Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Untuk Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin | Ampaka | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3969 12668 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Jigsaw Untuk Kelas IV
SDN Inpres Lesan/Tobungin
Arni Ampaka
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Inpres Lesan/ Tobungin. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran PKn dalam
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV di SDN
Inpres Lesan /Tobungin. Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV di SDN Inpres Lesan
Tobungin. Subjek melibatkan siswa kelas IV yang berjumlah 25 orang. Rancangan
penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari

empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi.
Pengumpulan data melalui teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan
pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pratindakan didapatkan hanya terdapat 4
orang siswa (16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa
dengan kriteria tidak tuntas. Hasil penelitian menunjukan Pada siklus 1 banyak
siswa yang tuntas 11 orang presentase ketuntasan klasikal 44%. Sedangkan Siklus II
banyaknya siswa yang tuntas 20 orang, presentase ketuntasan klasikal 80%.
Kesimpulan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning tipe
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV
SDN Inpres Lesan/ Tobungin.
Kata Kunci: Pembelajaran Cooperatif Tipe jigsaw, Hasil Belajar, PPKn
I.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina

potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai kegiatan belajar mengajar
yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah dan
Perguruan Tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah pelajar

215

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

atau siswa agar dapat memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap pelajar sebagai
bentuk perilaku hasil belajar. Perubahan dari hal ini biasanya dilakukan oleh guru
dengan menggunakan beberapa metode dan kegiatan praktik untuk menunjang
kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa aktif di dalamnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan adalah dengan
menggunakan pembelajaran aktif dimana siswa melakukan sebagian besar pekerjaan
yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otaknya untuk mempelajari berbagai
masalah dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Belajar aktif merupakan
langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar. Untuk
mempelajari sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan,
melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya
dengan yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting siswa perlu memecahkan
masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba ketrampilan-ketrampilan dan
melaksanakan tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah dimiliki.
Proses belajar mengajar, guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral. Di

tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
belajar mengajar di sekolah. Agar para guru mampu melaksanakan tugasnya dengan
baik, hendaknya para guru memahami dengan seksama hal-hal yang penting dalam
proses belajar mengajar. Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih
dan menggunakan beberapa metode mengajar. Pemilihan suatu metode perlu
memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran
dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal-balik
antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam
mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan
dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian pula dari siswa dituntut
adanya semangat dan dorongan untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar pasti
terdapat beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
216

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Diantaranya yaitu: 1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap

pembelajaran, 2. Siswa tidak memiliki kemampuan dalam pembelajaran PKn, 3.
Konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran PKn dan 4. Kurangnya
kesadaran siswa terhadap pembelajaran PKn. Kelemahan-kelemahan di atas
merupakan masalah desain dan strategi pembelajaran di kelas yang penting dan
mendesak untuk dipecahkan. Karena interaksi dalam pembelajaran akan berjalan
pincang dan berakibat luas pada rendahnya mutu proses maupun hasil pembelajaran.
Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran
yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna
meningkatkan prestasi belajar Pkn disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model
pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat

cocok diterapkan pada

pembelajaran mata pelajaran PKn karena dalam mempelajari Pkn tidak cukup hanya
mengetahui dan menghafal konsep-konsep PKn tetapi juga dibutuhkan suatu
pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan PKn dengan baik dan benar.
Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling
bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang
mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan

menguasai materi pelajaran PKn sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar
PKn siswa. Nur (1996:25) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak
hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep PKn yang sulit,
tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan
membantu teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif
bertujuan mengembangkan tingkah laku kooperatif antar siswa sekaligus membantu
siswa dalam pelajaran akademisnya. Ada banyak variasi pendekatan dalam model
pembelajaran kooperatif. Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari empat pendekatan yaitu: STAD
(Student Teams Achievement Division ), Jigsaw, IK (Investigasi Kelompok), dan
217

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

pendekatan struktural. Pendekatan struktural terdiri dari dua tipe yaitu tipe Think Pair
Share dan tipe Numbered Heads Together (NHT). Melihat penguasaan siswa

terhadap materi PKn, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih

adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena pada model ini siswa
menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja
sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya diskusi sehingga semua siswa
berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas
nomor anggotanya masing-masing. Dengan pemilihan model ini, diharapkan
pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat
kepada siswa.
Berdasarkan kondisi sekolah tingkat prestasi belajar siswa masih rendah
khususnya di pembelajaran PKn. Sampai saat ini, khususnya SDN Inpres Lesan
Tobungin diketahui tingkat penguasaannya terhadap pelajaran PKn masih rendah.
Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang akurat mengenai penguasaan
pembelajaran Sains murid kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin perlu dilakukan
penelitian.
Dari informasi guru mata pelajaran PKn hanya 10% siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan hasil rata-rata prestasi belajar PKn pada semester genap tahun
pelajaran 2013/2014 hanya 5,2. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang
dicapai siswa-siswi kelas IV hanya 52%. Berdasarkan nilai tersebut berarti kegiatan
pembelajaran belum tuntas dan tidak tercapai tujuan yang diinginkan yaitu secara
klasikal 80%.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw untuk Kelas IV SDN Inpres
Lesan/ Tobungin”
METODE
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri
utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan metode utamanya adalah
218

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang direncanakan 3
siklus.

Rancangan dari model PTK
Gambar 1 Desain Penelitian
(Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005;30)

Penelitian ini dilaksanakan SDN Inpres Lesan Tobungin. Waktu penelitian
ini dilaksanakan pada bulan September sampai Nopember tahun 2014.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Inpres Lesan
Tobungin yang berjumlah 25 orang siswa

219

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru atas istilah dalam penelitian ini
maka perlu diberikan definisi sebagai berikut
1. Pembelajaran jigsaw merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan
2. Hasil belajar, merupakan hasil akhir dari suatu proses belajar mengajar Sains
dapat ditunjukkan dengan kemampuan kognitif.
Indikator kinerja dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:
1. Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar PKn daya
serap individu (DSI) siswa minimal 70% siswa telah memperoleh nilai
minimal 6,0 (ketetapan sekolah yang bersangkutan).

Daya Serap Secara Individu
Persentase DSI =
2. Indikator

kinerja

�� �

yang







��

berkaitan


x 100%

dengan

keberhasilan

pelaksanaan

pembelajaran ketuntasan belajar klasikal (KBK) yaitu minimal 80%.
Ketuntasan Belajar Klasikal
Persentase KBK =

�ℎ

�ℎ

�� �� �
��






x 100%

HASIL
Deskripsi Data Awal
Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat
kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw pada Mata Pelajaran PPKn di
Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin.
Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata
pelajaran PPKn di Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin digunakan lembar
220

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

observasi yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang dijadikan
pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, yang
diobservasi langsung oleh teman sejawat. Adapun hasil observasi dari kegiatan guru
(peneliti) di dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
No

Aspek Yang Dinilai

Penilain
1

1

2




b) Mengabsen


c) Apersepsi
d) Memberi motivasi



Kegiaatan inti
a) Menyampaikan topik




b) Menjelaskan tujuan

3

4

Kegiatan Awal
a) Menyampaikan salam

2

3

c) Memotivasi siswa



d) Memotivasi siswa bertanya dan menjawab
Kegiatan akhir



a) Menyimpulkan



b) Mengadakan post test





c) Memberi tugas
d) Memotivasi belajaar dirumah




Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV
SDN Inpres Lesan Tobungin . Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati
5 komponen yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 5 dan bernilai

221

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

baik

sebanyak

1

komponen.

Dengan

melihat

komponen

guru

dalam

melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap pertama.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil pengamatan siswa tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.2:
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa
Penilaian
No

Aspek Yang Diamati

1

2

1

Memperhatikan penjelasan guru



2

Mengamati latihan dengan seksama



3

Siswa memilih kelompok sesuai dengan topik



3

4

keahlianya
4

Mengikuti latihan menurut keahlian

5

Mengadakan latihan dengan kelompok asal




dengan tutor anggota ahli
6

Keaktifan



7

Melaksanakan ujian praktek perindividu



8

Bertanya

9

Menerima penghargaan

10

Melakukan umpan balik pada guru





Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
awal kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 3 aspek yang berkategori

222

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

kurang, 7 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup.
Setelah observasi dilaksanakan kemudian peneliti menemui kembali
kepala sekolah untuk rencana mengadakan pra tindakan (tes awal) kepada
siswa kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin. Tes awal dilaksanakan. Dalam tes
awal ini yang dijadikan dasar penelitian ini adalah hasil ulangan harian siswa kelas
IV. Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada ulangan harian tersebut
dapat dilihat pada Tabe1 4.3
Tabel 4.3 Analisis Pra Tindakan Data Awal
No

Nama Siswa

L/P

Nilai

Daya Serap

Ketuntasan

10

Ketuntasan

ya

Tidak

(%)
1

Andini

P

6

60%



2

Ari Sigit Setiawan

L

6

60%



3

Fitri Rahayu

P

6

60%



4

Dial

P

7

70%

5

Fani Nofriani

P

6

60%



6

Ferdiansyah Madina

L

6

60%



7

Fito ramadhan

L

6

60%



8

Ika Citra Pratiwi

P

5

50%



9

Muh.Rayyan

L

6

60%



10

Muh. Fajar

L

7

70%



11

Moh.Rizki

L

7

70%



12

Moh. Samrisno

L

6

60%



13

Moh.Saiful

L

6

60%



14

Nur.Rahmat Ramadani

P

6

60%



15

Fitriani

P

6

60%



16

Retno Maidita

P

6

60%



17

Saira Anatasya

P

6

60%





223

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

18

Ridwan Jasirudin

L

6

60%



19

Ridwan Jafar

L

6

60%



20

Rizki Fani

L

7

70%

21

Serum Indah Lestari

P

6

60%



22

Siti Hadija

P

6

60%



23

Sandi Saputra

L

6

60%



24

Syahrul Ramadhan

L

6

60%



25

Seftina Wati Lutfi

P

6

60%



Skor yang diperoleh

153

Skor maksimal

250

Persentase skor tercapai



4

21

61,2%

Tuntas Klasikal 16%
Daya Serap Klasikal = 61,2%
Memperhatikan hasil observasi di atas, nyatalah produktifitas hasil belajarmengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya terdapat 4 orang siswa
(16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa dengan kriteria
tidak tuntas. Dengan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa daya serap
individu belum berjalan dengan baik dan ketuntasan klasikal dalam pembelajaran
selama ini tidak tercapai dengan baik. Daya serap individu masih berada pada nilai
kurang dari 70% dan tercatat hanya 4 orang siswa yang memperoleh nilai
ketuntasan individu di atas 60%, serta ketuntasan klasikal hanya mencapai 16%,
hasil ini masih sangat jauh dari ketuntasan klasikal yang di inginkan.
Berdasar atas hasil di atas, maka perlu dipikirkan konsep pembelajaran yang
dapat meningkatkan prestasi siswa yang bermuara pada peningkatan hasil yang
akan diberikan. Pada pelaksanaan tindakan penelitian selanjutnya.
Deskripsi Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada minggu berikutnya. Setelah diketahui hasil

224

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

penilaian pada pra tindakan, pemberian tes awal di mana daya serap individu
masih berada pada nilai kurang dari 70% dan ketuntasan klasikal masih 16%. Dari
hasil observasi awal tersebut di adakan tes perbaikan-perbaikan strategi
pengajaran yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai tersebut.
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri
dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang
dalam skenario pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw.
Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada Tabel 4. 4:
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
No

Aspek Yang Dinilai

Penilain
1

1

2

2

4

Kegiatan Awal
1. Menyampaikan salam



2. Mengabsen



3. Apersepsi



4. Memberi motivasi



Kegiaatan inti


a) Menyampaikan topik



b) Menjelaskan tujuan
c) Memotivasi siswa
3

3




d) Memotivasi siswa bertanya dan menjawab
Kegiatan akhir
a) Menyimpulkan





b) Mengadakan post test



f) Memberi tugas



g) Memotivasi belajaar dirumah




225

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas
IV SD Inpres Lolu. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati 2
komponen yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 4 dan bernilai baik
sebanyak 5 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan
proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil pengamatan tentang pemberian metode kooperatif tipe jigsaw siswa tersebut
dapat di lihat pada Tabel 4. 5:
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
Penilaian
No

Aspek Yang Diamati

1

2

3

1

Memperhatikan penjelasan guru



2

Mengamati latihan dengan seksama



3

Siswa memilih kelompok sesuai dengan topik

4



keahlianya
4

Mengikuti latihan menurut keahlian

5

Mengadakan latihan dengan kelompok asal




dengan tutor anggota ahli


6

Keaktifan

7

Melaksanakan ujian praktek perindividu



8

Bertanya



9

Menerima penghargaan



10

Melakukan umpan balik pada guru



226

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
siklus pertama kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang
berkategori kurang, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup dan 4 yang sudah
berkategori baik.

Tuntas Klasikal = 44%
Daya Serap Klasikal = 64,8%
Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes
awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di data awal 70% menjadi 80% yang tuntas
di data awal 4 orang menjadi 11 orang setelah diberi tindakan pada siklus I,
sedangkan daya serap klasikal dari 16% di data awal mengalami peningkatan
menjadi sebesar 44% pada siklus 1.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan
pada Siklus II sebagai berikut:
a. Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
b. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang.
c. Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.
d. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang.
Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan
tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.
Deskripsi Siklus 2
Berdasarkan hasil diperoleh pada siklus satu, maka di upayakan perbaikan-

227

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

perbaikan penerapan metode tipe jigsaw. Meskipun hasil yang diperoleh sudah
memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih ditemukan beberapa siswa
yang belum mencapai ketuntasan individu. begitu pula dengan ketuntasan
klasikal baru memperoleh 44%, seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan
model kooperatif tipe jigsaw dilanjutkan pada siklus yang kedua untuk
mendapatkan hasil yang lebih sempurna.
Setelah menerapkan model kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan belajarmengajar, langkah terakhir adalah memherikan tes untuk mengevaluasi kembali
tingkat efektifitas penerapan metode kooperatif tipe jigsaw di dalam kelas dengan
hasil sebagai berikut:
Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II
terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang
tertuang dalam skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 4. 8
berikut ini :

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
No

Aspek Yang Dinilai

Penilain
1

1

2

3

Kegiatan Awal


a) Menyampaikan salam

2

4

b) Mengabsen



c) Apersepsi
Kegiaatan inti



a) Menyampaikan topik



b) Menjelaskan tujuan



c) Memotivasi siswa



d) Memotivasi siswa bertanya dan menjawab





228

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

3

Kegiatan akhir


a) Menyimpulkan



b) Mengadakan post test
c) Memberi tugas



d) Memotivasi belajaar dirumah




Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru
(peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas IV
SD Inpres Lolu. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati tidak satu
pun yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 2 komponen dan bernilai
baik sebanyak 5 komponen yang bernilai sangat baik 4 komponen.
Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil pengamatan tentang pemberian model pembelajaran tipe jigsaw siswa
tersebut dapat di lihat pada Tabel 4. 8:

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
Penilaian
No

Aspek Yang Diamati

1

2

3

4

1

Memperhatikan penjelasan guru



2

Mengamati latihan dengan seksama



3

Siswa memilih kelompok sesuai dengan topik



keahlianya
4

Mengikuti latihan menurut keahlian



229

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

5



Mengadakan latihan dengan kelompok asal
dengan tutor anggota ahli

6

Keaktifan

7

Melaksanakan ujian praktek perindividu

8

Bertanya

9

Menerima penghargaan

10

Melakukan umpan balik pada guru







Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10
langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data
siklus kedua kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang
berkategori cukup, 4 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 5 aspek
yang berkategori sangat baik.
Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada Tabe1 4.9
Tabel 4.9 Analisis Siklus II

Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan,
disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif
tindakan untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus
II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat
dikemukakan kelebihan-keiebihan dari siklus II antara lain:
1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa
2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw
3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.
4. Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari 44% menjadi 80%

230

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

5.

Aktivitas peneliti dalam pembelajaran dengan menerapkan media gambar
Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-

rata siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan
hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan model
pembelajaran tipe jigsaw ini tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya.
PEMBAHASAN
Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw pada mata pelajaran PPKn di Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin
diadakan tindakan observasi awal dengan memberikan soal tes kepada siswa, di
mana nilai yang didapatkan dari hasil observasi awal ternyata daya serap
individu masih jauh berada pada level di bawah rata-rata. Daya serap individu
masih berada pada nilai kurang dari (70) % sebagai patokan ketercapaian
ketuntasan individu dalam pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal
yang diperoleh yang hanya mencapai 16%. Jika di lihat dari hasil ketuntasan
klasikal ini cukup jauh dari standar ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu
80%.
Hal tersebut di atas terjadi karena pemberian pembelajaran di setiap
proses belajar-mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata,
sehingga hilanglah rasa beban dan tanggung jawabnya sebagai guru yang
bertugas memberikan pengajaran pada siswa. Setiap hari belajar siswa
dipenuhi dengan metode ceramah.
Proses belajar-mengajar sangat monoton, selama kegiatan belajar mengajar hanya di monopoli oleh seorang guru sebagai pentransfer ilmu tanpa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan daya nalarnya.
Selama ini guru kelas khususnya mata pelajaran PPKn cenderung menguasai
proses belajar-mengajar, sehingga siswa pun cenderung vakum dalam proses
pembelajaran yang akhirnya mempengaruhi tingkat kemampuan siswa dalam
menelah dan mendeskripsikan setiap pokok bahasan yang diberikan. Akibatnya

231

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

dapat menurunkan kualitas siswa dalam belajar yang berdampak pada minimnya
hasil yang diperoleh siswa.
Komponen-komponen pembelajaran tersebut dapat diterapkan dan
berlangsung dalam keadaan interaksi yang harmonis, kemungkinan besar tujuan
pembelajaran yang telah di rencanakan sebelumnya akan tercapai. Hal ini
senada dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003:180), mengembangkan
minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat
bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya
dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau
kecakapan

tertentu

mempengaruhi

dirinya,

melayani

tujuan-tujuannya,

memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar
merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya
penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan
membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan
bermotivasi untuk mempelajarinya.
Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I menunjukkan peningkatan
prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dimana terdapat 11 oran'g anak
(44%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih tersisa 14 orang anak
(56%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula ketuntasan klasikal
mengalami peningkatan yaitu dari 61,2 % menjadi 64,8%, namun demikian
proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena secara
klasikal harus memperoleh nilai 80%.
Hasil evaluasi yang diperoleh menunjukkan peningkatan hasil yaitu dari 25
orang siswa didapatkan 80% masuk dalam kategori tuntas dari sebelumnya
hanya 44% dan terdapat hanya 5 orang siswa (20%) yang tidak tuntas, serta
ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%. Seorang anak yang belum mencapai
ketuntasan individu 5 orang, ini sudah menunjukkan peningkatan prestasi yang
berarti, yaitu dari 64,8% ketuntasan individu pada siklus I menjadi 81,2%
232

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian siswa perlu mendapatkan
bimbingan khusus untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Inpres Lesan/ Tobungin
1.

Data awal hasil belajar mengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya
terdapat 4 orang (16%) dengan criteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) siswa yang
belum tuntas.

2.

Siklus I hasil belajar mengajar setelah di berikan tindakan meningkat menjadi 11
(44%) dan sebanyak 14 (56%) belum tuntas.

3.

Siklus II hasil belajar mengajar setelah diberikan perlakuan tindakan meningkat
menjadi 20 (80%) dan sebanyak 5 (20%) yang belum tuntas.

Saran
Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan menyadari
dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai
dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah, model
pembelajaran Cooperative Learning perlu lebih sering digunakan karena suasana
positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai
pelajaran dan sekolah / guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk
belajar dan berpikir.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati. 2004.Pemahaman Murid Sekolah Dasar
terhadap

Konsep

IPA

Berbasis

Biologi:Suatu

Diagnosis

Adanya

Miskonsepsi. Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Terbuka

233

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Anonim, 1999. Penelitian Tindakan Kelas Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru
Sekolah Menengah. Jakarta : PGSM.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta
Bahar. 2002. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta .
Pelangi Pendidikan
Bengga

I.

2003.Perbandingan

Hasil

Belajar

Matematika

Siswa

Melalui

Pembelajaran kooperatif dengan Pendekatan Tipe Jigsaw dengan Tipe
Stand Pada Pokok Bahasan FBP dan PKP di Kelas SDN 213 Lapangkoda
Kabupaten Wajo, Skripsi tidak diterbitkan. Makasar UNM.

Ibrahim, M. Fida Racmadiarti, Moh. Nur dan Iswanto,2000. Pembelajaran
Kooperatif.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

James W. Popham dan Eval L. Baker.2001. Teknik Mengajar Secara Sistematis.
Jakarta: PT.Rineka Cipta
Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT.Sinar
Baru Algesindo
Ratumanan, 2002.Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Pada MA Pompes Nurul Haramain Lombok Barat
NTB. Tesis tidak Diterbitkan . Surabaya: PPS UNES.

Riyanto, Yatimu. 2008.Paradigma Baru Pembelajaran.Surabaya: Predana Media
Roy Killen, 2004.Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Pendekatan
Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas
II SLTP Negeri 19 Palu.FKIP, Skripsi UNTAD (tidak dipublikasikan).

Sardiman A.N. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Tabrani Rusyan, 2000. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya
234

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Tanwey, 2002.Belajar dan Pembelajaran.Surabaya: University Press
Yahya. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Veithzal Rifa.i, 2003.Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan
Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes. Jakarta :Depdiknas

Wahyudi 2002. Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

235

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw | Bikuno | Jurnal Kreatif Tadulako Online 2835 8610 1 PB

0 0 10

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu | Pantanemo | Jurnal Kreatif Tadulako Online 2834 8606 1 PB

0 0 10

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Inpres Biromaru Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw | Kintja | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3435 10742 1 PB

0 0 11

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea | Amina | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3684 11630 1 PB

0 0 14

Meningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw | Atiah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3744 11810 1 PB

0 0 9

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan | Mahmud | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3758 11866 1 PB

0 0 9

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini | Ismiyatun | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3516 11029 1 PB

0 0 14

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat | Agustin | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3237 10037 1 PB

0 1 13

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SD Inpres Sintuwu | Mau’izah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4011 12833 1 PB

0 0 22

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Kooperatif Tipe Stad Pada Kelas V SDN Inpres Toropot | Zakira | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3966 12656 1 PB

0 0 11