
3.Psikatris
4.Kondisi lain
5.Tidak diketahui penyebabnya
6.Defisit sensori multipel
7.Penyakit sistemik
Menurut Vestibular Disorder Association penyebab dari dizziness dibagi atas
1.Gangguan dari Sistem Vestibular11
Refleks Keseimbangan tubuh merupaka suatu kerjasama yang berkesinambungan
antara tiga sistem sensorik (Vestibuler,Propioseptif dan Visual) dan respon motorik (refleks0
untuk


merespon

perubahan

titik

gravitasi,pergerakan

linear

dan

anguler,perubahanlingkungan/permukaan tanah,tingkat penerangan serta informasi visual
yang relevan. Sistem sensorik (visual,vestibuler,somatosensorik) memberikan informasi
tentang posisi tubuh dihubungkan dengan gravitasi dan lingkungan serta posisisi masing
masing anggota tubuh satu dengan yang lain.Neuromuskuler dan muskuloskeletal
mempunyai peran penting dalam mengontrol posisi tubuh dan aksi dari motorik.Sedangkan
sistem saraf pusat (kognitif dan non kognitif) diperlukan untuk intergrasi,adaptsai dan
antisipasi dari respon keseimbangan.Keadaan ini terjadi pada saat kondisi normal maka


3
Universitas Sumatera Utara

sistem in idapat saling berkoordinasi ,jika dijumpai gangguan pada sistem ini maka akan
dijumpai gangguan berupa pusing,vertigo dan gangguan ketidakseimbangan.
Sistem

Vestibuler

adalah

sistem

saraf

yang

utama


yang

mengatur

keseimbangan.Sistem ini terdiri atas
a.Sistem vestibuler yang berada di dalam telinga.Respon keseimbangan pergerakan dan
orientasi dari gravitasi diatur dlam sistem vestibuler dan terdiri dari
 Tiga Kanal Semicircular yang mengidentifikasi gerakan yang berputar
 Dua organ otolith (Sacula dan utricule) yang mengidentifikasi gerakan tegak
lurus
Di dalam sistem ini terdapat cairan endolymph dan tergantung pada arah aliran yang
akan menstimulasi dan atau menghambat neuron dari sel-sel rambut yang melapisi
kanal.Demikina juga sel-sel rambut di saccule dan utrikulus yang tertanam dalam matriks Ca
kristal karbonat (Otolith).Pergerakan otoliths oleh gravitasi akan menstimulasi dan
menghambat rangsangan neuron pada sel-sel rambut
Tabel 1.Berbagai penyebab dizziness pada sistem vestibuler perifer dan vestibuler
sentral8,10,11
Penyebab

Gejala yang dijumpai


Pemeriksaan

Gangguan Vestibulo Perifer
Benign paroxysmal positional vertigo Kondisi
(BPPV)

dijumpai

komposisi

otolith

berat

dipicu

oleh Dix-Hallpike

berkurangnya putaran kepala < 1 menit yang manuver

(otoconia)

yang dicetuskan oleh gerakan kepala

bertkumpul di telinga bagia dalam.Selain yang mendadak atau karena
trauma kepala, BPPV dapat dijumpai perubahana pada posis tubuh
pada proses menua dimana dijumpai seperti berguling di tempat tidur
degenerasi sel-sel rambut pada telinga
bagian dalam

Nystagmus
Tidak

dijumpai

kelainan

pendengaran dan neurologi

4

Universitas Sumatera Utara

Penyakit Meniere biasanya terjadi pada Tinitus

unilateral

yang Audiogram

usia muda, yang merupakan hidrops berulang,hilangnya
endolymphatic

dijumpai kelainan pada pendengaran,telinga

terasa

MRI

dengan zat

kontras gadolinium

kuantitas,komposisi atau tekanan dari penuh
endolymph dan hal ini berlangsung
progressif

Vestibuler Neuronitis proses inflamasi Adanya gangguan keseimbangan Gejala-gejala klinis
yang disebabkan oleh infeksi viral yang dijumpai

mual,muntah

mengakibatkan gangguan pada vestibuler kadang-kadang
(keseimbangan)

dan

dijumpai

nystagmus,ada penyakit infeksi
saluran

napas

bagian

MRI

dengan zat

kontras gadolinium

atas

sebelumnya atau penyakit herpes
zoster
Labirintis proses inflamasi pada telinga Dijumpai vertigo yang berat
bagian dalam yang disebabkan oleh virus ,mual
tetapi

dapat

juga

oleh

muntah,nystagmus

karena gangguan

CT-Scan jika diduga

dan infeksi purulent

fungsi
MRI

bakteri,trauma kepala,alergi,atau reaksi pendengaran,tinitus

dengan zat

kontras

obat dan penyakit ini sering akibat dari

jika

infeksi saluran napas bagian atas

gadolinium
dijumpai

hilangnya
pendengaran

yang

unilateral dan tinitus
Otitis media (akut dan kronik)infeksi Nyeri
telinga

pada

bagian

tengah

telinga,dijumpai Gejala klinis

yang cairan(pus) pada otitis media
Dilakukan CT Scan

disebabkan infeksi saluran napas bagian kronik

jika

atas
Riwayat

infeksi

telinga

dijumpai

dan kolesteatoma untuk
menilai apakah ada

saluran napas

fistel
Dapat

dijumpai

(pertumbuhan

kolesteatoma

jaringan

yang

terletak di telinga tenga ynag
akan merusak daerah sekitar
tulang tengkorak dan telinga

5
Universitas Sumatera Utara

bagian dalam)
Trauma (ruptur membran timpani,kontusi Riwayat trauma

CT-Scan tergantung

labirin,fraktur tulang temporal)

dari lokasi trauma
Dijumpai

kerusakan

pada

masing-masing lokasi trauma
Neuroma Acoustic (swanoma vestibuler) Pertumbuhannya

lambat

tumor jinak yang berada di nervus unilateral,dijumpai
vestibulo cohclear

dan Audiogram

hilangnya
MRI dengan kontras

pendengaran,tinitus,dizziness
dan

dysequilibrium,terkadang

dijumpai

hilangnya

diwajah,kelemahan

sensorik
pada

otot

wajah atau gangguan keduanya

Gadolinium
dijumpai

jika

hilangnya

pendengaran

yang

unilateral

atau

unilaterala tinitus
Obat-obat yang ototoksik

Aminoglikosida

dikenal Gejala klinik

menyebabkan
pendengaran

hilangnya
bilateral

dan

gangguan vestibuler bilateral

Evaluasi

vestibuler

dengan
electronystagmograp
hi dan rotary chair
test

Herpes Zoster (Ramsay Hunt Syndrome)

Dijumpai rasa nyeri ,kelemahan Gejala klinik
wajah dan hilangnya rasa dan
dijumpai

gangguan

penedengaran dan vertigo
Mal

de

debarquement

(

gangguan Perasaan hoyong muncul setelah Gejala klinis

keseimbangan yang kronis) gejala seperi melakukan perjalanan
Audiogram

hoyong setelah melakukan perjalanan

Test keseimbangan
Gangguan pada pusat sistem vestibuler
Perdarahan atau infrak intrakranial dan Terjadi secara akut

CT-Scan segera

daerah batang otak
Dijumpai gangguan sistem saraf MRI dengan kontras
pusat dan daapt dijumpai nyeri Gadolinium
kepala
6
Universitas Sumatera Utara

Migran

yang

berhubungan

dengan Dijumpai

vertigo

nyeri

kepala,yang Gejala klinik

berhubungan dengan gangguan
vestibuler seperti vertigo yang
berulang dabn biasanya tanpa
gangguan

pendengaran

tapi

Pemeriksaan
pencitraan

untuk

menilai penyebab

dapat dijumpai tinitus,sensitif
terhadap cahaya atau suara
Adanya riwayat keluarga yang
mengalami vertigo
Multiple

Sklerosis

terjadi

proses Berbagai keluhan sistem saraf

MRI dengan kontras

inflamasi terjadi lymphocytic infiltration seperti kelemahan otot,kesulitan Gadolinium
dimana sel T yang bermigrasi ke sel saraf berkoordinasi
dan

menghasilkan

sitokin

gangguan saraf

yang penglihatan dan bahkan depresi

pada

pusat

dan

tulang belakang

mengakibatkan disfungsi dan degenerasi
sawar

saraf pusat dan saraf tulang

belakang. Penyakit ini termasuk penyakit
autoimun
Diseksi arteri vertebra, robeknya endotel Keluhan nyeri kepala dan leher

Magnetic Resonance

dari pembuluh darah arteri sehingga

Angiography

darah memasuki lapisan arteri akibatnya
terjadi

pembengkakan

dari

dinding

pembeluh darah sehingga aliran darah
terganggu.dapat diakibatkan oleh trauma
pada daerah leher ataupun secara spontan
Insufisiensi vertebrobasilar menurunnya Oleh

karena

arteri

yang Magnetic Resonance

aliran darah pada daerah posteroir yang berbelok-belok maka gerakan Angiography
mensuplai

ke tertentu

meddula,cerebellum,pons,midbrain,thala
mus,dan

korteks

mengakibatkan

insufisiensi sirkulasi di daerah

ocipital.Perubahan batang

otak

degeneratif yang dapat mempengaruhi mengakibatkan
fungsi

sistim

vertebrobasiler

sehingga
pusing

atau

adalah kepala terasa ringan dan tiba-tiba

7
Universitas Sumatera Utara

degenerasi discus vertebralis(kadar air jatuh dan jika gangguan sirkulasi
sangat menurun,fibrokartilago meningkat yang lama dapat mengakibatkan
dan

perubahan

pada

polisakarid).Sehingga

muko- penurunan kesadaran

diskus

ini

menonjol ke perifer mendorong periost
yang meliputinya bdan lig.intervertebrale
menjauh dari corpus vertebrae.Bagian
periost

yangb

terdorong

ini

akan

mengalami kalsifikasi dan membentuk
osteofit.Keadaan

ini

yang

disebut

spondilosis servikalis.Osteofit sepanjang
pinggir corpus vertebrale akan menekan
a.vertebrale dan pada posisi tertentu akan
menyebabkan
arteri.Selain
berkurangnya

oklusi

pembuluh

itu

mengakibatkan

panjang

dari

kolum

servikal sehingga a.vertebrales menjadi
berkelok-kelok dan pada posisi tertentu
arteri

ini

akan

tertekan

dan

mengakibatkan oklusi
Sindroma klinis otak,pada usia lanjut Sindroma klinis yang utamanya CT-Scan MRI
banyak terjadi perubahan-perubahan pada berkaitan di daerah pembuluh
sistim

pembuluh

darah

arteri darah karotis yaitu serangan otak

otak.Pembentukan plak banyak dijumpai sepintas

(transient

ischemic

pada sistim karotis,disamping itu semua attact) yaitu gangguan sirkulasi
pembuluh darah arteri yang kecil juga di kawasan pembuluh darah
mengalami

perubahan

ateromatus karotis

ataupun

termasuk fibrosis tunica media,hilianisasi vertebrobasiler.Di
dan

kalsifikasi.Keadaan

kawasan

ini pembuluh darah karotis ,TIA ini

menagkibatkan kelainan vaskuler antara lebih

sering

dihubungkan

lain arterosklerosis.Manifestasi gangguan dengan ateroma a.carotis interna
tergantung daerah arterosklerosis yang yaitu akibat adanya mikroemboli
berasal

dari

plak

ateroma

8
Universitas Sumatera Utara

terjadi.

tersebut. Gejalanya pandangan
gelap,gangguan
kadang

bicara,kadang-

kehilangan

sesaat.Jika

kesadaran

terjadi

vertebrobasiler

di

daerah

maka

akan

terjadi seperti serangan TIA di
arteri

daerah

karotis

dan

dijumpai drop attack (serangan
jatuh)

yaitu

penedrita

jatuh

mendadak tanpa diduga dan
tanpa kehilangan kesadaran dan
sering

pada

keadaan

ini

penderita mengalami vertigo

Tabel 2. Gangguan Sistem Non Vestibuler 1,11
Penyebab

Gejala yang dijumpai

Pemeriksaan

Anemia

Pucat,lemah

Darah,feses rutin

Obat-obatan yang menginduksi dizziness (tetapi Obat-obatan yang mencetus Obat dihentikan
bukan

dizziness,dengan

ototoksik)antiansietas,antikonvulsan,antidepressi, peningkatan dosis terutama
antipsikotik dan obat-obat penenang.Terkadang pada usia lanjut dan gejala
obat-obat yang digunakan untuk mengatasi ini
vertigo (dapat dilihat di tabel 4)

tidak

berhubungan

dengan posisi atau gerakan

Hipoglikemia (biasanya disebabkan obat-obat Dijumpai
antidiabetes)

lemah,hoyong

perasaan Pemeriksaan kadar
dan gula darah

berkeringat dingin

9
Universitas Sumatera Utara

Hipotensi yang disebabkan gangguan jantung Rasa ringan di kepala pada
(bradikardi

atau

Vital sign

takikardi),obat perubahan posisi (hipotensi

antihipertensi,dehidrasi atau sindrom hipotensi ortostatik) dan dapat terjadi
ortostatik

palpitasi

atau sinkop pada

perubahan

posisi

gangguan

jantung)

(pada
ada

Ukur tekanan darah
pada

posis

berbaring

dan

segera setelah tegak

riwayat muntah dan atau

dijumpai TD turun≥

diare (dehidrasi)

20mmHg menjadi ≤
100mmHg
EKG

2.Gangguan Disebabkan oleh Multiple Defisit

11

Pada usia tua lebih sering dijumpai lebih dari satu penyebab dizziness

VISUAL

VESTIBULAR

SOMATOSENSOR

Proses degeneratif
sel rambut dan saraf

Katarak
presbiop

neuropati

CNS

Proses Degeneratif saraf
SISTEM
MUSCKULOSKLETAL
Muskular atropi

Dari segi penyebab vertigo dapat dibedakan vertigo sentral(disfungsi saraf pusat) dan
vertigo perifer dan dapat juga dibedakan gejala dari vertigo tersebut.1,3,14

10
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.Perbedaan vertigo sentral dan vertigo perifer
Ciri-ciri

Perifer

Sentral

Gejala

Ringan dapat berjalan

Berat, tidak dapat berdiri atau
berjalan

Onset

Tiba-tiba

Lamanya

Beberapa

Berlahan-lahan
detik

sampai Berminggu sampai berbulan

beberapa menit
Perubahan posisi

Dijumpai

Tidak dijumpai

Gejala lain yang ditemui

Gangguan pendengaran

Gangguan

neurologi

dan

penglihatan
Nystagmus

Gabungan

horizontal

berrotasi;dihambat

dan Hanya

vertikal,atau

oleh horizontal atau berotasi;tidak

fiksasi dari mata ke suatu dihambat

oleh

fiksasi

objek;arahnya tidak berubah ;arahnya bisa berubah dengan

Mual/Muntah
Latency

setelah

dengan tatapan ke tiap sisi

tatapan cepat

Selalu dijumpai

Terkadang

manuver Lebih lam (sampai 20 detik)

diagnostik provokatif

Lebih

singkat

(sampai

5

detik)

Tabel 4.Obat obat yang menyebabkan dizziness 1
Golongan

Contoh obat

Anti-Alzheimer’s

Rivastigmine

Antikonvulsan

Barbiturat,Phenytoin

Antidepresant

SSRI:semuagolongan
SSRI,TCA:amitriptilin,imipramine,nortiptiline,trazodone,

Anti hipertensi

Diuretik:tiazid;Alpha

bloker:prazosin,terazosin;Beta

bloker:atenolol,propanolol;CCB:nifedipine,verapamil
Anti-inflamasi

Ibuprofen,indomethacin

Antipsychotic

Chlorpromazine,fluphenazine,perphenazine,prochlorperazine,thioridazi
ne,trifluoperazine

Anxiolytics

Alprazolam,chlordiazepoxide,clonazepam,diazepam,lorazepam,oxazep
am

11
Universitas Sumatera Utara

Mood stabilizer

Carbamazepine,gabapentin,lamotrigine,oxacarbazepine

Muscle relaxants

Cyclobenzaprine,orhenadrine

Sambungan Obat-obat yang menyebabkan dizzines

PENATALAKSANAAN
Keberhasilan penatalaksanan dari dizzines tergantung dari diagnosa yang tepat dan
dokter dapat memahami fisiologi dari sistem vestibuler dan patologi vestibuler yang sering
tumpang tindih dengan kondisi yang lain. Pemeriksaan oleh dokter seharusnya secara lengkap
yang disebut PENGKAJIAN GERIATRIK KOMPREHENSIF.Disini penderita akan
diperiksa dari kepala sampai ekstremitas bawah. Pemeriksaan dapat mengidentifikasi
penyakit yang komorbid,kondisi sistemik seperti penyakit hipertensi,penyakit pembuluh

12
Universitas Sumatera Utara

darah,diabetes,gangguan psikologis dan kemungkinan adanya penyakit autoimun.Dan semua
kemungkinan yang berdampak pada gangguan vestibular.2
Langkah-langkah penatalaksnaan dizziness pada lansia.
1.Pemeriksaan secara umum 1,2,6,14
Pada pemeriksaan ini sangat penting diperhatikan
 Dari riwayat penyakit awitan dan perjalanan dari gejala
 Simptom atau gejala dari dizziness dijelaskan oleh pasien itu sendiri dengan
perkataan pasien sendiri ,penelitian oleh Kwong dan Pimlott menunjukkan
diagnosis umumnya dapat ditegakkan bila pasien menjelaskan gejala
dizzinessnya berdasarkan perkaatannya sendiri
Pemeriksa juga memperhatikan subtipe dizziness dan juga obat-obatan yang dikonsumsi oleh
pasien. Dibawah ini algoritma dizziness

13
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.Algoritma dizziness dan sistem yang terlibat

14
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.Algoritma dizziness serta keluhan dan kelainan organ yang dijumpai

Di

awal

pemeriksaan

mencakup

pemeriksaan

vital

sign,

ortostatik,kardiovaskular,neurologik,tajam penglihatan,hiperventilasi selama 2 menit,tes
Romberg,teslangkah

tandem(tandemgait

test),pemijatan

sinus

karotis,manuver

Hallpike,status kognitif,simptom depresi dan ansietas.Pemeriksaan tekanan darah untuk
menilai adanya hipotensi ortostatik dimana dijumpai penurunan tekanan darah sistolik
20mmHg dengan atau tanpa gejala segera setelah berdiri atau 2 menit setelah berdiri(setelah
5 menit dalam posisi terlentang.Pemeriksaan kardiovaskuler untuk mencari kemungkinan
aritmia,kelainan katup jantung.pemeriksaan neurotologik mencakup pemeriksaan telinga
termasuk saraf kranial,evaluasi telinga luar,telinga tengah dan ntes fistula.tes fistula
dilakukan dengan memberi tekanan ke telinga dan dievaluasi terjadinya vertigo dan
nistagmus.Jika dijumpai hasil positif menunjukan adanya fistula dari labirin yang dapat
disebabkan kolesteatoma atau infeksi.
15
Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.Pemeriksaan/manuver pada pasien dizziness
Manuver
1.orthostatic blood pressure
testin

2.Potentiated vlasava manuver

Description
Patients blood pressure is
measured first while patient is
lying down and then while the
patient is standing
20 to 25 mmHg decrease in
systolic blood pressure
indicates orthostatic
hypotension
Patient squasts fo 30 seconds
then stands up and blows into a
sphymomanometer at 40
mmhg for 15 seconds

3.carotid sinus stimulation

Gently massage the area of the
patients carotid bulb for a few
seconds with continous ECG
monitoring

4.Dix-Hallpike manuver

Patient seated on a table and
rapidly lowered untid the head
hangs over the table .The
position is held for at least 10
seconds
Patient seated in a swivwl chair
with the head tilteddown 30
degrees.The cair is then spun
10 times
Patients walk 6 to 10 feet,turns
around and walks back to the
strating point
While sealed in a chair patients
is asked to turn the head as if
watching an airplane fly across
the sky.Having the patient
perform this manuver once is
enough to elicit symptoms

5.Barany rotation

6.Walk and turn

7.Seated head turn

Dizziness produced
Procedures presyncope
resulting from orthostatic
hypotension

Procedures presyncope
indicating presence of
orthostatic hypotension
vasovagal attacks,or decreased
cardiac output
Procedures presyncope
indicating presence of
orthostatic hypotension
vasovagal attacks,or decreased
cardiac output
Procedures vertigo in patient
with BPPV

Produces vertigo in anyone
who maintains some vestibular
function
Produces dysequilibrium
caused by multisensory loss
Produces dysequilibrium
caused by multisensory loss

Pemeriksa mengklarifikasi apakah dizziness ini memiliki sensasi berputar yang palsu
atau terdistorsi,apakah gejala pasien spontan atau dipicu (misalnya dengan gerakan kepala
atau perubahan posisi),berapa lama pasien mempunyai gejala dan berpa sering terjadi,kapan
gejala pertama kali,apakah ada gejala lain yang menyertai misalnya gejala telinga atau
neurologis.

16
Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengkajian tersebut dapat ditemukan apa saja kelainan yang diderita para
lansia dengan berbagai pemeriksaan yang sangat membantu,misalnya EKG,Rontgen
Paru,laboratorium,audiogram, elektronystamograpi(ENG) pemeriksaan yang membantu
untuk membedakan disfungsi vestibuler sentral atau perifer ,CT-Scan,MRI jika perlu
konsultasi ke bagian lain (Mata,THT,Neurologi,Ortopedi)

Gambar 3. Pemeriksaan Dix-Hallpike manuver

2.Intervensi farmakologi 1,8,10,11,13
Persyaratan dalam intervensi farmakologi adalah diagnosis yang tepat,obat yang
sesuai,dosis yang tepat,dan durasi yang tepat.Langkah pertama untuk pengobatan yang
berhasil adalah menegakkan diagnosis karena dizziness adalah bukan suatu penyakit tetapi
merupakan gejala.Setelah kita menilai semua riwayat penyakit, gejala klinis kita dapat
menentukan etilogi dari penyakit tersebut.Kemudian setelah diagnosis ditegakan .Pengobatan
untuk

gangguan

vestibuler

diarahkan

untuk

mengobati

etiologi,mengontrol

gejala,mengurangi komorbitas pada gangguan psikologis yang sering menyertai sindrom
ini.Intervensi farmakologi dimulai dengan alasan yang tersebut dibawah ini
a. Pengobatan untuk gejala vestibuler yang akut.
Gejala vertigo,mual,muntah,berkeringat,pucat dan diare memerlukan pengobatan
yang segera karena keadaan ini dapat mengakibatkan ancaman terhadap
pasien.Antiemetik

harus

diberikan

misalnya,

prometazin

dimenhydrinate,metocklopramide,hyoscine.Hyoscine yang diberikan transdermal
dan proklorperazin terbukti ampuh dalam mengatasi vertigo.Kalsium chanel
antagonis misal sianrizin dan cycline memiliki efek vestibulodepresant.Kedua
17
Universitas Sumatera Utara

obat tersebut dapat memberikan efek ekstrapiramidal dan untuk orang tua
digunakan dalam jangka waktu yang pendek.Diazepam tidak memiliki aktivitas
spesifik pada sistem vestibuler,hanya beraksi untuk menurunkan aktivitas neuron
dan menyebabkan inhibisi termasuk pada sistem saraf pusat dan juga aktivitas
pada sistem saraf vestibuler dan nuklei vestibuler.Penggunaan obat ini masih
menjadi kontroversi tetapi masih banyak yang mengunakan untuk mendapatkan
efek ansiolitik pada krisis akut vestibuler.
Pada hipotensi ortostatik dapat diberi pengobatan midodrine dan fludrocortisone
yang akan menaikan tekanan darah dan pada saat pemberian ini diperlukan
monitoring tekanan darah untuk mencegah komplikasi peningkatan tekanan
darah.Midodrine tidak boleh diberikan 4 jam sebelum tidur atau sewaktu
berbaring sebab akan mencetuskan hipertensi sewaktu pasien telentang,efek
samping lain akan terjadi retensi urin dan ruam pada kulit.Fludrocortisone adalah
suatu mineralkortikoid yang kan mengakibatkan retensi natrium dan air sehingga
perlu untuk memonitor natrium dan terutama pada pasien gagal jantung.efek
samping yang lain edema,hiperglikemi,kelemahan otot. Pseudoefedrin,paroxetine
dan desmopressin adalah pilihan lain saat midodrine dan fludrocortisone tidak
efektif.
b. Pengobatan untuk keadaan seperti migren, penyakit meniere
Pengobatan untuk migren biasanya meliputi langkah-langkah pembatasan
diet,mengurangi stess.Pemberian obat-obat analgesik,derivat ergotamin.obat
profilaksis termasuk beta bloker,calcium channel bloker,serotonin reuptake
inhibitor dan amitriptiline.Dilaporkan intervensi farmakologi pada penyakit
meniere dengan pemberian Betahistine analog histamine yang memberikan efek
peningkatan sirkulasi mikrovaskuler di daerah stria dari koklea sehingga
mengurangi tekanan endolimpatik.Tetapi beberapa studi tidak mematuhi kriteria
AAOO sehingga tidak ada bukti yang pasti dalam penggunaannya.Penggunaan
steroid baik secara sistemik maupun secara transtympanically karena asumsi suatu
proses autoimun.Namun studi double blind tidak menunjukkan kemanjuran klinis
pada penggunaan obat ini

18
Universitas Sumatera Utara

c. Pengobatan empiris untuk kronik vestibuler dijumpai pada vestibular sentral.
Gangguan ini

akibat degenerasi,demyelinisasi atau gangguan vascular yang

berhubungan

dengan

disequilibrium

persisten,mual,muntah.

Clonazepam,carbamazepine,dan golongan antagonis kalsium

dapat membantu

mengurangi gejala.

Tabel 6.Obat-obatan untuk mengatasi kondisi dizziness
Obat

Dosis

Efek samping

Pusing
Midodrine

10mg po tid,selama siang

Hipertensi,retensi urin,ruam kulit

hari
Fludrocortisone

0,1mg po daily,dititrasi

Hipertensi,edema,hiperglikemi,hipokalemia,muscle

seminggu

weakness,gangguan penglihatan jika digunakan

sampai

maximun 1 mg

dalam jangka waktu lama

Vertigo
meclizine

25-100

mg

daily,dibagi

po

Mengantuk,mulut kering

dalam

beberapa dosis
Dimenhydrinate

25-100mg po q4-8h

Mengantuk,mulut kering,mual muntah

Diazepam

2-10mg po or iv q4-8h

Lightheadedness,mengantuk,mulut

prn

kering,penglihatan kabur,kelemahan otot,perasaan
lemas

Lorazepam

1-10mg po q8-12h prn

Efek sama dengan diazepam

Untuk gejala Mual muntah
Metoklopramide

5-10mg po or slow iv

Lightheadedness,mengantuk,nyeri kepala,GI

q6h

upset,diare,gejala ekstrapiramidal

Ondansetron

4mg po q8h

Nyeri kepala,lemah,konstipasi

Prochlorperazine

5-10mg po or IM q6-

Lightheadedness,mengantuk,mulut

8h;2,5-10mg

kering,konstipasi,exitability,musclar tremors,gejala

Promethazine

slow

iv

over 2 min;25 rectaly bid

ekstrapiramidal

12,5-25mg po,IM,IV or

Lightheadedness,mengantuk,mulut

rectal q4-6h

kering,konstipasi

19
Universitas Sumatera Utara

3. Rehabilitasi pada gangguan muskuloskeletal, penglihatan pendengan dan
fisioterapi pada gangguan vestibuler 1,8,10,14
Kelemahan otot-otot motorik pada daerah ekstremitas mengakibatkan
gangguan keseimbangan selain mengunakan obat-obatan diperlukan fisoterapi
dan juga mengunakan alat bantu untuk menjaga keseimbangan. Pada lansia yang
dijumpai gangguan penglihatan maka dapat dilakukan koreksi dengan kacamata
walaupun terkadang jika pergantian kacamata yang baru dapat menimbulkan
dizzines.Dan jika dijumpai gangguan pada telinga dapat diberi alat bantu dengar
Pasien dengan gangguan di telinga sering mengalami gangguan keseimbangan
posisi atau

perubahan gerakan.Hal sering dijumpai pada pasien dengan

dizziness.Gejala lain yang sering ditemukan adalah kekuatan otot yang menurun
termasuk kehilangan kendali berbagai gerak dan terjadi ketegangan terutama di
daerah otot leher dan bahu yang menyebabkan kelelahan otot dan nyeri kepala
tentu saja mengurangi kualitas hidup.
Rehabilitasi pada kondisi ini

dirancang untuk meringankan hal-hal yang

tersebut diatas .Sebab pemakaian obat-obat yang menekan sistem vestibuler
memberikan

efek

samping

mengantuk

yang

menyebabkan

menurunnya

kemampuan beraktivitas.Rehabilitasi ini ditujukan untuk gangguan didaerah
vestibuler,sebab penyebab dari dizziness itu bermacam-macam
Sebelum tindakan rehabilitasi ini dilakukan pmeriksaan pergerakan bola mata
dan penilaian ketajaman penglihatan.Penilaian ini menilai bagaimana pergerakan
bola mata tanpa dikuti pergerakan kepala dan pergerakan bola mata sewaktu
kepala juga bergerak.Kemudian terapis juga mengunakan kartu untuk menilai
ketajaman penglihatan sewaktu kepala bergerak.Selain penilaian visual dilakukan
juga questionnaire Dizziness Inventory Handicap Questionnaire yang terdiri dari
25 pertanyaan yang berinisial P atau Physical ada 7 pertanyaan ,E atau Emotional
ada 9 pertanyaan dan F atau Functional ada 9 pertanyaan.dengan penilaian 1634:mild handicap ;36-52: moderate handicap;>54 severe handicap.

20
Universitas Sumatera Utara

Tabel 7. Questionnaire untuk menilai dizzines dikenal dengan Dizziness Inventory
Handicap Questionnaire

Rehabilitasi Epley’s Canalith Repositioning dan Brandt’s exercise adalah
rehabilitasi yang direkomendasikan pada Benign Positional Vertigo.Tindakan ini
adalah tindakan manuver yang dilakukan dengan mengunakan gravitasi dimana
posisi pasien dirubah sehingga mengakibatkan perubahan tekanan di saluran
semirkular akibat bergeraknya debris yang ada di posterior semircular ke utricle.

21
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.Manuver Eple ’s Canalith Repositioning

Gambar 5. Manuver Brandt’s e ercise

Rehabilitasi yang dilakukan secara statis dan dinamis yaitu latihan dengan mata
terbuka dan tertutup ditujukann untuk gangguan vestibuler perifer yang
kronis.Rehabilitasi ini didasarkan dengan memberikan pemaparan yang berulang
terhadap rangsangan yang menimbulkan vertigo akan menyebabkan otak terbiasa
terhadap rangsanagn atau akan melemahkan respon vertigo tersebut.Sulit untuk
menilai efeciency dari rehabilitasi.Tetapi pada suatu penelitian dimana

22
Universitas Sumatera Utara

digabungkan antara rehabilitasi ini dengan terapi kognitif yang ditambahkan terapi
relaksasi untuk mengurangi kecemasan dan menghindari rasa takut.Dijumpai
perbaikan dari nilai questionnaire Dizziness Inventory Handicap Questionnaire.
Terapi ini dihentikan bila dijumpai keadaan
1.Dijumpai gangguan tiba-tiba pada pendengaran
2.Tekanan dan nyeri mendadak pada telinga sewaktu latihan
3. Cairan keluar dari telinga
4.Rasa nyeri dan tidak nyaman pada leher dan punggung sewaktu melakukan
latihan.

Gambar 5 dan 6 : Terapi rehabilitasi fisioterapi pada pasien yang mengalami dizziness
23
vestibuler yang kronis,gambar 5 dengan strategi postural ,gambar 6 dengan strategi stabilksasi
kepala
Universitas Sumatera Utara

4.Melakukan intervensi physikis 1,2,3,12
Beberapa

penelitian

menemukan

hubungan

antara

agrofobia,perilaku,kecemasan,serangan panik dan depresi dengan patologi pada
vestibuler.Pada penelitian ini ditemukan jika panik menyerang mucul gejala
otonom dan juga gangguan vestibuler.Sehingga ditemukan hubungan yang erat
dan kompleks pada kondisi ini.Penilaian awal penting untuk menilai faktor
psikologi

dan

panik,bersamaan

khusunya
dengan

menanyakan
perubahan

mengenai
mood

pada

kecemasan,serangan
pasien

dengan

dizziness.Gangguan vestibuler tidak dapat teratasi sebelum gangguan physikisnya
belum teratasi.Terapi kognitif yang digabungkan dengan terapi terapi relaksasi
untuk menghindari gejala ketakutan ternyata memberikan keberhasilan terhadap
gangguan dizzines.
Dibawah ini adala algoritme vertigo yang berinteraksi gangguan pyhsikis dan
gejala otonom

Gambar 7.Algoritma penilaian dizziness yang dihubungkan dengan gangguan physikis

24
Universitas Sumatera Utara

5. Tindakan Bedah 3
Saat ini intervensi bedah jarang dilakukan kecuali pada kondisi
a.Mengancam kehidupan akibat komplikasi pada telinga bagian tengah
b.Tumor yang mengenai daerah telinga seperti vestibuler Schwannoma
c.Trauma pada telinga tengah dan telinga bagian dalam seperti fistel perilymph
Pada

masa lalu pada penyakit meniere dilakukan

intervensi bedah,tetapi

beberapa penelitian menemukan bahwa tindakan bedah kurang efektif daripada
intervensi farmakologi.Tindakan bedah harus berdasarkan indikasi.
KESIMPULAN
Dizziness adalah gangguan yang melibatkan keseimbangan,dan keadaan ini
sendiri adalah gejala yang disebabkan oleh berbagai keadaan baik oleh karena
gangguan dari fungsi keseimbangan itu sendiri atau juga akibat penyakit-penyakit
yang lain.Pada orang tua penyebab dizziness ini dapat lebih dari satu.
Pemeriksaan dilakukan secara lengkap dari ujung rambut sampai ujung jari
kaki termasuk pemeriksaan kejiwaan dan juga ekonomi hal disebut pengkajian
geriatri

komphrensif.Kemudian

didukung

dengan

berbagai

pemeriksaan

pendukung/penunjang diagnostik yang bertujuan untuk mendapat diagnosa yang
tepat yang menyebabkan gejala dizziness ini.
Penatalaksanaan dari dizzines yang penting adalah untuk mengurangi faktor
resiko seperti jatuh dan untuk mencegah dizziness yang berulang.Pada lansia
penanganan dizziness ini membutuhkan berbagai multi displiner selain untuk
mencari penyebab dari dizziness dan juga penanganan yang komphrensif.

25
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
1. Probosuseno,Husni.A.Niko,Rochmah.Wasilah.Dizziness pada lanjut usia.Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam,Internal Publishing,Juli 2014;VI:3731-3742
2. Philip D. Sloane, Remy R. Coeytaux, Rainer S. Beck, and John Dallara,Ann Intern
Med. www.annals.org;2001;134:823-832.
3.

Galimi.R,Vertigo and dizziness in the elderly : Evaluation and Assessment,G
Gerontol 2011;59:244-250.

4. Hadi.H,Martono,Gangguan(terkait)Keseimbangan.Buku Ajar Boedhi-Darmojo.Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia,2014;5:202-206.
5. Barnedh.I.Husein,Penilaian Keseimbangan Mengunakan Skala Keseimbangan BERG
pada Lansia di Kelompok Lansia Puskesmas Tebet,Program Pendidikan Magister
Profesi

Dokter

Spesialis

1

Neurologi

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia,Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia,2006.
6. N. Salles,R.W. Kressig,J.P. Michel, Management of chronic dizziness in elderly
people, Gerontol Geriat,2003,36:10–15.
7. Nanda.A,Chronic

Dizzines

In

Older

Persons,Geriatrics

for

the

Practicing

Physician,The Warren Alpert Medical School of Brown University,2007:90;291-293.
8. Tucci.L.Debara,Dizziness

and

Vertigo.The

Merck

Manual

in

www.merckmanuals.com.september2013
9. Robert E.P,Lori M. Dickerson, Dizziness: A Diagnostic Approach, American Family
Physician Web site at www.aafp.org/afp. Copyright © 2010
10. Samekto.M.W,Pranarka.K,Sindroma Serebral, .Buku Ajar Boedhi-Darmojo.Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia,2014;5:149-164.
11. King.J,Buckner.S,Vestibular Disorders Association,www.vestibular.org
12. Luxon.L.M, Evaluation and Management of The Dizzy Patient, J Neurol Neurosurg
Psychiatry 2004;75
13. Philip.J,Wong.J,Hilas.O,Management

of

Dizziness

and

Vertigo,www.uspharmacist.com/content/uspharm2012;37(1):30-33
14. Eaton.A.Deborah,Roland.S.Peter,Dizzines in older adult,part 1,Evaluation and general
treatment strategis.Geriatric,2003;58:28-36

26
Universitas Sumatera Utara