Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SD Inpres Sintuwu | Mau’izah | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4011 12833 1 PB
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pendekatan
Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas IV di SD Inpres Sintuwu
Mau’izah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Inp Sintuwu kecamatan
Palolo. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Inpres Sintuwu dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Rancangan penelitian
mengikuti tahap penelitian yang mengacu pada modifikasi diagram
Kemmis dan Mc Tagart, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) Refleksi. Hasil penelitian pra tindakan
diketahui hanya terdapat 3 dari 20 orang siswa yang tuntas atau ratarata ketuntasan klasikal 15% dengan ketuntasan individu 52,00%. Hasil
tindakan siklus I terdapat 7 dari 20 orang siswa yang tuntas atau ratarata ketuntasan klasikal 45%ndengan ketuntasan individu 67,50%,
sedangkan hasil akhir tindakan siklus II terdapat 17 dari 20 siswa yang
tuntas atau rata-rata ketuntasan klasikal 85% dengan ketuntasan individu
79,00 %. Hasil observasi aktivitas guru siklus I memperoleh persentase
rata-rata 51,92% dengan kriteria cukup sedangkan hasil observasi
aktivitas guru siklus II memperoleh persentase rata-rata 92,30% dengan
kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa memperoleh nilai
rata-rata 2,00 dengan kriteria cukup sedangkan hasil observasi aktivitas
siswa siklus II memperoleh nilai rata-rata 3,21 dengan kriteria sangat
baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Inp Sintuwu
kecamatan palolo
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
I.
PENDAHULUAN
Tujuan pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar adalah agar
peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan
1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
sosial (IPS) juga membahas hubungan antar manusia dengan lingkungannya
yaitu lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang
sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan
yang ada dan terjadi dilingkungan sekitarnya (Depdiknas 2006)
Namun karena mata pelajaran IPS ini sarat dengan muatan yang
harus disampaikan kepada siswa dan dengan waktu pembelajaran yang
sangat singkat. Guru mengalami beberapa kesulitan dalam penyampaian
materi pembelajaran. Berbagai cara telah dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa dalam
memperoleh
hasil
yang
maksimal
dalam
belajar, seperti
pemilihan metode pembelajaran, strategi pembelajaran, buku ajar dan berbagai
model pembelajaran yang tepat. Namun semua itu belum menunjukan hasil
yang diharapkan. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa khususnya
mata pelajaran IPS masih sangat kurang. Pernyataan ini dibuktikan dengan
nilai rata-rata pembelajaran IPS kelas IV SD Inpres Sintuwu Kecamatan
Palolo pada semester I tahun ajaran 2013/2014, yaitu nilai daya serap
individu hanya mencapai 60 atau daya serap klasikal hanya mencapai 65%,
nilai tersebut belum mencapai KKM yang diterapkan disekolah yaitu 70.
Jika proses pembelajaran tetap seperti kondisi di atas dikhawatirkan
tidak akan tercapai hasil belajar siswa, yang selanjutnya akan berdampak
pada kualitas kelulusan sekolah tersebut, hal ini secara otomatis akan
menabah beban bagi orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Selain itu
tuntutan kurikulum yang hanya mengandalkan buku panduan. Guru masih
menyampaikan
materi dari
buku
panduan
saja
sehingga
upaya
untuk
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar ini masih kurang.
Ditambah lagi perhatian orang tua terhadap anak-anaknya juga masih sangat
kurang. Ini dilihat dengan banyaknnya siswa yang tidak mengajarkan PR
dan selain itu orang tua siswa juga hanya menitik beratkan pelajaran atau
latihan membaca, menulis dan menghitung dirumah.
Dengan permasalahan di atas membutuhkan suatu upaya perbaikan
dalam prose belajar mengajar yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
kooperatif
tipe
jigsaw, yang
mana
model
pembelajaran
kelebihan antara lain, para siswa bekerja sama
untuk saling membantu
dalam
ini
memiliki
kelompok kecil
melalui penggunaan kelompok kecil. Siswa juga
diharapkan mampu menyusuaikan diri, menyeimbangkan pikiran, pendapat
dan
tenaga
untuk
kepentingan
bersama, sehingga
mencapai
tujuan
pembelajaraan bersama. Dengan model pembelajaraan ini diharapkan siswa
lebih efektif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka lebih
menguasai materi pelajaran yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penilitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas IV di SD Inpres Sintuwu Kecamatan Palolo” sebagai salah satu
alternatif pembelajaran yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Yang dilakukan
bersiklus perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang
mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart seperti yang terlihat pada gambar 2. Desain ini
terdiri dari dua siklus yang setiap siklus terdiri dari, 1) Perencanaan
tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi (Suharsimi
Arikunto 2002:84).
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Keterangan:
0 : orientasi/pra tindakan
1 : rencana sikus I
2 : pelaksanaan siklus I
3 : observasi siklus I
4 : refleksi siklus I
5 : rencana siklus II
6 : pelaksanaan siklus II
7 : observasi siklus II
8 : refleksi siklus II
a : siklus I
b : siklus II
Gambar 1. Gambar alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc
Taggar
Penelitian ini dilaksanaan dikelas IV SD Inpres Sintuwu, yang
menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun ajaran 2013/2014
dengan jumlah
siswa
adalah
20 orang yang terdiri dari 5 orang siswa
laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Jenis data yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data
penelitian ini adalah guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Tes
Dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
setiap siklus.
2. Observasi
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui
seluruh kegiatan pembelajaran yang lebih difokuskan pada pengamatan
mengenai aktivitas guru dan siswa.
Teknik Analisis Data
1. Analisis data kuantitatif
a. Daya Serap Individual
DSI =
�
X 100
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Keterangan:
DSI
: Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
R
: Skor perolehan
SM
: Skor maksimum
b. Ketuntasan Belajar Klasikal
��� = ∑�
×
∑�
Keterangan:
KBK
: Ketuntasan belajar klasikal
∑N
: Banyaknya siswa yang tuntas
∑S
: Banyaknya seluruh siswa
Analisis Data Kualitatif
Untuk kegiatan pada analisis data kualitatif yang mengikuti konsep
Milles dan Hubarman dalam Muslich (2010:91) memiliki
tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Mereduksi data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan penyeleksian data yang
telah diperoleh mulai dari awal sampai akhir pengumpulan data.
2.
Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana
kedalam tabel, sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
3. Penyimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan disajikan pada
tahap penyajian data.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
observasi
awal
di
temukan
bahwa
proses
pembelajaran yang diterapkan di SD Inp Sintuwu masih menggunakan
pembelajaran yang konvensional (metode ceramah) yang dalam hal ini proses
pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga situasi dalam kegiatan
belajar
mengajar
masih
belum
produktif. Sehingga
siswa-siswi
lebih
cenderung mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Oleh karena itu pembelajaran yang ingin kita gunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Yang mana dalam hal ini proses
pelaksanaannya dengan mengelompokan siswa kedalam beberapa kelompok
yang dipilih secara heterogen.
Dalam
tahapan
ini
untuk
mengetahui
kemampuan
awal
siswa
terhadap pelajaran IPS yang telah diajarkan, peneliti memberikan tes awal
sebanyak 5 soal isian. Adapun hasil nilai tes awal.
Tabel 1. Hasil nilai tes pra tindakan
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
2
2
2
2
2
Jumlah
Daya
skor
Serap %
Ketuntasan
Y
T
√
1
Alya Riskina P
1
2
1
2
2
8
80
2
Arif Muammar
1
1
1
2
1
6
60
√
3
Destri
0
0
1
1
1
3
30
√
4
Elsa Aulia P
1
0
1
1
1
4
40
√
5
Fera Wati
0
0
1
1
1
3
30
√
6
Beatrix
1
1
1
1
2
6
60
7
Imelda
1
1
0
1
2
5
50
√
8
Indriani
1
1
1
1
2
6
60
√
√
9
Max Prianto
0
0
1
1
1
3
30
√
10
Miske
1
0
1
1
2
5
50
√
11
Chikal
1
0
1
1
2
5
50
√
12
Novia Eka C
1
0
1
1
2
5
50
√
13
Nuradillah
1
1
0
2
2
6
60
√
14
Olan Febrian
0
0
1
2
1
4
40
√
15
Suryani
0
1
1
1
2
5
50
√
16
Viola Octavia
1
1
1
2
2
7
70
17
Yulin
1
0
1
1
2
5
50
√
18
Julfisda
1
1
0
1
2
5
50
√
19
Yeski Olivia
1
1
1
2
2
7
70
20
Marcel
0
1
1
2
2
6
60
√
√
√
6
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Maksimum
14
12
17
28
34
104
1040
40
40
40
40
40
200
2000
52,00 %
52,00 %
Nilai Rata-Rata (Daya Serap Klasikal)
15%
Tabel 2. Rekapitulasi hasil nilai tes pra tindakan
No
Aspek yang diperoleh
1
Skor tertinggi
2
Skor terendah
3
Skor rata-rata (daya serap klasikal)
4
Banyaknya siswa yang tuntas
5
Persentase ketuntas klasikal
Dilihat dari hasil nilai rata-rata tes
pra
Hasil
80
30
52,00%
3
15%
tindakan, peneliti
menjadikanya sebagai acuan dalam membentuk kelompok kooperatif yang
heterogen. Didalam
kelompok tersebut
siswa
dikelompokan berdasarkan
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah.
1) Siklus I
Tindakan siklus I dilakukan dengan 2 x pertemuan di kelas, yaitu 1x
pertemuan untuk tes awal dan pembentukan kelompok, dan 1x pertemuan
untuk kegiatan belajar mengajar dan tes akhir tindakan.
Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil observasi guru dalam
proses belajar mengajar dari awal sampai akhir pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan suasana kelas
dalam
proses
pembelajaran
berlangsung, dan
memiliki
skor
penilaian
berbeda-beda dari setiap aspek-aspek yang diamati.
(1) Perencanaan
Pada siklus I ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan pokok bahasan
b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
c. Mempersiapkan alat/media yang berhubungan dengan materi pelajaran
d. Mempersiapkan lembar observasi
e. Mempersiapkan tes yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
7
85
%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
(2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 03
Oktober
dan
04
Oktober 2014. Tahapan
tindakan
ini
yaitu
tahapan
pendahuluan, tahapan inti, dan tahapan akhir, dengan uraian sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dan berdoa
b) Memberi motivasi belajar pada siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Menyediakan alat/media yang dibutuhkan
b. Kegiatan Inti
a) Kegiatan Inti (Pertemuan I)
Pada
tahap
inti
ini, guru
menjelaskan
materi
pokok
tentang
kenampakan alam yang ada disekitar. Untuk memotivasi siswa agar antusis
mengikuti pelajaran, maka peserta didik diminta menyebutkan bentuk-bentuk
kenampakan alam yang ada disekitar. Kemudian guru menjelaskan cara
belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok yang disebut kelompok asal. Guru kemudian
membagi lagi siswa-siswa yang ada pada tiap kelompok asal dan selanjutnya
bergabung membentuk kelompok ahli.
b) Kegiatan Inti (Pertemuan II)
Pada tahapan inti (pertemuan II) ini, guru membagikan materi
pembelajaran kepada tiap kelompok ahli untuk dibahas dan dipelajari secara
bersama-sama, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang halhal yang belum jelas dan belum dimengerti, setelah siswa belajar pada kelompok
ahli, kemudian para siswa yang ada pada kelompok ahli kembali ke kelompok
sebelumnya yakni kelompok asal, setiap siswa yang ada pada kelompok asal
menjelaskan kepada semua anggota kelompoknya sehubungan dengan materi
pembelajaran
kelompok
yang
melakukan
dipelajarinya
presentasi
di
kelompok
kelompok
dan
ahli, kemudian
setiap
membuat kesimpulan
pembelajaran.
8
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
c)
Kegiatan Akhir
a)
Meminta siswa mengerjakan tes yang diberikan
b) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai tertinggi.
(3) Observasi Tindakan Siklus I
Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi
aktifitas
guru
dan
observasi
aktifitas
siswa
pada
saat
pembelajaran
berlangsung.
a.
Observasi Aktifitas Guru
Lembar
untuk
melihat
observasi
kesesuaian
aktifitas
guru
pelaksanaan
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil
digunakan
pembelajaran
dengan
dengan
tujuan
rencana
observasi aktifitas guru dapat
di lihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I
Bagian
Aspek yang diamati
Skor
Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
Persiapan
Kegiatan
Awal
Penyiapan alat dan bahan pembelajaran
2
Penampilan penyaji
2
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
Memotivasi siswa
2
Menjelaskan
cara
belajar
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kegiatan Inti
3
2
Membentuk kelompok siswa (kelompok asal)
2
Membentuk kelompok ahli
1
Membagikan
materi
pembelajaran
dan
membimbing siswa belajar di kelompok ahli
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Membimbing siswa kembali ke kelompok asal
2
2
2
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
dan menjelaskan menjelaskan materi pelajaran
yang diterimanya dikelompok ahli
Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa baik
Kegiatan
Akhir
secara individu maupun kelompok
3
Memberikan penghargaan kepada siswa baik
upaya
maupun
hasil
belajar
individu
dan
2
kelompok
Jumlah Skor Perolehan
27
Skor Maksimal
52
Nilai Rata-Rata
51,92%
Persentase nilai rata-rata (NR) =
2
2
x 100% = 51,92% ( Kriteria : Cukup )
Data pada tabel di atas menunjukan jumlah skor yang diperoleh
saat obserfasi adalah 27 dari skor maksimal 52, dan persentase rata-rata
51,92% dengan kriteria rata-rata cukup. Skor 27 dari jumlah skor setiap
item atau aspek penilaian yang berjumlah
13 item. Sedangkan skor
maksimal 52 diperoleh dari skor maksimal masing-masing item atau 4
dikalikan dengan jumlah aspek penilaian yaitu 13 item.
b. Observasi Aktivitas Siswa
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran dikelas dilakukan dengan
cara mengisi lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan. Hasil
observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4. Hasil observasi aktifitas siswa siklus I
No
Nama Siswa
1
Indikator Yang Diamati
NR
Kriteria
2
2,6
Baik
3
3
2,4
Baik
2
3
2
1,8
Cukup
1
1
3
2
2,0
Cukup
1
2
2
2
1,6
Cukup
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Alya Riskina P
2
3
4
3
3
2
3
2
2
Arif Muammar
2
3
3
3
2
1
3
3
Destri
1
2
2
2
2
1
4
Elsa Aulia P
1
3
3
2
2
5
Fera Wati
1
2
1
2
2
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
6
Beatrix
2
3
1
2
1
1
1
1
2
1,5
Cukup
7
Imelda
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
8
Indriani
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
9
Max Prianto
1
2
1
1
2
1
2
2
2
1,5
Cukup
10
Miske
2
3
3
2
1
1
2
3
2
2,1
Baik
11
Chikal
2
3
3
2
1
1
1
2
2
1,8
Cukup
12
Novia Eka C
2
2
3
1
2
1
1
2
2
1,7
Cukup
13
Nuradillah
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
14
Olan Febrian
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1,5
Cukup
15
Suryani
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
16
Viola Oktavia
2
3
4
3
3
1
3
4
2
2,7
Baik
17
Yulin
2
1
2
2
2
1
1
3
2
1,7
Cukup
18
Julvisda
2
2
3
2
2
1
1
2
1
1,7
Cukup
19
Yeski Olivia
2
3
4
3
3
2
2
4
2
2,7
Baik
20
Marsel
2
3
3
1
2
1
1
3
2
2,0
Cukup
Jumlah Skor
40,1
-
Nilai Rata-Rata
2,00
Cukup
Berdasarkan
menunjukan
hasil
observasi
aktifitas
siswa
pada
tabel
diatas
rata-rata 2,00 dengan kriteria cukup. Hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator yang telah ditetapkan, namun masih ada aspek
penilaian yang masih diberi nilai cukup (2) atau masih perlu ditingkatkan,
sehingga penelitin merasakan perlu untuk melanjutkan penelitian pada tahap
berikutnya yaitu siklus II.
(4) Hasil Evaluasi Siklus I
Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selanjutnya memberikan tes hasil
belajar yang merupakan akhir tindakan siklus I. Tes hasil belajar yang
diberikan dalam bentuk tes uraian dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor
dan skor masing-masing soal adalah 2 (dua). Hasil analisis tes hasil belajar
siklus I.
11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Tabel 5. Hasil analisis tes formatif siswa siklus I
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
2
2
2
2
2
Jumlah
Daya
skor
Serap %
Ketuntasan
Y
T
1
Alya Riskina P
0
2
2
2
2
8
80
√
2
Arif Muammar
2
2
2
2
0
10
100
√
3
Destri
0
0
2
2
2
6
60
√
4
Elsa Aulia P
2
0
2
0
2
6
60
√
5
Fera Wati
2
0
2
0
2
6
60
√
6
Beatrix
0
2
0
2
2
6
60
√
7
Imelda
0
2
2
2
2
8
80
√
8
Indriani
0
2
2
2
2
8
80
√
9
Max Prianto
1
2
1
2
0
6
60
√
10
Miske
2
2
1
0
1
6
60
√
11
Chikal
2
1
0
1
1
5
50
√
12
Novia Eka C
2
2
0
2
0
6
60
√
13
Nuradillah
1
1
1
0
2
5
50
√
14
Olan Febrian
2
1
0
0
2
5
50
√
15
Suryani
2
2
2
1
1
6
60
√
16
Viola Octavia
2
2
2
2
2
10
100
17
Yulin
1
1
2
2
1
6
60
√
18
Julfisda
2
1
1
0
1
5
50
√
19
Yeski Olivia
2
0
2
2
2
8
80
√
20
Marcel
0
2
2
2
2
8
80
√
Jumlah Skor
25
27
28
26
29
135
1350
7
13
40
40
40
40
40
200
2000
45%
65%
67,50%
67,50%
Jumlah Skor
Maksimum
Nilai Rata-Rata (Daya Serap Klasikal)
√
12
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Tabel 6. Rekapitulasi hasil evaluasi siklus I
No
Aspek yang diperoleh
Hasil
1
Skor tertinggi
100
2
Skor terendah
50
3
Skor rata-rata (daya serap klasikal)
67,50%
4
Banyaknya siswa yang tuntas
7
5
Persentase ketuntas klasikal
45%
(5) Refleksi Tindakan Siklus I
Dari hasil pelaksanaan tindaka siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan dan kelebihan yang dapat terlihat dari hasil tindakan siklus I
serta hasil observasi aktifitas guru dan siswa. Adapun kekurangan dan
kelebihan yang terdapat pada siklus I yaitu:
a. Kekurangan
a) Siswa belum memahami model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b) Siswa masih kurang aktif bekerja sama dalam kelompok.
c) Kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan dan menyanggah
pertanyaan pada saat diskusi kelompok.
b. Kelebihan
a) Siswa antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
b) Rasa percaya diri siswa telah nampak dalam hal persentase kelompok.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti harus tetap mempertahankan
kelebihan yang ada dan mengurangi kekurangan pada siklus berikutnya.
1) Siklus II
Pelaksanaan
siklus
II
tidak
jauh
berbeda
dengan
pelaksanaan
pembelajaran siklus I, hanya saja ada beberapa hal yang dianggap kurang
pada siklus I diperbaiki di siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang
ingin dicapai. Hasil yang siperoleh pada siklus ini dikumpulkan kemudian
dianalisis. Hasilnya digunakan untuk menetapkan suatu kesimpulan.
(1) Perencanaan Tindakan Siklus II
13
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada siklus I, maka kegiatan
yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah:
a.
Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
b.
Mempersiapkan alat/media yang berhubungan dengan materi pelajaran
c.
Mempersiapkan lembar observasi (guru dan siswa)
d.
Mempersiapkan tes yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
(2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan dengan 2 x pertemuan di kelas, yaitu 1x
pertemuan untuk pembentukan kelompok dan kegiatan belajar mengajar, dan
1x pertemuan untuk persentase kelompok dan tes akhir tindakan siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 10
Oktober 2014 dan 11 Oktober 2014 tahap pada tindakan ini yaitu tahap
pendahuluan, tahap inti, dan tahap akhir, dengan uraian sebagai berikut:
Tahap Pendahuluan
a) Mengucapkan salam dan berdoa
b) Memberi motivasi belajar pada siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Menyediakan alat/media yang dibutuhkan
Tahap Inti
Tahapan inti (pertemuan I)
Pada tahap inti ini, guru menjelaskan materi pokok tentang gejalagejala alam serta perilaku masyarakat dan peristiwa alam yang ada disekitar.
Untuk memotivasi siswa agar antusis mengikuti pelajaran, maka peserta
didik diminta menyebutkan gejala-gejala alam yang dapat mempengaruhi
lingkungan
alam
yang
ada
disekitar.
Guru
membagikan
materi
pembelajaran kepada tiap kelompok ahli untuk dibahas dan dipelajari secara
bersama-sama, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada
guru atau teman-temannya tentang hal-hal yang belum jelas dan belum
dimengerti, kemudia siswa bekerjasama dalam kelompok ahli ,
14
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Kegiatan Inti (Pertemuan II)
Pada tahapan inti (pertemuan II) ini, semua siswa yang ada pada
kelompok ahli kembali ke kelompok sebelumnya yakni kelompok asal, setiap
siswa yang ada pada kelompok ahli menjelaskan kepada semua anggota
kelompoknya (kelompok asal) sehubungan dengan materi pembelajaran yang
dipelajarinya
dikelompok
ahli, kemudian
setiap
kelompok
melakukan
presentasi kelompok dan membuat kesimpulan pembelajaran.
a. Kegiatan Akhir
a) Meminta siswa mengerjakan tes yang diberikan
b) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai
tertinggi.
(3) Observasi Tindakan Siklus II
Observasi Aktifitas Guru
Hasil observasi aktifitas guru pada siklus II ini dapat di lihat pada
tabel berikut.
Tabel 5. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus II
Bagian
Aspek yang diamati
Pembuatan
rencana
pelaksanaan
Skor
pembelajaran
(RPP)
Persiapan
Kegiatan
Awal
Penyiapan alat dan bahan pembelajaran
3
Penampilan penyaji
4
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
Memotivasi siswa
4
Menjelaskan
cara
belajar
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kegiatan Inti
3
3
Membentuk kelompok siswa (kelompok asal)
3
Membentuk kelompok ahli
3
Membagikan
materi
pembelajaran
membimbing siswa belajar di kelompok ahli
dan
3
15
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
3
Membimbing siswa kembali ke kelompok asal
dan menjelaskan menjelaskan materi pelajaran
4
yang diterimanya dikelompok ahli
Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa baik
Kegiatan
Akhir
secara individu maupun kelompok
Memberikan
upaya
penghargaan
maupun
hasil
kepada
belajar
siswa
baik
individu
dan
4
3
kelompok
Jumlah Skor Perolehan
48
Skor Maksimal
52
Nilai Rata-Rata
92,30%
Persentase nilai rata-rata (NR) =
2
x 100% = 92,30% ( Kriteria : Sangat Baik )
Data pada tabel di atas menunjukan jumlah skor yang diperoleh saat
obserfasi adalah 48 dari skor maksimal 52, dan persentase rata-rata 92,30%
dengan kriteria rata-rata sangat baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai
indikato yang telah ditetapkan, sehingga pada siklus ini peneliti dikatakan
berhasil atau penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inp
Sintuwu Kecamatan Palolo. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan
sebagai berikut:
(a) Melaksanakan
rencana
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
(b) Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan
kepada siswa
(c) Memotivasi siswa selama pelajaran dengan melatih siswa berinteraksi
dengan guru dan teman-temannya dalam model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw untuk mempertanggung jawabkan hasil tugas yang diberikan.
16
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
(d) Membimbing
siswa
yang
masih
kesulitan
dalam
pelajaran
IPS
khususnya dalam menyelesaian tugas dengan baik dan benar.
(e) Mengarahkan siswa membuat kesimpulan materi berdasarkan hasil kerja
kelompok.
Observasi Aktivitas Siswa
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran dikelas dilakukan dengan
cara mengisi lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan. Hasil
observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 6. Hasil observasi aktifitas siswa siklus II
No
Nama Siswa
1
Indikator yang Diamati
NR
Kriteria
4
3,5
Sangat Baik
4
4
3,7
Sangat Baik
3
3
3
2,8
Sangat Baik
2
2
3
4
2,6
Baik
3
2
2
3
4
2,6
Baik
3
3
2
2
4
4
3,0
Baik
4
4
3
3
4
4
4
3,7
Sangat Baik
3
4
3
3
4
4
4
4
3,6
Sangat Baik
3
3
4
3
2
2
2
3
3
2,7
Baik
Miske
3
3
4
3
2
3
3
4
4
3,2
Sangat Baik
11
Chikal
3
3
4
3
3
3
2
4
4
3,2
Sangat Baik
12
Novia Eka C
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3,3
Sangat Baik
13
Nuradillah
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3,2
Sangat Baik
14
Olan Febrian
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2,5
Baik
15
Suryani
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3,6
Sangat Baik
16
Viola Oktavia
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3,7
Sangat Baik
17
Yulin
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3,3
Sangat Baik
18
Julvisda
3
3
4
3
3
2
3
4
4
3,2
Sangat Baik
19
Yeski Olivia
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3,7
Sabgat Baik
20
Marsel
3
3
4
3
2
4
2
3
4
3,1
Sangat Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Alya Riskina P
3
3
4
3
3
4
4
4
2
Arif Muammar
3
4
4
3
4
4
4
3
Destri
3
3
4
3
2
2
4
Elsa Aulia P
3
2
3
2
3
5
Fera Wati
3
2
3
3
6
Beatrix
3
2
4
7
Imelda
3
3
8
Indriani
4
9
Max Prianto
10
17
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Jumlah Skor
64,2
Nilai Rata-Rata
3,21
Sangat Baik
Dengan pemberian tugas yang dikerjakan secara kelompok dapat
menumbuhkan kreatifitas dan kebiasaan siswa untuk melakukan serangkaian
latihan dan kegiatan belajar sekaligus untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, seorang
guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan menguasai jenis, teknik,
dan
prosedur,
tetapi
yang
perlu
juga
diperhatikan
adalah
mampu
menciptakan suasana kelas yang aman dan menyenangkan. Dalam artian
siswa tidak merasa tegang dalam menerima pelajaran, sehingga dapat
mengekspresikan kemampuan lisannya. Selain itu, semangat dan antusias
yang tinggi harus juga ada pada diri seorang guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Hasil evaluasi siklus II
Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selanjutnya memberikan tes hasil belajar
yang merupakan akhir tindakan siklus II. Hasil analisis tes hasil belajar
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Hasil analisis tes formatif siswa siklus II
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
2
2
2
2
2
Jumlah
Daya
skor
Serap %
Ketuntasan
Y
1
Alya Riskina P
0
2
2
2
2
8
80
√
2
Arif Muammar
2
2
2
2
2
10
100
√
3
Destri
2
0
2
2
2
8
80
√
4
Elsa Aulia P
2
1
2
1
2
8
80
√
5
Fera Wati
2
0
2
0
2
6
60
6
Beatrix
0
2
1
2
2
7
70
√
7
Imelda
1
2
2
2
2
9
90
√
8
Indriani
1
2
2
2
2
9
90
√
9
Max Prianto
1
2
1
2
0
6
60
T
√
√
18
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
10
Miske
2
2
2
2
1
9
90
√
11
Chikal
2
2
0
2
1
7
70
√
12
Novia Eka C
2
2
1
2
0
7
70
√
13
Nuradillah
2
1
2
2
2
9
90
√
14
Olan Febrian
2
1
0
0
2
5
50
15
Suryani
2
2
2
1
2
9
90
√
16
Viola Octavia
2
2
2
2
2
10
100
√
17
Yulin
1
1
2
2
1
7
70
√
18
Julfisda
2
1
1
2
2
8
80
√
19
Yeski Olivia
2
1
1
2
2
8
80
√
20
Marcel
1
1
2
2
2
8
80
√
Jumlah Skor
31
29
31
34
33
158
1580
17
3
40
40
40
40
40
200
2000
85%
15%
79,00%
79,00%
Jumlah Skor
Maksimum
Nilai Rata-Rata (Daya Serap Klasikal)
√
Tabel 8. Rekapitulasi hasil evaluasi siklus I
No
Aspek yang diperoleh
Hasil
1
Skor tertinggi
100
2
Skor terendah
50
3
Skor rata-rata (Daya Serap Klasikal)
79,00%
4
Banyaknya siswa yang tuntas
17
5
Persentase ketuntas klasikal
85%
Skor rata-rata pada siklus II ini menunjukan peningkatan dari hasil
belajar siswa pada siklus I yaitu 67,50% menjadi 79.00%. Persentase
ketuntasan klasikal
yang diperoleh sebesar 85%,
nilai
tersebut
telah
mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah
sebesar 70%.
a) Refleksi Tindakan Siklus II
Adapun hasil refleksi pada suklus II adalah:
19
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
(1) Aktifitas belajar siswa semakin meningkat hal ini dilihat dari lembar
observasi dengan kriteria baik pada setiap item penilaian.
(2) Penerapan model pembelajan kooperatif tipe jigsaw dalam proses
pembelajaran pada siklus II ini lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran siklus I.
(3) Ketercapaian
bahwa
indikator
penerapan
meningkatkan
hasil
dari
beberapa aspek
model
pembelajaran
belajar
siswa
kelas
penilaian
kooperatif
IV
SD
membuktikan
tipe
jigsaw
inpres
Sintuwu
Kecamatan Palolo pada pelajaran IPS.
Pembahasan
Berdasarkan
uraian
hasil
penelitian
tampak
bahawa
penelitian
tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan
siswa serta analisis penilaian hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pada
indikator keberhasilan penelitian. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat melatih peserta didik melaksanakan serangkaian kegiatan
agar menemukan pengalaman belajarnya sendiri, dan selanjutnya akan
mendorong tumbuhnya sikap tekun, teliti, dan kreatif. Selain itu dapat juga
mendorong perkembangan sikap dan kemampuan peserta didik dalam
memikirkan dan menghadapi suatu permasalahan secara bersama-sama.
Hasil ketuntasan klasikal yang dicapai pada tes akhir tindakan siklus
I adalah 45% atau terdapat 7 dari 20 orang siswa yang tuntas. Sementara
hasil yang di peroleh dari akhir tindakan siklus II lebih baik dari pada
hasil siklus I yaitu 85% atau terdapat 17 dari 20 orang siswa yang tuntas.
Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
siklus I dapat diperbaiki. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil yang
signifikan sebesar 40%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar
siswa
pada
pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe
IPS
dapat
terjadi
karena
penerapan
model
jigsaw. Sehubungan dengan uraian tersebut
20
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
maka dapat dikatakan bahwa peluang keberhasilan belajar siswa, khususnya
dalam mata pelajaran IPS tidak hanya dapat dimiliki oleh siswa yang
berkemampuan tinggi saja tetapi dapat juga dimiliki oleh siswa yang
berkemampuan sedang bahkan rendah. Sehingga untuk memperoleh hasil
pembelajaran yang optimal maka dalam proses pembelajaran semestinya
menggunakan model pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa
secara maksimal. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat
mengaktifkan
siswa
baik
secara
mental
maupun
fisik
dalam
menguasai materi pelajara. Selain itu siswa akan lebih mudah menguasai
materi
pelajaran
termotivasi
dan
untuk
dapat
belajar
mengembangkan
dan
berlatih
sikap
dalam
ingin
tahu,
memecahkan
serta
suatu
permasalahan mengenai materi yang dipelajari.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah:
1.
Penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD
Inp Sintuwu Kecamatan Palolo.
2.
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh nilai 51,92% (kategori
cukup), dan pada siklus II diperoleh nilai 92,30% (kategoro sangat
baik).
Sedangkan
hasil
observasi
aktivitas
siswa
pada
siklus
I
memperoleh nilai 2,00 (kategori cukup) dan pada siklus II memperoleh
nilai 3,21 (kategori sangat baik).
3.
Persentase ketuntasan belajar klasikal pada hasil tes awal tindakan
hanya mencapai 15% dengan rata-rata daya serap individu hanya 52,00
%. Hasil belajar pada siklus I, diperoleh persentase ketuntasan belajar
klasikal 45% dengan rata-rata daya serap inidividu 67,50 %, sedangkan
hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dengan
persentasi ketuntasan belajar klasikal mencapai 85 % dengan rata-rata
21
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
daya serap individu 79,00 % nilai tersebut telah mencapai persentase
ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 70%.
Saran
1. Dalam pembelajaran IPS dikelas IV SD Inp Sintuwu Kecamatan Palolo,
siswa diharapkan lebih aktif dalam memahami konsep yang di pelajari.
2. Dalam proses belajar mengajar di kelas disarankan untuk menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar proses belajar lebih
efektif dan variatif.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak hanya dapat di
terapkan untuk mata pelajaran IPS saja, tetapi dapat pula di terapkan
pada mata pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anita,Sri. dkk. 2008. Strategi pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Sevisi V. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Anifa. 2011. Penerapan
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Jigsaw
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V SD Negeri I Wani.
Skripsi. Tidak diterbitkan. UNTAD. Palu
Daryanto & Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media
Jaeng, Maxinus. 2009. Belajar Dan Pembelajaran Matematika. Palu. FKIP
Untad
Muslich. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Action Research Classroom).
Jakarta: PT Raja Grafindo
Nurfaidah. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kegiatan
Ekonomi Penduduk Pelajaran IPS Melalui Pembelajaran Jigsaw
Pada Siswa
Kelas IV SDN
Lasoani. Skripsi. Tidak diterbitkan.
UNTAD. Palu
Slameto. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
22
ISSN 2354-614X
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pendekatan
Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas IV di SD Inpres Sintuwu
Mau’izah
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Inp Sintuwu kecamatan
Palolo. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Inpres Sintuwu dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Rancangan penelitian
mengikuti tahap penelitian yang mengacu pada modifikasi diagram
Kemmis dan Mc Tagart, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) Refleksi. Hasil penelitian pra tindakan
diketahui hanya terdapat 3 dari 20 orang siswa yang tuntas atau ratarata ketuntasan klasikal 15% dengan ketuntasan individu 52,00%. Hasil
tindakan siklus I terdapat 7 dari 20 orang siswa yang tuntas atau ratarata ketuntasan klasikal 45%ndengan ketuntasan individu 67,50%,
sedangkan hasil akhir tindakan siklus II terdapat 17 dari 20 siswa yang
tuntas atau rata-rata ketuntasan klasikal 85% dengan ketuntasan individu
79,00 %. Hasil observasi aktivitas guru siklus I memperoleh persentase
rata-rata 51,92% dengan kriteria cukup sedangkan hasil observasi
aktivitas guru siklus II memperoleh persentase rata-rata 92,30% dengan
kriteria sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa memperoleh nilai
rata-rata 2,00 dengan kriteria cukup sedangkan hasil observasi aktivitas
siswa siklus II memperoleh nilai rata-rata 3,21 dengan kriteria sangat
baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di SD Inp Sintuwu
kecamatan palolo
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
I.
PENDAHULUAN
Tujuan pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar adalah agar
peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar
yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan
1
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
sosial (IPS) juga membahas hubungan antar manusia dengan lingkungannya
yaitu lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang
sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan
yang ada dan terjadi dilingkungan sekitarnya (Depdiknas 2006)
Namun karena mata pelajaran IPS ini sarat dengan muatan yang
harus disampaikan kepada siswa dan dengan waktu pembelajaran yang
sangat singkat. Guru mengalami beberapa kesulitan dalam penyampaian
materi pembelajaran. Berbagai cara telah dilakukan oleh guru untuk membantu
siswa dalam
memperoleh
hasil
yang
maksimal
dalam
belajar, seperti
pemilihan metode pembelajaran, strategi pembelajaran, buku ajar dan berbagai
model pembelajaran yang tepat. Namun semua itu belum menunjukan hasil
yang diharapkan. Kondisi ini menyebabkan hasil belajar siswa khususnya
mata pelajaran IPS masih sangat kurang. Pernyataan ini dibuktikan dengan
nilai rata-rata pembelajaran IPS kelas IV SD Inpres Sintuwu Kecamatan
Palolo pada semester I tahun ajaran 2013/2014, yaitu nilai daya serap
individu hanya mencapai 60 atau daya serap klasikal hanya mencapai 65%,
nilai tersebut belum mencapai KKM yang diterapkan disekolah yaitu 70.
Jika proses pembelajaran tetap seperti kondisi di atas dikhawatirkan
tidak akan tercapai hasil belajar siswa, yang selanjutnya akan berdampak
pada kualitas kelulusan sekolah tersebut, hal ini secara otomatis akan
menabah beban bagi orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Selain itu
tuntutan kurikulum yang hanya mengandalkan buku panduan. Guru masih
menyampaikan
materi dari
buku
panduan
saja
sehingga
upaya
untuk
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar ini masih kurang.
Ditambah lagi perhatian orang tua terhadap anak-anaknya juga masih sangat
kurang. Ini dilihat dengan banyaknnya siswa yang tidak mengajarkan PR
dan selain itu orang tua siswa juga hanya menitik beratkan pelajaran atau
latihan membaca, menulis dan menghitung dirumah.
Dengan permasalahan di atas membutuhkan suatu upaya perbaikan
dalam prose belajar mengajar yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
kooperatif
tipe
jigsaw, yang
mana
model
pembelajaran
kelebihan antara lain, para siswa bekerja sama
untuk saling membantu
dalam
ini
memiliki
kelompok kecil
melalui penggunaan kelompok kecil. Siswa juga
diharapkan mampu menyusuaikan diri, menyeimbangkan pikiran, pendapat
dan
tenaga
untuk
kepentingan
bersama, sehingga
mencapai
tujuan
pembelajaraan bersama. Dengan model pembelajaraan ini diharapkan siswa
lebih efektif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam rangka lebih
menguasai materi pelajaran yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penilitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS
Kelas IV di SD Inpres Sintuwu Kecamatan Palolo” sebagai salah satu
alternatif pembelajaran yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Yang dilakukan
bersiklus perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang
mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart seperti yang terlihat pada gambar 2. Desain ini
terdiri dari dua siklus yang setiap siklus terdiri dari, 1) Perencanaan
tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi (Suharsimi
Arikunto 2002:84).
3
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Keterangan:
0 : orientasi/pra tindakan
1 : rencana sikus I
2 : pelaksanaan siklus I
3 : observasi siklus I
4 : refleksi siklus I
5 : rencana siklus II
6 : pelaksanaan siklus II
7 : observasi siklus II
8 : refleksi siklus II
a : siklus I
b : siklus II
Gambar 1. Gambar alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc
Taggar
Penelitian ini dilaksanaan dikelas IV SD Inpres Sintuwu, yang
menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun ajaran 2013/2014
dengan jumlah
siswa
adalah
20 orang yang terdiri dari 5 orang siswa
laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Jenis data yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data
penelitian ini adalah guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Tes
Dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir, yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
setiap siklus.
2. Observasi
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui
seluruh kegiatan pembelajaran yang lebih difokuskan pada pengamatan
mengenai aktivitas guru dan siswa.
Teknik Analisis Data
1. Analisis data kuantitatif
a. Daya Serap Individual
DSI =
�
X 100
4
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Keterangan:
DSI
: Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
R
: Skor perolehan
SM
: Skor maksimum
b. Ketuntasan Belajar Klasikal
��� = ∑�
×
∑�
Keterangan:
KBK
: Ketuntasan belajar klasikal
∑N
: Banyaknya siswa yang tuntas
∑S
: Banyaknya seluruh siswa
Analisis Data Kualitatif
Untuk kegiatan pada analisis data kualitatif yang mengikuti konsep
Milles dan Hubarman dalam Muslich (2010:91) memiliki
tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Mereduksi data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan penyeleksian data yang
telah diperoleh mulai dari awal sampai akhir pengumpulan data.
2.
Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana
kedalam tabel, sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
3. Penyimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dan disajikan pada
tahap penyajian data.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
observasi
awal
di
temukan
bahwa
proses
pembelajaran yang diterapkan di SD Inp Sintuwu masih menggunakan
pembelajaran yang konvensional (metode ceramah) yang dalam hal ini proses
pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga situasi dalam kegiatan
belajar
mengajar
masih
belum
produktif. Sehingga
siswa-siswi
lebih
cenderung mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
5
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Oleh karena itu pembelajaran yang ingin kita gunakan adalah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Yang mana dalam hal ini proses
pelaksanaannya dengan mengelompokan siswa kedalam beberapa kelompok
yang dipilih secara heterogen.
Dalam
tahapan
ini
untuk
mengetahui
kemampuan
awal
siswa
terhadap pelajaran IPS yang telah diajarkan, peneliti memberikan tes awal
sebanyak 5 soal isian. Adapun hasil nilai tes awal.
Tabel 1. Hasil nilai tes pra tindakan
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
2
2
2
2
2
Jumlah
Daya
skor
Serap %
Ketuntasan
Y
T
√
1
Alya Riskina P
1
2
1
2
2
8
80
2
Arif Muammar
1
1
1
2
1
6
60
√
3
Destri
0
0
1
1
1
3
30
√
4
Elsa Aulia P
1
0
1
1
1
4
40
√
5
Fera Wati
0
0
1
1
1
3
30
√
6
Beatrix
1
1
1
1
2
6
60
7
Imelda
1
1
0
1
2
5
50
√
8
Indriani
1
1
1
1
2
6
60
√
√
9
Max Prianto
0
0
1
1
1
3
30
√
10
Miske
1
0
1
1
2
5
50
√
11
Chikal
1
0
1
1
2
5
50
√
12
Novia Eka C
1
0
1
1
2
5
50
√
13
Nuradillah
1
1
0
2
2
6
60
√
14
Olan Febrian
0
0
1
2
1
4
40
√
15
Suryani
0
1
1
1
2
5
50
√
16
Viola Octavia
1
1
1
2
2
7
70
17
Yulin
1
0
1
1
2
5
50
√
18
Julfisda
1
1
0
1
2
5
50
√
19
Yeski Olivia
1
1
1
2
2
7
70
20
Marcel
0
1
1
2
2
6
60
√
√
√
6
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Maksimum
14
12
17
28
34
104
1040
40
40
40
40
40
200
2000
52,00 %
52,00 %
Nilai Rata-Rata (Daya Serap Klasikal)
15%
Tabel 2. Rekapitulasi hasil nilai tes pra tindakan
No
Aspek yang diperoleh
1
Skor tertinggi
2
Skor terendah
3
Skor rata-rata (daya serap klasikal)
4
Banyaknya siswa yang tuntas
5
Persentase ketuntas klasikal
Dilihat dari hasil nilai rata-rata tes
pra
Hasil
80
30
52,00%
3
15%
tindakan, peneliti
menjadikanya sebagai acuan dalam membentuk kelompok kooperatif yang
heterogen. Didalam
kelompok tersebut
siswa
dikelompokan berdasarkan
tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, dan rendah.
1) Siklus I
Tindakan siklus I dilakukan dengan 2 x pertemuan di kelas, yaitu 1x
pertemuan untuk tes awal dan pembentukan kelompok, dan 1x pertemuan
untuk kegiatan belajar mengajar dan tes akhir tindakan.
Data hasil observasi yang diperoleh dari hasil observasi guru dalam
proses belajar mengajar dari awal sampai akhir pembelajaran meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, dan suasana kelas
dalam
proses
pembelajaran
berlangsung, dan
memiliki
skor
penilaian
berbeda-beda dari setiap aspek-aspek yang diamati.
(1) Perencanaan
Pada siklus I ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan pokok bahasan
b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
c. Mempersiapkan alat/media yang berhubungan dengan materi pelajaran
d. Mempersiapkan lembar observasi
e. Mempersiapkan tes yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
7
85
%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
(2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 03
Oktober
dan
04
Oktober 2014. Tahapan
tindakan
ini
yaitu
tahapan
pendahuluan, tahapan inti, dan tahapan akhir, dengan uraian sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dan berdoa
b) Memberi motivasi belajar pada siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Menyediakan alat/media yang dibutuhkan
b. Kegiatan Inti
a) Kegiatan Inti (Pertemuan I)
Pada
tahap
inti
ini, guru
menjelaskan
materi
pokok
tentang
kenampakan alam yang ada disekitar. Untuk memotivasi siswa agar antusis
mengikuti pelajaran, maka peserta didik diminta menyebutkan bentuk-bentuk
kenampakan alam yang ada disekitar. Kemudian guru menjelaskan cara
belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok yang disebut kelompok asal. Guru kemudian
membagi lagi siswa-siswa yang ada pada tiap kelompok asal dan selanjutnya
bergabung membentuk kelompok ahli.
b) Kegiatan Inti (Pertemuan II)
Pada tahapan inti (pertemuan II) ini, guru membagikan materi
pembelajaran kepada tiap kelompok ahli untuk dibahas dan dipelajari secara
bersama-sama, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang halhal yang belum jelas dan belum dimengerti, setelah siswa belajar pada kelompok
ahli, kemudian para siswa yang ada pada kelompok ahli kembali ke kelompok
sebelumnya yakni kelompok asal, setiap siswa yang ada pada kelompok asal
menjelaskan kepada semua anggota kelompoknya sehubungan dengan materi
pembelajaran
kelompok
yang
melakukan
dipelajarinya
presentasi
di
kelompok
kelompok
dan
ahli, kemudian
setiap
membuat kesimpulan
pembelajaran.
8
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
c)
Kegiatan Akhir
a)
Meminta siswa mengerjakan tes yang diberikan
b) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai tertinggi.
(3) Observasi Tindakan Siklus I
Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi
aktifitas
guru
dan
observasi
aktifitas
siswa
pada
saat
pembelajaran
berlangsung.
a.
Observasi Aktifitas Guru
Lembar
untuk
melihat
observasi
kesesuaian
aktifitas
guru
pelaksanaan
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil
digunakan
pembelajaran
dengan
dengan
tujuan
rencana
observasi aktifitas guru dapat
di lihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus I
Bagian
Aspek yang diamati
Skor
Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
Persiapan
Kegiatan
Awal
Penyiapan alat dan bahan pembelajaran
2
Penampilan penyaji
2
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2
Memotivasi siswa
2
Menjelaskan
cara
belajar
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kegiatan Inti
3
2
Membentuk kelompok siswa (kelompok asal)
2
Membentuk kelompok ahli
1
Membagikan
materi
pembelajaran
dan
membimbing siswa belajar di kelompok ahli
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Membimbing siswa kembali ke kelompok asal
2
2
2
9
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
dan menjelaskan menjelaskan materi pelajaran
yang diterimanya dikelompok ahli
Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa baik
Kegiatan
Akhir
secara individu maupun kelompok
3
Memberikan penghargaan kepada siswa baik
upaya
maupun
hasil
belajar
individu
dan
2
kelompok
Jumlah Skor Perolehan
27
Skor Maksimal
52
Nilai Rata-Rata
51,92%
Persentase nilai rata-rata (NR) =
2
2
x 100% = 51,92% ( Kriteria : Cukup )
Data pada tabel di atas menunjukan jumlah skor yang diperoleh
saat obserfasi adalah 27 dari skor maksimal 52, dan persentase rata-rata
51,92% dengan kriteria rata-rata cukup. Skor 27 dari jumlah skor setiap
item atau aspek penilaian yang berjumlah
13 item. Sedangkan skor
maksimal 52 diperoleh dari skor maksimal masing-masing item atau 4
dikalikan dengan jumlah aspek penilaian yaitu 13 item.
b. Observasi Aktivitas Siswa
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran dikelas dilakukan dengan
cara mengisi lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan. Hasil
observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4. Hasil observasi aktifitas siswa siklus I
No
Nama Siswa
1
Indikator Yang Diamati
NR
Kriteria
2
2,6
Baik
3
3
2,4
Baik
2
3
2
1,8
Cukup
1
1
3
2
2,0
Cukup
1
2
2
2
1,6
Cukup
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Alya Riskina P
2
3
4
3
3
2
3
2
2
Arif Muammar
2
3
3
3
2
1
3
3
Destri
1
2
2
2
2
1
4
Elsa Aulia P
1
3
3
2
2
5
Fera Wati
1
2
1
2
2
10
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
6
Beatrix
2
3
1
2
1
1
1
1
2
1,5
Cukup
7
Imelda
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
8
Indriani
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
9
Max Prianto
1
2
1
1
2
1
2
2
2
1,5
Cukup
10
Miske
2
3
3
2
1
1
2
3
2
2,1
Baik
11
Chikal
2
3
3
2
1
1
1
2
2
1,8
Cukup
12
Novia Eka C
2
2
3
1
2
1
1
2
2
1,7
Cukup
13
Nuradillah
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
14
Olan Febrian
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1,5
Cukup
15
Suryani
2
3
3
2
2
1
2
3
2
2,2
Baik
16
Viola Oktavia
2
3
4
3
3
1
3
4
2
2,7
Baik
17
Yulin
2
1
2
2
2
1
1
3
2
1,7
Cukup
18
Julvisda
2
2
3
2
2
1
1
2
1
1,7
Cukup
19
Yeski Olivia
2
3
4
3
3
2
2
4
2
2,7
Baik
20
Marsel
2
3
3
1
2
1
1
3
2
2,0
Cukup
Jumlah Skor
40,1
-
Nilai Rata-Rata
2,00
Cukup
Berdasarkan
menunjukan
hasil
observasi
aktifitas
siswa
pada
tabel
diatas
rata-rata 2,00 dengan kriteria cukup. Hasil yang diperoleh
belum mencapai indikator yang telah ditetapkan, namun masih ada aspek
penilaian yang masih diberi nilai cukup (2) atau masih perlu ditingkatkan,
sehingga penelitin merasakan perlu untuk melanjutkan penelitian pada tahap
berikutnya yaitu siklus II.
(4) Hasil Evaluasi Siklus I
Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selanjutnya memberikan tes hasil
belajar yang merupakan akhir tindakan siklus I. Tes hasil belajar yang
diberikan dalam bentuk tes uraian dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor
dan skor masing-masing soal adalah 2 (dua). Hasil analisis tes hasil belajar
siklus I.
11
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Tabel 5. Hasil analisis tes formatif siswa siklus I
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
2
2
2
2
2
Jumlah
Daya
skor
Serap %
Ketuntasan
Y
T
1
Alya Riskina P
0
2
2
2
2
8
80
√
2
Arif Muammar
2
2
2
2
0
10
100
√
3
Destri
0
0
2
2
2
6
60
√
4
Elsa Aulia P
2
0
2
0
2
6
60
√
5
Fera Wati
2
0
2
0
2
6
60
√
6
Beatrix
0
2
0
2
2
6
60
√
7
Imelda
0
2
2
2
2
8
80
√
8
Indriani
0
2
2
2
2
8
80
√
9
Max Prianto
1
2
1
2
0
6
60
√
10
Miske
2
2
1
0
1
6
60
√
11
Chikal
2
1
0
1
1
5
50
√
12
Novia Eka C
2
2
0
2
0
6
60
√
13
Nuradillah
1
1
1
0
2
5
50
√
14
Olan Febrian
2
1
0
0
2
5
50
√
15
Suryani
2
2
2
1
1
6
60
√
16
Viola Octavia
2
2
2
2
2
10
100
17
Yulin
1
1
2
2
1
6
60
√
18
Julfisda
2
1
1
0
1
5
50
√
19
Yeski Olivia
2
0
2
2
2
8
80
√
20
Marcel
0
2
2
2
2
8
80
√
Jumlah Skor
25
27
28
26
29
135
1350
7
13
40
40
40
40
40
200
2000
45%
65%
67,50%
67,50%
Jumlah Skor
Maksimum
Nilai Rata-Rata (Daya Serap Klasikal)
√
12
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Tabel 6. Rekapitulasi hasil evaluasi siklus I
No
Aspek yang diperoleh
Hasil
1
Skor tertinggi
100
2
Skor terendah
50
3
Skor rata-rata (daya serap klasikal)
67,50%
4
Banyaknya siswa yang tuntas
7
5
Persentase ketuntas klasikal
45%
(5) Refleksi Tindakan Siklus I
Dari hasil pelaksanaan tindaka siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan dan kelebihan yang dapat terlihat dari hasil tindakan siklus I
serta hasil observasi aktifitas guru dan siswa. Adapun kekurangan dan
kelebihan yang terdapat pada siklus I yaitu:
a. Kekurangan
a) Siswa belum memahami model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b) Siswa masih kurang aktif bekerja sama dalam kelompok.
c) Kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan dan menyanggah
pertanyaan pada saat diskusi kelompok.
b. Kelebihan
a) Siswa antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
b) Rasa percaya diri siswa telah nampak dalam hal persentase kelompok.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti harus tetap mempertahankan
kelebihan yang ada dan mengurangi kekurangan pada siklus berikutnya.
1) Siklus II
Pelaksanaan
siklus
II
tidak
jauh
berbeda
dengan
pelaksanaan
pembelajaran siklus I, hanya saja ada beberapa hal yang dianggap kurang
pada siklus I diperbaiki di siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang
ingin dicapai. Hasil yang siperoleh pada siklus ini dikumpulkan kemudian
dianalisis. Hasilnya digunakan untuk menetapkan suatu kesimpulan.
(1) Perencanaan Tindakan Siklus II
13
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Setelah dilakukan analisis dan refleksi pada siklus I, maka kegiatan
yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah:
a.
Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
b.
Mempersiapkan alat/media yang berhubungan dengan materi pelajaran
c.
Mempersiapkan lembar observasi (guru dan siswa)
d.
Mempersiapkan tes yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
(2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan dengan 2 x pertemuan di kelas, yaitu 1x
pertemuan untuk pembentukan kelompok dan kegiatan belajar mengajar, dan
1x pertemuan untuk persentase kelompok dan tes akhir tindakan siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 10
Oktober 2014 dan 11 Oktober 2014 tahap pada tindakan ini yaitu tahap
pendahuluan, tahap inti, dan tahap akhir, dengan uraian sebagai berikut:
Tahap Pendahuluan
a) Mengucapkan salam dan berdoa
b) Memberi motivasi belajar pada siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
d) Menyediakan alat/media yang dibutuhkan
Tahap Inti
Tahapan inti (pertemuan I)
Pada tahap inti ini, guru menjelaskan materi pokok tentang gejalagejala alam serta perilaku masyarakat dan peristiwa alam yang ada disekitar.
Untuk memotivasi siswa agar antusis mengikuti pelajaran, maka peserta
didik diminta menyebutkan gejala-gejala alam yang dapat mempengaruhi
lingkungan
alam
yang
ada
disekitar.
Guru
membagikan
materi
pembelajaran kepada tiap kelompok ahli untuk dibahas dan dipelajari secara
bersama-sama, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada
guru atau teman-temannya tentang hal-hal yang belum jelas dan belum
dimengerti, kemudia siswa bekerjasama dalam kelompok ahli ,
14
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Kegiatan Inti (Pertemuan II)
Pada tahapan inti (pertemuan II) ini, semua siswa yang ada pada
kelompok ahli kembali ke kelompok sebelumnya yakni kelompok asal, setiap
siswa yang ada pada kelompok ahli menjelaskan kepada semua anggota
kelompoknya (kelompok asal) sehubungan dengan materi pembelajaran yang
dipelajarinya
dikelompok
ahli, kemudian
setiap
kelompok
melakukan
presentasi kelompok dan membuat kesimpulan pembelajaran.
a. Kegiatan Akhir
a) Meminta siswa mengerjakan tes yang diberikan
b) Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai
tertinggi.
(3) Observasi Tindakan Siklus II
Observasi Aktifitas Guru
Hasil observasi aktifitas guru pada siklus II ini dapat di lihat pada
tabel berikut.
Tabel 5. Hasil observasi aktifitas guru pada siklus II
Bagian
Aspek yang diamati
Pembuatan
rencana
pelaksanaan
Skor
pembelajaran
(RPP)
Persiapan
Kegiatan
Awal
Penyiapan alat dan bahan pembelajaran
3
Penampilan penyaji
4
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
Memotivasi siswa
4
Menjelaskan
cara
belajar
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Kegiatan Inti
3
3
Membentuk kelompok siswa (kelompok asal)
3
Membentuk kelompok ahli
3
Membagikan
materi
pembelajaran
membimbing siswa belajar di kelompok ahli
dan
3
15
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
3
Membimbing siswa kembali ke kelompok asal
dan menjelaskan menjelaskan materi pelajaran
4
yang diterimanya dikelompok ahli
Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa baik
Kegiatan
Akhir
secara individu maupun kelompok
Memberikan
upaya
penghargaan
maupun
hasil
kepada
belajar
siswa
baik
individu
dan
4
3
kelompok
Jumlah Skor Perolehan
48
Skor Maksimal
52
Nilai Rata-Rata
92,30%
Persentase nilai rata-rata (NR) =
2
x 100% = 92,30% ( Kriteria : Sangat Baik )
Data pada tabel di atas menunjukan jumlah skor yang diperoleh saat
obserfasi adalah 48 dari skor maksimal 52, dan persentase rata-rata 92,30%
dengan kriteria rata-rata sangat baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai
indikato yang telah ditetapkan, sehingga pada siklus ini peneliti dikatakan
berhasil atau penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inp
Sintuwu Kecamatan Palolo. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan
sebagai berikut:
(a) Melaksanakan
rencana
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
(b) Menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan
kepada siswa
(c) Memotivasi siswa selama pelajaran dengan melatih siswa berinteraksi
dengan guru dan teman-temannya dalam model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw untuk mempertanggung jawabkan hasil tugas yang diberikan.
16
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
(d) Membimbing
siswa
yang
masih
kesulitan
dalam
pelajaran
IPS
khususnya dalam menyelesaian tugas dengan baik dan benar.
(e) Mengarahkan siswa membuat kesimpulan materi berdasarkan hasil kerja
kelompok.
Observasi Aktivitas Siswa
Aktifitas siswa selama proses pembelajaran dikelas dilakukan dengan
cara mengisi lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan. Hasil
observasi siswa dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 6. Hasil observasi aktifitas siswa siklus II
No
Nama Siswa
1
Indikator yang Diamati
NR
Kriteria
4
3,5
Sangat Baik
4
4
3,7
Sangat Baik
3
3
3
2,8
Sangat Baik
2
2
3
4
2,6
Baik
3
2
2
3
4
2,6
Baik
3
3
2
2
4
4
3,0
Baik
4
4
3
3
4
4
4
3,7
Sangat Baik
3
4
3
3
4
4
4
4
3,6
Sangat Baik
3
3
4
3
2
2
2
3
3
2,7
Baik
Miske
3
3
4
3
2
3
3
4
4
3,2
Sangat Baik
11
Chikal
3
3
4
3
3
3
2
4
4
3,2
Sangat Baik
12
Novia Eka C
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3,3
Sangat Baik
13
Nuradillah
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3,2
Sangat Baik
14
Olan Febrian
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2,5
Baik
15
Suryani
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3,6
Sangat Baik
16
Viola Oktavia
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3,7
Sangat Baik
17
Yulin
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3,3
Sangat Baik
18
Julvisda
3
3
4
3
3
2
3
4
4
3,2
Sangat Baik
19
Yeski Olivia
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3,7
Sabgat Baik
20
Marsel
3
3
4
3
2
4
2
3
4
3,1
Sangat Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Alya Riskina P
3
3
4
3
3
4
4
4
2
Arif Muammar
3
4
4
3
4
4
4
3
Destri
3
3
4
3
2
2
4
Elsa Aulia P
3
2
3
2
3
5
Fera Wati
3
2
3
3
6
Beatrix
3
2
4
7
Imelda
3
3
8
Indriani
4
9
Max Prianto
10
17
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
Jumlah Skor
64,2
Nilai Rata-Rata
3,21
Sangat Baik
Dengan pemberian tugas yang dikerjakan secara kelompok dapat
menumbuhkan kreatifitas dan kebiasaan siswa untuk melakukan serangkaian
latihan dan kegiatan belajar sekaligus untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, seorang
guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan menguasai jenis, teknik,
dan
prosedur,
tetapi
yang
perlu
juga
diperhatikan
adalah
mampu
menciptakan suasana kelas yang aman dan menyenangkan. Dalam artian
siswa tidak merasa tegang dalam menerima pelajaran, sehingga dapat
mengekspresikan kemampuan lisannya. Selain itu, semangat dan antusias
yang tinggi harus juga ada pada diri seorang guru dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Hasil evaluasi siklus II
Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, selanjutnya memberikan tes hasil belajar
yang merupakan akhir tindakan siklus II. Hasil analisis tes hasil belajar
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Hasil analisis tes formatif siswa siklus II
Skor Maksimal
No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
2
2
2
2
2
Jumlah
Daya
skor
Serap %
Ketuntasan
Y
1
Alya Riskina P
0
2
2
2
2
8
80
√
2
Arif Muammar
2
2
2
2
2
10
100
√
3
Destri
2
0
2
2
2
8
80
√
4
Elsa Aulia P
2
1
2
1
2
8
80
√
5
Fera Wati
2
0
2
0
2
6
60
6
Beatrix
0
2
1
2
2
7
70
√
7
Imelda
1
2
2
2
2
9
90
√
8
Indriani
1
2
2
2
2
9
90
√
9
Max Prianto
1
2
1
2
0
6
60
T
√
√
18
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
10
Miske
2
2
2
2
1
9
90
√
11
Chikal
2
2
0
2
1
7
70
√
12
Novia Eka C
2
2
1
2
0
7
70
√
13
Nuradillah
2
1
2
2
2
9
90
√
14
Olan Febrian
2
1
0
0
2
5
50
15
Suryani
2
2
2
1
2
9
90
√
16
Viola Octavia
2
2
2
2
2
10
100
√
17
Yulin
1
1
2
2
1
7
70
√
18
Julfisda
2
1
1
2
2
8
80
√
19
Yeski Olivia
2
1
1
2
2
8
80
√
20
Marcel
1
1
2
2
2
8
80
√
Jumlah Skor
31
29
31
34
33
158
1580
17
3
40
40
40
40
40
200
2000
85%
15%
79,00%
79,00%
Jumlah Skor
Maksimum
Nilai Rata-Rata (Daya Serap Klasikal)
√
Tabel 8. Rekapitulasi hasil evaluasi siklus I
No
Aspek yang diperoleh
Hasil
1
Skor tertinggi
100
2
Skor terendah
50
3
Skor rata-rata (Daya Serap Klasikal)
79,00%
4
Banyaknya siswa yang tuntas
17
5
Persentase ketuntas klasikal
85%
Skor rata-rata pada siklus II ini menunjukan peningkatan dari hasil
belajar siswa pada siklus I yaitu 67,50% menjadi 79.00%. Persentase
ketuntasan klasikal
yang diperoleh sebesar 85%,
nilai
tersebut
telah
mencapai persentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah
sebesar 70%.
a) Refleksi Tindakan Siklus II
Adapun hasil refleksi pada suklus II adalah:
19
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
(1) Aktifitas belajar siswa semakin meningkat hal ini dilihat dari lembar
observasi dengan kriteria baik pada setiap item penilaian.
(2) Penerapan model pembelajan kooperatif tipe jigsaw dalam proses
pembelajaran pada siklus II ini lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran siklus I.
(3) Ketercapaian
bahwa
indikator
penerapan
meningkatkan
hasil
dari
beberapa aspek
model
pembelajaran
belajar
siswa
kelas
penilaian
kooperatif
IV
SD
membuktikan
tipe
jigsaw
inpres
Sintuwu
Kecamatan Palolo pada pelajaran IPS.
Pembahasan
Berdasarkan
uraian
hasil
penelitian
tampak
bahawa
penelitian
tindakan kelas ini secara keseluruhan semua kriteria aktivitas guru dan
siswa serta analisis penilaian hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan pada
indikator keberhasilan penelitian. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat melatih peserta didik melaksanakan serangkaian kegiatan
agar menemukan pengalaman belajarnya sendiri, dan selanjutnya akan
mendorong tumbuhnya sikap tekun, teliti, dan kreatif. Selain itu dapat juga
mendorong perkembangan sikap dan kemampuan peserta didik dalam
memikirkan dan menghadapi suatu permasalahan secara bersama-sama.
Hasil ketuntasan klasikal yang dicapai pada tes akhir tindakan siklus
I adalah 45% atau terdapat 7 dari 20 orang siswa yang tuntas. Sementara
hasil yang di peroleh dari akhir tindakan siklus II lebih baik dari pada
hasil siklus I yaitu 85% atau terdapat 17 dari 20 orang siswa yang tuntas.
Peningkatan ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terjadi pada
siklus I dapat diperbaiki. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil yang
signifikan sebesar 40%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar
siswa
pada
pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe
IPS
dapat
terjadi
karena
penerapan
model
jigsaw. Sehubungan dengan uraian tersebut
20
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
maka dapat dikatakan bahwa peluang keberhasilan belajar siswa, khususnya
dalam mata pelajaran IPS tidak hanya dapat dimiliki oleh siswa yang
berkemampuan tinggi saja tetapi dapat juga dimiliki oleh siswa yang
berkemampuan sedang bahkan rendah. Sehingga untuk memperoleh hasil
pembelajaran yang optimal maka dalam proses pembelajaran semestinya
menggunakan model pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa
secara maksimal. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat
mengaktifkan
siswa
baik
secara
mental
maupun
fisik
dalam
menguasai materi pelajara. Selain itu siswa akan lebih mudah menguasai
materi
pelajaran
termotivasi
dan
untuk
dapat
belajar
mengembangkan
dan
berlatih
sikap
dalam
ingin
tahu,
memecahkan
serta
suatu
permasalahan mengenai materi yang dipelajari.
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah:
1.
Penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD
Inp Sintuwu Kecamatan Palolo.
2.
Hasil observasi aktivitas guru siklus I diperoleh nilai 51,92% (kategori
cukup), dan pada siklus II diperoleh nilai 92,30% (kategoro sangat
baik).
Sedangkan
hasil
observasi
aktivitas
siswa
pada
siklus
I
memperoleh nilai 2,00 (kategori cukup) dan pada siklus II memperoleh
nilai 3,21 (kategori sangat baik).
3.
Persentase ketuntasan belajar klasikal pada hasil tes awal tindakan
hanya mencapai 15% dengan rata-rata daya serap individu hanya 52,00
%. Hasil belajar pada siklus I, diperoleh persentase ketuntasan belajar
klasikal 45% dengan rata-rata daya serap inidividu 67,50 %, sedangkan
hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dengan
persentasi ketuntasan belajar klasikal mencapai 85 % dengan rata-rata
21
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8
ISSN 2354-614X
daya serap individu 79,00 % nilai tersebut telah mencapai persentase
ketuntasan klasikal yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 70%.
Saran
1. Dalam pembelajaran IPS dikelas IV SD Inp Sintuwu Kecamatan Palolo,
siswa diharapkan lebih aktif dalam memahami konsep yang di pelajari.
2. Dalam proses belajar mengajar di kelas disarankan untuk menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar proses belajar lebih
efektif dan variatif.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak hanya dapat di
terapkan untuk mata pelajaran IPS saja, tetapi dapat pula di terapkan
pada mata pelajaran lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anita,Sri. dkk. 2008. Strategi pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Sevisi V. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Anifa. 2011. Penerapan
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Jigsaw
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V SD Negeri I Wani.
Skripsi. Tidak diterbitkan. UNTAD. Palu
Daryanto & Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media
Jaeng, Maxinus. 2009. Belajar Dan Pembelajaran Matematika. Palu. FKIP
Untad
Muslich. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Action Research Classroom).
Jakarta: PT Raja Grafindo
Nurfaidah. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kegiatan
Ekonomi Penduduk Pelajaran IPS Melalui Pembelajaran Jigsaw
Pada Siswa
Kelas IV SDN
Lasoani. Skripsi. Tidak diterbitkan.
UNTAD. Palu
Slameto. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
22