Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB II
PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

A. Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebagai Amanat Pasal 28H dan 34 UUD
1945
Jaminan sosial bagi seluruh warga negara merupakan suatu tanggung
jawab pemerintah untuk menjaminnya dan menjadi hak bagi setiap warga negara
untuk

mendapatkannya

tanpa

diskriminasi

sehingga

memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat, seperti
yang diamanatkan dalam Pasal 28 H ayat (3) UUD 1945. Hal tersebut dapat

meningkatkan indeks pembangunan manusia Indonesia. 22 Untuk itu dalam
menjalankan amanat undang-undang tersebut dan memberikan jaminan sosial
kepada

setiap

warga

negara,

maka

diperlukan

suatu

sistem

yang


mengendalikannya yang disebut sistem jaminan sosial.
Pada 19 Oktober 2004, tercetuslah suatu undang-undang yang mengatur
sistem tersebut. Pada saat UU SJSN diundangkan, dibuat suatu acara khusus yang
dihadiri oleh menteri-menteri terkait dan tim inti SJSN. Alasannya adalah belum
banyak pejabat publik yang mengetahui hal tersebut dan yang juga merupakan
penjabaran UUD 1945 Pasal 34. Meskipun UU SJSN sempat diajukan uji materi
ke MK, keputusannya adalah ke-empat BPJS sah sebagai badan penyelenggara
tingkat nasional dan UU SJSN telah memenuhi amanat UUD 1945.
Konstitusi Indonesia Pasal 34 ayat (2) memang menyebutkan kewajiban
Negarauntuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat

22

Theholygan.sistem-jaminan-sosial-nasional.http://.blogspot.co.id/2011/05/html (diakses
tanggal 1 Maret 2016).

18
Universitas Sumatera Utara

19


Indonesia.Kewajiban ini yang kemudian diterjemahkan dalam UU SJSN. Sistem
jaminan sosial nasional akan dilaksanakan olehbadan yang dibentuk oleh
pemerintah BPJSdengan mengintegrasikan seluruh program jaminan sosial
nasional yang tersebar diempat lembaga penyelenggara seperti Jamsostek, Askes,
Asabri dan Taspen.
Undang-Undang SJSN yang akan melindungi seluruh rakyat Indonesia
bukan tidak mendapat tentangan, pada kenyataannya undang-undang ini sudah
dua kali digugat konstitusionalnya. Penentangan yang paling menarik adalah
ketika masyarakat yang diwakili oleh dewan kesehatan rakyat, perkumpulan
serikat rakyat miskin kota, front nasional perjuangan buruh Indonesia menggugat
keharusan pembayaran premi. Menurut para pemohon ini SJSN yang mewajibkan
pembayaran iuran bertentangan dengan UUD 1945. Menurut para penggugat,
BPJS seperti yang diamanatkan dalam UU SJSN, hanya akan mengeksploitasi
rakyat dan menguntungkan pemerintah karena semua rakyat Indonesia harus
membayar premi jaminan sosial kepada lembaga tersebut. Disamping itu,
pembayaran premi wajib bagi semua warga negara, terlepas dari status sosial
ekonomi mereka, untuk semua program jaminan sosial yang diadakan, pemerintah
telah mengaburkan antara jaminan sosial dan asuransi sosial. 23
Kewajiban pemerintah memberikan layanan kesehatan dan melakukan

pengaturan untuk melindungi kesehatan rakyat sebagai wujud tugas-tugas
pemerintah dalam rangka fungsi pemerintah berasarkan pemerintah yang baik
(good governance). 24
23

http://www.komnasham.go.id/mandat-pendidikan-dan-penyuluhan/sistem-jaminansosial-nasional-identitas-negara-kesejahteraan (diakses tanggal 1 Maret 2016).
24
Titon Slamet Kurnia, Hak atas Derajat Kesehatan Optimal HAM di Indonesia
(Bandung: Alumni, 2007), hlm.5.

Universitas Sumatera Utara

20

Kesadaran tentang pentingnya jaminan kesehatan perlindungan sosialterus
berkembang sesuai amanat pada Pasal 34 ayat (2) UUD1945, yaitu menyebutkan
bahwa negara mengembangkan sistem jaminansosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Masuknya sistem jaminan sosial dalamperubahan UUD 1945, dan
terbitnya UU SJSN, menjadi suatu bukti yang kuat bahwapemerintah dan
pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besaruntuk mewujudkan

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui SJSNsebagai salah satu
bentuk perlindungan sosial, pada hakekatnya bertujuanuntuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupyang layak.
Pasal 28H UUD1945 dan Undang-Undang Nomor36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhakmendapatkan pelayanan
kesehatan. Karena itu, setiap individu, keluarga danmasyarakat berhak
memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, danNegara bertanggung jawab
mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagipenduduknya termasuk bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu. UU SJSNmenyebutkan bahwa setiap orang
berhak atas jaminan sosial untuk dapatmemenuhi kebutuhan dasar hidup yang
layak dan meningkatkan martabatnyamenuju terwujudnya masyarakat Indonesia
yang sejahtera, adil dan makmur. Cara yang dilakukan pemerintah untuk
memenuhi hak warga negara tersebutadalah melalui penerapan SJSN yang
undang-undangnya sudah disahkan sejak tahun2004. Sedangkan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatanmenyebutkan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalammemperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan, mempunyai hakdalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

Universitas Sumatera Utara


21

bermutu dan terjangkaudan berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiripelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Pemerintah
Indonesiaberkewajiban memberikan jaminan untuk terpenuhinya hak hidup sehat
setiapwarga negaranya, tanggung jawab pemerintah tersebut dilakasanakan
melaluisistem jaminan sosial nasional yang salah satu bentuknya adalah
jaminankesehatan bagi seluruh warga negara.
Kesadaran

tentang

pentingnya

jaminan

perlindungan

sosial


terusberkembang sesuai amanat pada perubahan UUD1945 Pasal34 ayat (2), yaitu
menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistemjaminan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dimasukkannya sistemjaminan sosial dalam perubahan
UUD1945, terbitnya UUSJSNmenjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah
dan pemangkukepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk
mewujudkankesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Melalui SJSN sebagai
salah satubentuk perlindungan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk
menjaminseluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak.Jamkesmas adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakatmiskin

dan

tidak

mampu

yang

iurannya


dibayar

oleh

Pemerintah,diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 2008
danmerupakan perubahan dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
bagiMasyarakat Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal dengan program
Askeskinyang diselenggarakan pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.
ProgramJamkesmas
aksespelayanan

diselenggarakan

kesehatan

kepada

untuk
peserta


memberikan
di

seluruh

kemudahan
jaringan

dan

fasilitas

Universitas Sumatera Utara

22

kesehatanyang melaksanakan program Jamkesmas, mendorong peningkatan
pelayanankesehatan yang terstandar dan terkendali mutu dan biayanya,
danterselenggaranya


pengelolaan

keuangan

negara

yang

transparan

danakuntabel. 25
Jaminan sosial merupakan sistem proteksi yang diberikan kepadasetiap
warga negara untuk mencegah hal-hal yang tidak dapat diprediksikan karena
adanya risiko-risiko sosial ekonomi yang dapat menimbulkan hilangnya pekerjaan
maupun mengancam kesehatan. Oleh karena itu, jaminan sosial hadir sebagai
salah satu pilar kesejahteraan yang bersifat operasional. Kesehatan merupakan hak
asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
UUD1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip

nondiskriminatif,

partisipatif,

dan

berkelanjutan

dalam

rangka

pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan
daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. 26

25

Kementerian Kesehatan RI, 2013, http://www.depkes.go.id/ (diakses pada tanggal 2
Maret 2016).
26
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Kesehatan, Pasal 3.

Universitas Sumatera Utara

23

B. Pengaturan Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004
Sistem jaminan sosial, sebenarnya juga sudah dikenal di Indonesia,
sebagaimana telah diselenggarakan oleh PT Askes Indonesia, PT Taspen, PT
Jamsostek dan PT Asabri. Namun, baik dilihat dari jumlah kepesertaan, jenis
program maupun kualitas manfaat, serta prinsip-prinsip penyelenggaraan dan
regulasi ternyata memerlukan penyempurnaan. Peserta program jaminan sosial di
Indonesia, dibanding dengan Negara lainnya, masih terlalu sedikit . Manfaat yang
diperoleh peserta juga masih sangat terbatas. Prinsip/ sistem penyelenggaraan juga
bervariasi, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial. Karena itu, diperlukan
undang-undang baru yang diharapkan dapat memayungi segenap penyelenggaraan
program jaminan sosial, meningkatkan jumlah peserta, meningkatkan manfaat
serta lebih berkeadilaan, yang kemudian dikenal sebagai UU SJSN.
1. Landasan filosofis
Pemikiran mendasar yang melandasi transformasi penyelenggaraan
jaminan sosial adalah sebagai berikut: 27
a. Penyelenggaraan jaminan sosial berbasis kepada hak konstitusional setiap
orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2).

27

http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/Transformasi/landasan (diakses tanggal 1 Maret

2016).

Universitas Sumatera Utara

24

1) Pasal 28 H ayat (3) menentukan setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermanfaat.
2) Pasal 34 ayat (2) menentukan Negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
b. Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang
mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat(UUD 1945 Pasal 28H ayat (3)).
c. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas
kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia.
1) Pasal 2 UU SJSN menentukan sistem jaminan sosial nasional
diselenggarakan berdasarkan:
a) asas kemanusiaan;
b) asas manfaat;
c) asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2) Penjelasan Pasal 2 UU SJSN mengatur bahwa asas kemanusiaan
berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia.
d. Sistem jaminan sosial nasional menggunakan pendekatan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota
keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

25

1) Pasal 3 UU SJSN menentukan sistem jaminan sosial nasional
bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
2) Penjelasan Pasal 3 UU SJSN mengatur bahwa yang dimaksud dengan
kebutuhan dasar hidup adalah kebutuhan esensial setiap orang agar
dapat hidup layak, demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2. Landasan yuridis
Landasan yuridis penyelenggaraan SJSN adalah UUD 1945 Pasal 28H
ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2). Pasal 28H ayat (3) diatur dalam Perubahan Kedua
UUD 1945 dan Pasal 34 ayat (2) diatur dalam Perubahan Keempat UUD 1945.
Amanat konstitusi tersebut kemudian dilaksanakan dengan UU SJSN. Pasca
Putusan

Mahkamah

Konstitusi

atas

Perkara

Nomor

007/PUU-III/2005,

pemerintah bersama DPR mengundangkan sebuah peraturan pelaksanaan UU
SJSN setingkat undang-undang, yaitu UU BPJS. Peraturan Pelaksanaan UU SJSN
dan UU BPJS terbentang mulai Peraturan Pemerintah hingga Peraturan Lembaga.
Penyelesaian seluruh dasar hukum bagi implementasi SJSN yang mencakup UUD
1945, UU SJSN dan peraturan pelaksanaannya membutuhkan waktu lima belas
tahun (2000 – 2014). 28
a. Undang-UndangDasar 1945Perubahan Kedua (2000) dan Perubahan
Keempat (2002)

28

Asih Eka Putri, Paham SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) (Jakarta: FriedrichEbert-Stiftung, 2014), hlm 11-12.

Universitas Sumatera Utara

26

Pasal 28H ayat (3) menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas jaminan
sosial yangmemungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusiayang bermanfaat.Pasal 28H ayat (3) meletakkan jaminan sosial
sebagaihak asasi manusia.
Selanjutnya,

Pasal

mengembangkan

34

sistem

ayat

(2)

jaminan

menyebutkan
sosialbagi

bahwa

seluruh

Negara

rakyat

dan

memberdayakan masyarakat yang lemahdan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
Pasal

34

ayat

(2)

meletakkan

jaminan

sosial

sebagai

elemen

penyelenggaraanperekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.
b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (UU SJSN)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
SosialNasional (UU SJSN)diundangkan pada tanggal 19 Oktober 2004,
sebagaipelaksanaan

amanat

konstitusi

tentang

hak

konstitusional

setiaporang atas jaminan sosial dengan penyelenggaraan programprogramjaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh warga negara
Indonesia.UU

SJSN

adalah

dasar

hukum

untuk

menyinkronkan

penyelenggaraanberbagai bentuk jaminan sosial yang telah dilaksanakan
oleh beberapabadan penyelenggara agar dapat menjangkau kepesertaan
yang lebihluas serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi setiap
peserta.

Universitas Sumatera Utara

27

c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (UU BPJS)
Undang-Undang

Nomor

24

Tahun

2011

Tentang

Badan

PenyelenggaraJaminan Sosial (UU BPJS) adalah dasar hukum bagi
pembentukan badan penyelenggara jaminan sosial, yaitu BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan.BPJS Kesehatan menyelenggarakan program
jaminan

kesehatan

bagiseluruh

penduduk

Indonesia.

BPJS

Ketenagakerjaan menyelenggarakanprogram jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian, jaminan hari tua,dan jaminan pensiun bagi seluruh
tenaga kerja di Indonesia.UU BPJS mengatur fungsi, tugas, wewenang dan
tata kelola badanpenyelenggara jaminan sosial.UU BPJS mengatur tata
cara pembubaran empat Persero penyelenggaraprogram jaminan sosial (PT
Askes, PT Jamsostek, PT Asabri, PT Taspen)berikut tata cara pengalihan
aset, liabilitas, hak, kewajiban, dan pegawaikeempat persero kepada BPJS.
3.

Landasan sosiologis
Paradigma hubungan antara penyelenggara negara dengan warganya sejak

reformasi ketatanegaraan mengalami perubahan signifikan.Selama orde baru,
hubungan tersebut "state oriented" atau berorientasi kepada negara. Kemudian
sejak reformasi hubungan tersebut berubah menjadi "people oriented" atau
berorientasi kepada rakyat yang berdaulat. Rakyat tidak dipandang sebagi obyek
tetapi subyek yang diberi wewenang untuk turut menentukan kebijakan publik
yang

menyangkut

kepentingan

mereka.

Negara

tidak

lagi

menguasai

Universitas Sumatera Utara

28

penyelenggaraan segala urusan pelayanan publik, tetapi mengatur dan
mengarahkannya.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut direspon oleh
hukum. Pemerintah membentuk dan mengundangkan UU SJSN untuk menyikapi
dinamika masyarakat dan menangkap semangat jamannya, menyerap aspirasi, dan
cita-cita hukum masyarakat. Penyelenggaraan program jaminan sosial diubah
secara mendasar untuk memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penyelenggaraan sistem jaminan sosial (social security), sebagaimana
pertama kali dirintis oleh Otto von Bismarck (1883), sebagai upaya mewujudkan
kesejahteraan rakyat, dewasa ini telah berkembang diseluruh dunia dengan
berbagai modifikasi, sesuai dengan keadaan , kebutuhan dan bahkan sistem politik
dan ekonomi di setiap negara.
Prinsip-prinsip yang menjadi ciri program jaminan sosial yaitu: 29
1.

Program jaminan sosial itu tumbuh dan berkembang sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

2.

Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui
mekanisme asuransi, baik sosial / komersial atau tabungan.

3.

Dimulai dari kelompok formal, non-formal dan baru kelompok masyarakat
mandiri.

4.

Kepesertaan yang bersifat wajib, sehingga hukum “the law of large
numbers cepat terpenuhi.
29

http://kurniawanlawfirm.blogspot.co.id/2011/12/konsep-pengaturan-jaminan-sosialdalam.html (diakses tanggal 1 Maret 2016).

Universitas Sumatera Utara

29

5.

Peran negara yang besar

6.

Bersifat “not for profit”

7.

Merupakan instrumen mobilisasi dana masyarakat yang besar, sehingga
mampu membentuk tabungan nasional yang juga besar, sehingga memberi
dampak ekonomi/ pembangunan pada umumnya. Sistem jaminan sosial
merupakan “engine of development”, mesinnya pembangunan sebuah bangsa.
Prinsip-prinsip sistem jaminan sosial yang merupakan pengaturan dari UU

SJSN yaitu : 30
1.

Prinsip kegotong-royongan.
Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong-royong dari peserta yang
mampu kepada peserta yang kurangmampu dalam bentuk kepesertaan wajib
bagi seluruh rakyat. Peserta yang berisiko rendah membantu yang berisiko
tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Melalui

prinsip

kegotong-royongan ini jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial
bagi keseluruhan rakyat Indonesia.
2.

Prinsip nirlaba.
Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba (nirlaba) bagi
badan

penyelenggara

penyelenggaraan

jaminan

jaminan

sosial

sosial,
adalah

akan

tetapi

untuk

tujuan

utama

memenuhi sebesar-

besarnya kepentingan peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya,dan
surplus anggaran akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan
peserta.
30

http://ipina10.blogspot.co.id/2013/11/makalah-sistem-jaminan-sosial-nasional.html
(diakses tanggal 18 Maret 2016).

Universitas Sumatera Utara

30

3.

Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
Prinsip-prinsip

manajemen

ini

diterapkan

dan

mendasari

seluruh

kegiatanpengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil
pengembangannya.
4.

Prinsip portabilitas.
Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminanyang berkelanjutan
meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempattinggal dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.

Prinsip kepesertaan bersifat wajib.
Kepesertaan wajib dimaksudkan agarseluruh rakyat menjadi peserta sehingga
dapat terlindungi. Meskipunkepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,
penerapannya tetapdisesuaikan dengan kemampuan ekonomi
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan

rakyat dan

program. Tahapan pertama

dimulai daripekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal
dapatmenajdi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya sistem jaminan
sosial nasional dapat mencakup seluruh rakyat.
6.

Prinsip dana amanat.
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada badanbadan

penyelenggara

untuk

dikelola

sebaik-baiknyadalam

rangka

mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

Universitas Sumatera Utara

31

7.

Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam UndangUndang

ini

adalah

hasil

berupa

dividen

dari

pemegang

saham

yangdikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

C. Pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional
Pengelolaan SJSN, sebagaimana tercantum dalam UU SJSN, adalah suatu
tata cara kelola penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan
penyelenggara jaminan sosial.Pengelolaan SJSN dilaksanakan oleh dua badan
hukum publik yaitu: BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS
Kesehatan adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan kesehatan.
BPJS Kesehatan merupakan program SJSN yang di khususkan untuk
menjalankan pengelolaan di bidang pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat
Indonesia yang menitikberatkan kepada pemerataan pelayanan kesehatan. Dalam
pengelolaan SJSN, BPJS Kesehatan dibantu oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional.
Dewan ini mempunyai tugas pokok, yaitu : 31
1.

Melakukan

pengelolaan

dan

penelitian

yang

berkaitan

dengan

penyelenggaraan jaminan sosial.
2.

Mengusulkan kebijakan investasi dana jaminan sosial nasional.

3.

Mengusulkan anggaran jaminan sosial bagi penerima bantuan iuran dan
tersedianya anggaran operasional kepada pemerintah.

31

http://www.siplawfirm.com/sistem-kesehatan-di-indonesia-upaya-memahami-bpjsmelalui-undang-undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial-bpjs/
(diakses tanggal 1 Maret 2016).

Universitas Sumatera Utara

32

Fungsi Dewan ini adalah merumuskan kebijakan umum dan sinkronisasi
penyelenggaraan SJSN terhadap dana jaminan sosial yang adaagar dipergunakan
seluruhnya untuk pengembangan programSJSN.Pengelolaan program Jaminan
Sosial,

baik

dalam

bentuk

dana

operasional

maupun

dana

investasi,

diselenggarakan dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehatihatian, keamanan dana dan hasil memadai. Pengelolaan dana dilaksanakan
melalui suatu mekanisme yang merupakan kombinasi proses dan struktur, untuk
menginformasikan, mengarahkan,

dan memantau kegiatan organisasi dalam

rangka mencapai tata kelola organisasi yang baik, yang mana hasil pengelolaan
dana tersebut dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan
sebesar-besarnya kepentingan peserta.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tata kelola organisasi yang
baik, adalah menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan secara tepat dalam
suatu kerangka kesepahaman untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kelola
organisasi yang baik secara menyeluruh dan konsisten dalam setiap kegiatan
keuangan dan investasi BPJS Kesehatan. 32
Pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional, antara lain :
1. Pembayaran iuran oleh pemberi kerja, pegawai, dan pekerja mandiri akan
meningkatkan kesadaran adanya hubungan antara pemberian manfaat dan
iuran yang dibayarkan, dan bila terjadi kenaikan manfaat berakibat kenaikan
iuran.

32

http://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/arsip/detail/393 (diakses tanggal 21 Maret

2016).

Universitas Sumatera Utara

33

2. Prinsip iuran melalui perpajakan akan mendorong masyarakat untuk bersikap
lebih bertanggung jawab terhadap kewajiban memenuhi pembayaran pajak.
3. Integrasi iuran dalam sistem perpajakan akan meningkatkan penerimaan
negara dari perpajakan yang akan mendorong perekonomian nasional. 33
Pengelolaan Jaminan Sosial Kesehatan disusun sesuai dengan tahapan
yang ditetapkan dalam standar perencanaan yang berlaku secara nasional yang
mencakup: inventarisasi data dan informasi aset Jaminan Sosial Kesehatan dan
penyusunan rancangan serta penetapan rencana pengelolaan aset Jaminan Sosial
Kesehatan. 34
Dana operasional yang dapat diambil dari dana jaminan sosial kesehatan
oleh BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (5) paling
tinggi 10% (sepuluh persen) dari total iuran yang telah diterima oleh BPJS
Kesehatan. Besaran persentase dana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan setiap tahun oleh menteri setelah berkoordinasi dengan menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan dan SJSN. 35
Pengelolaan dana jaminan sosial oleh BPJS mencakup sumber aset,
liabilitas,

penggunaan,

pengembangan,

kesehatan

keuangan,

dan

pertanggungjawaban. Dana BPJS bersumber dari: modal awal dari pemerintah,
yang merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham;
hasil pengalihan dana BUMN yang menyelenggarakan program jaminan sosial;
hasil pengembangan dana BPJS. Modal awal dari pemerintah untuk BPJS
Kesehatan ditetapkan paling banyak Rp2.000.000.000.000,00 (dua triliun rupiah)
33

http://bjh.co.id/arsip/Pembentukan%20SJSN.pdf(diakses tanggal 12 Maret 2016).
Ibid, Pasal 4.
35
Ibid, Pasal 13.
34

Universitas Sumatera Utara

34

yang bersumber dari APBN. Pemerintah merealisasikan ketentuan ini sebesar
25% pada tahun 2014. Menteri Keuangan mengalokasikan modal awal kepada
masing-masing BPJS sejumlah Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang
bersumber dari APBN tahun 2013. Dana BPJS dapat digunakan untuk:biaya
operasional penyelenggaraan program jaminan sosial, biaya pengadaan barang
dan jasa yang digunakan untuk mendukung operasional penyelenggaraan jaminan
social, biaya untuk peningkatan kapasitas pelayanan; investasi dalam instrumen
investasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dana Jaminan Sosial (DJS) merupakan dana amanat milik peserta jaminan
sosial

yang

terdiri

dari

himpunan

iuran

jaminan

sosial

dan

hasil

pengembangannya. DJS dikelola oleh BPJS untuk pembayaran manfaat kepada
peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan program jaminan sosial.
BPJS tidak menyubsidi silang antarprogram dengan membayarkan manfaat suatu
program dari dana program lain. Aset Dana Jaminan Sosial (DJS) bersumber dari:
iuran jaminan sosial, termasuk bantuan iuran; hasil pengembangan Dana Jaminan
Sosial, hasil pengalihan aset program jaminan sosial yang menjadi hak peserta
dari BUMN yang menyelenggarakan program jaminan sosial, sumber lain yang
sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Aset Dana Jaminan Sosial
digunakan untuk pembayaran manfaat atau pembiayaan layanan jaminan sosial,
biaya operasional penyelenggaraan program jaminan social, investasi dalam
instrumen investasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 36

36

Paham bpjs:Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional.

Universitas Sumatera Utara

35

Liabilitas Dana Jaminan Sosial Kesehatan merupakan seluruh kewajiban
pembayaran manfaat kepada peserta jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan
mengelola liabilitas dana jaminan sosial kesehatan. Liabilitas Dana Jaminan
Sosial Kesehatan terdiri atas: utang klaim; akumulasi iuran yang belum dapat
diidentifikasi pesertanya; cadangan teknis; dan liabilitas lainnya sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku dan terkait dengan aktivitas program
Jaminan Kesehatan. Cadangan teknis terdiri atas: cadangan atas iuran yang belum
merupakan pendapatan; cadangan klaim dalam proses penyelesaian; dan cadangan
klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan.
Penggunaan danaBPJS Kesehatan dapat dilakukan untuk biaya operasional
penyelenggaraan program jaminan kesehatan, biaya pengadaan barang dan jasa
yang digunakan untuk mendukung operasional penyelenggaraan jaminan
kesehatan, biaya untuk meningkatkan kapasitas pelayanan dan investasi dalam
instrumen investasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
DanaBPJS Kesehatan yang digunakan untuk biaya pengadaan barang dan jasa
yang digunakan untuk mendukung operasional penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan ditetapkan oleh direksi BPJS Kesehatan sesuai standar akuntansi
keuangan yang berlaku. DanaBPJS Kesehatan yang digunakan untuk investasi
dalam instrumen investasi dilakukan melalui investasi pada instrumen investasi
pasar uang, pasar modal, dan investasi langsung. 37
Sistem jaminan sosial nasional yang dituangkan dalam UU SJSN
bertujuan untuk melaksanakan amanat Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 34 ayat (2)

37

Ibid, Pasal 20.

Universitas Sumatera Utara

36

UUD 1945. SJSN, sebagaimana ditetapkan dalam penjelasan UU SJSN, adalah
program Negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap
penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila
terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan
karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki
usia lanjut atau pensiun. Ketentuan ini mengubah secara fundamental
penyelenggaraan program jaminan sosial Indonesia, yaitu :
1. Dari upaya merespon masalah dan kebutuhan pemberi kerja terhadap tenaga
kerja murah, berdisiplin dan berproduktifitas tinggi ke pemenuhan hak
konstitusional warga negara;
2. Dari pengaturan oleh berbagai peraturan perundangan untuk tiap-tiap
kelompok masyarakat ke pengaturan oleh satu hukum jaminan sosial yang
menjamin kesamaan hak dan kewajiban bagi seluruh Warga Negara Indonesia;
3. Dari penyelenggaraan oleh badan usaha pro laba ke penyelenggaraan badan
publik nirlaba. UUSJSN dibentuk untuk menyinkronisasikan penyelenggaraan
program-program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh beberapa badan
penyelenggara agar mampu memberikan manfaat yang lebih baik kepada
seluruh peserta. Substansi UUSJSN mengatur kepesertaan, besaran iuran dan
manfaat, mekanisme penyelenggaraan dan kelembagaan jaminan sosial yang
berlaku sama di seluruh wilayah Indonesia. Undang-undang SJSN
menetapkan bahwa penyelenggaraan program jaminan sosial dengan
mekanisme asuransi sosial, bantuan sosial dan tabungan wajib. Asuransi

Universitas Sumatera Utara

37

sosial, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 angka (3) UU SJSN, adalah
suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari
iuran guna memberikanperlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa
peserta dan/atau anggota keluarganya.
Selanjutnya, penjelasan Pasal 19 ayat (1) UU SJSN menetapkan bahwa
prinsip asuransi sosial mencakup kegotong-royongan antara yang kaya dan
miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang berisiko tinggi dan
rendah, kepesertaan bersifat wajib dan tidak selektif, iuran berdasarkan presentase
upah/penghasilan dan bersifat nirlaba. Prinsip asuransi sosial diberlakukan untuk
program jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun dan jaminan kematian.
Bantuan sosial, sebagaimana diatur dalam Pasal 14 UU SJSN dilaksanakan
dengan mewajibkan pemerintah untuk membayar iuran jaminan sosial bagi
penduduk fakir miskin dan tidak mampu, yang selanjutnya disebut sebagai
penerima bantuan iuran. UU SJSN Pasal 17 ayat (1) mengatur bahwa pada tahap
pertama, pemerintah berkewajiban membayar iuran jaminan kesehatan bagi
penerima bantuan iuran jaminan sosial. Tabungan wajib, dilaksanakan untuk
penyelenggaraan program jaminan hari tua dan jaminan pensiun.
Bagi program jaminan hari tua dan jaminan pensiun, Pasal 35 ayat (1)
dan Pasal 39 ayat (2) UU SJSN mengatur bahwa prinsip tabungan wajib adalah
pilihan di samping prinsip asuransi sosial. Pada penjelasan Pasal 35 ayat (1) UU
SJSN dikatakan bahwa prinsip tabungan wajib dalam jaminan hari tua didasarkan

Universitas Sumatera Utara

38

pada pertimbangan bahwa manfaat jaminan hari tua berasal dari akumulasi iuran
dan hasil pengembangannya.
Prinsip tabungan wajib pada program jaminan pensiun, penjelasan Pasal
39 ayat (1) UU SJSN menjelaskan bahwa tabungan wajib diberlakukan untuk
memberi kesempatan kepada pekerja yang memasuki usia pensiun sebelum masa
iuran jaminan pensiun terpenuhi untuk memperoleh manfaat jaminan pensiun
berupa akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Reformasi Sitem Jaminan Sosial Sebagai Upaya Mewujudkan Negara Kesejahteraan (Studi Kasus: Implementasi Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional)

4 61 133

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - [PERATURAN]

0 2 33

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

1 19 104

PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN SEBAGAI PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DITINJAU DARI ASAS-ASAS UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL.

0 0 15

UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 26

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 9

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 1

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 17

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 3

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 A. Sistem Jaminan Sosial Nasional - Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 24